Daftar Isi........................................................................................................................................................1
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................................................................2
B. PENTINGNYA MEMANTAU BERAT BADAN.......................................................................................11
C. Alat Ukur dan Cara Pengukuran...............................................................................................................31
D. Perhitungan (Jabarkan Perhitungan Masing2 Anggota Kelompok Dan Interpretasinya).........................34
E. PEMBAHASAN.........................................................................................................................................39
Kesimpulan..................................................................................................................................................42
Saran...........................................................................................................................................................43
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................44
1
A. Tinjauan Pustaka
IMT merupakan rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam
kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Penggunaan rumus ini hanya
dapat diterapkan pada seseorang berusia antara 19 hingga 70 tahun, berstruktur tulang
belakang normal, bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau menyusui.
Pengukuran IMT ini dapat digunakan terutama jika pengukuran tebal lipatan kulit tidak
dapat dilakukan atau nilai bakunya tidak tersedia.
Interpretasi IMT pada anak tidak sama dengan IMT pada orang dewasa. IMT pada
anak disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin anakkarena anak lelaki dan perempuan
memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda.
Rumus untuk mengetahui nilai IMT dapat dihitung dengan rumus metrik berikut:
2
a) Komponen Indeks Massa Tubuh
Tinggi Badan
Tinggi badan diukur dengan keadaan berdiri tegak lurus, tanpa menggunakan alas
kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding serta
pandangan di arahkan ke depan. Kedua lengan tergantung relaks di samping badan. Bagian
pengukur yang dapat bergerak disejajarkan dengan bagian teratas kepala (vertex) dan harus
diperkuat pada rambut kepala yang tebal.
Orang yang tidak dapat berdiri, tinggi badannya dapat diperkirakan dengan cara
mengukur tinggi lutut (TL) menggunakan kaliper. Posisi subjek ditelentangkan dan lutut
ditekuk sampai membentuk sudut 90o. Batang kaliper diposisikan sejajar dengan tibia. Satu
lengan kaliper diletakkan di bawah tumit, sedangkan lengan yang satu lagi ditempelkan di
bagian ataskondilus tulang tibia tepat di bagian proksimal tulang patella. Tekanan kaliper
harus dipertahankan pada 10g/mm2. Pengukuran dilakukan dua kali paling sedikit.
Ketelitian bacaan skala ± 0,5cm. Tinggi badan menurut Chumlea yang ditemukan pada
tahun 1984 diperoleh dengan rumus :
Fibula dapat dijadikan acuan selain menggunakan tulang tibia. Tinggi tulang fibula
(dalam cm), selanjutnya ditulis TF diukur dari kaput fibula hingga malleolus lateralis.
3
Tinggi badan diperoleh dengan menerapkan tinggi tulang fibula dengan rumus :
Pengukuran tinggi badan dapat pula dengan menggunakan panjang rentang tangan
(PRT). PRT adalah jarak antara dua ujung jari tangan kiri dan kanan terpanjang (biasanya
ujung jari tengah) melalui tulang dada. Pengukuran PRT dilakukan dengan posisi pasien
sama seperti ketika ditimbang beratnya dan diukur tingginya, kecuali kedua lengan
direntangkan kesamping badan (lengan membentuk sudut 90o terhadap ketiak),
sedangkansetengah PRT adalah jarak dari ujung jari tengah (lengan yang tidak dominan)
hingga incisura jugularis. Rumus PRT tidak boleh diterapkan pada anak di bawah lima
tahun karena tungkai dan batang badan belum berkembang dalam kecepatan yang sama.
4
Berat badan
Penimbangan berat badan terbaik dilakukan pada pagi hari bangun
tidur sebelum makan pagi, sesudah 10-12 jam pengosongan lambung.
Timbangan badan perlu dikalibrasi pada angka nol sebagai permulaan dan
memiliki ketelitian 0,1kg. Berat badan dapat dijadikan sebagai ukuran
yang reliable dengan mengkombinasikan dan mempertimbangkannya
terhadap parameter lain seperti tinggi badan, dimensi kerangka tubuh,
proporsi lemak, otot, tulang dan komponen berat patologis (seperti edema
dan splenomegali).
(TBcm − 150 )
BBI laki-laki = (TBcm- 100) –
4
(TBcm − 150 )
5
b) Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh
Usia
Jenis kelamin
Genetik
6
Pola makan
Aktifitas fisik
7
c) Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Kategori Kg/m2
Obes II > 30
8
Tabel 2. Tabel IMT berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk anak-
anak dan remaja.
9
B. PENTINGNYA MEMANTAU BERAT BADAN
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga
dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut
perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.
Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap
penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.
Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan
dan pengukur tinggi badan.
10
IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN
Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus
atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.
Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:
IMT = -------------------------------------------------------
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
11
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Table 3. sumber WHO
1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat
berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat ringan atau KEK ringan.
12
2. Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang ialah bagian tubuh manusia yang terletak di antara perut
dan pinggul. Merupakan bagian tersempit di batang tubuh pada orang-orang yang
proporsional. Garis pinggang merujuk pada garis horizontal di mana
garis pinggang itu adalah yang tersempit, atau pada penampakan umum pinggang.
13
berdasarkan etnis (Tjokroprawiro, 2006).
14
World Health Organization (2000) secara garis besar
menentukan kriteria obesitas berdasarkan lingkar pinggang jika
lingkar pinggang pria > 90 cm dan pada wanita > 80 cm.
15
3. Lingkar Pinggul
16
Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis
kelamin dan kelompok umur:
17
Berdasarkan World Health Organization (2008), nilai cut-off RLPP
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Cut-off Ukuran Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Obesitas
(World Health Organization, 2008)
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Obesitas
Laki-laki ≥0,90
Perempuan ≥0,85
18
5. Lingkar perut
Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah
dengan mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih
dari 90 cm untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan. Pengukuran
lingkar perut lebih memberi arti dibandingkan IMT dalam menentukan timbunan
lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak
di perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut Menurut Azrul Azwar (2004)
dalam Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan menyatakan bahwa “Pengukuran
antropometri
lain yang sering
digunakan adalah
mengukur rasio
Lingkar per ut dan Lingkar
Pinggang (RLPP). Pada
wanita RLPP yang
disarankan <
0,8 sedangk an pada laki-
laki < 1 Penilaian
RLPP ini cukup penting karena untuk mengetahui risiko menderita penyakit
jantung. Seseorang dengan RLPP > 0,8 pada wanita dan > 1 pada laki-laki
mempunyai risiko menderita penyakit jantung lebih besar dari yang RLPP nya
dibawah ambang batas”.Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jose Morales
(2004) dalam Study of abdominal circumference proportions in fetuses with growth
disorders menyatakan bahwa “Lingkar perut adalah parameter yang paling
berkorelasi dengan janin pertumbuhan. Pengukuran lingkar perut terbukti memiliki
kemanjurannya dalam diagnosis gangguan pertumbuhan. Ini adalah parameter ultra
sonographical (USG) janin yang terbaik berkorelasi dengan pertumbuhan janin”.
Adapun penelitian lain yang menggunakan pengukuran lingkar perut
sebagai indikator pendukung pengukuran massa ventrikel kiri yaitu menurut W.C.
Chumlea (2009) dalam Left Ventricular Mass, Abdominal Circumference And
Age: The Fels Longitudinal Study menyatakan bahwa “Hubungan massa ventrikel
kiri dan lingkar perut telah diperiksa. Hanya beberapa studi telah menggunakan
lingkar perut telah sebagai variabel kontinyu dan hal itu positif terkait dengan
20
massa ventrikel kiri bahkan dengan adanya obesitas. BMI dan lingkar perut bukan
tindakan diagnostik, namun lingkar perut berpotensi dari utilitas klinis yang lebih
besar dibandingkan BMI dalam menggambarkan distribusi lemak dan obesitas
terkait risiko kesehatan dan beberapa menganggapnya sebagai risiko kesehatan
yang penting. Indikator independdariBMI Mengukur massa ventrikel kiri adalah
memakan waktu dan mahal, tapi lingkar perut sebagai pengganti untuk pusat
adipositas adalah cepat dan mudah. Jika lingkar perut secara positif berhubungan
dengan massa ventrikel kiri meningkat, maka bisa memiliki skrining penyakit
jantung dan nilai prognostik melampaui penggunaannya sebagai ukuran adipositas
pusat dan berfungsi sebagai kemungkinan hubungan antara penanda untuk sindrom
metabolik dan penyakit jantung sebagai bagian dari proses penuaan.
