Pengantar
Dalam bab ini, peneliti akan mendeskripsikan dan menguraikan seluruh temuan
atau hasil dari metode penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasil
penelitian selanjutnya akan disesuaikan berdasarkan kerangka konsep yang tersedia.
Data yang didapatkan oleh peneliti dari hasil wawancara dan observasi UMKM
Kerajinan Tangan di Bandung Barat terutama program UMKM go-digital. Hasil data
tersebut akan dianalisis lebih lanjut sehingga pada akhirnya dapat menjawab rumusan
masalah penelitian yaitu bagaimana proses difusi and adopsi inovasi dari program
UMKM go-digital.
“Kita coba latih, mulai dari cara membuat toko sampai akhirnya bisa ekspor
di shopee….” (Rendy Febrian, 2023)
“...ada 9 modul, dibagi ke lima hari sampai seminggu…” (Arif, 2023)”
“Karena Shopee punya program mencari pelaku usaha mikro dan kecil
terutama di daerah untuk membuat akun di market place nya shopee, dan
kita tangkap ruang itu untuk kerja sama. Karena kita lihat bahwa para
pelaku UMKM terutama usaha mikro nya, karena sesuai dengan Perda No.
23 tahun 2014, fokus utama dinas memang pada usaha mikro tapi bukan
berati usaha kecil dan menengah kita biarkan.” (Wewen, 2023)
Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa Shopee sebagai salah satu
penyedia layanan e-commerce memiliki program untuk mencari pelaku UMKM
dan memasarkan produknya di Shopee. Oleh karena itu, pemerintah melihat hal
ini sebagai salah satu ruang kerja sama yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku
UMKM dan juga pemerintah sebagai regulator.
Program UMKM go-digital merupakan salah satu ragam inovasi yang
bertujuan untuk mendukung transformasi digital dalam sektor UMKM. Program
ini didesain khusus untuk membantu pengrajin kerajinan tangan dalam
menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di era digital. Dengan adopsi
teknologi digital, program UMKM go-digital memberikan solusi yang
komprehensif untuk meningkatkan kualitas, visibilitas, dan efisiensi operasional
UMKM. Selain mencari pasar UMKM, yang dilakukan dalam program ini adalah
memberikan bimbingan dalam membangun strategi pemasaran yang efektif
menggunakan media sosial dan teknik optimasi mesin pencari. Hasil wawancara
menggambarkan hal tersebut:
Pelaku UMKM dari hasil wawancara merasa bahwa program ini telah
membantunya meningkatkan visibilitas mereknya secara online, sehingga
mendapatkan lebih banyak permintaan dan pelanggan baru. Mereka juga mampu
membangun koneksi dengan pengrajin kerajinan tangan lainnya melalui jaringan
yang disediakan oleh program ini, sehingga dapat saling bertukar pengalaman dan
mendapatkan inspirasi baru.
Dalam rangka mencapai transformasi digital di sektor UMKM, program
UMKM go-digital menjadi salah satu ragam inovasi yang memainkan peran
penting. Melalui bimbingan strategi pemasaran, koneksi dengan sesama pengrajin,
dan dukungan teknis dalam adopsi teknologi, program ini membantu UMKM
pengrajin kerajinan tangan dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan
peluang yang ditawarkan oleh era digital. Inovasi ini memberikan landasan yang
kuat bagi pengrajin untuk mengembangkan bisnis mereka dengan memanfaatkan
potensi dan keunggulan yang dimiliki melalui penerapan solusi digital.
Selain itu, program UMKM go-digital juga memberikan peluang untuk
membangun koneksi dan jaringan dengan pengrajin kerajinan tangan lainnya.
Bapak Ahmad merasakan manfaat dari interaksi dengan sesama pengrajin yang
juga mengikuti program ini. Mereka dapat saling bertukar pengalaman,
memberikan inspirasi, dan mendapatkan peluang kolaborasi dalam
mengembangkan bisnis kerajinan tangan mereka. Dengan adanya jaringan yang
terbentuk melalui program UMKM go-digital, para pengrajin memiliki
kesempatan untuk mendapatkan pengetahuan dan dukungan dari komunitas yang
sejalan dengan tujuan mereka.
Program UMKM go-digital juga mencerminkan sebuah inovasi dalam
memberikan bimbingan teknis dan dukungan dalam mengadopsi perangkat lunak
dan aplikasi bisnis yang dapat meningkatkan efisiensi operasional. Melalui
program ini, pengrajin dapat memanfaatkan sistem manajemen inventaris dan
pengiriman yang terintegrasi untuk mengoptimalkan proses bisnis mereka.
Dukungan teknis yang diberikan oleh program ini membantu mengatasi hambatan
teknologi dan mempercepat adopsi inovasi digital di kalangan UMKM pengrajin
kerajinan tangan.
“Kita memanfaatkan potensi yang ada seperti, Instagram Pak Bupati Pak
Hengky kan followers nya banyak. Karena kalau ke tv radio sekarang udah
jarang di lihat. Jadi kita manfaatkan yang kiranya efektif untuk sosialisasi
kegitan” (Arif, 2023)”
a. Tahapan Persiapan
Tahap awal adalah tahap persiapan yang melibatkan proses awal
munculnya inovasi sebelum disosialisasikan secara luas, serta kapan
pengrajin UMKM Kerajinan tangan mulai mendapatkan informasi tentang
program UMKM go-digital.
Tahap pertama dalam persiapan proses difusi inovasi program UMKM
go-digital adalah penetapan peraturan terkait. Pada tahap ini, peraturan-
peraturan yang berkaitan dengan kebijakan dan prosedur penggunaan
program tersebut dibuat dan ditetapkan. Hal ini penting untuk menciptakan
kerangka kerja yang jelas dan terstruktur dalam implementasi program go-
digital. Peraturan yang jelas akan membantu dalam mengarahkan pelaku
UMKM dan pemangku kepentingan lainnya dalam memahami aturan-aturan
yang harus diikuti serta tujuan dan manfaat dari program ini.
“Kita lebih menggunakan sosial media yg kita punya. Dan langsung datang
ke para pelaku usaha ataupun kolaborasi dengan temen temen daerah
setempat seperti komunitas di bandung barat, dinas-dinas terkait juga.”
(Rendy, 2023)
“….1,5 bulan. Karena memang pelatihan yang diberikan gratis jadi kita pun
tidak bisa push untuk teman-teman UMKM datang setiap hari jadi kita
lebih ke open class, karena kasian juga temen-temen kalau harus datang
kesini jauh jadi kita sarankan online biasanya.” (Rendy, 2023)
c. Tahapan Penerapan
Keberhasilan proses penerapan program UMKM go-digital sangat
dipengaruhi oleh tahap pendampingan yang dilakukan. Tahap pendampingan
melalui pelatihan memiliki peran penting dalam memastikan kesuksesan
penerapan program tersebut. Melalui kegiatan pendampingan yang
dilakukan oleh tim pelatih atau pendamping, dapat diketahui sejauh mana
kesiapan pengguna dalam mengadopsi program UMKM go-digital. Namun,
hasil temuan lapangan menunjukkan bahwa dalam tahap penerapan,
beberapa kondisi masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan. Untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih rinci tentang tahap implementasi, akan
dibahas lebih lanjut pada bagian tahapan adopsi.
Tahapan adopsi merupakan bagian penting dalam proses implementasi
program UMKM go-digital. Tahap ini mencakup langkah-langkah yang
harus diikuti oleh pengguna dalam mengadopsi program tersebut secara
efektif. Pada tahap adopsi, pengguna akan mempelajari secara rinci
bagaimana menggunakan program UMKM go-digital, termasuk fitur-fitur
yang disediakan dan manfaat yang dapat diperoleh. Selain itu, tahap ini juga
akan membahas strategi pengimplementasian yang tepat untuk memastikan
bahwa program UMKM go-digital dapat diintegrasikan dengan baik dalam
operasional UMKM. Dengan memahami tahapan adopsi dengan baik,
pengguna dapat mengoptimalkan manfaat yang diberikan oleh program
UMKM go-digital dan menerapkannya secara efisien dalam kegiatan bisnis
mereka.
