Pendahuluan
Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang berisiko gizi buruk
merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan mobilisasi masyarakat. Bila kegiatan ini
berjalan dengan optimal maka banyak kasus gizi buruk yang dapat dicegah dan ditangani
dengan cepat dan tepat sehingga kondisi mereka tidak menjadi lebih buruk. Agar deteksi dini
dan rujukan kasus dapat optimal diperlukan kegiatan penemuan dini aktif dan pasif yang
melibatkan semua komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader dan
anggota masyarakat yang terlatih lainnya.
Sasaran
SOP ini ditujukan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan kegiatan penemuan dini dan
rujukan serta pendampingan kepada kader dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya.
Langkah-langkah Pelaksanaan
Persiapan Awal
Sebagai awal kegiatan, tenaga kesehatan, kepala daerah, dan pemangku kepentingan
setempat yang terkait melaksanakan kajian masyarakat, yaitu melakukan penilaian kegiatan
mobilisasi masyarakat, termasuk untuk kegiatan deteksi dini kasus oleh anggota masyarakat
terlatih.
Untuk kegiatan deteksi dini dan rujukan masyarakat, komponen yang penting untuk dinilai
adalah:
1. Sumber daya manusia. Siapa saja yang ada dalam wilayah tersebut yang dapat dilatih
dan dapat berperan aktif dalam deteksi dini, contohnya kader Posyandu, kader
dasawisma, guru PAUD, anggota karang taruna, guru kelas pengajian/ guru sekolah
minggu dan anggota masyarakat lain yang berpotensi.
Setelah semua informasi tersebut didapatkan, penting untuk menentukan strategi deteksi dini
dan rujukan kasus berdasarkan informasi tersebut dan membuat kesepakatan bersama antara
semua pemangku kepentingan terkait.
2. Secara pasif, saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu atau titik pemantauan
lain (contoh kelas PAUD) dan saat balita berkunjung ke fasilitas layanan kesehatan
(fasyankes).
Deteksi dini kasus dengan:
• Mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau berisiko hambatan
pertumbuhan menggunakan grafik pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA
• Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan dengan menggunakan
pita LiLA berwarna untuk semua balita yang datang ke Posyandu
• Pemeriksaan pitting edema bilateral
• Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
DIRUJUK BILA:
• Balita yang terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
HASIL PENGUKURAN: • Balita (6–59 bulan) dengan LiLA warna kuning (11,5 - < 12,5
BERAT BADAN TIDAK NAIK cm) atau warna merah (< 11,5 cm)
• Balita (6–59 bulan) dengan LiLA warna hijau, terlihat sangat
BGM kurus
LiLA WARNA KUNING DAN MERAH • Balita dengan pitting edema bilateral
• Bayi < 6 bulan yang mengalami kesulitan menyusu
PUSKESMAS / FASYANKES
(Konfirmasi status gizi buruk dengan pemeriksaan klinis dan antropometri
menggunakan indikator BB/PB atau BB/TB dan atau LiLA)
PMT PEMULIHAN,
PENIMBANGAN RUTIN,
KONSELING PMBA, GIZI BURUK GIZI BURUK DENGAN
KONSELING GIZI TANPA KOMPLIKASI MEDIS: RAWAT INAP
SEIMBANG SESUAI USIA KOMPLIKASI RAWAT INAP DI DI RS
ANAK MEDIS: PUSKESMAS/TFC/RS
RAWAT JALAN
Kader,TOMA,Desa,LSM,dll
Penemuan Kasus Pasif
Pelacakan Kasus
Penemuan Kasus Aktif
Kartu Rujukan
Kartu Rujukan
PUSKESMAS
Tidak Tidak
Membaik Sembuh Membaik Membaik
Membaik
Evaluasi/
Sembuh
Cari Faktor
Penyebabnya
Sembuh Membaik Tidak
(Fase Membaik
Rehabilitasi)