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas
abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian
penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.
Lingkar lengan atas (LILA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang
terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot
dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan cadangan energi, sehingga
dapat mencerminkan status KEP pada balita dan KEK pada WUS (wanita usia
subur) dan ibu hamil (resiko bayi BBLR).
Lingkar lengan atas menentukan massa otot dan lemak subkutan. Pada
pemeriksaan ini, pasien diminta memfleksikan lengan bawah dengan lengan yang
tidak dominan sebesar 90 derajat. Kemudian posisikan lengan pada posisi
menggantung, lingkarkan pita pengukur pada pertengahan lengan atas antara
21
puncak proseus akromion skapula dan proseus olekranon ulna, dan ukur dari titik
tengahnya. Tahan pita pengukur dengan kuat, tapi jangan terlalu ketat dan catat
pada milimeter yang paling mendekati.
LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep. LILA digunakan
untuk mendapatkan perkiraan tebal lemak bawah kulit, dengan cara ini dapat
diperkirakan jumlah lemak tubuh total. Hubungan antara lemak bawah kulit dengan
seluruh jaringan lemak tubuh tidak lurus (linier), hal ini sangat bergantung pada
umur dan berat badan. Seseorang yang kurus mempunyai proporsi lemak tubuh
total yang tipis dengan deposit lemak bawah kulit dibandingkan dengan seseorang
yang gemuk. Distribusi lemak bawah kulit juga bergantung pada ras, gender, dan
umur.
Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini memang merupakan salah satu
pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan
alat-alatyang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan , terutama jika digunakan sebagai pilihan
tunggal untuk indeks status gizi. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa
saja.
Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%)
terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh
jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran
kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total
terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah
satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak
tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.
24
25
Tebal lemak tubuh merupakan pengukuran yang menunjukkan
massa lemak tubuh dan komposisi tubuh. Massa lemak dihitung sebagai
persentase terhadap berat badan dengan menjumlah tebal lemak pada 4
daerah pengukuran, selanjutnya dibandingkan dengan standar
persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan bawah kulit untuk
menentukan besarnya persentase lemak tubuh (Irinto, 2007).
Gibson (2005), menyebutkan bahwa persen lemak tubuh
merupakan salah satu indikator dalam pengukuran antropometri gizi,
menggambarkan perbandingan masa lemak dan non lemak (fat free
mass) pada tubuh seseorang. Pengukuran lemak tubuh digunakan untuk
memantau cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas
seseorang. Pengukuran skin fold umumnya digunakan pada anak umur
remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak dibedakan menurut jenis
kelamin. (Supariasa, 2001).
2) Usia
Komposisi tubuh mulai berkembang dengan cepat sejak anak-anak,
termasuk tebal lemak tubuh yang menjadi salah satu indikator status gizi dan
kesehatan. Lemak tubuh yang memadai diperlukan anak perempuan untuk
perkembangan sistem reproduksi, termasuk persiapan menarche (Amelia,
2009). Lemak tubuh pada umumnya akan meningkat pada umur lebih dari 20
sampai 40 tahun, atau dari remaja hingga usia pertengahan pada laki-laki dan
usia tua pada perempuan. Lemak tubuh yang meningkat tersebut terkait
dengan aktivitas fisik yang menurun seiring dengan bertambahnya usia
(Walhqvist, 1997).
