Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya juga kami
dapat menyelesaikan penyusunan Petunjuk Teknis Pusat Pembelajaran Keluarga
(PUSPAGA) Balai RW di Kota Surabaya dengan baik.
Petunjuk teknis ini disusun sebagai pedoman bagi penyelenggara layanan Puspaga
Balai RW agar dalam melaksanakan tugasnya dapat meningkatkan penguatan dan
pengembangan layanan serta pengetahuan keluarga serta meningkatkan kapasitas layanan
Puspaga Balai RW sesuai standar.
Akhirnya kami sampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah bekerja keras dalam penyusunan Petunjuk Teknis ini. Semoga Allah SWT senantiasa
memberikan petunjuk serta memberikan kekuatan kepada kita semua dalam melaksanakan
penyelenggaraan layanan Puspaga Balai RW.
TTD
I. LATAR BELAKANG
Perkembangan era globalisasi menjadi salah satu permasalahan keluarga yang
timbul dari puluhan ribu permasalahan yang ada. Permasalahan keluarga tersebut
benar-benar merugikan, menyengsarakan baik secara materiil maupun mental bagi
anak, orang tua maupun keluarga. Oleh karena itu pemerintah terus berusaha
melakukan Ratifikasi Konvensi Hak Anak dalam UU No. 23 Tahun 2022 yang direvisi
menjadi UU No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan UU Perlindungan Anak sebagai
komitmen menghormati dan memenuhi hak anak. Salah satunya hak mendapatkan
perlindungan.
Sebagai tindak lanjut ratifikasi peraturan pemerintah pusat maka Kementerian
mengeluarkan Ratifikasi Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2021 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Tahun 2020-2024 Bab III No. 2C tentang Isu-Isu Strategis reformasi Birokrasi memuat
Arahan Presiden RI untuk Perlindungan perempuan dan Anak diantaranya adalah
Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, Penurunan
Kekerasan terhadap perempuan dan anak, Penurunan pekerja anak dan Pencegahan
perkawinan Anak.
Dalam rangka Menuju Surabaya Maju Tahun 2030 menciptakan Generasi Anak
Cerdas, Ceria dan Berkualitas dengan mewujudkan Penguatan Sistem Perlindungan
Anak, Melakukan upaya pencegahan dan penanganan yang menyeluruh sebagai pilar
utama Surabaya Kota Layak Anak, Menciptakan Keluarga Yang Berkualitas untuk
mewujudkan kesetaraan gender dan hak anak serta meningkatkan kualitas kehidupan
menuju keluarga sejahtera dan berkualitas melalui peningkatan kapasitas orang tua atau
keluarga yang bertanggung jawab terhadap anak dalam pengasuhan dan perlindungan
anak dari kekerasan, eksploitasi, perlakuan salah dan penelantaran dan fasilitasi untuk
pemenuhan hak anak di kota Surabaya.
Pandemi sudah berjalan lebih dari 2 (dua) tahun menimbulkan berbagai kendala
permasalahan di masyarakat khususnya di lingkungan keluarga antara lain Kekerasan
pada perempuan dan anak baik fisik, psikis, seksual, verbal, digital dll, Penelantaran
ekonomi, Perkawinan dini, Ketidakstabilan mental, Kesalahan pola asuh, Diskriminasi,
Tawuran dan Pengeroyokan, Putus Sekolah, Pekerja Anak, Tindak Pidana
Perdagangan Orang (TPPO) / Trafficking Dan lainnya.
Merupakan kewajiban pemerintah Kota Surabaya untuk membantu meningkatkan
kehidupan keluarga yang berkualitas, membantu menguatkan kualitas keluarga dalam
bentuk program pendidikan/pengasuhan, keterampilan menjadi orang tua, keterampilan
melindungi anak, kemampuan meningkatkan partisipasi anak dalam keluarga maupun
penyelenggaraan program konseling bagi anak dan keluarga. Sejalan dengan cita-cita
menciptakan Generasi Anak Cerdas, Ceria dan Berkualitas, maka DP3APPKB
melaksanakan memperluas layanan Puspaga Balai RW guna meningkatkan
pemberdayaan perempuan dengan kewirausahaan, meningkatkan peran ibu dan
keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak, menurunkan kekerasan perempuan dan
anak, menurunkan angka pekerja anak dan melakukan pencegahan perkawinan anak.
PUSPAGA sebagai unit layanan keluarga yang merupakan pelaksanaan mandat
Undang-undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa urusan
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak merupakan urusan Wajib non
pelayanan dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat 2 yang meliputi sub
urusan kualitas keluarga dan sub urusan pemenuhan hak anak. Selain itu juga
disebutkan dalam lampiran pembagian urusan kewenangan Pemerintah Pusat, Provinsi
dan Kabupaten/Kota untuk melakukan penguatan dan pengembangan lembaga
penyedia layanan peningkatan kualitas hidup anak. Untuk melaksanakan amanat
tersebut diatas, Pemerintah Kota Surabaya selain membentuk PUSPAGA Kota
Surabaya juga mengajak semua elemen masyarakat untuk menyelenggarakan
pelayanan, edukasi, pendampingan, konseling permasalahan kekerasan perempuan
dan anak melalui Puspaga Balai RW.
V. RUANG LINGKUP
Petunjuk teknis pelaksanaan layanan Puspaga Balai RW merupakan acuan bagi
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana Kota Surabaya, Kecamatan, Polsek, Danramil, Kelurahan,
Babinkamtibnas, Babinsa, Ketua RW/Ketua RT, TP PKK/KSH, Relawan PKBM/Satgas
PPA/Karang Taruna/Kader/masyarakat, Stakeholder, Lembaga Masyarakat dan dalam
memperkuat atau mengembangkan layanan. Dengan ditetapkan petunjuk teknis ini
diharapkan layanan Puspaga Balai RW dapat berfungsi secara optimal dan mempunyai
standar dalam melakukan pelayanan sehingga akuntabilitas layanan dalam mewujudkan
kualitas keluarga dan pemenuhan hak anak dapat tercapai.
Pembagian tugas dan tanggung jawab PUSPAGA Kota Surabaya jelas disebutkan
pada lampiran SK PUSPAGA Surabaya yang ditandatangani oleh Walikota Nomor SK:
188.45/144/436.1.2/2022.
SDM PUSPAGA Kota Surabaya memiliki latar belakang profesi psikolog, sarjana
pendidikan yang terdiri dari 12 Konselor dan 16 Psikolog relawan yang telah
menandatangani kebijakan keselamatan anak.
I. KELEMBAGAAN
A. DASAR HUKUM PENGUATAN LAYANAN
Kelembagaan yang menyelenggarakan pelayanan Puspaga Balai RW yang
dibentuk oleh lembaga masyarakat (Rukun Warga). Surat Keputusan pelaksanaan
Puspaga Balai RW ditetapkan oleh Camat sesuai wilayahnya. Susunan keanggotaan
Puspaga Balai RW
1. Ketua Puspaga Balai RW bertugas mengkoordinasikan serta bertanggung jawab
terhadap seluruh kegiatan layanan PUSPAGA dan berkoordinasi dengan Dinas
P3APPKB kota, stakeholder dan LSM;
2. Sekretaris mempunyai tugas melakukan layanan administrasi pencatatan
layanan dan pendataan;
3. Anggota bertugas membantu Ketua dalam melaksanakan kegiatan layanan
Puspaga Balai RW;
4. Tenaga Psikologi/Konselor, Relawan PKBM/Satgas PPA, Kader PKK/KSH,
Karang Taruna yang mempunyai tugas memberikan layanan konsultasi,
konseling dan layanan informasi.
