Anda di halaman 1dari 40

Daftar Isi

Daftar Isi........................................................................................................................................................1
A. Tinjauan Pustaka...................................................................................................................................2
B. PENTINGNYA MEMANTAU BERAT BADAN.......................................................................................11
C. Alat Ukur dan Cara Pengukuran...............................................................................................................31
D. Perhitungan (Jabarkan Perhitungan Masing2 Anggota Kelompok Dan Interpretasinya).........................34
E. PEMBAHASAN.........................................................................................................................................39
Kesimpulan..................................................................................................................................................42
Saran...........................................................................................................................................................43
Daftar Pustaka.............................................................................................................................................44

1
A. Tinjauan Pustaka

1. Indeks Massa Tubuh (IMT)


Indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang murah, mudah dan sederhana untuk
menilai status gizi pada seorang individu, namun tidak dapat mengukur lemak tubuh secara
langsung. Pengukuran dan penilaian menggunakan IMT berhubungan dengan kekurangan
dan kelebihan status gizi. Gizi kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi
dan gizi lebih dengan akumulasi lemak tubuh berlebihan meningkatkan risiko menderita
penyakit degeneratif.

IMT merupakan rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam
kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Penggunaan rumus ini hanya
dapat diterapkan pada seseorang berusia antara 19 hingga 70 tahun, berstruktur tulang
belakang normal, bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu hamil atau menyusui.
Pengukuran IMT ini dapat digunakan terutama jika pengukuran tebal lipatan kulit tidak
dapat dilakukan atau nilai bakunya tidak tersedia.

Interpretasi IMT pada anak tidak sama dengan IMT pada orang dewasa. IMT pada
anak disesuaikan dengan umur dan jenis kelamin anakkarena anak lelaki dan perempuan
memiliki kadar lemak tubuh yang berbeda.

Rumus untuk mengetahui nilai IMT dapat dihitung dengan rumus metrik berikut:

IMT = Berat badan (Kg)


[Tinggi badan (m)]2

2
a) Komponen Indeks Massa Tubuh
 Tinggi Badan
Tinggi badan diukur dengan keadaan berdiri tegak lurus, tanpa menggunakan alas
kaki, kedua tangan merapat ke badan, punggung dan bokong menempel pada dinding serta
pandangan di arahkan ke depan. Kedua lengan tergantung relaks di samping badan. Bagian
pengukur yang dapat bergerak disejajarkan dengan bagian teratas kepala (vertex) dan harus
diperkuat pada rambut kepala yang tebal.

Orang yang tidak dapat berdiri, tinggi badannya dapat diperkirakan dengan cara
mengukur tinggi lutut (TL) menggunakan kaliper. Posisi subjek ditelentangkan dan lutut
ditekuk sampai membentuk sudut 90o. Batang kaliper diposisikan sejajar dengan tibia. Satu
lengan kaliper diletakkan di bawah tumit, sedangkan lengan yang satu lagi ditempelkan di
bagian ataskondilus tulang tibia tepat di bagian proksimal tulang patella. Tekanan kaliper
harus dipertahankan pada 10g/mm2. Pengukuran dilakukan dua kali paling sedikit.
Ketelitian bacaan skala ± 0,5cm. Tinggi badan menurut Chumlea yang ditemukan pada
tahun 1984 diperoleh dengan rumus :

TB Laki-laki = 64,19 – (0,40 x usia) + (2,02 x TL)

TB perempuan = 84,88 – (0,40 x usia) + (1,83 x TL)

Fibula dapat dijadikan acuan selain menggunakan tulang tibia. Tinggi tulang fibula
(dalam cm), selanjutnya ditulis TF diukur dari kaput fibula hingga malleolus lateralis.

3
Tinggi badan diperoleh dengan menerapkan tinggi tulang fibula dengan rumus :

TB Laki-laki = 153,1 – (0,26 x usia) - (1 x 1 ) + (1,05 x TF)

TB perempuan = 153,1 – (0,26 x usia) - (1 x 2 ) + (1,05 x TF)

Pengukuran tinggi badan dapat pula dengan menggunakan panjang rentang tangan
(PRT). PRT adalah jarak antara dua ujung jari tangan kiri dan kanan terpanjang (biasanya
ujung jari tengah) melalui tulang dada. Pengukuran PRT dilakukan dengan posisi pasien
sama seperti ketika ditimbang beratnya dan diukur tingginya, kecuali kedua lengan
direntangkan kesamping badan (lengan membentuk sudut 90o terhadap ketiak),
sedangkansetengah PRT adalah jarak dari ujung jari tengah (lengan yang tidak dominan)
hingga incisura jugularis. Rumus PRT tidak boleh diterapkan pada anak di bawah lima
tahun karena tungkai dan batang badan belum berkembang dalam kecepatan yang sama.

Penentuan TB menggunakan PRT dihitung dengan rumus :

TB Laki-laki = 53,4 – (0,67 x PRT)

TB perempuan = 81,0 – (0,48 x PRT)

Penentuan TB menggunakan ½ PRT, menggunakan rumus :

TB=[0,73 x (2 x ½ PRT)] + 0,43

4
 Berat badan
Penimbangan berat badan terbaik dilakukan pada pagi hari bangun
tidur sebelum makan pagi, sesudah 10-12 jam pengosongan lambung.
Timbangan badan perlu dikalibrasi pada angka nol sebagai permulaan dan
memiliki ketelitian 0,1kg. Berat badan dapat dijadikan sebagai ukuran
yang reliable dengan mengkombinasikan dan mempertimbangkannya
terhadap parameter lain seperti tinggi badan, dimensi kerangka tubuh,
proporsi lemak, otot, tulang dan komponen berat patologis (seperti edema
dan splenomegali).

Berat badan ideal orang dewasa dapat diperoleh

menggunakan formula Lorentz:

(TBcm − 150 )
BBI laki-laki = (TBcm- 100) –
4
(TBcm − 150 )

BBI perempuan= (TBcm- 100) – 2,5

5
b) Faktor-faktor yang berhubungan dengan Indeks Massa Tubuh
 Usia

Penelitian yang dilakukan oleh Kantachuvessiri, Sirivichayakul,


Kaew Kungwal, Tungtrochitr dan Lotrakul menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara usia yang lebih tua dengan IMT kategori
obesitas. Subjek penelitian pada kelompok usia 40-49 dan 50-59 tahun
memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan kelompok
usia kurang dari 40 tahun. Keadaan ini dicurigai oleh karena lambatnya
proses metabolisme, berkurangnya aktivitas fisik, dan frekuensi konsumsi
pangan yang lebih sering.

 Jenis kelamin

IMT dengan kategori kelebihan berat badan lebih banyak ditemukan


pada laki-laki. Namun, angka kejadian obesitas lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Data dari National Health and
Nutrition Examination Survey (NHANES) periode 1999-2000
menunjukkan tingkat obesitas pada laki-laki sebesar 27,3% dan pada
perempuan sebesar 30,1% di Amerika.