Bray (2004) dalam Amelia (2009), menyebutkan bahwa selain
aktivitas yang menurun, perempuan yang telah mengalami menopause akan
mengalami kenaikan lemak tubuh. Hal tersebut berkaitan dengan hormon
estrogen, berdasarkan penelitian pada perempuan yang telah menopause
setelah percobaan dan intervensi selama 2 tahun dengan estrogen terjadi
peningkatan lemak tubuh.
3) Jenis Kelamin
28
5) Asupan Makan
29
Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit
30
Komposisi lemak tubuh diperoleh dengan menjumlahkan
pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit, daerah tricep, bicep,
subscapula dan suprailiaka dibandingkan dengan tabel presentase
tebal lipatan bawah kulit menurut umur, kemudian dikalikan
dengan berat badan aktual. Hasil dari perhitungan komposisi lemak
tubuh dipersentasekan terhadap berat badan aktual. Klasifikasi
komposisi lemak tubuh dapat dilihat pada Tabel. 5 berikut ini.
Tabel 4. Klasifikasi Komposisi Lemak Tubuh
Jenis kelamin Rendah Sedang Tinggi
Pria < 10% 11 – 20 % > 20%
31
C. Alat Ukur dan Cara Pengukuran
1. Timbangan
Alat ukur ini digunakan untuk mengukur berat badan / massa tubuh seseorang.
Jenis timbangan ada beberapa macam, yaitu :
Timbangan digital
Timbangan manual
Cara pengukuran :
1. Pastikan alat yang digunkan baik/tidak.
2. Pastikan lantai yang digunakan rata/tidak begelombang.
3. Timbangan sebaiknya di Nol-kan dahulu
4. Sebelum responden ditimbang, pastikan tidak membawa barang yang dapat
menambah berat badan
5. Ketika responden naik diatas timbangan, pastikan menghadap kedepan.
6. Baca angka pada timbangan.
2. Microtoise
32
3. LILA/ Lingkar Lengan Atas
Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui lingkar lengan atas pada responden guna untuk
mengetahui status gizinya.
Cara pengukuran :
1. Pastikan kertas LILA yang akan digunakan dalam keadaan yang baik.
2. Tanyakan pada responden tangan sebelah mana yang sering digunakan untuk bekerja
3. Tangan responden membentuk siku-siku 90 derajat.
4. Ukur dari tulang kerangka sampai ke siku-siku lalu hasil pengukuran dibagi 2, dan
beri tanda setelah dibagi 2.
5. Turunkan atau lemaskan tangan responden
6. Ukur LILA responden yang telah diberi tanda.
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tebal lemak dibawah kulit, seperti lemak bawah
kulit pada lengan atas (biceps dan triceps), punggung (subscapular), perut (suuprailiac),
Cara pengukuran :
1. Biceps dan Triceps
1. Pertama siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan alat skinfold dalam keadaan yang baik dan bisa digunakan
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya agar pengukuran yang
dilakukan effisien.
4. Tarik/cubit bagian lemak bawah kulit dengan perlahan.
5. Pastikan responden tidak merasakan kesakitan pada saat penarikan/pencubitan
pada tubuhnya.
6. Dijepit bagian lemak yang telah didapatkan dengan alat skinfold caliper
7. Dibaca angka yang tertera pada alat skinfold caliper
8.
33
2. Subscapular
1. Pertama siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan alat skinfold dalam keadaan yang baik dan bisa digunakan
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya agar pengukuran yang
dilakukan effisien.
4. Tarik/cubit bagian lemak bawah kulit dengan perlahan.
5. Pastikan responden tidak merasakan kesakitan pada saat penarikan/pencubitan
pada tubuhnya.
6. Dijepit bagian lemak yang telah didapatkan dengan alat skinfold caliper
7. Dibaca angka yang tertera pada alat skinfold caliper
3. Perut (Suuprailiac),
1. Pertama siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan alat skinfold dalam keadaan yang baik dan bisa digunakan
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaian responden agar pengukuran
yang dilakukan effisien.
4. Tarik/cubit bagian lemak bawah kulit dengan perlahan.
5. Pastikan responden tidak merasakan kesakitan pada saat penarikan/pencubitan
pada tubuhnya.
6. Dijepit bagian lemak yang telah didapatkan dengan alat skinfold caliper
7. Dibaca angka yang tertera pada alat skinfold caliper
4. MetLine (meteran)
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Lingkar Perut, Lingkar Pinggang, dan
Lingkar Pinggul.
Cara pengukuran :
1. Lingkar Perut
1. Siapkan alat yang akan digunakan (Met Line)
2. Pastikan Metline bisa digunakan.
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya. agar
pengukurannya effisien.
4. Ukur pada bagian perut yang paling menonjol kedepan
5. Baca angka yang tertera pada metline
2. Lingkar Pinggang
1. Siapkan alat yang akan digunakan (Met Line)
2. Pastikan Metline bisa digunakan.
34
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya. agar
pengukurannya effisien.
4. Ukur pada bagian perut yang paling kecil atau menjorok kedalam
5. Baca angka yang tertera pada metline
3. Lingkar Pinggul
1. Siapkan alat yang akan digunakan (Met Line)
2. Pastikan Metline bisa digunakan.
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya. agar
pengukurannya effisien.
4. Ukur pada bagian perut yang paling kecil atau menjorok kedalam
5. Baca angka yang tertera pada metline
35
E. PEMBAHASAN
36
"Bagi yang bertubuh kurus, lemak di sekitar perut bisa menjadi indikasi dari pengaruh stress.
Banyak faktor dibalik tingginya kortisol sebagai penyebab bertimbunnya lemak di sekitar
perut. Selain hormon, merokok, mengkonsumsi alkohol, serta malasnya berolahraga dapat
meningkatkan tingkat kortisolnya. Sementara itu, tidur yang cukup serta rajin berolahraga
dapat menurunkan tingkat kortisol serta lemak di sekitar perut.
3. Rasio Lingkar Perut
Dari hasil pengukuran antropometri pada lingkar perut adalah 68,6 maka hasil tersebut
dikatakan normal. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki
dan tidak lebih dari 80 cm. Dampak pada munculnyaberbagai penyakit degeneratif. Obesitas
sentral berhubungan dengan peningkatansindrom
metabolic, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe 2, batu empedu, gangguan
fungsi pulmonal, hipertensi dan dislipidemia
4. Body Fat (%)
Body Fat (Kadar Lemak Tubuh) adalah presentase berat lemak total dalam tubuh
terhadap berat badan dan merupakan indicator kesehatan. Kadar Lemak yang berlebihan
sangat beresiko terhadap berbagai penyakit. Mengurangi kelebihan lemak tubuh dapat
mengurangi secara nyata resiko penyakit degeneratif, seperti hipertensi, jantung, diabetes,
stroke, dan kanker. Body Fat (%) adalah persentase kadar lemak di dalam tubuh seseorang
dibandingkan dengan berat tubuh keseluruhan.Berdasarkan hasil pengukuran tricep dan
subscapula yang disesuaikan dengan standar klasifikasi laki-laki dan wanita maka dapat
diketahui bahwa pengukuran %BF adalah 20, maka di katakan normal.% body fat yang
berada di atas normal dapat memberikan risiko kesehatan yang lebih tinggi. perubahan dalam
lingkar pinggang menggambarkan perubahan faktor risiko penyakit kardiovaskular
dan penyakit-penyakit kronik lainnya.Ada cara untuk menyingkirkan lemak dan
meningkatkan metabolisme tubuh dan cara itu bisa jadi merupakan satu-satunya cara terbaik
untuk memperoleh hasil efektif. Klein dan Labrada menyarankan agar menambah frekuensi
makan, tentunya makanan berkomposisinya seimbang, dan bukan menjadi kelaparan untuk
menghilangkan lemak. Ini untuk mencegah agar tidak berdiet mati-matian.Hal yang harus
selalu diingat: mengurangi jumlah kalori dan meningkatkan aktivitas olah raga akan membuat
tubuh mencuri massa otot untuk mengambil cadangan energinya. Jangan mengulangi
kesalahan di atas bila ingin menghilangkan lemak, karena hasilnya lemak tubuh akan
bertambah.Berkurangnya massa otot harus diwaspadai, karena itu berarti kecepatan
metabolisme tubuh juga berkurang. Menurunnya metabolisme dapat membuat kita tiap tahun
bertambah berat badan lima kg, meskipun mengkonsumsi porsi kalori yang sama seperti
biasanya.Banyaknya kalori yang dikonsumsi berperan penting dalam peningkatan
metabolisme tubuh. Tubuh secara otomatis akan melambatkan metabolisme bila kalori yang
masuk berkurang. Ini merupakan tehnik bertahan hidup manusia ketika kelaparan.
Menurut goulding A (2003), menetapkan dalam penenelitiannya adalah kami
menetapkan bahwa wanita berusia 4-5 tahun relatif tinggi adipositas cenderung
mempertahankan lintasan jauh lebih tinggi keuntungan lemak, dibandingkan anak perempuan
yang lebih ramping pada awal. Namun demikian, adalah meyakinkan untuk dicatat bahwa
tidak setiap anak dengan tinggi adipositas awal memperoleh sejumlah besar lemak. Dengan
demikian, meskipun memburuk adipositas lebih mungkin sebagai kemajuan masa kanak-
kanak, maka bukan merupakan konsekuensi tak terelakkan dari memiliki lemak tinggi
37
Persentase pada 5 y usia. Apakah atau tidak adipositas yang berlebihan menjadi lebih parah
dari waktu ke waktu akan tergantung pada keseimbangan setiap anak mencapai antara asupan
energi dan mereka pengeluaran energi. Pengukuran longitudinal kami menunjukkan bahwa
anak perempuan dari kelompok persentase lemak rendah adalah mendapatkan rata-rata 2 g
lemak per hari, sedangkan yang dari Persentase kelompok lemak tinggi yang
mengumpulkan sekitar 6 gram lemak sehari-hari.
5. LILA
Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status
gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan
harga yang lebih murah. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada pengukuran ini
adalah : (Supariasa, 2001:46-48)
a. Baku Lingkar Lengan Atas (LILA) yang sekarang digunakan belum mendapat
pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil
penelitian yang umumnya menunjukkan perbedaan angka prevalensi Kekurangan Energi
Protein (KEP) yang cukup berarti antar penggunaan LILA di satu pihak dengan berat badan
menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di pihak
lain, sekalipun dengan LILA
b. Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat keterampilan pengukur)
relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, megingat batas antara baku dengan gizi
kurang, lebih sempit pada LILA dari pada tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar
jauh lebih berarti pada LILA dibandingkan dengan tinggi badan
c. Lingkar lengan atas sensitif untuk semua golongan tertentu (prasekolah) tetapi kurang
sensitif pada golongan lain terutama orang dewasa. Tidak demikian halnya dengan berat
badan.
38
Kesimpulan
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status
gizi. Konsep dasar antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep pertumbuhan,
pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan.
Beberapa alasan antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu: pertumbuhan
agar berlangsung baik memerlukan asupan gizi yang seimbang. Beberapa contoh jenis
ukuran antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi di antaranya berat badan,
panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lainnya.
39
Saran
40
Daftar Pustaka
ejournal.litbang.depkes.go.id
eprints.undip.ac.id/.../ADHITYA_PRADANA_22010110120064_B...
gizi.depkes.go.id/wp-content/.../ped-praktis-stat-gizi-dewasa.doc
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../4/Chapter%20II.pdf
repository.unimus.ac.id/552/3/BAB%20II.pdf
jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/539/444
https://media.neliti.com/media/publications/223509-none.pdf
https://repository.usd.ac.id/5683/2/128114099_full.pdf
https://media.neliti.com/.../97658-ID-hubungan-lingkar-pinggang-...
Buku Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi tahun 2014
Buku Penilaian Status Gizi tahun 2014 (I Dewa Nyoman Supariasa)
Buku Penilaian Status Gizi ( Muhammad Iqbal)
41