net/publication/348232291
CITATIONS READS
0 106
3 authors:
Carolus Ivander
Bandung Institute of Technology
1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Susanto Sigit on 05 January 2021.
Tema:
TEKNOLOGI PENYIMPAN ENERGI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN
INDUSTRI KENDARAAN LISTRIK NASIONAL
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI
BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK
Jl. Sangkuriang No. 14, Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40135
Telp. 022 – 2504088, Fax. 022 – 2502027
Website: www.seminar.b4t.go.id E-mail: seminar@b4t.go.id
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI BAHAN DAN BARANG TEKNIK
2020
“TEKNOLOGI PENYIMPAN ENERGI UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN
INDUSTRI KENDARAAN LISTRIK NASIONAL”
DEWAN PENGARAH, MITRA BESTARI, DEWAN PENYUNTING DAN KOMITE
DEWAN PENGARAH, MITRA BESTARI, DEWAN PENYUNTING DAN KOMITE
DEWAN PENGARAH
Ir. Enuh Rosdeni, M.Eng (Ketua)
Ir. Dudung (Anggota)
Ir. Kosasih (Anggota)
Elis Sofianti, S.Si., MT. (Anggota)
Ni Made Parmiasih, ST., MT. (Anggota)
Azis Yunianto, SE., M.SE. (Anggota)
MITRA BESTARI
Afriyanti Sumboja, Ph.D (Institut Teknologi Bandung)
Umar Ali Ahmad, Ph.D (Universitas Telkom)
Gunawan Nugroho, S.T., M.T., Ph.D. (Institut Teknologi Sepuluh Nopember)
DEWAN PENYUNTING
Mas’ud Adhi Saputra, ST., MT. (Ketua)
Devic Oktora, ST. (Sekretaris)
Najmuddin Yahya, ST. (Anggota)
Irawan Saptanu Adji, S.Kom (Anggota)
KOMITE
Dr. Sih Wuri Andayani (Ketua)
Rian Trijayana, S.Kom (Wakil Ketua)
Jumail Soba, ST., MT. (Sekretaris)
Harry Setyo Wibowo, M.T. (Sekretaris)
Galih Ginanjar, S.Si., MT. (Anggota)
Alfiz Muhammad Qizwini, ST. (Anggota)
Febrian Dwi Surya, ST. (Anggota)
Teguh Iryanto, ST. (Anggota)
Cecep Ahmad Zein Firdaus (Anggota)
Alia Dinda Lestari, S.E. (Anggota)
Toni Agung Priambodo, ST. (Anggota)
Drs. Tatto Bustomi, MT. (Anggota)
Ir. Budi Tjahjohartoto (Anggota)
Gaos Abdul Karim, S.Si., M.Si. (Anggota)
DITERBITKAN OLEH :
BALAI BESAR BAHAN DAN BARANG TEKNIK
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
Jl. Sangkuriang No. 14 Bandung
Telp/Fax: 022-2504088 / 2502027
Website: seminar.b4t.go.id / Email : seminar@b4t.go.id
ISBN 978-623-92491-1-3
Ucapan terima kasih pada berbagai pihak yang telah mendukung dalam penyelenggaraan seminar
nasional:
1. Bapak Dr. Ir. Doddy Rahadi, M.T. (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri,
Kementerian Perindustrian RI) sebagai keynote speaker.
2. Bapak Dr. Agus Haryono, M.Sc. (Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI) sebagai plenary
speaker.
3. Bapak Ir. Chairul Hudaya, S.T., M.Eng., Ph.D, IPM (Rektor Universitas Teknologi Sumbawa)
sebagai plenary speaker.
4. Bapak Dr. Dedi Mulyadi, M.Si (Direktur Pengembangan PT. IMIP) sebagai plenary speaker.
5. Mr. Kevin Du (Overseas Sales Manager Neware Technology Limited) sebagai plenary speaker.
6. Bapak Dr. Paryanto (Dosen Teknik Mesin Universitas Diponegoro) sebagai moderator plenary
session, dan
7. Pemakalah dan peserta.
Seminar Nasional ini dilengkapi dengan buku panduan, yang berisi susunan acara seminar dan
abstrak dari para pemakalah oral maupun poster.
Semoga partisipasi para peserta dapat meningkatkan pengetahuan bersama dan meningkatkan
semangat kemajuan teknologi demi kemajuan Industri dalam negeri Indonesia.
Enuh Rosdeni
ABSTRAK
Permintaan baterai untuk kendaraan listrik semakin meningkat. Ada sejumlah teknologi yang dapat digunakan
untuk mengembangkan anoda karbon, salah satunya dengan sistem plasma chemical vapor deposition (CVD). Teknik
ini dipilih untuk pengendapan lapisan tipis karbon. Lapisan tipis ini dapat digunakan untuk anoda karbon pada baterai
untuk kendaraan listrik. Komponen untuk menghasilkan sistem plasma terdiri dari reaktor, generator plasma, pompa
putar, gas dan sensor tekanan. Plasma dihasilkan dengan menggunakan generator AC dengan daya 160 W pada
frekuensi rendah menggunakan Argon dan liquified petroleum gas (LPG). Tujuan penelitian untuk merancang dan
mengembangkan sistem CVD plasma dan mempelajari pengaruh tekanan dalam ruang plasma terhadap struktur mikro
film tipis karbon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tekanan chamber memengaruhi pembangkit plasma dan
intensitas absorbansi film tipis karbon. Intensitas absorbansi menurun sementara tekanan meningkat. Intensitas
tertinggi ditemukan untuk ikatan C - H pada 4,39 Torr dan C = C ikatan pada 4,89 Torr. Kami menemukan bahwa
teknik ini dapat digunakan untuk pembuatan anoda karbon untuk masa depan dan berpotensi mendukung ketahanan
energi Indonesia.
Kata Kunci: Plasma Chemical Vapor Deposition, lapisan tipis karbon, intensitas absorbansi
ABSTRACT
The demand of battery electric vehicle is increased. There are number of technologies to develop carbon
anode, one of them by plasma chemical vapor deposition (CVD) system. This technique has been chosen for carbon
thin film deposition. This thin film can be used for carbon anode of battery electric vehicle. The component to generate
plasma system consist of reactor, plasma generator, rotary pump, gas and pressure sensor. Plasma was generated by
applying 160 W power AC generator at low frequency using Argon and liquified petroleum gas (LPG). The research
purposes are to design and to develop plasma CVD system and study the effect of pressure in plasma chamber on
microstructure of carbon thin film. The results show that the pressure of chamber influence plasma generating and
absorbance intensity of carbon thin film. The absorbance intensity was decreased while pressure increased. The
highest intensity is found for C-H bond at 4.39 Torr and C=C bond at 4.89 Torr. We found that this technique is can
used for manufacturing carbon anode for future. Furthermore, potentially support to Indonesian energy security.
Keywords: Plasma chemical vapor deposition, carbon thin film, absorbance intensity
karbon yaitu jenis gas yang digunakan, tekanan keadaan netral, radikal, tereksitasi maupun
chamber reaktor, laju aliran gas, komposisi terionisasi.
campuran gas, jarak elektroda dan suhu katoda Makalah ini membahas metode sederhana
sebagai meja substrat [6]. untuk membuat lapisan anoda karbon untuk
Pada proses deposisi lapisan karbon dengan diaplikasikan secara potensial dibidang penelitian
menggunakan metode plasma CVD, tekanan gas baterai litium. Untuk lebih jelasnya, makalah ini
dalam chamber reaktor mempunyai pengaruh Menjelaskan desain dan pembuatan sistem
cukup besar pada pembentukan lapisan karbon plasma. Kemudian menjelaskan pengaruh
karena tekanan chamber berkaitan dengan tekanan dalam reaktor plasma terhadap
populasi partikel-partikel yang terdapat dalam mikrostruktur lapisan karbon yang dideposisi
chamber yang dapat mempengaruhi lapisan yang dengan plasma CVD berdasarkan ikatan yang
terbentuk. Lin (2010) telah melakukan penelitian teridentifikasi pada lapisan karbon yang
mengenai deposisi lapisan karbon dengan teknik dikarakterisasi dengan menggunakan FTIR.
radio frequency plasma enhanced chemical vapor
deposition dengan memvariasikan gas Ar/C2H2. BAHAN DAN METODE
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa laju Alat dan Bahan
deposisi dan kekasaran permukaan menurun Peralatan yang digunakan untuk
seiring dengan meningkatnya rasio Ar/C2H2 [2]. membangkitkan plasma pada penelitian ini yaitu
Pada penelitian ini sumber gas yang sistem vakum yang terdiri dari reaktor plasma
digunakan adalah argon dan LPG (Liquified yang dilengkapi dengan elektroda sejajar, rotary
Petroleum Gas), dengan argon bertindak sebagai pump, generator, dan sensor tekanan. Bahan-
gas carrier dan LPG sebagai sumber karbon. LPG bahan yang digunakan yaitu kaca preparat, LPG
memiliki komposisi sebagian besar berupa gas sebagai sumber karbon, gas argon dengan tingkat
propana (C3H8). Pemilihan sumber karbon untuk kemurnian yang tinggi sebesar 99.99% sebagai
menghasilkan lapisan karbon berupa LPG gas pembawa dan gas nitrogen sebagai flushing.
dikarenakan LPG mudah dijumpai dan harganya Alat yang digunakan untuk karakterisasi hasil
yang terjangkau. lapisan yang terbentuk yaitu berupa FTIR-8400S
Marowski, dkk (2011) menjelaskan bahwa Shimadzu. Software yang digunakan untuk
Pada plasma campuran gas argon (Ar) dan membuat desain adalah Solid Work dan Ez Omnic
propana (C3H8) proses yang terjadi antara ion dan digunakan untuk pemrosesan data.
molekul adalah sebagai berikut [5]: Tahapan penelitian ini yaitu dimulai dengan
Ar+ + C3H8 → CH2+ + C2H4 + H2 + Ar (1) merancang desain, pembuatan dan perakitan
Ar++C3H8→CH3++ C2H5+Ar (2) sistem pembangkit plasma. Lalu dilakukan
Ar++C3H8→C2H2 + CH4+H2+Ar
+ (3) pengujian sistem plasma, preparasi substrat kaca,
Ar++C3H8→C2H3++ CH3+H2+Ar (4) kemudian dilakukan pendeposisian lapisan karbon
Ar++C3H8→C2H4++ CH4+Ar (5) diatas substrat. Selanjutnya lapisan karbon hasil
Ar++C3H8→C2H5++ CH3+Ar (6) deposisi dikarakterisasi dengan menggunakan
Ar++C3H8→C3H4++ 2H2+Ar (7) FTIR.
C3H8+e →C3H8 +2e
− + (8)
C3H8+e−→C2H3++CH4+H+2e (9) 1. Desain Sistem Pembangkitan plasma
C3H8+e−→C2H4++CH4+2e (10) Untuk memperoleh plasma diperlukan
Ar+e−→Ar++2e (11) suatu alat sebagai wadah sebagai reaktor plasma.
Ar +e →Ar2++2e
+ − (12) Pada sistem ini memanfaatkan kaca desikator
Ar+e−→Ar∗+e (13) berbahan pyrex yang terdapat di Laboratorium
C2H3++C3H8→C3H5++ C2H6+Ar (14) Fisika Material Universitas Brawijaya sebagai
reaktor. Selain reaktor plasma, komponen utama
Persamaan reaksi tersebut menunjukkan lainnya yaitu generator plasma, rotary pump,
bahwa partikel-partikel didalam chamber plasma sensor tekanan, sumber gas dan flow meter.
dapat mengalami berbagai reaksi. Ionisasi akibat Desain sistem pembangkitan plasma yang
tumbukan dapat terjadi antara elektron dengan digunakan untuk proses deposisi lapisan karbon
atom, elektron dengan molekul, atom dengan dapat dilihat pada Gambar 1.
atom, atom dengan molekul dan molekul dengan
molekul. Tumbukan ini dapat terjadi pada
hubungan antara intensitas absorbansi terhadap Semakin banyak partikel yang terdapat dalam
bilangan gelombang (wavenumber) yang chamber, maka tekanan chamber menjadi
terbentuk ditunjukkan pada Gambar 5. semakin besar sehingga jalur bebas rata-rata
(mean free path) partikel menjadi semakin
pendek. Frekuensi tumbukan yang terjadi dalam
chamber akan semakin meningkat yang
menyebabkan energi kinetik yang dimiliki
partikel lebih cepat hilang karena adanya transfer
energi antar partikel akibat tumbukan dalam
chamber. Oleh karena itu, partikel yang
terdeposisi pada substrat lebih sedikit.
Pada tekanan yang lebih rendah, jumlah
partikel dalam chamber lebih sedikit sehingga
jalur bebas rata-rata partikel menjadi lebih
panjang. Akibatnya energi yang dimiliki partikel
Gambar 5. Perbandingan spektrum lapisan karbon
tidak mudah hilang karena sering bertumbukan
hasil FTIR yang dideposisi pada tekanan 4,39 Torr
dan 4,89 Torr
dengan partikel lain. Jika energi elektron utama
cukup tinggi untuk mengionisasi molekul yang
Kenaikan tekanan chamber terjadi karena ditumbuk, maka selanjutnya akan terjadi reaksi
bertambahnya populasi atom-atom gas yang berantai. Jalur bebas rata-rata yang lebih panjang
terdapat didalam chamber reaktor. Jika atom-atom dapat mengakibatkan partikel-partikel yang
gas yang bersifat netral tersebut dinaikkan berada pada chamber lebih banyak bertumbukan
temperaturnya dengan cara diberikan suatu medan dengan substrat. Sehingga pada tekanan yang
listrik dengan intensitas yang cukup, maka atom- lebih rendah lapisan yang terdeposisi semakin
atom tersebut dapat terionisasi. Semakin banyak banyak. Oleh karena itu dengan pemberian energi
atom-atom yang terionisasi dalam chamber yang sama, pada tekanan chamber yang lebih
plasma, maka kesempatan partikel-partikel yang tinggi, banyak terjadi tumbukan antar partikel
terionisasi untuk saling bertumbukan akan dibandingkan dengan partikel yang menumbuk
semakin tinggi. Berdasarkan hukum Lambert substrat. Inilah yang menyebabkan intensitas
Beer, nilai absorbansi dipengaruhi oleh nilai absorbansi lapisan karbon yang dideposisi dengan
absorbtivitas lapisan (𝐴), konsentrasi (𝐶) dan tekanan 4,89 Torr lebih rendah dibandingkan
ketebalan lapisan (𝑙), yang dinotasikan pada intensitas absorbansi lapisan yang dideposisi
persamaan berikut: dengan tekanan 4,39 Torr.
𝐴 = 𝜀𝑙𝐶 (15)
perbaikan agar sistem plasma dapat mencapai [5] Markowski, Artur, Ewelina Szot and Leszek
tingkat kevakuman yang lebih rendah. Wojcik., "High Pressure Mass Spectrometric
Dari penelitian ini, diketahui bahwa Investigation of Ion Molecule Reaction in
semakin tinggi tekanan chamber, intensitas Propane and Argon Mixtures," Journal
absorbansi lapisan karbon semakin kecil. Diman, Vacuum , vol. 90, pp. 114-120, 2011.
pada tekanan chamber 4,39 Torr, intensitas [6] Marwoto, P. dan Sekaran, K., "Karakterisasi
absorbansi tertinggi dimiliki oleh C-H sedangkan Reaktor Plasma CVD untuk Deposisi
pada tekanan chamber 4,89 Torr, intensitas Diamond-Like Carbon Coating.,"
absorbansi tertinggi dimiliki oleh C=C. Untuk SEMNASIF, vol. 1 (2), p. 175–180, 2008.
penelitian selanjutnya, dapat melakukan
pendeposisian lapisan karbon dengan [7] Lieberman, Michael A., Allan J.
memvariasikan jarak elektroda, melakukan Lichtenberg, Principles of Plasma
pengaturan tekanan chamber melalui pengaturan Discharges and Materials Processing,
gas keluaran dengan valve, dan melakukan Second Edition, USA: John Wiley & Sons,
karakterisasi lapisan karbon untuk mengetahui Inc., 2005.
persebaran dan ketebalan lapisan carbon yang [8] J. Endro Suseno, and K. S. Firdausi,
tumbuh pada substrat. "Rancang Bangun Spektroskopi FTIR
(Fourier Transform Infrared) untuk
DAFTAR PUSTAKA Penentuan Kualitas Susu Sapi," Berkala
[1] Sang Cheol Nam, Jae Myung Lee, Fisika, Vols. 11, no. 1, pp. 23-28,, 2011.
Volodymyr E. Pukha, Hyun Ook Seo, Young [9] Munoz, Roberto and Cristina Gomez
Dok Kim, Hye Jin Lee, "Carbon anode thin Aleixandre, "Review of CVD Syntesis of
films for lithium batteries," Current Applied Grephene,"
Physics 14 (2014) 1010e1015, Elsevier, https://doi.org/10.1002/cvde.201300051,
http://dx.doi.org/10.1016/j.cap.2014.04.012, vol. 19, no. 10-11-12, pp. 297-322, 2013.
pp. 1567-1739, 2014. [10] M. Nur, "Koreksi Tekanan Gas Ideal Untuk
[2] Hung-Chien Lin, Jen-Feng Yu, Sham-Tsong Plasma Sebagai Materi Fase Ke Empat dan
Shiue and Hung-Yi Lin., "Characteristics of Penerapannya Pada Plasma Argon," Berkala
Carbon Coatings on Optical Fibers Prepared Fisika Journal, ISSN:1410-9662., vol. 12, p.
by Radio-Frequency Plasma Enhanced 161 – 170, 2009.
Chemical Vapor Deposition with Different [11] j. F. O’hanlon, A User’s Guide to Vacuum
Ar/C2H2 Ratios," Journal Thin Solid Film , Technology, New Jersey: John Willey &
vol. 518 , pp. 7492-7496, 2010. Sons, Inc., 2003.
[3] Yoshinori Ando, Xinluo Zhao, Toshiki [12] B. C. Smith, Fundamental Of Fourier
Sugai, and Mukul Kumar, "Growing Carbon Transform Infrared Spectroscopy Second
Nanotubes," Materials Edition, New York: Taylor & Francis Group,
today,doi:10.1016/s1369-7021(04)00446-8 , 2011.
vol. 7(10), p. 22–29, 2014. [13] O. Stenzel, The Physics of Thin Film
[4] Tolstoy, Valeri.P. Irina.V. Chernyshova, Optical Spectra, Germany: Springer, 2005.
Valeri.A. Skryahevsky, Handbook of
Infrared Spectroscopy of Ultra Thin Film,
New York: John Wlley & Son, Inc., 2003.
ABSTRAK
Proses dehidrasi dan dehidroksilasi litium mangan oksida telah dianalisis dan dibahas. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mendapatkan cara untuk mengatasi masalah bahan litium mangan oksida yang sangat higroskopis dan
korosif, sehingga memungkinkan untuk diproses lebih lanjut dalam pembuatan elektroda katoda baterai ion litium.
Bahan litium mangan oksida didapatkan dari proses sol-gel dan dianalisis dengan Fourier Transform Infrared (FTIR).
Analisis efek termal terhadap bahan dilakukan menggunakan pemanas oven, tungku dan timbangan digital. Struktur
kristal dianalisis dengan XRD. Berdasarkan spektrum FTIR, penyebab sifat higroskopis adalah adanya gugus fungsi
hidroksil –OH pada permukaan partikel litium mangan oksida. Beberapa metode untuk menghilangkan gugus fungsi
tersebut di permukaan serbuk telah dilakukan. Metode pemanasan dalam air yang sedikit asam atau perendaman
singkat pada cairan asam menghasilkan efek terbaik dibandingkan dengan pemanasan di tungku pada suhu 400 oC.
ABSTRACT
The dehydration and dehydroxylation process of lithium manganese oxide have been analyzed and discussed.
The aim of this research is to find a way to solve the problem of lithium manganese oxide which is very hygroscopic
and corrosive, so that it is possible to be processed further in the manufacture of lithium ion battery cathode
electrodes. Lithium manganese oxide was obtained from a sol-gel process and analyzed by Fourier Transform
Infrared (FTIR). Analysis of the thermal effect of the material was carried out using oven heaters, stoves and digital
scales. The crystal structure was analyzed by XRD. Based on the FTIR spectrum, the cause of the hygroscopic nature
is the presence of the hydroxyl -OH functional group on the surface of the lithium manganese oxide particles. Several
methods to remove these functional groups on the powder surface have been carried out. The method of heating in
slightly acidic water or brief immersion in acidic liquid generates the best effect compared to heating at 400 °C.
tidak memungkinkan untuk diolah lebih lanjut Pada penelitian ini, dilaksanakan
menjadi sel baterai. Hipotesis awal penyebab investigasi penyebab hidrasi pada bahan litium
hidrasi serbuk LMO adalah berasal dari zat mangan oksida yang telah disintesis pada
pengotor yang berasal dari prekursor sebelumnya penelitian[4]. Selanjutnya, beberapa metode
yang bersisa, atau dari reaksi samping yang untuk mengurangi sifat higroskopis telah
tertinggal. dilakukan dan dilaporkan pada tulisan ini.
Gambar 1. Kerusakan akibat korosi pada permukaan substrat aluminium yang dilapisi oleh litium mangan
oksida yang sangat higroskopis.
penyebab hidrasi serbuk LMO adalah dari adanya permukaan partikel LMO (hydroxylation
ikatan gugus fungsi hidroksil –OH dengan ion- process). Kemudian, selama penurunan suhu
ion mangan (Mn) pada permukaan partikel LMO. serbuk LMO pada suhu di bawah 200 oC, gugus
Pada saat serbuk LMO selesai dikalsinasi pada fungsi hidroksil ini menarik zat air di udara
suhu sekitar 600 oC dan dikeluarkan dari tungku, sekitarnya sehingga terjadi proses hidrasi. Hal ini
ion-ion mangan pada permukaan LMO berperan menunjukkan penampakan sifat LMO
sebagai asam Lewis dan berinteraksi dengan zat higroskopis. Untuk mengurangi sifat higroskopis
H2O di udara sekelilingnya. Hasil interaksi ini ini, diperlukan metode untuk memutus ikatan
adalah terbentuknya gugus fungsi hidroksil –OH hidroksil dari permukaan partikel LMO
yang berikatan dengan ion-ion mangan pada (dehydroxilation process).
100
%T
952.84
1091.71
90
80
70
526.57
60
621.08
1631.78
50
40
30
3423.65
4500 4000 3500 3000 2500 2000 1750 1500 1250 1000 750 500
540b 1/cm
Gambar 2. Spektrum Fourier Transform Infrared (FTIR) pada sampel serbuk litium mangan oksida awal yang
higroskopis.
Dengan ditemukan penyebab hidrasi menunjukkan bahwa secara visual tidak ada
sample LMO, diterapkan beberapa metode untuk perubahan berarti pada sampel setelah perlakuan
memutus ikatan gugus fungsi hidroksil pada dehidroksilasi. Sampel setelah perlakuakn M3
permukaan partikel, atau metode dehidroksilasi. menunjukkan serbuk yang lebih halus dari
Metode pertama adalah M1, yaitu memanaskan sampel-sample yang lain. Diduga bahwa setelah
sampel dalam oven dengan suhu 200 oC selama 2 perlakuan M3, sampel mengalami perubahan
jam. Metode kedua adalah M2, yaitu struktur yang lebih kentara dari pada sampel-
memanaskan sampel dalam tungku dengan suhu sampel dengan perlakuan dehidroksilasi yang
400 oC selama 2 jam. Metode ketiga adalah M3, lain.
yaitu memanaskan atau menggodok sampel Untuk membuktikan hasil dehidroksilasi,
dalam air mendidih yang agak asam pH 6 selama sampel-sampel diuji coba dengan proses
30 menit. Metode keempat adalah M4, yaitu dehidrasi. Pada proses dehidrasi ini, sample
memanaskan atau menggodok sampel dalam air dipanaskan pada suhu 200 oC selama 2 jam.
aquadestillate mendidih pH 7 selama 60 menit. Kemudian, sampel dikeluarkan dari oven dan
Metode kelima adalah M5, yaitu merendam diletakkan di meja laboratorium pada kondisi
sampel pada asam asetat glacial selama 60 menit. udara dengan suhu 25 oC ± 5 oC dan kelembaban
Hasil serbuk setelah perlakuan dengan metode- 65 %RH. Pada kondisi ini, sampel menyerap
metode tersebut seperti pada Gambar 3. kembali molekul air dari udara sekitarnya
Dari inspeksi visual, semua sampel masih (dehidrasi). Sampel ditimbang dengan timbangan
menunjukkan warna serbuk yang sama. Hal ini digital presisi pada menit ke- 30, 60, 90, dan 120.
Hasil pengukuran berat sampel seperti pada Metode M4 justru memberikan hasil sebaliknya.
Gambar 4. Dari Gambar 4, metode Untuk memberikan sifat hidrasi pada oksida
dehidroksilasi M3 memberikan hasil yang logam, metode M4 merupakan metode yang
signifikan dibandingkan dengan metode berhasil menempatkan ikatan gugus fungsi
dehidroksilasi yang lain. Berdasarkan percobaan hidroksil pada permukaan oksida logam[15].
lanjutan, hasil metode M5 sama dengan M3.
Gambar 3. Inspeksi visual pada sampel serbuk litium mangan oksida yang dipanaskan pada suhu 200 oC selama 2
jam (kiri atas), dipanaskan pada suhu 400 oC selama 2 jam (kanan atas), dipanaskan dalam air dengan kondisi
sedikit asam pH 6 (kiri bawah), dan dipanaskan dalam air pH 7 (kanan bawah)
Gambar 4. Kurva rehidrasi sampel LMO pascadehidroksilasi, kemudian setelah pemanasan dalam oven pada suhu
200 oC selam 2 jam.
adalah sesuai dengan data pada JCPDS 35-0782, suhu kalsinasi 675 oC lebih baik dari pada hasil
dengan sistem kristal kubus atau isometrik, dan kalsinasi pada suhu 600 oC. Kerusakan paling
grup ruang Fd3m. Data JCPDS ini merupakan parah pada metode dehidroksilasi M3. Setelah
acuan untuk dibandingkan dengan spektrum perlakuan M3, struktur pada permukaan butiran
XRD sampel yang dianalisis. Sampel yang LiMn2O4 JCPDS 35-0782 terkikis menjadi
dianalisis adalah hasil proses dehidroksilasi M1, struktur Mn2O3 JCDPS 02-0896 sampai persen
M5, dan M3. Perbedaan ukuran kristalit dan berat fasa kristalnya mencapai 32,9%. Kerusakan
pergeseran puncak tergantung pada suhu struktur minimal namun memberikan
kalsinasi awal pada LMO, bukan hasil pada dehidroksilasi paling baik adalah pada sampel
perlakuan dehidroksilasi. Kristalinitas LMO pada M5.
Tabel 1. Identifikasi sampel LMO hasil metode dehidroksilasi M1. Kode: P1 600 oC (garis hijau)
Nomor 2θ (°) Indeks Fasa Sistem Kristal, Ukuran Kristalit Δθ
JCPDS Miller Grup Ruang (nm)
35-0782 18,701 111 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 88 0,089
35-0782 36,289 311 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 22 0,204
35-0782 44,128 400 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 13 0,258
%RIR Weight : (35-0782) LiMn2O4 = 93,2%; (02-0896) Mn2O3 = 6,8%
Tabel 2. Identifikasi sampel LMO hasil kalsinasi pada suhu 675 oC selama 2 jam, yang kemudian direndam singkat
dalam asam asetat glasial, metode dehidroksilasi M5. Kode: P1 675 oC De-OH (glacial) (garis kuning)
Nomor 2θ (°) Indeks Fasa Sistem Kristal, Ukuran Kristalit Δθ
JCPDS Miller Grup Ruang (nm)
35-0782 18,785 111 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 54 0,174
35-0782 36,482 311 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 33 0,395
35-0782 44,344 400 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 26 0,477
%RIR Weight: (35-0782) LiMn2O4 = 98,2%; (02-0896) Mn2O3 = 1,8%
Tabel 3. Identifikasi sampel LMO yang telah dipanaskan dalam tungku pada suhu 800 oC selama 2 jam, dan kemudian
dipanaskan dalam air yang sedikit asam, metode dehidroksilasi M3. Kode sampel : P1 800 oC De-OH (boiled pH6)
(garis biru)
Nomor 2θ (°) Indeks Fasa Sistem Kristal, Ukuran Δθ
JCPDS Miller Grup Ruang Kristalit (nm)
35-0782 18,665 111 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 123 0,054
02-0896 32,918 222 Mn2O3 Kubus, Ia3 503 0,018
35-0782 36,176 311 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 51 0,089
35-0782 44,038 400 LiMn2O4 Kubus, Fd3m 35 0,168
02-0896 55,137 440 Mn2O3 Kubus, Ia3 468 -0,159
02-0896 65,725 622 Mn2O3 Kubus, Ia3 229 0,025
%RIR Weight: (35-0782) LiMn2O4 = 67,1%; (02-0896) Mn2O3 = 32,9%
[11] M. Pudukudy and Z. Yaakob, “Synthesis, [14] H. Visser et al., “FTIR Spectra and
Characterization, and Photocatalytic Normal-Mode Analysis of a Tetranuclear
Performance of Mesoporous α-Mn2O3 Manganese Adamantane-like Complex in
Microspheres Prepared via a Precipitation Two Electrochemically Prepared Oxidation
Route,” J. Nanoparticles, vol. 2016, 2016. States : Relevance to the Oxygen-Evolving
[12] H. Tamura, A. Tanaka, and M. Ito, Complex of Photosystem II,” Am. Chem.
“Mechanism of Hydroxylation of Metal Soc., vol. 124, no. 10, pp. 11008–11017,
Oxide Surfaces,” J. Colloid Interface Sci., 2002.
vol. 243, pp. 202–207, 2001. [15] E. Cartier, J. H. Stathis, and D. A.
[13] A. A. Tsyganenko and V. N. Filimonov, Buchanan, “Passivation and depassivation
“INFRARED SPECTRA OF SURFACE of silicon dangling bonds at the Si/SiO 2
HYDROXYL GROUPS AND CRYS- interface by atomic hydrogen,” Appl. Phys.
TALLINE STRUCTURE OF OXIDES,” Lett., vol. 63, no. 11, pp. 1510–1512, 1993.
Joumal Mol. Struciure, vol. 19, pp. 579–
589, 1973.
ABSTRAK
Tempurung kelapa banyak dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahan kerajinan dan karbon aktif.
Karbon aktif dari tempurung kelapa biasa digunakan pada pemurni air dan penyaring udara serta bahan
baku kosmetik dan kesehatan. Karbon aktif dari tempurung juga mulai banyak diteliti untuk diterapkan
dalam teknologi penyimpanan energi sebagai bahan elektroda. Pada penelitian ini, dilakukan sintesis
karbon aktif dilakukan pada karbon komersial dan karbon yang diolah dari bahan mentah batok kelapa.
Proses aktivasi menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai agen aktivasi. Pirolisis dilakukan dalam
tungku tabung horizontal pada suhu 800 ° C di bawah aliran nitrogen 100 ml/menit selama 5 jam.
Karakterisasi dilakukan dengan Scanning electron microscope (SEM) dan uji Brunauer-Emmett-Teller
(BET). Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa setelah aktivasi terdapat penambahan pori, peningkatan
luas permukaan dan volume pori baik pada karbon komersial dan karbon yang diolah dari bahan mentah
batok kelapa.