 Genetik

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa lebih dari 40% variasi


IMT dijelaskan oleh faktor genetik. IMT sangat berhubungan erat dengan
generasi pertama keluarga.24 Studi lain yang berfokus pada pola keturunan
dan gen spesifik telah menemukan bahwa 80% keturunan dari dua orang
tua yang obesitas juga mengalami obesitas dan kurang dari 10% memiliki
berat badan normal.

6
 Pola makan

Pola makan adalah pengulangan susunan makanan yang terjadi


saat makan. Pola makan berkenaan dengan jenis, proporsi dan kombinasi
makanan yang dimakan oleh seorang individu, masyarakat atau
sekelompok populasi. Makanan cepat saji berkontribusi terhadap
peningkatan indeks massa tubuh sehingga seseorang dapat menjadi
obesitas. Hal ini terjadi karena kandungan lemak dan gula yang tinggi
pada makanan cepat saji. Selain itu peningkatan porsi dan frekuensi
makan juga berpengaruh terhadap peningkatan obesitas. Orang yang
mengkonsumsi makanan tinggi lemak lebih cepat mengalami peningkatan
berat badan dibanding mereka yang mongkonsumsi makanan tinggi
karbohidrat dengan jumlah kalori yang sama.

 Aktifitas fisik

Aktifitas fisik menggambarkan gerakan tubuh yang disebabkan oleh


kontraksi otot menghasilkan energi ekspenditur. Menjaga kesehatan tubuh
membutuhkan aktifitas fisik sedang atau bertenaga serta dilakukan hingga
kurang lebih 30 menit setiap harinya dalam seminggu. Penurunan berat
badan atau pencegahan peningkatan berat badan dapat dilakukan dengan
beraktifitas fisik sekitar 60 menit dalam sehari.

7
c) Klasifikasi Indeks Massa Tubuh

Orang dewasa yang berusia 20 tahun keatas, indeks massa tubuh


(IMT) diinterpretasi menggunakan kategori status berat badan standar yang
sama untuk semua umur bagi laki-laki dan perempuan. Interpretasi IMT
pada anak-anak dan remaja adalah spesifik mengikut usia dan jenis
kelamin.

Tabel 1. Klasifikasi Indeks Massa Tubuh (IMT).

Kategori Kg/m2

BB kurang < 18.5

BB normal 18.5 - 22.9

Overweight 23.0 - 24.9

Obes I 25.0 - 29.9

Obes II > 30

8
Tabel 2. Tabel IMT berdasarkan usia dan jenis kelamin untuk anak-
anak dan remaja.

Kategori Jarak Persentil

BB kurang Berdasarkan usia di bawah


persentil 5

BB normal Berdasarkan usia antara


persentil 5 - 85

Memiliki risiko kelebihan berat Berdasarkan usia antara 85 -


95

BB lebih Berdasarkan usia di atas 95

9
B. PENTINGNYA MEMANTAU BERAT BADAN

Pembangunan Sumber Daya manusia (SDM) merupakan salah satu prioritas


pembangunan nasional. Perhatian utama adalah untuk mempersiapkan dan meningkatkan
kualitas penduduk usia kerja agar benar-benar memperoleh kesempatan serta turut berperan
dan memiliki kemampuan untuk mewujudkan hal tersebut adalah pembangunan di bidang
kesehatan dan gizi.

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun keatas)
merupakan masa penting, karena selain mempunyai resiko penyakit-penyakit tertentu, juga
dapat mempengaruhi produktifitas kerjanya. Oleh karena itu pemantauan keadaan tersebut
perlu dilakukan oleh setiap orang secara berkesinambungan.

Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupupakan alat atau cara yang
sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan
kekurangan dan kelebihan berat badan. Berat badan kurang dapat meningkatkan resiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap
penyakit degeneratif. Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan
seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang.

Pedoman ini bertujuan memberikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan


untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT dengan penerapan hidangan sehari-hari
yang lebih seimbang dan cara lain yang sehat.

Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan
dan pengukur tinggi badan.

10
IMT SEBAGAI ALAT PEMANTAU BERAT BADAN

Dengan IMT akan diketahui apakah berat badan seseorang dinyatakan normal, kurus
atau gemuk. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak
dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

Berat Badan (Kg)

IMT = -------------------------------------------------------

Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)

Batas ambang IMT ditentukan dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang


membedakan batas ambang untuk laki-laki dan perempuan. Disebutkan bahwa batas ambang
normal untuk laki-laki adalah: 20,1–25,0; dan untuk perempuan adalah : 18,7-23,8. Untuk
kepentingan pemantauan dan tingkat defesiensi kalori ataupun tingkat kegemukan, lebih
lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu batas ambang antara laki-laki dan
perempuan. Ketentuan yang digunakan adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk
kategori kurus tingkat berat dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk
kategorigemuk tingkat berat. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi
berdasarkan pengalam klinis dan hasil penelitian dibeberapa negara berkembang. Pada
akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai berikut:

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0

11
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat > 27,0
Table 3. sumber WHO

Jika seseorang termasuk kategori :

1. IMT < 17,0: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan tingkat
berat atau Kurang Energi Kronis (KEK) berat.
2. IMT 17,0 – 18,4: keadaan orang tersebut disebut kurus dengan kekurangan berat badan
tingkat ringan atau KEK ringan.

12
2. Lingkar Pinggang
Lingkar pinggang ialah bagian tubuh manusia yang terletak di antara perut
dan pinggul. Merupakan bagian tersempit di batang tubuh pada orang-orang yang
proporsional. Garis pinggang merujuk pada garis horizontal di mana
garis pinggang itu adalah yang tersempit, atau pada penampakan umum pinggang.

