Anda di halaman 1dari 6

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA

GIZI BURUK ATAU YANG BERISIKO


GIZI BURUK
No. Dokumen : 440/01/SOP/2022

SOP No. Revisi : 00


Tgl Terbit : 15 Januari 2022
Halaman : 1/3

UPT Puskesmas Ns. Slamet Handoyo S.Kep


Panggul NIP. 197406201997031004

1. Pengertian Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang berisiko
gizi buruk merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan mobilisasi
masyarakat.
Bila kegiatan ini berjalan dengan optimal maka banyak kasus gizi buruk yang
dapat dicegah dan ditangani dengan cepat dan tepat sehingga kondisi mereka
tidak menjadi lebih buruk.
Agar deteksi dini dan rujukan kasus dapat optimal diperlukan kegiatan
penemuan dini aktif dan pasif yang melibatkan semua komponen masyarakat,
khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader dan anggota masyarakat yang
terlatih lainnya.
2. Tujuan 1. Tenaga kesehatan mampu memfasilitasi proses persiapan, pelaksanaan dan
pemantauan deteksi dini dan rujukan kasus mulai dari tingkat masyarakat
2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat dilaksanakan dengan
melibatkan semua anggota masyarakat
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat diteksi dini dan
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mendapatkan
perawatan yang cepat dan tepat

3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPT Puskesmas Panggul Nomor


188.4/091/406.010.01.001/2021 tentang Penetapan Standar Pelayanan
Publik UPT Puskesmas Panggul Kabupaten Trenggalek
2. Permenkes Nomor 29 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Masalah Gizi
Bagi Anak Akibat Penyakit

4. Referensi 1. Buku Pedoman Pencegahan Dan Tata Laksana Gizi Buruk Tahun 2020
2. SOP Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita. Kemenkes.
2020

5. Alat dan Bahan 1. ATK


2. Alat pengukur berat badan (timbangan digital/dacin)
3. Alat pengukur tinggi badan atau panjang badan (microtoise atau
lengthboard)
4. Pita LILA
5. Instrumen pelacakan (Form pelacakan gizi buruk, catatan balita BGM dan
kasus gizi buruk)

6. Langkah- 1. Tenaga kesehatan memberikan pelatihan kepada kader kesehatan tentang


langkah pengukuran antropometri pada balita
2. Kader harus dapat melakukan:
 Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna
 Identifikasi balita yang terlihat sangat kurus
 Identifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
 Identifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
 Identifikasi hambatan pertumbuhan, khususnya untuk kader Posyandu
atau anggota masyarakat lain yang terlibat dalam pemantauan
pertumbuhan (misalnya guru PAUD)
 Rujukan kasus
3. Deteksi dini kasus:
 Secara aktif, dilakukan oleh:
a. Anggota masyarakat, khususnya anggota masyarakat yang terlatih di
setiap waktu dan setiap kesempatan.
b. Kader didampingi oleh petugas Kesehatan, melakukan sweeping dan
kunjungan rumah untuk balita yang tidak hadir pada hari Posyandu.
Deteksi dini dapat dilakukan dengan :
 Menimbang berat badan balita
 Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna
 Mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
 Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
 Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
Balita yang perlu dirujuk:
 Balita yang terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
 Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5 cm - <
12,5 cm) atau warna merah (< 11,5 cm)
 Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna hijau namun terlihat sangat
kurus
 Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema bilateral
 Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
 Secara pasif, saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu atau
titik pemantauan lain (contoh kelas PAUD) dan saat balita berkunjung
ke fasilitas layanan kesehatan (fasyankes).
Deteksi dini dapat dilakukan dengan :
 Mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau berisiko
hambatan pertumbuhan menggunakan grafik pertumbuhan anak di KMS
dan Buku KIA
 Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna untuk semua balita yang datang ke
Posyandu
 Pemeriksaan pitting edema bilateral
 Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
Balita yang perlu dirujuk:
 Balita terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA:
Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis Z-score
Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun secara tajam
Garis pertumbuhan anak terus mendatar, misalnya tidak ada kenaikan
berat badan
 Balita 6–59 bulan dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5 cm - <12,5
cm) atau warna merah (<11,5 cm)
 Balita 6–59 bulan dengan LiLA di warna hijau namun terlihat sangat
kurus
 Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema bilateral
 Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
7. Bagan Alir
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
9. Ruang Terkait  Ruang Pengobatan Umum
 Ruang KIA
 Ruang KB
 Laboratorium
 Ruang pendaftaran
 Ruang Farmasi
 Rawat Inap
 Ruang Konseling

10. Dokumen
Terkait
11. Rekaman No Yang Isi Perubahan Tanggal mulai
Historis diubah diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai