Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengukuran Antropometri

1. Pengertian

Antropometri (ukuran tubuh) merupakan salah satu cara langsung menilai status

gizi, khususnya keadaan energi dan protein tubuh seseorang. Dengan demikian,

antropometri merupakan indikator status gizi yang berkaitan dengan masalah

kekurangan energi dan protein yang dikenal dengan KEP. Antropometri dipengaruhi

oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Konsumsi makanan dan kesehatan (adanya

infeksi) merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi antropometri (Aritonang,

2013).

Keunggulan antropometri antara lain prosedurnya sederhana, aman, dan dapat

dilakukan dalam jumlah sampel yang besar. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli.

Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah

setempat. Tepat dan akurat karena dapat dibakukan, dapat mendeteksi atau

menggambarkan riwayat gizi di masa lampau, umumnya dapat mengidentifikasi

status gizi sedang, kurang dan buruk karena sudah ada ambang batas yang jelas.

Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu

generasi ke generasi berikutnya. Dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang

rawan gizi (Istiany dkk, 2013).

Kelemahan antropometri antara lain yaitu tidak sensitif, artinya tidak dapat

mendeteksi status gizi dalam waktu singkat. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan

penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi dan sensitivitas

pengukuran antropometri. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat


mempengaruhi presisi, akurasi dan validitas pengukuran antropometri. Kesalahan ini

terjadi karena latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan alat atau kesulitan

pengukuran (Istiany dkk, 2013).

Dibandingkan dengan metode lainnya, pengukuran antropometri lebih praktis

untuk menilai status gizi (khususnya KEP) di masyarakat. Ukuran tubuh yangbiasanya

dipakai untuk melihat pertumbuhan fisik adalah berat badan (BB), tinggibadan (TB),

lingkar lengan atas (LILA), lingkar kepala (LK), tebal lemak dibawahkulit (TL) dan

pengukuran tinggi lutut. Penilaian status gizi antropometri disajikandalam bentuk

indeks misalnya BB/U, TB/U, PB/U, BB/TB, IMT/U (Aritonang, 2013).Ada beberapa

penilaian status gizi dapat diterapkan yaitu (1) skrining atau penapisan, adalah status

gizi perorangan untuk keperluan rujukan dari kelompok atau puskesmas dalam

kaitannya dengan suatu tindakan atau intervensi, (2) pemantauanpertumbuhan yang

berkaitan dengan kegiatan penyuluhan, (3) penilaian status gizi pada kelompok

masyarakat yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil suatu program sebagai

bahan perencanaan suatu program (Aritonang, 2013).

2. Ukuran Antropometri

Status gizi menurut Rusli et al (2011) ditentukan melalui antropometri yang

diidentifikasi melalui grafik. Pemeriksaan antropometri meliputi pengukuran berat

badan (BB), tinggi badan (TB), lingkaran kepala (LK), lingkar lengan atas (LILA)

dan tebal lipatan kulit (TLK).

a. Berat Badan

Berat badan merupakan penghitungan rerata dari status nutrisi secara umum

yang memerlukan data lain seperti umur, jenis kelamin, dan PB/TB untuk

menginterpretasikan data tersebut secara optimal. Berat badan diukur dengan


timbangan digital atau timbangan dacin. Sampai anak berumur kurang lebih 24

bulan atau dapat bekerjasama dan berdiri tanpa dibantu diatas timbangan,

penimbangan dilakukan dengan menggunakan timbangan bayi. Berat badan anak

sebaiknya diukur dengan baju minimal atau tanpa baju dan tanpa popok pada

bayi. Sebelum menimbang seharusnya timbangan dikalibrasi dengan mengatur

jarum timbangan ke titik nol. Timbangan harus ditera minimal setahun sekali di

Jawatan Metrologi setempat atau ditera sendiri dengan anak timbangan yang sudah

diketahui beratnya setidaknya sebulan sekali dan setiap pemindahan timbangan.

