Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 1

Penerapan Smart Economy di Kota Malang

A. Konsep Smart Economy

Smart Economy dapat diartikan berfous pada dua hal. Pertama membuka akses informasi yang
luas sehingga meningkatkan peluang warga untuk melakukan aktivitas ekonomi yang efektif.
Kedua untuk aktivitas bisnis yang sudah berjalan, akan mereduksi biaya operasional lebih
minimal, lebih produktif dan tumbuh dalam konteks ’sustainable’.

B. Penerapan Smart Economy di Kota Malang

1. Pasar Sehat Oro-Oro Dowo


Pasar Oro-Oro Dowo merupakan pasar tradisional, yang memiliki konsep pasar
modern, dan sehat. Salah satu pasar tradisional di Kota Malang yaitu Pasar Oro-oro Dowo
yang sekaligus pasar peninggalan Belanda diresmikan oleh Wali Kota Malang H. Moch.
Anton, setelah direvitalisasi sejak bulan Agustus hingga Desember 2015 lalu. Dari 28 pasar
tradisional di Kota Malang, pasar ini bisa menjadi contoh bagi pasar yang lain. Sisi
kebersihan dan kelayakan serta kenyamanan pengunjung menjadi andalan dari pasar ini.
Wali Kota Malang juga memberikan penghargaan kepada beberapa kepala pasar dan
petugas keamanan dalam soft launching Pasar Oro-oro Dowo. Penghargaan ini diberikan
sebagai apresiasi atas diraihnya Adipura oleh Kota Malang pada tahun 2015, dimana
kebersihan pasar juga menjadi salah satu kriteria penilaian. Di sini fasilitasnya sudah lengkap,
seperti tempat cuci tangan bagi pedagang dan pembeli, ada toilet yang bersih, musala, dan ada
tempat menyusui bagi ibu.
Dengan adanya pasar sehat Oro-Oro Dowo tersebut dengan berbagai upaya
revitalisasi dan peningkatan kualitas secara tidak langsung berkontribusi untuk meningkatkan
Produktivitas dalam ekonomi perkotaan. Karena banyak warga yang berantung dalam
pemenuhan kebutuhan dan mata pencaharian di pasar tradisional. Produktivitas dalam segi
kualitas produk, kualitas pelayanan, kesehatan, dan meningkatkan ekonomi dari bawah,
karena banyaknya usaha kecil menengah yang beroperasi di pasar, maupun individu yang
bekerja di pasar tersebut yang mayoritas berada pasa sektor informal.
Program revitalisasi pasar tradisional digagas dengan maksud menjawab semua
permasalahan yang melekat pada pasar tradisonal. Penyebabnya, pasar tradisional dikelola
tanpa inovasi yang berarti yang mengakibatkan pasar menjadi tidak nyaman dan kompetitif.
Dalam menjalankan aktivitas ekonomi di pasar tradisional, kondisi fisik memegang peranan
yang penting. Rancangan fisik pasar harus mempertimbangkan fungsi pasar sebagai tempat
aktivitas ekonomi sosial komunitas penggunanya. Program revitalisasi pasar tradisional juga
menyentuh tata kelola (kelembagaan) pasar. Mewujudkan pasar yang profesional haruslah
dikelola dengan manajemen yang terpadu dimana seluruh manajemen pasar terintegrasi
menjadi satu (Kasali, 2007).