Pengukuran LP merupakan pengukuran antropometri untuk mendeteksi


diabetes melitus tipe 2 yang dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. Pengukuran
LP merupakan prediktor yang lebih baik terhadap diabetes daripada body mass
index (Xin et al., 2012). Pengukuran LP dapat digunakan untuk memprediksi
adanya timbunan lemak pada daerah intraabdomen atau sering disebut obesitas
sentral, yang merupakan salah satu penanda risiko penyakit kardiovaskular. Cara
pengukuran LP yang tepat, dapat dilakukan pada titik tengah antara tulang rusuk
terakhir dengan iliac crest. Pita pengukur harus menempel pada kulit, namun tidak
sampai menekan. Sebaiknya pengukuran LP dilakukan ketika akhir respirasi
(Coulston, Boushey, and Ferruzzi, 2013; World Health Organization, 2008).
Lingkar pinggang adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal
yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar yang diukur di antara
crista illiaca dan costa XII pada lingkar terkecil, diukur dengan pita meteran non
elastis (ketelitian 1 mm). Bertambahnya ukuran lingkar pinggang berhubungan
dengan peningkatan prevalensi hipertensi (Harris et al., 2004). Penelitian yang
dilakukan oleh Seidell et al. (2001) menunjukkan bahwa ukuran lingkar pinggang
yang besar berhubungan dengan tingginya tekanan darah. Pada penelitian lain yang
dilakukan Seidell et al. (2001) dan Wang et al. (2004) ukuran lingkar pinggang yang
besar berhubungan dengan peningkatan faktor risiko terhadap penyakit
kardiovaskular karena lingkar pinggang dapat menggambarkan akumulasi dari
lemak intraabdominal atau lemak visceral. Pada penelitian Wang dan Hoy (2004)
didapatkan bahwa lingkar pinggang merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular
yang paling menentukan jika dibandingkan dengan pengukuran IMT.
Ukuran lingkar pinggang masing-masing ras berbeda, sehingga untuk
memudahkan klasifikasi, IDF (Internasional Diabetes Federation) mengeluarkan
kriteria ukuran lingkar pinggang

13
berdasarkan etnis (Tjokroprawiro, 2006).

14
World Health Organization (2000) secara garis besar
menentukan kriteria obesitas berdasarkan lingkar pinggang jika
lingkar pinggang pria > 90 cm dan pada wanita > 80 cm.

15
3. Lingkar Pinggul

Lingkar panggul adalah indikator untuk menentukan obesitas


abdominal yang diperoleh melalui hasil pengukuran panjang lingkar yang
diukur pada lingkar maksimal dari pantat dan pada bagian atas simpysis ossis
pubis.
Lingkar panggul yang besar (tanpa menilai IMT dan lingkar
pinggang) memiliki risiko diabetes melitus dan penyakit kardiovaskular
yang lebih rendah (Seidell et al., 2001; Snijder et al., 2003).

4. Rasio Lingkar Pinggang Dan Pinggul

Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks


tinggi harus memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang
berkembang. Jadi perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya.
Tujuan pengukuran lingkar pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko
tinggi terkena penyakit DM II, kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang
diukur di indentasi terkecil lingkar perut antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek
berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan
pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar pantat, biasanya di sekitar pubic
sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter dengan ketelitian 0,1 cm.

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan


metabolisme, termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak
bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan.
Perubahan metabolisme memberikan gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang
berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak tubuh ukuran umur yang digunakan
adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran lingkar pinggang dan lingkar
pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi pengukuran harus tetap, karena
perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang beerbeda.

Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan


dengan penyakit kardiovaskular.

16
Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis
kelamin dan kelompok umur:

Jenis Kelompok Resiko


Low Moderate High Very high
kelamin umur
Pria 20-29 < 0,83 0,83-0,88 0,89-0,94 > 0,94
30-39 < 0,84 0,84-0,91 0,92-0,96 > 0,96
40-49 < 0,88 0,88-0,95 0,96-1,00 > 1,00
Wanita 20-29 < 0,71 0,71-0,77 0,78-0,82 > 0,82
30-39 < 0,72 0,72-0,78 0,79-0,84 > 0.84
40-49 < 0,73 0,73-0,79 0,80-0,87 > 0,87
Table 4. Sumber. Sirajuddin 2012.

Rasio lingkar pinggang panggul merupakan salah satu teknik


tambahan selain pengukuran lingkar pinggang untuk mengetahui distribusi
lemak dalam tubuh, terutama pada bagian abdomen. Rasio ini diangggap
lebih baik dalam menunjukkan distribusi lemak tubuh jika dibandingkan
dengan pengukuran skinfold thickness. Pengukuran rasio ini juga baik dalam
memperkirakan adanya timbunan lemak pada daerah pinggul dan
intraabdomen yang sering diasosiasikan dengan munculnya penyakit kronis,
seperti penyakit jantung koroner. Pengukuran rasio lingkar pinggang
panggul dilakukan dengan membandingkan nilai lingkar pinggang dengan
lingkar panggul dengan cara berdiri dan menghindarkan pengukuran dengan
memakai pakaian yang tebal. Mengukur bagian pinggang pada umbilikus
dan mengukur bagian panggul pada lingkar terbesar antara pinggang dan
paha (Wang, Eric, Meir, Walter, and Frank, 2005).

17
Berdasarkan World Health Organization (2008), nilai cut-off RLPP
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Cut-off Ukuran Rasio Lingkar Pinggang-Panggul Obesitas
(World Health Organization, 2008)
Jenis Kelamin Ukuran RLPP Obesitas
Laki-laki ≥0,90
Perempuan ≥0,85

18
5. Lingkar perut
Cara lain yang biasa dilakukan untuk memantau resiko kegemukan adalah
dengan mengukur lingkar perut. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih
dari 90 cm untuk laki-laki dan tidak lebih dari 80 cm untuk perempuan. Pengukuran
lingkar perut lebih memberi arti dibandingkan IMT dalam menentukan timbunan
lemak di dalam rongga perut (obesitas sentral) karena peningkatan timbunan lemak
di perut tercermin dari meningkatnya lingkar perut Menurut Azrul Azwar (2004)
dalam Tubuh Sehat Ideal Dari Segi Kesehatan menyatakan bahwa “Pengukuran
antropometri
lain yang sering
digunakan adalah
mengukur rasio
Lingkar per ut dan Lingkar
Pinggang (RLPP). Pada
wanita RLPP yang
disarankan <
0,8 sedangk an pada laki-
laki < 1 Penilaian
RLPP ini cukup penting karena untuk mengetahui risiko menderita penyakit
jantung. Seseorang dengan RLPP > 0,8 pada wanita dan > 1 pada laki-laki
mempunyai risiko menderita penyakit jantung lebih besar dari yang RLPP nya
dibawah ambang batas”.Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jose Morales
(2004) dalam Study of abdominal circumference proportions in fetuses with growth
disorders menyatakan bahwa “Lingkar perut adalah parameter yang paling
berkorelasi dengan janin pertumbuhan. Pengukuran lingkar perut terbukti memiliki
kemanjurannya dalam diagnosis gangguan pertumbuhan. Ini adalah parameter ultra
sonographical (USG) janin yang terbaik berkorelasi dengan pertumbuhan janin”.
Adapun penelitian lain yang menggunakan pengukuran lingkar perut
sebagai indikator pendukung pengukuran massa ventrikel kiri yaitu menurut W.C.
Chumlea (2009) dalam Left Ventricular Mass, Abdominal Circumference And
Age: The Fels Longitudinal Study menyatakan bahwa “Hubungan massa ventrikel
kiri dan lingkar perut telah diperiksa. Hanya beberapa studi telah menggunakan
lingkar perut telah sebagai variabel kontinyu dan hal itu positif terkait dengan
20
massa ventrikel kiri bahkan dengan adanya obesitas. BMI dan lingkar perut bukan
tindakan diagnostik, namun lingkar perut berpotensi dari utilitas klinis yang lebih
besar dibandingkan BMI dalam menggambarkan distribusi lemak dan obesitas
terkait risiko kesehatan dan beberapa menganggapnya sebagai risiko kesehatan
yang penting. Indikator independdariBMI Mengukur massa ventrikel kiri adalah
memakan waktu dan mahal, tapi lingkar perut sebagai pengganti untuk pusat
adipositas adalah cepat dan mudah. Jika lingkar perut secara positif berhubungan
dengan massa ventrikel kiri meningkat, maka bisa memiliki skrining penyakit
jantung dan nilai prognostik melampaui penggunaannya sebagai ukuran adipositas
pusat dan berfungsi sebagai kemungkinan hubungan antara penanda untuk sindrom
metabolik dan penyakit jantung sebagai bagian dari proses penuaan.
Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas
abdominal atau sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian
penyakit kardiovaskular dan diabetes mellitus.

