Anda di halaman 1dari 3

DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA

GIZI BURUK ATAU YANG BERISIKO


GIZI BURUK
No. Dokumen : / PSR
/2023

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :

Halaman :

Puskesmas Muhammad,A.Md.Kep
Sungai Rengas
NIP.
197703222006041010

1. Pengertian Deteksi dini adalah kegiatan penemuan kasus ada tidaknya


kelainan atau kerusakan fisik serta gangguan perkembangan atau
perilaku anak yang melibatkan komponen masyarakat, khususnya
orangtua, tokoh masyarakat, kader kesehatan dan anggota
masyarakat yang terlatih lainnya serta mengidentifikasi gejala
fisik/klinis pada balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk agar
dapat dicegah dan ditangani di fasilitas layanan kesehatan.
2. Tujuan 1. Tenaga kesehatan mampu memfasilitasi proses persiapan,
pelaksanaan dan pemantauan deteksi dini dan rujukan kasus
mulai dari tingkat masyarakat.
2. Deteksi dini dan rujukan kasus yang optimal dapat dilaksanakan
dengan melibatkan semua anggota masyarakat.
3. Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi
dini dan dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
untuk mendapatkan perawatan yang cepat dan tepat.
4. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor : Tentang
5. Referensi 1. PMK NO. 29 Tahun 2019 tentang penanggulangan masalah gizi
bagi anak akibat penyakit.
2. Buku Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada
Balita Tahun 2019
3. Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri
Anak.
4. Prosedur/ Langkah- 1. Alat dan bahan
langkah
2. Prosedur / Langkah -langkah
I. Penemuan Kasus
a. Penemuan Kasus aktif, yaitu penemuan kasus oleh
masyarakat, kader atau petugas Kesehatan saat kunjungan
rumah atau saat pelacakan kasus.
b. Penemuan Kasus Pasif, yaitu saat kegiatan pemantauan
pertumbuhan di posyandu atau fasyankes.
c. Balita yang perlu dirujuk ke fasyankes dengan
- Balita mengalami hambatan pertumbuhan
- Balita (6-59 bulan) dengan LILA warna kuning
(11,5 cm -< 12,5 cm) atau warna merah (<11,5 cm)
- Balita (6-59 bulan) dengan LILA warna hijau namun
terlihat sangat kurus
- Bayi < 6 bulan terlalu lemah atau sulit menyusu
d. Bayi/balita yang ditemukan pada saat kunjungan rumah atau
pelacakan kasus dengan
- Balita yang terindikasi hambatan pertumbuhan
- Balita (6-59) bulan dengan LILA 11,5cm -12,5cm
- Balita yang tampak kurus
- Bayi < 6 bulan yang mengalami kesulitan menyusui
disebabkan faktor bayi atau faktor ibu
e. Konfirmasi status gizi
- Balita gizi kurang, disarankan untuk rutin datang ke
posyandu setiap bulan untuk dipantau berat badannya
dan diberikan konseling PMBA.
- Balita gizi buruk tanpa komplikasi medis diberikan
pelayanan rawat jalan
- Balita gizi buruk dengan komplikasi medis diberikan
layanan rawat inap
- Balita < 6 bulan menderita gizi buruk (BB/PB <-3SD ada
edema, terlalu lemah menyusu, BB tidak naik atau BB
turun dan terdapat tanda-tanda komplikasi medis) dan
balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4kg dirujuk k Rs untuk
mendapatkan layanan rawat inap di RS.

5. Hal-hal yang perlu


diperhatikan
6. Bagan Alir -

7. Unit Terkait 1. Dokter


2. Perawat/bidan
3. Tenaga Pelaksana Gizi
4. Bidan Desa
5. Kader Posyandu
8. DokumenTerkait SOP

SOP

SOP

9. RekamanHistoris No Halaman Yang dirubah Perubahan DiberlakukanTgl

Anda mungkin juga menyukai