Berat badan dicatat dengan ketelitian sampai 0,001 kg pada bayi dan 0,1 kg pada

anak yang lebih besar.

b. Panjang Badan atau Tinggi Badan

Panjang badan atau tinggi badan mencerminkan status nutrisi jangka

panjang seorang anak. Panjang badan diukur dengan menggunakan papan pengukur

panjang untuk anak dibawah umur 2 tahun atau PB kurang dari 85 cm.

Pengukuran panjang badan dilakukan oleh dua orang pengukur. Pengukur

pertama memposisikan sang bayi agar lurus di papan pengukur sehingga kepala

sang bayi menyentuh papan penahan kepala dalam posisi bidang datar Frankfort

(Frankfort horizontal plane) . Bidang datar Frankfort merupakan posisi anatomis

saat batas bawah orbita dan batas atas meatus auditorius berada segaris. Pengukur

kedua menahan agar lutut dan tumit sang bayi secara datar menempel dengan

penahan kaki.

Untuk anak yang dapat berdiri tanpa bantuan dan kooperatif, tinggi badan

diukur dengan menggunakan stadiometer yang memiliki penahan kepala bersudut

90o terhadap stadiometer yang dapat digerakkan. Sang anak diukur dengan
telanjang kaki dan pakaian minimal agar pengukuran dapat dilakukan dengan benar.

Saat pengukuran anak harus berdiri tegak, kedua kedua kaki menempel, tumit,

bokong, dan belakang kepala menyentul stadiometer, dan menatap kedepan bidan

datar Frankfort.

Pengukuran PB lebih panjang 0,5 sampai 1,5 cm daripada pengukuran TB.

Bila anak diatas umur 2 tahun atau lebih dari 85 cm diukur dalam posisi berbaring

maka hasilnya perlu dikurangi 1 cm sebelum diplot pada grafik pertumbuhan. Oleh

sebab itu penting sekali mencatat pengukuran terutama saat peralihan PB menjadi

TB. Pengubahan pengukuran dari PB menjadi TB dilakukan dengan ketelitian

sampai 0.1 cm.

c. Lingkar Kepala

Lingkar kepala paling cepat terjadi dalam 3 tahun pertama kehidupan.

Pengukuran rutin LK (lingkar frontal oksipital) merupakan komponen dari

pengkajian nutrisi pada anak sampai umur 3 tahun dan dikerjakan terutama pada

anak yang mempunyai risiko tinggi gangguan nutrisi jangka pendek dibandingkan

dengan BB krena pertumbuhan otak umumnya dipertahankan oleh tubuh saat terjadi

masalah nutrisi. Lingkar kepala tidak dapat digunakan sebagai pengukuran status

nutrisi pada anak dengan hidrosefalus, mikrosefali, dan makrosefali.

Lingkar kepala diukur dengan menggunakan pita pengukur fleksibel yang

tidak dapat direnggangkan. Panjang lingkar sebaiknya diambil dari lingkar

maksimum dari kepala, yaitu diatas tonjolan supraorbita dan melingkari oksiput.

Saat pengukuran harus diperhatikan agar pita pengukur tetap datar pada permukaan

kepala dan parallel dikedua sisi. Pengukuran dicatat dengan ketelitian sampai 0,1

cm.
d. Lingkar lengan atas (LILA)

Lingkar lengan atas (LILA) dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan,

sebuah penanda cadangan energi dan protein, dan dapat memberikan informasi

mengenai kadar lemak tubuh. Pengukuran dilakukan dititik tengah lengan atas,

ditengah antara ujung lateral akromion dan olekranon bila tangan dalam posisi

fleksi dengan sudut 900 (diukur dan diberi tanda). Untuk pengukuran LILA, anak

harus berdiri tegak lurus dengan lengan dilemaskan disisi tubuh. Pita ukur yang

fleksibel dan yang tidak dapat meregang diletakkan tegak lurus dengan aksis

panjang dari lengan, dirapatkan melingkari lengan, dan dicatat dengan ketelitian

sampai ke 0,1 cm. Pengukuran ini sebaiknya dilakukan 3 kali dan nilai akhir diambil

dari rerata ketiga hasil pengukuran tersebut.

