Anda di halaman 1dari 2

SOP DETEKSI DINI GIZI BURUK

No.
:
Dokumen
No. Revisi : 00
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/2
UPTD
PUSKESMAS H. Norsan, SKM, MM
NIP. 19681230 199103 1 007
TAMBELANG

Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang
berisiko gizi buruk merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan
mobilisasi masyarakat. Bila kegiatan ini berjalan dengan optimal maka
banyak kasus gizi buruk yang dapat dicegah dan ditangani dengan cepat
PENGERTIAN dan tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk. Agar
deteksi dini dan rujukan kasus dapat optimal diperlukan kegiatan
penemuan dini aktif dan pasif yang melibatkan semua komponen
masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader dan anggota
masyarakat yang terlatih lainnya.

1. Tenaga kesehatan mampu memfasilitasi proses persiapan,


pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan kasus mulai
dari tingkat masyarakat.
TUJUAN 2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat dilaksanakan
dengan melibatkan semua anggota masyarakat.
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi dini
dan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk
mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat.
Surat Keputusan Kepala Puskesmas Tambelang
KEBIJAKAN

PROSEDUR Alat dan Bahan :

1. Alat Antropometri
2. Tabel z-score
Petugas yang melaksanakan : -

Langkah-langkah :

1. Melakukan pengukuran berat badan dan panjang / tinggi badan balita


yang datang ke posyandu / BKB / PAUD / Puskesmas
2. Kader didampingi oleh petugas Kesehatan, melakukan sweeping dan
kunjungan rumah untuk balita yang tidak hadir pada hari Posyandu.
3. Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan
menggunakan pita LiLA berwarna
4. Identifikasi balita yang terlihat sangat kurus
5. Identifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
6. Identifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
7. Identifikasi hambatan pertumbuhan, khususnya untuk kader

1
Posyandu atau anggota
masyarakat lain yang terlibat dalam pemantauan pertumbuhan
(misalnya guru PAUD)
8. Balita gizi kurang disarankan untuk datang secara rutin ke Posyandu
setiap bulan untuk dipantau berat badannya dan diberikan konseling
PMBA dan konseling pemberian makan sesuai usia anak untuk
mencegah terjadinya gizi buruk
9. Rujukan kasus
10. Pencatatan dan pelaporan
Pemantauan dan supevisi fasilitas
1. Pada masa pandemi COVID-19, pastikan petugas kesehatan
menggunakan APD lengkap dan memperhatikan protokol keamanan
dan kesehatan saat menangani balita, serta memastikan orang tua/
pengasuh menerapkan protokol yang sama saat berkunjung ke
fasilitas pelayanan kesehatan. Minta kader untuk sebelumnya
membuat janji hari dan jam kunjungan balita dan orang tua/ pengasuh
ke fasilitas pelayanan kesehatan. Lakukan pemisahan ruang
pemeriksaan untuk balita yang dirujuk dengan kemungkinan gizi
buruk, gizi kurang atau hambatan pertumbuhan dengan balita sakit
lainnya.
2. Balita yang perlu dirujuk :
a. Balita terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan berdasarkan
grafik pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA:
HAL YANG
b. Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis Z-score
HARUS
c. Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun secara tajam
DIPERHATIKAN
d. Garis pertumbuhan anak terus mendatar, misalnya tidak ada
kenaikan berat badan
e. Balita 6–59 bulan dengan LiLA diwarna kuning (LiLA 11,5 cm -
<12,5 cm) atau warna
merah (<11,5 cm)
f. Balita 6–59 bulan dengan LiLA di warna hijau namun terlihat
sangat kurus
g. Balita yang teridentifikasi adanya pitting 0065dema bilateral
h. Bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
1. Posyandu
UNIT TERKAIT
2. Kader posyandu
3. Bidan Desa
4. Tokoh masyarakat

Rekaman Historis Perubahan

No Yang Diubah Perubahan Diberlakukan Tanggal


1
2
3
4

Anda mungkin juga menyukai