Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN BALITA GIZI BURUK PASIEN

RAWAT JALAN

No. Dokumen :
091/SOP-UKP/PUSK.KMB/2021

SOP No. Revisi :-

Tanggal Terbit : 09 Agustus 2021

Halaman : 1/4

PUSKESMAS
MAWARDI, A.Md.Kep
KUALA
NIP. 19671215 199403 1 014
MANDOR B

1. Pengertian Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang beresiko gizi buruk
merupakan salah satu bagian dari pelaksanaan mobilisasi masyarakat. Apabila kegiatan
berjalan dengan optimal maka banyak kasus gizi buruk yang dapat di cegah dan di tangani
dengan cepat dan tepat sehingga kondisi pasien tidak menjadi lebih buruk. Agar deteksi dini
dan rujukan kasus dapat optimal maka diperlukan kegiatan penemuan dini aktif dan pasif
yang melibatkan semua komponen masyarakat khusus nya orang tua, tokoh masyarakat,
kader, dan anggota masyarakat yang terlatih lain nya.

2. Tujuan A. Semua balita gizi buruk ditangani sesuai prosedur agar menjadi gizi baik/normal
B. Balita gizi buruk atau yang beresiko gizi buruk dapat dideteksi dini dan di rujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan (Fayankes) untuk mendapatkan perawatan yang cepat dan
tepat.

3. Kebijakan 1. SK Kepala Puskesmas Kuala Mandor B Nomor 39 Tahun 2021 Tentang Pelayanan Gizi
2. SK Kepala Puskesmas Kuala Mandor B No 4 Tentang Penetapan Penanggung Jawab
Program Puskesmas
3. SK Nomor 09 Tahun 2021 tentang Penanggung Jawab Program dan Laporan
4. Referensi 1. Buku Saku Asuhan Gizi di Puskesmas, Dinkes Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2015
2. PMK Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
3. Pedoman Tata Laksana Gizi Buruk, Depkes RI 2007
4. Buku Pedoman Penanganan dan Pelacakan Kasus Balita Gizi Buruk , Depkes RI, 2009
5. Prosedur 1. Alat Pengukuran :
a. Alat antropometri (Alat timbang berat badan, seperti timbangan digital anak dan bayi,
alat ukur panjang atau tinggi badan, seperti papan ukur panjang badan (Infatometer)
atau tinggi badan (Microtoice) dan Pita LILA serta alat ukur lingkar kepala sesuai
standard
b. APD Lengkap sesuai Protokol Kesehatan (Masker Medis, Jubah/Hazmat, Face Shield,
Hand Scoon)
c. Tabel Z-Core sederhana (mengacu pada tabel grafik dalam Permenkes No.2 Tahun
2020 tentang Standar Antopometri Anak) atau perangkat lunak (Software) penghitung
Z-Core (WHO Antro)
d. Kartu Menuju Sehat (KMS)
e. Form pencatatan dan pelaporan
2. Bahan yang di gunakan:
a. Obat Vitamin/Vitamin A d. Obat Antibiotik
b. Mineral Mix/Susu Proten e. Obat Cacing
c. PMT Balita
6. Langkah- Sebagai awal kegiatan, tenaga kesehatan, kepala daerah, dan pemangku kepentingan
langkah setempat yang terkait melaksanakan kajian masyarakat, yaitu melakukan penilaian kegiatan
mobilisasi masyarakat, termasuk untuk kegiatan deteksi dini kasus oleh anggota masyarakat
terlatih. Untuk kegiatan deteksi dini dan rujukan balita gizi buruk, komponen yang penting
untuk di nilai adalah:
1) Sumber Daya Manusia, yang ada dalam wilayah tersebut yang dapat dilatih dan dapat
berperan aktif dalam deteksi dini dan rujukan balita gizi buruk yaitu Kader Posyandu,
Bidan Desa, Perawat Desa, Anggota Karang Taruna, dan Anggota masyarakat lain yang
berpotensi.
2) Kebutuhan dan sumber pembiayaan. Sumber dana yang tersedia dan dapat di manfaatkan
oleh tenaga kesehatan dan anggota masyarakat terlatih untuk melakukan deteksi dini dan
rujukan balita gizi buruk, khusus nya penemuan kasus aktif.
3) Tempat kegiatan yang dapat di gunakan sebagai deteksi dini dan rujukan pasien gizi buruk
adalah kegiatan pemantauan pertumbuhan bulanan di Posyandu, Puskesmas, dan tempat
khusus penanganan balita gizi buruk TFC.
4) Logistik yang dibutuhkan, logistik dasar yang dibutuhkan adalah Alat Antropometri
standar seperti timbangan injak balita, timbangan baring balita (Baby Scale), alat ukur
panjang badan balita baring (Infantometer), dan alat ukur tinggi badan balita berdiri
(Microtoice) untuk pemantauan pertumbuhan dan pita Lingkar Lengan Atas (LILA) yang
dapat di gunakan untuk kegiatan deteksi dini dan rujukan balita gizi buruk secara aktif oleh
anggota masyarakat terlatih.
7. Diagram
Alur PENEMUAN KASUS

Balita datang berkunjung ke Posyandu, Laporan Masyarakat/Hasil Pelacakan


PAUD, dan BKB

Dirujuk Bila

 Balita 6-59 bulan dengan LILA warna kuning


Hasil Pengukuran
(11,5-12,5 cm) atau warna merah (<11,5
 Berat badan tidak naik cm)
 Balita BGM  Balita 6-59 bulan dengan LILA warna hijau
 Lila warna Kuning dan Merah tetapi terlihat sangat kurus
 Balita dengan piting edema tutoral
 Balita <6 bulan mengalami kekurangan
malnutrisi

PUSKESMAS/FASYANKES

Konfirmasi status gizi buruk dengan pemeriksaan klinis dan antropometri menggunakan
indikator BB/PB atau BB/TB atau LILA

Balita 6-59 bulan dengan satu


atau tanda lebih berikut:

 Edema pada kedua punggung


kaki
 BB/PB atau BB/TB <-3 sd
 LILA <11,5 cm

Gizi Buruk Rawat Inap di Rumah Sakit

PMT pemulihan, Penimbangan


rutin balita, Konseling PMBA,
Konseling gizi seimbang sesuai
usia anak
8. Unit terkait 1. Poskesdes
2. Pustu
3. Posyandu
4. Polindes
5. Puskesmas TFC
6. Rumah Sakit
9. Dokumen Format pencatatan dan pelaporan. (Dalam strategi penemuan dini dan kasus yang telah di
terkait sepakati, perlu di tentukan sistem pencatatan dan pelaporan, khusus nya untuk deteksi dini
secara aktif dan rujukan kasus oleh anggota masyarakat.

10. Rekaman
historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai