Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keadaan gizi adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan
gizi dan penggunaan zat gizi tersebut atau keadaan fisiologi akibat dari tersedianya zat gizi
dalam sel tubuh (Supariasa, 2002)

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat gizi. Dibedakan atas status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih (Almatsier, 2006 yang
dikutip oleh Simarmata, 2009).

Penilaian status gizi pada dasarnya merupakan proses pemeriksaan keadaan gizi
seseorang dengan cara mengumpulkan data penting, baik yang bersifat objektif maupun
subjektif, untuk kemudian dibandingkan dengan baku yang tersedia. Pada prinsipnya, penilaian
status gizi anak serupa dengan penilaian status gizi pada periode kehidupan yang lain. Penilaian
status gizi dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu langsung dan tidak langsung. Penilaian status
gizi secara langsung meliputi (1) Antropometri (2) Klinis (3) Biokimia (4) Biofisik. Sedangkan
penilaian status gizi secara tidak langsung meliputi (1) Survei konsumsi makanan (2) Statistik
vital (3) Faktor ekologi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penilaian status gizi secara langusng dengan metode biofisik?

2. Metode apa saja yang digunakan untuk penilaian status gizi secara langsung dengan
menggunakan biofisik?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Penilaian status gizi secara langsung dengan metode biofisik

2. Metode yang digunakan untuk penilaian status gizi secara langsung dengan biofisik
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penilaian Status Gizi Secara Langsung dengan Metode Biofisik

Biofisik merupakan penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi khususnya
jaringan dan melihat perubahan struktur dan jaringan. Penilaian biofisik ini memerlukan biaya
yang besar. Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta endemik,
cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.

2.2. Metode yang digunakan untuk penilaian status gizi secara biofisik

1. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien
untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis.
Pemeriksaan ini diperlukan untuk mengkaji bagian tubuh pasien baik secara lokal atau head to
toe guna memperoleh informasi /data dari keadaan pasien secara komprehensif untuk menegakan
suatu diagnosa. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam pemeriksaan fisik, yaitu (1) Inspeksi
(2) Palpasi (3) Perkusi (4) Auskultasi.

Tahap-tahap pemeriksaan fisik dari kepala sampai dengan ujung kaki (head to toe) di mulai dari
bagian tubuh sebagai berikut.

a. kulit, rambut dan kuku

b. kepala meliputi: mata, hidung. telinga dan mulut

c. leher: posisi dan gerakan trachea

d. dada: jantung dan paru

e. abdomen: pemeriksaan dangkal dan dalam

f. genetalia

g. kekuatan otot
h. Neurologi

Selain test head to toe test adaptasi gelap paling sering digunakan di lapangan. Tes ini
dilakukan dengan merancang sebuah ruangan dengan suasana gelap (kurang cahaya). Dapat
dilakukan beberapa cara untuk mendiagnosa seseorang menderita rabun senja atau tidak. Salah
satu caranya adalah denga memerintahkan orang yang akan diperiksa tersebut untuk melakukan
sesuatu, misalnya mengambil barang berbentuk segitiga. Orang yang penglihatan stotopiknya
normal masih dapat membedakan bentuk karena masih dapat melihat dalam keadaan kurang
cahaya setelah beradaptasi beberapa waktu. Sedangkan orang yang menderita rabun senja sudah
tidak dapat lagi membedakan bentuk, karena penglihatannya akan hitam dan gelap sama sekali.
Test ini dilakukan untuk mendeteksi kekurangan vitamin A.

2. Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan ini dilakukan dengan melihat tanda-tanda fisik dan keadaan tertentu seperti
riketsia, osteomalasia, fluorosis dan ber-beri. Tanda-tanda radiologi dapat terjadi pada kurang
gizi yang parah. Tes ini jarang dilakukan di dalam masyarakat atau penelitian epidemiologi tetapi
sesuai digunakan pada survey yang bersifat retrospektif dari pengukuran kurang gizi seperti
riketsia dan KEP dini (Ningtyias, 2010).

3. Tes Sitologi

Sitologi adalah cabang biologi yang berhubungan dengan studi sel, struktur, fungsi,
biokimia, dll disiplin dimulai dengan studi mikroskopis Robert Hooke dari gabus pada tahun
1665, dan berbagai bentuk mikroskop adalah alat utama sitologi.

Sebuah teknik yang sering digunakan adalah kultur jaringan. Pada abad ke-19, teori sel
dikembangkan yang menunjukkan bahwa sel-sel adalah unit dasar dari organisme. Penelitian
sitologi baru-baru ini difokuskan pada kimia komponen sel (sitokimia).

Pemeriksaan sitologis dapat dilakukan pada cairan tubuh (contoh adalah darah, urine, dan
cairan serebrospinal) atau bahan yang disedot (ditarik keluar melalui hisap ke jarum suntik) dari
tubuh. Sitologi dapat juga melibatkan pemeriksaan persiapan dengan menggores atau mencuci
dari daerah tertentu dari tubuh. Misalnya, contoh umum sitologi diagnostik adalah evaluasi Pap
serviks (disebut sebagai tes Papanicolaou atau Pap smear).
Agar evaluasi sitologi dapat dilaksanakan, bahan bahan yang akan diperiksa disebar ke
slide kaca dan diwarnai. Seorang ahli patologi kemudian menggunakan mikroskop untuk
memeriksa sel-sel individu dalam sampel.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Biofisik merupakan salah satu cara penentuan status gizi secara langsung yg melihat
perubahan struktur dan fungsi jaringan. Namun metode ini memerlukan tenaga yg profesional.
Metode yg digunakan seperti pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologi, dan tes sitologi. Tes
perubahan struktur dapat dilihat secara klinis (misalnya pengerasan kuku, pertumbuhan
rambut,dll) atau non klinis (misalnya radiologi). Penilaian secara biofisik dapat dilakukan
dengan tiga cara yaitu 1) uji radiologi, 2) tes fungsi fisik (misalnya tes adaptasi pada ruangan
gelap), dan 3) sitologi (misalnya pada KEP dengan melihat noda pada epitel dari mukosa oral).
Penilaian biofisik ini memerlukan biaya yang besar. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam
pemeriksaan fisik, yaitu (1)Inspeksi (2)Palpasi (3)Perkusi (4)Auskultasi. Tahap-tahap
pemeriksaan fisik dari kepala s/d ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan radiologi ini dilakukan
dengan melihat tanda-tanda fisik dan keadaan tertentu seperti riketsia, osteomalasia, fluorosis
dan ber-beri. Pemeriksaan sitologis dapat dilakukan pada cairan tubuh (contoh adalah darah,
urine, dan cairan serebrospinal) atau bahan yang disedot (ditarik keluar melalui hisap ke jarum
suntik) dari tubuh.

3.2. Saran

Dengan adanya materi mengenai biofisik ini, kiranya kita akan lebih mengetahui dan
memahami cara untuk menentukan status gizi secara langsung khususnya dengan metode
biofisik.
DAFTAR PUSTAKA

http://fkm.ilearn.unand.ac.id/mod/resource/view.php?id=105

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/755

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25701/1/ZAKIAH%20-%20fkik.pdf

http://advokatgunawanrekan.blogspot.co.id/2009/02/sejarah-singkat-kedudukan-advokat-
di.html?m=1

http://ajikeristanto2013.blogspot.com/2013/04/konsep-advokasi-dalam-promosi-kesehatan.html

http://www.ataya.xyz/2015/02/pengertian-sitologi.html

Anda mungkin juga menyukai