2. Pay Access
PayAccess berkembang dengan menggaet anak-anak muda dan beragam
komunitas di Kota Malang sebagai agen perubahan. Para pengguna bisa melakukan beragam
transaksi nontunai, seperti pembayaran di merchant, isi pulsa seluler, hingga transfer
antarpengguna. Aplikasi tersebut dilengkapi dengan berbagai fitur, mulai dari isi saldo (top
up) dompet virtual, transfer ke sesama pengguna (P2P transfer), hingga
pembayaran merchant dengan memindai kode QR. Saat ini, PayAccess mengaku telah
mempunyai sekitar 415.000 pengguna terdaftar, dengan jumlah pengguna aktif bulanan
(MAU) yang mencapai angka 57.500 orang meski baru beroperasi di kota Malang. Setiap
bulannya, mereka bisa memproses sekitar 28.000 transaksi. Perkembangan yang cukup pesat
ini kemudian mengantarkan mereka untuk mendapatkan pendanaan Seri A di pertengahan
tahun 2017 ini.
Salah satu kunci sukses PayAccess adalah karena mereka sejak awal melakukan
penetrasi melalui komunitas yang beranggotakan para anak muda. Selain itu, mereka pun
mengawali bisnis di kota dengan jumlah pesaing yang cukup minim, namun mempunyai
jumlah anak muda yang cukup banyak, yaitu Malang. Mereka mulai hadir di Malang sejak
tahun 2016 dengan menghadirkan aplikasi pembayaran khusus untuk komunitas-komunitas
tertentu. Beberapa komunitas yang mereka gandeng adalah pendukung klub sepak bola Arema
FC, serta komunitas mahasiswa Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah
Malang.
Namun seiring berjalannya waktu, para anak muda dan mahasiswa yang telah mereka
gaet pun menjadi terbiasa dengan berbagai fitur yang tersedia. Mereka mulai mengisi saldo di
para merchant yang bekerja sama dengan PayAccess, melakukan pembelian pulsa,
pembayaran tagihan listrik, hingga membeli merchandise dan tiket pertandingan sepak bola
lewat aplikasi tersebut. Untuk melakukan pembayaran, para pengguna hanya perlu memindai
kode QR yang tertempel di sebuah warung. Begitu transaksi terjadi, sang pemilik warung
akan menerima notifikasi melalui SMS. Di waktu yang sama, saldo sang pengguna pun akan
langsung berpindah ke saldo sang pemilik warung.

3. Malang Menyapa (Aplikasi Android Panduan Wisata Kota Malang)


Pemerintah Kota Malang mengembangkan aplikasi berbasis Android bernama
"Malang Menyapa". Aplikasi yang sudah tersedia secara gratis di Google Play Store itu dibuat
untuk memperkenalkan pariwisata di kota Malang. Sampai saat ini, status Malang Menyapa
sebenarnya masih dalam tahap pengembangan. Oleh karena itu, konten dalam aplikasi
tersebut belum terisi secara lengkap. Ada tujuh fitur yang tersedia di dalam aplikasi itu. Di
antaranya, destinasi, belanja, hotel, makanan, travel, oleh-oleh, dan hiburan. Rencananya,
pengelola usaha pariwisata di Kota Malang akan dibebaskan untuk melakukan promosi di
dalam aplikasi itu. Para pelaku usaha tinggal melakukan pendaftaran dan membubuhkan
konten di dalam aplikasi itu yang sesuai dengan usahanya.
Untuk menghindari kekeliruan data atau konten palsu, Pemerintah Kota Malang
sudah menyiapkan tenaga admin untuk melakukan verifikasi terhadap semua bentuk usaha
pariwisata yang ingin masuk ke aplikasi Malang Menyapa. Jika data yang dimasukkan tidak
sesuai, admin berhak menolak untuk memasukkan konten itu.
Di dalam aplikasi itu, pengguna yang mendaftar harus mencantumkan alamat lengkap
lokasi usahanya dan terdeteksi di aplikasi Google Maps. Hal itu untuk mengarahkan
wisatawan jika tertarik mengunjungi usahanya. Tidak hanya itu, di dalam aplikasi itu juga
terdapat fitur kalender event. Fitur itu untuk mengabarkan kepada semua wisatawan terkait
event-event wisata yang akan berlangsung di kota Malang. Pemerintah Kota Malang juga
sudah mengembangkan SMS yang secara otomatis akan terkirim kepada ponsel wisatawan
yang baru saja menginjakkan kaki di Malang.

4. Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD)


Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) adalah aplikasi terpadu
yang digunakan sebagai alat bantu pemerintah daerah yang digunakan meningkatkan
efektivitas implementasi dari berbagai regulasi bidang pengelolaan keuangan daerah yang
berdasarkan pada asas efesiensi, ekonomis, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa terbentuknya e-government ini salah satunya
berorientasi pada pelayanan publik, di mana dengan adanya pelayanan publik yang efektif dan
efisien dapat menunjang pada terciptanya good governance. Produk Kreatif dalam hal ini
diartikan sebagai penciptaan hubungannya kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang
nantinya dapat menumbuhkan kreativitas dan kemampuan. Jika dianalisiskan dengan
pengertian diatas, Program AIKID dapat dikatakan sebagai produk kreatif. Hal ini karena
Pemerintah Kota Malang bersama dengan Diskominfo membuat program ini karena adanya
permasalahan yang terdapat pada pelayanan publik seperti pelayanan yang lamban, berbelit,
dan memakan waktu yang lama. Untuk itu adanya program ini diharapkan dapat memberikan
perkembangan dan juga dapat meningkatkan pelayanan publik. Kreativitas Program AIKID
ini dapat dijelaskan menurut pendapat Howkins dalam Suyana (2013:25).
a) Peninjauan/ Pengkajian Ulang (Review)
Sebelum Program AIKID dibuat oleh Pemerintah Kota Malang melalui Diskominfo Kota
Malang. pemerintah kota melihat permasalahan-permasalahan yang ada. Permasalahan yang ada
yaitu masih kurang puasnya masyarakat dengan pelayanan publik yang diberikan pemerintah
kota. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, dapat terlihat bahwa sebelum
penyelenggaraan Program AIKID ini, Diskominfo melakukan peninjauan ulang. Maksud dari
peninjauan ulang dalam hal ini adalah seberapa besar permasalahan yang ada pada pelayanan
publik itu. Peninjauan ulang juga dilaksanakan pada rangkaian yang akan dilaksanakan dalam
program ini, dimana hal ini berguna untuk mementukan apa yang menjadi tujuan dari Program
AIKID ini.