      Tabel 6: Standar Obesitas sentral berdasarkan Lingkar Perut.

Klasifikasi Laki-laki Wanita


WHO 2000 94 cm 80 cm
Eropa 102 cm 88 cm
Asia Pasifik           90  m      80 m
Sumber: WHO

6. Lingkar lengan atas (LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan
status gizi, karena mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang
terkadang susah diperoleh. Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot
dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan cadangan energi, sehingga
dapat mencerminkan status KEP pada balita dan KEK pada WUS (wanita usia
subur) dan ibu hamil (resiko bayi BBLR).

Lingkar lengan atas menentukan massa otot dan lemak subkutan. Pada
pemeriksaan ini, pasien diminta memfleksikan lengan bawah dengan lengan yang
tidak dominan sebesar 90 derajat. Kemudian posisikan lengan pada posisi
menggantung, lingkarkan pita pengukur pada pertengahan lengan atas antara
21
puncak proseus akromion skapula dan proseus olekranon ulna, dan ukur dari titik
tengahnya. Tahan pita pengukur dengan kuat, tapi jangan terlalu ketat dan catat
pada milimeter yang paling mendekati.

LILA adalah lingkar lengan bagian atas pada bagian trisep. LILA digunakan
untuk mendapatkan perkiraan tebal lemak bawah kulit, dengan cara ini dapat
diperkirakan jumlah lemak tubuh total. Hubungan antara lemak bawah kulit dengan
seluruh jaringan lemak tubuh tidak lurus (linier), hal ini sangat bergantung pada
umur dan berat badan. Seseorang yang kurus mempunyai proporsi lemak tubuh
total yang tipis dengan deposit lemak bawah kulit dibandingkan dengan seseorang
yang gemuk. Distribusi lemak bawah kulit juga bergantung pada ras, gender, dan
umur.

Lingkar lengan atas (LILA) dewasa ini memang merupakan salah satu
pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan
alat-alatyang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan , terutama jika digunakan sebagai pilihan
tunggal untuk indeks status gizi. Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk
memantau perubahan status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA
digunakan karena pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa
saja.

Pertambahan otot dan lemak di lengan berlangsung cepat selama tahun


pertama kehidupan. Setelah itu, pertumbuhannya nyaris tidak terjadi sehingga anak
berusia 5 tahun, dan ukuran lengan tetap konstan di 16 cm. seandainya anak itu
mengalami malnutrisi, otot akan mengecil, lemak menipis, dan ukuran lingkar
lengan pun menyusut. Oleh karena itu pengukuran lingkar lengan amat berguna dan
cepat untuk menapis malnutrisi anak balita, terutama bila usia yang tepat tidak
diketahui, dan alat penimbang tidak tersedia.

Table 7. Ambang Batas Pengukuran LiLA:

Klasifikasi Batas Ukur


Wanita Usia Subur
KEK < 23,5 cm
Normal  23,5 cm
Bayi Usia 0-30 hari
KEP < 9,5 cm
22
Normal  9,5 cm
Balita
KEP < 12,5 cm
Normal 12,5 cm

  Sumber: Sirajuddin, 2012.

    

LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:

1. Status KEP pada balita

2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR

       Kelemahan dari pengukuran LILA:6

-       Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang


memadai untuk digunakan di Indonesia.

-       Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.

-       Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang


sensitif untuk golongan dewasa.

7. Tebal Lemak Bawah Kulit


 Pengertian Tebal Lemak Bawah Kulit

Antropometri merupakan ukuran dari berbagai dimensi fisik dan


komposisi tubuh manusia yang dibedakan menurut umur dan tingkat gizi. Indeks
antropometri terdiri dari berbagai macam, baik tunggal (misalnya berat/umur),
maupun kombinasi (berat/tinggi, triceps skinfold dan mid-upper-arm
circumference). Pengukuran antropometri antara lain dapat menggunakan
pengukuran indeks massa tubuh (IMT), skinfold thickness serta rasio lingkar
pinggang dan pinggul (RLPP) (Supariasa dkk, 2001).
Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi
kanan badan dan diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu
indeks antropometri yang digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri
23
untuk mengukur status gizi. Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya
digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak dalam tubuh. Persentase kandungan
lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi dengan pengukuran tebal
lemak bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep, subskapular,
suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid aksla.

Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan persamaan


secara umum atau kelompok tertentu.

Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%)
terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh
jenis kelamin dan umur. Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran
kandungan lemak tubuh karena sekitar separuh dari cadangan lemak tubuh total
terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit merupakan salah
satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta presentase lemak
tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.

Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:

Laki-laki 18-27 tahun

          Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula)

     % BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100

Wanita 18-23 tahun

          Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula)

     % BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100

Tabel 8: Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:7

Klasifikasi Laki-laki Wanita


Lean <8% < 13 %
Optimal 8 – 15 % 14 – 23 %
Slightly overfat 16 – 20 % 24 – 27 %
Fat 21 – 24 % 28 – 32 %
Obesitas  25 %  33 %
Sumber. Sirajudin 2012.

24
25
Tebal lemak tubuh merupakan pengukuran yang menunjukkan
massa lemak tubuh dan komposisi tubuh. Massa lemak dihitung sebagai
persentase terhadap berat badan dengan menjumlah tebal lemak pada 4
daerah pengukuran, selanjutnya dibandingkan dengan standar
persentase lemak tubuh berdasarkan lipatan bawah kulit untuk
menentukan besarnya persentase lemak tubuh (Irinto, 2007).
Gibson (2005), menyebutkan bahwa persen lemak tubuh
merupakan salah satu indikator dalam pengukuran antropometri gizi,
menggambarkan perbandingan masa lemak dan non lemak (fat free
mass) pada tubuh seseorang. Pengukuran lemak tubuh digunakan untuk
memantau cadangan lemak tubuh dan melihat tingkat obesitas
seseorang. Pengukuran skin fold umumnya digunakan pada anak umur
remaja ke atas. Umumnya jumlah lemak dibedakan menurut jenis
kelamin. (Supariasa, 2001).