1. Tahapan pengetahuan
Tahap pengetahuan dalam adopsi program UMKM go-digital adalah
tahap pertama yang penting dalam proses difusi inovasi. Pada tahap ini,
individu atau kelompok sosial memperoleh informasi tentang program
UMKM go-digital dan memahami secara mendalam tentang fitur-fitur dan
manfaat yang ditawarkan. Melalui pengetahuan yang diperoleh, mereka dapat
memutuskan apakah akan mengadopsi program ini atau tidak.
2. Tahapan Persuasi
Tahap pengetahuan dalam adopsi program UMKM go-digital adalah
tahap pertama yang penting dalam proses difusi inovasi. Pada tahap ini,
individu atau kelompok sosial memperoleh informasi tentang program
UMKM go-digital dan memahami secara mendalam tentang fitur-fitur dan
manfaat yang ditawarkan. Melalui pengetahuan yang diperoleh, mereka dapat
memutuskan apakah akan mengadopsi program ini atau tidak.
Tahap persuasi dalam adopsi program UMKM go-digital merupakan
langkah penting dalam mempengaruhi individu atau kelompok untuk
menerima dan mengadopsi program ini. Pada tahap ini, upaya dilakukan untuk
meyakinkan dan mempengaruhi calon pengguna UMKM tentang manfaat,
keunggulan, dan relevansi program UMKM go-digital dalam mendukung
pertumbuhan bisnis mereka.
4. Tahapan Implementasi
Tahapan implementasi dalam adopsi program UMKM go-digital
merupakan langkah penting setelah keputusan diambil untuk menerapkan
program ini. Pada tahap ini, individu atau kelompok mempersiapkan segala
hal yang diperlukan untuk mengimplementasikan program UMKM go-digital
dalam bisnis mereka.
Pertama, dalam tahapan implementasi, individu atau kelompok
melakukan persiapan fisik dan teknis. Mereka menyusun rencana yang jelas
mengenai langkah-langkah yang akan diambil dalam mengadopsi program
UMKM go-digital. Mereka juga mempersiapkan infrastruktur dan perangkat
teknologi yang dibutuhkan untuk menjalankan program ini dengan lancar.
Kedua, individu atau kelompok melibatkan tim atau anggota organisasi
terkait dalam proses implementasi. Mereka membagikan tugas dan tanggung
jawab kepada anggota tim yang memiliki keahlian dan pengetahuan yang
relevan. Komunikasi dan kolaborasi antar anggota tim menjadi kunci untuk
memastikan implementasi program UMKM go-digital berjalan dengan
sukses.
5. Tahapan Konfirmasi
Tahapan konfirmasi dalam adopsi program UMKM go-digital merupakan
langkah terakhir dalam proses adopsi di mana individu atau kelompok
melakukan evaluasi terhadap hasil dan manfaat yang diperoleh dari
penggunaan program ini. Pada tahap ini, mereka memastikan bahwa
keputusan untuk mengadopsi program UMKM go-digital adalah tepat dan
memberikan dampak positif bagi bisnis mereka.
Pertama, dalam tahapan konfirmasi, individu atau kelompok melakukan
evaluasi terhadap keberhasilan implementasi program UMKM go-digital.
Mereka mengevaluasi sejauh mana program ini telah membantu dalam
mencapai tujuan bisnis yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam evaluasi ini,
mereka melihat aspek-aspek seperti peningkatan penjualan, efisiensi
operasional, dan kepuasan pelanggan yang dapat diatribusikan kepada
penggunaan program UMKM go-digital.
Kedua, individu atau kelompok mengumpulkan umpan balik dari
pelanggan dan pihak terkait lainnya untuk menilai kepuasan dan efektivitas
program UMKM go-digital. Mereka melibatkan pelanggan dalam proses
evaluasi dengan mengadakan survei, wawancara, atau diskusi kelompok.