e. Tebal Lipatan Kulit Triceps (TLK)

Tebal lipat kulit trisep (triceps skinfold thickness) (TLK) adalah sebuah

penanda cadangan lemak subkutan (energy) dan lemak tubuh total, dan memberi

informasi mengenai lemak tubuh (fat patterning). Dalam mengukur, seorang anak

harus dalam posisi tegak dengan lengan disisi tubuh. TLK diukur di pertengahan

lengan atas, tepat ditengah otot trisep dilengan bagian belakang (diukur dan diberi

tanda sebelumnya). Pengukur mencubit lemak dengan ibu jari dan jari telunjuk,

sekitar 1 cm diatas titik tengah yang telah ditandai, dan menempatkan caliper

tepat di atas titik yang ditandai. Empat detik setelah lengan caliper dilepaskan,

hasil pengukuran diambil lalu caliper dilepaskan. Pengukuran ini sebaiknya

dilakukan tiga kali, diambil reratanya dan dicatat dalam pembulatan 0,1 cm.
Penilaian status gizi berdasarkan antropometri dapat diukur menggunakan

parameter tunggal seperti umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas,

lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Pada

umumnya, penilaian status gizi menggunakan parameter gabungan seperti: Berat

Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), Berat badan

menurut Tinggi Badan (BB/TB) dan Indeks Massa Tubuh menurut Umur(IMT/U).

Penilaian status gizi untuk umur 5-18 tahun menggunakan parameter IMT/U. (Istiany

dkk, 2013).

IMT = BB(kg)/TB2 (m2)

Z score = Nilai IMT yang diukur-Median Nilai IMT (lihat

tabel) Standar Deviasi

B. Interpretasi Status Gizi


1. Kurva Pertumbuhan KMS
Di Indonesia terdapat Kartu Menuju Sehat (KMS) yang dipakai baik untuk
penyuluhan maupun sebagai alat monitor pertumbuhan dan gizi dimasyarakat
merupakan modifikasi WHO 2005 yaitu berat badan terhadap umur anak Balita,
dilengkapi dengan gambar perkembangan motorik kasar, halus dan berbahasa.. Garis
pertumbuhan KMS terbaru yang digunakan berdasarkan SD score dimana garis
merah adalah -3SD (Suroto, 2012).
Keterangan :
Gizi buruk : pita merah kebawah
Status waspada : pita kuning ke hijau muda
Gizi normal : pita hijau tua
Kelebihan berat badan : pita hijau muda ke kuning

Cara membaca KMS :


a. Isikan bulan lahir anak pada 0 bulan lahir
b. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.
c. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya.
d. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan
e. Tulis berat badan di bawah kolom bulan saat penimbangan
f. Letakkan titik berat badan pada titik temu garis tegak (umur) dan garis
datar (berat badan).
g. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu. Jika bulan
sebelumnya anak ditimbang, hubungkan titik berat badan bulan lalu
dengan bulan ini dalam bentuk garis lurus
h. Jika anak bulan lalu tidak ditimbang, maka garis pertumbuhan tidak
dapat dihubungkan
Menentukan Status Pertumbuhan anak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai
garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari
penentuan status pertumbuhan adalahseperti tertera sebagaiberikut:
Contoh disamping menggambarkan status pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS: Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak.
Contoh:
a. TIDAK NAIK (T); grafik berat badan memotong garis pertumbuhan
dibawahnya; kenaikanberat badan < KBM (<800 g)
b. NAIK (N), grafik berat badan memotong garis pertumbuhan diatasnya;
kenaikan berat badan> KBM (>900 g)
c. NAIK (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan
berat badan >KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan <
KBM (<400g)
e. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan menurun; grafik berat
badan < KBM (<300 g)