Kata Kunci: Karbon aktif, Tempurung kelapa, Aktivasi Kimia, Penyimpanan Energi
ABSTRACT
Coconut shell has been widely used as fuel, craft materials and activated carbon material. Activated carbon
from coconut shells can be used in water purification and air filters as well as raw materials for cosmetic and health
products. Furthermore, activated carbon from coconut shells has been widely studied for electrode application in
energy storage technology. In this study, the synthesis of activated carbon was carried out on commercial and
processed carbon derived from coconut shell. The activation process uses potassium hydroxide (KOH) as the
activating agent. Pyrolysis was conducted in a horizontal tubular furnace at 800 °C under nitrogen flow of 100 ml /
min for 5 hours. Characterization was performed by Scanning Electron Microscopy (SEM) and the Brunauer-Emmett-
Teller (BET) test. The characterization results showed that there were additional pores after the activation process,
providing an increase of surface area and pore volume in both commercial and processed carbon derived from
coconut shell.
pertambangan, dan penjernihan air serta penyaring ditingkatkan luas permukaannya agar dapat
udara [3]. Karbon aktif adalah salah satu bentuk diaplikasikan pada elektroda penyimpanan
karbon yang diproses untuk memiliki ukuran energy. Pada penelitian dilakukan sintesis dan
partikel yang kecil namun dengan volume pori karakterisasi karbon aktif dari karbon tempurung
yang tinggi sehingga akan meningkatkan luas kelapa komersial. Sebagai pembanding, dilakukan
permukaan [4]. Luas permukaan yang tinggi pula sintesis dan karakterisasi karbon yang
membuat karbon aktif memiliki kapasitas diproduksi dari bahan mentah batok kelapa.
penyerapan yang besar tetapi biaya produksi yang Proses aktivasi kimia menggunakan kalium
relatif rendah sehingga banyak dimanfaatkan di hidroksida (KOH) sebagai agen aktivasi. Pirolisis
dunia industri [5,6]. dilakukan dalam tungku tabung horizontal pada
Karbon aktif dari tempurung kelapa juga 800 ° C di bawah aliran nitrogen 100 ml / menit
mulai diteliti untuk diaplikasikan sebagai bahan selama 5 jam. Karakterisasi dilakukan dengan
elektroda pada media penyimpanan energi seperti Scanning electron microscope (SEM) dan uji
baterai dan superkapasitor [4,7,8]. Untuk aplikasi Brunauer-Emmett-Teller (BET). Dalam penelitian
pada penyimpanan energi, selain harus memiliki ini, pengaruh aktivasi pada luas permukaan dan
luas permukaan yang tinggi (> 1000 m2/g), juga pori dari pada karbon komersial dan karbon yang
diharapkan memiliki fitur mesopori (2 – 50 nm) diproduksi dari bahan mentah batok kelapa
yang tinggi pula. Fitur mesopori diperlukan dilaporkan dan didiskusikan.
karena molekul dan ion yang besar tidak dapat
memasuki mikropori (< 2 nm) [9]. Karbon aktif BAHAN DAN METODE
dari tempurung kelapa memiliki kelebihan karena Bahan
mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik Serbuk karbon komersial dari batok kelapa
dibandingkan dengan karbon aktif dari sumber dibeli dari toko bahan kimia. Sedangkan untuk
lain, terutama karena strukturnya yang mesopori batok kelapa dibeli dari salah satu pasar
sehingga memungkinkan untuk digunakan sebagai tradisional di kota Bandung, Jawa Barat,
bahan elektroda penyimpanan energi [4]. Indonesia. Batok kelapa kemudian dibersihkan
Proses aktivasi dapat dilakukan dengan dua dari sabuk kelapa dan kotoran lain kemudian
jenis proses aktivasi yaitu aktivasi kimiawi dan dipanaskan di dalam oven pada suhu 120 °C
fisika [9]. Proses aktivasi fisika terdiri atas dua selama 2 jam. Batok kelapa dihancurkan
tahap yaitu bahan dikarbonasi dalam atmosfir kemudian diayak dengan menggunakan saringan
yang inert kemudian dilanjutkan dengan proses berukuran 200 mesh. Potassium hydroxide (KOH)
aktivasi pada suhu yang tinggi dengan dibeli dari Merck, Jerman digunakan sebagai agen
menggunakan uap atau karbondioksida [10]. Pada aktivasi. Air yang digunakan dalam proses
aktivasi kimia, proses karbonisasi dan aktivasi pencampuran adalah Aquades. Nitrogen dengan
terjadi dalam satu tahap dengan menggunakan kemurnian tinggi (99.999%) digunakan pada
bahan kimia sebagai zat pengaktivasi seperti Zinc proses pirolisis.
chloride (ZnCl2), phosphoric acid (H3PO4),
Sulphuric acid (H2SO4), potassium hydroxide/ Karbonasi dan Aktivasi
Kalium hydroxide (KOH) dan sodium hydroxide Proses karbonasi dilakukan dengan serbuk
(NaOH) [9,11]. karbon tempurung kelapa komersial dan serbuk
Penelitian sintesa karbon aktif dari karbon dari bahan mentah batok kelapa dioven
tempurung kelapa telah banyak dilakukan baik pada suhu 500 °C selama 4 jam. Serbuk karbon
dengan aktivasi kimiawi [4, 8 - 11, 15] maupun kemudian dikeluarkan dari oven dan didinginkan
aktivasi fisika [6, 14]. Akan tetapi penelitian- sampai suhu ruangan, kemudian dilanjutkan
penelitian tersebut dilakukan dengan melakukan dengan proses aktivasi. Proses aktivasi dilakukan
sintesa dari tempurung kelapa, belum terdapat dengan mencampur serbuk karbon dengan agen
penelitian yang dilakukan dengan melakukan aktivasi KOH dan Aquades dengan perbandingan
sintesa dari karbon tempurung kelapa komersial. 1:3:8. Pencampuran larutan dilakukan dalam
Sintesa karbon aktif dari karbon tempurung kelapa wadah beaker menggunakan magnetic stearer
komersial akan memotong proses pembersihan, menggunakan suhu 80 °C selama 4 jam.
penggilingan dan pengayakan. Proses sintesa ini Setelah proses pencampuran, larutan
juga dapat menjadi solusi untuk karbon tempurung disaring dengan kertas saring. Hasil penyaringan
kelapa yang diproduksi dalam negeri yang dimasukkan kedalam boat kemudian dimasukkan
memiliki luas permukaan yang rendah untuk dapat kedalam horizontal tubular furnace untuk
dilalukan proses pirolisis. Proses pirolisis [12]. Begitu juga pada karbon yang dilakukan
dilakukan selama 5 jam dengan aliran nitrogen aktivasi (AK-A) menunjukkan isoterm kombinasi
100 ml/menit pada suhu 800 °C. Spesimen antara tipe I dan tipe II. Terlihat bahwa
kemudian didinginkan sampai pada suhu ruangan. peningkatan volume yang teradsorpsi naik
Selanjutnya, spesimen dicuci dengan aquades bertahap, menunjukkan bahwa pori-pori yang
sampai ph dari larutan mencapai 6.5 – 7 untuk lebih lebar dari mikropori mulai terbentuk.
selanjutnya disaring menggunakan kertas saring. Terlihat pula hysteresis loops yang tidak terlalu
Spesimen kemudian dikeringkan didalam oven jelas yang mana menunjukkan pori-pori berukuran
pada suhu 100 °C selama 2 jam. Karbon aktif mesopri mulai terbentuk tetapi hanya dalam
kemudian dikeluarkan dari oven dan didinginkan jumlah yang sedikit [13].
pada suhu ruangan. Sedangkan isoterm adsorpsi dan desorpsi
nitrogen pada karbon yang diproduksi dari bahan
Karakterisasi mentah batok kelapa terlihat pada Gambar 2.
Karbon aktif yang diperoleh dari hasil Terlihat bahwa terdapat peningkatan volume
sintesis kemudian dilakukan proses karakterisasi. adsorpsi pada karbon yang telah dilakukan proses
Karakterisasi yang umum dilakukan pada karbon aktivasi. Pada karbon baik yang belum diaktivasi
aktif adalah metode Brunauer–Emmett–Teller maupun yang telah diaktivasi isoterm tipe I.
(BET) untuk mengetahui luas permukaan dan Terlihat serapan yang besar pada tekanan relatif
ukuran pori karbon aktif. Pada metode BET, yang rendah dan datar pada tekanan relatif yang
analisis luas permukaan dan ukuran pori dilakukan tinggi. Hal ini menandakan bahwa karbon
dengan isoterm adsorpsi dan desorpsi gas memiliki mikropori yang tinggi [12].
Nitrogen. Alat karakterisasi BET yang digunakan Tabel 1 menunjukkan karakteristik dari
adalah Quantachrome Nova Touch. Karakterisasi karbon komersial dan karbon dari bahan mentah
untuk melihat pengaruh aktivasi pada morfologi batok kelapa berdasarkan hasil karakterisasi
permukaan karbon dilakukan dengan dengan metode BET. Terlihat bahwa terjadi
menggunakan alat Scaning Electron Microscope peningkatan luas permukaan baik pada karbon
(SEM) HITACHI SU3500. komersial maupun karbon dari bahan mentah
batok kelapa setelah dilakukan aktivasi. Demikian
HASIL DAN PEMBAHASAN halnya dengan volume pori pada karbon komersial
Gambar 1 menunjukkan isoterm adsorpsi dan karbon dari bahan mentah batok kelapa yang
dan desorpsi nitrogen pada karbon komersial. mengalami peningkatan setelah dilakukan
Terlihat bahwa terdapat peningkatan volume aktivasi. Kenaikan luas permukaan dan total
adsorpsi pada karbon komersial yang telah volume pori menunjukkan aktivasi dengan KOH
dilakukan proses aktivasi. Hal ini menunjukkan dapat menambah pori-pori baru pada karbon.
luas permukaan dan volume pori yang lebih besar. Sedangkan pada diameter pori rata-rata
Volume Teradsorpsi
AB-A
@STP (cc/g)
AB
Tekanan Relatif, P/Po
Gambar 1. Isoterm adsorpsi dan desorpsi nitrogen Gambar 2. isoterm adsorpsi dan desorpsi nitrogen
pada karbon komersial pada karbon dari bahan mentah batok kelapa
Pada karbon yang belum dilakukan aktivasi (AK) pada karbon karbon komersial terjadi penurunan
menunjukkan bentuk isoterm kombinasi antara setelah proses aktivasi. Hal ini menunjukkan
tipe I dan tipe II menurut klasifikasi International penambahan pori yang baru lebih banyak
Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC) disumbangkan oleh pori-pori ukuran mikropori.
Hal ini sejalan dengan grafik isoterm adsorpsi dan Tabel 1. Karakterisitik Karbon hasil Uji BET
desorpsi nitrogen pada gambar 1 dan 2 yang Total Diameter
Luas
berbentuk tipe I dan II. Sedangkan klasifikasi volume pori rata-
Kode permukaan
International Union of Pure and Applied pori rata
(m2/g)
Chemistry (IUPAC) tipe yang menunjukkan (cc/g) (nm)
mesopori yang tinggi adalah tipe IV. AK 580,903 0,4718 3,24
AK-A 1030,954 0,7043 2,74
AB 190,562 0,12 2,52
AB-A 574,968 0,3245 2,26
(a) (b)
Gambar 3. Hasil SEM Karbon komersial (a) sebelum aktivasi,(b) setelah aktivasi
(c) (d)
Gambar 4. Hasil SEM Karbon dari bahan mentah batok kelapa (c) sebelum aktivasi, (d) setelah aktivasi
Hasil karakterisasi karbon aktif dengan Sedangkan, untuk karbon dari dari bahan
SEM diperlihatkan pada Gambar 3 dan Gambar mentah batok kelapa setelah aktivasi bentuk
4. Gambar 3(a) adalah karakterisasi untuk karbon partikelnya serbuk berbentuk pejal dengan
komersial yang belum diaktivasi sedangkan permukaan yg lebih menumpul seperti terlihat
Gambar 3(b) adalah karakterisasi untuk karbon pada Gambar 4. Hasil aktivasi menunjukkan
komersial setelah proses aktivasi. Karbon perbedaan pada permukaan karbon yang
komersial sebelum aktivasi terlihat lebih pejal menampakkan sebaran pori tambahan.
sedangkan setelah proses aktivasi permukaan
terlihat lebih berpori. Terlihat bahwa proses KESIMPULAN & SARAN
aktifasi menghasilkan adanya pembukaan pori Sintesis dan karakterisasi pada karbon aktif
tambahan pada permukaan karbon. dari karbon komersil telah dilakukan pada
penelitian ini. Sebagai pembanding juga
dilakukan sitensis dan karakterisasi dan karbon Fakultas Pertanian. Ambon: Universitas
dari bahan mentah batok kelapa. Aktivasi dengan Pattimura, 2018
agen aktivasi KOH dapat memberikan [2] Z. Mahmud Dan Y. Ferry, “Prospek
penambahan pori, peningkatan luas permukaan Pengolahan Hasil Samping Buah Kelapa”,
dan volume pori baik pada karbon komersial dan Perspektif Review Penelitian Tanaman
karbon yang diolah dari bahan mentah batok Industri, vol. 4, no. 2, pp. 55-63, 2005
kelapa. Luas permukaan karbon komersial [3] D.L.L.F, Khornia , D.R., , Suwardiyono, K.,
meningkat dari 580,903 m2/g menjadi 1030,954 Nur, “Pengaruh Waktu Dan Suhu
m2/g sedangkan pada karbon yang diolah dari Pembuatan Karbon Aktif Dari Tempurung
bahan mentah batok kelapa terdapat peningkatan Kelapa Sebagai Upaya Pemanfaatan Limbah
dari 190,562 m2/g menjadi 574,968 m2/g. Dengan Suhu Tinggi Secara Pirolisis”,
Peningkatan volume pori juga terjadi dari 0,4718 Inovasi Teknik Kimia, Vol. 2, No. 1, Hal. 32
cc/g menjadi 0,7043 pada karbon komersial dan – 38, April 2017
0,12 menjadi 0,3245 pada karbon yang diolah [4] N. Sofyan, A. D. Rachmawati, A. Zulfia, A.
dari bahan mentah batok kelapa. Terjadi Subhan, “Pyrolysis of activated carbon from
penurunan diameter pori rata-rata, yang coconut shell and its characteristic in the
menunjukkan penambahan pori lebih banyak LiFePO4/V/C composite for lithium ion
disumbangkan oleh mikropori. battery cathode”, IOP Coference Series :
Dari hasil penelitian ini menunjukkan earth and Environmental Science, 105, 012
bahwa karbon aktif yang disintesa dari karbon – 017, 2018
tempurung kelapa komersial memberikan [5] M.A. Tadda, A. Ahsan, A. Shitu, M.
peningkatan luas permukaan yang cukup tinggi ElSergany, T. Arunkumar, Bipin Jose, M.
dengan luas permukaan diatas 1000 m2/g dengan Abdur Razzaque, N.N. Nik Daud, “A
tetap mempertahankan struktur mesopori. Selain review on activated carbon: process,
memberikan proses sintesa yang lebih cepat, application and prospects”, Journal of
karbon akktif yang dihasilkan juga memiliki Advanced Civil Engineering Practice and
potensi yang cukup menjanjikan untuk Research, 2(1):7-13, 2016
diaplikasikan pada elektroda penyimpanan [6] W. Tsai, T. Jiang, “Mesoporous activated
energi. Karbon dari tempurung kelapa yang carbon produced from coconut shell using a
diproduksi dalam negeri yang masih memiliki single-step physical activation process”,
luas permukaan yang belum cukup tinggi, juga Biomass Convers Biorefinery 8:711–718,
memiliki potensi untuk ditingkatkan luas 2018
permukaannya untuk dapat dimanfaatkan pada [7] Z. Gao, Y. Zhang, N. Song & X. Li,
aplikasi yang lebih maju termasuk pada “Biomass-derived renewable carbon
penyimpanan energi. materials for electrochemical energy
storage”, Materials Research Letters, vol. 5,
UCAPAN TERIMA KASIH no. 2, pp. 69–88, 2016
Ucapan terima kasih disampaikan kepala [8] M. Doloksaribu, B. Prihandoko, K.Triyana,
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik atas Harsojo, “ Preparation and Characterization
arahannya dan manajemen B4T atas of Activated Carbon Based on Coconut
dukungannya. Ucapan terima kasih juga Shell for Supercapacitor”, International
disampaikan kepada Prof. Brian Yuliarto Journal of Sciences: Basic and Applied
ST,M.Eng.,Ph.D. dan Achamd Subhan S.Si yang Research (IJSBAR), Volume 35, No 3, pp
telah bersedia menjadi narasumber dalam 430-437, 2017
kegiatan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga [9] M. N. M. Iqbaldin, I. Khudzir, M.I. M.
disampaikan kepada kepada Daniel Fajar Puspita, Azlan1, A.G. Zaidi1, B Surani, Z. Zubri,
Listya Utari, Najmuddin Yahya, Deni Supangkat, “Properties of coconut shell activated
Alfany Surya Permana untuk bantuannya dalam carbon”, Journal of Tropical Forest Science
kegiatan penelitian. 25(4): 497–503, 2013
[10] M.K.B. Gratuito, T. Panyathanmaporn, R.-
DAFTAR PUSTAKA A. Chumnanklang,N. Sirinuntawittaya, A.
[1] M. Gun, A. Mira, Produksi Tanaman Kelapa Dutta, “Production of activated carbon from
(Cocos nucifera L.), Badan Penerbit coconut shell: Optimization using response
ABSTRAK
Perkembangan kendaraan bermotor listrik (KBL) di dunia pada umumnya dan di Indonesia khususnya menjadi
semakin marak dan pesat seiring dengan keinginan bersama akan dunia yang lebih bersih dan bebas polusi. Secara
Nasional perkembangan ini didukung oleh pemerintah pusat dan daerah dengan program yang diharapkan dapat
mempercepat implementasi kendaraan listrik di Indonesia. Namun , permasalahan akan teknologi kendaraan listrik
terdahulu adalah terkait waktu pengisian ulang energi listrik yang memerlukan waktu lama, dan sumber energi listrik
yang tidak bersih jika dipasok dari pembangkit berbahan bakar fosil, karena hanya mengurangi polusi udara dari
kendaraan yang semula berada di dalam kota dipindahkan ke lingkungan pembangkit listrik diluar kota. Oleh karena
itu, sangat baik jika digunakan pembangkit listrik yang tidak menggunakan BBM fosil. Idealnya pembangkit listrik
yang digunakan adalah PLTH, PLTP, nuklir, maupun energi terbarukan lainnya seperti modul surya fotovoltaik.
Sejalan dengan program percepatan implementasi kendaraan listrik di Indonesia, B2TKE-BPPT melakukan penelitian
terkait dengan kendaraan listrik dan sarana pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang lebih cepat (fast
charging mode 3) untuk menjawab kekurangan yang ada pada pengisian listrik mode 1 (slow) maupun mode 2
(normal) yang dikombinasikan (hibrida) dengan fotovoltaik dan jaringan PLN untuk dua lokasi di Serpong dan
Jakarta.
ABSTRACT
The development of electric vehicles (EV) in the world in general and in Indonesia in particular is becoming
increasingly and rapidly in line with the shared desire for a cleaner and pollution-free world. Nationally, this
development is supported by the central and local governments with programs that are expected to accelerate the
implementation of electric vehicles in Indonesia. However, the problem with previous electric vehicle technology is
related to long-lasting recharging of electric energy, and un-cleaner sources of electricity also supplied from fossil
fuel power plants, as it only reduces air pollution from vehicles that were originally in the city transferred to out-of-
town power plants. Therefore, it is much better if used power plants that do not use fossil fuels. Ideally the power
plants used are hydro, geothermal, nuclear, and other renewable energy such as photovoltaic solar modules. In line
with the acceleration program of electric vehicle implementation in Indonesia, B2TKE-BPPT conducted research
related to electric vehicles and fast charging station (SPKLU) (mode 3) to solve slower charging time in electric
charging mode 1 (slow) as well as mode 2 (normal) and combined (hybrid) with photovoltaics and PLN electric grid
for two locations, in Serpong and Jakarta.
Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) KBL. Sejumlah KBL premium, seperti Tesla,
guna pengisian ulang baterai KBL. BPPT selaku mulai dimiliki masyarakat. Kehadiran mereka
lembaga pemerintah non kementrian (LPNK) untuk memanfaatkan sarana SPKLU yang
turut juga sebagai stake holder menyusun Perpres dimiliki BPPT menjadi penting, karena dari data
ini bersama Kementerian Koordinator logger yang ada pada SPKLU BPPT memberikan
Kemaritiman (Kemenkomar) selaku koordinator, banyak data riil untuk dipelajari terkait
dan kementerian-kementerian terkait seperti penggunaan energi untuk KBL.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin),
(a) (b)
(c)
(d)
Gambar 1. Bahan Penelitian (a) KBL Uji, (b) SPKLU Multi-plug, (c) Remote
Monitoring System BPPT, (d) kWh Meter Digital
dengan,
𝜂𝑃𝑉 = efisiensi modul PV
𝜂𝐵 = efisiensi baterai
𝜂𝐼𝑁𝑉 = efisiensi inverter
Dimana 𝑁𝐶 (hari) adalah jumlah hari Hasil Pengukuran Pada PLTS dan SPKLU
berawan terbanyak pada lokasi dan DOD adalah Kapasitas maximum PLTS yang terpasang
jumlah maksimum depth of discharge yang langsung pada kanopi SPKLU adalah 5 kWp, dan
diizinkan oleh baterai. ditambah backup dari PLTS atap gedung sebesar
Jika tegangan bus DC 𝑉𝐷𝐶,𝑏𝑢𝑠 diketahui, 10 kWp dan 90 kWp [8].
maka kapasitas penyimpanan 𝑆′𝐵𝐶 dalam ampere-
jam dapat dihitung
1000𝑆𝐵𝐶
𝑆′𝐵𝐶 = (10)
𝑉𝐷𝐶,𝑏𝑢𝑠
Dimana 𝑆′1,𝐵𝐶 (Ah) adalah kapasitas salah Dari panel surya yang terpasang pada
satu baterai yang dipilih untuk sistem. kanopi, terbaca energi maksimum yang diperoleh
Dengan mengetahui jumlah baterai, pada hari pengamatan adalah sebesar 12,56 kWh
hubungan antara battery bank dapat dengan (E1), peak power yang didapat adalah sekitar 4
mudah diperoleh, jumlah baterai dalam seri kWp, dimana kapasitas maksimum pada desain ini
adalah 5 kWp.
Pengamatan pada sistem 100 kWp [9], dengan constant current sekitar 28 A, constant
terbaca; radiasi matahari adalah dibawah 1000 voltage 80%, dan ini dicapai hanya dalam waktu
W/m2, pada saat puncaknya, pada rooftop 10 30 menit saja. Setelah tercapai kondisi 80% energi
kWp, dapat mengeluarkan daya hingga 9.67 kWp, tersimpan, maka sistem smart charging akan
sedangkan pada sisi 90 kWp, dapat mengeluarkan menurunkan arus masuk, dan kemudian dilakukan
output hingga mendekati 80 kWp pada pengisian dengan constant voltage dengan waktu
puncaknya. Energi yang diperoleh dari pagi pengisian yang lebih lama (normal charging)
hingga pukul 4 sore hari tercatat sebesar 379.22 hingga tercapai kondisi 100% dengan arus yang
kWh (E2). kecil untuk keamanan baterai [10]. Setelah itu
Sehingga total energi yang di peroleh dalam semua maka kemudian tegangan dan arus diputus,
satu hari dapat dihitung dengan Persamaan 14: dan proses pengisian selesai sempurna.
(a (b
ABSTRAK
Ketersediaan charging station untuk pengisian adalah masalah yang dihadapi oleh sebagian besar konsumen
Kendaraan Listrik. Stasiun pengisian ini membutuhkan daya dan energi yang cukup besar, sehingga pada umumnya
sumber energinya langsung disuplai dari Grid yang pembangkit listriknya berbahan bakar fosil. Oleh karena itu
beberapa peneliti mengkaji dan mealakukan uji coba agar listrik pengisian disuplai dari energi terbarukan. Namun
demikian tidaklah mudah karena sifat dari PLTS adalah intermittent dan hanya menghasilkan listrik pada siang hari
dengan jumlah yang terbatas. Pada makalah ini akan dipaparkan system dan analisis hasil uji coba pengisian
kendaraan listrik dengan memanfaatkan PLTS 5 kWp on grid dengan PLN. Sistem ini didesain sedemikian rupa agar
pada saat pengisian kendaraan listrik siang hari, maka energi yang dihasilkan oleh PLTS seluruhnya digunakan untuk
pengisian baterei kendaraan listrik dan kekurangannya disuplai dari grid PLN. Namun apabila tidak ada pengisian,
maka energi yang dihasilkan oleh PLTS dapat dikirim ke grid dan selanjutkan digunakan untuk keperluan lain. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa energi yang dihasilkan oleh PLTS yang sinkron dengan PLN dapat disalurkan dengan
baik untuk penyuplai kebutuhan charging station secara stabil.
ABSTRACT
The availability of a charging station for charging electric vehicles is a problem faced by most Electric Vehicle
consumers. A charging station requires a large amount of power and energy, generally it is supplied by fossil fueled
grid. Therefore, some researches have reviewed and conducted trials so that renewable energy become the energy
resource for charging station. However, it is not easy because of the intermittent nature of renewable energy that
limit its amount. In this paper the presents system and analysis of trial results of charging EV utilizing 5 kWp on grid
PV plant. This system is designed so that EV charging consume energy from both grid and PV plant the day, the
energy from PV plant is entirely used for charging and the shortage is supplied from PLN grid. The energy produced
by PV plant can be sent to grid for other purposes while there is no charging process. The test results show that the
energy produced by PLTS which works in sync with PLN can supply the charging station needs properly and stably..
berbasis baterei untuk transportasi jalan umum. ekonomis dari pada stasiun pengisian EV Solar
Percepatan program KBL Berbasis Baterai untuk PV integrated (PV-EVSE) dan stasiun pengisian
transportasi jalan diselenggarakan melalui daya dengan baterai hanya cadangan saja, namun
percepatan pengembangan industri KBL berbasis demikian masih terbilang mahal.
baterai dan penyediaan infrastruktur pengisian Pengisian baterei kendaraan listrik
listrik. Sejalan dengan itu, sejak tahun 2018, membutuhkan energi yang berasal dari sumber
setahun sebelum Perpres dikeluarkan oleh energi yang ramah lingkungan. Disamping itu
Pemerintah, BPPT telah menginisiasi penelitian membutuhkan suplai arus dan tegangan yang
tentang pengembangan teknologi charging stabil. Oleh karena beberapa peneliti telah
station. Charging station salah satu infrastrutur melakukan penelitian tentang pemanfaatan PV
yang sangat penting untuk mendukung pengisian untuk menyuplai kebutuhan listrik untuk mengisi
energi listrik ke dalam baterei mobil listrik. baterei kendaraan listrik. Beberapa penelitian
Berbagai charging station atau yang lazim sebelumnya Pengisi daya untuk kendaraan listrik
dikenal stasiun pengisian kendaraan listrik sepenuhnya didukung oleh energi matahari.
(SPKLU) sudah banyak dikembangkan akhir- Dalam kasus seperti itu, laju pengisian baterai EV
akhir ini [1-5]. Sebagian besar SPKLU adalah dibatasi oleh listrik yang dihasilkan oleh panel
terhubung ke jaringan listrik (grid PLN) secara surya. Selain itu, jika beberapa mobil EV
langsung, yang diketahui berasal dari pembangkit dicolokkan ke satu stasiun pengisian daya dan
listrik yang berbahan bakar fosil. Hal ini tentu tenaga surya dibatasi, misalnya jumlah laju
menjadi sorotan dan pertanyaan dari berbagai pengisian semua EV lebih besar dari keluaran
kalangan yang menganggap energi yang surya saat ini, maka stasiun pengisian daya perlu
digunakan apa benar-benar ramah lingkungan. menentukan cara membagi energi surya di
Diamping itu apabila nantinya SPKU ini seluruh mobil. Atau bahkan tidak dapat melayani
dipasang dimana-mana dan melakukan pengisian pengisian kendaraan listrik karena keterbatasan
secara bersamaan, tentu akan berakibat pada sumber daya dari matahari. Ini tentu tidak dapat
kestabilan jaringan listrik. Juga ditengarai memuaskan pelanggan kendaraan listrik, karena
dibeberapa negara bahwa umumnya pengisian seringkali kekurangan daya energi yang
dilakukan pada siang hari yang menyebabkan dikeluarkan oleh pembangkit listrik tenaga surya.
biaya energi cukup tinggi. Di California, harga Penelitian selanjutnya oleh Stephen Lee,
dapat naik selama periode tengah hari permintaan Srinivasan Iyengar, David Irwin, Prashant
tinggi di musim panas. Beberapa stasiun Shenoy University of Massachusetts, Amherst
pengisian daya bertenaga berasal dari PV dapat [7] memperbaiki dengan optimasi pemanfaatan
mengurangi permintaan daya tinggi selama masa energi yang dikeluarkan oleh PV secara baik
beban puncak. dengan sistem pengontrolan dalam
Zhao Andrew Burke melakukan meneliti mengalokasikan energi matahari yang dihasilkan
tentang energi untuk SPKLU berasal dari PLTS oleh PV untuk layanan berbagi mobil.
terintegrasi dengan baterai secara signifikan Memaksimalkan pemanfaatan matahari
dapat menghaluskan lonjakan pengisian daya dan memastikan algoritma menghasilkan jadwal
mengurangi pengisian dari waktu on-peak ke off- alokasi sehingga stasiun pengisian menghasilkan
peak time [6]. Menggabungkan charging station energi matahari sebanyak mungkin dan
dengan sistem penyimpanan energi (baterei) dan menghindari pemborosan. Pengaturan
solar PV menghilangkan tingginya biaya memastikan stasiun pengisian daya
permintaan yang disebabkan oleh lonjakan mengalokasikan energi untuk memaksimalkan
penggunaan daya dan memaksimalkan kepuasan pengguna, yaitu mensortir dan
penggunaan energi terbarukan secara lokal. membatasi layanan kendaraan yang baterai
Menggunakan baterai penyimpanan dan panel masih yang terisi cukup. Disamping itu juga
PV surya dengan sistem manajemen energi memperbesar kapasitas dari pada mobil surya
cerdas mengurangi pertukaran energi dengan yang terpasang. Jadi pada sistem ini tidak
grid, mengelola dan menghaluskan lonjakan menggunakan baterei, dan system tidak
permintaan pengisian EV, dan menghindari biaya terintegrasi dengan grid. Kekurangan dari pada
permintaan tinggi selama periode waktu on-peak. system ini adalah tetap saja tidak dapat melayani
Stasiun pengisian kendaraan listrik tenaga surya dengan baik para pengguna kendaraan listrik
PV dengan penyimpanan energi (PV-ESS- terutama pada saat mendung dan secara
EVSE) walaupun system ini sedikit lebih
estestikan tidak begitu indah karena hampir mode-mode ini adalah pada charging rate, yang
semua parkiran beratap PV. bervariasi pada daya charging dan level
Kemudian Mohamed O. Badawy Yilmaz keamanan. Mode 1: Charging pada mode 1
Sozer [8] melakukan penelitian tentang Penetrasi menggunakan outlet power standar tanpa adanya
sistem baterai PV ke dalam grid untuk peralatan kemanan tambahan. Oleh karena itu
mendukung meningkatnya kebutuhan pengisian instalasi listrik rumah tangga harus menjamin
cepat kendaraan listrik. Masalah optimisasi proses charging yang aman. Untuk mode 2 pada
dirumuskan bersama dengan kendala yang kabel charger terdapat in cable control dan
diperlukan dan fungsi biaya operasi dipilih protection device (ICPD). Alat ini terdiri atas
sebagai kombinasi harga jaringan listrik dan residual current protective device (RCD) dan
baterai biaya degradasi. Pada penelitiannya modul komunikasi. Pengguna terproteksi dari
disimpulkan bahwa masalah harga baterei dan kejutan listrik bahkan jika instalasi listrik rumah
degradasi dari pada life time baterei masih tetap tangga tidak terpasang RCD dan modul
menjadi kendala. G.R.Chandra Mouli, P.Bauer komunikasi mengatur daya charging ke mobil
and M. Zeman: Comparison of System menggunakan sinyal PWM. Selain dari pada itu,
Architecture and Converter Topology for a Solar konduktor pembumian juga dipantau.
Powered Electric Vehicle Charging Station [9] Untuk mode 3, panel dinding yang
memaparkan konsep arsitektur setidaknya terpasang secara permanen diperlukan untuk
Kendaraan listrik (EV) dapat diisi daya secara instalasi charging station mode 3. Panel
berkelanjutan dengan mengisi daya dari panel (wallbox) berkomunikasi ke mobil menggunakan
fotovoltaik (PV). Pengisian kendaraan di tempat PWM berdasarkan pada IEC 61851-1 atau
kerja dari PV menghasilkan penggunaan potensi menggunakan power line communication (PLC)
matahari dari gedung perkantoran dan waktu berdasarkan ISO/IEC 15118. Dengan demikian
parkir yang lama di tempat kerja membuka jalan maka daya yang digunakan untuk charging akan
bagi implementasi teknologi kendaran bermotor menyesuaikan dengan kapasitas / rating instalasi
V2G). Arsitektur sistem yang berbeda dan yang disediakan. Pada wallbox terdapat modul
topologi konverter daya untuk stasiun pengisian komunikasi, RCD, circuit breaker dan soket.
EV bertenaga surya mereka bandingkan. Sedangkan Mode 4 adalah menggunakan arus
Arsitektur yang menggunakan konverter tiga- DC dengan alat charging eksternal.
port yang menghubungkan ke EV, PV dan grid Pengoperasian charging ini diatur dari charger
memberikan beberapa keunggulan dibandingkan sendiri. Ekternal charger berkomunikasi dengan
arsitektur lainnya. mobil untuk mengatur tegangan dan arus
Prinsip kerja charger kendaraan listrik charging yang tepat. Seperti layaknya pada SPBU
Charging station berperan menyediakan mobil bakar, kabel untuk charging terpasang
arus litrik dari jaringan AC diubah ke arus DC secara permanen padan charging station. Rating
atau dengan tanpa mengubahnya langsung arus untuk charging mode 4 pun memiliki rating
menyalurkan arus AC guna mendapatkan fungsi tertinggi di antara 3 mode yang lain.
charging kendaraan listrik. Proses charging akan Pada Makalah ini menyajikan salah satu
memakan waktu kurang lebih 1-2 jam apabila sistem pengisian baterei dengan memanfaatkan
menggunakan mode fast charging. Sedang kan energi matahari yang teristegrasi dengan listrik
apabila menggunakan charger rumahan proses yang ada di dalam Gedung yang disuplai dari
charging kendaraan listrik akan berdurasi sekitar Grid PLN. Sistem tidak menggunakan baterei,
5-8 jam tergantung dari state of charge baterai karena energi yang dihasilkan oleh PLTS
awal. Pada proses fast charging sistem akan langsung dapat digunakan untuk melakukan
menggunakan arus DC dan mengkonsumsi daya pengisian kendaraan listrik. Namun apabila tidak
dalam jumlah yang cukup besar dalam waktu ada pengisian, maka energi yang dihasilkan dapat
singkat, lalu berangsur mengecil seiring digunakan untuk menyuplai kebutuhan listrik di
penuhnya state of charge baterai, umumnya dalam Gedung.
sekitar 80% dari pakasitas baterei. Sedangkan
charger rumahan menggunakan daya yang relatif BAHAN DAN METODE
lebih kecil sehingga waktu charging pun lebih Sumber energi untuk menyuplai
lama. Proses charging dapat dibagi menjadi kebutuhan charging station yang berkapasitas 22
beberapa mode. Mode-mode ini tercantum pula kW berasal dari sumber listrik PLN dan dari
pada standard IEC 61815-C. Perbedaan pada PLTS.
100
KW
50
Listrik PLN masuk ke Gedung melalui Gardu 40
R11 Tegangan menengah 20 kV. Kemudian 30
distribusikan melalui transformator TR1 untuk 20
0:01:00
1:04:00
2:09:00
3:14:00
4:19:00
5:24:00
6:29:00
7:34:00
8:39:00
9:44:00
10:49:00
11:54:00
12:59:00
14:04:00
15:09:00
16:14:00
17:19:00
18:24:00
19:29:00
20:34:00
21:39:00
22:44:00
23:49:00
untuk Gedung G620, Gedung Pencairan
Batubara, container SCP, Solar park dan juga Waktu
PTR-2
32 A
MDP CS
Gambar 3. Rangkaian sederhana PLTS, PLN dan
Charging Station
Gambar 1. Konfigurasi system kelistrikan Gedung
Seperti yang ditampakan Gambar 1 bahwa
621
suplai daya dan energi untuk charging station
berasal dari MDP-1. Dari Panel MDP-1 yang ada
digedung 621 kemudian dialirkan ke CS dengan
menggunakan kabel NYY 4 x 35 mm2 sepanjang
38 meter. Konfigurasi koneksi PLN, PLTS dan
Charging station diperlihatkan pada gambar 3.
Pembangkit listrik Tenaga Surya 5kWp gangguan pada jaringan/black out maka Inverter
Sistem PLTS 5 kW terdiri dari modul akan secara otomatis terlepas dari grid (OFF) dan
Surya atau PV dan inverter on grid. Modul surya akan terhubung kembali (ON) secara otomatis
yang terpasang merupakan modul surya jenis saat jaringan kembali normal. Inverter yang
monocrystalline dengan kapasitas modul 260 digunakan model Sunny Tripower 5000TL
Wp, maximum power voltage (Vmp) 30.6V, dengan spesifikasi seperti Tabel 1 di bawah ini.
maximum power current 8.5 A, Over Circuit
Voltage (Voc) 37.7 V dan Short Circuit Current Inverter
(Isc) 9.15 A. Tabel 1. Spesifikasi Inverter
Untuk mendapatkan tegangan yang besar, No. Parameter Spek/nilai
agar sesuai dengan tegangan inverter, maka 1. Model Sunny Tripower
modul disusun sedemikian rupa. Pada sistem 5000 TL
2. Input DC
PLTS 5 kWp ini, modul surya tersebut di susun
Max DC power 9000W
seri sebanyak 21 modul sehingga membentuk
MPP voltage range/rated 245V-
array. Karena tersusun seri, maka arus yang input voltage 800V/580V
dihasilkan sema pada seluruh rangkaian, yaitu Min. input voltage/start 150V/188V
arus maximum 8.5 A, dan tegangan maksimum input voltage
adalah 21 x 30,6V atau 642,6 Volt dan daya Max. input current 10 A
maksumum 5,46 kWp. Daya yang dihasilkan 3 Output AC
oleh modul PLTS masuk ke combiner box yang Rated power 5000 W
dilengkapi dengan fuse 15A, dan surge Max. Apparent AC 5000 VA
protection device (SPD). SPD ini berfungsi untuk Power
melindungi sistem apa bila terjadi tegangan surge Nom. Voltage 400V/230V
akibat petir atau gangguan lain. Konfigurasi Max. Output current 7.3 A
Susunan modul PV dapat dilihat pada Gambar 4 Power factor 1
di bawah ini. 4 Efsiensi 98%
Charging Station
Charging station (CS) ini berfungsi untuk
merubah tegangan AC menjadi DC kemudian
digunakan untuk mengisi baterei kendaraan
listrik. CS ini mempunyai 3 unit plug in, yaitu 2
plug in untuk DC dan 1 plug in untuk AC.
Spesifikasi plug in charging station dapat dilihat
Gambar 4. Modul PV crystalline pada Tabel 2 berikut ini.
(+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) (+) (-) Maximum
Fuse 15 A 20 kW 20 kW 22 kW
output power
Solar Modul 15 - 21
Ground
Array : 21 x 260 Wp = 5,46 kWp Output voltage 50 - 500 50 - 500 400 V +/-
Gambar 5. Susunan modul PLTS membentuk array range Vdc Vdc 10%
Maximum
Inverter On grid berfungsi mengubah daya 60 Adc 60Adc 32 Aac
output current
DC dari modul surya menjadi daya AC untuk
disalurkan ke jaringan/beban. Umumnya inverter
on grid telah memiliki kemampuan untuk Kendaraan Listrik
langsung sinkron dengan grid saat dinyalakan. Sebagai bahan uji yang untuk melakukan
Inverter On grid juga umumnya memiliki anti- pengecasan adalah menggunakan kendaraan
islanding protection yang artinya bila ada listrik jenis BEV, yaitu Mitsubishi I-Miev dengan
spesifikasi seperti yang ada pada Tabel 3. 28% (4,48 kWh) hinggal 93% (14,88 kWh)
Pengujian ini dilakukan dengan cara merekam adalah 10,4 kWh. Sedangkan energi yang
data daya dan energi yang berasal dari PLTS dan diserap dari sistem PLN dan PLTS adalah sebesar
PLN serta energi yang masuk ke baterei 12,87 kWh, ini berarti ada sekitar 2,37 kWh yang
Kendaraan listrik. menjadi rugi2 di EV Charging Station dan
peralatan lainnya. Waktu yang digunakan untuk
pengisian cepat dari 28% - 80% adalah 30 menit
40 detik dengan jumlah energi 9,19 kWh.
Sedankgan waktu yang digunakan untuk
pengisian slow dari 80% - 93% adalah 32 menit
0 detik dengan jumlah energi 3,67 kWh.
Daya (Watt)
Station untuk
mengisi battery MIEV
10,000
Gambar 6. Mitsubishi I-Miev saat pengujian Profil daya dari
8,000
sumber PLTS
6,000
Tabel 3. Spesifikasi Mitsubishi I-Miev 4,000
sebesar 2,5 kWh (19,4%). Diagram sederhana untuk mendaraan listrik, Balai Besar Teknologi
distribusi energi dari PLTS, PLN dan masuk ke Konversi Energi (B2TKE) BPPT.
baterei kendaraan listrik dapat dilihat pada
Gambar 7 berikut ini. DAFTAR PUSTAKA
PLTS 5 kWp
3,3 kWh (26%)
[1] R. Kondracki, etc ”Solar Powered Charging
Station”. ASEE 2014 Zone I Conference,
12,9 kWh
(100%)
10,4 kWh
(80.6%)
April 3-5, 2014, University of Bridgeport,
9,6 kWh (74%)
Bridgpeort, CT, USA.
2,5 kWh
(19,4%)
https://docplayer.net/13051657-Solar-
Kebutuhan lain
powered-charging-station.html
Gambar 9. Distribusi energi dari PLN dan PLTS dan [2] Su Sheng, etc. ”Energy management for solar
masuk kebaterei mobil listrik battery charging station”. 2013 IEEE 14th
Workshop on Control and Modeling for
Pengecasan kendaraan listrik tidak Power Electronics (COMPEL), Salt Lake
dilakukan setiap hari, kadang sekali dalam City, UT USA.
seminggu. Oleh karena energi yang dihasilkan https://ieeexplore.ieee.org/document/66264
oleh PLTS lebih sering digunakan untuk 26?reload=true&tp=&arnumber=6626426
kebutuhan Gedung. Berikut ini diperlihatkan [3] P. Goli and W. Shireen, ”Control and
profil produksi dan energi dari PLTS 5 kWp. Management of PV Integrated Charging
Facilities for PEVs”.
6 5 https://www.researchgate.net/publication/2
5
4
4
3
82223484
DAYA (W)
kW
3
2
2 [4] R.H. Almeida and M.C. Brito, A review of
20,9 kWh /day 21,7 kWh
1
1
technical options for solar charging stations
0 0
in Asia and Africa, Energy, Vol.3, Iss.3,
7:00
7:55
8:50
9:45
11:35
12:30
13:25
14:20
15:15
16:10
10:40
7:00
7:55
8:50
9:45
10:40
11:35
12:30
13:25
14:20
15:15
16:10
ABSTRAK
Pada akhir tahun 2018 hingga awal 2019, telah dilakukan pengujian jalan untuk kendaraan listrik jenis battery
electric vehicle (BEV) menggunakan Mitsubishi I-Miev disekitar Jakarta dan Serpong yang merupakan perwakilan
dari wilayah perkotaan di Indonesia. Namun diketahui bahwa kondisi jalanan di Indonesia itu tidak selamanya datar
dan lurus seperti jalan perkotaan pada umumnya, sehingga pada pertengahan tahun 2019, dilakukan uji coba
kendaraan listrik di Kabupaten Sumba Barat Daya untuk melihat performa kendaraan listrik pada remote area yang
kondisi jalannya berkelok-kelok, dan merupakan wilayah pesisir. Performa kendaraan diperoleh dengan mengolah
data yang ditarik melalui logger yang dipasang pada dashboard kendaraan. Dari hasil pengolahan data, diketahui
bahwa kendaraan listrik jenis BEV juga cocok digunakan pada area remote hanya saja jarak yang dapat ditempuh
menjadi lebih rendah.
Kata Kunci: Uji coba kendaraan listrik, BEV, logger, remote area
ABSTRACT
At the end of 2018 until early 2019, a road test for a battery electric vehicle (BEV) was conducted using
Mitsubishi I-Miev around Jakarta and Serpong, which are representatives of urban areas in Indonesia. However, it
is known that the road conditions in Indonesia are not always flat and straight like urban roads in general, because
of that, in the middle of 2019, that vehicle was tested in Southwest Sumba Regency to see the performance of electric
vehicles in remote areas with uneven road conditions. Vehicle performance is obtained by processing data from a
logger mounted on the vehicle dashboard. From the results of data processing, it is known that electric vehicles,
especially BEVs are also suitable for use in remote areas, but the distance that can be traveled becomes lower.
yang dikonsumsi pada saat mobil dalam keadaan berbanding lurus, dimana semakin lama waktu
standby adalah 860 W [6]. berkendara maka SoC baterai KBL juga semakin
lama akan semakin rendah, karena energi yang
Konsumsi Energi Terhadap Lama dikonsumsi semakin besar. Hal ini sama saja jika
Berkendara KBL digunakan di urban maupun remote areas.
Energi yang dikonsumsi oleh kendaraan Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.
dengan lamanya waktu berkendara ini
Konsumsi Energi Terhadap Kecepatan dan energi yang dikonsumsi berbeda. Perbedaan
Regeneratif energi yang dikonsumsi ini dikarenakan adanya
Gambar 5 memperlihatkan grafik daya regeneratif pada kendaraan disaat
hubungan antara konsumsi energi terhadap pengemudi mengangkat pedal gas dan menginjak
kecepatan dan regeneratif. Dari Gambar 5 terlihat pedal rem. Daya regeneratif ini terbentuk dari
bahwa ada beberapa trip yang memiliki jarak konversi energi kinetik menjadi energi listrik
tempuh dan kecepatan yang hampir sama, namun yang dapat disimpan pada baterai [7].
ENERGY CONSUMPTION VS SPEED & REGENERATIVE AVE
100.0 kWh Regenerative 5
90.0 Max speed Average speed 4.5
70.0 3.5
60.0 3
50.0 2.5
40.0 2
30.0 1.5
20.0 1
10.0 0.5
0.0 0
1 1 2 2 3 3 4 4 4 5 5 5 5 5 7 7 7 11 14 15 21 21 21 21 21 21 21 22 22 22 22 23 23 24
Kilometers
Gambar 5. Perbandingan Konsumsi Daya Terhadap Kecepatan dan Regeneratif
Konsumsi Energi Terhadap Jarak Tempuh Sesuai dengan rating NEDC, diketahui
Tabel 3. Spesifikasi I-Miev Berdasarkan NEDC Mitsubishi I-Miev mengonsumsi energi sekitar
No Parameter Nilai 125 Wh untuk setiap km yang ditempuh [8].
1. Range 160 km Dari hasil uji coba yang dilakukan di
2. Rated Consumption 125 Wh/km Sumba Barat Daya, konsumsi energi untuk
3. Vehicle Consumption 91 Wh/km trip/perjalanan dengan jarak tempuh kurang dari
Sumber: [8] 7 km cukup besar (diatas 125 Wh/km).
Sementara untuk jarak tempuh diatas 7 km,
konsumsi energi mendekati dengan spesifikasi lebih besar yang kemungkinan besar disebabkan
NEDC. Hal ini berarti Mitsubishi I-Miev lebih oleh adanya daya regeneratif.
efisien jika digunakan untuk jarak tempuh yang
50
0
1 2 3 4 5 7 11 21 22 23
MILEAGE [ KMS)
Gambar 6. Konsumsi Energi Terhadap Jarak Tempuh
ABSTRAK
Perpres No. 55 2019 mendorong peningkatan penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik (KBL),
termasuk KBL roda dua. Saat ini charger baterai untuk KBL roda dua umumnya memiliki daya rendah
sehingga pengisian baterai membutuhkan waktu 4 jam. Dalam riset ini, kami mencoba mengembangkan
Fast Charger untuk membagun Charging Station KBL roda dua di B2TKE-BPPT. Kami mendesain custom
rangkaian constant-current-constant-voltage (CCCV) untuk tegangan tinggi 82V, yang umumnya hanya
bekerja pada tegangan dibawah 48V. Kami menggunakan Switch-Mode-Power-Supply (SMPS) 85V untuk
mengkonversi tegangan AC menjadi DC. Output SMPS diregulasi oleh rangkaian CCCV berbasis IC
LM338 kemudian di hubungkan ke baterai. Untuk mendapatkan arus tinggi kami menambah rangkaian
current-booster menggunakan dua buah Bipolar-Junction-Transistor (BJT) 15A. Untuk melakukan
evaluasi sistem, kami telah melakukan ujicoba pendahuluan (preliminary) pengisian pada baterai KBL
Roda dua yang umum ada di pasaran yaitu jenis Lithium 72V 19,4AH (limit maksimal pengisian 12A).
Sistem kami mampu mengeluarkan arus 10,10A, sehingga untuk mengisi baterai hingga penuh
menghabiskan waktu lebih singkat 1jam dibandingkan charger 5A bawaan pabrik sebuah KBL atau yang
umum tersedia di pasaran.
ABSTRACT
Perpres No. 55 2019 encourage increased use of Electric-Motorcycle. Generally the electric-motorcycle
charger have low power so that it takes about 4 hours to fully charge. In this research, we develop a Fast-Charger to
build an Electric Motorcycle Charging Station. We design a custom of constant-current-constant-voltage (CCCV)
circuit 82V. We use 85V Switch-Mode-Power-Supply (SMPS) to convert AC to DC. The SMPS output is regulated by
the LM338-based CCCV and then connected to the battery.Wwe also added a current-booster using two BJT 15A. We
have conducted a preliminary experiment of charging on the common electric-motorcycle battery 19.2AH 72V
Lithium. Our system generated current of 10,10A so that it takes 1 hour faster to fully charge the battery compared
to the factory standard 5A charger.
tinggi. KBL roda dua dijual telah dilengkapi bagian-bagianya ditampilkan pada Gambar 1.
dengan charger baterainya. Namun charger Namun yang kami sampaikan dalam makalah ini
bawaan ini umunnya memiliki kapasitas rendah adalah bagian charger baterai, sedangkan bagian
yaitu paling tinggi 5 Ampere. Padahal baterai lain di sampaikan pada makalah lain [6][7].
KBL roda dua yang telah beredar di Indonesai Sebagaimana yang telah kami sampaikan
memiliki spesifikasi minimal 19,4 Ampere hour sebelumnya, aplikasi baterai 72 Volt di Indonesia
(Ah) berjenis Lithium Ion [5]. Sehingga untuk belum banyak, sehingga kami kesulitan dalam
melakukan pengisian baterai hingga penuh mencari referensi rangkaian charger baterai 72
membutuhkan waktu 4 jam. Tentunya faktor lama Volt. Tidak hanya itu, kami juga tidak
waktu pengisian baterai ini menjadi kendala bagi menemukan referensi rangkaian charger baterai
masyarakat Indonesia yang terbiasa mengisi 72 Volt yang berbahasa Inggris. Kebanyakan
bahan bakar kendaraan di SPBU hanya referensi charger baterai untuk tegangan 48 Volt
membutuhkan waktu sekitar 15 menit. kebawah.
Umumnya motor listrik pada KBL roda dua Oleh karena itu dalam pengembangan
bekerja pada tegangan cukup tinggi yaitu 72 Volt. charger baterai 72 Volt ini, kami melakukannya
Sedangkan aplikasi baterai 72 Volt ini tergolong dengan mengikuti dasar rangkaian charger
baru di Indonesia sehingga belum banyak tersedia baterai. Seperti yang ditampilkan pada Gambar 2,
produk charger baterai 72 Volt di pasaran. Yang pada umumnya rangkaian charger baterai terdiri
artinya belum ada banyak alternatif bagi pengguna step down, rectifier, voltage regulator, dan
KBL roda dua untuk dapat mengisi baterai current regulator [8].
kendaraanya dengan lebih cepat.
84VDC
220VAC Battery Protektion
Charger
Regulator Circuit
- Constant Current 15A
Current Voltage
Sensor Sensor CAN BUS
Socker
Control Unit
Power
- Arduino Based
Protection
CAN BUS
CAN BUS Comunication
Module
Pengisian baterai cepat terdiri dari dua menggunakan produk yang dijual dipasaran. Kami
mode yaitu mode constant current ketika menggunakan rectifier jenis SMPS 90 Volt 17
pengisian dari kosong hingga 80%, dan constant Ampere, seperti yang ditampilkan pada Gambar 4.
voltage ketika pengisian baterai dari 80% hingga Untuk rangkaian CC dan CV kami buat
100% [9][10]. menggunakan IC LM338 yang merupakan IC
voltage dan current regulator [11]. Raangkaian
BAHAN DAN METODE CC dan CV ditampilkan pada Gambar 5 dan
Pengembangan fast charger baterai ini Gambar 6. IC ini umum digunakan untuk
kami lakukan dengan tahapan: mencari referensi, membuat charger baterai 5 Ampere untuk
membuat desain, simulasi software, simulasi tegangan dibawah 48V. Namun berdasarkan
rangkaian, uji coba pengisian baterai, dan logging eksperiment yang telah kami lakukan, IC ini pada
data pengisian baterai. tegangan 72 Volt hanya mampu menghasilkan
Desain charger baterai yang kami arus maksimum 1,1 Ampere. Sehingga kami
kembangkan ditampilkan pada Gambar 3. menambahkan rangkkaian Current Booster (CB)
Stepdown dan rectifier menurunkan dan pada rangkaian CC dan CV. Kami membuat
mengubah tegangan 220 Volt AC menjadi 90 Volt rangkaian CB menggunakan transistor BJT TIP
DC. Rangkaian Constant Current (CC) megatur 2955 PNP dan TIP 3055 NPN. Transistor tersebut
arus pengisian baterai agar konstan. Mode CC dapat bekerja pada tegangan 100 Volt dan Arus
bekerja pada pengisian baterai 0-80%. Rangkaian maksimal 15 Ampere [12]. IC LM338, Transistor
Constant Voltage mengatur tegangan pengisian TIP 2955, Transistor TIP 3055 ditampilkan pda
baterai agar konstan. Mode CV bekerja pada Gambar 4.
pengisian baterai 80-100%. Switch berfungsi
sebagai selector mode pengisian baterai yang
dikendalikan oleh Control Unit (Arduino). Sensor
arus dan sensor tegangan berfungsi untuk
memonitor dan proteksi proses pengisian baterai.
Relay berfungsi sebagai proteksi untuk memutus
(a) (b) (c)
proses pengisian baterai apabila terjadi keadaan
dadurat (over voltage, over current, battery over
Gambar 4. (a) SMPS 90V 17A; (b) IC LM338; (c)
temperature). Baterai dan Control Unit dapat TIP 2955 & TIP 3055
berkomunikasi melalui protocol CAN Bus [7].
Step-down & rectifier merupakan kom-
ponen yang telah umum dan banyak tersedia di
pasaran, sehingga untuk bagian ini kami
Saran
Hasil ujicoba awal (preliminary) yang
kamilakukan memiliki hasil yang menjanjikan
yaitu pengisian baterai yang lebih singkat, namun
masih perlu dilakukan optimasi rangkaian CC
sehingga pengisian baterai 0-100% hanya dalam 1
jam. Kemudian untuk pengembangan charger
baterai degnan arus pengisian lebih besar misalnya
20 Ampere agar pengisian baterai hanya 1 jam,
baterai bahan ujicoba yang tersedia sekarang tidak
dapat digunakan karena memiliki limit pengisian
Beban 8 Ampere maksimum 12 Ampere, sehingga juga diperlukan
Gambar 8. Hasil ujicoba sistem dengan load baterai bahan ujicoba yang kemapuannya sesuai.
simulator
ABSTRAK
Salah satu cara meningkatkan kualitas blade mesin pembuat tepung tempurung kelapa agar daya tahan blade
dari tingkat keausan atau kerusakan lebih tinggi adalah melalui pengerasan blade dengan metode karburisasi dalam
suatu media tungku karburisasi. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu perancangan dan perekayasaan tungku
karburisasi. Tungku karburisasi didesain agar mampu bekerja sebagai peralatan untuk proses karburisasi blade dengan
kapasitas 16 blade per proses karburisasi dengan holding time 4 jam pada temperatur 950 C. Desain tungku
karburisasi yang disajikan dalam karya tulis ini adalah desain tungku yang menggunakan pemanas jenis elemen
pemanas listrik dengan daya 12.000 Watt. Berdasasarkan fungsinya, tungku karburisasi dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu pertama tungku bagian luar yang disebut dengan tungku utama yaitu tungku yang menjadi pemanas utama
dan kedua adalah tungku bagian dalam yang disebut dengan kotak karburisasi yaitu kotak yang menjadi ruang
terjadinya proses karburisasi. Unjuk kerja tungku pada kondisi kosong memperlihatkan bahwa peningkatan panas
tungku dari suhu lingkungan sampai suhu austenite 950 C sangat cepat. Akan tetapi pada saat tungku diberi beban
berupa media karburisasi serta blade memperlihatkan peningkatan suhunya sangat lambat.
Kata Kunci: tungku karburisasi, media karburisasi, proses karburisasi, holding temperature.
ABSTRACT
One way to improve the blade quality of coconut shell flour making machine so that blade durability from wear
or damage is higher is through hardening of the blade by carburizing method in a carburizing furnace media.
Therefore it is necessary to design a carburizing furnace for the blade. The carburization furnace is designed to be
able to work as equipment for the carburization process of a blade with a capacity of 16 blades per carburization
process with a holding time of 4 hours at a temperature of 950 C. The design of the carburizing furnace presented in
this paper is the design of a furnace that uses electric heating element with a power of 12.000 Watts. Based on its
function, the carburization furnace can be divided into two parts, the first is the outer furnace called the main furnace
as a main heater and second is the inner furnace, called the carburization chamber, which is the chamber in which
the carburization process occurs. Furnace performance without load shows that furnace temperature increase from
ambient temperature to austenite temperature of 950 C is very fast. However, when the furnace is given a load of
carburization media and the blade, the furnace shows a very slow increase in temperature.
Q1 = m1.c1.T
= (0,003 x 7900) kg x 460 J/kg. C x 950 C
= 10.356.900 Joule Gambar 8. Gambar desain tungku
Jumlah kalor yang dibutuhkan arang:
Q2 = m2.c2.T
= (0,125 x 208) kg x 34 J/kg. C x 950 C
= 839.800 Joule
Jumlah kalor yang dibutuhkan blade:
Q3 = m3.c3.T
= (0,0052616x7900) kg x 460 J/kgC x 950C
= 18.164.622 Joule
Jumlah kalor efektif yang dibutuhkan untuk
meningkatkan suhu kotak karburisasi hingga
950 C adalah:
Qefektif = Q1 + Q2 + Q3
= (10.356.900 + 839.800 + 18.164.621)
Joule
= 29.361.321 Joule
Gambar 9. Gambar desain tungku karburisasi
Sehingga energi listrik yang harus dihasilkan oleh
pemanas listrik jika diasumsikan efisiensi
pembakaran 20% adalah:
Pembahasan.
Untuk mengetahui unjuk kerja tungku
karburisasi perlu dilakukan pengujian tungku,
baik dalam keadaan tanpa beban maupun dalam
keadaan dengan beban.
Beban tungku terdiri dari arang tempurung
kelapa yang ditambahkan barium karbonat serta
blade yang akan dikarburisasi.
Suhu (°C)
4:00 353 614 600
5:00 407 695
6:00 458 764 400
7:00 505 833
8:00 549 870 200
9:00 589 907
0
10:00 625 950 9:00 10:00 11:00 12:00 13:00 14:00
11:00 658 950 Waktu (WIB)
12:00 687 950
13:00 712 950 Gambar 12. Grafik pengamatan suhu tanpa beban
Tabel 4. Pengamatan ketiga suhu dengan beban 5
Desember 2019
Waktu Suhu Suhu Pengamatan Suhu Tungku
Pukul Media/chamber Tungku Karburisasi
(WIB) (⁰C) (⁰C) Tanggal 23 Oktober 2019
3:00 28 26 1000
4:00 240 260 900
5:00 495 434 800
6:00 562 544 700
Suhu (°C)
600
500 dan suhu chamber anjlok. Hal ini terjadi
400 dikarenakan terjadi mati listrik sekitar 30 menit,
300 sehingga baik suhu media ataupun suhu chamber
200 terjadi penurunan dan kemudian naik kembali.
100 Tabel 3 di atas adalah data pengamatan
0 kedua untuk suhu dengan menggunakan beban
arang tempurung kelapa plus barium karbonat
ditambah blade yang akan dikarburisasi. Dalam
Waktu (WIB) kondisi ini terlihat interval waktu yang
diperlukan untuk mencapai suhu 950 C adalah
Gambar 14. Grafik pengamatan kedua suhu dengan sekitar 13 jam . Hal ini terjadi dikarenakan terjadi
beban kebocoran panas yang tembus melalui dinding
isolasi.
Tabel 4 di atas adalah data pengamatan
Pengamatan Suhu Tungku ketiga untuk suhu dengan menggunakan beban
arang tempurung kelapa plus barium karbonat
Karburisasi
ditambah blade yang akan dikarburisasi. Dalam
Tanggal 5 Desember 2019 kondisi ini terlihat pada jam kempat dan kelima
1000 terjadi penurunan suhu media. Hal ini terjadi
900 dikarenakan elemen pemanas tambahan putus
800 sehingga daya listrik turun dari 12.000 Watt
700 menjadi 8.000 Watt. Penurunan daya listrik ini
Suhu (°C)
600
500
tidak mempengaruhi suhu chamber dikarenakan
400 posisi elemen pemanas berada pada bagian
300 bawah media.
200
100 KESIMPULAN
0
Desain tungku karburisasi terdiri dari
badan tungku, kaki, penutup, kotak karburisasi
dan media karburisasi. Media karburisasi
Waktu (WIB)
menggunakan arang tempurung kelapa yang
dicampur dengan katalis seperti barium karbonat
Gambar 15. Grafik pengamatan ketiga suhu dengan yang berfungsi untuk meningkatkan produksi
beban molekul karbon monoksida.
Unjuk kerja tungku pada kondisi kosong
Pada pengamatan suhu tanpa beban, memperlihatkan bahwa peningkatan panas
ditunjukan pada tabel 1, adalah kondisi dimana tungku dari suhu lingkungan sampai suhu
elemen pemanas yang terpasang sebesar 8.000 austenite 950 C sangat cepat. Akan tetapi pada
Watt. Interval waktu yang diperlukan untuk saat tungku diberi beban berupa media
mencapai suhu 950 C adalah sekitar lima jam. karburisasi serta blade memperlihatkan
Interval waktu yang cukup lama untuk peningkatan suhunya sangat lambat.
mencapai suhu 950 C dikarenakan terjadi
kebocoran energi yang terbuang ke lingkungan
ABSTRAK
Telah dilakukan perhitungan keluaran energi listrik sistem PLTS terhubung jala-jala selama periode satu tahun
di Kabupaten Sumba Barat Daya. Sistem PLTS dilengkapi dengan perangkat energy management system (EMS)
merupakan hasil revitalisasi sistem PLTS eksisting yang dilaksanakan tahun 2017. Sistem PLTS terbangun dari array
PV 400 kWp, 16 unit PV converter @25 kW, 6 unit dc/ac inverter @50 kW, dan battery bank 1.152 kWh. Kinerja
EMS didukung oleh smart power management (SPM), battery monitoring unit (BMU) dan smart meter controller
(SMC). Sistem PLTS dilengkapi dengan SCADA yang memungkinkan kinerja sistem dapat dimonitor dari jarak jauh
secara real time. Dengan penerapan EMS, sistem PLTS disusun menjadi 2 sub-sistem terpisah yang simetris masing-
masing mempunyai jumlah komponen, spesifikasi teknis dan kapasitas daya yang sama. Keluaran listrik kedua sub-
sistem ke jala-jala diatur oleh EMS agar menghasilkan daya total yang konstan pada level dan selang waktu tertentu.
EMS telah mengatur besaran daya listrik yang dihasilkan oleh kedua sub-sistem, yakni masing-masing 65% dan 35%
dari daya total yang disalurkan ke jala-jala. Pola pengaturan ini bekerja bergantian setiap harinya dengan
mempertimbangkan ketersediaan energi listrik battery bank pada masing-masing sub-sistem. Energi listrik yang telah
dihasilkan sistem PLTS selama tahun 2018 sebesar 451,77 MWh, diantaranya 449,52 MWh disalurkan ke jala-jala,
dan sisanya 2,25 MWh digunakan untuk kebutuhan beban internal ruang kontrol. Pada makalah ini akan dijelaskan
secara detil prinsip kerja dan kinerja dari sistem PLTS dalam menghasilkan energi listrik selama perioda satu tahun.
Pengolahan data dilakukan dengan menganalisa data-data yang tersimpan pada data logger selama satu tahun.
ABSTRACT
Electrical energy calculation have been carried out on a PV-grid system for a period of one year in Southwest
Sumba Regency. The PV system is equipped with an energy management system (EMS) which is the result of
revitalization of the existing PV system implemented in 2017. The PV system is compossed of a 400 kWp PV array, 16
PV converter units @ 25 kW, 6 dc/ac inverter units @ 50 kW, and battery bank of 1,152 kWh. EMS performance is
supported by smart power management (SPM), battery monitoring unit (BMU) and smart meter controller (SMC).
The PV system is also equipped with SCADA which allows system performance to be monitored remotely in real time.
With the implementation of EMS, the PLTS system is arranged into 2 separate symmetrical sub-systems, each of which
has the same number of components, technical specifications and power capacity. The electrical output of the two
sub-systems to the grid is regulated by EMS so that it produces a constant total power at a certain level and time
interval. EMS has regulated the amount of electrical power generated by the two sub-systems, namely 65% and 35%
of the total power supplied to the grid, respectively. This regulatory pattern will change every day by considering the
availability of battery power electricity in each sub-system. The electrical energy produced by the PV system during
2018 is 451.77 MWh, of which 449.52 MWh is supplied into the grid, and the remaining 2.25 MWh is used for internal
load needs of the control room. This paper will explain in detail the working principles and performance of the PV
system inverters in producing electricity for a period of one year. Data processing is carried out by analyzing the data
stored in the data logger for one year.
keluaran daya listrik dari masing-masing inverter keluarannya, semua diatur oleh EMS. Untuk lebih
pada Line 1 dan Line 2. jelasnya akan diperlihatkan pada bab berikutnya
Gambar 4. Tampilan blok diagram sistem PLTS dengan teknologi EMS pada layar monitor
Pada Gambar 4 ditunjukkan, keluaran daya dalam bentuk grafik. Pada Gambar 4 juga
array PV Line 1 (No.1 dan 2) sebesar 135,7 kW. diperlihatkan adanya “System load” sebesar 7,8
Pada saat yg sama Line 1 yang terhubung dengan kW, ini menunjukkan beban-beban peralatan
3 unit inverter yang sedang bekerja menghasilkan listrik yang terpasang di dalam ruang kontrol,
keluaran daya listrik sebesar 138,4 kW. Ini berarti seperti AC, blower, lampu, komputer, monitor
ada tambahan daya listrik sebesar 2,7 kW yang TV, dan UPS.
diperoleh dari battery bank Line 1. Suplai energi
listrik dari battery bank ke inverter akan terus KELUARAN ENERGI LISTRIK
mengalir selama produksi listrik dari array PV Berdasarkan hasil pengolahan data, total
kurang dari 138,4 kW. Sementara itu pada saat energi listrik sistem PLTS yang telah disalurkan
yang sama, produksi listrik total dari array PV ke jala-jala selama tahun 2018 mencapai 449,52
Line 2 sebesar 123,8 kW, dan hanya dikeluarkan MWh. Angka ini dihasilkan oleh ke 6 unit inverter
oleh inverter pada Line 2 sebesar 73,1 kW ke jala- pada Line 1 dan 2 yang masing-masing distribusi
jala. Ini menunjukkan ada kelebihan daya 50,7 kW suplai energinya diperlihatkan pada Gambar 5.
yang selanjutnya akan disimpan ke battery bank Inverter pada Line 1 dinyatakan dengan kode Inv-
Line 2. Hasilnya terlihat pada nilai prosentase 1-1, Inv-2-1, dan Inv-3-1, dan pada Line 2 dengan
kapasitas daya battery bank Line 2 yang cukup Inv-1-2, Inv-2-2, dan Inv-3-2. Terlihat jelas, Inv-
tinggi atau yang dikenal state of charge (SoC) 3-2 bekerja paling lama dengan keluaran energi
sebesar 92,5%. Sementara itu nilai SoC pada hampir 100 ribu kWh/tahun. Keluaran Inv-1-1 dan
battery bank Line 1 lebih rendah, yakni 78,1%, Inv-2-1 cukup berimbang pada angka sekitar 81
dan nilainya akan terus menurun apabila produksi ribu kWh, begitu juga dengan Inv-1-2 dan Inv-2-2
listrik dari array PV Line 1 juga menurun. Namun pada level sekitar 67 ribu kWh. Sementara itu Inv-
sebaliknya pada saat produksi listriknya melebihi 3-1 menghasilkan energi listrik paling rendah
138,4 kW maka selisihnya akan di simpan ke sekitar 52 ribu kWh. Salah satu penyebab muncul-
dalan battery bank. nya perbedaan keluaran energi listrik dari ke 6 unit
Pada keesokan harinya, tampilan pada inverter adalah adanya perawatan rutin dan
Gambar 4 akan berubah. Pola kerjanya berganti perbaikan kerusakan beberapa komponen inverter,
sesuai dengan pengaturan EMS, Line 2 mensuplai selain itu juga adanya pengaturan kerja inverter
keluaran daya sebesar 65%, dan Line 1 sebesar melalui EMS oleh operator.
35% dari total keluaran daya 210 kW, seperti yang Pada Gambar 6 ditunjukkan kinerja dari ke
telah dijelaskan sebelumnya pada bab kinerja 3 unit inverter pada Line 2. Meskipun pada
sistem PLTS. Inverter nomor berapa yang akan Gambar 5 inverter 1 dan 2 hampir sama kinerjanya
bekerja pada Line 1 dan 2 dan berapa besar daya pada akhir tahun, namun kinerja pada setiap
bulannya sangat beragam. Kinerja cukup unik PLTS per-bulannya. Hal yang menarik adalah
terjadi pada bulan Agustus hingga Oktober, jumlah energi yang dihasilkan per-bulannya tidak
inverter 2 menunjukkan kinerja yang minimum rata (flat) dalam rentang waktu 12 bulan. Hal ini
pada level yang hampir sama pada kisaran 2.100 disebabkan kinerja sistem PLTS Bilacenge
kWh. Dari hasil penelusuran data menunjukkan dimonitor setiap saat secara real time oleh
inverter 2 mengalami perbaikan dan penggantian operator Kyudenko di Jepang melalui SCADA.
komponen pada rentang waktu tersebut, sehingga Dengan peralatan komu-nikasi tersebut, parameter
kinerja 2 unit inverter lainnya dimaksimalkan EMS dapat dirubah setiap waktu apabila kondisi
untuk memenuhi pengaturan dari EMS. Sementara cuaca setempat di lokasi PLTS kurang mendukung
itu inverter 3 menunjukkan kinerja yang selalu sehingga akan berpengaruh pada level SoC battery
lebih tinggi dari inverter lainnya, dan hasil ini bank. Apabila level SoC battery bank ke 2 Line
bersesuaian dengan yang telah ditunjukkan pada cukup rendah karena faktor cuaca sehingga
Gambar 5. charging dari array PV berkurang, maka keluaran
daya sistem PLTS ke jala-jala akan diatur pada
level di bawah nilai standar 210 kW dan atau
memperpendek jam kerja sistem. Pengaturan ini
umumnya dilakukan pada rentang waktu musim
hujan atau cuaca berawan yang secara signifikan
menurunkan produksi listrik array PV karena
terhalanginya pancaran cahaya matahari menuju
permukaan sel PV. Penyebab yang lainnya adalah
waktu perawatan rutin. Sistem PLTS akan di shut
down untuk beberapa waktu lamanya hingga
semua komponen sub-sistem dinyatakan dalam
Gambar 5. Keluaran energi listrik setiap inverter pada kondisi baik untuk dioperasikan kembali.
Line 1 dan 2
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Sistem PLTS Bilacenge telah menunjukkan
kinerja yang baik dengan menghasilkan
keluaran daya listrik yang konstan yang
disalurkan ke jala-jala. Penyaluran daya yang
konstan dari sistem PLTS ini akan mampu
menjaga kualitas daya listrik pada jala-jala
dalam memenuhi kebutuhan energi listrik
kepada masyarakat.
Gambar 6. Keluaran energi listrik ke 3 unit inverter 2. Dari hasil pengamatan pada sistem kelistrikan
pada Line 2 setempat, koneksi sistem PLTS di Bilacenge
dengan jala-jala, secara signifikan telah
mengurangi permasalahan trip yang sering
terjadi karena keterbatasan kemampuan PLN
setempat dalam menyediakan energi listrik
untuk kebutuhan beban di masyarakat.
Saran
1. Penggunaan SCADA pada sistem PLTS
dimungkinkan kalau di daerah tersebut tersedia
jaringan komunikasi internet sehingga
Gambar 7. Keluaran energi listrik sistem PLTS memudahkan pengaturan perubahan parameter
EMS. Untuk daerah-daerah yang tidak
Pada Gambar 7, ditunjukkan energi listrik terjangkau jaringan komunikasi, maka sistem
yang dihasilkan oleh ke 6 unit inverter sistem PLTS perlu dilengkapi dengan perangkat
prakiraan cuaca terhubung satelit yang mampu Renewable Energy Technical Document”,
memberikan masukan kepada EMS untuk Kyudenko, Japan, 2016.
mengatur kinerja sistem PLTS pada keesokan [4] Matsu Mura, Saki Mura, and Yoshioki
harinya secara otomatis agar sistem tetap Tanaka, “Energy Management System in
terjaga performanya. Sumba, Operation Overview Manual”,
2. Di daerah dengan kapasitas daya jala-jala Kyudenko, Japan 2017.
[5] Hamzah Hilal, Riza, Andhika Prastawa,
terbatas, apabila terjadi trip maka seluruh
Toshiaki Matsumura, “Turning Renewable
daerah akan mati lampu. Tentunya hal ini akan Energy be a Dispatchable Electric Generation
merugikan konsumen yang membutuhkan Through Energy Management System Tech-
suplai listrik yang kontinu pada kegiatan nology: Sumba Smart Micro Grid Case”, The
usahanya. Maka sistem PLTS yang akan 4th IEEE Conference on Power Engineering
dibangun perlu dilengkapi dengan proteksi and Renewable Energy, ICPERE, 2018.
islanding, artinya sistem PLTS akan tetap [6] S. Kouro, J.I. Leon, D. Vinnikov, L.G.
mampu beroperasi untuk melayani masyarakat Franquelo, “Grid-Connected Photovoltaic
pada daerah tertentu meskipun jala-jala Systems: An Overview of Recent Research
mengalami gangguan trip. and Emerging PV Converter Technology”,
3. Sistem PLTS dengan teknologi EMS ini perlu IEEE Industrial Electronics Magazine 9(1):
diterapkan untuk daerah lainnya di Indonesia pp. 47-61, March 2015.
yang mengalami masalah keterbatasan baik [7] Muammar Zainuddin, “Pengaruh Masuknya
PLTS on Grid Skala Besar Pada Sistem
pada kapasitas daya sistem pembangkit
Distribusi 20 KV Terhadap Kualitas
konvensionalnya (genset) dan juga infra- Tegangan dan Rugi-rugi Daya”, [Online]
struktur penyaluran BBM. Avilable: https://www.researchgate.net/
publication/324913815.
DAFTAR PUSTAKA [8] N. Srisaen , A. Sangswang, “Effects of PV
[1] Kholid Akhmad, Eka Nurdiana, Nur Aryanto, Grid-Connected System Location on a
Hamzah Hilal, “Performance of the PV Sub- Distribution System”, IEEE Asia Pacific
system in Smart Micro Grid Sumba”, IJITEE, Conference on Circuits and Systems. 4-7
Vol.1, Num.1, 2017. Dec. 2006.
[2] _________, “JICA Collaboration Program [9] S. Gayas, M. Ilyas, “Grid-Interactive Solar
for Dissemination of Energy Management Inverters and their Impact on Power System
System for Micro-grid Indonesia”, JICA, Safety and Quality”, International Journal
Kyudenko, 2016. for Research in Applied Science &
[3] Matsu Mura and Yoshioki Tanaka, “Energy Engineering Technology (IJRASET), Vol. 7,
Management System Stable Suplay of Issue VI, pp. 1812-1818, June 2019.
ABSTRAK
Indonesia mempunyai potensi energi bayu untuk pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) sebesar 60,6 GW dan
saat ini masih sangat kecil potensi yang sudah dimanfaatkan. PLTB Sidrap merupakan salah satu pemanfaatan energi
bayu tersebut dan sudah beroperasi sejak tahun 2018 dengan kapasitas terpasang 75 MW. PLTB secara teknis sudah
berperan dalam menyumbang pengembangan energi baru terbarukan (EBT), namun secara ekonomis pengembangan
ke depan masih banyak tantangan yang harus diselesaikan. Dalam makalah ini dilakukan inventarisasi perencanaan
pengembangan PLTB dan dianalisis berdasarkan kebijakan biaya pokok penyediaan (BPP) pembangkitan.
Pengembangan PLTB berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) pada tahun 2025 direncanakan mencapai
1.800 MW, sedangkan dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sekitar 1.007 MW. Rencana ini
terkait dengan target pemerintah dalam Kebijakan Energi Nasional (KEN) untuk meningkatkan bauran EBT sebesar
23% dari total penyediaan energi nasional pada tahun 2025. Target pengembangan EBT banyak mengalami kendala
terutama dengan dikeluarkannya kebijakan BPP pembangkitan. BPP pembangkitan mengatur harga pembelian listrik
untuk setiap wilayah kepada investor pembangkit listrik. Kebijakan ini membuat banyak potensi PLTB tidak ekonomis
untuk dikembangkan. Pemikiran dan terobosann baru perlu dicari supaya target bauran EBT dalam KEN dapat
tercapai.
ABSTRACT
Indonesia has the potential for wind energy for power plants of 60.6 GW and currently the potential is still
very small to be utilized. Sidrap wind power plant is one of the utilization of wind energy and has been operating since
2018 with an installed capacity of 75 MW. Wind power plant technically has a role in contributing to the development
of new and renewable energy (NRE), but economically the future development still has many challenges that must be
resolved. In this paper, an inventory of wind power plant development planning is carried out and analyzed based on
the basic cost of electricity provision policy.The development of wind power plant based on the General Plan on
National Energy (RUEN) in 2025 is planned to reach 1,800 MW, while in the Electricity Supply Business Plan
(RUPTL) is planned around 1,007 MW. This plan is related to the government's target in the National Energy Policy
(KEN) to increase the NRE mix by 23% of the total national energy supply in 2025. The target of developing NRE has
experienced many obstacles, especially with the issuance of the basic cost of electricity provision policy. Basic cost
of electricity provision policy regulates the purchase price of electricity for each region to the power plant investor.
These policy makes many wind power plant potentials uneconomical to develop. New thoughts and breakthroughs
need to be sought therefore the target of the NRE mix in KEN can be achieved.
Sumber: http://indonesia.windprospecting.com
Gambar 1. Peta Kecepatan Angin di Indonesia
menjadi 28,0 GW pada tahun 2050 atau 46% dari pengembangan ini prospektif, namun secara
potensi tenaga bayu yang sebesar 60,6 GW. keekonomian belum tentu layak untuk
Rencana tersebut merupakan committed project dikembangkan.
dari pemerintah pusat dan belum dapat memenuhi
target kapasitas yang direncanakan dalam KEN. Pembangkit Intermiten
Diharapkan pemerintah daerah turut berperan PLTB merupakan pembangkit yang bersifat
mengembangkan potential project sesuai dengan intermiten. Intermiten berarti tidak dapat
prospeknya. Keseluruhan potensi, kapasitas memberikan daya listrik yang tetap selama 24 jam
terpasang PLTB untuk setiap provinsi dan 85% sehari. Sifat intermiten ini dapat diperlihatkan
BPP pembangkitan serta penggunaan listrik per pada kurva pembebanan PLTB Sidrap seperti
kapita ditunjukkan pada Tabel 1. ditunjukkan pada Gambar 2. Ketidakstabilan daya
Berdasarkan RUPTL [6], pengembangan listrik tersebut dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan
kapasitas PLTB sampai tahun 2025 hanya sebesar iklim. Oleh karena itu dalam operasional PLTB
850 MW yang jauh lebih kecil dibandingkan harus dibarengi dengan pembangkit lain yang
dengan RUEN. Rencana pengembangan yang dapat memasok listrik secara kontinu. PLTB perlu
besar berada di wilayah Pulau Jawa yang terinterkoneksi dengan pembangkit lain yang
disesuaikan dengan besarnya kebutuhan listrik di tidak intermiten. Dalam interkoneksi ini harus
wilayah tersebut. Secara teknis, rencana memenuhi aturan jaringan sistem tenaga listrik
(grid code). Grid code merupakan peraturan, frekuensi otomatis [10]. PLTB perlu dilengkapi
persyaratan, dan standar untuk menjamin dengan sensor cuaca supaya dapat memprediksi
keamanan dan keandalan dalam pengoperasian keluaran daya. Keluaran daya PLTB yang sangat
sistem secara efisien untuk memenuhi kebutuhan bervariasi harus diimbangi dengan spinning
tenaga listrik. Sistem dilengkapi dengan reserve yang cukup agar frekuensi sistem tetap
pengendali operasi sistem (dispatcher) yang terjaga [9]. Berdasarkan grid code, rentang
melaksanakan pengendalian operasi sistem sesuai frekuensi sistem diatur supaya operasi sistem tetap
ketentuan grid code. stabil. Apabila frekuensi sistem berada di luar
Sifat intermiten PLTB dapat diantisipasi ambang batas, maka akan berakibat pemadaman
dengan peralatan pengaturan tegangan dan pembangkit lain, sehingga perlu penggunaan
automatic dispatch control (ADC) atau layak untuk dikembangkan PLTB, kecuali di sub
supervisory control and data acquisition sistem kecil, seperti Karimun Jawa, Pulau Panjang
(SCADA) untuk sistem interkoneksi yang besar. dan Pulau Weh. Disamping keekonomian
Pengoperasian PLTB yang intermiten menjadi tersebut, masih ada parameter penting lainnya
tantangan tersendiri bagi pengembang pembangkit yang perlu dipertimbangkan yaitu kebutuhan
energi terbarukan. listrik di wilayah tersebut, adanya jaringan
interkoneksi dengan pembangkit lain yang
Data Teknis PLTB dan Power Purchase kontinu, serta sudah memenuhi ketentuan grid
Agreement code.
Data teknis dan keekonomian PLTB Sidrap
dapat menjadi pedoman dalam pengembangan Tabel 2. Data Teknis Kincir Angin [13]
PLTB selanjutnya. PLTB Sidrap dioperasikan
oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi dengan investasi Data Keterangan
sebesar 150 juta USD. PT UPC Sidrap Bayu Umum
Energi merupakan konsorsium yang terdiri atas Daya 2,625 MW
UPC Renewables Asia I, UPC Renewables Asia Kelas angin IEC IA/IIA/S
III, Sunedison dan Binatek Energi Terbarukan. Kontrol Pitch dan kecepatan variabel
Turbin angin buatan Siemens dengan tipe Temperatur Rentang 20oC – 35oC
Gamesa. Wilayah Sidenreng Rappang (Sidrap) operasi standar
memiliki kecepatan angin yang bagus yaitu sekitar Rotor
7 m/s [11, 12]. Data teknis kincir angin PLTB Diameter 114 m
Sidrap yang lengkap ditunjukkan pada Tabel 2. Swept area 10.207 m2
Kepadatan daya 257,18 W/m2
Penandatanganan jual beli listrik atau Sudu-sudu
power purchase agreement (PPA) untuk PLTB Panjang 56 m
Sidrap antara PLN dan pengembang sudah Material Fiberglass diperkuat dengan
dilakukan tanggal 18 Agustus 2015 dengan harga resin epoksi atau poliester
sebesar 11,41 cent$/kWh [4]. Sedangkan untuk Tinggi Tower 80 m
PLTB Tolo I, PPA telah dilakukan tanggal 14 Tipe Gearbox 3 stages
November 2016 dengan harga jual listrik sebesar Generator
10,89 cent$/kWh [14]. Pemerintah mengharapkan Tipe Mesin induksi doubly-fed
harga jual listrik untuk PLTB yang akan dibangun Tegangan 690 V AC
mendatang bisa lebih murah dari sebelumnya. Frekuensi 50 Hz/60 Hz
Kelas proteksi IP 54
Analisis BPP Pembangkitan Faktor daya 0,95
Sugiyono dan Wijaya [8] sudah membahas
BPP pembangkitan tahun 2018 per wilayah PLN Wilayah yang mempunyai prospek untuk
sesuai dengan Keputusan Menteri ESDM No. pengembangan PLTB berdasarkan BPP
55.K/20/MEM/2019. PLTB layak dbangun bila pembangkitan sebagian besar berada di Indonesia
85% BPP pembangkitan di wilayah itu lebih besar Timur dengan sub sistem kecil. Pengembangan di
dari PPA yakni sebesar 10,89 – 11,41 cent$/kWh. wilayah tersebut perlu melihat lebih lanjut sisi
Nilai 85% BPP pembangkitan diatur berdasarkan kebutuhan listrik serta jaringan interkoneksinya.
Peraturan Menteri ESDM No. 53/2017.
Keekonomian PLTB di setiap wilayah KESIMPULAN DAN SARAN
ditunjukkan pada Tabel 1. Kesimpulan
Berdasarkan RUEN, kapasitas PLTB Berdasarkan pengolahan data dan analisis
sampai tahun 2025 ditargetkan sebesar 1,800 MW yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
dan hanya sebesar 850 MW dalam rencana • Target dan rencana pengembangan PLTB
RUPTL PLN. Setelah mempertimbangkan berdasarkan RUEN dan RUPTL sangat sulit
keekonomian berdasarkan BPP pembangkitan, untuk tercapai.
hanya sebesar 80 MW yang layak dikembangkan • Pengembangan PLTB yang prospektif
yaitu di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi berdasarkan BPP pembangkitan sebagian besar
Selatan. Wilayah dengan jaringan interkoneksi berada di Indonesia Timur dengan sub sistem
seperti di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan tidak
kecil dan kebutuhan listriknya masih belum [4] I. Jonan, Renewable Energy for Sustainable
cukup besar. Development, The 2nd World Parliamentary
• Wilayah yang sudah terinterkoneksi secara Forum, Bali, September 12th, 2018.
baik seperti di Jawa dan Sumatera serta [5] Kemenlu, Special Issues: Climate change,
mempunyai potensi PLTB yang cukup besar, Kementerian Luar Negeri, 07/April/2019,
belum layak untuk dikembangkan. Padahal di kemlu.go.id, diakses 11 Maret 2020.
wilayah tersebut diharapkan energi terbarukan [6] PLN, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga
dapat berperan besar dalam bauran energi Listrik PT PLN (Persero) 2019-2028, PT
nasional. PLN (Persero), Jakarta, 2019.
• Pengembangan PLTB yang bersifat intermiten [7] U. Priyanto, Perspektif, Potensi, dan
perlu mempertimbangkan adanya interkoneksi Ketahanan Energi Indonesia. Tempo, 2018.
dengan pembangkit lain yang kontinu serta [8] A. Sugiyono dan P.T. Wijaya, Dampak
jaringan interkoneksi yang sudah memenuhi Kebijakan Biaya Pokok Penyediaan
ketentuan grid code. Pembangkitan Listrik Terhadap
Pengembangan Pembangkit Listrik
Saran Berbasis Energi Terbarukan, Prosiding
Dengan kebijakan BPP pembangkitan, Seminar Nasional Asosiasi Analis
pemerintah berusaha menjaga harga listrik yang Kebijakan, hal. 9-19, AAKI, Maret 2020.
tetap terjangkau masyarakat serta tidak menambah [9] Ditjen Gatrik, Kebijakan Peningkatan
beban subsidi. Namun kebijakan ini menyebabkan Pemanfaatan EBT untuk Pembangkit
potensi PLTB tidak dapat dimanfaatkan secara Tenaga Listrik, Seminar Road to Energy
optimal. Perlu pemikiran dan terobosan baru yang Transition, METI, Jakarta, 12 September
bisa membuat investor mendapatkan keuntungan 2019.
yang memadai dalam pengembangan PLTB. Pada [10] PLN, Rencana Usaha Penyediaan Tenaga
masa transisi saat ini biaya investasi PLTB Listrik PT PLN (Persero) 2018-2027, PT
memang masih cukup tinggi. Pemerintah PLN (Persero), Jakarta, 2018.
diharapkan dapat mendorong pengembangan [11] The Wind Power, Sidrap (Indonesia) -
industri PLTB dalam negeri sehingga ke depan Wind farms, thewindpower.net, 6
biaya investasi dapat menurun seiring dengan September 2019.
pengembangan energi terbarukan yang semakin [12] A.R. Amelia, Pembangkit Listrik Tenaga
masif. Angin Terbesar di Indonesia Beroperasi
2018, katadata.co.id, 02/10/2017.
KONTRIBUSI PENULIS [13] Siemens, Technology with extensive
Semua penulis berkontribusi sama dalam experience and validation, Siemens
penulisan naskah ini. Gamesa Renewable Energy, S.A., 2019.
[14] KESDM, Tolo-I Jeneponto: Pembangkit
DAFTAR PUSTAKA Listrik Tenaga Angin Terbesar Kedua,
Progress Capai 65%, Media Center,
[1] M. Saputri, PLTB Sidrap yang Pertama di Kementerian ESDM, Senin, 26 Februari
Indonesia Diresmikan Jokowi Hari Ini, 2018.
tirto.id, 02/07/2018, diakses 03/07/2020. [15] Ditjen Gatrik, Statistik Ketenagalistrikan
[2] A. Arvirianty, PLTB Jeneponto & Asa 2018, Direktorat Jenderal Ketenagalistri-
Energi Terbarukan Pembangkit Listrik, kan, Kementerian ESDM, 2019.
CNBC Indonesia, 26 February 2019. [16] PLN, PLN Statistik 2018, PT PLN Persero,
[3] A. Pribadi, PLTB Tolo Sukses Beroperasi 2019.
Komersial, Tahap II Siap Dikembangkan, [17] BPS, Statistik Indonesia 2018, Badan Pusat
Siaran Pers Kementerian ESDM, 6 Statistik, 2019.
September 2019.
ABSTRAK
Rasio elektrifikasi di daerah tertinggal di Indonesia belum mencapai 100% diantaranya di Provinsi Papua,
Papua Barat, Maluku, Bangka Belitung. Kondisi saat ini sebanyak 12.208 desa dengan sebagian desanya belum
berlistrik, 20.160 desa masih gelap gulita, dan sebanyak 184 juta kepala keluarga belum menikmati listrik. Di Papua
daerah terpencil, masyarakatnya berkelompok- kelompok hidup di tengah hutan atau tengah kawasan yang jauh dari
perkotaan, untuk memasang listrik ataupun jaringan membutuhkan biaya yang besar. Adanya sumber daya alam
berupa sungai-sungai dengan debit air cukup menjadi potensi sumber energi terbarukan daerah tertinggal tersebut.
Pembangkit listrik tenaga air menggunakan teknologi low head turbin atau memanfaatkan ketinggian air yang rendah
dapat menjadi pilihan untuk mengatasinya. Metodologi penelitian ini dengan melakukan studi lapangan, studi literatur,
mengikuti focus group discussion (FGD) berkaitan energi terbarukan dan desa tertinggal serta keikutsertaan dalam
kegiatan turbin vortex dan pikohidro. Teknologi low head turbin yang dapat dikembangkan yaitu menggunakan turbin
pikohidro propeler dan turbin type vortex. Turbin vortex merupakan teknologi turbin yang memanfaatkan pusaran air
sebagai media perantara energi sehingga terjadi perbedaan tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya. Turbin
pikohidro ini merupakan type turbin reaksi dengan sudu-sudu propeler, dikatakan pikohidro turbin ini memiliki energi
output <5 KW. Keunggulan turbin vortex dan pikohidro yaitu kontruksinya sederhana, bangunan sipil yang
dibutuhkan lebih sedikit, mudah dalam instalasi dan pengoperasian.
ABSTRACT
The electrification ratio in rural areas in Indonesia has not reached 100%, including in the provinces of Papua,
West Papua, Maluku, Bangka Belitung. The current condition is as many as 12,208 villages, some of which are not
electrified, 20,160 villages are still pitch black, and as many as 184 million households have not enjoyed electricity.
In remote Papua, people live in groups living in the middle of the forest or in areas far from urban areas, to install
electricity or networks requires a large fee. The existence of natural resources in the form of rivers with sufficient
water discharge is a potential source of renewable energy in the disadvantaged areas. Hydroelectric power using low
head turbine technology or utilizing a low water level can be an option to overcome this. This research methodology
is by conducting field studies, literature studies, participating in focus group discussions (FGD) on renewable energy
and underdeveloped villages as well as participation in vortex and picohydro turbine activities. Low head turbine
technology that can be developed is to use propeller picohydro turbines and vortex type turbines. The vortex turbine
is a turbine technology that utilizes the whirlpool as an energy medium so that there is a pressure difference between
the axis and its surroundings. This picohydro turbine is a type of reaction turbine with propeller blades, it is said that
this picohydro turbine has an output energy of <5 KW. The advantages of vortex and picohydro turbines are simple
construction, fewer civilian buildings, easy installation and operation.
Tabel 1. Status Elektrifikasi Daerah Tertinggal belum diketemukan potensi untuk pembangkitan
Berbasis Desa hidro.
Status Elektrifikasi Jumlah Desa
Desa sebagian tidak berlistrik 12.208
Desa dengan listrik PLN 12.112
Desa dengan listrik non PLN 8.994
Desa Gelap Gulita 2.060
habis sehingga akan terjadi krisis energi. Energi impuls dan turbin reaksi [4]. Pada turbin impuls,
fosil ke depan akan habis dan akan digantikan head yang tersedia diubah menjadi energi kinetik
dengan energi baru terbarukan. sebelum masuk ke runner. Head total fluida yaitu
Pemerintah harus peka dalam melihat penjumlahan dari head tekanan, head kecepatan,
potensi-potensi yang dimiliki untuk bisa dan head ketinggian yang kemudian diubah
dikembangkan sesuai dengan potensi lokal. menjadi head kecepatan air yang tinggi pada nosel
Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk dibagian ujung pipa saluran (penstock).
memaparkan jenis pembangkit listrik tenaga air Penggunaan turbin impul sefisien untuk head air
berdasarkan sumber energi, menentukan jenis yang cukup tinggi dan laju aliran yang relative
pembangkit listrik yang kompetitif dan ramah rendah. Tekanan fluida pada saat air masuk dan
lingkungan, dan menganalisis desain pembangkit meninggalkan bucket sama dengan tekanan
untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah atmosfer. Pada turbin reaksi fluida yang mengalir
terpencil yang masih memiliki BPP tinggi seperti akan mengisi permukaan sudu dan mengalami
Kepulauan Mentawai dan wilayah-wilayah di penurunan head tekanan. Jenis turbin ini lebih
Papua. sesuai bila digunakan pada kondisi laju aliran
yang tinggi dan head yang relative rendah.
METODE Momentum angular, tekanan, dan kecepatan aliran
Metodologi yang digunakan pada penulisan air turun pada saat mengenai rotor dan rotor
ini merupakan perpaduan antara studi literatur dan mengambil energi air dan mengubahnya menjadi
studi lapangan. Studi lapangan dengan mengikuti putaran poros rotor, contohnya turbin francis,
kegiatan penelitian yang berkaitan dengan turbin kaplan dan propeller. Turbin reaksi dapat
pikohidro dan turbin vortex. Metode penelusuran dikelompokkan lagi berdasarkan arah aliran fluida
informasi juga dilakukan dengan menelusuri dalam turbin yakni turbin aliran radial, aksial, dan
berbagai buku, jurnal ilmiah, artikel, media massa, campuran (mixed-flow) [5]. Turbin propeller baik
dokumen perencanaan, dokumen teknis digunakan untuk small hydro dengan head kurang
pelaksana, dan dokumen lain yang terkait dengan dari 3m. Untuk pembangkit dengan turbin tunggal
bahan kebijakan energi terbarukan terutama dengan daya lebih dari 500kW, bulb-turbin dan
pembangkit tenaga air. Penelitian juga dengan turbin Kaplan dengan poros vertikal dapat menjadi
mengikuti focus group discussion (FGD). Energi solusi. Teknologi pembangkit tenaga air suatu
Terbarukan yang mendukung penulisan makalah konsep teknologi yang memanfaat tenaga air
ini. Makalah ini dipaparkan analisis teknologi secara sederhana dan merupakan teknologi yang
pembangkit listrik tenaga air menggunakan terus berkembang agar diperoleh teknologi yang
teknologi low head turbin yaitu dengan memilih efisien.
turbin piko hidro dan turbin vortex serta
melakukan rekomendasi agar pembangkit listrik 1. Turbin Pikohydro
tenaga pikohidro dan turbin vortex dapat Pembangkit listrik tenaga air mencakup
diterapkan didaerah tertinggal dan diterima rentang yang luas dan umumnya diklasifikasikan
masyarakat. berdasarkan keluaran daya seperti pada Tabel 3.
Pada skala terkecil disebut "pico hydro"
HASIL DAN PEMBAHASAN sistem yang menghasilkan tidak lebih dari
Pembangkit listrik skala kecil pertama beberapa kilowatt. Sistem pico hydro dapat
dibangun di Nothern Ireland tahun 1883 yaitu diterapkan pada saluran low head dan aliran air
turbin generator set 8 hp yang digerakkan oleh air atau sungai dengan debit yang tidak terlalu besar.
dengan head 10m untuk menyuplai beberapa Pembangkit listrik tenaga picohydro dapat
carbon-filament lampu pijar dan dua turbin 52 hp menjadi peluang untuk mengejar target energi
untuk menyuplai energi kereta api. Pada tahun terbarukan dalam bauran energi primer sesuai
yang sama 1883 di Diamantina Brazil dibangun dengan agenda pemerintah. Permintaan
12kW dengan dua generator yang digerakkan oleh peningkatan pembangkit listrik tenaga kecil yaitu
kincir air dengan head 5m. Pilihan turbin sangat skala picohydro pada saluran dengan head rendah
tergantung terutama pada tekanan head yang di luar negeri merupakan salah satu kesadaran dari
tersedia dan debit yang direncanakan. pemerintah dan masyarakatnya untuk
Berdasarkan cara pengkonversian head fluida pemanfaatan teknologi tersebut. [6,7,8].
kerja menjadi daya poros, pada dasarnya turbin air
dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni turbin
Tabel 3. Klasifikasi Turbin berdasarkan output daya menengah secara umum seperti yang terdapat
pada gambar 3 berikut ini.
Klasifikasi Power Output
Large ➢ 100 MW
Medium 10-100 MW
Small 1-10 MW
Mini 100 kW- 1MW
Micro 5- 100 kW
Pico <5 kW
produksi di Bandung seperti PT Cihanjuang Inti kembali dialirkan ke sungai melalui saluran
Teknik, PT Hidro Turbin Indonesia dan PT Heksa keluar.
Prakarsa. Produk turbin air yang ada di pasaran Keunggulan Turbin Vortex yaitu
Indonesia saat ini didominasi oleh produk import kontruksinya lebih sederhana dibandingkan jenis
dari luar negeri terutama dari China, India dan turbin lainnya. Bangunan sipil yang dibutuhkan
negara negara Eropa. Pengembangan turbin air ini lebih sedikit dan sederhana sehingga biaya
dapat menjadi produk inovasi nasioanal yang pembangunannya murah. Mudah dalam instalasi
dapat diproduksi industri dalam negeri dalam dan pengoperasian. Keandalan tinggi. Turbin ini
memasok teknologi penghasil energi listrik di sistemnya compact, kontruksinya simple dan tidak
daerah tertinggal untuk memenuhi kebutuhan terlalu mahal disbanding turbin yang lainnnya
elektrifikasi didaerah. Tingkat Komponen Dalam [12,13]. Keuntungan lain turbin vortex
Negeri pada produk turbin pikohidro ini mencapai dibandingkan dengan tenaga air skala besar adalah
90% jika diterapkan, komponen generator aspek lingkungan, khususnya yang terkait dengan
merupakan komponen yang masih banyak pelestarian habitat satwa liar dan kemampuan ikan
didatangkan dari luar negeri atau merupakan untuk bermigrasi dengan aman dari kedua arah
produk asli luar negeri. Produk turbin pikohidro karena kecepatan turbin cukup rendah dan tidak
yang portable dapat dengan mudah dipasang di ada bendungan besar [13]. Turbin vortex
daerah remote area dan mudah dalam dirancang sejalan dengan pergerakan air menuju
pengangkutan. Produk turbin pikohidro ini pusaran sehingga efektif untuk mengalirkan dan
sebaiknya dapat diproduksi banyak agar dapat terhindar dari genangan air. Teknologi energo
menjangkau dengan mudah di daerah tertinggal. vortex ini mampu menghasilkan energi bersih
untuk mengurangi efek rumah kaca yang bisa
2. Turbin Vortex diterapkan di negara negara tropis.
Latar belakang pengembangan turbin
vortex yaitu potensi sumber energi air sangat
melimpah dan belum sepenuhnya di manfaatkan
secara optimal. Teknologi turbin air yang
merupakan salah satu komponen utama pada
sistem pembangkit listrik tenaga air khususnya
potonesi untuk head sangat rendah belum
sepenuhnya dikuasai terutama di Indonesia.
Turbin ini dinamakan sebagai Gravitation water
vortex power plant (GWVPP) oleh penemunya
Frans Zotleterer berkebangsaan Austria, tetapi
nama turbin ini dikenal juga sebagai turbin vortex
atau turbin pusaran air. Sesuai dengan namanya
Gambar 5. Turbin Vortex
pusaran air, turbin ini memanfaatkan pusaran air
buatan untuk memutar sudu turbin dan kemudian
energi pusaran air diubah menjadi energi putaran Adapun Cara kerja turbin vortex [14]:
pada poros. [11]. 1. Air sungai dari tepi sungai disalurkan dan
Teknologi turbin vortex, teknologi turbin dibawa ke tangki sirkulasi. Tangki sirkulasi ini
yang memanfaatkan pusaran air sebagai media memiliki suatu lubang lingkaran pada dasarnya.
perantara energi sehingga terjadi perbedaan 2. Tekanan rendah pada lubang dasar tangki dan
kecepatan air pada titik masuk tangki sirkulasi
tekanan antara bagian sumbu dan sekelilingnya.
Air sungai dialirkan melalui saluran yang berada mempengaruhi kekuatan aliran vortex.
di sisi sungai ke sebuah tangki sirkulasi yang juga 3. Energi potensial seluruhnya diubah menjadi
berfungsi sebagai rumah turbin. Tekanan yang energi kinetik rotasi diinti vortex yang selanjutnya
rendah pada lubang di dasar tangki dan kecepatan diekstraksi melalui turbin sumbu vertikal.
4. Air kemudian kembali ke sungai melalui
air pada titik masuk tangki sirkulasi akan
mempengaruhi kekuatan aliran vortex yang saluran keluar.
timbul. Energi potensial seluruhnya diubah
menjadi energi kinetik rotasi pada inti vortex yang
selanjutnya diekstraksi melalui turbin sumbu
vertikal. Air yang keluar dari bawah lubang akan
Khotimatul Fauziah*, Yuli Astriani, Adisa Larasati, Hafsah Halidah, Sudirman Palaloi
Balai Besar Teknologi Konversi Energi, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, BPPT,
Gedung Energi No. 625, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, 15314 Telp. (021) 7560550
*email: khotimatul.fauziah@bppt.go.id
Khotimatul Fauziah, Yuli Astriani, Adisa Larasati, Hafsah Halidah, Sudirman Palaloi
ABSTRAK
Pemanfaatan sumber energi terbarukan untuk pengisian daya (charging station) kendaraan listrik menjadi salah
satu opsi sumber energi yang bersih dan sekaligus mampu mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar, terutama
di daerah dengan suplai BBM dan jaringan listrik yang terbatas. Di dalam studi ini akan dijelaskan pemanfaatan PLTS
on-grid sebagai penyedia energi listrik untuk charging station (CS) di Sumba Barat Daya. Karena keluaran daya PLTS
bersifat fluktuatif, sementara pengisian kendaraan listrik memerlukan daya yang stabil, maka diperlukan adanya
pengaturan daya melalui pemanfaatan teknologi Energy management system (EMS). Selain juga untuk menjamin
keandalan jaringan karena pengaruh beban CS. Sistem eksisting terdiri dari PLTS 400 kWp dilengkapi dengan sistem
baterai berkapasitas 1152 kWh dan EMS yang bisa menghasilkan keluaran daya konstan 200 kW selama 6 jam.
Charging station dipasang di kantor PLN Tambolaka yang dilengkapi dengan sistem metering dan sistem komunikasi
radio access yang mengubungkan ke PLTS di Bilacenge. Pada EMS ditambahkan fungsi pengaturan luaran daya
PLTS sesuai dengan kebutuhan daya charging. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa PLTS bisa menaikkan injeksi
suplai dayanya pada saat terjadi charging tanpa adanya gangguan pada jaringan. Sistem PLTS on-grid berbasis EMS
ini bisa digunakan sebagai sumber energi CS dengan tetap menjaga keandalan jaringan terutama di daerah dengan
pasokan listrik yang terbatas.
Kata Kunci: Kendaraan listrik, charging station, PLTS, energy management system (EMS)
ABSTRACT
Renewable-energy powered EV charging stations as an option for clean energy solutions as well as reduce
fuel consumption, particularly in remote areas. In this study, we demonstrate a PV-powered CS using an energy
management system in Southwest Sumba. EMS is used to ensure sufficient power needed by CS; thus, maintain grid
reliability. The existing system consists of a 400kWp on-grid PV equipped with a 1,152kWh battery system and EMS
which able to deliver constant power of 200kW. CS was installed in the PLN office in Tambolaka equipped with meter
system and radio communication to connect PV in Bilacenge. Moreover, the additional setting was applied to EMS
to control PV output based on CS power needs. The testing result has shown that PV was able to increase its output
power during the charging process without grid interruption. The proposed system could be used for CS power source
while maintaining grid reliability.
Keywords: Electric vehicle, charging station, PV, energy management system (EMS)
ke daya AC melalui sistem inverter yang Sehingga total output daya EMS yang berasal dari
tersinkronisasi ke grid, yang diatur melalui SMC. blok 1 dan 2 sebesar 200 kW. Sistem blok 1 dan
Dengan sistem ini maka akan dihasilkan suplai blok 2 diatur sehingga bisa menghasilkan output
daya yang stabil. daya yang konstan yang berasal dari PV dan
Algoritma sistem manajemen energi PLTS baterai. Apabila radiasi matahari tidak mencukupi
sehingga menghasilkan output daya yang konstan maka kebutuhan daya beban akan dikompensasi
200 kW ditunjukkan dalam Gambar 4. Daya dari baterai di masing-masing blok. Pembagian
yang dihasilkan dari PV akan masuk ke EMS yang fungsi blok 1 dan blok 2 dilakukan secara
terbagi menjadi 2 blok SPM. Blok 1 akan bergantian setiap harinya untuk menjaga kondisi
menyuplai 65% dari kebutuhan daya beban yaitu baterai. Algoritma sistem ini mengacu pada studi
sekitar 150 kW dan sebagian kecil daya PV akan yang telah dilaporkan sebelumnya [3]. Algoritma
digunakan untuk pengisian daya baterai blok 1. tambahan kebutuhan daya untuk pengisian daya
Sedangkan SPM blok 2 akan menyuplai 35% daya kendaraan listrik akan dijelaskan di sub bab
beban yaitu sekitar 50 kW dan sebagian besar selanjutnya.
daya PV digunakan untuk mengisi baterai blok 2.
Sistem komunikasi wireless access point frekuensi 2,4 GHz. Frekuensi 2,4 GHz dipilih
karena frekuensi yang lebih rendah akan lebih
tahan dalam kondisi cuaca yang buruk (hujan).
Selain itu di Sumba Barat Daya jalur udara
komunikasi untuk WiFi 2,4 GHz belum terlalu
padat seperti di Jawa sehingga interferensi juga
relatif kurang [6]. Wireless access point dipasang
di PLTS Bilacenge dan kantor PLN di Tambolaka
dengan tambahan repeater di kantor Bupati
Sumba Barat Daya.
Gambar 8. Konfigurasi Jaringan listrik 20 kV dan Pada saat pengisian KBL dilakukan di CS
sistem Komunikasi dari PLTS Bilacenge ke CS, kantor PLN Tambolaka, smart meter di panel
kantor PLN.
listrik CS akan mengirimkan informasi ke PLTS
Jarak dari PLTS Bilacenge dan perangkat di Bilacenge melalui jaringan komunikasi
CS di Kantor PLN Tambolaka adalah sekitar 20 sehingga EMS akan menaikkan suplai dayanya ke
km dengan kontur alam agak berbukit. Untuk jaringan 20 kV. Hal ini dimungkinkan karena
menghubungkan komunikasi antar kedua sistem adanya komunikasi antara smart meter yang
ini, dipasang jaringan komunikasi radio link terpasang di panel listrik CS dengan SMC di EMS
melalui wireless access point [5]. Perangkat Bilacenge. Ilustrasi sistem komunikasi point to
outdoor WiFi yang digunakan beroperasi di
point access antara Bilacenge - kantor Pemda - Sistem manajemen energi untuk pengisian
kantor PLN Tambolaka dan pengiriman daya daya KBL ditunjukkan dalam Gambar 4. Pada
melalui jaringan listrik 20 kV dapat dilihat pada kondisi normal tanpa adanya proses pengisian
Gambar 8. daya, EMS akan mengirim daya konstan 200 kW
ke grid selama 6 jam. Seperti yang telah dijelaskan
EMS untuk pengisian daya KBL pada CS sebelumnya, EMS terdiri dari 2 blok yang
Tinjauan proses pengiriman daya dan berkerja secara independen. Blok 1 disuplai dari
energi dari PLTS ke CS dijelaskan dalam Gambar SPM 1 yang menyediakan 65% kebutuhan daya
3. Pada saat memulai proses charging, smart beban yang utamanya berasal dari PV. Sedangkan
meter di CS akan mengirimkan sinyal informasi Blok 2 berasal dari SPM 2 yang menyuplai 35%
ke SMC EMS di Bilacenge. Selanjutnya, EMS dari kebutuhan daya, dan sebagian besar sisanya
akan mengecek kondisi dan kapasitas dari PV dan digunakan untuk pengisian baterai. Kebutuhan
baterai. Jika kapasitasnya mencukupi, EMS akan tambahan daya pada saat terjadi proses pengisian
memerintahkan SPM untuk menaikkan injeksi daya kendaraan listrik berasal dari suplai blok 2,
dayanya ke sistem jaringan 20 kV untuk proses seperti yang dijelaskan dalam Gambar 4.
pengisian daya kendaraan listrik.
Gambar 10. Sistem manajemen energi pada saat pengisian daya KBL.
Gambar 11. Kinerja real time EMS-PLTS pada saat 0-20 0-300
Saran
Untuk mengetahui keandalan sistem, perlu
dilakukan uji coba pengisian daya yang lebih
besar dan pengujian pada saat cuaca buruk. Selain
itu, juga perlu dilakukan kajian lebih lanjut
tentang potensi pemanfaatan dan integrasi dengan
alternatif sumber energi terbarukan yang lain
seperti hidro, biomass atau sumber energi
terbarukan yang lain, disesuaikan dengan potensi
EBT tiap daerah.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Outlook Energy Indonesia, BPPT, 2017.
[2] H. Hilal, Riza, A. Prastawa, and T. Matsumura,
“Turning renewable energy be a dispatchable
electric generation through energy
management system technology: Sumba smart
micro grid case,” 4th IEEE Conf. Power Eng.
Renew. Energy, ICPERE 2018 - Proc., pp. 1–
4, 2018, doi: 10.1109/ICPERE.2018.8739691.
[3] K. Akhmad, Riza, NA. Aryono, H. Hilal,
“PenerapanTeknologi Energy Management
System-Kyudenko Pada Sistem PLTS
Terhubung Jala-jala di Kabupaten Sumba
Barat Daya”, Seminar Nasional Teknologi
Bahan dan Barang Teknik, 2019.
[4] Muneishi, H, “Energy Management System in
Sumba”, Kyudenko Co., 2018.
[5] A. Kurniasari, K Fauziah, AW. Syamroni. A.
Prastawa, “Pemanfaatan Sistem Komunikasi
ABSTRAK
Konsumsi kertas bekas di industri kertas Indonesia mencapai 6.598.464 ton/tahun dan menghasilkan limbah
hydropulper reject sebesar 5-10% dari kertas bekas yang digunakan. Tipikal limbah hydropulper reject terdiri dari
20% serat dan 80% plastik (HDPE >90%). Limbah tersebut berpotensi dikonversi menjadi bahan bakar minyak
melalui proses pirolisis. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja reaktor pirolisis hydropulper reject untuk
produksi bahan bakar minyak pada skala 100 kg/batch. Setelah dipisahkan dari logam-logam, hydropulper reject
dikeringkan, dicacah, dan dibentuk menjadi pelet berdiameter 10 mm dan panjang 20-30 mm. Pelet hydropulper reject
dipirolisis dengan reaktor kombinasi gasifikasi-pirolisis dengan konsumsi energi rendah. Nilai kalor pelet hydropulper
reject mencapai 28,81 MJ/kg (adb). Produk yang dihasilkan berupa bio-oil mengacu SNI 04-7182-2006 mengenai
biodiesel sebanyak ±40% bahan baku dengan nilai kalor 77,79 MJ/kg. Perkiraan listrik yang dihasilkan dari
pemanfaatan syngas sebesar 1,08 kWh/kg hydropulper reject. Pendirian pabrik bio-oil dari pirolisis hydropulper reject
kapasitas 600 ton/tahun layak secara teknoekonomi dengan nilai internal rate of return sebesar 21,52% dan
pengembalian modal investasi dalam waktu 3,57 tahun.
ABSTRACT
Waste paper consumption in Indonesian paper industry reaches 6,598,464 tons/year and produces
hydropulper reject about 5-10% of waste paper. Hydropulper reject consists of 20% fiber and 80% plastic
(HDPE>90%). This waste has potential to be converted into oil fuel through pyrolysis. This study aimed to evaluate
reactors performance for oil fuel production on 100 kg/batch scale. After being separated from the metals,
hydropulper reject was dried, shredded, and shaped into pellets with 10 mm diameter and 20-30 mm length. Pellets
were pyrolized with a low energy consumption gasification-pyrolysis reactor. Pellet has calorific value of 28.81 MJ/kg
(adb). The bio-oil product refers to SNI 04-7182-2006 regarding biodiesel with as much as ±40% of feedstock and
has calorific value of 77.79 MJ/kg. Estimated electricity generated from syngas utilization about 1.08 kWh/kg. The
bio-oil plant establishment with a capacity of 600 tons/year is feasible with IRR about 21.52% and ROI within 3.57
years.
peningkatan efisiensi dan diversifkasi sumber tinggi (30 - 37 MJ/kg), rendah kadar abu dan kadar
energi supaya ketahanan energi tetap terjaga. sulfur. Zeaiter [9] melakukan pirolisis non-
Potensi energi baru dan terbarukan di Indonesia katalitik terhadap plastik HDPE pada suhu 450–
cukup besar mengingat letak geografisnya di 470oC dan memperoleh hasil produk cair yang
daerah tropis, dengan variasi jenis yang sangat relatif tinggi yaitu 78,7% dan gas 17,8%,
beragam. sedangkan pirolisis menggunakan katalis zeolit
Salah satu calon bahan bakar baru yang memberikan hasil gas tertinggi mencapai 95,7%
menarik perhatian adalah hydropulper reject dari dan produk cair 2,4%. Salan, dkk. [10] melakukan
industri kertas. Hydropulper reject adalah limbah penelitian pirolisis terhadap pulper reject
yang dikeluarkan dari proses repulping pada tahap menggunakan katalis klinoptilolit aktif dan
awal proses pembuatan pulp dari kertas bekas. meerschaum untuk produksi bahan bakar minyak
Hydropulper reject sebagian besar terdiri dari pirolitik. Hasil cairan tertinggi (61,4%) dan arang
bundel serat, foil, dan plastik polimer dengan (32,19%) diperoleh dengan menggunakan
jumlah tergantung pada kualitas kertas bekas yang klinoptilolit 15% dan meerschaum 5%, sedangkan
digunakan sebagai bahan baku ([2];[3]). Pada saat hasil gas tertinggi (21,44%) diperoleh melalui
ini, terdapat empat puluh lima industri kertas di proses non-katalitik. Park, dkk. [11] melakukan
Indonesia yang beroperasi menggunakan bahan percobaan pirolisis RPF (Refuse derived paper
baku kertas bekas [4]. Asosiasi Pulp dan Kertas and plastics densified Fuel) menggunakan tungku
Indonesia (IPPA) melaporkan bahwa konsumsi tabung dalam lingkungan nitrogen pada kondisi
kertas bekas untuk produksi kertas mencapai non-isotermal (suhu maksimum: 400oC, 600oC,
jumlah 6.598.464 ton per tahun [4]. Sebagian dan 800oC). Pirolisis RPF menghasilkan cairan
besar industri kertas Indonesia menghasilkan (50%), padatan (15%), dan gas (35%) pada 400oC;
limbah hydropulper reject dalam jumlah 5-10% cair (53%), padatan (10%), dan gas (37%) pada
dari kertas bekas yang digunakan, atau sekitar 600oC; dan cair (41%), padatan (6%), dan gas
329.923 hingga 659.846 ton limbah hydropulper (53%) pada 800oC dengan senyawa utama dari
reject kering udara per tahun [2]. cairan direpresentasikan sebagai kelas benzena
Hydropulper reject dapat dikonversi dan stirena pada semua suhu percobaan.
menjadi bentuk energi melalui konversi termal Penelitian ini bertujuan mengevaluasi
seperti pembakaran, gasifikasi, dan pirolisis. kinerja reaktor pirolisis untuk produksi bahan
Proses pirolisis adalah pilihan yang efektif dan bakar minyak dari pelet hydropulper reject
ramah lingkungan untuk pengolahan limbah industri kertas pada skala 100 kg/batch dan
hydropulper reject untuk mendapatkan bahan evaluasi teknoekonomi pendirian pabriknya.
bakar cair yang disebut sebagai minyak pirolitik Ruang lingkup penelitian dibatasi pada
atau bio-oil berkualitas yang dapat memiliki sifat karakterisasi pelet, uji coba pirolisis pelet,
serupa dengan bahan bakar minyak bumi yang karakterisasi bio-oil, perhitungan perkiraan listrik
biasa digunakan ([5];[6];[7]). Keunggulan yang dihasilkan, dan evaluasi teknoekonomi
teknologi pirolisis dibandingkan dengan pendirian pabrik.
insinerator yang digunakan untuk pengolahan
limbah hydropulper reject, antara lain emisi lebih BAHAN DAN METODE
bersih, tidak diperlukan peralatan pengendalian Bahan
polusi, area lebih kecil dari area yang dibutuhkan Hydropulper reject dengan kadar air 40-
insinerator, operasi lebih mudah dari insinerator, 50% diambil dari unit hydropulper reject pada
desain fleksibel karena bentuk modular, konsumsi proses produksi pabrik kertas medium
energi rendah, abu atau inert material sebagai bergelombang yang terbuat dari kertas daur ulang.
residue dapat didaur ulang khususnya untuk metal,
sesuai untuk fasilitas pengolahan skala kecil dan Alat
sekitar tempat pembuangan limbah padat, Hydropulper reject diumpankan ke dalam
memberikan solusi atas penolakan teknologi reaktor pirolisis dalam bentuk pelet. Peralatan
insinerasi, yang ditengarai menghasilkan dioksin untuk pembuatan pelet terdiri dari mesin pencacah
dan furans. kapasitas 100 kg/hari dan mesin pelet kapasitas
Penelitian oleh Setiawan, dkk. [8] pada 100 kg/hari.
pembuatan pelet dengan kadar air bahan <15% Diagram skematik dari sistem reaktor
dapat menghasilkan pelet hydropulper reject yang pirolisis ditampilkan dalam Gambar 1.
kompak tidak mudah pecah dengan nilai kalor
Tabel 3. Perbandingan bio-oil hasil penelitian dengan ▪ Komposisi syngas hasil pirolisis ditampilkan
SNI 04-7182-2006 dalam Tabel 4.
Karakteristik SNI 04-7182- Penelitian ▪ Nilai kalor syngas diperkirakan dengan
2006 ini
Nilai kalor 42,3 MJ/kg 77,79 MJ/kg
perhitungan nilai kalor dari H2, CH4 dan CO,
Viskositas 4 cst (3,4 cp) 3,29 cp yaitu 11,09 MJ/kg hydropulper reject.
Kandungan abu < 0,01% berat t.d. ▪ Asumsi efisiensi pembangkit listrik sebesar
pH 5 4-5 35%, maka satu kg hydropulper reject dapat
Densitas 0,85 g/mL 0,8205 g/mL menghasilkan energi listrik sebesar sebanyak
Kandungan 0,15 – t.d. 1,08 kWh.
sulfur 0,5%berat
Kadar air - 21,87%
Neraca Massa, Konsumsi dan Produksi Energi
t.d. = tidak dilakukan pengujian.
Gambar 3 menyajikan neraca massa pada
pembuatan dan pirolisis pelet hydropulper reject
Nilai kalor adalah parameter kritis untuk
50 kg/batch.
menentukan nilai ekonomis bahan bakar cair Uap air Loss
selama pemilihan atau desain peralatan. Nilai 49,5 kg 3,1 kg
kalor sangat dipengaruhi oleh komposisi unsur, k.a = 50% k.a = 10%
khususnya kandungan oksigen, serta sifat-sifat HR Pemisahan
Pengeringan Pencacahan
lain seperti kadar air [10]. Hasil karakterisasi bio- S =11,1 kg logam
P =44,6 kg S =11,1 kg S =11,1 kg
oil menunjukkan karakterisasi yang mirip dengan A =55,7 kg P =44,6 kg P =44,6 kg
A =55,7 kg A =6,2 kg
SNI 04-7182-2006 dengan nilai kalor yang lebih I =12,4 kg
Logam dan = 95%
tinggi mencapai 77,79 MJ/kg. Nilai kalor ini
pengotor S =10,6 kg
diperoleh setelah dilakukan pemisahan air dari 12,4 kg P =42,4 kg
bio-oil. Kadar air bio-oil masih cukup tinggi, yaitu A =5,9 kg
Proses produksi dan pirolisis pelet Nilai parameter yang digunakan dalam
hydropulper reject menggunakan beberapa perhitungan teknoekonomi ditampilkan dalam
peralatan yang mengkonsumsi listrik, yaitu mesin Tabel 6.
pencacah, mesin pelet, dan blower. Daya dan
konsumsi listrik dari masing-masing peralatan Tabel 6. Parameter perhitungan teknoekonomi
tersebut ditampilkan pada Tabel 5. Mesin pelet Jumlah jam kerja = 24 jam/hari
menggunakan bahan bakar solar dengan konsumsi Jumlah hari kerja = 300 hari/tahun
setara dengan listrik 80 kWh. Kebutuhan listrik
Bahan baku = 630 ton/tahun
secara keseluruhan mencapai 128,1 kWh. hydropulper reject
Reject bahan baku = 5 %
Tabel 5. Peralatan pengguna listrik
Daya Konsumsi Waktu proses per batch = 1,25 jam/batch
Pengguna
No. (kW) Listrik Yield bio-oil = 40% berat
Listrik
(kWh)
Produk listrik = 1,08 kWh/kg
1. Mesin 3,2 47,6
pencacah Modal investasi meliputi modal tetap dan
2. Mesin pelet 5,67 80,0 modal kerja. Modal tetap yaitu modal yang
3. Blower 0,36 0,5 diperlukan untuk proses produksi dalam jangka
Total 128,1 waktu yang lama, atau beberapa kali proses
produksi. Besarnya modal tetap yang diperlukan
Gambar 4 menyajikan konsumsi dan ditampilkan dalam Tabel 7.
produksi energi pada proses pembuatan dan
pirolisis pelet hydropulper reject. Energi masuk Tabel 7. Kebutuhan Modal Tetap
dari bahan baku pelet hydropulper reject sebesar No. Komponen Biaya Total (Rp)
366,4 kWh. Pirolisis merupakan reaksi 1. Delivered equipment cost 834.750.000
endotermik yang membutuhkan sumber panas. a. Mesin sentrifuge
Panas tersebut dipenuhi dengan pembakaran kayu b. Mesin pencacah
yang menghasilkan panas setara 36,6 kWh. c. Mesin pelet
Pirolisis menghasilkan bio-oil setara 432,2 kWh d. Reaktor pirolisis
dan syngas setara 154,0 kWh. Secara teoritis, jika e. Genset
syngas tersebut diumpankan ke mesin genset yang 2. Biaya instalasi 43.327.500
memiliki efisiensi 35%, maka dapat menghasilkan 3. Biaya perpipaan 17.092.500
listrik sebesar 53,9 kWh. Kebutuhan energi start- 4. Biaya instrumentasi dan 51.277.500
up, seperti LPG untuk menyalakan reaktor kontrol
pembakaran hingga mencapai suhu yang 5. Biaya instalasi listrik 27.427.500
dibutuhkan belum diperhitungkan. 6. Biaya bangunan (200 m2) 160.000.000
HR Pemisahan 7. Tanah dan 262.500.000
Pengeringan Pencacahan
logam pengembangan lokasi
8. Biaya unit pengolah 120.520.000
Q = 37,2 kWh w = 47,6 kWh
limbah
Logam dan 9. Engineering and 15.168.950
pengotor construction
Qloss = 100,1 kWh
Q = 36,6 kWh 10. Contractor's fee 61.282.558
w = 0,5 kWh
11. Contingency 22.980.959
Syngas Gas Total 1.616.327.467
Genset Kondensor Pirolisis Peletisasi
= 35% Tabel 8. Kebutuhan Modal Kerja
w = 80,0 kWh
No. Komponen Biaya (Rp)
⁓ Bio-oil
Q = 432,2 kWh
Arang
1. Raw material inventory 13.125.000
Q = 53,9 kWh 2. In process inventory 3.052.039
Gambar 4. Konsumsi dan produksi energi pada 3. Product inventory 67.144.867
pirolisis pelet hydropulper reject 4. Extended credit 96.400.000
5. Available cash 83.931.083
Evaluasi Teknoekonomi Total 263.652.989
Modal kerja yaitu modal yang diperlukan sebesar Rp 388.217.002,-/tahun, ROI sebesar
untuk membiayai operasional produksi sehari- 24%. Jangka waktu pengembalian modal (PBP)
hari. Besarnya modal kerja yang diperlukan sebesar 3,57 tahun. Secara ringkas hasil analisis
ditampilkan dalam Tabel 8. kelayakan ekonomi ditampilkan dalam Tabel 12.
Biaya produksi total meliputi biaya
manufaktur dan pengeluaran umum. Biaya Tabel 11. Nilai Penjualan Produk
manufaktur yaitu biaya yang diperlukan untuk No Produk Nilai
membuat produk. Besarnya biaya manufaktur dan . Penjualan
pengeluaran umum ditampilkan dalam Tabel 9 Rp/tahun
dan Tabel 10. 1. Bahan bakar bio-oil 1.920.000.000
(liter/hari)
Tabel 9. Kebutuhan Biaya Manufaktur 2. Syngas dalam bentuk listrik 972.000.000
No. Komponen Biaya (Rp) (kWh/hari)
1. Bahan baku 315.000.000 Harga Jual Produk 2.892.000.000
2. Tenaga kerja operasi (operator): 1.080.000.000
Tabel 12. Analisis Kelayakan Ekonomi
a. Sortir bahan baku
No. Komponen Nilai
b. Operator sentrifuge
1. Keuntungan (Profit) 13,42%
c. Operator mesin pencacah
2. Return on investment (ROI) 24%
d. Operator mesin pelet
3. Payback Period (PBP) 3,57 tahun
e. Operator reaktor pirolisis
4. Break even point (BEP) 39,20%
f. Packaging
5. Shut Down Point (SDP) 30,34%
3. Supervisi 54.000.000
6. Internal rate of return (IRR) 21,52%
4. Maintenance 32.326.549
5. Plant supplies 2.586.124
KESIMPULAN DAN SARAN
6. Royalti dan paten 28.920.000
Kesimpulan
7. Utilitas dan tenaga (listrik, bahan 280.010.400
Nilai kalor pelet hydropulper reject cukup
bakar oli, air)
8. Laboratorium 21.600.000
tinggi sehingga sangat berpotensi sebagai bahan
bakar alternatif. Produk yang dihasilkan dari
9. Packaging 28.920.000
pirolisis hydropulper reject berupa bio-oil telah
10. Shipping 57.840.000
memenuhi persyaratan beberapa parameter SNI
11. Depresiasi 64.653.099
04-7182-2006 mengenai biodiesel dan memiliki
12. Property taxes 32.326.549
nilai kalor tinggi. Perkiraan produk listrik yang
13. Asuransi 16.163.275 dihasilkan dari pemanfaatan syngas setelah
Total 2.014.345.996 dikurangi kebutuhan listrik untuk proses
menunjukkan surplus listrik. Perhitungan
Tabel 10. Pengeluaran Umum teknoekonomi menunjukkan bahwa pendirian
No. Komponen Biaya (Rp) pabrik bio-oil dari pirolisis hydropulper reject
1. Administrasi 72.300.000 kapasitas 600 ton bahan baku/tahun layak untuk
2. Sales 28.920.000 dilakukan.
Total 101.220.000
Saran
Produksi bio-oil setiap tahun diperkirakan Produk bio-oil dan syngas masih
sebesar 240.000 liter/tahun dan menghasilkan memerlukan uji coba lebih lanjut pada
listrik sebesar 648.000 kWh/tahun (gross). penggunaannya dalam motor bakar. Penggunaan
Kebutuhan listrik untuk pemakaian sendiri sebesar bio-oil untuk subtitusi solar dalam motor bakar
187.200 kWh/tahun sehingga produksi listrik kemungkinan dapat menyebabkan korosi dan
tahunan sebesar 460.800 kWh (nett). Nilai pembentukan kerak. Penggunaan syngas untuk
penjualan produk bio-oil dan listrik ditampilkan bahan bakar genset listrik memerlukan modifikasi
dalam Tabel 11. pada sistem ruang bakar.
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa
pabrik bahan bakar minyak bio-oil dari limbah UCAPAN TERIMA KASIH
hydropulper reject industri kertas layak untuk Penelitian ini didanai oleh Direktorat
dibangun dengan keuntungan setelah pajak Pengembangan Teknologi Industri, Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui characteristics of refuse plastic fuel using
Program Pengembangan Teknologi Industri TA lab-scale tube furnace and
2019. thermogravimetric analysis reactor,” J.
Anal. Appl. Pyrolysis, vol. 97, pp. 29–38,
DAFTAR PUSTAKA 2012.
[1] BPPT, Indonesia Energy Outlook 2019: [12] V. Colapicchioni et al., “Environmental
The Impact of Increased Utilization of impact of co-combustion of polyethylene
New and Renewable Energy on the wastes in a rice husks fueled plant:
National Economy. 2019. Evaluation of organic micropollutants and
[2] D. Gavrilescu, “Energy from biomass in PM emissions,” Sci. Total Environ., vol.
pulp and paper mills,” Environmental 716, p. 135354, 2020.
Engineering and Management Journal, [13] J. Chattopadhyay, T. S. Pathak, R.
vol. 7, no. 5. pp. 537–546, 2008. Srivastava, and A. C. Singh, “Catalytic
[3] M. C. Monte, E. Fuente, A. Blanco, and co-pyrolysis of paper biomass and plastic
C. Negro, “Waste management from pulp mixtures (HDPE (high density
and paper production in the European polyethylene), PP (polypropylene) and
Union,” Waste Manag., vol. 29, no. 1, pp. PET (polyethylene terephthalate)) and
293–308, Jan. 2009. product analysis,” Energy, vol. 103, pp.
[4] Indonesian Pulp and Paper Association, 513–521, 2016.
“Indonesian Pulp & Paper Industry [14] F. Abnisa, A. Arami-Niya, W. M. A. Wan
Directory 2011,” Jakarta, 2011. Daud, J. N. Sahu, and I. M. Noor,
[5] A. I. Casoni, M. Bidegain, M. A. Cubitto, “Utilization of oil palm tree residues to
N. Curvetto, and M. A. Volpe, “Pyrolysis produce bio-oil and bio-char via
of sunflower seed hulls for obtaining bio- pyrolysis,” Energy Convers. Manag., vol.
oils,” Bioresour. Technol., vol. 177, pp. 76, pp. 1073–1082, 2013.
406–409, Feb. 2015. [15] M. Asadullah et al., “Jute stick pyrolysis
[6] A. B. Fadhil, “Evaluation of apricot for bio-oil production in fluidized bed
(Prunus armeniaca L.) seed kernel as a reactor,” Bioresour. Technol., vol. 99, no.
potential feedstock for the production of 1, pp. 44–50, Jan. 2008.
liquid bio-fuels and activated carbons,” [16] I. H. Hwang, J. Kobayashi, and K.
Energy Convers. Manag., vol. 133, pp. Kawamoto, “Characterization of products
307–317, Feb. 2017. obtained from pyrolysis and steam
[7] A. B. Fadhil, M. A. Alhayali, and L. I. gasification of wood waste, RDF, and
Saeed, “Date (Phoenix dactylifera L.) RPF,” Waste Manag., vol. 34, no. 2, pp.
palm stones as a potential new feedstock 402–410, 2014.
for liquid bio-fuels production,” Fuel, vol.
210, pp. 165–176, Dec. 2017.
[8] Y. Setiawan, S. Purwati, A. Surachman,
R. Bastari I. W., and K. J. Pramono,
“Pemanfaatan plastik dari rejek industri
kertas untuk bahan bakar,” J. Selulosa,
vol. 6, no. 01, pp. 11–18, 2016.
[9] J. Zeaiter, “A process study on the
pyrolysis of waste polyethylene,” Fuel,
vol. 133, pp. 276–282, 2014.
[10] T. Salan, M. H. Alma, and E. Altuntaş,
“The fuel properties of pyrolytic oils
obtained from catalytic pyrolysis of non-
recyclable pulper rejects using activated
natural minerals,” Energy Sources, Part A
Recover. Util. Environ. Eff., vol. 41, no.
12, pp. 1460–1473, 2019.
[11] S. S. Park, D. K. Seo, S. H. Lee, T. U. Yu,
and J. Hwang, “Study on pyrolysis
Danang Yogisworo*1, Hamzah Hilal2, Andriansyah Priyadi3, Sudirman Palaloi4, M.M. Sarinanto5,
Andhika Prastawa6
1,2,3,4,5
B2TKE-BPPT, Gedung 620, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, 15314, +62217560916.
6
PPIMTE-BPPT, Gedung 720, Kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, 15314, +622175791384.
Danang Yogisworo, Hamzah Hilal, Andriansyah Priyadi, Sudirman Palaloi, M.M. Sarinanto, Andhika
Prastawa
ABSTRAK
Pulau Pramuka sebagai salah satu dari pulau di Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu memiliki peran
strategis. Adanya kantor pemerintahan, rumah sakit, dan sekolah di pulau tersebut merupakan objek vital dengan
beban kritis yang harus senantiasa terpenuhi kuantitas maupun kualitas dayanya walaupun suplai dari jaringan bawah
laut PLN mengalami gangguan. Pada makalah ini dipresentasikan desain sistem microgrid dengan sumber energi baru
terbarukan (EBT), yakni sinar surya yang dirancang untuk memenuhi beban kritis. Berdasarkan pada data iradiasi
sinar surya dan profil beban listrik, maka sistem microgrid yang diusulkan terdiri atas komponen utama panel surya /
photovoltaic (PV), baterai (tipe lithium-ion [li-ion]), dan sistem kontrol yang terkoneksi jala-jala (jaringan kabel
bawah laut PLN). Lebih lanjut dengan mempertimbangkan keterbatasan lahan, maka kapasitas PV ditentukan 200
kWp (kekurangan daya akan disuplai genset). Optimasi dilakukan dengan peranti lunak HOMER v2.86 beta dan
didapatkan hasil analisis ekonomi, yaitu levelized cost of energy (LCOE) sebesar 0,381 $/kWh dan net present cost
(NPC) sebesar $4.859.241. Desain yang memiliki fraksi EBT 27% ini berpotensi mengurangi penggunaan BBM
sebanyak 123.158 liter/tahun atau setara dengan pengurangan emisi gas CO 2 sebanyak 324.318 kg/tahun.
ABSTRACT
Pramuka Island as one of the islands in the Kepulauan Seribu Administrative District that has a strategic role.
The existence of government offices, hospital, and schools on the island are vital objects with critical loads that must
always be met in terms of quantity and quality of power even though the supply from the PLN submarine cable network
is disrupted. In this paper presented a microgrid system design with a renewable energy resource (RES), namely
sunlight which is designed to meet critical loads. Based on the sun irradiation data and the electric load profile, the
proposed microgrid system consists of photovoltaic (PV), batteries (lithium-ion [li-ion] type), and control system
which connected to grid (PLN submarine cable network). Furthermore, consider of the land limitation, the PV
capacity is determined at 200 kWp (the power shortages will be supplied by the generator set). Optimization is done
with HOMER v2.86 beta software and the economic analysis results such as levelized cost of energy (LCOE) of 0.381
$ / kWh and net present cost (NPC) of $ 4,859,241 were obtained. The design, which has a 27% RES fraction, has the
potential to reduce fuel consumption by 123,158 liter/year or equivalent to CO2 gas emissions reduction by 324,318
kg/year.
(RSUD)
SPARE
SPARE
SPARE
3 SMAN 69 TRANSFORMER 2
630 KVA
20 kV/380 V
TR 4 x NYY 1 x 240 mm2
G
Y
0-800 A
0-500 V
Vm
250 A
Regent s Office Load
4 SMPN 133
EPR Sea Cable 3x120 mm2 A 250 A
From Panggang Island Residential Load
G
Y
800 A
5A 250 A
MCCB 3P,
TR NFYGbY 4 x 120 mm2 800 A
Hospital Load
5 SDN 02 250 A
Public Street Lighting Load
TM 3 x N2XSY 1x35 mm2
COS 2 RAK TR 2
GENSET
0-500 V
Vm
250 A
Residential Load 1
A 250 A
G
Residential Load 2
Y
800 A
5A 250 A
MCCB 3P,
250 A
Residential Load 4
baterai, yang mampu beroperasi secara otonom Gambar 2. Skema Trafo di Pulau Pramuka
terutama ketika suplai dari kabel bawah laut PLN
mengalami gangguan. Penerapan microgrid Teknologi Microgrid
sebelumnya telah dilakukan oleh BPPT di Gedung Sejumlah definisi microgrid[3,4] dan skema
Energi PUPIPTEK Serpong, namun dengan beban klasifikasi fungsional[5] dapat ditemukan dalam
kapasitas kecil yaitu sebesar 10 kW dengan fitur literatur. Definisi yang banyak dikutip, yang
dikembangkan untuk Departemen Energi AS oleh Gedung Kantor Bupati, dan Sekolah). Bila
Microgrid Exchange Group, sebuah kelompok jaringan bawah laut PLN sudah beroperasi
penelitian dan ahli penerapan ad hoc, berbunyi kembali, maka secara otomatis suplai listrik
sebagai berikut: Microgrid adalah sekelompok kembali dilayani oleh 2 sumber energi yaitu dari
beban yang saling terkoneksi dengan sumber daya PLN dan dari PV dengan sistem baterainya.
energi terdistribusi yang dengan jelas
mendefinisikan batas listrik yang bertindak Sumber energi baru terbarukan dan piranti
sebagai entitas tunggal yang dapat dikontrol HOMER
terhadap grid. Koneksi microgrid dapat terhubung Seperti telah diutarakan sebelumnya bahwa
dan terputus dari grid yang memungkinkannya sumber energi yang digunakan pada desain
beroperasi dalam mode grid-connected atau microgrid ini adalah sumber energi baru
island. terbarukan (EBT) dengan teknologi PV, maka
Deskripsi di atas mencakup tiga syarat diperlukan data terutama data iradiasi sinar surya
yaitu: (IS), clear sky insolation clearness indeks (CI),
a. Perlu mengidentifikasi bagian dari sistem temperatur udara (T). Data yang tersedia
distribusi yang terdiri atas mikrogrid sebagai kemudian disimulasikan untuk menghasilkan
hal yang berbeda dari sistem utama. desain microgrid dengan target optimasi nilai
b. Sumber daya yang terhubung ke microgrid LCOE yang paling ekonomis menggunakan
dikendalikan bersama satu sama lain. piranti lunak (software) HOMER v2.86 beta.
c. Microgrid dapat berfungsi pada dua cara
operasi apakah terhubung ke grid yang lebih
HASIL DAN PEMBAHASAN
besar atau tidak. Hasil pengukuran kualitas daya listrik pada
Definisi di atas tidak mengatakan apa-apa trafo #2 diberikan pada Gambar 4 dimana terlihat
tentang ukuran sumber daya energi terdistribusi bahwa beban puncak sebesar 150 kW terjadi pada
atau jenis teknologi yang dapat atau yang harus musim weekend dan ini mengkonfirmasi bila P.
digunakan seperti dapat dilihat pada Gambar 3. Pramuka adalah salah satu destinasi tempat wisata
di sekitar Jakarta. Beban rendah terjadi pada hari
kerja dan dapat mencapai 92 kW. Meskipun
demikian mengingat kecenderungan kenaikan
konsumsi energi listrik sekitar 5% per tahun, maka
direkomendasikan untuk melakukan oversizing
pada desain PV sebesar 10-50% menyesuaikan
dengan ketersediaan lahan. Berdasarkan pada
pengukuran ketersediaan lahan pada saat survei, di
dapatkan nilai kapasitas PV optimum sebesar 200
kWp.
Pada Gambar 5 sampai Gambar 7 diberikan
Gambar 3. Konsep suatu microgrid [9] profil beban masing-masing beban kritis (kantor
Bupati, Rumah sakit dan sekolah). Beban pada
Untuk microgrid P. Pramuka, maka sumber kantor Bupati terlihat sangat tinggi dan mencapai
daya energi terdistribusi yang digunakan adalah 45 kW pada saat hari kantor, sedangkan beban
photovoltaic yang energi listriknya dimasukkan ke selama weekend cukup rendah. Berbeda dengan
dalam sistem baterai. Pada kondisi normal, maka rumah sakit, beban selama weekend maupun hari
suplai diperoleh dari 2 (dua) sumber yaitu dari kerja mempunyai pola dan magnitudo yang sama.
PLN melalui jaringan bawah laut dan dari PV Beban sekolah terlihat cukup tinggi (mencapai 27
dengan dukungan sistem baterai. Apabila terjadi kW) pada hari kerja (hari sekolah).
gangguan pada jaringan listrik bawah laut PLN, Pada Gambar 8 diberikan profil tegangan
hal ini sering terjadi, maka energi listrik dari PLN beban sekolah, di mana terlihat nilai tegangan
secara otomatis terputus oleh PCC (Power of yang jauh dari standar yaitu mencapai 185 Volt.
common coupling) dan hanya energi dari PV Tentunya nilai tegangan yang sama akan terjadi
dengan sistem baterainya yang akan memberikan juga pada beban rumah sakit dan kantor Bupati.
energi listrik ke tiga beban kritis (Rumah Sakit, Hal ini dapat mempercepat kerusakan peralatan
listrik yang peka terhadap kualitas daya listrik
seperti komputer, peralatan-peralatan medis, dan Voltage Profile SMA (Senior High School)
March 11, 2019
lain-lain. 220.0
Voltage (V)
140,000.0
195.0
120,000.0
Power (W, Var, VA)
190.0
100,000.0 185.0
P[W]
80,000.0 180.0
Saturday, Sunday, Monday, Tuesday, Q[var]
09/03/2019 10/03/2019 11/03/2019 12/03/2019
60,000.0 S[VA] 175.0
Uave[V] U1[V] U2[V] U3[V] Uave[V]
40,000.0 170.0
20,000.0 165.0
09:05:00
09:18:00
09:31:00
09:44:00
09:57:00
10:10:00
10:23:00
10:36:00
10:49:00
11:02:00
11:15:00
11:28:00
11:41:00
11:54:00
12:07:00
12:20:00
12:33:00
12:46:00
12:59:00
13:12:00
13:25:00
13:38:00
13:51:00
14:04:00
14:17:00
14:30:00
14:43:00
-
10:23:00
13:37:00
16:51:00
20:05:00
23:19:00
02:33:00
05:47:00
09:01:00
12:15:00
15:29:00
18:43:00
21:57:00
01:11:00
04:25:00
07:39:00
10:53:00
14:07:00
17:21:00
20:35:00
23:49:00
03:03:00
06:17:00
09:31:00
Axis Title
Time
Gambar 8. Profil tegangan beban sekolah
Gambar 4. Profil beban trafo #2
40,000
Saturday,
09/03/2019 Sunday,
10/03/2019
Tuesnday,
12/03/2019 menjadi perhatian. Sesuai dengan lokasi beban
35,000 kritis yang akan dilayani oleh microgrid dan
Daya (W, Var, VA)
30,000 Monday,
25,000
11/03/2019
lokasi trafo PLN, maka lokasi yang optimal
20,000 instalasi PV adalah di tepi pantai berdekatan
15,000
Time
energi (baterai) jenis lithium-ion harus dilakukan
Gambar 6. Profil beban Rumah Sakit Kepulauan secara hati-hati karena beberapa instalasi
Seribu teknologi jenis penyimpan energi ini mengalami
kebakaran di Korea. Desain microgrid P. Pramuka
Load Profile Senior High School on Monday
11 March 2019
dapat dilihat pada gambar 9 sedangkan kesan
35,000.0 artistik dapat dilihat pada gambar 10
30,000.0 Kemudian simulasi dari desain microgrid
25,000.0 dengan piranti lunak HOMER dilakukan untuk
Power (W, Var, VA)
(a) (b)
(c)
(d)
(e) (f)
(g)
Gambar 11. Hasil simulasi (a) beban rata-rata harian, (b) beban sepanjang tahun, (c) beban rata-rata per
bulan, (d) pembangkitan listrik rata-rata per bulan (e) frekuensi stage of charge (SOC) baterai, (f) SOC
baterai rata-rata per bulan, dan (g) SOC sepanjang tahun
(a)
(b) (c)
(d)
Gambar 12. Hasil optimalisasi (a) konfigurasi desain sistem microgrid, (b) diagram desain sistem
microgrid, (c) diagram aliran kas (d) sensitivitas LCOE terhadap harga BBM dan sinar surya
ABSTRAK
Saat ini Indonesia mengalami defisit minyak bumi. Cadangan minyak di Indonesia hanya 3,7 juta barel atau
hanya 0,2% jika dibandingkan dengan cadangan dunia yang mencapai 1.700 miliar barel. Sebuah kilang minyak
berkapasitas 1 juta barel per hari, hanya memproduksi 800 ribu barel sehingga untuk memenuhi kilang tersebut harus
mengimpor 200 ribu barel per hari. Konsumsi atau kebutuhan minyak olahan (bahan bakar dan sebagainya) di
Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari. Oleh karena itu sudah bisa dipastikan dalam beberapa tahun ke depan
Indonesia akan menjadi net importir minyak. Permasalahan tersebut membuka peluang bagi Indonesia untuk
memanfatkan penggunaan hidrogen sebagai penyimpan energi maupun sebagai bahan bakar untuk fuel cell. Hidrogen
yang dimaksud adalah yang berasal dari energi terbarukan seperti angin dan sel surya atau sumber energi terbarukan
lainnya. Tujuan dari makalah ini adalah memperkenalkan hidrogen sebagai energi alternatif di Indonesia. Energi baru
dan terbarukan merupakan pilihan yang tepat dalam memenuhi kebutuhan energi dan mencapai ketahanan energi yang
berkelanjutan.
Gambar 1. Bauran pasokan energi primer dan konsumsi energi final Indonesia menurut sektor termasuk biomassa
pada tahun 2018.
baterai. Selain itu, komponen utama pendukung karbon dioksida. Memproduksi hidrogen dengan
metode rendah karbon berpotensi mengurangi pemanasan awal. Elektroliser dapat diintegrasikan
emisi tersebut. Kedua, menggunakan hidrogen dengan jaringan dengan cara mengaktifkannya
sebagai bahan bakar tidak menghasilkan karbon dan mengkonsumsi daya berlebih di siang hari
dioksida, hidrogen dapat digunakan untuk (surya) atau malam (angin), hal tersebut mampu
menggerakkan transportasi dan pada beberapa menjaga stabilitas jaringan sekaligus dapat
negara, hodrogen dapat mengurangi karbon dari memproduksi hidrogen secara ekonomis.
beberapa sistem energi misalnya pada sistem Teknologi elektrolisis berpotensi besar untuk
pemanas. Konversi jaringan gas kota menjadi ditingkatkan dan digunakan untuk memanfaatkan
hidrogen dan penggunaaan hidrogen sebagai kelebihan energi terbarukan untuk memproduksi
bahan bakar pada kendaraan fuel cell dapat hidrogen secara cepat seperti proses steam
menurunkan emisi gas rumah kaca dan polusi methane reformers sebagai penyimpanan energi.
udara. Mayoritas hidrogen dihasilkan dari metana, Memproduksi hidrogen dalam jumlah besar tidak
menggunakan steam methane reformers (SMRs) sesederhana menaikan arus listrik karena
dengan meledakkan gas alam pada suhu tinggi dan pengoperasian elektroliser merupakan pertukaran
uap bertekanan tinggi. Hal ini merupakan proses efisiensi energi dan produksi dari sistem energi
intensif energi yang membutuhkan bahan bakar yang berlebih.
fosil dan menghasilkan limbah karbon dioksida, Studi terkait keekonomian elektrolisis PEM
sehingga penggunaannya terbatas untuk dari EBT angin di Jerman menyebutkan bahwa
dekarbonisasi sistem energi. Hidrogen juga dapat biaya elektrolisis menurun sekitar 60 % sejak
dihasilkan dari air dengan elektrolisis tahun 2010, dari USD 10 - 15/kg hidrogen menjadi
menggunakan listrik terbarukan berbiaya rendah, 4 USD (Hydrogen council, 2020).
hidrogen yang dihasilkan adalah bahan bakar
tanpa karbon, metode ini diharapkan memainkan Penyimpanan Hidrogen
peran yang semakin penting di masa depan. Integrasi EBT yang energinya tidak
didapatkan setiap saat seperti energi surya dan
Produksi Hidrogen angin adalah menyediakan energi dan kemudian
Energi terbarukan yang tidak sewaktu- menyimpan energi sehingga dapat digunakan
waktu dapat langsung digunakan seperti matahari pada saat terjadi kekurangan pasokan energi.
dan angin, dapat dimanfaatkan secara ekonomis Teknologi untuk menyimpan energi untuk jangka
untuk menghasilkan hidrogen untuk konsumsi. waktu yang lama telah diteliti selama bertahun-
Hidrogen berpotensi dapat bertindak sebagai tahun, tidak hanya penyimpanan detik demi detik
perantara energi karena produksi hidrogen dapat atau per jam, tetapi setiap hari bahkan setiap bulan
menggunakan listrik atau panas, atau keduanya. untuk memastikan variasi jangka panjang pada
Upaya penelitian dan pengembangan di bidang ini energi surya dan angin. Baterai, kapasitor, dan
seperti misalnya sistem modular, konsep terukur roda gila serta penyimpanan energi udara
untuk sistem produksi hidrogen yang dapat terkompresi, tidak akan cukup untuk
dikirim, pengiriman dan penyimpanan hidrogen, melakukannya. Solusi dengan kapasitas
dan pencairan sedang dilakukan. Proton Exchange penyimpanan dalam terawatt-jam belum tercapai.
Membrane (PEM) merupakan teknologi yang Sistem penyimpanan energi baterai (BESS)
ideal untuk memproduksi energi yang dihasilkan memang bagus tetapi sangat bergantung pada
dari angin dan tenaga surya yang dihasilkan secara sumber daya yang pada langka dan mahal.
tidak teratur sepanjang hari, karena dapat dengan Penyimpanan hidrogen dalam waktu lama adalah
cepat dinyalakan dan dimatikan tanpa perlu sesuatu yang dapat dilakukan baik dalam skala
a. b c d
Gambar 2. Penelitian yang pernah dilakukan dan sedang dikerjakan badan pengkajian dan penerapan teknologi
CYBER SECURITY
MICROGRID
WASTER TO
TRANSMISSION DISTRIBUTION HYDROGEN NATURAL GAS
ENERGY PLANT
ELECTROLYIS
GAS THERMAL
ELECTRICITY LARGE STEAM METHANE BIO METHANE
CHP POWER
TIDAL, HYDRO, SOLAR FARM, WIND, COAL INDUSTRY REFORMER PRODUCTION
CCGT
EXPORT/IMPORT
HEAT
NETWORK
TRANSPORT:
ELECTRICITY
FUELCELL CAR,
SOLAR PANELS,
PHEV, EV, ELECTRIC THERMAL
DATA CENTER,
POWERED PUBLIC STORAGE
STORAGE,
TRANSPORT
kecil maupun besar, dengan menggunakan gas hidrogen dalam produksinya, ataupun dapat
teknologi yang ada. Hidrogen memiliki energi per juga generator berbasis hidrogen yang menjadi
massa tertinggi dari semua bahan bakar, oleh generator pusat atau pembangkit distribusi.
karena itu diperlukan pengembangan metode Pilihan untuk secara langsung melakukan
penyimpanan canggih yang memiliki potensi valorisasi hidrogen dari energi terbarukan adalah
yang sesuai dengan wilayah dan kebutuhan listrik menjualnya sebagai bahan bakar pengganti atau
di Indonesia. untuk kendaraan berbasis hidrogen (FCEV). Pada
tahun 2012, Audi mulai membangun e-gas yang
Distribusi dan Pasar Hidrogen memproduksi metana buatan dari karbondioksida
Industri hidrogen telah banyak tersedia dan dan hidrogen. CO2 dihasilkan dari pembangkit
sektor industri telah menggunakan hidrogen biogas dan hidrogen diproduksi secara langsung.
sebagai bahan baku selama puluhan tahun. Untuk memudahkan distribusi, gas hidrogen dapat
Hidrogen di pasar bahan baku memiliki nilai disalurkan melalui infrastruktur jaringan pipa gas
perkiraan total sebesar USD 115 miliar dan alam yang ada sehingga aplikasinya terintegrasi
diperkirakan akan terus bertambah secara dengan sistem yang lain. Telah ada pembangkit
signifikan di tahun-tahun mendatang, mencapai turbin gas siklus gabungan (CCGT) skala besar
USD 155 miliar pada tahun 2022 (IRENA, 2018). yang digunakan untuk pembangkit listrik dari gas
Selain pasar hidrogen dari fosil, pasar alam, pada tahun 2010 Italia meresmikan CCTG
internasional untuk hidrogen yang berasal dari berbahan bakar hidrogen murni 12 MW 100% di
EBT juga telah berkembang, misalnya di Fusina, dekat Venesia.
Australia dan Jepang. Hidrogen dihasilkan dari Saat ini Indonesia membangun green
kelebihan listrik EBT yang kemudian disimpan, refinery yang memproses minyak sawit atau crude
digunakan ataupun didistribusikan. Penggunanya palm oil (CPO) menjadi green diesel dari hidrogen
merupakan industri langsung yang membutuhkan murni, yaitu hydrotreated vegetable oil (HVO)
Eka Nurdiana*1, Kholid Akhmad2, Yuli Astriani3 dan Muhammad Mustafa Sarinanto4
Balai Besar Teknologi Konversi Energi
Gedung Energi, Kawasan PUSPIPTEK, Serpong, Tangerang Selatan
Telp (021) 7560550
eka.nurdiana@bppt.go.id
Eka Nurdiana, Kholid Akhmad, Yuli Astriani dan Muhammad Mustafa Sarinanto
ABSTRAK
Performance ratio (PR) pada sistem fotovoltaik (PV) merupakan nilai persentase energi matahari yang dapat
dikonversi menjadi energi listrik oleh sistem PV setelah dikurangi nilai rugi-ruginya. Nilai PR tidak bergantung pada
lokasi instalasi, kemiringan dan arah array PV serta daya nominal dari sistem PV. PR umumnya dipengaruhi oleh
faktor lingkungan seperti temperatur, bayangan, dan debu pada permukaan modul PV. Penelitian ini menganalisis
nilai PR dari sistem PV rooftop terhubung jala-jala berkapasitas 10 kWp yang berlokasi di Puspiptek, Serpong,
Tangerang Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja sistem PV berdasarkan nilai PR yang
dievaluasi dari proses pengamatan selama delapan bulan, yakni mulai Juli 2019 hingga Februari 2020. Nilai PR
dihitung berdasarkan PR harian, PR bulanan dan PR rata-rata selama periode pengamatan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa nilai PR harian bervariasi dengan nilai minimum 75% hingga maksimum 92,65% yang masing-
masing terjadi pada Januari 2020 dan Februari 2020. PR bulanan bervariasi dengan nilai minimum yaitu 79,45% yang
terjadi pada November 2019, sedangkan nilai maksimum terjadi pada Juli 2019 dengan nilai 87,62%. Dari hasil
perhitungan nilai rata-rata PR selama delapan bulan, diperoleh angka 82,47%. Hasil ini cukup baik untuk suatu sistem
PV rooftop yang selama proses pengumpulan data belum pernah dilakukan pembersihan array PV.
Kata Kunci: performance ratio, sistem PV rooftop, final yield, reference yield
ABSTRACT
The performance ratio (PR) of the photovoltaic (PV) systems is a percentage value of solar energy converted
to electricity by PV system after the reduction of losses. The value of PR independent of location, tilt angle, and
orientation of array PV, also a nominal power of PV systems. Generally, PR affected by environmental factors such
as temperature, shading, and soiling on the surface of the PV module. This study analyzes the PR of a 10 kWp grid-
connected PV system located at Puspiptek, Serpong, South Tangerang. The objective is to know the performance of
the PV system based on PR value during eight months monitored data from July 2019 to February 2020. The PR
calculated in daily PR, monthly PR, and average PR during the monitored period. The results of this study show that
the daily PR varied with a minimum value of 75% to a maximum of 92.65% that happened in January and February
2020, respectively. The monthly PR ranged with a minimum value of 79.45% happened in November 2019, while the
maximum value of 87.62% happened in July 2019. Based on the calculation of the average value of PR during eight-
month, it obtained a value of 82,47%. These results were good enough for the PV rooftop system without cleaning
during the monitored period.
Di sisi lain, dalam mencapai kinerja sistem Penelitian ini diawali dengan pengambilan
PV yang maksimal, diperlukan adanya parameter data secara online melalui fitur yang tersedia pada
tertentu sebagai tolok ukur kinerja sistem PV yang sistem SCADA. Pengambilan data dilakukan
ideal. IEC 61724 telah menetapkan parameter- dalam periode waktu delapan bulan dari Juli 2019
parameter kinerja sistem PV antara lain produksi hingga Februari 2020. Data yang diambil berupa
energi, yield, performance ratio, capacity factor data daya keluaran PV (daya DC), intensitas
dan efisiensi. Salah satu parameter kinerja sistem matahari dan daya AC. Sensor intensitas matahari
PV yang penting untuk dikaji adalah performance pada sistem ini dipasang dengan posisi horizontal.
ratio (PR).
PR menyatakan rasio energi matahari yang
dapat dikonversi oleh sistem PV menjadi energi
yang bermanfaat setelah dikurangi rugi-ruginya.
PR merupakan perbandingan sistem PV
independen pada lokasi, orientasi, sudut kemiri-
ngan, dan kapasitas daya nominalnya [4-5].
Penelitian yang mengkaji tentang PR saat ini
banyak dilakukan di berbagai negara. Salah
satunya, referensi [6] telah menganalisis PR dan Gambar 16. Konfigurasi sistem PV atap 10 kWp di
losses pada sistem PV di India. Di Indonesia, Gedung Energi Puspiptek
sebagai salah satu negara yang mengembangkan
sistem PV, selayaknya turut memulai penelitian Data diambil dalam interval waktu 5 menit dari
tentang kinerja sistem PV. Oleh karena itu, pukul 06.00 hingga 18.00 setiap harinya.
penelitian ini akan menganalisis PR pada sistem Selanjutnya, data diolah untuk memperoleh nilai
PV berkapasitas 10 kWp di Puspiptek, Serpong. PR harian, PR bulanan dan PR rata-rata selama
periode penelitian.
BAHAN DAN METODE Berdasarkan IEC 61724, PR didefinisikan
Sistem PV atap berkapasitas 10 kWp di sebagai perbandingan antara final yield (𝑌𝑓 )
Gedung Energi, Puspiptek merupakan sistem PV dengan reference yield (𝑌𝑟 ). PR harian, PR harian
dengan teknologi on-grid. Sistem PV ini rata-rata dalam satu bulan, PR bulanan dan PR
menggunakan modul surya berkapasitas 265 Wp rata-rata dalam periode penelitian selama 8 bulan
sebanyak 40 modul. Konfigurasi modul-modul diperoleh dengan persamaan-persamaan berikut.
tersebut dengan menghubungkan 20 modul secara
Yf,h
seri membentuk satu string sehingga terdapat 2 PR h = x100% (1)
Yr,h
string modul. Selanjutnya, 2 string modul PV
D
tersebut dihubungkan secara paralel untuk 1
membentuk satu array PV. Untuk mengubah daya PR h,av = x ∑ PR h (2)
D
DC (output dari array PV) menjadi daya AC agar N=1
bulan)
PR av = performance ratio rata-rata selama Tabel 4. Hasil perhitungan PR harian selama bulan
periode penelitian (%) Juli 2019 hingga Februari 2020
n = bulan ke-n pada periode penelitian Performance Ratio (%)
Bulan
Final yield (Yf ) adalah rasio total energi AC Min. Median Maks. Rata-rata
yang dihasilkan oleh array PV selama periode Jul. 2019 83.43 87.61 90.32 87.58
tertentu dan daya nominal array PV pada kondisi Agt. 2019 77.13 82.70 87.80 82.69
uji standar (standard test condision, STC) yaitu Sep. 2019 77.92 83.98 88.75 83.59
pada radiasi matahari 1 kW/m2 dan suhu sel 25 ⁰C. Okt. 2019 76.28 82.36 86.39 81.66
Persamaan Yf harian dan bulanan adalah: Nov. 2019 75.22 79.37 82.88 79.45
EAC,h Des. 2019 75.78 79.37 87.11 80.03
Yf,h = (5) Jan. 2020 75.00 82.76 88.55 82.50
Ppv,rated
Feb. 2020 75.68 83.57 92.65 83.88
EAC,b
Yf,b = (6) Hasil perhitungan PR bulanan ditunjukkan
Ppv,rated
pada Tabel 5. PR bulanan terendah terjadi pada
dengan: November 2019 yaitu sebesar 79,45%, sedangkan
EAC,h = total energi AC dalam 1 hari tertinggi sebesar 87,62% yang terjadi pada Juli
PPV,rated = daya nominal sistem PV (kWp) 2019. PR rata-rata dalam periode penelitian
EAC,b = total energi AC dalam 1 bulan selama delapan bulan adalah 82,47%. Hal ini
Reference yield (Yr ) merupakan ukuran berarti bahwa dari total energi matahari yang
energi teoretis yang tersedia di lokasi tertentu mengenai permukaan array PV, sebesar 82,47%
selama periode waktu tertentu, diukur dalam kWh yang dapat diubah menjadi energi AC. Sedangkan
/ kWp [5]. Yr diperoleh dari perbandingan antara sebesar 17,52% dari energi matahari yang
mengenai array PV, tidak dapat diubah menjadi
radiasi matahari global (global solar radiation,
energi listrik karena adanya rugi-rugi. Rugi-rugi
HT) dan radiasi referensi sistem PV (HR) yang
tersebut dapat berupa rugi-rugi pada array PV
nilainya adalah 1 kW / m2 [4].
yang disebut array capture losses maupun rugi-
HT rugi pada inverter yang disebut system losses.
Yr,h = (7)
HR
Tabel 5. Hasil perhitungan PR bulanan untuk bulan
D Juli 2019 hingga Februari 2020
Yr,b = ∑ Yr,h (8) Bulan PR (%)
N=1 Juli 2019 87.62
dengan: Agustus 2019 82.67
HR = radiasi matahari global (kWh/m2/hari) September 2019 83.56
HT = konstanta radiasi referensi sistem PV Oktober 2019 81.50
(1 kWh/m2) November 2019 79.45
Desember 2019 79.64
HASIL DAN PEMBAHASAN Januari 2020 81.64
Data-data yang terkumpul digunakan untuk Februari 2020 83.67
menentukan nilai PR harian, PR bulanan dan PR Rata-rata 82.47
rata-rata selama periode pengamatan dari bulan
Juli 2019 hingga Februari 2020. Nilai PR harian
minimum, median, maksimum, dan rata-ratanya
ditunjukkan pada Tabel 4. Minimum PR harian
paling rendah terjadi pada Januari 2020 dengan
nilai 75%, sedangkan maksimum PR harian paling
tinggi sebesar 92,65% yang terjadi pada Februari
2020. Rata-rata PR harian dalam satu bulan
terendah sebesar 79,45% yang terjadi pada
November 2019 dan tertinggi sebesar 87,58%
yang terjadi pada Juli 2019.
Gambar 3. Hubungan antara PR harian dan suhu modul rata-rata pada bulan September 2019
Gambar 4. Hubungan antara PR harian dan insolasi matahari pada bulan September 2019
modul PV harian dan insolasi matahari harian parameter yang tidak dapat terpisahkan. Nilai PR
pada bulan September 2019. Secara umum, tergantung pada suhu array, pemanfaatan radiasi
semakin tinggi suhu modul menyebabkan nilai PR matahari yang tidak sempurna dan kegagalan
semakin rendah dan sebaliknya. Pada analisis PR komponen sistem PV sebagai penyebab dari
harian yang ditunjukkan Gambar 3, efek tempe- losses. Losses pada sistem PV terdiri atas array
ratur ini tidak terlalu terlihat. Akan tetapi, dapat capture losses (Lc) dan system losses (Ls). Lc
diamati bahwa saat terjadi suhu maksimum yaitu merupakan losses yang terjadi pada array PV,
pada tanggal 21 September, nilai PR pada tanggal sedangkan Ls adalah losses pada inverter.
tersebut cenderung lebih rendah. Efek insolasi Besarnya nilai Lc diperoleh dari selisih antara
matahari pada PR harian yang ditampilkan oleh reference yield dan array yield. Array yield itu
Gambar 4, menunjukkan bahwa insolasi matahari sendiri merupakan perbandingan antara total
yang tinggi tidak selalu menyebabkan PR tinggi energi DC yang dihasilkan sistem PV terhadap
atau sebaliknya. Pada hari dengan insolasi daya nominalnya pada kondisi STC. Sedangkan
matahari yang rendah, PR sistem PV dapat nilai Ls diperoleh dari selisih array yield dan final
bernilai tinggi atau rendah. Hal ini karena PR tidak yield. Sehingga total losses pada sistem PV yang
menunjukkan jumlah energi matahari yang merupakan jumlah Lc dan Ls, dapat diperoleh dari
dikonversi sistem PV, tetapi menunjukkan rasio selisih antara final yield dan reference yield.
energi matahari yang dikonversi oleh sistem PV Parameter kinerja yang dinormalisasi
terhadap total energi matahari yang diterima oleh memiliki relevansi yang lebih tinggi karena dapat
sistem PV. dibandingkan dalam berbagai kondisi. Sehingga,
Lc dan Ls yang dinormalisasi ke dalam rasio Lc
PR tidak mewakili jumlah energi sistem PV dan rasio Ls dapat dibandingkan dengan PR dalam
PR tidak menunjukkan jumlah energi yang segala kondisi. Rasio Lc dan rasio Ls dinyatakan
dihasilkan oleh sistem PV. Sistem PV dengan PR dalam persamaan berikut.
tinggi di tempat iradiasi matahari rendah dapat (Yr − Y𝑎 ) (Y𝑎 − Yf )
Rasio Lc = ; Rasio Ls =
menghasilkan energi lebih sedikit daripada sistem Yr Yr
PV dengan PR rendah di lokasi iradiasi matahari Perhitungan Lc dan Ls menunjukkan hasil
tinggi dan sebaliknya [8]. Gambar 5 menunjukkan bahwa nilai rasio Lc berkisar antara 9,78% -
hubungan antara PR dengan produksi energi AC 19,1%. Sedangkan nilai rasio Ls berkisar antara
harian. Gambar tersebut menunjukkan bahwa PR 0,97% - 6,31%. Gambar 6 menunjukkan grafik
tidak mewakili produksi energi sistem PV. Kedua perbandingan antara nilai PR, rasio Lc dan rasio
parameter berdiri sendiri dan memiliki hubungan Ls. Berdasarkan grafik tersebut terlihat bahwa
nilai Lc paling tinggi terjadi pada bulan November
2019 dan terendah terjadi pada bulan Februari
2020. Sedangkan nilai Ls tertinggi terjadi pada
bulan Februari 2020 dan terendah terjadi pada
bulan Juli 2019.
Berdasarkan analisis ini, maka untuk penelitian PR pada 94 sistem PV dimana hasilnya
meningkatkan nilai PR pada sistem PV dapat tidak ada PR yang melebihi 90% sebagaimana
dilakukan dengan menekan atau memperkecil ditunjukkan pada Gambar 7 [9]. Sedangkan
losses. Losses tersebut mencakup losses pada Gambar 8 menunjukkan hasil perhitungan PR
array PV (Lc) yang disebabkan oleh suhu, harian selama bulan Februari 2020 pada penelitian
bayangan, debu maupun kemiringan modul yang ini. Dari gambar tersebut terlihat bahwa nilai PR
tidak optimal, serta losses pada inverter (Ls) yang melebihi 90% pada tanggal 21 Februari 2020.
disebabkan oleh efisiensi inverter maupun daya Setelah dianalisis, penyebabnya adalah karena
disipasi pada kabel atau komponen lain. terjadinya kekosongan data pada jam 14.00-16.00
karena sistem monitoring tidak merekam data
Analisis PR > 90% pada jam tersebut. Pada pembahasan sebelumnya
Pada hasil perhitungan PR bulan Februari juga disebutkan bahwa periode perekaman
2020, terdapat hari dengan PR harian mencapai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
92,65%. Nilai ini dipertanyakan, karena nilai PR nilai PR. Oleh karena itu, kekosongan data pada
> 90% cenderung tidak realistis. Referensi [9] jam tersebut menyebabkan hasil perhitungan PR
menyebutkan bahwa, nilai PR berkisar antara 50- menyimpang dan tidak relistis. Pada dasarnya,
70% pada tahun 1980-an, 70-80% pada tahun peningkatan PR dapat diupayakan dengan
1990-an dan mencapai >80% hingga tahun 2012. menekan losses, baik dengan memilih desain PV
Sedangkan referensi [10] menyebutkan bahwa yang optimal, maupun pemilihan komponen
hingga saat ini, nilai PR umumnya berkisar pada berkualitas seperti penggunaan inverter dengan
80-90%. Pada referensi [9] juga telah dilakukan efisiensi tinggi atau kabel dengan daya disipasi
Gambar 8. Hasil perhitungan PR harian pada sistem PV 10 kWp di Gedung Energi selama bulan Februari
2020
rendah. Akan tetapi, hal tersebut masih sulit [2] Kementerian ESDM, “RUPTL 2019-2028,”
dilakukan untuk mendapatkan PR yang nilainya ESDM, 2019.
melebihi 90%. [3] IESR, “ENERGI TERBARUKAN: Energi
untuk Kini dan Nanti,” IESR, 2017.