Feedback ini membantu dalam memahami dampak program ini secara lebih
luas dan mengetahui area yang masih perlu ditingkatkan.
Selanjutnya, individu atau kelompok mengevaluasi keberlanjutan dan
skalabilitas program UMKM go-digital. Mereka melihat apakah program ini
dapat terus berjalan dan berkembang secara berkelanjutan dalam jangka
panjang. Evaluasi ini melibatkan aspek keuangan, operasional, dan sumber
daya manusia yang terlibat dalam penggunaan program UMKM go-digital.
Tahap konfirmasi juga melibatkan penyebaran informasi mengenai
keberhasilan adopsi program UMKM go-digital kepada pihak terkait lainnya.
Individu atau kelompok berbagi pengalaman dan hasil yang mereka capai
dengan komunitas bisnis atau lembaga terkait untuk memberikan inspirasi dan
motivasi kepada orang lain dalam mengadopsi program serupa.
“Secara fasilitas aman, seperti internet sekarang mah ada dimana- dimana.
cuma ya ada aja yang sinyalnya masih lemah di beberapa daerah seperti
dekat pegunungan paling hanya 10% - 20% di KBB.” (Arif, 2023)
Dalam hasil wawancara dengan Arif, terungkap bahwa salah satu hambatan yang
dihadapi dalam adopsi program UMKM go-digital di Kabupaten Bandung Barat
(KBB) adalah keterbatasan akses internet yang masih lemah di beberapa daerah,
terutama daerah yang dekat dengan pegunungan. Meskipun fasilitas internet sudah
tersedia di banyak tempat, namun hanya sebagian kecil wilayah di KBB yang memiliki
sinyal internet yang memadai, yaitu sekitar 10% - 20%.
Keterbatasan akses internet yang lemah menjadi hambatan serius dalam
mengadopsi program UMKM go-digital. Kondisi ini dapat menghambat UMKM untuk
memanfaatkan secara penuh potensi teknologi digital dalam pengembangan usaha
mereka. Tanpa koneksi internet yang stabil dan cepat, UMKM di KBB akan kesulitan
dalam mengakses platform-program yang disediakan oleh program UMKM go-digital.
Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan
infrastruktur dan kualitas jaringan internet di seluruh wilayah KBB, terutama daerah
yang masih memiliki sinyal lemah. Pemerintah daerah dan penyedia layanan
telekomunikasi perlu bekerja sama dalam memperluas jangkauan sinyal internet dan
meningkatkan kecepatan koneksi di daerah-daerah terpencil. Selain itu, alternatif solusi
seperti menggunakan teknologi jaringan nirkabel atau memperkuat infrastruktur
jaringan lokal di daerah tersebut juga perlu dipertimbangkan.
Dengan mengatasi hambatan keterbatasan akses internet, diharapkan UMKM di
KBB dapat mengadopsi program UMKM go-digital dengan lebih lancar. Akses yang
lebih baik terhadap internet akan membuka peluang baru bagi UMKM untuk
menjalankan bisnis secara online, menjalin kemitraan dengan platform e-commerce,
dan memperluas jangkauan pasar mereka.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini, terlihat bahwa program UMKM go-digital merupakan salah
satu ragam inovasi yang diadopsi oleh UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten
Bandung Barat. Program ini melibatkan beberapa tahapan dalam proses difusi, tahapan
persiapan, pembiasaan, dan implementasi. Pada setiap tahapan, saluran komunikasi
memainkan peran penting dalam menyebarkan informasi dan mempengaruhi
penerimaan serta adopsi program go-digital oleh UMKM.
Saluran komunikasi yang digunakan dalam proses difusi program go-digital
meliputi media sosial, komunitas lokal, dan kolaborasi dengan instansi terkait. Melalui
media sosial, seperti Instagram dari publik figur bupati Kabupaten Bandung Barat,
informasi mengenai program go-digital dapat disampaikan secara luas kepada UMKM
dan pemangku kepentingan lainnya. Komunitas lokal, seperti komunitas UMKM di
Kabupaten Bandung Barat, juga menjadi saluran penting dalam memperkenalkan
program go-digital dan mendapatkan partisipasi dari para pelaku usaha. Selain itu,
kolaborasi dengan instansi terkait, seperti dinas terkait dan penyedia layanan
telekomunikasi, juga berperan dalam menyediakan sumber daya dan dukungan yang
dibutuhkan dalam proses difusi inovasi ini.
Penggunaan saluran komunikasi yang efektif dalam proses difusi program go-
digital dapat membantu mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh
UMKM, seperti keterbatasan literasi digital dan akses internet yang lemah. Dengan
menyampaikan informasi secara tepat dan menarik melalui saluran komunikasi yang
relevan, UMKM dapat lebih memahami manfaat dan proses penggunaan program go-
digital. Selain itu, melalui saluran komunikasi yang terlibat, UMKM juga dapat
mendapatkan dukungan dan bantuan yang diperlukan dalam mengatasi hambatan-
hambatan tersebut.
Dalam konteks ini, penting bagi pemerintah daerah, penyedia layanan
telekomunikasi, dan komunitas UMKM untuk terus meningkatkan upaya dalam
memanfaatkan saluran komunikasi yang efektif dalam proses difusi inovasi program
UMKM go-digital. Dengan memperkuat saluran komunikasi dan memastikan
informasi yang disampaikan mudah dipahami dan relevan bagi UMKM, proses adopsi
program go-digital dapat berjalan lebih lancar dan berhasil.
Selain itu, Penelitian ini mengungkapkan bahwa proses adopsi inovasi program
UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan Kabupaten Bandung Barat
melibatkan beberapa tahapan, yaitu tahap pengetahuan, persuasi, keputusan,
implementasi, dan konfirmasi. Tahapan pengetahuan melibatkan pemahaman dan
penerimaan informasi tentang program go-digital, sedangkan tahapan persuasi
melibatkan upaya meyakinkan UMKM untuk mengadopsi program tersebut. Tahapan
keputusan melibatkan pengambilan keputusan individu atau kelompok UMKM dalam
menerima atau menolak program go-digital, sementara tahapan implementasi
melibatkan pelaksanaan program tersebut dalam operasional sehari-hari. Terakhir,
tahapan konfirmasi merupakan tahap pengevaluasian setelah program go-digital
diterapkan.
Selama proses difusi dan adopsi program go-digital, teridentifikasi beberapa
hambatan yang dihadapi UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung Barat.
Hambatan pertama adalah keterbatasan literasi digital, di mana sebagian UMKM tidak
terbiasa dengan teknologi digital. Hambatan kedua adalah keterbatasan akses internet
yang lemah di beberapa daerah, terutama daerah yang dekat dengan pegunungan.
Kondisi ini menghambat UMKM dalam memanfaatkan program go-digital secara
optimal.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, diperlukan upaya yang melibatkan
pemerintah daerah, penyedia layanan telekomunikasi, dan komunitas UMKM.
Peningkatan literasi digital melalui pelatihan dan pendampingan secara intensif dapat
membantu UMKM mengatasi hambatan literasi digital. Sementara itu, perlu dilakukan
upaya untuk meningkatkan infrastruktur dan kualitas jaringan internet di seluruh
wilayah Kabupaten Bandung Barat, terutama daerah yang masih memiliki sinyal
lemah. Hal ini dapat dilakukan dengan memperluas jangkauan sinyal internet dan
memperkuat infrastruktur jaringan lokal.
Dengan mengatasi hambatan-hambatan tersebut, UMKM Kerajinan Tangan di
Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi besar untuk mengadopsi program go-
digital dengan lebih baik. Adopsi program go-digital akan membuka peluang baru bagi
UMKM dalam memperluas jangkauan pasar, menjalin kemitraan dengan platform e-
commerce, dan meningkatkan daya saing usaha mereka. Penting bagi pemerintah
daerah, penyedia layanan telekomunikasi, dan komunitas UMKM untuk bekerja sama
dalam mendukung proses difusi dan adopsi inovasi program UMKM go-digital ini
guna mendorong pertumbuhan dan keberlanjutan UMKM di Kabupaten Bandung
Barat.
