Anda di halaman 1dari 3

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI

BURUK ATAU YANG BERISIKO GIZI BURUK

No. Dokumen : /SOP-/Jks/2022


SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit : 02 Desember 2022
Halaman : 1/3

UPTD
PUSKESMAS
JAKA SETIA Pahmi Leni SKM
MKM
NIP 198205042003122006

Deteksi dini adalah kegiatan penemuan kasus ada tidaknya kelainan


atau kerusakan fisik serta gangguan perkembangan atau perilaku
anak yang melibatkan komponen masyarakat, khususnya orangtua,

1. Pengertian tokoh masyarakat, kader kesehatan dan anggota masyarakat yang


terlatih lainnya serta mengidentifikasi gejala fisik/klinis pada balita
gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk agar dapat dicegah dan
ditangani di fasilitas layanan kesehatan.
1. Tenaga kesehatan mampu memfasilitasi proses persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan kasus
mulai dari tingkat masyarakat.
2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat dilaksanakan
2. Tujuan
dengan melibatkan semua anggota masyarakat.
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi
dini dan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
untuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat.
SK Kepala Puskesmas Nomor : 2741 Tentang Pembentukan Tim
3. Kebijakan Asuhan Gizi

1. PMK NO. 29 Tahun 2019 tentang penanggulangan masalah gizi


bagi anak akibat penyakit.
2. Buku Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada
4. Referensi
Balita Tahun 2019
3. Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak.
5. Prosedur I. Penemuan Kasus
a. Penemuan Kasus aktif, yaitu penemuan kasus oleh masyarakat,
kader atau petugas Kesehatan saat kunjungan rumah atau saat
pelacakan kasus.
b. Penemuan Kasus Pasif, yaitu saat kegiatan pemantauan
pertumbuhan di posyandu atau fasyankes.
c. Balita yang perlu dirujuk ke fasyankes dengan
- Balita mengalami hambatan pertumbuhan
- Balita (6-59 bulan) dengan LILA warna kuning
(11,5 cm -< 12,5 cm) atau warna merah (<11,5 cm)
- Balita (6-59 bulan) dengan LILA warna hijau namun terlihat
sangat kurus
- Bayi < 6 bulan terlalu lemah atau sulit menyusu
d. Bayi/balita yang ditemukan pada saat kunjungan rumah atau
pelacakan kasus dengan
- Balita yang terindikasi hambatan pertumbuhan
- Balita (6-59) bulan dengan LILA 11,5cm -12,5cm
- Balita yang tampak kurus
- Bayi < 6 bulan yang mengalami kesulitan menyusui
disebabkan faktor bayi atau faktor ibu
e. Konfirmasi status gizi
- Balita gizi kurang, disarankan untuk rutin datang ke
posyandu setiap bulan untuk dipantau berat badannya dan
diberikan konseling PMBA.
- Balita gizi buruk tanpa komplikasi medis diberikan
pelayanan rawat jalan
- Balita gizi buruk dengan komplikasi medis diberikan
layanan rawat inap
- Balita < 6 bulan menderita gizi buruk (BB/PB <-3SD ada
edema, terlalu lemah menyusu, BB tidak naik atau BB
turun dan terdapat tanda-tanda komplikasi medis) dan
balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4kg dirujuk k Rs untuk
mendapatkan layanan rawat inap di RS.

-
6. Diagram Alir
(jika
dibutuhkan)

1. Dokter
2. Perawat
3. Tenaga Pelaksana Gizi
4. Bidan
7. Unit Terkait
5. Kader Posyandu
No Yang diubah Isi Perubahan Tgl dimulai diberlakukan

8. Rekaman
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai