Smart Economy dapat diartikan berfous pada dua hal. Pertama membuka akses informasi yang
luas sehingga meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas ekonomi yang efektif.
Kedua untuk aktivitas bisnis yang sudah berjalan, akan mereduksi biaya operasional lebih
minimal, lebih produktif dan tumbuh dalam konteks ’sustainable’.
2. Pay Access
PayAccess berkembang dengan menggaet anak-anak muda dan beragam
komunitas di Kota Malang sebagai agen perubahan. Para pengguna bisa melakukan beragam
transaksi nontunai, seperti pembayaran di merchant, isi pulsa seluler, hingga transfer
antarpengguna. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur, mulai dari isi saldo (top
up) dompet virtual, transfer ke sesama pengguna (P2P transfer), hingga
pembayaran merchant dengan memindai kode QR. Saat ini, PayAccess mengaku telah
mempunyai sekitar 415.000 pengguna terdaftar, dengan jumlah pengguna aktif bulanan
(MAU) yang mencapai angka 57.500 orang meski baru beroperasi di kota Malang. Setiap
bulannya, mereka bisa memproses sekitar 28.000 transaksi. Perkembangan yang cukup pesat
ini kemudian mengantarkan mereka untuk mendapatkan pendanaan Seri A di pertengahan
tahun 2017 ini.
Salah satu kunci sukses PayAccess adalah karena mereka sejak awal melakukan
penetrasi melalui komunitas yang beranggotakan para anak muda. Selain itu, mereka pun
mengawali bisnis di kota dengan jumlah pesaing yang cukup minim, namun mempunyai
jumlah anak muda yang cukup banyak, yaitu Malang. Mereka mulai hadir di Malang sejak
tahun 2016 dengan menghadirkan aplikasi pembayaran khusus untuk komunitas-komunitas
tertentu. Beberapa komunitas yang mereka gandeng adalah pendukung klub sepak bola Arema
FC, serta komunitas mahasiswa Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah
Malang.
Namun seiring berjalannya waktu, para anak muda dan mahasiswa yang telah mereka
gaet pun menjadi terbiasa dengan berbagai fitur yang tersedia. Mereka mulai mengisi saldo di
para merchant yang bekerja sama dengan PayAccess, melakukan pembelian pulsa,
pembayaran tagihan listrik, hingga membeli merchandise dan tiket pertandingan sepak bola
lewat aplikasi tersebut. Untuk melakukan pembayaran, para pengguna hanya perlu memindai
kode QR yang tertempel di sebuah warung. Begitu transaksi terjadi, sang pemilik warung
akan menerima notifikasi melalui SMS. Di waktu yang sama, saldo sang pengguna pun akan
langsung berpindah ke saldo sang pemilik warung.
b) Inkubasi (Incubation)
Inkubasi dalam hal ini memiliki pengertian sebagai pembiaran ide-ide untuk saling mencocokan
sendiri. Pada program AIKID ini, peneliti melihat inkubasi didalam program ini, dimana
inkubasi yang dimaksud terdapat pada perlombaan situs yang ada dalam rangkaian program ini.
Inkubasi yang dilakukan untuk memberikan waktu dan ruang kepada seluruh SKPD untuk
berinovasi dan berkreativitas didalam situs mereka masing-masing.
c) Mengkhayal (Dreams)
Mengkhayal pada hal ini diartikan sebagai mimpi-mimpi yang nantinya akan tercapai setelah
adanya Program AIKID ini. peneliti melihat adanya mimpi-mimpi yang terdapat pada Program
AIKID, dimana mimpi utamanya adalah terciptanya label smart city untuk Kota Malang. Untuk
mencapai smart city tidak akan mudah, perlu beberapa tahap untuk dapat mencapainya. Perlu
intensitas yang tinggi untuk dapat mencapainya. Intensitas yang dimaksud adalah
diselenggarakan Program AIKID setiap tahun. dengan begitu, mimpi atau khayalan merubah
label Kota Malang menjadi smart city dapat diwujudkan meskipun untuk mencapainya butuh
waktu yang relatif lama.
d) Rangsangan (Excitement)
Pada Program AIKID ini terdapat rangsangan-rangsangan yang dapat menunjukan adanya suatu
inovasi dan kreativitas. Ransangan yang dimaksud adalah motto “Kota Pendidikan” yang tertera
pada Tri Bina Cita Kota Malang, masyarakat yang semakin pintar, dan juga perkembangan
teknologi saat ini. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, tiga hal tersebut dapat
dikatakan sebagai rangsangan yang memacu adanya program ini. Program AIKID ini dibuat
untuk mengikuti arus tiga hal tersebut, karena jika tidak dilakukan dapat membuat standar
pelayanan publik Pemerintah Kota Malang tidak terlalu memuasan. Program ini juga
merangsang seluruh SKPD Kota Malang untuk mengingkatkan inovasi dan kreativitas mereka.
Hal ini terlihat dari rangkaian program ini, dimana pada awalnya memperlombakan seluruh
SKPD untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam situs mereka masing-masing, dan nantinya
situs-situs terbaik akan mendapatkan penghargaan yang setimpal.