Anda di halaman 1dari 35

BAB IV

HASIL TEMUAN DAN ANALISIS DATA

Pengantar
Dalam bab ini, peneliti akan mendeskripsikan dan menguraikan seluruh temuan
atau hasil dari metode penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasil
penelitian selanjutnya akan disesuaikan berdasarkan kerangka konsep yang tersedia.
Data yang didapatkan oleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi UMKM
Kerajinan Tangan di Bandung Barat terutama program UMKM go-digital. Hasil data
tersebut akan dianalisis lebih lanjut sehingga pada akhirnya dapat menjawab rumusan
masalah penelitian yaitu bagaimana proses difusi and adopsi inovasi dari program
UMKM go-digital.

A. Proses Difusi UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan KBB


Proses difusi dan adopsi saling terkait dalam komunikasi inovasi. Difusi adalah
tahap awal di mana inovasi diterima melalui interaksi antar individu, sementara adopsi
adalah tahap selanjutnya di mana individu mengelola dan menentukan sikap terhadap
inovasi tersebut. Analisis elemen difusi inovasi merupakan cara yang mudah untuk
menggambarkan proses difusi inovasi. Elemen-elemen difusi inovasi terkait dengan
jenis inovasi, saluran komunikasi, waktu, dan sistem sosial yang terlibat. Dengan
menganalisis elemen-elemen ini, kita dapat memahami lebih jelas tentang inovasi yang
diterapkan. Program UMKM go-digital juga dapat dianalisis melalui elemen difusi
inovasi untuk memahami proses difusi program ini di UMKM Kerajinan Tangan KBB.
Selain elemen difusi inovasi, terdapat pula faktor-faktor lain yang dapat
memengaruhi proses difusi program UMKM go-digital. Faktor internal seperti
motivasi dan kemampuan untuk mengadopsi inovasi, serta faktor eksternal seperti
faktor ekonomi dan politik dapat mempengaruhi penerimaan dan adopsi program ini di
kalangan UMKM Kerajinan Tangan KBB. Oleh karena itu, penting bagi pihak
penyedia program UMKM go-digital untuk memperhatikan faktor-faktor tersebut
dalam memperkenalkan program ini dan memastikan bahwa program ini dapat
memberikan manfaat yang signifikan bagi UMKM.
Selain itu, peran penting juga dimiliki oleh agen difusi, yaitu individu atau
kelompok yang memiliki pengaruh atau otoritas di dalam masyarakat dalam proses
penyebaran informasi mengenai program UMKM go-digital. Agar proses difusi dan
adopsi program ini berjalan dengan lancar, pihak penyedia program perlu
memperhatikan strategi komunikasi yang tepat untuk mencapai kelompok sasaran yang
tepat, serta membangun kemitraan dan kerja sama dengan agen difusi yang memiliki
pengaruh di dalam masyarakat. Dengan demikian, proses difusi program UMKM go-
digital dapat berjalan dengan efektif dan mampu memberikan manfaat yang signifikan
bagi UMKM Kerajinan Tangan KBB.

1. UMKM go-digital sebagai Salah Satu Ragam Inovasi


Program UMKM go-digital adalah sebuah program yang dirancang untuk
membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengadopsi dan
memanfaatkan teknologi digital guna meningkatkan daya saing dan pertumbuhan
bisnis. Program ini bertujuan untuk memberikan akses dan pendampingan kepada
UMKM agar dapat mengimplementasikan solusi digital yang relevan dengan
kebutuhan bisnis mereka.
Melalui program ini, UMKM Pengrajin Kerajinan Tangan di Kabupaten
Bandung Barat dapat memperoleh dukungan, pelatihan, dan bantuan teknis untuk
mengembangkan kehadiran online mereka, mengoptimalkan penggunaan
teknologi digital, dan mengatasi tantangan yang mungkin terkait dengan
penerapan teknologi tersebut.
Pembaharuan dalam bidang aspek manajemen bagi para UMKM pengrajin
kerajinan tangan di KBB tentunya bertujuan untuk membantu mereka agar dapat
memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar,
meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan penjualan dan pendapatan,
serta memperkuat brand awareness. Program UMKM go-digital juga berfokus
pada peningkatan literasi digital dan pemahaman tentang potensi dan manfaat
teknologi digital dalam dunia bisnis. Oleh karenanya, dibutuhkan sebuah usaha
lebih agar program go-digital bisa berjalan dengan baik.
Pemanfaatan program UMKM go-digital bukan hanya melibatkan
komunikasi 2 (dua) arah antara pemerintah, dalam hal ini adalah Dinas Koperasi
dan UMKM, serta pelaku atau pemilik UMKM kerajinan tangan, namun
membutuhkan pihak tambahan (third-party) sebagai pendukung dari layanan go-
digital tersebut. Dalam hal ini, sebuah perusahaan start-up yang berkutat di bidang
e-commerce yaitu Shopee menawarkan diri untuk membantu mereka. Dengan
demikian, masing-masing pihak mendapatkan keuntungan (win-win solution) dari
kerjasama yang dilakukan.
Hasil observasi yang dilakukan peneliti juga menunjukkan bahwa program
UMKM go-digital memiliki ragam yang banyak dan menjadi sebuah kesatuan. Hal
ini juga disampaikan oleh beberapa informan yang mengatakan sebagai berikut:

“Kita coba latih, mulai dari cara membuat toko sampai akhirnya bisa ekspor
di shopee….” (Rendy Febrian, 2023)
“...ada 9 modul, dibagi ke lima hari sampai seminggu…” (Arif, 2023)”

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa narasumber, dapat


disimpulkan bahwa program UMKM go-digital merupakan bentuk yang utuh dan
komprehensif untuk mencapai tujuan pengembangan UMKM melalui teknologi
digital. Para narasumber mengungkapkan bahwa program ini tidak hanya
memberikan pelatihan dan pendampingan dalam penerapan teknologi digital,
tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam tentang potensi dan manfaat
teknologi digital dalam dunia bisnis hingga pada akhirnya mendapatkan
kesempatan untuk bisa mengekspor produknya ke luar negeri.
Aplikasi program UMKM go-digital merupakan hasil dari penyelesaian
tantangan yang dihadapi oleh para pengrajin selama pandemi COVID-19.
Kehadiran program UMKM go-digital merupakan sesuatu yang baru karena
sebelumnya sebagian besar UMKM tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman
tentang bisnis digital. Jika inovasi dapat diartikan sebagai suatu hal baru menurut
perspektif pelakunya, maka program UMKM go-digital dapat dikategorikan
sebagai suatu inovasi, yang tidak hanya memberikan solusi baru tetapi juga
membantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh UMKM sebagai pelaku
bisnis.
Dalam konteks pandemi COVID-19, UMKM menghadapi berbagai kendala
yang signifikan, seperti penurunan penjualan, keterbatasan akses pasar, dan
perubahan pola konsumsi. Hal ini seperti dikutip dari pernyataan pengrajin
dibawah ini:

“Kalau Pandemi memang sangat berdampak untuk seluruh UMKM, ada


teman teman craft juga yang memutuskan untuk menutup tokonya…”
(Dian, 2023)
“Namanya pandemi covid dampak nya luar biasa. Bukan hanya di KBB,
diseluruh Indonesia juga mungkin terdampak. Termasuk saya juga punya
usaha, di bidang konveksi selama pandemi gaada yang order, hingga
pegawai mau gak mau jadi di rumahkan….” (Arif, 2023)

Program UMKM go-digital hadir sebagai solusi untuk mengatasi masalah-


masalah tersebut dengan memberikan pelatihan dan pendampingan dalam
mengadopsi teknologi digital. Dengan memperkenalkan UMKM pada konsep
bisnis digital, program ini membantu pengrajin untuk memperluas jangkauan
pasar, meningkatkan visibilitas produk, dan meningkatkan efisiensi operasional
mereka.
Melalui program UMKM go-digital, para pengrajin kerajinan tangan didorong
untuk menjelajahi dan memanfaatkan potensi platform e-commerce sebagai
saluran penjualan dan pemasaran produk mereka. Dalam era digital yang semakin
berkembang, platform e-commerce telah menjadi medium yang sangat efektif
untuk mencapai konsumen secara global. Dengan menggunakan platform e-
commerce, UMKM dapat memperluas jangkauan pasar mereka tanpa batasan
geografis yang signifikan. Selain itu, dengan adanya fitur-fitur seperti penilaian
produk dan ulasan pelanggan, platform e-commerce juga memberikan
kepercayaan kepada konsumen potensial dan membangun reputasi yang kuat
untuk UMKM. Dalam hal ini, e-commerce yang dimanfaatkan adalah Shopee.

“Karena Shopee punya program mencari pelaku usaha mikro dan kecil
terutama di daerah untuk membuat akun di market place nya shopee, dan
kita tangkap ruang itu untuk kerja sama. Karena kita lihat bahwa para
pelaku UMKM terutama usaha mikro nya, karena sesuai dengan Perda No.
23 tahun 2014, fokus utama dinas memang pada usaha mikro tapi bukan
berati usaha kecil dan menengah kita biarkan.” (Wewen, 2023)

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Shopee sebagai salah satu
penyedia layanan e-commerce memiliki program untuk mencari pelaku UMKM
dan memasarkan produknya di Shopee. Oleh karena itu, pemerintah melihat hal
ini sebagai salah satu ruang kerja sama yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku
UMKM dan juga pemerintah sebagai regulator.
Program UMKM go-digital merupakan salah satu ragam inovasi yang
bertujuan untuk mendukung transformasi digital dalam sektor UMKM. Program
ini didesain khusus untuk membantu pengrajin kerajinan tangan dalam
menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di era digital. Dengan adopsi
teknologi digital, program UMKM go-digital memberikan solusi yang
komprehensif untuk meningkatkan kualitas, visibilitas, dan efisiensi operasional
UMKM. Selain mencari pasar UMKM, yang dilakukan dalam program ini adalah
memberikan bimbingan dalam membangun strategi pemasaran yang efektif
menggunakan media sosial dan teknik optimasi mesin pencari. Hasil wawancara
menggambarkan hal tersebut:

“...pelatihan yang diberikan dari membuat toko sampai bagaimana cara


menangani keluhan konsumen sih....” (Dian, 2023)
“Untuk program Latihan ekspor shopee itu kurang lebih selama tiga hari
saya mengikuti pada hari pertama seperti biasa pembukaan, hari kedua
sudah dimulai bagaimana cara pengajuan bertemu klien atau mendapatkan
konsumen lalu pelatihan yang diberikan itu full bahasa Inggris...” (Arif,
2023).

Pelaku UMKM dari hasil wawancara merasa bahwa program ini telah
membantunya meningkatkan visibilitas mereknya secara online, sehingga
mendapatkan lebih banyak permintaan dan pelanggan baru. Mereka juga mampu
membangun koneksi dengan pengrajin kerajinan tangan lainnya melalui jaringan
yang disediakan oleh program ini, sehingga dapat saling bertukar pengalaman dan
mendapatkan inspirasi baru.
Dalam rangka mencapai transformasi digital di sektor UMKM, program
UMKM go-digital menjadi salah satu ragam inovasi yang memainkan peran
penting. Melalui bimbingan strategi pemasaran, koneksi dengan sesama pengrajin,
dan dukungan teknis dalam adopsi teknologi, program ini membantu UMKM
pengrajin kerajinan tangan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang yang ditawarkan oleh era digital. Inovasi ini memberikan landasan yang
kuat bagi pengrajin untuk mengembangkan bisnis mereka dengan memanfaatkan
potensi dan keunggulan yang dimiliki melalui penerapan solusi digital.
Selain itu, program UMKM go-digital juga memberikan peluang untuk
membangun koneksi dan jaringan dengan pengrajin kerajinan tangan lainnya.
Bapak Ahmad merasakan manfaat dari interaksi dengan sesama pengrajin yang
juga mengikuti program ini. Mereka dapat saling bertukar pengalaman,
memberikan inspirasi, dan mendapatkan peluang kolaborasi dalam
mengembangkan bisnis kerajinan tangan mereka. Dengan adanya jaringan yang
terbentuk melalui program UMKM go-digital, para pengrajin memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan dukungan dari komunitas yang
sejalan dengan tujuan mereka.
Program UMKM go-digital juga mencerminkan sebuah inovasi dalam
memberikan bimbingan teknis dan dukungan dalam mengadopsi perangkat lunak
dan aplikasi bisnis yang dapat meningkatkan efisiensi operasional. Melalui
program ini, pengrajin dapat memanfaatkan sistem manajemen inventaris dan
pengiriman yang terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka.
Dukungan teknis yang diberikan oleh program ini membantu mengatasi hambatan
teknologi dan mempercepat adopsi inovasi digital di kalangan UMKM pengrajin
kerajinan tangan.

2. Saluran Komunikasi dalam Proses Difusi Inovasi Program UMKM go-


digital
Saluran komunikasi merupakan sarana untuk mentransmisikan pesan
inovasi dari sumber kepada penerima. Jika tujuan komunikasi adalah untuk
memperkenalkan inovasi kepada audiens yang luas dan tersebar, maka media
massa menjadi saluran komunikasi yang tepat, cepat, dan efisien. Namun, jika
komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap atau perilaku penerima secara
personal, maka saluran komunikasi interpersonal menjadi yang paling sesuai.
Dalam konteks difusi program UMKM go-digital, saluran komunikasi dapat
dilihat dari dua perspektif. Pertama, saluran komunikasi yang digunakan oleh
pihak penyampai pesan untuk menyampaikan informasi. Hal ini mencakup
saluran komunikasi yang diciptakan oleh pengelola program itu sendiri. Kedua,
dari perspektif penerima pesan, yaitu saluran komunikasi yang digunakan untuk
mendapatkan informasi tentang UMKM go-digital. Penerima pesan akan menilai
apakah saluran komunikasi tertentu efektif atau tidak dalam menyampaikan
program ini. Selain itu, peran lembaga-lembaga yang terlibat dalam proses
komunikasi program UMKM go-digital juga penting. Keberhasilan komunikasi
akan lebih maksimal saat semua pihak terlibat dalam peran sebagai komunikator.
Dalam rangka memastikan efektivitas komunikasi, perlu adanya kesesuaian
antara jenis saluran komunikasi yang dipilih dengan tujuan dan sasaran
komunikasi. Selain itu, peran komunikator dalam mengirimkan pesan dengan
jelas, menarik, dan relevan juga krusial dalam proses difusi inovasi. Dengan
melibatkan saluran komunikasi yang tepat dan memperhatikan partisipasi semua
pihak terkait, program UMKM go-digital dapat mencapai keberhasilan dalam
menjangkau dan mempengaruhi pengrajin kerajinan tangan dalam adopsi solusi
digital.
Penggunaan saluran komunikasi memainkan peran krusial dalam proses
difusi inovasi program UMKM go-digital. Program ini menyadari pentingnya
mengkomunikasikan manfaat dan nilai tambah yang dapat diperoleh oleh
pengrajin kerajinan tangan melalui penerapan solusi digital. Salah satu saluran
komunikasi yang digunakan adalah melalui pelatihan dan workshop yang
diselenggarakan dalam program ini. Para pengrajin diberikan pengetahuan dan
pemahaman mendalam mengenai keuntungan dan potensi yang bisa mereka
dapatkan dengan memanfaatkan teknologi digital dalam bisnis mereka.
Selain itu, program UMKM go-digital juga memanfaatkan media sosial
sebagai saluran komunikasi yang efektif. Melalui platform-platform seperti
Facebook, Instagram, dan YouTube, pengrajin kerajinan tangan dapat
memperluas jangkauan komunikasi mereka dan menjangkau audiens yang lebih
luas. Mereka dapat mengunggah konten-konten menarik tentang produk, proses
produksi, testimoni pelanggan, dan lainnya, sehingga dapat membangun
kesadaran dan minat terhadap bisnis mereka. Melalui interaksi aktif dengan
pengikut dan pelanggan potensial, program ini membantu meningkatkan
efektivitas komunikasi difusi inovasi.
Selain saluran komunikasi online, program UMKM go-digital juga
memfasilitasi komunikasi langsung antara pengrajin kerajinan tangan dan pihak
terkait, seperti ahli digital marketing, perwakilan platform e-commerce, atau
mentor bisnis. Komunikasi tatap muka atau melalui telepon memberikan
kesempatan untuk berdiskusi secara mendalam mengenai potensi dan tantangan
yang dihadapi dalam menerapkan solusi digital. Pengrajin dapat mengajukan
pertanyaan, mendapatkan masukan, dan memperoleh bimbingan yang personal
untuk memaksimalkan manfaat dari program ini.
Dalam wawancara dengan Pak Dian, seorang peserta program UMKM go-
digital, beliau menjelaskan pengalaman dan manfaat yang diperolehnya melalui
penggunaan saluran komunikasi dalam proses difusi inovasi program ini. Pak
Dian mengungkapkan bahwa melalui pelatihan dan workshop yang
diselenggarakan, ia mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
memanfaatkan solusi digital untuk mengembangkan bisnis kerajinan tangan.