b) Inkubasi (Incubation)
Inkubasi dalam hal ini memiliki pengertian sebagai pembiaran ide-ide untuk saling mencocokan
sendiri. Pada program AIKID ini, peneliti melihat inkubasi didalam program ini, dimana
inkubasi yang dimaksud terdapat pada perlombaan situs yang ada dalam rangkaian program ini.
Inkubasi yang dilakukan untuk memberikan waktu dan ruang kepada seluruh SKPD untuk
berinovasi dan berkreativitas didalam situs mereka masing-masing.

c) Mengkhayal (Dreams)
Mengkhayal pada hal ini diartikan sebagai mimpi-mimpi yang nantinya akan tercapai setelah
adanya Program AIKID ini. peneliti melihat adanya mimpi-mimpi yang terdapat pada Program
AIKID, dimana mimpi utamanya adalah terciptanya label smart city untuk Kota Malang. Untuk
mencapai smart city tidak akan mudah, perlu beberapa tahap untuk dapat mencapainya. Perlu
intensitas yang tinggi untuk dapat mencapainya. Intensitas yang dimaksud adalah
diselenggarakan Program AIKID setiap tahun. dengan begitu, mimpi atau khayalan merubah
label Kota Malang menjadi smart city dapat diwujudkan meskipun untuk mencapainya butuh
waktu yang relatif lama.

d) Rangsangan (Excitement)
Pada Program AIKID ini terdapat rangsangan-rangsangan yang dapat menunjukan adanya suatu
inovasi dan kreativitas. Ransangan yang dimaksud adalah motto “Kota Pendidikan” yang tertera
pada Tri Bina Cita Kota Malang, masyarakat yang semakin pintar, dan juga perkembangan
teknologi saat ini. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, tiga hal tersebut dapat
dikatakan sebagai rangsangan yang memacu adanya program ini. Program AIKID ini dibuat
untuk mengikuti arus tiga hal tersebut, karena jika tidak dilakukan dapat membuat standar
pelayanan publik Pemerintah Kota Malang tidak terlalu memuasan. Program ini juga
merangsang seluruh SKPD Kota Malang untuk mengingkatkan inovasi dan kreativitas mereka.
Hal ini terlihat dari rangkaian program ini, dimana pada awalnya memperlombakan seluruh
SKPD untuk melakukan inovasi dan kreativitas dalam situs mereka masing-masing, dan nantinya
situs-situs terbaik akan mendapatkan penghargaan yang setimpal.

e) Pemeriksaan Secara Nyata (Reality Check)


Sebelum program ini dilaksanakan, peneliti melihat bahwa Diskominfo melakukan analisis
terkait program ini, maksudnya adalah apakah program ini akan berhasil mewujudkan mimpi-
mimpi yang dicanangkan sebelumnya atau tidak. Berdasarkan temuan di atas, Program AIKID
ini membuat kreativitas lebih baik, dimana saat ini terdapat berbagai produk kreatif yang
dihasilkan. Sebenarnya produk yang dimaksud yaitu berbagai fitur online yang sudah ada,
namun setelah adanya program ini penulis melihat adanya perubahan yang lebih baik.
Perubahan yang dihasilkan ini dapat dikatakan perubahan yang berguna sebagai peningkatan
kesempurnaan dari fitur yang sudah ada. Berdasarkan perubahan tersebut berdampak pada
kenyamanan masyarakat saat ini, dimana masyarakat sudah lebih mempercayai pemerintah
saat ini.

Anda mungkin juga menyukai