Interpretasi grafik pertumbuhan dan saran tindak lanjut


Interpretasi pada sekali penimbangan
Laku berat
Interpretasi Tindak lanjut
badan
Di bawah Anak kurang gizi - Perlu pemberian makanan
garis merah tingkat sedang atau tambahan ( PMT ) yang
berat badan atau diselenggarakan oleh orang
disebut kurang tua / petugas kesehatan
energi dan protein - Perlu penyuluhan gizi
nyata ( KEP nyata seimbang
) - Perlu dirujuk untuk
pemeriksanan kesehatan
Pada daerah Harus hati – hari - Ibu dianjurkan untuk
dua pita dan waspada karena memberikan PMT pada
warna kuning keadaan gizi anak anak balitanya di rumah
( di atas garis sudah kurang - Perlu penyuluhan gizi
merah ) meskipun tingkat seimbang
ringan atau disebut
KEP tingkat
ringan
Dua pita Anak mempunyai - Beri dukungan pada ibu
warna hijau beraat badan cukup untuk tetap memperhatikan
muda dan attau disebut gizi dan mempertahankan status
pita warna baik gizi anak
hijau tua ( - Beri penyuluhan gizi
di atas pita seimbang
kuning )
Dua pita Anak telah - Konsultasi ke dokter
warna hijau mempunyai berat - Penyuluhan gizi seimbang
muda, dua badan yang lebih, - Konsultasi ke klinik gizi
pita warna semakin ke atas / pojok gizi di
kuning ( kelebihan berat puskesmas
paling atas badannya semakin
). banyak
Dsb.
Interpretasi dua kali perimbangan atau lebih
Kecenderung Interpretasi Tindak lanjut
an
Berat badan naik Anak sehat, - Perlu penyuluhan
atau meningkat gizi cukup *) gizi seimbang
- Beri dukungan pada
orang tua untuk
mempertahankan
kondisi anak
Berat badan Kemungkinan - Dianjurkan untuk
tetap terganggu memberi makanan
kesehatannya dan tambahan
atau mutu gizi - Penyuluhan gizi
yang dikonsumsi seimbang
tidak seimbang *) - Konsultasi ke dokter
atau petugas
kesehatan
Berat badan Kemungkinan - Dianjurkan untuk
berkurang atau terganggu memberi makanan
turun kesehatannya dan tambahan
atau mutu gizi - Penyuluhan gizi
yang dikonsumsi seimbang
tidak seimbang *) - Konsultasi ke dokter
atau petugas
kesehatan
Titik – titik Kurang Penyuluhan dan
berat badan kesadaran untuk pendekatan untuk
dalam KMS berpartisipasi meningkatkan
terputus – putus dalam kesadaran
pemantauan berpartisipasi aktif
tumbuh kembang
anak

Keterangan :
*) Interpretasi tersebut hanya berlaku bagi balitaa yang
mempunyai berat badan normal dan kurang. Bila balita yang
sudah kelebihan berat badan sebaiknya secara khusus
dikonsultasikan ke dokter.
Grafik Pertumbuhan Anak
a. Pengisian grafik pertumbuhan anak dimulai dengan menuliskan nama
bulan dan tahun kelahiran anak tersebut pada kolom bulan yang
berada di bawah angka 0.
Contoh :
Budi lahir bulan Agustus 1994, maka cantumkan bulan Agustus
1994 di kolom bergaris merah tebal di bawah angka 0.
b. Untuk kolom – kolom selanjutnya yang berada di bawah angka 1, 2,
3, 4 s/d 60 diisi dengan nama bulan berikutnya.
Contoh :

September, Oktober, Nopember, Desember 1994, Januari 1995,


dan
Agustus ‘94
seterusnya sampai pada kolom bulan ke 60.
September Oktober
Nopember Desember
Januari ‘95 Pebruari
Maret April
Mei Juni Juli

Sumber : Depkes RI, 1996


c. Setelah anak ditimbang dan diketahui berat badannya, kemudian
tentukan titik berat badannya pada titik temu garis tegak ( sesuai
dengan bulan penimbangan ) dengan garis datar sesuai dengan berat
badan hasil penimbangan dalam kilogram
Contoh :Anak umur 9 bulan dengan berat badan 7,4 kg digambar
sebagai berikut :

Agustus ‘94

Agustus ‘95
Nopember

Januari ‘95
Desember
Oktober

Pebruari

Maret

April

Juni
Mei

Juli

Sumber : Depkes RI, 1996


d. Pada penimbangan bulan selanjutnya, setelah diketahui berat
badannya, tentukan titik temu antara garis datar yang menunjukkan
berat badannya dan garis tegak yang menunjukkan umur dalam
bulan. Selanjutnya kedua titik penimbangan berat badan bulan
yang lalu dan penimbangan berat badan bulan ini dapat
dihubungkan dengan garis.
Contoh : Pada bulan berikutnya anak ditimbang dengan berat
badan 8,0 kg, sehingga digambar sebagai berikut :

Agustus ‘94

Agustus ‘95
Nopember

Januari ‘95
Oktober

Pebruari

Maret

April

Juni
Mei

Juli

Sumber : Depkes RI, 1996


e. Pada penimbangan – penimbangan selanjutnya, apabila dilakukan setiap bulan
berturut – turut maka titik – titik yang menggambarkan berat badan itu masing –
masing dihubungkan satu sama lain, sehingga nantinya akan membentuk suatu
grafik sesuai dengan arah pertumbuhan yang terjadi.
f. Jika pada bulan ini balita tidak ditimbangdan bulan berikutnya balita tersebut
ditimbang lagi, maka titik berat badannya tersebut jangan dihubungkan ( biarkan
terputus ). Baru kemudian bulan berikutnya jika ditimbang lahi titik berat
badannya bisa dihubungkan kembali. Alasan mengapa tidak dihubungkan
dengan garis, karena kita tidak taahu berat badan anak saat tidak ditimbang (
naik, tetap atau turun ).
Contoh :
Pada umur 10 bulan yaitu bulan Juni anak ditimbang dengan berat badan 8,0
kg, sedang bulan Juli tidak ditimbang, tapi pada bulan agustus ditimbang
berat badannya 8,4 kg. Digambar sebagai berikut :
Agustus ‘94

Agustus ‘95
Januari ‘95
September

Nopember

Desember

Pebruari
Oktober

Maret

Mei

Juni

Juli

Sumber : Depkes RI, 1996

2. Kurva Pertumbuhan WHO - CDC – NCHS


Di tahun 2000, CDC dan NCHS di Amerika Serikat menerbitkan grafik
pertumbuhan yang telah direvisi dari grafik pertumbuhan sebelumnya (NCHS) yang
disebut grafik pertumbuhan CDC, perubahan dari grafik pertumbuhan NCHS tahun
1977 termasuk (1) grafik IMT (kg/m 2) untuk anak lelaki dan perempuan (umur 2
sampai 20 tahun); (2) Persentil ke-3 dan ke-97 untuk semua jenis grafik dan persentil
ke-85 untuk BB/TB dan grafik IMT menurut umur; (3) grafik TB untuk transisi
dari pengukuran PB menjadi TB; (4) penambahan kisaran umur dari 18 tahun menjadi
20 tahun dan (5) penggunaan kombinasi pola pertumbuhan dari bayi yang di beri
susu formula dan air susu ibu untuk sebagai referensi pola pertumbuhan. Grafik-grafik
ini tersedia untuk anak lelaki dan perempuan mulai umur 0-36 bulan untuk BB, PB,
dan LK. Disamping itu juga grafik berdasarkan umur dan BB/TB mulai umur 2
sampai 20 tahun untuk BB, TB, dan IMT menurut umur dan BB/TB.