B. PELAKSANAAN
Tabel 2. Waktu dan Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Puspaga Balai RW:
NO. KEGIATAN WAKTU
KETERANGAN
HARI JAM (WIB)
1. ToT menyesuaikan menyesuaikan
2. Sosialisasi pembelajaran Selasa dan 15.00 – 17.00 Setiap
. keluarga/Parenting/Bimbi- kamis WIB pelaksanaan
ngan Masyarakat (menyesuaikan) (menyesuaikan) layanan
Konseling / konsultasi dan Puspaga Balai
penjangkauan atau rujukan RW
3. Promosi menyesuaikan menyesuaikan Promosi
keberadaan
Puspaga Balai
RW
1. Menyiapkan Psikolog
Volunteer/Konselor Psikolog/Kader
Persiapan Balai
Penjaringan Puspaga
RW Sasaran
Data RW 2. Menyiapkan kelembagaan Puspaga
beserta Sarana
Sasaran Balai RW
Prasarana
3. Menyiapkan Fasilitator Pendamping
dari Mahasiswa/Alumni Universitas
Pelaksanaan Kegiatan
TOT Fasilitator
Puspaga Balai RW di RW
Puspaga Balai RW Sasaran
A. PROGRAM
Program dan kegiatan Puspaga Balai RW terdiri dari Program Pencegahan
(Primer), Program Pengurangan Risiko (Sekunder) dan Program Penanganan Kasus
(Tersier) yang diuraikan sebagai berikut:
1. Program Pencegahan, mencakup kegiatan:
a. Memperkuat kemampuan dan keterampilan orang tua melalui program
pendidikan dan program pelayanan konseling baik daring maupun luring;
b. Meningkatkan kemampuan dalam mendengarkan, menghormati, dan
mempertimbangkan pandangan Anak;
c. Menegakkan disiplin anak tanpa kekerasan;
d. Mencegah dan melindungi anak dari informasi yang tidak layak baik yang
berasal dari media elektronik, media cetak, dan media sosial;
e. Membangun kesadaran tentang dampak buruk penelantaran, kekerasan, dan
perlakuan salah lainnya;
f. Memahami tentang pentingnya menghormati hak privasi anak bagi
perkembangan dan kesejahteraan jiwa anak;
g. Memperkuat kemampuan dan pemahaman anak tentang hak anak dan
perlindungan anak;
h. meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat, melalui program
pendidikan dalam memahami hak anak dan perlindungan anak; dan
i. Melakukan kerjasama dengan kelompok profesi yang mencakup antara lain
pekerja sosial, bimbingan konseling, psikolog, dokter, perawat, bidan,
pendidik, pengacara/advokat, polisi, jaksa, hakim, petugas lembaga
pemasyarakatan, pembimbing lembaga kemasyarakatan, dan pendamping
dari kalangan lembaga swadaya masyarakat tentang hak anak dan
perlindungan Anak.
2. Program Pengurangan Resiko, mencakup kegiatan:
a. Menyelenggarakan konseling bagi anak dan keluarga, dengan diminta atau
tanpa diminta baik secara daring maupun luring;
b. Melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan hubungan orang tua dengan
anak secara positif;
c. Mengasah kemampuan komunitas orang tua sebagai pendidik sebaya;
d. Merujuk anak dan orang tua yang teridentifikasi menyalahgunakan zat
terlarang ke lembaga yang relevan; dan
e. Merujuk anak dan orang tua ke lembaga penyedia bantuan finansial yang
relevan.
3. Program Penanganan Kasus
Apabila terjadi permasalahan terkait pengasuhan anak, layanan rujukan
harus dilakukan dengan memperhatikan prosedur di bawah ini:
a. Pencatatan dan identifikasi;
b. Menyelenggarakan konseling bagi anak dan orang tua yang mengalami
permasalahan dalam pengasuhan anak baik secara daring maupun luring;
c. Jika terjadi kasus lain dapat dibantu dengan memberikan rujukan kepada
lembaga lain yang terkait ; dan
d. Pemantauan, evaluasi dan koordinasi.