“...Dengan bimbingan para ahli, saya dapat menerapkan langkah-langkah ini


dengan lebih efektif.” (Dian, 2023)

Dari potongan wawancara tersebut, terlihat bagaimana penggunaan saluran


komunikasi dalam program UMKM go-digital memberikan manfaat konkret
bagi para peserta seperti Pak Dian. Pelatihan, komunikasi online, dan sesi
konsultasi individu menjadi saluran yang membantu pengrajin kerajinan tangan
dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan solusi digital secara efektif.
Pihak lain yang terlibat dalam saluran komunikasi dari program UMKM go-
digital adalah pemerintah sebagai regulator program itu sendiri. Pemerintah
memainkan peran yang penting dalam saluran komunikasi dalam proses difusi
program UMKM go-digital. Pertama, pemerintah dapat berperan sebagai
penyedia informasi yang akurat dan terpercaya tentang program ini. Dengan
melibatkan dinas terkait (Dinas Koperasi dan UMKM serta Dewan Kerajinan
Nasional Daerah), pemerintah dapat menyampaikan pesan-pesan penting
mengenai manfaat, prosedur pendaftaran, dan dukungan yang tersedia bagi
UMKM yang ingin terlibat dalam program ini. Melalui saluran komunikasi
resmi, seperti situs web pemerintah, portal informasi UMKM, atau media sosial
pemerintah, pemerintah dapat mencapai khalayak yang lebih luas dan
meningkatkan kesadaran tentang program UMKM go-digital.

“Kita memanfaatkan potensi yang ada seperti, Instagram Pak Bupati Pak
Hengky kan followers nya banyak. Karena kalau ke tv radio sekarang udah
jarang di lihat. Jadi kita manfaatkan yang kiranya efektif untuk sosialisasi
kegitan” (Arif, 2023)”

Hasil wawancara dengan Arif pada tahun 2023 menunjukkan bahwa


pemerintah memanfaatkan potensi yang ada, terutama Instagram yang memiliki
banyak pengikut, untuk sosialisasi program UMKM go-digital. Menurut Arif,
penggunaan media tradisional seperti televisi dan radio sudah jarang dilihat
oleh masyarakat, sehingga pemerintah memilih memanfaatkan saluran
komunikasi yang dianggap lebih efektif dalam menyampaikan informasi
tentang program ini. Dengan menggunakan media sosial, pemerintah dapat
mencapai audiens yang lebih luas dan lebih mudah terhubung dengan UMKM
serta masyarakat yang berminat dalam program ini.
Selain itu, pemerintah juga dapat berperan sebagai fasilitator dalam
membangun kemitraan dan kolaborasi antara UMKM dengan lembaga atau
komunitas terkait. Misalnya, pemerintah dapat mengadakan pertemuan,
konferensi, atau forum diskusi yang melibatkan para pengrajin kerajinan tangan
dan pemangku kepentingan lainnya dalam industri ini. Melalui saluran
komunikasi seperti ini, pemerintah dapat memfasilitasi pertukaran pengetahuan,
pengalaman, dan ide-ide inovatif antara para pelaku usaha. Dengan cara ini,
pemerintah dapat memperkuat jaringan komunikasi dan mendukung proses
difusi program UMKM go-digital dengan cara yang lebih efektif dan
berkelanjutan.

“Selain itu, pemerintah juga berperan aktif dalam mengadakan kegiatan-


kegiatan kolaboratif untuk membangun kemitraan antara UMKM dan
pihak-pihak terkait. Kami sering mengadakan pertemuan, seminar, dan
lokakarya yang melibatkan pengrajin kerajinan tangan serta pemangku
kepentingan industri ini. Dalam acara-acara tersebut, kami memfasilitasi
diskusi dan pertukaran ide-ide inovatif yang dapat memperkuat bisnis
UMKM. Dengan demikian, kami berharap dapat mendukung proses difusi
program UMKM go-digital dengan lebih efektif dan berkelanjutan”
(Sonya, 2023)

Dalam wawancara, pemerintah menjelaskan bahwa mereka berperan aktif


dalam mengadakan kegiatan kolaboratif untuk membangun kemitraan antara
UMKM dan pihak-pihak terkait. Melalui pertemuan, seminar, dan lokakarya,
pemerintah memfasilitasi diskusi dan pertukaran ide-ide inovatif antara pengrajin
kerajinan tangan dan pemangku kepentingan industri. Tujuan dari kegiatan ini
adalah memperkuat bisnis UMKM dan mendukung proses difusi program UMKM
go-digital dengan lebih efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, pemerintah
berperan sebagai fasilitator dalam menciptakan lingkungan kolaboratif yang
menguntungkan untuk pengembangan UMKM dan penyebaran inovasi digital.
Pihak selanjutnya yang berkontribusi dalam saluran komunikasi program
UMKM go-digital adalah Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) memiliki peran penting dalam
saluran komunikasi proses difusi program UMKM go digital. Sebagai lembaga
yang bertanggung jawab atas pengembangan kerajinan nasional di tingkat daerah,
Dekranasda dapat berperan sebagai mediator antara pemerintah daerah, UMKM,
dan masyarakat. Mereka dapat menggunakan saluran komunikasi seperti website
resmi, media sosial, dan publikasi terkait untuk menyampaikan informasi
mengenai program UMKM go digital kepada para pengrajin kerajinan tangan.

“Memang Bu Sonya mengadakan kolaborasi dengan shopee membawa


dekranasda, cuma memang kolaborasi dengan dinas. Karena di daerah yang
punya tupoksi / jobdesk untuk mengurusi UMKM ya kita dinas Koperasi
dan UKM. Kita leading sektor nya.” (Wewen, 2023)

Dari potongan wawancara tersebut menggambarkan bagaimana peran kedua


instansi tersebut dalam mengkomunikasikan program UMKM go-digital. Pertama,
Dekranasda fokus pada pengembangan kerajinan nasional di tingkat daerah,
sementara Dinas Koperasi UMKM berfokus pada pengembangan sektor koperasi
dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) secara umum. Peran Dekranasda
lebih khusus dalam mendukung dan mempromosikan pengrajin kerajinan tangan,
sementara Dinas Koperasi UMKM memiliki tanggung jawab yang lebih luas
dalam mendukung semua jenis UMKM.
Dekranasda memiliki keahlian khusus dalam kerajinan tangan dan dapat
memberikan panduan, bimbingan, dan pengetahuan yang lebih spesifik terkait
pengembangan kerajinan tangan. Mereka juga dapat menyediakan akses ke
jaringan dan sumber daya yang relevan bagi pengrajin kerajinan tangan. Di sisi
lain, Dinas Koperasi UMKM memiliki pengetahuan yang lebih luas tentang
pengembangan bisnis secara umum dan dapat memberikan panduan yang lebih
holistik untuk mengembangkan usaha UMKM.
Dalam saluran komunikasi, Dekranasda dapat menjadi penghubung antara
pengrajin kerajinan tangan dan pemerintah daerah, serta menyediakan platform
untuk berbagi informasi dan pengalaman antar pengrajin. Mereka dapat
menggunakan saluran komunikasi seperti website, media sosial, dan publikasi
terkait untuk menyampaikan informasi dan menginspirasi pengrajin dalam
mengadopsi program UMKM go digital. Sementara itu, Dinas Koperasi UMKM
dapat menggunakan saluran komunikasi yang lebih luas, termasuk kegiatan
sosialisasi, pelatihan, dan pendampingan langsung kepada UMKM untuk
memperkenalkan dan memfasilitasi program UMKM go digital.
Dalam keseluruhan, meskipun peran Dekranasda dan Dinas Koperasi UMKM
memiliki kesamaan dalam mendukung pengembangan UMKM, peran Dekranasda
lebih spesifik dalam mendukung pengrajin kerajinan tangan dan mempromosikan
pengembangan kerajinan nasional. Sementara itu, Dinas Koperasi UMKM
memiliki peran yang lebih umum dalam mendukung pengembangan semua jenis
UMKM dan memberikan panduan yang holistik. Keduanya memiliki peran
penting dalam saluran komunikasi dalam proses difusi program UMKM go digital,
dengan fokus yang sedikit berbeda sesuai dengan bidang tanggung jawab mereka.