Cara WHO-CDC-NCHS
Nilai sekarang/Nilai ideal menurut umur pada kurva CDC-NCHS x 100%
=……….%
Indeks
Status gizi
BB/U TB/U BB/TB
Gizi baik >80% >90% >90%
Gizi sedang 71% - 80% 81% - 90% 81% - 90%
Gizi kurang 61% - 70% 71% - 80% 71% - 80%
Gizi buruk ≤60% ≤70% ≤70%
Catatan : persen dinyatakan terhadap median baku NCHS

Interpretasi Berdasarkan % Berat Badan Ideal Menurut Umur


▪ BB saat ini/BB ideal < 70% : Gizi buruk
▪ BB saat ini/BB ideal 70% – 80% : Gizi kurang
▪ BB saat ini/BB ideal 80% – 100% : Gizi baik
▪ BB saat ini/BB ideal 100% – 110 % : Gizi lebih
▪ BB saat ini/BB ideal> 110% : Obesitas/Obesity (harus dihitung BMI)

Cara menggunakan grafik CDC 2000 (BB/TB) adalah


1. Menentukan tabel yang digunakan pria atau wanita.
2. Mencari umur sesuai kasus.
3. Menentukan tinggi badan kemudian di plot pada grafik.
4. Menarik garis horizontal menuju persentile 50%.
5. Melanjutkan dengan menarik garis vertikal menuju persentile 50% berat badan.
6. Menghitung status gizi dengan membandingkan berat badan sekarang dengan
berat badan ideal.
7. Hasil perbandingannya diinterpretasikan menggunakan kriteria Waterlow.

Contoh
Bayi laki-laki usia 6 bulan dengan panjang badan (PB) = 65 cm dan berat badan (BB)
= 5,8 kg. Dari growth chart gambar 1 diatas tarik garis pada PB 65 cm ke kanan
hingga menyentuh kurva persentil 50 (sekitar 5 kotak ke kanan).Selanjutnya tarik
garis ke bawah menuju kurva berat badan pada persentil 50 dan didapatkan BB Ideal
adalah 7,4 kg. Selanjutnya hitung rasio BB saat ini dengan ideal yaitu (5,8/7,4 = 78,4
% Berdasar interpretasi diatas maka anak dikatakan saat ini bergizi kurang.

Catatan: Untuk mengetahui status gizi dengan teknik ini tidak diperlukan usia bayi,
berbeda halnya jika kita ingin mengetahui ‘posisi’ berat badan atau tinggi badan
berapa bayi kita dibandingkan dengan populasi yang menjadi acuan growth chart
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

CDC. Clinical Growth Chart.


h t t p : / / w w w . c d c . g o v / g r o w t h c h a r t s / c l i n i c a l _ c h a r t s . h t m (Diakses 20
Maret 2021).

Depkes, RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta

Hidayat, B., Irawan, R.., & Nurul, S. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu
Kesehatan Anak. Surabaya: RSU Dokter Soetomo

NIH .2010. http://www.nih.gov/news/health/dec2010/nci-01.htm

Proverawati. 2010. Buku Ajar Gizi untuk Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika

Rusli, D., Dewi, E., Mexitalia, M., & Sudaryati, S. 2011. Nutrisi Pediatri dan Penyakit
Metabolik. Jakarta: Badan penerbit IDAI

Sediaoetama, 2010. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jakarta: Dian Rakyat

Sjarih, D., Nasar, S., Devaera, Y., & Tanjung. C. 2011. Asuhan Nutrisi Pediatrik. Jakarta:
Badan Penerbit IDAI

Suroto, Emelia. 2012. Penggunaan Kurva Pertumbuhan Untuk Menentukan Status Gizi.
Bandung: Rakernas dan Simposium Ilmiah PGHNAI

WHO.2006. Child Growth Standard.


h t t p : / / w w w . w h o . i n t / c h i l d g r o w t h / s t a n d a r d s / e n / (diakses 20 Maret 2021)

Anda mungkin juga menyukai