1. LAYANAN KONSULTASI
Layanan konsultasi didefinisikan bantuan dari konselor ke klien dimana
konselor sebagai konsultan dan klien sebagai konsulti, membahas tentang
masalah pihak ketiga. Pihak ketiga yang dibicarakan adalah orang yang merasa
dipertanggungjawabkan konsulti, misalnya anak atau orang tuanya. Bantuan yang
diberikan untuk memandirikan konsulti sehingga ia mampu menghadapi pihak
ketiga yang dipermasalahkannya, artinya memperoleh wawasan, pemahaman
dan cara-cara yang perlu dilaksanakannya dalam menangani kondisi atau
permasalahan pihak ketiga.
2. LAYANAN KONSELING
Layanan konseling merupakan layanan yang dilakukan oleh tenaga profesi
Psikolog/Konselor PUSPAGA terhadap seorang klien/konseli dalam rangka
menyelesaikan masalah yang terjadi. Dalam suasana tatap muka dilaksanakan
interaksi langsung antara konseli/klien dan konselor, membahas berbagai hal
tentang masalah yang dialami konseli. Pembahasan tersebut bersifat mendalam
menyentuh hal-hal penting tentang diri konseli (bahkan sangat penting yang boleh
jadi menyangkut rahasia pribadi konseli) bersifat meluas meliputi berbagai sisi
yang menyangkut permasalahan konseli, namun juga bersifat spesifik menuju
kearah pengentasan masalah. Konseli datang dan bertemu konselor dengan cara
yang berbeda-beda. Ada yang datang sendiri dengan kemauan yang kuat/setelah
mendapatkan sosialisasi. untuk menemui konselor, ada yang datang dengan
perantaraan orang lain, bahkan ada yang datang (mungkin terpaksa) karena
didorong atau diperintah oleh pihak lain. Kedatangan konseli menemui konselor
disertai dengan kondisi tertentu yang ada pada diri konseli itu sendiri untuk
mendapatkan solusi dan resiliensi yang lebih baik.
3. LAYANAN PENJANGKAUAN
Dalam melakukan layanan penjangkauan, Puspaga Balai RW melakukan
dua hal utama, yaitu:
a. Melakukan respon pengaduan
Ketika Puspaga Balai RW menerima pengaduan dari klien/pihak lain pada
suatu kasus/situasi tertentu, maka tenaga profesi melakukan telaah atas
respon pengaduan berdasarkan laporan hasil kegiatan penyadaran maupun
laporan pengaduan dari klien yang datang ke Puspaga Balai RW. Dalam
menerima pengaduan ini, tenaga profesi melakuan pengidentifikasian masalah
dan kebutuhan layanan melalui wawancara kepada calon klien terlapor dan
selanjutnya ditentukan rencana pelayanan yang sesuai.
b. Melakukan outreach/home visit
Dalam layanan home visit ini, Puspaga Balai RW memberikan layanan
konsultasi.
Gambar 4. Indikator Keluarga Ramah Anak Dalam 24 Indikator Kota Layak Anak
6. 8 Fungsi Keluarga
Keluarga adalah institusi terkecil yang ada dalam kehidupan bermasyarakat. Tak
ada manusia satupun di dunia ini yang tidak mempunyi keluarga, sehingga atas dasar
inilah dapat dipastikan bahwa setiap orang yang lahir mempunyai keluarga. Oleh
karena itulah penting untuk menjelaskan adanya beragam fungsi keluarga yang ada di
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut 8 fungsi yang ada dalam keluarga;
1. Fungsi Agama
Keluarga berfungsi memiliki fungsi agama maksudnya adalah selain orang
tua sebagai guru dalam pendidikan anaknya, orang tua juga merangkap sebagai
ahli agama. Orang tua tempat mengaji dan membacakan kitab suci dalam
membentuk kepercayaan anak-anak mereka.
2. Fungsi Sosial Budaya
Salah satu adanya keluarga berfungsi sebagai sosial budaya, maksudnya
dalam perkembangan anak kelurga memiliki peran penting untuk menanamkan
pola tingkah laku berhubungan dengan orang lain (sosialisasi) keluarga juga
memberikan warisan budaya, disini terlihat bahwasanya keluarga diangap
masyarakat yang paling utama.
Fakta-fakta sosial selalu dapat diterangkan lewat keluarga. Keluarga
mengintrodusir anak kedalam masyarakat luas dan membawanya kepada
kegiatan-kegiatan masyarakat.
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Pertumbuhan seorang anak tidak akan pernah lepas dari pengaruh
keluarganya, peran keluarga begitu sentralistik dalam membentuk kepribadian
keturuannnya, oleh karena itulah salah satu fungsi keluarga adalah menyalurkan
cinta dan kasih sayang.
4. Fungsi Perlindungan
Fungsi perlindungan atau dikenal dalam objek kajian sosiologi sebagai
advokasi merupakan faktor penting. Perkembangan anak memerlukan rasa aman,
kasih sayang, simpati dari orang lain. Keluarga tempat mengadu, mengakui
kesalahan-kesalahan, serta tempat perlindungan pertama.
5. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi artinya bahwa keluarga merupakan sarana manusia
untuk menyalurkan hasrat seksual kepada manusia lain (yang berbeda jenis
kelamin) secara legal di mata hukum dan sah secara agama, sehingga manusia
tersebut dapat melangsungkan hidupnya karena dengan fungsi biologi dan akan
mempunyai keturunan berupa anak.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi Sosialisasi atau Pendidikan dalam keluarga adalah untuk mendidik
anak mulai dari awal sampai pertumbuhan anak menjadi dewasa, keluarga
berperan penting terhadap upaya terbentuk kepribadian yang baik dari waktu ke
waktu, sebelum terjun dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
7. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi atau unit produksi artinya bahwa keluarga menjadi sarana
yang baik untuk bertugas memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarga di
dalamnya, dimana dalam prosesnya fungsi ekonomi ini mampu membagikan
kerangka keluarga, misalnya ayah sebagai pencari uang untuk kebutuhan dan ibu
bertugas mengurus anak
8. Fungsi Lingkungan
Fungsi lingkungan dalam keluarga maksudnya semua bentuk tingkah laku
yang dilakukan seorang anggota keluarga awal mulanya dilakukan dalam keluarga.
Anak atau anggota keluarga adalah cerminan bagimana ia bisa menerapkan
kesesuaiannya terhadap lingkungan.
A. PEMANTAUAN
Pemantauan merupakan kegiatan pengumpulan informasi yang dilakukan
secara periodik dan berjenjang untuk memastikan apakah suatu kegiatan sudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana. Hasil dari kegiatan pemantauan digunakan
untuk memperbaiki kualitas pelaksanaan dan penyesuaian terhadap perencanaan.
Pemantauan merupakan kegiatan penting untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan kegiatan yang telah dicapai Puspaga Balai RW sebagai alat evaluasi
untuk memberi masukan kepada pengambil keputusan dalam menetapkan tindakan
perbaikan pelaksanaan program kegiatan, untuk mendokumentasikan berbagai
pengalaman yang muncul dalam pelaksanaan program kegiatan, dan untuk
mengambil pelajaran dari berbagai pengalaman yang telah terjadi. Pemantauan
dilaksanakan melalui sistem pencatatan pelaporan, pertemuan forum koordinasi, dan
melakukan kunjungan lapangan dengan melibatkan berbagai pihak terkait, serta
menyusun laporan hasil pemantauan.