Dalam konteks yang lebih luas, penelitian ini memberikan wawasan penting
tentang pentingnya proses difusi dan adopsi inovasi dalam mendukung transformasi
digital di sektor UMKM. Temuan dan rekomendasi dari penelitian ini dapat menjadi
acuan bagi pemerintah
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai proses difusi dan adopsi inovasi program
UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung Barat,
terdapat beberapa saran penelitian yang dapat menjadi arah pengembangan studi
selanjutnya. Pertama, Mendalami Faktor-faktor Penghambat. Penelitian selanjutnya
dapat fokus pada eksplorasi lebih mendalam terkait faktor-faktor penghambat yang
dialami oleh UMKM dalam mengadopsi program go-digital. Faktor-faktor tersebut
dapat meliputi kendala literasi digital, masalah infrastruktur teknologi informasi dan
komunikasi, serta tantangan lainnya yang mungkin dihadapi oleh UMKM dalam
menerapkan program ini. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang faktor
penghambat ini, akan memungkinkan pengembangan strategi yang lebih efektif untuk
mengatasi kendala-kendala tersebut.
Kedua, Evaluasi Keberhasilan Implementasi.Penelitian selanjutnya dapat
melibatkan evaluasi keberhasilan implementasi program go-digital pada UMKM
Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung Barat. Evaluasi ini dapat dilakukan melalui
pengumpulan data mengenai tingkat adopsi, efektivitas penerapan, dan manfaat yang
dirasakan oleh UMKM setelah mengadopsi program ini. Dengan demikian, akan dapat
dievaluasi sejauh mana program go-digital memberikan dampak positif dan
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kinerja UMKM
Kerajinan Tangan.
Saran selanjutnya adalah membuat Studi Perbandingan dengan Daerah
Lain.Untuk memperluas pemahaman tentang proses difusi dan adopsi inovasi program
UMKM go-digital, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melakukan studi
perbandingan di daerah lain. Melibatkan UMKM Kerajinan Tangan dari daerah lain
akan memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi adopsi program ini, serta perbedaan dan persamaan yang mungkin
terjadi dalam konteks geografis dan sosial yang berbeda.
Ketiga, Penelitian selanjutnya dapat mengadopsi pendekatan pemasaran digital
dalam proses difusi dan adopsi program go-digital. Pendekatan ini melibatkan strategi
pemasaran yang menggunakan teknologi digital, seperti media sosial, mesin pencari,
dan iklan online, untuk menyebarkan informasi dan mempengaruhi keputusan adopsi
UMKM. Studi ini dapat menggali lebih dalam tentang efektivitas pendekatan
pemasaran digital dalam meningkatkan kesadaran dan minat UMKM dalam
mengadopsi program go-digital.
Terakhir, Penelitian tentang Keberlanjutan dan Skalabilitas. Selain itu, penelitian
selanjutnya dapat melihat aspek keberlanjutan dan skalabilitas program go-digital.
Studi ini dapat melibatkan analisis tentang sejauh mana program ini dapat
berkelanjutan dalam jangka panjang dan dapat diterapkan di tingkat yang lebih luas,
baik di Kabupaten Bandung Barat maupun di daerah lain. Dengan memahami aspek
keberlanjutan dan skalabilitas ini, akan membantu dalam perencanaan dan
pengembangan program go-digital yang lebih efektif dan berkelanjutan.
Melalui penelitian-penelitian yang disarankan di atas, diharapkan dapat
memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang proses difusi dan adopsi inovasi
program UMKM go-digital pada UMKM Kerajinan Tangan di Kabupaten Bandung
Barat. Penelitian-penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan strategi dan kebijakan yang lebih efektif dalam mendorong
pertumbuhan dan perkembangan UMKM di era digital.