3. Tahapan dalam Proses Difusi Inovasi program UMKM go-digital


Elemen ketiga dari difusi inovasi adalah waktu dan berkaitan dengan waktu
kapan suatu inovasi diputuskan untuk diterima atau ditolak. Dalam menganalisis
elemen waktu, kita dapat mengetahui sejak kapan inovasi tersebut muncul dan
sejak kapan pula inovasi tersebut diterapkan. Waktu merupakan elemen penting
dalam proses difusi inovasi dan berhubungan dengan elemen-elemen lainnya.
Semua elemen saling mempengaruhi dalam proses difusi. Hal ini disebabkan
oleh adanya tahapan keputusan dalam proses difusi inovasi, di mana individu
atau kelompok sasaran memutuskan untuk menerima atau menolak suatu inovasi.
Keputusan ini mempengaruhi waktu inovasi tersebut bekerja. Keputusan
menerima atau menolak inovasi sangat terkait dengan dimensi waktu, yang dapat
terlihat melalui (a) proses pengambilan keputusan inovasi, (b) tingkat
keinovatifan seseorang (apakah mereka lebih awal atau lebih lambat dalam
menerima inovasi), dan (c) kecepatan pengadopsian inovasi dalam sistem sosial.
Setelah peneliti melakukan wawancara dan observasi, maka penelti akan
membagi 3 (tiga) zona waktu terkait program UMKM go-digital, yaitu tahapan
persiapan, tahapan pembiasaan, dan tahapan penerapan

a. Tahapan Persiapan
Tahap awal adalah tahap persiapan yang melibatkan proses awal
munculnya inovasi sebelum disosialisasikan secara luas, serta kapan
pengrajin UMKM Kerajinan tangan mulai mendapatkan informasi tentang
program UMKM go-digital.
Tahap pertama dalam persiapan proses difusi inovasi program UMKM
go-digital adalah penetapan peraturan terkait. Pada tahap ini, peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan kebijakan dan prosedur penggunaan
program tersebut dibuat dan ditetapkan. Hal ini penting untuk menciptakan
kerangka kerja yang jelas dan terstruktur dalam implementasi program go-
digital. Peraturan yang jelas akan membantu dalam mengarahkan pelaku
UMKM dan pemangku kepentingan lainnya dalam memahami aturan-aturan
yang harus diikuti serta tujuan dan manfaat dari program ini.

“……… program ini. Tujuannya adalah menciptakan kerangka kerja yang


jelas dan terstruktur, sehingga para pelaku UMKM dapat memahami
dengan baik aturan-aturan yang harus diikuti dalam mengadopsi program
go-digital” (Arif, 2023)

Dalam wawancara tersebut, Sonya, yang merupakan Manajer Program


UMKM go-digital, menjelaskan tentang pentingnya tahap penetapan
peraturan terkait dalam persiapan program tersebut. Fokus utama dari tahap
ini adalah menciptakan suatu kerangka kerja yang terstruktur dan transparan,
agar para pelaku UMKM dapat dengan jelas memahami aturan-aturan yang
harus mereka ikuti ketika mereka mengadopsi program go-digital (Arif,
2023).

Tahap berikutnya adalah forum resmi tingkat pimpinan. Forum-forum


ini diadakan sebagai wadah untuk memperkenalkan program UMKM go-
digital kepada para pemangku kepentingan, seperti pejabat pemerintah,
tokoh masyarakat, dan perwakilan pelaku UMKM. Melalui forum ini,
informasi mengenai program ini dapat disampaikan secara langsung dan
diskusi dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan dan membangun
pemahaman yang lebih baik. Forum ini juga menjadi ajang untuk mengajak
para pemangku kepentingan untuk berpartisipasi dan mendukung
implementasi program go-digital.

“Kita punya kepanjangan tangan kita istilahnya forum daerah forum


UMKM yang dibentuk oleh dinas. Kita sebar juga info kegiatan ke mereka,
nanti mereka bantu sebar lagi ke pelaku usaha lainnya……” (Sonya, 2023)

Berdasarkan hasil wawancara yang diberikan oleh Sonya, dapat


diketahui bahwa program ini direncanakan memiliki forum daerah dalam
awal pembuatannya dan bertujuan untuk menyebarkan seluruh kerangka
konsep dari program ini agar dapat diterima oleh sasaran dan target program,
yaitu UMKM kerajinan tangan di Kabupaten Bandung Barat.
Tahap selanjutnya adalah survey kesiapan. Pada tahap ini, dilakukan
survei untuk mengevaluasi tingkat kesiapan UMKM dalam mengadopsi
teknologi digital. Survei ini mencakup aspek-aspek seperti infrastruktur
yang tersedia, sumber daya manusia yang dimiliki, akses internet, dan
pengetahuan tentang penggunaan teknologi digital. Hasil survei ini akan
menjadi dasar untuk menentukan upaya yang perlu dilakukan dalam
mempersiapkan UMKM agar siap mengadopsi program go-digital. Survei
kesiapan membantu mengidentifikasi kendala atau hambatan yang mungkin
dihadapi oleh UMKM dan memungkinkan dilakukannya langkah-langkah
strategis untuk mengatasi hal tersebut.
Tahap keempat dalam persiapan proses difusi inovasi program UMKM
go-digital adalah persiapan sarana dan prasarana. Pada tahap ini, dilakukan
langkah-langkah untuk menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan
dalam penggunaan program go-digital oleh UMKM. Sarana dan prasarana
ini mencakup perangkat keras seperti komputer atau perangkat mobile, akses
internet yang stabil dan cepat, serta infrastruktur pendukung lainnya.
Persiapan yang matang dalam hal sarana dan prasarana akan mempermudah
UMKM dalam mengadopsi program tersebut dan memastikan bahwa
mereka memiliki alat yang diperlukan untuk memanfaatkan potensi
teknologi digital secara optimal.
Dalam keseluruhan, tahapan persiapan proses difusi inovasi program
UMKM go-digital meliputi penetapan peraturan terkait, forum resmi tingkat
pimpinan, survei kesiapan, persiapan sarana dan prasarana, serta
pembentukan pelatih. Melalui tahapan-tahapan ini, program go-digital dapat
diimplementasikan secara efektif dan efisien, serta memastikan kesiapan
UMKM dalam mengadopsi teknologi digital. Dengan persiapan yang baik,
diharapkan UMKM dapat memanfaatkan program go-digital untuk
meningkatkan produktivitas, daya saing, dan pertumbuhan bisnis mereka
dalam era digital yang semakin maju.
b. Tahapan Pembiasaan
Tahap pembiaaan berkaitan dengan kegiatan penyebarluasan informasi
program UMKM go-digital. Selain itu, tahap ini juga melibatkan transfer
pengetahuan dan keterampilan dari inovator kepada calon pengguna
program UMKM go-digital. Dalam pelatihan program UMKM go-digital,
para tutor tidak hanya memberikan informasi tentang program tersebut,
tetapi juga mengajarkan bagaimana cara menggunakannya. Dengan kata
lain, pada tahap ini dijelaskan bagaimana program UMKM go-digital
dikomunikasikan dan bagaimana pelatih memberikan pelatihan serta
pendampingan kepada pengguna.
Tahap sosialisasi dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi, baik
secara tatap muka maupun melalui saluran komunikasi massa. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk memperkenalkan program UMKM go-digital
sehingga timbul kesadaran dan respon positif dari sasaran atau target.
Dengan adanya respon positif, diharapkan calon pengguna akan memahami
dan bersedia menerima serta mengadopsi program UMKM go-digital.

“Kita lebih menggunakan sosial media yg kita punya. Dan langsung datang
ke para pelaku usaha ataupun kolaborasi dengan temen temen daerah
setempat seperti komunitas di bandung barat, dinas-dinas terkait juga.”
(Rendy, 2023)

Dalam wawancara tersebut, Rendy menjelaskan tentang metode


pembiasaan program UMKM go-digital melalui media komunikasi massa.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam sosialisasi program UMKM go-digital,
mereka aktif menggunakan media sosial sebagai saluran komunikasi massa
untuk menyebarkan informasi kepada calon pengguna.Mereka
memanfaatkan platform media sosial yang tersedia untuk mengenalkan
program tersebut kepada pelaku usaha dan melakukan kolaborasi dengan
komunitas lokal di daerah, seperti komunitas di Bandung Barat. Selain itu,
mereka juga bekerja sama dengan dinas-dinas terkait untuk memperluas
jangkauan sosialisasi program UMKM go-digital.
Dengan menggunakan sosial media dan bekerja sama dengan
komunitas lokal serta dinas terkait, pembiasaan program UMKM go-digital
dapat mencapai lebih banyak calon pengguna dan menciptakan kesadaran
serta respon positif terhadap program tersebut. Pendekatan ini
memanfaatkan kekuatan media komunikasi massa, seperti sosial media,
untuk mencapai audiens yang lebih luas dan membangun keterlibatan
dengan komunitas lokal yang dapat mendukung adopsi program UMKM go-
digital.
Setelah peserta atau pelaku UMKM mendapatkan sebuah informasi
terkait program UMKM go-digital, maka selanjutnya yang dilakukan adalah
melakukan pendampingan dan pelatihan. Dalam hal ini, mereka
mendapatkan materi berupa modul ataupun seminar yang diberikan oleh
penyelenggara program, baik dinas terkait ataupun pihak ketiga (Shopee).

“….1,5 bulan. Karena memang pelatihan yang diberikan gratis jadi kita pun
tidak bisa push untuk teman-teman UMKM datang setiap hari jadi kita
lebih ke open class, karena kasian juga temen-temen kalau harus datang
kesini jauh jadi kita sarankan online biasanya.” (Rendy, 2023)

Dalam wawancara tersebut, Rendy menjelaskan tentang metode


pelatihan dalam program UMKM go-digital. Pernyataan ini menunjukkan
bahwa dalam program UMKM go-digital, mereka menyediakan pelatihan
gratis selama 1,5 bulan. Untuk memperhatikan kenyamanan dan
keterbatasan para peserta, mereka menggunakan pendekatan open class yang
memungkinkan peserta untuk memilih jadwal yang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Selain itu, mereka juga menyadari bahwa beberapa peserta mungkin
memiliki kendala perjalanan yang jauh, sehingga mereka memberikan opsi
pelatihan secara online.
Dengan menggabungkan pendekatan open class dan pelatihan online,
program UMKM go-digital dapat memberikan fleksibilitas kepada peserta
untuk memilih metode pelatihan yang paling sesuai dengan kebutuhan
mereka. Pendekatan open class memungkinkan peserta untuk hadir secara
langsung jika memungkinkan, sementara pelatihan online memberikan akses
yang lebih mudah dan dapat diakses dari mana saja. Kombinasi ini
memungkinkan lebih banyak UMKM untuk mendapatkan pelatihan yang
diperlukan untuk mengadopsi program UMKM go-digital dengan nyaman
dan sesuai dengan keterbatasan yang ada.

c. Tahapan Penerapan
Keberhasilan proses penerapan program UMKM go-digital sangat
dipengaruhi oleh tahap pendampingan yang dilakukan. Tahap pendampingan
melalui pelatihan memiliki peran penting dalam memastikan kesuksesan
penerapan program tersebut. Melalui kegiatan pendampingan yang
dilakukan oleh tim pelatih atau pendamping, dapat diketahui sejauh mana
kesiapan pengguna dalam mengadopsi program UMKM go-digital. Namun,
hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa dalam tahap penerapan,
beberapa kondisi masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang tahap implementasi, akan
dibahas lebih lanjut pada bagian tahapan adopsi.
Tahapan adopsi merupakan bagian penting dalam proses implementasi
program UMKM go-digital. Tahap ini mencakup langkah-langkah yang
harus diikuti oleh pengguna dalam mengadopsi program tersebut secara
efektif. Pada tahap adopsi, pengguna akan mempelajari secara rinci
bagaimana menggunakan program UMKM go-digital, termasuk fitur-fitur
yang disediakan dan manfaat yang dapat diperoleh. Selain itu, tahap ini juga
akan membahas strategi pengimplementasian yang tepat untuk memastikan
bahwa program UMKM go-digital dapat diintegrasikan dengan baik dalam
operasional UMKM. Dengan memahami tahapan adopsi dengan baik,
pengguna dapat mengoptimalkan manfaat yang diberikan oleh program
UMKM go-digital dan menerapkannya secara efisien dalam kegiatan bisnis
mereka.

B. Proses Adopsi program UMKM go-digital


Proses adopsi adalah serangkaian langkah yang diambil oleh individu atau
kelompok sosial mulai dari awal memperoleh informasi hingga mereka bersedia
menerapkan sebuah inovasi. Tahapan proses adopsi terdiri dari pengetahuan
(knowledge), persuasi (persuasion), keputusan (decision), implementasi
(implementation), dan konfirmasi (confirmation).

1. Tahapan pengetahuan
Tahap pengetahuan dalam adopsi program UMKM go-digital adalah
tahap pertama yang penting dalam proses difusi inovasi. Pada tahap ini,
individu atau kelompok sosial memperoleh informasi tentang program
UMKM go-digital dan memahami secara mendalam tentang fitur-fitur dan
manfaat yang ditawarkan. Melalui pengetahuan yang diperoleh, mereka dapat
memutuskan apakah akan mengadopsi program ini atau tidak.

“...memberikan informasi tentang cara program ini dapat meningkatkan


efisiensi operasional dan memperluas jangkauan pasar. Saya kemudian
mencari informasi lebih lanjut melalui situs web resmi dan melakukan
diskusi dengan anggota komunitas UMKM di lingkungan saya." (Andi,
2023)”
Dalam tahap pengetahuan adopsi program UMKM go-digital, individu
atau kelompok sosial memperoleh informasi melalui berbagai sumber.
Sumber-sumber tersebut dapat mencakup komunikasi dengan rekan bisnis,
mengunjungi situs web resmi, mengikuti pelatihan atau seminar, dan
berpartisipasi dalam diskusi di komunitas UMKM. Selama tahap ini, penting
untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang program UMKM
go-digital, termasuk manfaatnya, fitur-fitur yang ditawarkan, dan implikasi
penggunaannya dalam operasional UMKM.
Dalam proses adopsi program UMKM go-digital, tahap pengetahuan
memainkan peran kunci dalam membentuk persepsi individu atau kelompok
tentang program tersebut. Informasi yang diperoleh pada tahap ini akan
mempengaruhi sikap dan kepercayaan terhadap program UMKM go-digital.
Oleh karena itu, individu atau kelompok perlu mengumpulkan pengetahuan
yang cukup dan akurat sebelum memutuskan apakah akan mengadopsi
program ini atau tidak.
Melalui pengetahuan yang diperoleh pada tahap ini, individu atau
kelompok dapat mempertimbangkan kecocokan program UMKM go-digital
dengan kebutuhan dan tujuan bisnis mereka. Mereka dapat mengevaluasi
apakah program ini dapat memberikan solusi yang relevan dan efektif dalam
meningkatkan kinerja dan daya saing UMKM. Pengetahuan yang mendalam
juga memungkinkan individu atau kelompok untuk mengantisipasi tantangan
dan risiko yang mungkin timbul selama penerapan program UMKM go-
digital.
Dalam rangkaian tahapan adopsi program UMKM go-digital, tahap
pengetahuan adalah fondasi yang penting. Pemahaman yang baik tentang
program ini memungkinkan individu atau kelompok untuk membuat
keputusan yang informan dan rasional. Tahap ini melibatkan upaya aktif
dalam mencari informasi melalui berbagai sumber dan mendapatkan
pemahaman yang komprehensif tentang program UMKM go-digital. Dengan
pengetahuan yang memadai, individu atau kelompok dapat
mempertimbangkan secara hati-hati apakah program ini sesuai dengan
kebutuhan bisnis mereka dan kemudian melanjutkan ke tahapan berikutnya
dalam proses adopsi.

2. Tahapan Persuasi
Tahap pengetahuan dalam adopsi program UMKM go-digital adalah
tahap pertama yang penting dalam proses difusi inovasi. Pada tahap ini,
individu atau kelompok sosial memperoleh informasi tentang program
UMKM go-digital dan memahami secara mendalam tentang fitur-fitur dan
manfaat yang ditawarkan. Melalui pengetahuan yang diperoleh, mereka dapat
memutuskan apakah akan mengadopsi program ini atau tidak.
Tahap persuasi dalam adopsi program UMKM go-digital merupakan
langkah penting dalam mempengaruhi individu atau kelompok untuk
menerima dan mengadopsi program ini. Pada tahap ini, upaya dilakukan untuk
meyakinkan dan mempengaruhi calon pengguna UMKM tentang manfaat,
keunggulan, dan relevansi program UMKM go-digital dalam mendukung
pertumbuhan bisnis mereka.

"…… melakukan presentasi dan diskusi interaktif dengan para pelaku


UMKM untuk menjawab pertanyaan dan merespons kebutuhan mereka
secara spesifik. Melalui pendekatan yang persuasif, kami berupaya
membawa ……..." (Rendy, 2023)

Dalam wawancara tersebut, Rendy menjelaskan bahwa tahap persuasi


dalam adopsi program UMKM go-digital dilakukan dengan memberikan
informasi yang mendalam tentang keunggulan dan manfaat program
tersebut. Pendekatan persuasif dilakukan melalui presentasi dan diskusi
interaktif dengan para pelaku UMKM. Tujuan dari tahap persuasi ini adalah
untuk membawa pemahaman yang kuat tentang program UMKM go-digital
kepada calon pengguna dan merespons kebutuhan mereka secara
spesifik.Pada tahap persuasi, tim atau pihak yang bertanggung jawab untuk
mempromosikan program UMKM go-digital menggunakan strategi
komunikasi yang efektif. Mereka menyampaikan informasi dengan jelas dan
meyakinkan tentang manfaat program ini dalam meningkatkan efisiensi,
mencapai pasar yang lebih luas, dan meningkatkan daya saing bisnis
UMKM. Dalam proses persuasi ini, penting untuk memperhatikan
kebutuhan dan kepentingan calon pengguna UMKM, serta menjawab
pertanyaan dan kekhawatiran yang mungkin timbul.
Tahap persuasi juga melibatkan pendekatan personalisasi, di mana
pihak yang melakukan persuasi berusaha untuk mengaitkan program
UMKM go-digital dengan kebutuhan dan tujuan bisnis individu atau
kelompok. Mereka menjelaskan bagaimana program ini dapat memberikan
solusi yang spesifik dan relevan dalam meningkatkan efektivitas operasional
dan pertumbuhan bisnis UMKM. Dengan cara ini, mereka mencoba
membangun koneksi emosional dan rasional yang kuat untuk mempengaruhi
calon pengguna UMKM.
Selama tahap persuasi, pihak yang bertanggung jawab juga menyajikan
bukti atau contoh kasus yang sukses dari pengguna lain yang telah
mengadopsi program UMKM go-digital. Melalui testimonial dan studi
kasus, mereka mengilustrasikan bagaimana program ini telah memberikan
hasil positif dan memberikan keuntungan yang signifikan bagi bisnis
UMKM. Informasi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan dan
keyakinan bahwa program UMKM go-digital dapat menghasilkan dampak
yang positif
3. Tahapan Keputusan
Tahap keputusan dalam adopsi program UMKM go-digital merupakan
momen krusial di mana individu atau kelompok melakukan evaluasi dan
membuat keputusan akhir mengenai apakah akan mengadopsi program ini
atau tidak. Pada tahap ini, mereka menimbang segala aspek dan pertimbangan
yang berkaitan dengan program UMKM go-digital, termasuk manfaat, biaya,
dan risiko yang terkait.
Proses pengambilan keputusan dalam adopsi program UMKM go-digital
dilakukan secara hati-hati dan berdasarkan analisis yang cermat. Individu atau
kelompok mempertimbangkan ketersediaan sumber daya, kemampuan teknis,
dan komitmen yang diperlukan dalam mengimplementasikan program ini.
Mereka juga mengevaluasi apakah program UMKM go-digital sesuai dengan
tujuan dan strategi bisnis mereka.
Keputusan dalam adopsi program UMKM go-digital sering kali
melibatkan perbandingan antara program ini dengan alternatif lain yang
tersedia. Individu atau kelompok mempertimbangkan program-program
serupa atau solusi lain yang mungkin dapat memenuhi kebutuhan bisnis
mereka. Mereka menganalisis manfaat relatif, fitur, dan kelebihan yang
dimiliki oleh program UMKM go-digital dibandingkan dengan opsi lain yang
ada.
Dalam proses pengambilan keputusan, individu atau kelompok juga
mengidentifikasi dan mengelola risiko yang terkait dengan adopsi program
UMKM go-digital. Mereka mengevaluasi kemungkinan risiko seperti
kesulitan dalam penerapan, perubahan budaya organisasi, dan keberlanjutan
program dalam jangka panjang. Keputusan akhir mereka didasarkan pada
keseimbangan antara manfaat yang diharapkan dan risiko yang terkait.

"Sebelum mengambil keputusan untuk mengadopsi program UMKM go-


digital, kami melakukan analisis yang matang tentang manfaat yang akan
kami peroleh, biaya yang terlibat, dan risiko yang mungkin timbul. Kami
juga mempertimbangkan alternatif lain yang ada dan melakukan
perbandingan untuk memastikan bahwa program ini adalah pilihan terbaik
bagi bisnis kami." (Herdian, 2023)

Dalam wawancara tersebut, Herdian selaku UMKM pengrajin


menjelaskan bahwa dalam tahap keputusan adopsi program UMKM go-
digital, mereka melakukan analisis yang matang tentang manfaat, biaya, dan
risiko yang terkait. Mereka juga mempertimbangkan alternatif lain yang ada
dan melakukan perbandingan untuk memastikan bahwa program ini adalah
pilihan terbaik bagi bisnis mereka. Keputusan akhir mereka didasarkan pada
keseimbangan antara manfaat yang diharapkan dan risiko yang terkait.

4. Tahapan Implementasi
Tahapan implementasi dalam adopsi program UMKM go-digital
merupakan langkah penting setelah keputusan diambil untuk menerapkan
program ini. Pada tahap ini, individu atau kelompok mempersiapkan segala
hal yang diperlukan untuk mengimplementasikan program UMKM go-digital
dalam bisnis mereka.
Pertama, dalam tahapan implementasi, individu atau kelompok
melakukan persiapan fisik dan teknis. Mereka menyusun rencana yang jelas
mengenai langkah-langkah yang akan diambil dalam mengadopsi program
UMKM go-digital. Mereka juga mempersiapkan infrastruktur dan perangkat
teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini dengan lancar.
Kedua, individu atau kelompok melibatkan tim atau anggota organisasi
terkait dalam proses implementasi. Mereka membagikan tugas dan tanggung
jawab kepada anggota tim yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang
relevan. Komunikasi dan kolaborasi antar anggota tim menjadi kunci untuk
memastikan implementasi program UMKM go-digital berjalan dengan
sukses.

Selanjutnya, individu atau kelompok melakukan pelatihan dan


pendampingan terhadap anggota tim atau staf yang akan terlibat dalam
penggunaan program UMKM go-digital. Pelatihan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang cara menggunakan
program ini dan memaksimalkan manfaat yang dapat diperoleh darinya.
Pendampingan dilakukan untuk memastikan bahwa implementasi berjalan
sesuai dengan rencana dan memberikan dukungan yang dibutuhkan selama
proses adaptasi.
Tahap implementasi juga melibatkan pemantauan dan evaluasi terhadap
kinerja dan hasil yang dicapai dengan menggunakan program UMKM go-
digital. Individu atau kelompok mengukur sejauh mana program ini
berkontribusi dalam mencapai tujuan bisnis mereka dan melakukan
penyesuaian jika diperlukan. Pemantauan dan evaluasi yang baik akan
membantu dalam meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan program
UMKM go-digital.