Pemantauan dilakukan secara periodik 1 (satu) bulan sekali agar dapat
memperbaiki dan meningkatkan layanan yang lebih baik sebagai dasar
pengembangan lebih lanjut. Pemantauan dilakukan untuk melihat keluaran kegiatan
dan pengumpulan indikator-indikator capaian dari setiap kegiatan program.
B. EVALUASI
Evaluasi dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali untuk melihat capaian dan
pembelajaran program. Pada tahapan ini penting untuk menyusun indikator capaian
dan pada saat perencanaan program yang akan digunakan untuk melakukan
monitoring dan evaluasi.
Adapun indikator output kinerja Puspagayang akan diukur adalah sebagai berikut
a. Tersusunnya kegiatan yang dilaksanakan
b. Tersedianya informasi tentang prosedur pemberian layanan
c. Jenis dan frekuensi layanan yang disediakan
d. Jumlah anak, orang tua, keluarga, wali, calon orang tua yang memanfaatkan
layanan
e. Jumlah penanganan kasus yang dirujuk ke lembaga lain termasuk penanganan
konseling
f. Jumlah anak dan orang tua yang mendapatkan layanan konseling
g. Jumlah kegiatan pencegahan yang telah dilaksanakan; dan
h. Inovasi sebagai layanan publik
C. PELAPORAN
Laporan yang disusun meliputi laporan atas pelaksanaan
Program/Kegiatan dalam bentuk laporan Tahunan yang terdiri dari :
Bab I. Pendahuluan
BabII. Situasi dan Kondisi Layanan Puspaga Balai RW,
Bab III. Capaian dan Keberhasilan Layanan
(jadwal terkait kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan)
Bab.IV. Tantangan dan Tindak Lanjut
Bab V. Penutup
Bab VI. Lampiran Foto kegiatan dan data penerima manfaat. dan lain
lain.
PENUTUP
Nama Balai RW :
Alamat :
Nama Balai RW :
Alamat :
Ket :
AP = ANAK PEREMPUAN, AL = ANAK LAKI-LAKI, DP = DEWASA PEREMPUAN,
DL = DEWASA LAKI-LAKI
3. Buku Konsultasi
BUKU KONSULTASI
Nama Balai RW :
Alamat :
JENIS
NAMA ISI REKOM TANDA
NO TANGGAL USIA KELAMIN DISABILITAS ALAMAT
PENGUNJUNG KONSULTASI ENDASI TANGAN
(L/P)
Saya yang tersebut di atas menyatakan SETUJU dan BERSEDIA bekerjasama serta
mengikuti prosedur yang telah ditetapkan oleh Puspaga Balai RW …..
Kelurahan …………………… Kecamatan ………………. Kota Surabaya. Dalam
kegiatan ini, saya telah menyadari, memahami, dan menerima bahwa :
1. Bersedia terlibat penuh dan aktif selama proses berlangsung,
2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya berkaitan dengan masalah
yang saya hadapi,
3. Menyetujui adanya perekaman proses pada saat pelayanan / penanganan
kasus baik berupa tulisan, rekaman percakapan dan dokumentasi lainnya
selama proses konseling berlangsung.
4. Layanan yang saya terima dari Puspaga Balai RW merupakan layanan
GRATIS tidak dipungut biaya apapun.
Surat pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan sehat serta tidak ada paksaan
dari pihak manapun, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Surabaya,
Klien
( )
5. Formulir Layanan Konseling
Nomor Klien :
Hari / Tanggal / Waktu : / WIB
Puspaga Balai RW : Kelurahan :
Kecamatan :
IDENTITAS KLIEN :
No Telp / HP :
PERMASALAHAN
KESIMPULAN
Pada hari ini ..……. tanggal …… bulan ……...tahun ……… bertempat di Puspaga
Balai RW ……. Kelurahan ………………. Kecamatan ………………. telah
dilaksanakan pendampingan oleh Tim Puspaga Balai RW dengan data klien sebagai
berikut :
Nama :
Tempat/Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Pendidikan / Pekerjaan :
Alamat :
Kel. Kec.