- Faktor yang Mempengaruhi Tebal Lemak Bawah Kulit

Tebal lemak tubuh seseorang sangat beragam dan dipengaruhi


oleh beberapa faktor seperti postur tubuh (Indeks Massa
Tubuh/IMT), usia, jenis kelamin, keturunan, asupan makan
(kebiasaan makan) dan aktivitas fisik (Amelia, 2009).

1) Postur Tubuh (Indeks Massa Tubuh)


Indeks Massa Tubuh merupakan salah satu cara untuk
menentukan status gizi dengan membandingkan berat badan dan tinggi
badan (Depkes, 2006). Penggunaan IMT untuk menentukan total lemak
tubuh seseorang memiliki kelebihan yaitu sederhana, cepat, dan murah,
namun kelemahannya, IMT tidak dapat menggambarkan distribusi lemak
tubuh (Ogden et al, 2008).
Individu dengan postur tubuh yang atletis memiliki Lean Body
Mass (LBM) atau massa bebas lemak yang lebih banyak dibandingkan
dengan tebal lemaknya. Tebal lemak tubuh yang tinggi dapat mengurangi
kinerja dan aktivitas fisik (Amelia, 2009).
26
Penelitian yang dilakukan Heriyanto (2010), yang menunjukkan
IMT memiliki hubungan yang signifikan dengan persen lemak tubuh
pada remaja putri, yaitu semakin tinggi IMT, jumlah lemak tubuh juga
akan semakin bertambah. Orang Indonesia, rata-rata memiliki postur
tubuh dan tulang yang kecil, namun memiliki persen lemak tubuh yang
tinggi.

2) Usia
Komposisi tubuh mulai berkembang dengan cepat sejak anak-anak,
termasuk tebal lemak tubuh yang menjadi salah satu indikator status gizi dan
kesehatan. Lemak tubuh yang memadai diperlukan anak perempuan untuk
perkembangan sistem reproduksi, termasuk persiapan menarche (Amelia,
2009). Lemak tubuh pada umumnya akan meningkat pada umur lebih dari 20
sampai 40 tahun, atau dari remaja hingga usia pertengahan pada laki-laki dan
usia tua pada perempuan. Lemak tubuh yang meningkat tersebut terkait
dengan aktivitas fisik yang menurun seiring dengan bertambahnya usia
(Walhqvist, 1997).
Bray (2004) dalam Amelia (2009), menyebutkan bahwa selain
aktivitas yang menurun, perempuan yang telah mengalami menopause akan
mengalami kenaikan lemak tubuh. Hal tersebut berkaitan dengan hormon
estrogen, berdasarkan penelitian pada perempuan yang telah menopause
setelah percobaan dan intervensi selama 2 tahun dengan estrogen terjadi
peningkatan lemak tubuh.
3) Jenis Kelamin

Lemak tubuh pada laki-laki dan perempuan cenderung berbeda pada


pola penyebarannya. Penumpukan jaringan lemak pada perempuan terjadi di
sekitar daerah pinggul, paha, lengan, punggung dan perut sedangkan laki-
laki, penimbunan jaringan lemak terjadi di bagian perut. Lemak tubuh pada
daerah tertentu sangat bergantung pada jumlah dan sel-sel lemak (Sherwood,
2011). Perempuan memiliki lemak tubuh yang lebih tinggi dibandingkan
laki-laki. Jumlah tumpukan lemak tubuh pada perempuan normalnya sekitar
25-30% dan 18-23% pada laki-laki. (Dwianti dan Widiastuti, 2011).
27
Remaja laki-laki mengalami kehilangan lemak terutama pada anggota
gerak selama masa pacu tumbuh tinggi badannya, sedangkan remaja perempuan
terjadi penambahan yang kontinyu dari lemak selama pubertas. Perempuan
setelah puberbas terjadi akumulasi lemak lebih cepat yaitu sel lemak lebih besar
dan lebih banyak daripada laki-laki (Soetjiningsih, 2004).
Lemak tubuh dapat diukur secara absolut dinyatakan dalam kilogram
maupun secara relatif dinyatakan dalam persen terhadap berat tubuh total.
Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi tergantung dari jenis kelamin dan
umur. Umumnya lemak bawah kulit untuk pria 3,1 kg dan pada wanita 5,1 kg
(Irianto, 2007)
4) Keturunan

Tebal lemak tubuh sangat berkaitan dengan penderita obesitas yang


memiliki tebal lemak dan presentase lemak tubuh tinggi, sehingga faktor
yang berhubungan dengan obesitas juga hampir sama dengan faktor yang
mempengaruhi lemak tubuh, salah satunya faktor keturunan atau genetik.
Wahlqvist (1997), menyebutkan bahwa beberapa hal yang dapat
menyebabkan keturunan sebagai faktor kejadian obesitas yaitu efisiensi alur
metabolik, asupan makan yang lebih banyak, keseimbangan dan fungsi
hormonal, jumlah sel lemak, selera dan rasa kenyang serta respon
thermogenesisi terhadap makanan.
Anak yang obesitas biasanya salah satu atau kedua orang tuanya
obesitas. Obesitas seperti ini belum diketahui secara pasti, apakah diturunkan
sebagai bawaan dari orangtuanya atau karena kebiasaan makan yang
berlebihan yang ditiru anaknya (Waspadji, 2003).

28
5) Asupan Makan

Proverawati (2010), menulis bahwa secara alamiah penimbunan


lemak tubuh yang lama-kelamaan dapat menjadi obesitas terjadi akibat
mengkonsumsi energi lebih banyak dari yang diperlukan tubuh. Energi dari
sumber karbohidrat (glukosa) yang melebihi kebutuhan energi tubuh tidak
akan dipecah, tetapi glukosa akan dirangkai menjadi glikogen yang disimpan
di hati dan otot sebagai cadangan energi jangka pendek. Karbohidrat dapat
diubah menjadi jaringan lemak sebagai cadangan energi jangka panjang
ketika kapasitas penyimpanan glikogen sudah penuh. Lemak yang berlebihan
dari makanan dalam tubuh akan disimpan sebagai lemak tubuh dengan cara
asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol
menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang yang disimpan
dalam jaringan adiposa di bawah kulit (Murray dkk, 1999).
6) Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang berpengaruh


terhadap jumlah lemak seseorang (Waspadji, 2003). Aktivitas fisik
mempengaruhi satu pertiga pengeluaran energi seseorang dengan berat badan
normal, tetapi orang yang memiliki kelebihan berat badan, aktivitas fisik
memiliki peran penting (Cahyono, 2008).
Aktivitas yang banyak dilakukan di dalam rumah dibanding di luar
rumah, misalnya bermain games komputer, menonton televisi maupun media
elektronik lain ketimbang berjalan, bersepeda maupun naik-turun tangga
menurunkan pengeluaran energi sehingga terjadi keseimbangan positif
dimana masukan energi lebih banyak dibandingkan keluaran energi. Tubuh
cenderung untuk menyimpan energi dalam bentuk lemak (Syarif, 2006).

29
 Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit

Salah satu pengukuran komposisi lemak tubuh yaitu dengan


menggunakan skinfold caliper. Bagian-bagian tubuh yang pada diukur
yaitu tricep, bicep, subscapula, dan suprailiac. Teknik pengukuran tebal
lemak tubuh adalah sebagai berikut :

 Lipatan kulit triseps


Lipatan kulit triseps diukur diatas otot triseps di bagian
tengah jarak antara ujung elekranon dan tonjolan akromion. Kedua
titik ini dapat ditentukan dengan lengan refleksi 90°. Setelah titik
pertengahan ini diberi tanda, lengan kemudian dibiarkan tergantung
bebas dan terjuntai di samping badan, kemudian dilakukan
pengukuran.
 Lipatan kulit biseps
Lipatan kulit biseps diukur di bagian perut otot biseps, pada
titik yang sama tinggi dengan lipatan kulit triseps. Lengan juga
menggantung di sisi badan, sementara telapak tangan menghadap
ke depan.
 Lipatan kulit sub-skapula
Lipatan kulit sub-skapula diukur tepat di atas sudut bawah
(inferior) skapula kanan; penjepitan dapat dilakukan vertikal atau
45° terhadap garis-garis kulit.
 Lipatan kulit suprailiaka
Lipatan kulit suprailiaka diukur pada bagian atas krista
iliaka kanan pada titik (1 cm di atas dan 2 cm di bagian medial
SIAS) yang sejajar dengan linea aksilaris media (lengan sedikit
abduksi). Penjepitan boleh mengikuti garis-garis kulit atau 45°
inferomedial terhadap garis horizontal atau medial.

30
Komposisi lemak tubuh diperoleh dengan menjumlahkan
pengukuran tebal lipatan lemak bawah kulit, daerah tricep, bicep,
subscapula dan suprailiaka dibandingkan dengan tabel presentase
tebal lipatan bawah kulit menurut umur, kemudian dikalikan
dengan berat badan aktual. Hasil dari perhitungan komposisi lemak
tubuh dipersentasekan terhadap berat badan aktual. Klasifikasi
komposisi lemak tubuh dapat dilihat pada Tabel. 5 berikut ini.
Tabel 4. Klasifikasi Komposisi Lemak Tubuh
Jenis kelamin Rendah Sedang Tinggi
Pria < 10% 11 – 20 % > 20%

Wanita < 17% 18 – 30% > 30%

Sumber : Irianto (2007)

31
C. Alat Ukur dan Cara Pengukuran

1. Timbangan

Alat ukur ini digunakan untuk mengukur berat badan / massa tubuh seseorang.
Jenis timbangan ada beberapa macam, yaitu :
 Timbangan digital
 Timbangan manual
Cara pengukuran :
1. Pastikan alat yang digunkan baik/tidak.
2. Pastikan lantai yang digunakan rata/tidak begelombang.
3. Timbangan sebaiknya di Nol-kan dahulu
4. Sebelum responden ditimbang, pastikan tidak membawa barang yang dapat
menambah berat badan
5. Ketika responden naik diatas timbangan, pastikan menghadap kedepan.
6. Baca angka pada timbangan.
2. Microtoise

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tinggi badan.


Cara pengukuran :
1. Pastikan mikrotoa masih bisa digunakan dengan baik.
2. Nol-kan mikrotoa terlebih dahulu
3. Pasang mikrotoa di tempat yang datar/tidak bergelombang.
4. Rekatkan mikrotoa menggunakan isolasi/lem.
5. Pastikan responden berdiri dengan tegak dan menghadap kearah depan.
6. Pastikan responden menempel pada tiang/dinding tempat pengukuran dilakukan.
7. 5 titik yang harus diperhatikan yaitu, kepala bagian belakang, pundak, bokong,betis
serta tumit kaki.
8. Kemudian Tarik micrrotoa hingga menempel di atas kepala.
9. Dibaca angka yang muncul/ tertera di microtoa.

32
3. LILA/ Lingkar Lengan Atas

Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui lingkar lengan atas pada responden guna untuk
mengetahui status gizinya.
Cara pengukuran :
1. Pastikan kertas LILA yang akan digunakan dalam keadaan yang baik.
2. Tanyakan pada responden tangan sebelah mana yang sering digunakan untuk bekerja
3. Tangan responden membentuk siku-siku 90 derajat.
4. Ukur dari tulang kerangka sampai ke siku-siku lalu hasil pengukuran dibagi 2, dan
beri tanda setelah dibagi 2.
5. Turunkan atau lemaskan tangan responden
6. Ukur LILA responden yang telah diberi tanda.

4. Skinfold Caliper / alat ukur tebal lemak bawah kulit

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tebal lemak dibawah kulit, seperti lemak bawah
kulit pada lengan atas (biceps dan triceps), punggung (subscapular), perut (suuprailiac),
Cara pengukuran :
1. Biceps dan Triceps
1. Pertama siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan alat skinfold dalam keadaan yang baik dan bisa digunakan
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya agar pengukuran yang
dilakukan effisien.
4. Tarik/cubit bagian lemak bawah kulit dengan perlahan.
5. Pastikan responden tidak merasakan kesakitan pada saat penarikan/pencubitan
pada tubuhnya.
6. Dijepit bagian lemak yang telah didapatkan dengan alat skinfold caliper
7. Dibaca angka yang tertera pada alat skinfold caliper
8.