5. Tahapan Konfirmasi
Tahapan konfirmasi dalam adopsi program UMKM go-digital merupakan
langkah terakhir dalam proses adopsi di mana individu atau kelompok
melakukan evaluasi terhadap hasil dan manfaat yang diperoleh dari
penggunaan program ini. Pada tahap ini, mereka memastikan bahwa
keputusan untuk mengadopsi program UMKM go-digital adalah tepat dan
memberikan dampak positif bagi bisnis mereka.
Pertama, dalam tahapan konfirmasi, individu atau kelompok melakukan
evaluasi terhadap keberhasilan implementasi program UMKM go-digital.
Mereka mengevaluasi sejauh mana program ini telah membantu dalam
mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam evaluasi ini,
mereka melihat aspek-aspek seperti peningkatan penjualan, efisiensi
operasional, dan kepuasan pelanggan yang dapat diatribusikan kepada
penggunaan program UMKM go-digital.
Kedua, individu atau kelompok mengumpulkan umpan balik dari
pelanggan dan pihak terkait lainnya untuk menilai kepuasan dan efektivitas
program UMKM go-digital. Mereka melibatkan pelanggan dalam proses
evaluasi dengan mengadakan survei, wawancara, atau diskusi kelompok.
Feedback ini membantu dalam memahami dampak program ini secara lebih
luas dan mengetahui area yang masih perlu ditingkatkan.
Selanjutnya, individu atau kelompok mengevaluasi keberlanjutan dan
skalabilitas program UMKM go-digital. Mereka melihat apakah program ini
dapat terus berjalan dan berkembang secara berkelanjutan dalam jangka
panjang. Evaluasi ini melibatkan aspek keuangan, operasional, dan sumber
daya manusia yang terlibat dalam penggunaan program UMKM go-digital.
Tahap konfirmasi juga melibatkan penyebaran informasi mengenai
keberhasilan adopsi program UMKM go-digital kepada pihak terkait lainnya.
Individu atau kelompok berbagi pengalaman dan hasil yang mereka capai
dengan komunitas bisnis atau lembaga terkait untuk memberikan inspirasi dan
motivasi kepada orang lain dalam mengadopsi program serupa.

C. Hambatan dan Solusi Dalam Adopsi Program UMKM go-digital pada


UMKM Kerajinan Tangan KBB
UMKM Kerajinan Tangan KBB (Kabupaten Bandung Barat) menghadapi
tantangan dan hambatan dalam mengadopsi program UMKM go-digital. Meskipun
program ini menjanjikan berbagai manfaat, namun UMKM Kerajinan Tangan KBB
perlu mengatasi beberapa kendala yang mungkin muncul selama proses adopsi. Dalam
konteks ini, penting untuk menemukan solusi yang tepat guna membantu UMKM
Kerajinan Tangan KBB dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut.
Salah satu hambatan yang mungkin dihadapi oleh UMKM Kerajinan Tangan KBB
adalah keterbatasan pengetahuan dan keterampilan teknologi digital. Banyak pelaku
usaha kerajinan tangan yang belum familiar dengan penggunaan teknologi dan belum
memiliki kemampuan dalam mengoperasikan program UMKM go-digital. Oleh karena
itu, diperlukan upaya untuk memberikan pelatihan dan pendampingan khusus agar
UMKM Kerajinan Tangan KBB dapat menguasai teknologi tersebut.

“…...literasi digital dan teman-teman UMKM di kbb tuh kadang tidak


terbiasa dengan digital.” (Rendy, 2023)

Dalam hasil wawancara dengan Rendy Kampus Shopee Indonesia, terungkap


bahwa salah satu hambatan yang dihadapi oleh UMKM di Kabupaten Bandung Barat
(KBB) adalah kurangnya literasi digital. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar
pelaku UMKM di KBB belum terbiasa dengan penggunaan teknologi digital. Kendala
ini menjadi tantangan dalam mengadopsi program UMKM go-digital yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan teknologi.
Hambatan literasi digital yang dihadapi oleh UMKM di KBB dapat menghambat
proses adopsi program UMKM go-digital. Ketidakfamiliaran dengan teknologi digital
serta keterbatasan pengetahuan dan keterampilan dalam mengoperasikan program
tersebut menjadi kendala utama. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan upaya yang
lebih intensif dalam memberikan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM di KBB
agar mereka dapat meningkatkan literasi digital mereka.
Solusi untuk mengatasi hambatan literasi digital dalam adopsi program UMKM
go-digital di KBB adalah melalui kolaborasi dengan pihak-pihak terkait, seperti
instansi pemerintah, lembaga pendidikan, atau perusahaan teknologi. Dalam kerjasama
ini, pelatihan dan pendampingan khusus dapat diselenggarakan untuk meningkatkan
literasi digital UMKM di KBB. Selain itu, upaya pemerintah daerah dalam
meningkatkan literasi digital melalui program-program edukasi dan pembelajaran juga
dapat menjadi solusi yang efektif.
Dengan mengatasi hambatan literasi digital, diharapkan UMKM di KBB dapat
mengadopsi program UMKM go-digital dengan lebih baik. Peningkatan literasi digital
akan membantu UMKM untuk memanfaatkan potensi teknologi digital dalam
mengembangkan usaha mereka, meningkatkan efisiensi operasional, dan memperluas
jangkauan pasar.
Selain itu, faktor infrastruktur dan konektivitas juga dapat menjadi hambatan
dalam adopsi program UMKM go-digital di UMKM Kerajinan Tangan KBB. Mungkin
ada kendala dalam akses internet yang stabil dan cepat di daerah tersebut. Hal ini dapat
mempengaruhi kemampuan UMKM untuk menggunakan program go-digital secara
efektif. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan dan peningkatan infrastruktur serta
akses internet yang memadai agar UMKM Kerajinan Tangan KBB dapat menjalankan
program ini dengan lancar.

“Secara fasilitas aman, seperti internet sekarang mah ada dimana- dimana.
cuma ya ada aja yang sinyalnya masih lemah di beberapa daerah seperti
dekat pegunungan paling hanya 10% - 20% di KBB.” (Arif, 2023)

