Anda di halaman 1dari 3

Deteksi Dini dan Rujukan Balita (6-59 bulan) Gizi

Buruk atau yang Berisiko Gizi Buruk


No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3

UPTD PUSKESMAS drg. Hambar Pangesti


MEKARSARI NIP. 197111212002122001

A. Pengertian Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang berisiko gizi
buruk

B. Tujuan Sebagai acuan untuk langkah-langkah penemuan dini balita gizi buruk dan
rujukan serta pendampingan kepada kader dan anggota masyarakat yang
terlatih

C. Kebijakan 1. UU NO.36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan


2. PMK No.23 Tahun 2014 Tentang Upaya Perbaikan Gizi
3. PMK No.29 Tahun 2019 Tentang Penanggulangan Masalah Gizi Anak Akibat
Penyakit
4. PMK No.14 Tahun 2019 Tentang Pelaksanaan Teknis Surveilans Gizi
5. Perda KIBBLA No 2 Tahun 2015 Tentang Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir, Bayi
dan Anak Balita
6. Surat Keputusan Kepala Puskesmas Mekarsari Nomor : / / /PKM.M/
tentang Tatalaksana Gizi Buruk di Puskesmas
D. Referensi 1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi
Buruk pada Balita, 2019
2. Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pedoman Pencegahan dan
Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita di Rawat Jalan, 2020
3. Kementerian Kesehatan RI. Buku Kesehatan Ibu dan Anak . 2019
E. Prosedur/ I. Secara aktif
Langkah- 1. Petugas didampingi kader melakukan sweeping dan kunjungan rumah untuk
langkah balita yang tidak hadir pada hari Posyandu

2. Petugas melakukan deteksi dini kasus gizi buruk dengan

1. Petugas menimbang berat badan balita

2. Petugas mengukur lingkar lengan atas (LILA) balita 6-59 bulan dengan
menggunakan pita LILA

3. Petugas mengidentifikasi balita yang terlihat sangat kurus

4. Petugas mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting edema bilateral

5. Petugas mengidentifikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu

1
3. Balita yang perlu dirujuk

1. Petugas mengindikasi balita yang menghalami hambatan pertumbuhan

2. Petugas mengindikasi balita dengan LiLA warna kuning (11,5cm-<12,5cm)


atau warna merah (<11,5cm)

3. Petugas mengindikasi balita sangat kurus dengan LiLA warna hijau

4. Petugas mengindikasi adanya pitting edema bilateral

5. Petugas mengindikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit menyusu

II. Secara Pasif, saat kegiatan pemantauan pertumbuhan di Posyandu atau titik
pemantauan lain (contoh kelas PAUD) dan saat balita berkunjung ke fasilitas
layanan Kesehatan (fasyankes)

1. Petugas melakukan deteksi dini kasus gizi buruk dengan

1. Petugas mengidentifikasi balita dengan hambatan pertumbuhan atau


berisiko hambatan pertumbuhan menggunakan grafik pertumbuhan anak
di KMS dan Buku KIA

2. Petugas mengukur LiLA dengan menggunakan pita LiLA berwarna untuk


semua balita yang dating ke Posyandu

3. Petugas melakukan pemeriksaan pitting edema bilateral

4. Petugas mengidentifikasi bayi , 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit


menyusu

2. Balita yang perlu di perlu dirujuk

1. Petugas mengindikasi balita yang mengalami hambatan pertumbuhan


berdasarkan grafik pertumbuhan anak di KMS dan Buku KIA

2. Petugas mengindikasi balita dengan LiLA warna kuning (11,5 cm - < 12,5
cm) atau warna merah (< 11,5 cm)

3. Petugas mengindikasi dengan LiLA warna hijau namun terlihat sangat


kurus

4. Petugas mengindikasi adanya pitting edema bilateral

5. Petugas mengindikasi bayi < 6 bulan yang terlalu lemah atau sulit
menyusu

3. Petugas membuat pencatatan dan pelaporan untuk deteksi dini secara aktif
dan rujukan kasus oleh anggota masyarakat

4. Petugas melakukan pemantauan dan supervise fasilitatif antara lainnya :


cakupan posyandu, jumlah balita yang diskrining dengan menggunakan pita
LiLA, jumlah balita dengan hambatan pertumbuhan, jumlah balita yang
dirujuk oleh anggota masyarakat, jumlah balita yang dirujuk dengan
hambatan pertumbuhan.

2
F. Diagram Alir

G. Unit terkait - Dokter

- Perawat

- Bidan

Rekaman historis perubahanjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjjj

NO Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan


1

Anda mungkin juga menyukai