Anda di halaman 1dari 2

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN

BALITA GIZI BURUK


No.Dokumen :
S No. Revisi :
O
P Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD PUSKESMAS Drg.Yudisfira
BUNGA RAYA
NIP: 19850301 201412 2 001
BALUKANG

1. Pengertian Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang
berisiko gizi buruk merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan
mobilisasi masyarakat.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam deteksi dini dan rujukan kasus gizi buruk

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bunga Raya Balukang Nomor :

1) Pedoman Proses Asuhan Gizi Di Puskesmas, Kemenkes RI Tahun


2017
4. Referensi
2) Pedoman Pencegahan Dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada Balita,
Kemenkes RI Tahun 2019
5. Alat dan Bahan 1) Alat :
Alat ukur antropometri (timbangan digital, baby scale, microtoice
atau alat ukur panjang badan bayi, pita LiLA, Lika)
2) Bahan :
a. Form konfirmasi kasus balita gizi buruk
b. Form slip rujukan kasus
6. Langkah- 1. Petugas melakukan penguatan kapasitas kepada masyarakat
langkah terkait dalam deteksi dini dan rujukan kasus, pelatihan yang
diberikan meliputi :
Pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan
dengan menggunakan pita LiLA berwarna, Identifikasi balita yang
terlihat sangat kurus , Identifikasi kemungkinan adanya pitting
edema bilateral, Identifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau
sulit menyusu, Identifikasi hambatan pertumbuhan, khususnya
untuk kader Posyandu atau anggota masyarakat lain yang terlibat
dalam pemantauan pertumbuhan (misalnya guru PAUD), Rujukan
kasus
2. Anggota masyarakat yang telah dilatih bersama kader melakukan
deteksi dini secara aktif dengan cara sweeping atau kunjungan
rumah balita yang tidak datang berkunjung keposyandu pada hari
buka posyandu. Deteksi dini yang dilakukan yaitu dengan cara
a. Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan
dengan menggunakan pita LiLA berwarna
b. Mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus
c. Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral
d. Mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu

3. Petugas melakukan deteksi dini secara pasif pada hari buka


posyandu
4. Petugas melakukan deteksi dini secara menyeluruh yang meliputi
pemeriksaan:
a. Mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau
berisiko hambatan pertumbuhan menggunakan grafik
pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA
b. Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–59 bulan
dengan menggunakan pita LiLA berwarna untuk semua balita
yang datang ke Posyandu
c. Pemeriksaan pitting edema bilateral
d. Mengidentifikasi bayi <6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu
5. Petugas menentukan balita harus dirujuk dengan melihat:
a. Balita terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
berdasarkan grafik pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA :
- Garis pertumbuhan anak memotong salah satu garis Z-score
- Garis pertumbuhan anak meningkat atau menurun secara
tajam
- Garis pertumbuhan anak terus mendatar, misalnya tidak ada
kenaikan berat badan
b. Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna kuning (LiLA 11,5 cm -
< 12,5 cm) atau warna merah (< 11,5 cm)
c. Balita (6–59 bulan) dengan LiLA di warna hijau namun terlihat
sangat kurus
d. Balita yang teridentifikasi adanya pitting edema bilateral
e. Bayi <6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu
6. Petugas melakukan klarifikasi balita gizi buruk yang telah dirujuk di
fasilitas kesehatan
7. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan balita gizi buruk
8. Petugas menentukan balita gizi buruk harus dilakukan rawat inap
atau rawat jalan
9. Petugas melakukan monitoring dan evaluasi pada perawatan balita
gizi buruk
7. Unit Terkait 1) Polik klinik MTBS
2) Polik klinik Umum

Anda mungkin juga menyukai