Anda di halaman 1dari 2

DETEKSI DINI GIZI BURUK

No. Dokumen : 440/2623/XII/2021/PKM-RCB

No. Revisi :1
SOP
Tanggal terbit : 30 Desember 2021

Halaman :1/2

Plt. Kepala Puskesmas Rancabali


Puskesmas Rancabali
Jln. Taman Unyil No. 07
Alamendah, Rancabali dr. Bartolomeus Tarigant
NIP. 19670804 20012 1 003

Deteksi Dini Gizi Buruk adalah kegiatan mendeteksi secara dini masalah gizi pada bayi
dan balita yang ditandai dengan ukuran LILA bayi dan balita ≤11,5 cm sd <12,5 cm
1. Pengertian
atau nilai Z-score BB/TB -3 SD s.d < -2 SD untuk gizi kurang dan z-score BB/TB < -
3SD untuk gizi buruk
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kegiatan mendeteksi
2. Tujuan dini kasus gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Rancabali

SK Kepala Puskesmas Rancabali No 440/ /2021/PKM-RCB tentang Pelayanan


3. Kebijakan Klinis Puskesmas Rancabali

1. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kemenkes RI 2019
4. Referensi

5. Prosedur 1. Persiapan Awal :


a) Koordinasi dengan Lintas Program (Dokter, Bidan, Perawat, Sanitarian,
Surveilans) dan Lintas Sektor (Kepala Daerah, Kader Posyandu, guru PAUD)
terkait kegiatan deteksi dini gizi buruk
b) Melakukan diskusi dan penilaian bersama terhadap SDM, kebutuhan dan
sumber pembiayaan, tempat yang digunakan sebagai titik deteksi dini dan
logistic yang dibutuhkan.
2. Pelatihan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus
a) Koordinasi dengan Lintas Program dan Lintas Sektor dalam pelaksanaan
pelatihan
b) Mempersiapkan sarana dan prasarana pelatihan seperti SDM, tempat
pelatihan, materi pelatihan, pita LILA, form pencatatan dan pelaporan,
modeling untuk pengukuran
c) Melakukan pelatihan kepada Lintas Sektor tentang cara pengukuran lingkar
lengan atas (LILA) balita usia 6-59 Bulan menggunakan pita LILA berwarna,
cara mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus, cara mengidentifikasi
bayi < 6 bulan yang lemah dan sulit menyusu, cara mengidentifikasi hambatan
pertumbuhan sesuai usia sasaran, cara pencatatan dan pelaporan kasus
kepada tenaga Kesehatan
3. Pelaksanaan Deteksi Dini dan Rujukan Kasus
Deteksi dini kasus terbagi menjadi dua :
1) Secara Aktif
a) Dilakukan oleh masyarakat atau petugas terlatih saat kunjungan rumah atau
pelacakan kasus
b) Petugas melakukan penimbangan berat badan dan tinggi badan balita yang di
prediksi kurus
c) Petugas mengidentifikasi bayi < 6 Bulan yang lemah dan sulit menyusu
d) Petugas mengidentifikasi adanya edema pada sasaran yang diduga
bermasalah gizi buruk
e) Petugas mengukur LiLA balita usia 6-59 bulan menggunakan pita LiLA
berwarna
f) Jika pengukuran LILA berada pada warna kuning (LILA 11,5 cm - <12,5 cm)
atau warna merah (<11,5 cm) dan atau jika grafik pertumbuhan balita di buku
KMS atau KIA berada pada warna kuning atau BGM maka petugas mencatat
dan melaporkan hasil pengukuran pada form yang tersedia
g) Petugas merujuk balita ke fasyankes terdekat untuk di tindak lanjut
2) Secara Pasif
a) Dilakukan oleh tenaga kesehatan atau kader posyandu saat balita berkunjung
ke fasyankes atau posyandu
b) Petugas mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan menggunakan
grafik pertumbuhan anak di KMS atau Buku KIA
c) Petugas mengukur LILA balita usia 6-59 Bulan dengan menggunakan pita LiLA
berwarna
d) Petugas melakukan pemeriksaan edema
e) Petugas mengidentifikasi bayi <6 Bulan yang lemah dan sulit menyusu
f) Petugas mengidentifikasi hambatan pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak di KMS atau buku KIA yang ditandai dengan garis
pertumbuhan anak memotong salah satu garis Z-score, garis pertumbuhan
meningkat atau menurun secara tajam atau tidak ada kenaikan berat badan,
garis pertumbuhan ada di garis kuning atau BGM, balita 6-59 bulan dengan
LiLA warna kuning (LILA 11,5 cm - <12,5 cm) atau warna merah (<11,5 cm),
balita terlihat kurus.
g) Petugas mencatat hasil identifikasi di form pencatatan dan melakukan rencana
tindak lanjut
4. Pemantauan dan Supervisi Fasilitatif dilakukan oleh tenaga Kesehatan dan Lintas
Sektor dengan melakukan pemantauan cakupan posyandu, jumlah balita yang
diskrining dengan menggunakan pita LILA, jumlah balita dengan hambatan
pertumbuhan, jumlah balita yang dirujuk, hambatan dalam melaksanakan deteksi
dini kasus gizi buruk.

1. Poli Umum

6. Unit Terkait 2. MTBS

3. KIA

Tanggal
No. Yang dirubah Isi Perubahan
Mulai Diberlakukan

7. Rekaman Histori
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai