KAJIAN PUSTAKA
1
1. Menggunakan teori 1. Penelitian ini menerapkan metode
eksistensi sebagai teori mix method
utama dalam penelitian 2. Teknik pengambilan sampel
2. Penelitian sama-sama menggunakan random sampling.
berfokus terhadap salah satu
kuliner tradisional di daerah
Indonesia
Hasil penelitian: Nasi tradisional Sunda masih eksis di kalangan
masyarakat masyarakat meskipun terdapat perubahan dari waktu ke waktu
karena masuknya budaya asing yang ikut memengaruhi ragam pilihan
makanan di Indonesia. Setiap varian nasi memiliki tingkat eksistensi yang
berbeda sehingga makanan varian nasi yang eksistensinya di bawah harus
didorong kembali agar lebih dikenal masyarakat.
2.2 Eksistensi
merujuk pada keberadaan atau kehadiran yang memiliki unsur bertahan. Namun,
menurut Abidin (2012), eksistensi dapat dijelaskan sebagai “suatu proses dinamis
Oleh karena itu, eksistensi tidaklah statis atau terbatas, tetapi fleksibel atau dapat
kemampuan untuk mengaktualisasikan potensinya. Lebih jauh dari itu, Ali (2009)
atau hal.
keberadaannya.
nyata yang dapat dilihat. Konsep eksistensi juga dapat dipahami sebagai adanya
konteks tertentu, eksistensi dapat menjadi bukti hasil kerja atau performa dalam
suatu kejadian. Selain itu, eksistensi juga bisa dipahami sebagai keberadaan yang
diakui tidak hanya oleh diri sendiri, tetapi juga oleh orang lain.
dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah konsep yang merujuk pada keberadaan
atau kehadiran yang nyata dari suatu benda, hal, atau konsep. Eksistensi juga
dapat diartikan sebagai suatu proses dinamis yang melibatkan menjadi atau
3
benda atau hal, dan dapat dianggap sebagai bukti performa atau keberhasilan
dalam suatu konteks. Selain itu, eksistensi juga dapat diakui oleh diri sendiri dan
orang lain. Oleh karena itu, eksistensi adalah konsep yang kompleks dan dapat
2.3 Kuliner
Kuliner atau yang biasa disebut hidangan, makanan, atau kudapan dapat
diartikan sebagai benda yang dapat diambil dengan tangan, dimasukkan ke dalam
dipenuhi dengan makanan yang mengandung gizi sesuai dengan kebutuhan tubuh.
nutrisi karena satu jenis makanan tidak dapat memenuhi semua kebutuhan tubuh.
budaya yang dapat mencerminkan identitas suatu suku bangsa atau negara.
Beberapa kondisi dapat membatasi jenis makanan yang dapat dikonsumsi, baik itu
hanya untuk memenuhi rasa lapar, makanan juga memegang peranan sosio-
kultural dalam kehidupan manusia, yang meliputi fungsi sosial dan budaya.
4
Berdasarkan definisi dari para ahli yang telah disajikan di atas, dapat
disimpulkan bahwa makanan atau kuliner adalah benda yang dapat diambil
memenuhi kebutuhan pokok manusia untuk bertahan hidup dan tumbuh kembang.
Selain itu, makanan juga memiliki peran sosio-kultural dalam kehidupan manusia,
mencerminkan identitas suku bangsa atau negara, dan dapat diatur oleh budaya
daerah harus dijaga agar tidak diklaim oleh negara lain, seperti halnya tarian.
Dalam setiap daerah, kuliner juga menjadi identitas dan mencerminkan kondisi
geografis daerah tersebut. kuliner sering menjadi simbol atau lambang dalam
acara adat, perayaan, dan acara keluarga besar. Selain itu, makanan juga
dihidangkan pada hari-hari besar seperti Maulid, Hari Raya, Halal Bi Halal,
hal yang dapat dimakan dan memberikan manfaat pada tubuh. Sementara itu,
suatu masyarakat dan negara, termasuk dalam hal sikap dan cara memperlakukan
5
serta pendistribusian sumber makanan secara merata. Menurut Gardjito (2014),
makanan tradisional memiliki ciri khas yang dikenal, digemari, dirindukan, dan
makanan yang dapat dimakan dan bermanfaat, diolah dari bahan pangan hasil
produksi setempat, dengan proses yang telah dikuasai masyarakat dan diwariskan
secara turun-temurun
etnik dari suatu daerah tertentu secara turun-temurun, baik itu makanan pokok,
selingan, maupun sajian khusus. Makanan ini diolah dari sumber daya (bahan)
setempat dengan resep yang diwariskan dan sesuai dengan selera masyarakat
tersebut.
Makanan tradisional terkait dengan faktor ruang dan waktu. Ada batasan
dalam hal ruang, yaitu asal usul bahan baku, produsen, dan pemilik makanan
tersebut harus berasal dari wilayah tertentu. Suatu makanan tidak dapat dianggap
sebagai makanan tradisional jika bahan baku yang digunakan asing bagi produsen
atau konsumennya. Bahan yang dianggap asing adalah bahan yang tidak dapat
ditanam atau diproduksi di daerah tersebut dengan metode budidaya yang biasa
dilakukan. Dalam hal ini, contohnya adalah makanan yang dibuat dari tepung
6
a. Resep dari sebuah makanan merupakan turunin atau warisan dari nenek
tradisional
diwariskan dari zaman nenek moyang dan terus dilestarikan dari generasi ke
bagian dari jalur perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alam yang
dimilikinya. Pengaruh dari teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia
kemudian dipadukan dengan seni kuliner dari India, Timur Tengah, China, dan
Eropa, sehingga makanan tradisional Indonesia memiliki variasi dan cita rasa
beberapa di antaranya telah dilindungi sebagai bangunan dan situs cagar budaya.
menjadi daya tarik wisata minat khusus, terutama dalam hal wisata belanja. Selain
wisata belanja, kota Surabaya juga menawarkan wisata kuliner sebagai minat
khusus.
7
Salah satu makanan tradisional khas Surabaya adalah semanggi Surabaya,
yang terdiri dari dua jenis sayuran, yaitu daun semanggi dan kecambah yang
direbus dan disajikan dengan campuran petis dan bumbu khas. Harga dari
semanggi cukup terjangkau, hanya sekitar Rp. 6.000,00 per porsi. Para penjual
semanggi kebanyakan berasal dari Desa Kendung, Benowo, yang dikenal sebagai
keunikan semanggi Surabaya juga tercermin dalam lagu kroncong yang berjudul
"Semanggi Suroboyo".
seperti makanan cepat saji dan usaha restoran asing semakin berkembang di kota-
kota besar. Masyarakat lebih memilih makanan cepat saji dan restoran asing
Semanggi Surabaya.
8
2.3 Kerangka Pemikiran
penelitian berfungsi sebagai dasar teoritis dan metodologi yang akan digunakan
Kurangnya kesadaran masyarakat Surabaya dalam mempertahankan kelestarian makanan semanggi membuat
generasi-generasi selanjutnya kurang mengetahui dan memiliki keinginan untuk menjaga makanan khas
Surabaya, “Semanggi”. Padahal, semangg iseharusnya dapat dikembangkan agar menjadi daya tarik dari segi
makanan khas atau,makanan lokal yang ada di Surabaya.
Rumusan Masalah
1. Apa penyebab minimnya eksistensi makanan semanggi khas Surabaya terhadap masyarakat
Surabaya?
2. Seberapa banyak masyarakat Surabaya yang merekomendasikan makanan semanggi sebagai makanan
khas Surabaya?
4. Eksistensi
menurut Abidin (2012), eksistensi dapat
didefinisikan sebagai “suatu proses dinamis
yang melibatkan menjadi atau mengada”.
Dalam kata-kata aslinya, eksistensi berasal 1. Penelitian berjudul “Eksistensi Sie
dari kata exsistere yang artinya keluar dari, Reuboh Sebagai Makanan Tradisional
melampaui, atau mengatasi. Khas Aceh Besar Pada Masyarakat
Gampong Krueng Mak Kecamatan
5. Kuliner Simpang Tiga” oleh Afdhal (2021)
Menurut Herayati (2016), Kuliner atau yang 2. Penelitian berjudul “Analisis Eksistensi
biasa disebut hidangan, makanan, atau Nasi Tradisional Sunda di Kota
kudapan dapat diartikan sebagai benda yang Bandung” oleh Sa’diyyah (2020)
dapat diambil dengan tangan, dimasukkan ke 3. Penelitian berjudul “Kajian Eksistensi
dalam mulut, dikunyah, dan ditelan Pasar Tradisional Kota Surakarta” oleh
Andiyani (2013)
6. Kuliner Tradisional
Menurut Gardjito (2014), makanan
tradisional memiliki ciri khas yang dikenal,
digemari, dirindukan, dan menjadi penciri
kelompok masyarakat tertentu.
Pengumpulan Data
9
Analisis Data