No. Telpon :
Jenis pendampingan yang diberikan oleh Tim Puspaga Balai RW Kota Surabaya
adalah :
1. Penjangkauan / Outreach
2. Home Visit
3. Pendampingan Psikologis
Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya, dengan
hasil pendampingan terlampir.
Surabaya,
Klien
( )
Nama :
Tempat Tanggal Lahir :
Jenis Kelamin :
Pendidikan / Pekerjaan :
Alamat :
Kel. Kec.
No. Telpon :
( )
8. Surat Rujukan
Puspaga Balai RW adalah Pusat Layanan Keluarga yang berada di Balai RW untuk
memberikan layanan konseling/konsultasi, promosi/sosialisasi, bimbingan masyarakat,
rujukan dan pelaporan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di tingkat RW
melalui berjejaring dengan banyak pihak masyarakat pemerhati keluarga khususnya
perempuan dan anak.
Dalam surat ini kami dari Puspaga Balai RW .......... ......Kelurahan ................
Kecamatan............................ingin memberikan perujukan kepada klien kami dengan
identitas :
Nama Lengkap : …………………………………..
Jenis Kelamin : …………………………………..
Tempat/Tanggal Lahir : …………………………………...
Dengan Keluhan / Permasalahan : …………………………………...
Demikian surat kami sampaikan. Atas perhatian dan kerjasamanya, kami ucapkan terima
kasih.
Salam Hormat Kami :
Surabaya,................................
Diketahui, Petugas Perujuk,
(………………………………………..) (…………………………………..)
Ketua PUSPAGA Nama Jelas Petugas
9. Contoh Draft SK Puspaga Balai RW
TENTANG
PEMBENTUKAN PUSAT PEMBELAJARAN KELUARGA (PUSPAGA)
KECAMATAN……….KOTA SURABAYA
CAMAT …….,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas keluarga dalam
mendidik anak sebagai generasi penerus bangsa perlu
mengoptimalisasikan kemampuan keluarga dalam perlindungan
dan pemenuhan hak anak;
b. bahwa dalam rangka mendukung upaya Pemerintah Daerah untuk
membangun kesadaran masyarakat agar terjadi perubahan
pemahaman, sikap dan perilaku yang mendukung kegiatan
pencegahan, penanganan agar dapat mengurangi tindak
kekerasan perempuan dan anak demi terpenuhinya hak - hak
perempuan dan anak serta mewujudkan tercapainya Surabaya
Kota Layak Anak;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan huruf b, maka perlu menetapkan Keputusan Camat
……… tentang Pembentukan Pusat Pembelajaran Keluarga
(Puspaga) Kecamatan……….Kota Surabaya.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor
109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4235) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan atas
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 237,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5946);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4419);
3. Undang–Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4720);
4. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 181,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4928);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5587) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
6. Peraturan Presiden Nomor 69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas
Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 22
Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor
69 Tahun 2008 tentang Gugus Tugas Pencegahan dan
Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 91);
7. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Nomor 5 Tahun 2010 tentang Panduan Pembentukan dan
Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 446);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
9. Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan Anak (Lembaran Daerah Kota
Surabaya Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah
Kota Surabaya Nomor 5);
10. Peraturan Walikota Surabaya Nomor 77 Tahun 2021 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi serta
Tata Kerja Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota
Surabaya (Berita Daerah Kota Surabaya Tahun 2021 Nomor 77);
11. Keputusan Walikota Surabaya Nomor 188.45/151/436.1.2/2022
tentang Tim Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan
Dan Anak.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN CAMAT .............. TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT
PEMBELAJARAN KELUARGA (PUSPAGA) KECAMATAN
……….KOTA SURABAYA
KESATU : Membentuk Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Kecamatan ……
yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Tersedianya “one stop services” layanan satu pintu keluarga,
holistik, dan integratif berbasis hak anak
2. Tersedianya tempat pembelajaran keluarga melalui sosialisasi dan
edukasi orang tua, calon orang tua, dan orang yang bertanggung
jawab terhadap anak;
3. Tersedianya tempat konsultasi dan konseling bagi anak, orang tua,
atau orang yang bertangungjawab terhdap anak;
4. Tersedianya tempat penghubung rujukan sebagai solusi
permasalahan keluarga dan anak;
5. Menguatnya kemampuan keluarga dalam mengasuh dan
melindungi anak;
6. Menguatkan sinergitas kerjasama bersama OPD terkait dalam
pemenuhan hak anak.