KESIMPULAN DAN SARAN [4] K. Attari, A. Elyaakoubi, A. Asselman,
Kesimpulan “Performance analysis and investigation of a
Berdasarkan analisis dan pembahasan di
grid-connected photovoltaic installation in
atas, dapat disimpulkan bahwa PR harian selama
Morocco,” Energy Reports, vol.2, pp. 261–
periode penelitian berada pada rentang 75%
hingga 92,65%. Nilai PR bulanan terendah adalah 266, 2016.
79,45% yang terjadi pada November 2019 dan [5] L. C. de Lima, L. de A. Ferreira, F. H. B. de
tertinggi sebesar 87,62% yang terjadi pada Juli L. Morais, “Performance analysis of a grid
2019. Sedangkan PR rata-rata selama periode connected photovoltaic system in
penelitian adalah 82,47%. Nilai PR dipengaruhi northeastern Brazil,” Energy for Sustainable
oleh suhu lingkungan, sehingga rentang nilai PR Development, vol.37, pp.79–85, 2017.
pada musim penghujan lebih luas daripada musim [6] HemanthBabu N, Sujata Shivashimpiger, N.
kemarau. Berdasarkan analisis losses, nilai Lc Samanvita, V M Parthasarathy, “Performance
paling tinggi terjadi pada bulan November 2019 Ratio and Loss Analysis for 20MW Grid
dan terendah terjadi pada bulan Februari 2020. Connected Solar PV System - Case Study,”
Sedangkan nilai Ls tertinggi terjadi pada bulan International Journal of Engineering and
Februari 2020 dan terendah terjadi pada bulan Juli
Advanced Technology (IJEAT) ISSN: 2249 –
2019.
8958, Volume-8, Issue-2S2, January 2019.
Saran [7] SMA. Performance ratio: Quality factor for
Analisis performance ratio pada penelitian the PV plant.
ini dilakukan dalam periode waktu delapan bulan [8] R. Sharma, S. Goel, “Performance analysis of
(tidak sampai satu tahun). Hal ini karena proses a 11.2 kWp roof top grid-connected PV
pengambilan dan pengolahan data memerlukan system in Eastern India,” Energy Reports,
waktu yang relatif lama. Sedangkan pada Maret - vol.3, pp.76–84, 2017.
Juni 2020 sedang diberlakukan aturan kerja dari [9] N. H. Reich, B. Mueller, A. Armbruster,
rumah (work from home). Sehingga tidak dapat Wilfried G. J. H. M. van Sark, K. Kiefer and
dilakukan akses data bulan Maret - Juni 2020. C. Reise1, “Performance ratio revisited: is
Untuk penelitian selanjutnya, lebih baik dilakukan PR>90% realistic?,” Prog. Photovolt: Res.
dalam periode waktu satu tahun agar analisis dan
Appl., vol.20, pp.717–726, 2012.
pembahasan lebih mendalam karena mencakup
[10] Fraunhofer Institute for Solar Energy
seluruh musim dalam satu tahun sehingga dapat
bermanfaat untuk mengetahui karakteristik Systems, ISE with support of PSE Projects
kinerja sistem PV tahunan. GmbH, 2020 “Photovoltaics Reports,”
[Online]. Available: www.ise.fraunhofer.de,
UCAPAN TERIMA KASIH diakses 8 September 2020.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Kepala Balai Besar Teknologi Konversi Energi
(B2TKE) dan Tim smart grid B2TKE atas
dedikasinya dalam proses pengembangan smart
micro grid di Gedung Energi Puspiptek, Serpong
serta seluruh pihak yang mendukung sehingga
makalah ini dapat tersusun dan terpublikasikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pada makalah ini, dibahas pengujian Pemanas Air Tenaga Surya (PATS) jenis kolektor plat data dengan luas
panel 1,6 m2 dan tanki kapasitas 150 liter. Kinerja tanki PATS dapat dilihat melalui pengujian termosifon
menunjukkan kemampuan pengumpulan panas stagnasi dengan temperatur tanki dapat melebihi 70 oC dengan rugi-
rugi termal tangki 1.21 W/m2.K.(nilai masih di bawah batas maksimum 1.75 W/m 2.K). Kinerja sistem kolektor dan
tanki PATS dapat diketahui melalui pengujian sistem selama beberapa hari dengan berbagai rentang radiasi harian
mulai dari 3.7 – 6.8 kwh/m2 diperoleh efisiensi harian sistem 39.1 – 47.5 %. Dari interpolasi dan ekstrapolasi plot
data diperoleh prediksi kalor perolehan tahunan sebesar 1081.6 kwh, sehingga didapatkan fraksi matahari 61% masih
dibawah target standar 65%. Sedangkan pehitungan prediksi kalor perolehan untuk klasifikasi unit PATS sebesar
2704.04 kwh menempati kelas IV sesuai SNI. Kinerja kolektor dapat diketahui melalui pengujian efisiensi kolektor
dengan nilai berkisar 38.2 -59.9% dengan faktor rugi-rugi 7.6 W/m2.K, nilai ini sedikit melampaui standar yang
disyaratkan yaitu 7 W/m2.K.
ABSTRACT
In this paper discussed about the solar water heater (PATS) with flat plate collector type and the panel area
size of 1.6 m2 and 150 liter volume of tank. The performance of the PATS tank can be evaluated by thermosiphon
testing with the ability of stagnation heat with tank temperatures of exceed 70 oC and thermal losses of a tank of 1.21
W / m2.K (this value is still below the maximum limit of 1.75 W / m2.K). The performance of the PATS system (combined
solar collector and tank) can be known through testing the system over several days with various daily radiation
ranges from 3.7 - 6.8 kwh / m2 and obtained by a system daily efficiency of 39.1 - 47.5%. From interpolation and
extrapolation of plot data, an annual heat recovery prediction and solar fraction are 1081.6 kwh and 61%,
respectively. The value of solar fraction is still below the standard target of 65%. The calculation of the heat recovery
prediction for the PATS unit classification of 2704.04 kwh occupies class IV according to SNI. Solar collector
performance can be known through the collector efficiency testing with values ranging from 38.2 - 59.9% with a loss
factor of 7.6 W/m2.K, this value slightly exceeds the required standard of 7 W/m2.K.
diserap oleh kolektor. Penelitian material insulasi Di dalam ruang kendali ini dilengkapi
dengan berbagai variasi ketebalan (Colle 2001). perangkat kendali temperatur yang didukung oleh
Stratifikasi termal didalam tanki menjadi komponen pemanas listrik dan unit pendingin,
mekanisme penting untuk PATS dengan yang digunakan untuk mengendalikan temperatur
termosifon (Knudsen, 2001). Dalam beberapa fluida sehingga temperatur fluida yang masuk ke
tahun terakhir, banyak penelitian teoritis dan kolektor dapat diatur relatif konstan pada uji
eksperimental untuk meningkatkan perpindahan efisiensi kolektor. Selain itu reservoir air bersih
panas dalam kolektor PATS menggunakan tersedia untuk suplai fluida saat pengujian. Untuk
pendekatan dan metode yang berbeda (Tai Li W et memantau unjuk kerja alat serta ketahanannya,
al., 2018; Mandal et al., 2020, Vengadesan et.al dilakukan pengambilan data melalui 9 buah sensor
2020). yang dipasang pada alat maupun di sekitar alat
Pada makalah ini, akan dibahas pengujian (pada kondisi lingkungan). Sensor terdiri dari
kinerja termal PATS dan persyaratan mutunya beberapa sensor pengukur temperatur: temperatur
mengacu pada aturan SNI 3021-1992 Edisi ke-1 air, temperatur permukaan plat penyerap,
(satu). Pengujian kinerja termal unit PATS terdiri temperatur udara ambien. Radiasi matahari
dari 3 sub pengujian, yaitu:Termosifon, Sistem dipantau menggunakan pyranometer yang
Tangki-Kolektor dan Kolektor. dipasang sesuai dengan posisi kemiringan
Selain 3 sub uji kinerja termal di atas masih kolektor, sedangkan laju aliran air menggunakan
ada sub pengujian kinerja pemanas tambahan, flowmeter. Data-data hasil pengukuran dimonitor
juga uji keandalan sistem dan kolektor yang terdiri dan direkam menggunakan data logger.
dari 5 sub pengujian seperti uji stagnasi suhu Pengambilan data dilakukan setiap 10 detik dan
tinggi, uji beban kejut, uji penetrasi air hujan, uji data rata-rata yang diperoleh selama interval
tekanan dalam alur pipa kolektor, dan terakhir uji waktu 10 menit direkam ke dalam hard disk pada
korosi. Sub-sub pengujian ini tidak dibahas dalam komputer untuk selanjutnya dievaluasi.
makalah ini.
Pengujian kinerja termal ini dilakukan pada
satu sampel uji unit PATS komersial yang dipilih
secara acak dari produk-produk yang terdapat di
pabrik pembuatannya. Pengujian dilakukan
menggunakan fasilitas pengujian outdoor
pemanas air tenaga surya yang terdapat di Balai
Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) BPPT
di kawasan Puspiptek Tangerang Selatan. Fasilitas Gambar 1. Test rig dan ruang kontrol PATS
ini disediakan mampu untuk melayani uji mutu
produk PATS komersial berdasarkan SNI maupun Uji Termosifon
ISO. Pengujian ini ditujukan untuk melihat dan
Berikut ini disajikan hasil pengujian SNI menentukan dinamika temperatur air dalam tangki
3021-1992 Edisi ke-1 (satu) sebuah sampel unit penyimpaan air panas PATS, temperatur air
PATS yang merupakan sebuah produk domestik. maksimum yang dapat dicapai serta untuk
PATS yang diuji berkapasitas 150 liter air dengan menentukan faktor kehilangan panas dari tangki
luas kolektor 1.6 m2, serta pemanas tambahan penyimpan, dan untuk menentukan kemampuan
1000 Watt. maksimum menghasilkan dan penyimpanan air
panas pada kondisi sistem PATS beroperasi
BAHAN DAN METODE stagnan, tanpa mengoperasikan pemanas
Fasilitas uji ini merupakan sistem pengujian tambahan.
menggunakan cahaya matahari alami di luar Pada hari sebelum pengujian dimulai, air
ruangan, diperuntukkan melayani pengujian untuk dingin dialirkan ke seluruh sistem hingga terisi
mendapatkan karakterisitik termal produk PATS penuh untuk mengkondisikan keadaan awal
komersial maupun prototipe hasil riset. Karena itu sistem. Sistem PATS ini dioperasikan selama
fasilitas uji ini terdiri dari rig uji yang terletak di sedikitnya 120 jam sehingga dicapai temperatur
luar ruangan yang bebas dari halangan, yang maksimum tangki lebih dari 70oC. Pada hari
dilengkapi dengan sensor-sensor pengukuran, terakhir, dilakukan pembuangan air panas yang
yang terhubung dengan ruang kontrol dan sistem sudah tersimpan tersebut, dengan laju sekurang-
akusisi data. kurangnya 1 liter/menit dan sebesar-besarnya
sama dengan kapasitas tangki penyimpan dibagi termosifon ini, setelah temperatur tangki
dua jam. Variabel yang diukur dalam pengujian mencapai maksimum.
ini adalah temperatur inlet sistem, temperatur
outlet kolektor, temperatur tangki/outlet sistem, Pengujian Sistem
temperatur ambient, laju aliran, dan insolasi, Pengujian kinerja sistem ini mirip dengan
selama 24 jam. pengujian termosifon temperatur stagnasi, hanya
pembuangan air panas dilakukan setiap sore hari,
dan pengisian air dingin hingga kolektor dan tanki
penuh dilakukan setiap pagi hari.
Perhitungan terhadap data-data pengujian
dilakukan untuk mendapatkan parameter-
parameter uji efisiensi harian sistem ղd, jumlah
energi tahunan, klasifikasi PATS dan Fraksi
Matahari. Penghitungan efisiensi harian, prediksi
perolehan energi tahunan, fraksi matahari dan
klasifikasi PATS dilakukan dengan pengujian
termosifon harian dimulai pagi hari dan operasi
Gambar 2. Skema pengujian PATS pembuangan panas pada sore/malam hari,
dilakukan setiap hari pada berbagai radiasi
Dari pengujian ini diperoleh data harian matahari. Pengujian dilakukan sehingga diperoleh
untuk menghitung parameter-parameter: efisiensi sistem PATS harian pada berbagai
• Persentase kenaikan dan penurunan rentang radiasi harian 1 hingga 7 kWh/m2/hari,
temperatur tangki rata-rata, dengan pengujian ini membutuhkan banyak data harian
mengamati temperatur maksimum tangki setidaknya 14 hari yang tersebar dalam rentang
radiasi harian tersebut. Dari sebaran data harian
yang diperoleh pada siang hari yang dicapai
efisiensi ini dapat diplot sehingga dengan
dan penurunan temperatur tanki minimum interpolasi dan ekstrapolasi perolehan kalor
pada malam hingga pagi hari berikutnya. tahunan maupun kalor klasifikasi unit PATS dapat
dihitung:
• Faktor rugi-rugi termal tangki penyimpan
QdT = AC (8 d1 + 48 d 2 + 174 d 3 + 420 d 4 + 530 d 5 + 348 d 6 + 42 d 7 )
rata-rata, Data yang digunakan pada
(2)
perhitungan ini adalah data malam hari sejak dimana:
radiasi tidak ada atau minim, biasanya diambil
antara jam 18 – 06. Perhitungan ini untuk di : efisiensi PATS rata-rata pada insolasi harian
menentukan harga Uls rata-rata tangki. sebesar 1,2,3,4,5,6 dan 7 kWh/m2.
Persamaan yang digunakan (BSN, 2017): QdT : jumlah energi tahunan yang diperkirakan
dapat dipasok oleh PATS (dalam kWh)
M .C p T − Tamb AC : luasan efektif kolektor, m2.
U ls = ln sto −i
T
As .t sto − f − Tamb
(1) Tabel 1. Klasifikasi PATS (BSN,2017;
Dengan Ttank-i adalah temperatur tangki ASHAE,1986)
Kelas MJ KWh
pada awal pengukuran, Ttank-f temperatur tangki I Lebih dari 14.000 Lebih dari 3.889
diakhir pengukuran, As luas permukaan efektif II 12.000 s/d 14.000 3.333 s/d 3.889
tangki, t adalah selang waktu pengukuran. Faktor III 10.000 s/d 12.000 2.778 s/d 3.333
kehilangan ini tak boleh melebihi 1.75 W/m2.K IV 8.000 s/d 10.000 2.222 s/d 2.778
• Temperatur tangki maksimum yang dapat
dicapai pada siang hari. Dengan prediksi perolehan kalor tahunan
ini dapat dihitung fraksi matahari unit PATS
• Energi tersimpan maksimum dalam tangki dengan asumsi penggunaan air panas oleh orang
pada proses stagnasi, yang diperoleh dari dewasa dapat dianggap 45 liter pada 60 oC per
perhitungan energi yang dibuang dalam hari. Karena air potable dalam unit PATS dari
proses pengeluaran air panas secara terus tempeartur awal 30 oC, maka kebutuhan air panas
menerus pada akhir proses pengujian tiap orang dewasa dapat dihitung dalam setahun.
Klasifikasi sistem PATS sesuai SNI ditentukan
dari prediksi perolehan kalor tahunan berdasarkan dapat diperoleh persamaan Y=a - b X, sehingga
referensi kolektor seluas 4m2 yang dapat dilihat bila Y adalah C dan X adalah (Tavg-c –Tamb)/ICTot
pada Tabel 1. Luas kolektor pengujian saat ini , maka b adalah Ulc.Fp. Dengan memilih data-data
1,6m2 dilakukan perhitungan persamaan (2) dan radiasi yang melebihi 599 W/m2 dengan rata-rata
hasilnya dikalikan sesuai rasio perbedaan diatas 630 W/m2, dan mengumpulkannya dalam
terhadap referensi 4m2 agar bisa diklasifikasikan satu grafik hubungan linier C terhadap (Tavg-c –
sesuai Tabel 1. Tamb)/ ICtot, maka koefisien rugi-rugi termal UlcxFp
dapat ditentukan. Dengan asumsi FP adalah 0.85
Pengujian Kolektor Surya (harga yang diperoleh dari manufakturer), maka
Pengujian ini bertujuan untuk menghitung harga Ulc dapat dihitung. Persyaratan harga Ulc ini
efisiensi termal kolektor surya. Skema diacukan pada SNI 3021-1992 Edisi ke-1 (satu),
pengukuran diberikan pada gambar 1 skema uji di yaitu 7 W/m2.K. Radiasi yang masuk ke kolektor
atas, hanya seluruh jalur air menuju tangki ditutup, harus dalam keadaan tunak, untuk itu temperatur
aliran air diatur masuk dan keluar kolektor saja. inlet dan laju aliran harus dapat dijaga pada harga
Laju aliran fluida kerja (air) diusahakan yang relatif konstan (BSN, 2017).
pada laju yang menghasilkan aliran turbulen,
untuk kasus PATS ini direkomendasikan sekitar 2 HASIL DAN PEMBAHASAN
- 2.5 liter/menit (minimal 0.0136 kg/(det.m2) Pengujian Termosifon
[Perers et al,1990], dengan perubahan maksimum Pengujian termosifon dilakukan selama 6
sebesar 1%. Tekanan fluida sekitar 2.4 bar hari, hasil pengujian termosifon diberikan pada
(minimal 2 bar) harus diperoleh. Laju angin yang Tabel 2.
melintasi kolektor maksimum 4.5 m/det.
Temperatur air inlet kolektor dikendalikan Tabel 2. Perhitungan hasil pengujian termosifon.
sehingga air masuk kolektor cenderung stasioner
pada temperatur tertentu, dan bila radiasi matahari
mencukupi, temperatur input kolektor ini idealnya
dikondisikan pada sedikitnya 3 daerah stasioner
dari 32oC hingga 60oC, misalkan 400C, 500C,
600C. Pengubahan setelan kendali temperatur ini
sebaiknya dilakukan sedikitnya setiap hari.
Akumulasi radiasi surya adalah hasil
perhitungan dengan asumsi linieritas selama 10 Dari pengujian termosifon diperoleh nilai
menit data direkam, sehingga diperoleh radiasi persentasi penurunan temperatur tangki, yaitu:
surya setiap meter persegi yang dikumpulkan (Ttank-maks –Ttank-min)/Ttank-maks sebesar 18.42 %,
selama waktu sampling. angka ini cukup besar. Diharapkan faktor
Perhitungan efisiensi (sesaat) kolektor kehilangan panas ini dapat di bawah 10%. Rugi-
didasarkan pada formula (BSN, 2017) : rugi ini dapat diakibatkan isolasi tangki maupun
Wu (T − Ta ) (3) kolektor, karena pada malam hari maupun cuaca
C = = xxF − U lc xF avg − c
GT xAc GT dingin, kolektor dapat menjadi media pelepas
Wu adalah perolehan panas sesaat, adalah panas. Temperatur stagnasi maksimum tangki
faktor transmisi kaca, adalah absorptivitas pada proses termosifon ini manpu mencapai lebih
absorber, Ac adalah luas kolektor, Fp adalah di atas 70oC Sedangkam perhitungan faktor rugi-
efisiensi absorber, ICtot adalah radiasi surya dalam rugi termal tangki dari persamaan (1) diperoleh
watt/m2, Ulc adalah faktor rugi-rugi termal harga koefisien rugi-rugi termal tangki rata-rata
kolektor, C adalah efisiensi kolektor sesaat. adalah 1.21 W/m2.K, dimana dibawah nilai
Efisiensi harian dapat dihitung dari akumulasi standar SNI sebesar 1.75 W/m2.K, sedangkan
perolehan panas dan radiasi sesaat selama kalor terkumpul maksimum pada proses
seharian pengujian. Semua perhitungan rugi-rugi pembuangan air panas hari terakhir diperoleh
termal dan efisiensi kolektor valid bila didasarkan 20.77 MJ dengan temperatur saat pembuangan
pada data yang diperoleh dari insolasi harian lebih adalah 68.24oC. Rugi-rugi termal pada tanki dapat
besar dari 4 kWh/m2. disebabkan oleh stratifikasi termal air dingin dan
Dengan mem-plot dalam garis linier C air panas rusak karena aliran air dingin yang
terhadap (Tavg-c –Tamb)/ ICtot untuk tiap sampel, masuk tanki akibat desain yang kurang baik atau
Tabel 3 dapat dilihat hasil efisiensi harian Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan
berkisar 38.19 - 59.86%, dengan rata-rata 47.98%, bahwa rugi-rugi termal pada tanki masih dibawah
semua perhitungan berdasarkan data insolasi
nilai standar SNI dan rugi-rugi termal pada
harian di atas syarat 4 kWh/m2. Dari plot data
kolektor surya diatas nilai standar SNI.
sesuai Gambar 3 diperoleh persamaan linier
Penyempurnaan pada kolektor surya perlu
sehingga hasil plot grafik dilakukan. Kinerja termal dari kolektor juga
efisiensi kolektor sesaat mendapatkan harga Ulc bergantung pada efisiensi optik kaca penutup,
7.58 W/m2.K, di atas standar yang disyaratkan desain dan sifat termal dari pelat absorber.
yaitu 7 W/m2.K. Efisiensi kolektor surya Pemilihan jenis pelat absorber yang selektif dapat
merupakan satu bagian penting dalam sistem mengurangi kerugian radiasi (Jasangkar, 2011)
PATS, karena menentukan perolehan kalor yang
kinerja sistem keseluruhan. Hasil pengujian satu KESIMPULAN DAN SARAN
unit sampel di atas masih dapat dikategorikan Kesimpulan
kurang baik, efisiensi rata-rata yang diperoleh Hasil pengujian kapasitas panas PATS
cukup rendah, diharapkan dapat melebihi 50 %, sesuai SNI 3021-1992 Edisi ke-1 (satu), sampel
dan demikian juga koefisien rugi-rugi termal yang uji memiliki kemampuan penyerapan panas pada
diharapkan kurang dari 4 W/m2.K agar uji stagnasi adalah 19.68 MJ. Temperatur tangki
efisiensinya lebih baik. maksimum dapat mencapai diatas 70oC, dan
faktor rugi-rugi termal tangki sebesar 1.21 [6] Vengadesan E, Senthil R. “A review on recent
W/m2.K, di bawah 1.75 W/m2.K sesuai SNI. development of thermal performance
Efisiensi termal kolektor berkisar 38.19 - enhancement methods of flat plate solar water
59.86%, dengan rata-rata 47.98%. Nilai rugi-rugi heater. Solar Energy. Vol.206, pp.935-961,
pada kolektor adalah 7.58 W/m2.K, di atas standar 2020.
SNI yaitu 7 W/m2.K. Hal ini menjadi penyebab
rentang efisiensi sistem PATS harian adalah [7] Pemanas Air Tenaga Surya Tipe Domestik
39,14% hingga 47,50%, yang relatif masih Sistem Termosifon Langsung Dengan
dibawah 50%. Penyempurnaan pada kolektor Pemanas Tambahan, BSN, SNI. 3021-1992
surya perlu dilakukan. Klasifikasi unit PATS Edisi ke-1 (satu). Nov 2017
sebesar 2704.04 kwh menempati kelas IV sesuai
SNI. [8] Dagdougui H., Uammi A., Robba M., Sacille
R., Thermal analysis and performance
Saran optimization of a solar water heater flat plate
Berdasarkan pengujian tersebut collector: Application to Tetouan (Morocco),
menunjukkan bahwa kinerja PATS dipengaruhi Renewable and Sustainable Energy Reviews,
rugi-rugi panas pada material, koneksi dan proses Vol.15, pp.630-638, 2011.
pengerjaannya baik pada kolektor surya maupun
tanki. Produk PATS perlu dilakukan uji petik, agar [9] Chang J.M., A. Characteristic Heat Removal
kualitas produk PATS yang beredar dipasaran Efficiency for Thermosyphon Solar Water
dapat lebih terjamin. Heaters During the System Application Phase
Transaction of Conference on the Use of Solar
DAFTAR PUSTAKA Energy, University of Arizona; Vol.126, pp.
950-956, 2004.
[1] Jaisangkar S., Ananth J., Thulasi
S.,Jayasuthakar S.T., Sheeba K.N., “A [10] Methods of Testing to Determine the
comprehensive review on solar water Thermal Performance of Solar Collector,
heaters”, Renewable and Sustainable Energy ANSI/ASHRAE standard, 93-1986.
Reviews, Vol. 15, pp.3045-3050, 2011.
[11] Yeh H.M, Chen L.C., ‘A study on
[2] Mittal M.K,Varun, Saini RP, Singal SK. thermosyphon solar water heater with parallel
Effective efficiency of solar air heaters flat plate collector’, Energy, Vol.1, No.6,
havingdifferent types of roughness elements pp.579-588, 1986.
on the absorber plate. Energy, Vol 32, Edisi 5,
pp.739–45, 2007. [12] Tai Li W, Thirugnanam K., Tushar W,
Yuen C., “Improving of the solar water heater
[3] Gao W, Lin W, Liu T, Xia C. Analytical and system in green building via optimized
experimental studies on the thermal control startegies”. IEEE Transaction on
performance of cross-corrugated and flat- Industrial Informatics Vol 14 Issue 4:
plate solar air heaters. Applied Energy, Vol pp.1646-1655, 2018.
84, Edisi 4, pp.425–41, 2007.
[13] Mandal S., Kumar S., “Experimental
[4] Colle S, Abreu SL, Glitz K, Colle F. investigation of double pass solar water heater
Optimization of the auxiliary heating and by using reflector”, Renewable Energy Vol
water storage insulation of a low cost 149: pp.631-640, 2020.
domestic hot water heating system with an
electric shower. In: Proceedings of ISES Solar .
World Congress. 2001.
[5] Knudsen S, Furbo S, Shah LJ. Design of inlet
to the mantle in a vertical mantle storage tank.
Proceedings of ISES Solar World Congress.
2001.
Lis Ocktty Zahara P., Cantika Setya P., Imam Supriyadi, Anggun Andreyani
ABSTRAK
Kebutuhan energi Indonesia terus meningkat, salah satu sumber energy primer sebagai pasokan energy
nasional adalah batu bara. Pemanfaatan batu bara memiliki dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu,
diperlukan solusi penggunaan batubara yang tetap berlandaskan lingkungan (energi bersih) untuk mengatasi dampak
pemanfaatan batu bara sebagai energy primer. Penelitian ini didasarkan pada analisa terhadap 12 jurnal penelitian
terkait teknologi biosolubilisasi batubara yang dipublikasikan pada rentang tahun 1994 hingga 2019. Hasil kajian
diperoleh bahwa batubara kualitas rendah berpotensi menjadi energi alternatif yang ramah lingkungan dengan
mengkonversi batubara padat menjadi cair setara bensin dan solar dengan tekhnologi Biosolubilisasi yang mampu
menghilangkan kandungan sulphur dan nitrogen. Namun teknologi biosolubilisasi ini memiliki kelemahan yaitu
membutuhkan waktu lama untuk proses degradasi batubara menjadi fasa cair karena bergantung pada kemampuan
mikroorganisme yang digunakan. Penerapan biosolubilisasi sebagai energi alternatif guna mendukung ketahanan
energi membutuhkan dukungan riset rekayasa genetika dan tekhnologi katalisator untuk meningkatkan kemampuan
mikroorganisme sehingga dapat mempercepat proses degradasi batubara.
ABSTRACT
Indonesia's energy needs continue to increase, one of the primary energy sources as a national energy supply
is coal. The use of coal has a negative impact on the environment. Therefore, a solution to the use of coal which is
still based on the environment (clean energy) is needed to overcome the impact of using coal as primary energy. This
research is based on the analysis and study of 12 research journals related to coal biosolubilization technology
published in the period 1994 to 2019. The results show that low rank coal has the potential as an environmental
friendly alternative energy by converting solid coal into liquid phase equivalent to gasoline and diesel which is sulfur
and nitrogen free with biosolubilization technology. However, this biosolubilization technology has the disadvantage
of the slow coal degradation process into liquid phase because it only relies on the microorganism ability. The
application of coal biosolubilization technology as an alternative energy to support energy security requires genetic
engineering and catalyst technology research support to improve the microorganism ability to increase the coal
degradation rate.
Berdasarkan data pada tahun 2018 produksi produk biosolubilisasi batubara sebagai solusi
batubara Indonesia mencapai 557 juta ton dengan untuk mencapai ketahanan energi di Indonesia
kuantitas ekspor sebesar 357 juta atau sekitar 63%. yang tetap memperhatikan perlindungan
Tingginya angka ekspor tersebut menjadikan lingkungan.