33
2. Subscapular
1. Pertama siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan alat skinfold dalam keadaan yang baik dan bisa digunakan
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya agar pengukuran yang
dilakukan effisien.
4. Tarik/cubit bagian lemak bawah kulit dengan perlahan.
5. Pastikan responden tidak merasakan kesakitan pada saat penarikan/pencubitan
pada tubuhnya.
6. Dijepit bagian lemak yang telah didapatkan dengan alat skinfold caliper
7. Dibaca angka yang tertera pada alat skinfold caliper

3. Perut (Suuprailiac),
1. Pertama siapkan alat yang akan digunakan.
2. Pastikan alat skinfold dalam keadaan yang baik dan bisa digunakan
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaian responden agar pengukuran
yang dilakukan effisien.
4. Tarik/cubit bagian lemak bawah kulit dengan perlahan.
5. Pastikan responden tidak merasakan kesakitan pada saat penarikan/pencubitan
pada tubuhnya.
6. Dijepit bagian lemak yang telah didapatkan dengan alat skinfold caliper
7. Dibaca angka yang tertera pada alat skinfold caliper

4. MetLine (meteran)

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur Lingkar Perut, Lingkar Pinggang, dan
Lingkar Pinggul.
Cara pengukuran :

1. Lingkar Perut
1. Siapkan alat yang akan digunakan (Met Line)
2. Pastikan Metline bisa digunakan.
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya. agar
pengukurannya effisien.
4. Ukur pada bagian perut yang paling menonjol kedepan
5. Baca angka yang tertera pada metline

2. Lingkar Pinggang
1. Siapkan alat yang akan digunakan (Met Line)
2. Pastikan Metline bisa digunakan.

34
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya. agar
pengukurannya effisien.
4. Ukur pada bagian perut yang paling kecil atau menjorok kedalam
5. Baca angka yang tertera pada metline

3. Lingkar Pinggul
1. Siapkan alat yang akan digunakan (Met Line)
2. Pastikan Metline bisa digunakan.
3. Minta izin kepada responden untuk membuka pakaiannya. agar
pengukurannya effisien.
4. Ukur pada bagian perut yang paling kecil atau menjorok kedalam
5. Baca angka yang tertera pada metline

35
E. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan penilaian status gizi seseorang secara antropometri.


Percobaan ini dilakukan secara berkelompok dimana masing-masing praktikan saling
mengukur satu sama lain, dan yang akan dibahas di bawah ini merupakan penilaian status
gizi secara pribadi. Percobaan yang dilakukan dalam penilaian status gizi secara antropometri
ini dibagi menjadi dua tahap. Tahap yang pertama yaitu mengukur berat badan,dan tinggi
badan,. Dari pengukuran tersebut, kita bisa melakukan perhitungan Indeks Massa
Tubuh (IMT). Tahap yang kedua yaitu mengukur lingkar pinggang, lingkar panggul, tebal
lipatan kulit, dan lingkar lengan atas. Dengan pengukuran-pengukuran yang dilakukan kita
dapat mengetahui status gizi yang kita miliki.
1.    Indeks Masa Tubuh ( IMT)
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan  antara berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat  menjadi indikator atau
mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang.
Berdasarkan hasil pengukuran dan dihubungkan dengan standar Nilai Ambang Batas IMT 
( WHO 2000)  maka dapat dilihat bahwa pengukuran IMTnya adalah 19,8 maka hasil berada
dalam kisaran normal.Masalah kekurangan dan kelebihan gizi merupakan masalah yang
sangat penting karena dapat memicu terjadinya penyakit degeneratif. Berat badan yang
kurang pada wanita usia subur memungkinkan melahirkan bayi berat badan lahir rendah
( BBLR). Sedangkan berat badan lebih dapat memicu penyakit degeneratif seperti jantung,
kolestrol, obesitas dsb.
2.    Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul ( WHR )
Berdasarkan hasil pengukuran dan kemudian disesuaikan dengan kriteria WHR
(wanita umur 20-29 tahun dan laki-laki dengan umur    20-29 tahun ), maka dapat dilihat
bahwa pengukuran status gizi dengan WHR adalah: 0,74 maka hasil pengukuran termasuk
dalam kategori low.Tingginya WHR mengindikasikan banyaknya lemak di daerah seputar
pinggang. Sebaliknya WHR yang rendah mengindikasikan timbunan lemak lebih banyak di
daerah sekitar pinggul.  Berdasarkan  hasil penelitian, ternyata wanita dengan WHR tinggi,
baik itu yang bertubuh gemuk atau pun yang kurus sekalipun, ternyata lebih rentan terserang
stres.Ukuran lingkar pinggang lebih besar (merefleksikan lemak abdomen) sangat berbahaya,
lingkar pinggul lebih besar dapat memberikan perlindungan terhadap
penyakit  kardiovaskuler. Rasio lingkar pinggang dan pinggul adalah cara penilaian obesitas
terbaik untuk mengukur risiko serangan jantung. Itu kesimpulan penelitian global
ilmuwan dari Universitas McMaster, Kanada, yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet
terbaru. Jika obesitas ditentukan dengan menggunakan rasio lingkar pinggang dan
pinggul. selain memakai indeks masa tubuh , maka orang berisiko mengalami serangan
jantung meningkat tiga kali lipat.Hasil pemeriksaan di laboratorium menunjukkan bahwa
sekresi kortisol yang mereka lakukan lebih banyak dibandingkan para wanita yang memiliki
WHR rendah.  Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Psychosomatic Medicine
edisi September/Oktober itu lebih jauh mengungkapkan bahwa tinggnya WHR pada wanita
bertubuh kurus dengan yang kegemukan tentu saja memiliki sebab yang berbeda.  Secara
psikologis, wanita kurus dengan WHR tinggi umumnya adalah mereka yang tengah
mengalami stres.

36
 "Bagi yang bertubuh kurus, lemak di sekitar perut bisa menjadi indikasi dari pengaruh stress.
Banyak faktor dibalik tingginya kortisol sebagai penyebab bertimbunnya lemak di sekitar
perut.  Selain hormon, merokok, mengkonsumsi alkohol, serta malasnya berolahraga dapat
meningkatkan tingkat kortisolnya.  Sementara itu, tidur yang cukup serta rajin berolahraga
dapat menurunkan tingkat kortisol serta lemak di sekitar perut.
3.      Rasio Lingkar Perut
Dari hasil pengukuran antropometri pada lingkar perut adalah 68,6 maka hasil tersebut
dikatakan normal. Ukuran lingkar perut yang baik yaitu tidak lebih dari 90 cm untuk laki-laki
dan tidak lebih dari 80 cm. Dampak pada munculnyaberbagai penyakit degeneratif. Obesitas
sentral berhubungan dengan peningkatansindrom
metabolic, aterosklerosis, penyakit kardiovaskuler, diabetes tipe 2, batu empedu, gangguan
fungsi pulmonal,  hipertensi dan dislipidemia
4.      Body Fat (%)
Body Fat (Kadar Lemak Tubuh) adalah presentase berat lemak total dalam tubuh
terhadap berat badan dan merupakan indicator kesehatan. Kadar Lemak yang berlebihan
sangat beresiko terhadap berbagai penyakit. Mengurangi kelebihan lemak tubuh dapat
mengurangi secara nyata resiko penyakit degeneratif, seperti hipertensi, jantung, diabetes,
stroke, dan kanker. Body Fat (%) adalah persentase kadar lemak di dalam tubuh seseorang
dibandingkan dengan berat tubuh keseluruhan.Berdasarkan hasil pengukuran tricep dan
subscapula yang disesuaikan dengan standar klasifikasi laki-laki dan wanita maka dapat
diketahui bahwa pengukuran  %BF adalah 20, maka di katakan normal.% body fat  yang
berada di atas normal dapat memberikan risiko kesehatan yang lebih tinggi. perubahan dalam
lingkar pinggang menggambarkan perubahan faktor risiko penyakit kardiovaskular
dan penyakit-penyakit kronik lainnya.Ada cara untuk menyingkirkan lemak dan
meningkatkan metabolisme tubuh dan cara itu bisa jadi merupakan satu-satunya cara terbaik
untuk memperoleh hasil efektif. Klein dan Labrada menyarankan agar menambah frekuensi
makan, tentunya makanan berkomposisinya seimbang, dan bukan menjadi kelaparan untuk
menghilangkan lemak. Ini untuk mencegah agar tidak berdiet mati-matian.Hal yang harus
selalu diingat: mengurangi jumlah kalori dan meningkatkan aktivitas olah raga akan membuat
tubuh mencuri massa otot untuk mengambil cadangan energinya. Jangan mengulangi
kesalahan di atas bila ingin menghilangkan lemak, karena hasilnya lemak tubuh akan
bertambah.Berkurangnya massa otot harus diwaspadai, karena itu berarti kecepatan
metabolisme tubuh juga berkurang. Menurunnya metabolisme dapat membuat kita tiap tahun
bertambah berat badan lima kg, meskipun mengkonsumsi porsi kalori yang sama seperti
biasanya.Banyaknya kalori yang dikonsumsi berperan penting dalam peningkatan
metabolisme tubuh. Tubuh secara otomatis akan melambatkan metabolisme bila kalori yang
masuk berkurang. Ini merupakan tehnik bertahan hidup manusia ketika kelaparan.
Menurut goulding A (2003), menetapkan dalam penenelitiannya adalah kami
menetapkan bahwa wanita berusia 4-5 tahun relatif tinggi adipositas cenderung
mempertahankan lintasan jauh lebih tinggi keuntungan lemak, dibandingkan anak perempuan
yang lebih ramping pada awal. Namun demikian, adalah meyakinkan untuk dicatat bahwa
tidak setiap anak dengan tinggi adipositas awal memperoleh sejumlah besar lemak. Dengan
demikian, meskipun memburuk adipositas lebih mungkin sebagai kemajuan masa kanak-
kanak, maka bukan merupakan konsekuensi tak terelakkan dari memiliki lemak tinggi

37
Persentase pada 5 y usia. Apakah atau tidak adipositas yang berlebihan menjadi lebih parah
dari waktu ke waktu akan tergantung pada keseimbangan setiap anak mencapai antara asupan
energi dan mereka pengeluaran energi. Pengukuran longitudinal kami menunjukkan bahwa
anak perempuan dari kelompok persentase lemak rendah adalah mendapatkan rata-rata 2 g
lemak per hari, sedangkan yang dari Persentase kelompok lemak tinggi   yang
mengumpulkan sekitar 6 gram  lemak sehari-hari.
5.      LILA
Lingkar Lengan Atas (LILA) merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status
gizi, karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan
harga yang lebih murah. Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian pada pengukuran ini
adalah : (Supariasa, 2001:46-48)

a.         Baku Lingkar Lengan Atas (LILA) yang sekarang digunakan belum mendapat
pengujian yang memadai untuk digunakan di Indonesia. Hal ini didasarkan pada hasil-hasil
penelitian yang umumnya menunjukkan perbedaan angka prevalensi Kekurangan Energi
Protein (KEP) yang cukup berarti antar penggunaan LILA di satu pihak dengan berat badan
menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan maupun indeks-indeks lain di pihak
lain, sekalipun dengan LILA
b.         Kesalahan pengukuran pada LILA (pada berbagai tingkat keterampilan pengukur)
relatif lebih besar dibandingkan dengan tinggi badan, megingat batas antara baku dengan gizi
kurang, lebih sempit pada LILA dari pada tinggi badan. Ini berarti kesalahan yang sama besar
jauh lebih berarti pada LILA dibandingkan dengan tinggi badan
c.         Lingkar lengan atas sensitif untuk semua golongan tertentu (prasekolah) tetapi kurang
sensitif pada golongan lain terutama orang dewasa. Tidak demikian halnya dengan berat
badan.

38
Kesimpulan

Antropometri adalah ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status

gizi. Konsep dasar antropometri untuk mengukur status gizi adalah konsep pertumbuhan,
pada dasarnya menilai status gizi dengan metode antropometri adalah menilai pertumbuhan.
Beberapa alasan antropometri digunakan sebagai indikator status gizi, yaitu: pertumbuhan
agar berlangsung baik memerlukan asupan gizi yang seimbang. Beberapa contoh jenis
ukuran antropometri yang digunakan untuk menilai status gizi di antaranya berat badan,
panjang atau tinggi badan, lingkar lengan atas, lapisan lemak bawah kulit, lingkar kepala,
lingkar dada, dan lainnya.

Gizi yang tidak seimbang akan mengakibatkan terjadinya gangguan pertumbuhan,


kekurangan zat gizi akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan, sebaliknya kelebihan
asupan gizi dapat mengakibatkan tumbuh berlebih (gemuk). Oleh karena itu antropometri
sebagai variabel status pertumbuhan dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai status
gizi.

39
Saran

1. Sebaiknya setelah mengikuti praktek pengukuran antropometri ini mahasiswa/i gizi


bisa lebih memahami cara mengukur tinggi badan, menimbang berat badan, mengukur lila,
dan mengukur lingkar perut, lingkar pinggang serta pinggul dengan benar.
2. Semoga tetap dan akan selalu bersahabat dengan praktikan sehingga proses praktikum
yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.
3. Setelah memakai alat lab sebaiknya dikembalikan ke tempat asal, dan diwajibkan
kelompok yang survei untuk mengecek kembali apakah alat sudah dikembalikan semua.

40
Daftar Pustaka

ejournal.litbang.depkes.go.id
eprints.undip.ac.id/.../ADHITYA_PRADANA_22010110120064_B...
gizi.depkes.go.id/wp-content/.../ped-praktis-stat-gizi-dewasa.doc
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/.../4/Chapter%20II.pdf
repository.unimus.ac.id/552/3/BAB%20II.pdf
jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/viewFile/539/444
https://media.neliti.com/media/publications/223509-none.pdf
https://repository.usd.ac.id/5683/2/128114099_full.pdf
https://media.neliti.com/.../97658-ID-hubungan-lingkar-pinggang-...
Buku Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi tahun 2014
Buku Penilaian Status Gizi tahun 2014 (I Dewa Nyoman Supariasa)
Buku Penilaian Status Gizi ( Muhammad Iqbal)

41

Anda mungkin juga menyukai