KEDUA : Membentuk Tim Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di Tingkat
RW dengan Susunan Tim sebagaimana tertuang dalam lampiran
keputusan ini.
KETIGA : Kelompok Kerja Tim Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) di
Tingkat RW dalam diktum kedua mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Mengkooordinasikan perumusan Kebijakan, strategi, program dan
kegiatan serta langkah - langkah yang diperlukan dalam
penyelenggaraan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) di
Kecamatan……….;
b. Memberikan layanan Konseling dan Konsultasi Keluarga, Konseling
dan Konsultasi Anak, Konseling dan Konsultasi Remaja.
c. Mengadakan promosi, sosialisasi, dan edukasi parenting umum.
d. Membentuk keluarga masa depan yang berkualitas melalui
Keluarga Pelapor dan Pelopor (2P).
e. Melakukan edukasi pengasuhan positif, kualitas keluarga, kebijakan
keselamatan anak, konvensi hak anak, dan tugas – tugas
perkembangan anak.
f. Melakukan koordinasi dan rujukan dengan jejaring (Puspaga, UPTD
PPA Kota Surabaya, Puskesmas, Rumah Sakit, Rumah ABK, dll)
g. Memberikan layanan konseling dan layanan rujukan untuk
mendapatkan layanan lebih lanjut dengan layanan kesehatan,
sosial, agama, ilmu pengetahuan dan teknologi dan hukum;
h. Menyediakan layanan pengaduan permasalahan perempuan dan
anak yang dapat diakses masyarakat selama 24 jam;
i. Melakukan wawancara dan observasi keadaan korban;
j. Melakukan adminitrasi pencatatan layanan dan pendataan;
k. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam upaya pemenuhan
penguatan ketahanan keluarga, perlindungan, penanganan
terhadap perempuan dan anak.
l. Melakukan pengawasan dan pendampingan terhadap perempuan
dan anak korban tindak kekerasan;
KEEMPAT : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diktum KETIGA Keputusan
ini Tim Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tingkat RW
bertanggungjawab kepada Camat………… dan wajib melaporkan hasil
pelaksanaan.
KELIMA : Unsur sebagaimana dimaksud dalam lampiran keputusan ini susunan
keanggotaan Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Tingkat RW
akan ditentukan dengan surat perintah.
KEENAM : Keputusan Camat ….. ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di.........................
pada tanggal
Camat …………...............................
Tembusan :
Yth
1. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Serta
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana;
2. Kepala Bagian Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat;
3. Lurah…………….;
4. Yang bersangkutan.
LAMPIRAN KEPUTUSAN CAMAT ………
NOMOR : 188.45/ / /2023
TANGGAL :
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM PUSAT PEMBELAJARAN KELUARGA (PUSPAGA)
RW …………. KELURAHAN ………….KECAMATAN………..
2 Kapolsek Pelindung I
3 Danramil Pelindung II
4 Lurah Pengarah I
5 Babinkamtibmas Pengarah II
7 Ketua RW Ketua
9 Ketua RT Anggota
Camat …………….
...............................
KOP SURAT
SURAT PERINTAH
NOMOR 800/ / /2023
……………………………..
Desain
X-Banner
Puspaga
Balai RW
Desain Poster
Puspaga Balai RW
Desain Spanduk
Puspaga Balai RW
FLYER
Puspaga Balai RW