Dalam hasil wawancara dengan Arif, terungkap bahwa salah satu hambatan yang
dihadapi dalam adopsi program UMKM go-digital di Kabupaten Bandung Barat
(KBB) adalah keterbatasan akses internet yang masih lemah di beberapa daerah,
terutama daerah yang dekat dengan pegunungan. Meskipun fasilitas internet sudah
tersedia di banyak tempat, namun hanya sebagian kecil wilayah di KBB yang memiliki
sinyal internet yang memadai, yaitu sekitar 10% - 20%.
Keterbatasan akses internet yang lemah menjadi hambatan serius dalam
mengadopsi program UMKM go-digital. Kondisi ini dapat menghambat UMKM untuk
memanfaatkan secara penuh potensi teknologi digital dalam pengembangan usaha
mereka. Tanpa koneksi internet yang stabil dan cepat, UMKM di KBB akan kesulitan
dalam mengakses platform-program yang disediakan oleh program UMKM go-digital.
Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan
infrastruktur dan kualitas jaringan internet di seluruh wilayah KBB, terutama daerah
yang masih memiliki sinyal lemah. Pemerintah daerah dan penyedia layanan
telekomunikasi perlu bekerja sama dalam memperluas jangkauan sinyal internet dan
meningkatkan kecepatan koneksi di daerah-daerah terpencil. Selain itu, alternatif solusi
seperti menggunakan teknologi jaringan nirkabel atau memperkuat infrastruktur
jaringan lokal di daerah tersebut juga perlu dipertimbangkan.
Dengan mengatasi hambatan keterbatasan akses internet, diharapkan UMKM di
KBB dapat mengadopsi program UMKM go-digital dengan lebih lancar. Akses yang
lebih baik terhadap internet akan membuka peluang baru bagi UMKM untuk
menjalankan bisnis secara online, menjalin kemitraan dengan platform e-commerce,
dan memperluas jangkauan pasar mereka.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, terlihat bahwa program UMKM go-digital merupakan salah
satu ragam inovasi yang diadopsi oleh UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten
Bandung Barat. Program ini melibatkan beberapa tahapan dalam proses difusi, tahapan
persiapan, pembiasaan, dan implementasi. Pada setiap tahapan, saluran komunikasi
memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi dan mempengaruhi
penerimaan serta adopsi program go-digital oleh UMKM.
Saluran komunikasi yang digunakan dalam proses difusi program go-digital
meliputi media sosial, komunitas lokal, dan kolaborasi dengan instansi terkait. Melalui
media sosial, seperti Instagram dari publik figur bupati Kabupaten Bandung Barat,
informasi mengenai program go-digital dapat disampaikan secara luas kepada UMKM
dan pemangku kepentingan lainnya. Komunitas lokal, seperti komunitas UMKM di
Kabupaten Bandung Barat, juga menjadi saluran penting dalam memperkenalkan
program go-digital dan mendapatkan partisipasi dari para pelaku usaha. Selain itu,
kolaborasi dengan instansi terkait, seperti dinas terkait dan penyedia layanan
telekomunikasi, juga berperan dalam menyediakan sumber daya dan dukungan yang
dibutuhkan dalam proses difusi inovasi ini.
Penggunaan saluran komunikasi yang efektif dalam proses difusi program go-
digital dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh
UMKM, seperti keterbatasan literasi digital dan akses internet yang lemah. Dengan
menyampaikan informasi secara tepat dan menarik melalui saluran komunikasi yang
relevan, UMKM dapat lebih memahami manfaat dan proses penggunaan program go-
digital. Selain itu, melalui saluran komunikasi yang terlibat, UMKM juga dapat
mendapatkan dukungan dan bantuan yang diperlukan dalam mengatasi hambatan-
hambatan tersebut.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah daerah, penyedia layanan
telekomunikasi, dan komunitas UMKM untuk terus meningkatkan upaya dalam
memanfaatkan saluran komunikasi yang efektif dalam proses difusi inovasi program
UMKM go-digital. Dengan memperkuat saluran komunikasi dan memastikan
informasi yang disampaikan mudah dipahami dan relevan bagi UMKM, proses adopsi
program go-digital dapat berjalan lebih lancar dan berhasil.
Selain itu, Penelitian ini mengungkapkan bahwa proses adopsi inovasi program
UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan Kabupaten Bandung Barat
melibatkan beberapa tahapan, yaitu tahap pengetahuan, persuasi, keputusan,
implementasi, dan konfirmasi. Tahapan pengetahuan melibatkan pemahaman dan
penerimaan informasi tentang program go-digital, sedangkan tahapan persuasi
melibatkan upaya meyakinkan UMKM untuk mengadopsi program tersebut. Tahapan
keputusan melibatkan pengambilan keputusan individu atau kelompok UMKM dalam
menerima atau menolak program go-digital, sementara tahapan implementasi
melibatkan pelaksanaan program tersebut dalam operasional sehari-hari. Terakhir,
tahapan konfirmasi merupakan tahap pengevaluasian setelah program go-digital
diterapkan.
Selama proses difusi dan adopsi program go-digital, teridentifikasi beberapa
hambatan yang dihadapi UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung Barat.
Hambatan pertama adalah keterbatasan literasi digital, di mana sebagian UMKM tidak
terbiasa dengan teknologi digital. Hambatan kedua adalah keterbatasan akses internet
yang lemah di beberapa daerah, terutama daerah yang dekat dengan pegunungan.
Kondisi ini menghambat UMKM dalam memanfaatkan program go-digital secara
optimal.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan upaya yang melibatkan
pemerintah daerah, penyedia layanan telekomunikasi, dan komunitas UMKM.
Peningkatan literasi digital melalui pelatihan dan pendampingan secara intensif dapat
membantu UMKM mengatasi hambatan literasi digital. Sementara itu, perlu dilakukan
upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan kualitas jaringan internet di seluruh
wilayah Kabupaten Bandung Barat, terutama daerah yang masih memiliki sinyal
lemah. Hal ini dapat dilakukan dengan memperluas jangkauan sinyal internet dan
memperkuat infrastruktur jaringan lokal.
Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut, UMKM Kerajinan Tangan di
Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi besar untuk mengadopsi program go-
digital dengan lebih baik. Adopsi program go-digital akan membuka peluang baru bagi
UMKM dalam memperluas jangkauan pasar, menjalin kemitraan dengan platform e-
commerce, dan meningkatkan daya saing usaha mereka. Penting bagi pemerintah
daerah, penyedia layanan telekomunikasi, dan komunitas UMKM untuk bekerja sama
dalam mendukung proses difusi dan adopsi inovasi program UMKM go-digital ini
guna mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di Kabupaten Bandung
Barat.
Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini memberikan wawasan penting
tentang pentingnya proses difusi dan adopsi inovasi dalam mendukung transformasi
digital di sektor UMKM. Temuan dan rekomendasi dari penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi pemerintah

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses difusi dan adopsi inovasi program
UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung Barat,
terdapat beberapa saran penelitian yang dapat menjadi arah pengembangan studi
selanjutnya. Pertama, Mendalami Faktor-faktor Penghambat. Penelitian selanjutnya
dapat fokus pada eksplorasi lebih mendalam terkait faktor-faktor penghambat yang
dialami oleh UMKM dalam mengadopsi program go-digital. Faktor-faktor tersebut
dapat meliputi kendala literasi digital, masalah infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi, serta tantangan lainnya yang mungkin dihadapi oleh UMKM dalam
menerapkan program ini. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang faktor
penghambat ini, akan memungkinkan pengembangan strategi yang lebih efektif untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut.
Kedua, Evaluasi Keberhasilan Implementasi.Penelitian selanjutnya dapat
melibatkan evaluasi keberhasilan implementasi program go-digital pada UMKM
Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung Barat. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui
pengumpulan data mengenai tingkat adopsi, efektivitas penerapan, dan manfaat yang
dirasakan oleh UMKM setelah mengadopsi program ini. Dengan demikian, akan dapat
dievaluasi sejauh mana program go-digital memberikan dampak positif dan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja UMKM
Kerajinan Tangan.
Saran selanjutnya adalah membuat Studi Perbandingan dengan Daerah
Lain.Untuk memperluas pemahaman tentang proses difusi dan adopsi inovasi program
UMKM go-digital, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan studi
perbandingan di daerah lain. Melibatkan UMKM Kerajinan Tangan dari daerah lain
akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi adopsi program ini, serta perbedaan dan persamaan yang mungkin
terjadi dalam konteks geografis dan sosial yang berbeda.
Ketiga, Penelitian selanjutnya dapat mengadopsi pendekatan pemasaran digital
dalam proses difusi dan adopsi program go-digital. Pendekatan ini melibatkan strategi
pemasaran yang menggunakan teknologi digital, seperti media sosial, mesin pencari,
dan iklan online, untuk menyebarkan informasi dan mempengaruhi keputusan adopsi
UMKM. Studi ini dapat menggali lebih dalam tentang efektivitas pendekatan
pemasaran digital dalam meningkatkan kesadaran dan minat UMKM dalam
mengadopsi program go-digital.
Terakhir, Penelitian tentang Keberlanjutan dan Skalabilitas. Selain itu, penelitian
selanjutnya dapat melihat aspek keberlanjutan dan skalabilitas program go-digital.
Studi ini dapat melibatkan analisis tentang sejauh mana program ini dapat
berkelanjutan dalam jangka panjang dan dapat diterapkan di tingkat yang lebih luas,
baik di Kabupaten Bandung Barat maupun di daerah lain. Dengan memahami aspek
keberlanjutan dan skalabilitas ini, akan membantu dalam perencanaan dan
pengembangan program go-digital yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Melalui penelitian-penelitian yang disarankan di atas, diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang proses difusi dan adopsi inovasi
program UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung
Barat. Penelitian-penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan strategi dan kebijakan yang lebih efektif dalam mendorong
pertumbuhan dan perkembangan UMKM di era digital.

Anda mungkin juga menyukai