Indonesia sebagai salah satu eksportir batubara Ada beberapa jurnal / artikel terkait dengan
terbesar di dunia selain Australia. Ekspor batubara biosolubilisasi batubara. Dalam literatur, berbagai
Indonesia sebagian besar digunakan untuk mikroba digunakan sebagai agen pelarutan
pemenuhan permintaan China dan India. Ekspor batubara. Beberapa penelitian juga memberikan
tersebut berbanding terbalik dengan kebutuhan berbagai perlakuan kepada mikroba pada
dalam negeri yang hanya mencapai 115 juta ton penelitian untuk meningkatkan produk
atau lebih kecil dari target konsumsi batubara biosolubilisasi. Ditemukan bahwa hasil masing-
domestic yaitu sebesar 121 juta ton. Rendahnya masing studi bervariasi dan menunjukkan
realisasi konsumsi batubara domestic dikarenakan berbagai efektivitas mikroba dan perlakuan
pengoperasian PLTU program 35.000 MW tidak mikroba sebagai agen biosolubilisasi batubara.
terealisasi sesuai dengan rencana, disisi lain Beberapa penelitian bahkan memberi hasil
kegiatan industri domestik yang juga menurun. produk-produk biosolubilisasi batubara yang
Kebijakan Energi Nasional (KEN) setara dengan minyak bumi (bensin dan diesel).
menargetkan peningkatan pemanfaatan batu bara Hal ini tentu menarik untuk dipelajari lebih lanjut
hingga 33% dan pemanfaatan EBT sebesar 23% tentang potensi biosolubilisasi batubara, terutama
pada tahun 2025. Meskipun Teknologi Energi dengan produk-produk biosolubilisasi batubara
Baru Terbarukan (EBT) tengah digalakkan oleh yang setara minyak bumi yang dapat mengubah
Pemerintah, faktanya target bauran EBT sebesar pemanfaatan minyak bumi untuk memenuhi
23% pada tahun 2025 akan sulit tercapai akibat kebutuhan minyak bumi nasional yang terus
banyaknya kendala teknologi EBT terutama biaya meningkat. Selain itu, karakteristik produk
dan harga jual energi berbasis EBT yang tidak biosolubilisasi batubara ditemukan bebas sulfur
dapat bersaing dengan energi fosil. Adapun target dan nitrogen, yang tidak akan menghasilkan gas
pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) SOx dan NOx dalam proses pembakaran.
juga memproyeksikan akan terus meningkatkan
konsumsi energi batubara, tentu akan METODOLOGI PENELITIAN
membutuhkan solusi dan kebijaksanaan dalam Pada penelitian ini dilakukan kajian meta
penggunaan batubara tersebut. analisis yang merupakan kajian atas sejumlah
Oleh karena itu, diperlukan solusi hasil penelitian tentang biosolubilisasi batubara.
penggunaan batubara yang tetap berlandaskan Meta-analisis adalah teknik yang digunakan untuk
ramah lingkungan (energi bersih). Salah satu menggabungkan hasil data – data kuantitatif dari
teknologi energi bersih batubara adalah studi penelitian terdahulu dengan topik yang
Biosolubilisasi. Biosolubilisasi adalah teknologi sebanding dan sama untuk mencapai beberapa
yang memanfaatkan mikroba untuk mengubah kesimpulan umum. Dalam penelitian meta
padatan batubara menjadi produk fasa cair yang analisis, kajian – kajian penelitian dikumpulkan,
tidak mengandung sulfur sehingga tidak akan kemudian data dari masing – masing studi
menghasilkan gas SOx dan NOx pada proses dikodekan dan diinterpretasikan menggunakan
pembakarannya. Namun pengembangan teknologi metode statistik yang serupa dengan yang
tersebut masih minim karena hasil solubilisasi digunakan dalam analisis data primer. Meta-
yang masih rendah dan membutuhkan waktu analisis dapat menunjukkan bahwa dampak dari
konversi yang lama serta karakteristik produk studi penelitian tersebut terjadi bahkan jika studi
yang dihasilkan juga bervariasi (Yin et.al, 2009 penelitian yang dimasukkan dalam tinjauan tidak
dalam Irawan Sugoro, et.al 2010). Pada penelitian memiliki kekuatan untuk menunjukkan dampak
ini, studi literature digunakan untuk mengisi tersebut (Ohlsson, 1994). Tujuannya adalah untuk
kesenjangan dalam literature dengan memberikan memperoleh hasil yang dapat digeneralisasikan
wawasan tentang teknologi batubara bersih dapat dan dapat digunakan untuk membuat prediksi
menjadi alternative energi untuk ketahanan energi yang masuk akal tentang peristiwa masa depan
di Indonesia. Kajian ini bertujuan untuk (Briner and Denyer, 2012). Pemetaan meta
menyediakan pemahaman tentang bagaimana analisis yang diperoleh pada penelitian ini dapat
biosolubilisasi dapat berkembang dan dilihat pada gambar 1.
memberikan alternative energi berupa potensi
Instrumen dalam penelitian ini hasil biosolubilisasi yang setara dengan bahan
menggunakan human instrument. Setelah fokus bakar (komponen setara Solar dan Bensin dari
penelitian jelas, maka akan dikembangkan fraksi minyak bumi). Berdasarkan hasil kajian
instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan tersebut, persentase hasil biosolubilisasi batubara
dapat melengkapi data dan membandingkan data dengan produk setara solar yang tertinggi adalah
yang telah ditemukan lainnya. Teknik 78,06% yang berasal dari batubara jenis lignit
pengumpulan data pada kajian ini menggunakan dengan bantuan mikroorganisme Kapang
teknik dokumentasi dengan populasi penelitian Indigenus Kode T4 dan perlakuan biosolubilisasi
adalah semua dokumen tertulis mengenai yang dilakukan adalah MSS + sukrosa 0,1% +
penelitian biosolubilisasi batubara. Dokumen ekstrak ragi 0,01% + batubara 5%. Namun,
tertulis tersebut berupa artikel jurnal dan laporan penelitian tersebut tidak menjelaskan hasil setara
penelitian. Sampel penelitian diambil dengan bensin. Sementara kajian lainnya ditemukan hasil
menggunakan teknik Purposive Sampling. Teknik biosolubilisasi batubara jenis subbituminous
tersebut dipilih karena mempertimbangkan data dengan bantuan mikroorganisme Kapang
atau informasi yang dibutuhkan dari sampel Penicillium sp. menghasilkan produk setara
ditentukan berdasarkan kesesuaiannya dengan bensin tertinggi mencapai 73,24% dengan hasil
tema penelitian ini. Analisis data yang digunakan setara solar kurang dari 10%. Pada kajian tersebut
adalah analisis data kuantitatif dengan prosentase biosolubilisasi batubara dilakukan dengan
dan analisis data kualitatif untuk data-data hasil prosedur MMSS + 2% batubara + 10% inokulum
kajian naratif terhadap penelitian-penelitian yang spora + 10 kGy. Adanya perlakuan iradiasi sampel
ditemui. batubara dengan dosis 10 kGy tersebut
mengakibatkan degradasi rantai karbon batubara
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi lebih pendek sehingga jumlah produk
Teknologi biosolubilisasi batubara batubara tersolubilisasi dalam bentuk senyawa
menghasilkan produk batubara dalam fase cair, setara bensin dan solar meningkat. Perlakuan
dengan hasil komponen yang berbeda-beda metode iradiasi yang sama juga diperkuat oleh
tergantung jenis batubara, mikroorganisme yang peneliti lain, yakni dengan mengubah variasi dosis
digunakan dan perlakuan yang diterapkan pada iradiasi gamma yang diterapkan. Dalam kajiannya
proses biosolubilisasi serta lamanya waktu terlihat bahwa dosis iradiasi yang diberikan pada
konversi. Pada tabel 1 diperoleh potensi sampel batubara sebelum proses solubilisasi
biosolubilisasi batubara yang dianalisis dari 5 berdampak pada hasil produk yang meningkat
jurnal terkait. Analisis produk difokuskan pada dibandingkan dengan tidak diiradiasi.
pengaplikasian produk biosolubilisasi batubara cair. Penelitian Bartosz Strzelecki dkk (2015)
dapat menurunkan kadar gas SOx dan NOx pada telah membuktikan bahwa kelemahan itu masih
saat proses pembakarannya jika dibandingkan dapat diatasi dengan memberikan perlakuan awal
dengan pemanfaatan batubara secara langsung. menggunakan zat pengoksidasi dan zat yang
Penerapan teknologi biosolubilisasi dipilih karena mampu melonggarkan struktur batubara (HNO3)
teknologi ini lebih murah jika dibandingkan teknik dengan bantuan mikroorganisme fusarium
liquifaksi batubara lainnya, namun memiliki oxysporum, dengan hasil penelitiannya yakni
kendala dalam waktu yang dibutuhkan untuk 100% tersolubilisasi pada hari ke-4.
mengkonversi dari fase padat menjadi batubara
2 Astri Ana (2010). Subbituminus Isolat Kapang Laporan − serbuk batubara diberi perlakuan iradiasi gamma − Dosis iradiasi gamma yang terbaik dalam proses biosolubilisasi batubara oleh
Biosolubilisasi Penicillium sp. Penelitian dengan variasi dosis 0, 5, 10, 20 kGy sebelum kapang Penicillium sp adalah dosis 5kGy pada hari ke 7 inkubasi menghasilkan
Batubara Hasil proses biosolubilisasi batubara kedua komponen setara minyak yang optimal
Iradiasi Gamma
dalam Berbagai Dosis − tingkat solubilisasi dari batubara padat menjadi − hasil analisis produk menunjukkan hasil produk setara dengan komponen minyak
oleh Kapang batubara terlarut diukur menggunakan solar dan bensin yang optimal pada dosis 5 kGy sebesar 48.05% untuk minyak solar
Penicillium sp. spektrofotometer UV-Vis dan pada dosis 10 kGy sebesar 73.24% untuk bensin.
3 Mary Grace Baylon Batubara Bakteri dari tanah Artikel − Memilih bakteri yang akan digunakan untuk − Beberapa bakteri yang ditemukan dapat mendegradasi batubara seperti cupriavidus
dkk (2016). Bio- peringkat Penelitian mendegradasi batubara dari kumpulan bakteri dari necator S2A2, Sphingopyxis ginsengisoli S2B14 dan Sphingomonas sp. S2B18.
solubilization of the rendah tanah untuk kemudian dikolonikan.
untreated low rank − Berdasarkan hasil uji yang dilakukan sphingomonas sp. S2B18 menunjukkan
coal by alkali- − Pemilihan dilakukan untuk menguji kemampuan aktivitas kelarutan batubara tertinggi, yakni absorbansi puncak supernatan kulturnya
producing bacteria pertumbuhan isolat dengan mengamati perubahan (0.190)
isolated from soil warna media (uji plat RBBR)
4 ShiKai-yi dkk (2009). Lignit Fungus AH Artikel − Mengkarakterisasi jamur AH dalam hal kecepatan − Jamur AH mampu memcairkan batubara lignit Cina dengan persentase 44.86%
Bio-liquefaction of Penelitian pertumbuhan,variasi pH dan 18Srna
Fushun lignite: − Analisis UV-Vis menunjukkan komponen utama biosolubilisasi adalah turunan
Characterization of − Proses biosolubilisasi batubara lignit dengan fenol, keton dan aldehida
newly isolated lignite menambahkan jamur AH pada sampel batubara
liquefying fungus and − Analisis GC-MS teridentifikasi 16 senyawa konsentrasi tinggi diantaranya 11 asam
liquefaction products − Analisis Produk bio-likuifaksi dengan aromatik atau eter. Jumlah cincin aromatik rata-rata 0.875, yang mengalami
menggunakan spektrofotometer UV-Vis (ikatan penurunan dari lignit sebelum tersolubilisasi (1.56). Artinya proses biosolubilisasi
kimia tak jenuh), spektrofotometer infra merah mengakibatkanstruktur aromatik lignit terurai menjadi struktur yang lebih sederhana.
(kelompok kimia organik tertentu), dan GC-MS
(GC untuk memisahkan komponen kimia, yang
kemudian masing-masing komponen diidentifikasi
dgn spektroskopi massa dengan membandingkan
spektrum massa dengan database NIST05
5 Diah Maria Ulfa Lignit Penicillum sp. Laporan − Biosolubilisasi batubara dilakukan dengan radiasi − Hasil biosolubilisasi menunjukkan bahwa biosolubilisasi lignit menghasilkan
(2011). Pemanfaatan Penelitian gamma dosis 10kGy, tanpa radiasi, serta dengan komponen yang setara dengan bensin dan solar.
Crude Extract Enzim proses pengasaman lignit terlebih dahulu sebelum
Ekstraseluler di proses solubilisasi. − Dari ketiga variabel yakni kontrol, iradiasi dan pengasaman untuk menghasilkan
Penicillium sp. Dalam komponen tersebut ada perbedaan masa inkubasi. Iradiasi lebih efektif yakni pada
Biosolubilisasi − Uji produk biosolubilisasi dengan menggunakan menit ke 20 sementara kontrol membutuhkan waktu 30 menit. dengan waktu tersebut
Batubara Lignit Hasil GC-MS Hasil persentase massa tersolubilisasi komponen setara bensin sama namun kontrol
Iradiasi Gamma dan
lebih tinggi menghasilkan komponen solar dibandingkan iradiasi. Sedangkan
Pengasaman
pengasaman membutuhkan waktu 50 menit dengan hasil persentase massa
tersolubilisasi komponen setara bensin dan solar keduanya optimal hampir sama
meskipun komponen solar lebih rendah dari kontrol dan iradiasi namun komponen
bensin menunjukkan hasil yang lebih tinggi dari keduanya.
6 A. Balasubramanian Lignit Bakteri dari tanah Artikel − Biosolubilisasi lignit menggunakan − produk biosolubilisasi lignit adalah produk asam humat yang merupakan faktor
(2016). laut (hutan bakau) Penelitian mikroorganisme tanah laut (hutan bakau) pertumbuhan tanaman.
Biosolubilization of
lignite by marine soil − Uji pemeriksaan status hara,kesuburan tanah untuk − hasil uji diperoleh bahwa tanah laut (hutan bakau) terindikasi 106 - 122 bakteri, 12-
microbes mengetahui koloni morfologi bakteri, jamur dan 27 fungi dan 3-7 actinomycetes.
aktinomiset dalam tanah laut
− Produk asam humat dari proses biosolubilisasi lignit diperoleh jamur memberikan
hasil yang tinggi (0.103%) dibandingkan dengan bakteri dan actinomycetes.
− Produk asam humat dapat digunakan sebagai stimulator pertumbuhan yang berperan
penting dalam pertanian.
7 Bartosz Strzelecki Brown Coal Fusarium Laporan − Biosolubilisasi batubara dengan pretreatment bahan − Penelitian ini membuktikan bahwa perlakuan awal dengan zat pengoksidasi dan zat
dkk (2015). Effect of Oxysporum 1101 Penelitian baku batubara menggunakan HNO3 dengan bantuan yang mampu melonggarkan struktur batubara menyebabkan batubara tersolubilisasi
Coal Pretreatment on mikroorganisme fusarium oxysporum 1101 100% pada hari ke 4. Hal ini lebih efektif dibandingkan penelitian lain yang hanya
Brown Coal mampu tersolubilisasi 33% di hari ke 11 menggunakan isolat jamur china dan 90%
Biosolubilisation by − batubara dan hasil produk biosolubilisasi dianalisis di hari ke 14 menggunakan P. putida (Machnikowska et al,m 2002 dan Sudong et
Fusarium Oxysporum menggunakan FTIR al., 2009)
1101
2 Ome K. Achi & Subbituminus Penicillum Artikel − Dilakukan fermentasi batubara dengan − Substrat degradasi polimer batubara terlarut dapat digunakan sebagai sumber energi
Augustine simplicissimum Penelitian memanfaatkan organisme penicillum simplicissium dengan hasil biosolubilisasi 18.62% (±2.54%)
C.Emeruwa (1992).
Influence of Cultural − Dilakukan variasi penelitian dengan penambahan − Proses biosolubilisasi meningkat ketika ditambahkan sumber karbon dari variabel
Conditions on Coal maltosa, laktosa, glukosa, fruktosa, xilosa, sukrosa, maltosa, sukrosa, selobiosa dan laktosa yakni berkisar 32.40% - 47.34% (± 2.18%
Solubilization by gliserol, dan selabiosa hingga 3.72 %) sementara yang lain berefek lebih rendah.
Penicillum
simplicissimum − Menganalisis tingkat pertumbuhan miselium
dengan mengukur kandungan protein intraseluler
3 Jean Toth-Allen, Batubara Jamur Trametes Artikel − Membandingkan hasil biosolubilisasi pada 3 jenis − Dari serangkaian percobaan untuk menentukan rasio pelarut yang optimal dalam
Albert P. Torzilli dan peringkat versicolor (ATCC Penelitian bakteri yang digunakan mengekstraksi biosolubilisasi adalah rasio 20:1 menggunakan etil asetat dan
Jenefir D. Isbister rendah 12679), heksana. Hal tersebut tergambar dari puncak kromatografi yang diperoleh.
(1993). Analysis of Phanerochaete − Produk biosolubilisasi di ekstraksi dengan metode
low-molecular mass chrysosporium ekstraksi tunggal langsung menggunakan pelarut − Hasil temuan tersebut kemudian dilanjutkan dengan melakukan prosedur
products from (ATCC 24725), non-polar (metanol, etil asetat, metilen klorida dan pengasaman sampel sebelum ekstraksi langsung, hasilnya terjadi peningkatan hasil
biosolubilized coal dan spesies heksana) dengan berbagai rangkaian rasio pelarutan ekstrak produk biosolubilisasi.
Aspergillus (isolat
dari kompos − Ekstraksi produk biosolubilisasi di analisis
batubara)
menggunakan gas chromatografi/mass spektrometri
4 Irawan Sugoro dkk Lignit 4 isolat kapang Artikel − Menguji aktivitas enzim (MnP, Lac, LiP dan Hasil pengukuran aktivitas enzim positif untuk enzim MnP dan LiP untuk semua kode
(2013). indigenus Penelitian esterase) pada isolat kapang untuk peningkatan isolat kapang tetapi negatif untuk lakase. Pola aktivitas yg terdeteksi cenderung sama
Biosolubilisasi batubara (kode batubara tersolubilisasi setiap kapang. Namun perbedaan terjadi pada kemampuan setiap isolat dalam
Batubara Lignit: B2, B3, B4, B5)
Aktivitas Enzim menghasilkan enzim MnP dan LiP karena jenisnya yg berbeda dan sifat batubara yg
MNP, Lac dan Lip heterogen dan kompleks. Aktivitas enzim tertinggi dihasilkan oleh isolat kapang B4.
Isolat Kapang
Indigenus Batubara
1 Jurnal Terkait Produk Biosolubilisasi
1 Irawan Sugoro dkk Lignit Isolat Kapang Laporan − Menganalisis asam humat dan fulvat supernatan − Biosolubilisasi batubara mengakibatkan peningkatan asam humat hingga hari ke 7
(2010). Karakterisasi kode T4 Penelitian isolat kapang yang digunakan dan menganalisis inkubasi dan selanjutnya menurun hingga hari ke 28. Hal tersebut terjadi
Produk produk menggunakan spektrofotometer mengindikasikan terkonversinya asam humat menjadi asam fulvat.
Biosolubilisasi
− Menganalisis batubara lignit sebelum dan sesudah − Hasil analisis gugus fungsi batubara dengan FTIR menunjukkan terjadinya
biosolubilisasi batubara (profil batubara perubahan struktur batubara yang didominasi oleh penurunan nilai serapan C=C
menggunakan FTIR/Fourier Transform Infra Red aromatic dan C-O fenolik
sedangkan produk solubilisasi batubara
menggunakan GC-MS/Gas Chromatography Mass − Sedangkan hasil biosolubilisasi batubara dengan GC-MS menunjukkan
Spectrometer terbentuknya senyawa-senyawa baru dan senyawa yang mengalami peningkatan
antara lain naftalena dan senyawa alifatik rantai pendek yang setara dengan minyak
solar.
ABSTRAK
Energi fosil di Indonesia masih terlihat menarik dan masih banyak pengguaannya. Dan secara garibesar
Indonesia juga memiliki potensi energi baru terabrukan salah satunya PLTA. PLTA sendiri untuk mencegah
terjadinya masyarakat tertinggal sudah seharusnya potensi PLTA ini dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dengan
mempertimbangkan beberapa aspek. Di antaranya adalah aspek teknis, lingkungan dan sosial ekonomi untuk
mewujudkan pemerataan energi listrik di desa tertinggal dan terpencil di Indonesia. Potensi air di Indonesia jika
dimaksimalkan dapat membantu pemenuhan kebutuhan dalam hal pengaliran listrik alternatif. Perkembangan
pemanasan global karena efek emisi gas yang cukup pesat telah memberikan dampak yang negatif bagi bumi salah
satunya perubahan iklim. Masalah lingkungan telah menjadi masalah yang serius, sehingga banyak pelanggan mulai
menginginkan ”green product”. Jurnal ini menggunakan metode kualitatif dimana sumber data dan hasil bersal dari
studi lieratur. Pada hasil LCA juga dapat diketahui berapa beesaran penggunaan EPBT dan CO2PBT pada satu
oprasioanl pembangikt listrik tenaga air (PLTA)
Kata Kunci: Pembangkit Listrik Tenaga Air, Emisi Gas, Life Cycle Assessment, EPBT, CO2PEBT
global yang cukup tinggi memberikan dampak energi untuk PLTM dan PLTMH berkisar antara
yang burukbagi bumi salah satunya perubahan 0,06-0,85 MJ/kWh atau 0,01-0,1 kWhprim/kWh.
iklim. Masalah lingkungan telah menjadi Nilai intensitas emisi CO2 untuk PLTM dan
masalah yang serius, sehingga banyak pelanggan PLTMH berkisar antara 3,99-76,94 g-CO2/kWh
mulai menginginkan ”green product”. LCA dengan kontribusi terbesar berasal dari pekerjaan
adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui sipil yaitu minimal 90,72%. Rentang nilai
aspek dan potensi dampak lingkungan yang dapat Primary Energy Payback Time (PEPBT) untuk
terjadi dalam daur hidup sebuah produk dari PLTM dan PLTMH adalah 0,07-1,74 tahun
pembuatan hingga tidak bisa digunakan[4]. Life dengan nilai penghematan energi sebesar 4,42-
cycle assessment pada umum merupakan 331,68 GWh. Sedangkan rentang nilai untuk
pendekatan guna mengukur dampak lingkungan COEmisi CO2 Payback Time (CO2PBT) untuk
karena suatu buangan limbah. Pengunaan LCA PLTM dan PLTMH adalah 0,112,09 tahun,
juga mempengaruhui pada energi payback time dengan penghematan emisi CO2 sebesar 1,78 x
dan karbon energi payback time. Hal ini 106 – 115,76 x 106 kg-CO2 selama siklus hidup
merupakan hasil dari konversi dari hitungan pembangkit.
menyeluruh yang di hasilkan oleh LCA pada Pada jurnal [7] membahas tentang
suatu pembangkit. peningkatan produksi listrik independen
(Indepent Power Producer - IPP) bertenaga hidro
METODOLOGI sebagaimana yang akan dibangun di wilayah
Pada jurnal ini menggunakan metode Pidie Jaya. PLTMH ini memanfaatkan aliran
kuliatatif. Dimana pada jurnal ini untuk Sungai Meureudu, yang berada di Desa
mendapatkan data dan hasilnya dengan Lhoksandeng untuk menghasilkan output daya
menggunakan studi literature. Pada permasalah 5,033 MW. Potensi ini diharapkan dapat menjadi
studi literature ini ditentukan dengan pembagian sumber energi yang dapat diandalkan dan dapat
masalah atau penyesuaian masalah yang sama digunakan terus menerus (sustainable). Tulisan
dengan judul yang dibahas saat ini tentang ini bertujuan untuk melakukan LCA yang
Payback Time dan Carbondioksida payback time. menggunakan teknik input-output ekonomis
Pada dasarnya keseluruhan dari metode ini (EIO-LCA) guna mengkuantifikasi penggunaan
hanyalah metode analisis deskriptif yang berasal energi, pelepasan gas rumah kaca, dan jangka
pada studi literature terdahulu. pengembalian energi atau Energy pay-back time
(EPBT) pada PLTM Lhoksandeng. EPBT yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diperoleh adalah 0.530 tahun, dengan emisi gas
Pada hasil dan pembahasan terdapat rumah kaca sebesar 0,292 gCO2eq/kWhe.
pembahasan dan penjabaran dari beberapa jurnal Kemudian pada jurnal Life Cycle
tentang penggunaan LCA pada PLTA. Pada Assessment of a Mini Hydro Power Plant in
jurnal [6] mengatakan bahwa Nilai intensitas Indonesia: A Case Study in Karai River yang
banjir. Bahkan, beberapa bendungan juga 3. Penerapannya relatif mudah dan ramah
biasanya menyediakan aliran irigasi yang stabil lingkungan, tidak menimbulkan polusi udara
untuk peternakakan dan pertanian masyarakat dan suara.
sekitar. Jika dikaji lebih dalam, adanya 4. Efisiensinya tinggi
keterjangkauan energi listrik akan menarik minat 5. Aman bila dipakai untuk memompa air,
investor datang ke daerah tersebut untuk karena tidak digerakkan motor listrik. Selain
membangun sebuah perusahaan baru dan bukan
itu efisiensinya lebih baik.
tidak mungkin pertumbuhan ekonomi akan
meningkat. 6. Produk sampingan seperti air keluaran bisa
Dampak lingkungan untuk dimanfaatkan untuk keperluan irigasi. Selain
pembangunan pembangkit listrik tenaga air itu itu panas yang dihasilkan juga bisa dipakai.
bersifat karsinogenik dan ekotoksisitas. Namun, 7. Masyarakat yang menikmati manfaat dapat
dampak karsinogenik lebih banyak signifikan membantu menjaga kondisi lingkungan
dibandingkan dengan yang lain. Dampak daerah tangkapan airnya.
karsinogenik disebabkan oleh pipa yang cepat Kekurangan PLTA
(46%) dan konstruksi / pembangkit tenaga listrik Berikut adalah beberapa kekurangan
utama (39%). Dampak karsinogenik ini PLTA yang ada di Indonesia sehingga perlu
disebabkan oleh penggunaan Pipa Baja dalam dicari solusinya:
penstock dan Reinforced Baja untuk beton.
Setiap kontribusi terhadap dampak lingkungan REFRENSI
dari listrik yang dihasilkan oleh pembangkit [1] L. D. Rifai, S. H. J. Tongkukut, and S. S.
listrik selama 50 tahun tidak signifikan. Temuan Raharjo, “Analisis Intensitas Radiasi
serupa oleh Parlemen Sains dan Teknologi UK, Matahari di Manado dan Maros,” J. MIPA,
selama pembangkit listriknya, pembangkit listrik vol. 3, no. 1, p. 49, 2014.
[2] BPPT, Outlook Energi Indonesia 2019
tenaga air jangan memancarkan emisi gas rumah
Dampak Peningkatan Pemanfaatan Energi
kaca. Hasil yang dinormalisasi menunjukkan Baru Terbarukan Terhadap Perekonomian
bahwa yang tertinggi kategori dampak Nasional, no. December. 2019.
lingkungan adalah perairan laut ekotoksisitas, [3] D. P. Wahyuningtyas, U. Andawayanti, and
ekotoksisitas air tawar, dan abiotic penipisan dari P. H. Wicaksono, “Studi pengaruh sedimen
bahan bakar fosil. Namun, perairan laut terhadap beban puncak pada plta sengguruh,”
ekotoksisitas menunjukkan dampak yang 2014.
signifikan dibandingkan dengan yang lain. [4] A. Rustami and P. Subagyo, “Laporan akhir
Potensi pemanasan global, yang biasanya penelitian,” 2010.
keprihatinan utama, hampir tidak signifikan [5] Dwinugroho, Kajian Penyediaan dan
Pemanfaatan Migas, Batubara, Ebt dan
dibandingkan dampak lainnya. Masih
Listrik. 2017.
disumbangkan dari tahap konstruksi pipa [6] A. Leopold, S. M. Sihombing, I. M. Agus, D.
cepat. Namun demikian total emisi GRK untuk Susila, and E. Terbarukan, “INTENSITAS
mini run-of-river ini pembangkit listrik tenaga air ENERGI DAN CO 2 SERTA ENERGY
adalah 9,61 kg CO 2 yang setara / 8 MWh, yaitu PAYBACK TIME PADA PEMBANGKIT
sekitar 1,2 kg CO 2- eq / MWh. Hal ini masih di LISTRIK TENAGA MINIHIDRO DAN
bawah siklus hidup emisi GRK yang berada MIKROHIDRO ENERGY AND CO 2
dalam kisaran 2-5 kg CO 2- eq / MWh untuk INTENSITY AND ENERGY PAYBACK
sistem run-of-riv Untuk itu peran LCA dalam TIME ON MICRO AND MINI - HYDRO
PLTA penting agar sumber energi ini menjadi POWER PLANT Rasio elektrifik,” vol. 15,
no. 2, pp. 105–116, 2017.
sumber energi alternatif mengingat dampak yang
[7] P. Jaya, “Life Cycle Analysis pada
dihasilkan mengenai terkait LCA banyak kebihan Pembangkit Tenaga Listrik Mini Hidro di
dari pada kekurangan dari PLTA sebagi berikut: Lhoksandeng, Meuruedu, Pidie Jaya,” 2014.
[8] J. Hanafi and A. Riman, “Life cycle
Kelebihan PLTA assessment of a mini hydro power plant in
1. Merupakan sumber daya terbarukan (proses Indonesia: A case study in Karai River,”
alam yang berkelanjutan) Procedia CIRP, vol. 29, pp. 444–449, 2015.
2. Biaya operasional dan pemeliharaan lebih
murah dibanding mesin dengan energi fosil
ABSTRAK
Energi fosil yang semakin menipis menjadi sebuah keharusan bagi Indonesia untuk mencari sumber energi
terbarukan untuk menggantikan fungsinya sebagai sumber energi utama. Energi angin dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik ataupun mengkonversinya ke energi mekanik untuk keperluan lain. Turbin angin yang digunakan
untuk membangkitkan tenaga listrik biasanya membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk
disembunyikan, sehingga turbin angin tidak cocok untuk wilayah perkotaan yang memiliki sedikit lahan untuk
membangun Pembangkit Listrik Energi angin. Desain pohon angin berlubang, yang tersusun dari turbin angin vertikal
dengan tampilah menyerupai pohon (Tree Wind Turbine) yang akan cocok di setiap perkotaan. Turbin angin biasanya
sangat tinggi untuk mencapai ketinggian di mana angin lebih kuat, tapi ini turbin vertikal dapat berputar dengan angin
bertiup serendah 2 m / s (4.4 mph). Penelitian ini disusun dengan meneliti data-data dengan cara mempelajari,
meneliti, dan mengkaji bahan-bahan pustaka/literatur yang relevan. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini adalah
Tree Wind Turbine dapat digunakan di daerah perkotaan yang memiliki kecepatan angin berkisar antara 3-5m/s pada
ketinggian tertentu seperti kota Jakarta dan Surabaya.
Kata Kunci: Energi Angin, Energi alternatif, Tree Wind Turbine.
ABSTRACT
The depletion of fossil energy is a necessity for Indonesia to seek renewable energy sources to replace its
function as the main energy source. Wind energy can be used to generate electricity or convert it to mechanical energy
for other purposes. Wind turbines that are used to generate electricity usually require a lot of land area and are
impossible to hide, so wind turbines are not suitable for urban areas that have little land to build Wind Energy Power
Plants. Hollow wind tree design, which is composed of vertical wind turbines with a tree-like appearance (Tree Wind
Turbine) that will suit any urban area. Wind turbines are usually very tall to reach heights where the wind is stronger,
but these vertical turbines can rotate with winds blowing as low as 2 m / s (4.4 mph). This research is structured by
examining the data by studying, researching, and reviewing relevant literature / literature. The results obtained in
this study are that the Tree Wind Turbine can be used in urban areas that have wind speeds ranging from 3-5m / s at
certain altitudes such as the cities of Jakarta and Surabaya.
Keywords: Wind Energy, Alternative Energy, Tree Wind Turbine
Salah satu energi terbarukan yang akan kuat, tapi ini turbin vertikal dapat berputar dengan
dibahas disini adalah energi angin. Pertumbuhan angin bertiup serendah 7 km / h (4.4 mph). Desain
pengembangan PLTB di Indonesia sendiri dapat ini dianggap mampu menjadi sebuah solusi baru
dikatakan cukup rendah. Berdasarkan data di Indonesia atas dampak negatif yang
capaian kerja kinerja KESDM tahun 2019, saat ini ditimbulkan dari PLTB yang dijelaskan
Pembangkit Tenaga Angin yang terpasangi di sebelumnya. Oleh sebab itu jurnal ini akan
Indonesia sekitar 154,3 MW. Energi angin membahas lebih lanjut tentang potensi desain
merupakan energy alternatif yang mempunyai pohon angin (Tree Wind Turbine) dapat
prospek baik karena selalu tersedia di alam, dan diterapkan di wilayah perkotaan di Indonesia
merupakan sumber energy yang bersih dan sebagai energi alternative di wilayah perkotaan.
terbarukan kembali. Penerapan sistem energi
angin sendiri biasanya berada di lokasi atau pulau METODE PENELITIAN
terpencil. Beberapa daerah di sepanjang pantai Penelitian ilmiah biasanya dilakukan teknik
bagian utara dan selatan Pulau Jawa, bagian timur penyusunan yang sistematis untuk memudahkan
Madura, Pulau Sulawesi bagian selatan dan utara langkah-langkah yang akan diambil. Begitu pula
serta sebagian pulau Nusa Tenggara telah yang dilakukan penulis dalam penelitian ini,
dilakukan proyek PLTB ini. Energi angin disini penulisan paper ini disusun dengan meneliti data-
kemudian dikonversikan menjadi energi listrik data dengan cara mempelajari, meneliti, dan
menggunakan turbin angin ataupun kincir angin, mengkaji bahan-bahan pustaka/literatur yang
energi angin sendiri yang kemudian akan memutar relevan. Dalam penelitian menggunakan studi
turbin tersebut. Diteruskan untuk memutar rotor literatur review yang berasal dari 2 jurnal yaitu:
pada generator dibagian belakang turbin angin, Generation of Electricity by Wind Tree.
sehingga kemudian akan menghasilkan energi International Journal of Advanced Research in
listrik. Namun dibalik dampak positif yang Science, Engineering and Technology Vol. 4,
dihasilkan dari sebuah energi terbarukan tentunya Issue 5, May 2017 dan A Modern Method Of
ada juga dampak negatifnya. Hal tersebut berlaku Generating Electricity By Smart Wind Tree.
juga untuk PLTB ini. Dampak negatif dari International Journal of Advance Engineering and
pembangkit listrik tenaga bayu ini sangat Research Development Volume 5, Issue 05, May
berkaitan dengan lingkungan. Penggunaan ladang -2018.
angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan
luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin/ Bayu
pada lahan yang masih dapat digunakan untuk (PLTB) sudah mulai akan dikembangkan oleh
keperluan yang lain dapat menjadi persoalan pemerintah Indonesia. Pembangkit listrik ini
tersendiri bagi penduduk setempat. Selain merupakan salah satu pembangkit listrik energi
mengganggu pandangan akibat pemasangan terbarukan. Angin merupakan suatu energi yang
barisan pembangkit angin, penggunaan lahan terjadi karena adanya perbedaan suhu antara udara
untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan dingin dan panas yang mengalir [1]. Angin
pertanian serta pemukiman. Hal ini yang membuat bergerak dari tempat bertekanan udara tinggi ke
pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi bertekanan udara rendah. Pergerakan angin
terbatas, dan juga bising suara akibat perputaran disebabkan oleh adanya pemanasan bumi oleh
turbin secara terus menerus, dan masalah ekologi radiasi matahari, dan gerakan angin ini pastinya
Dari dampak negatif yang ditimbulkan ini menghasilkan sebuah energi kinetik, oleh karena
kemudian penulis merasa jika PLTB tidak bisa itu energi angin dapat dikonversi menjadi energi
dimanfaatkan diwilayah perkotaan sehinga lainnya seperti energi listrik dengan adanya kincir
penulis mencoba memberikan strategi baru dalam angin atu turbin angin. Karena termasuk dalam
pembangunan dan pemanfaatan di wilayah energi terbarukan, tentunya sudah dapat
perkotaan yaitu dengan desain pohon angin dipastikan keuntungan dari PLTB ini karena
berlubang, yang tersusun dari turbin angin vertikal sifatnya yang terbarukan dan sumber energi angin
dengan tampilah menyerupai pohon (Tree Wind yang ramah lingkungan sehingga tidak
Turbine) yang akan cocok di setiap perkotaan. menyebabkan timbulnya emisi gas buang (GRK).
Pohon-pohon dapat dibuat setinggi pohon-pohon Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini
di perkotaan. turbin angin biasanya sangat tinggi tidak sepenuhnya ramah lingkungan, melainkan
untuk mencapai ketinggian di mana angin lebih menimbulkan dampak visual akibat mengganggu
pemandangan akibat pemasangan barisan yaitu rotor turbin, gearbox, generator dan
pembangkit yang mengurangi lahan pertanian dan pembebanan. Gearbox sendiri berfungsi untuk
lainnya, derau suara akibat putaran dari sudu-sudu mempercepat laju putaran rotor yang relatif
turbin angin yang suaranya lebih besar daripada lambat [5].
suara angin pada ranting pohon, dan masalah Dampak Negatif PLTB inilah yang
ekologi terhadap hewan [2]. kemudian mendorong sebuah perusahaan perancis
PLTB Sidrap digunakan penulis sebagai “New Wind” untuk menciptakan “Tree Wind atau
contoh perbandingan. PLTB Sidrap sebagai Pohon Angin” sebagai energi bersih yang dapat
pembangkit tenaga angin terbesar di Indonesia dikonsumsi.
dengan kapasitas 75 MW, dengan 30 turbin kincir Gambar 2 menunjukkan jika dilihat secara
angin yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW, visual, Pohon Angin atau Tree Wind ini memiliki
diketahui juga panjang baling-baling 57 meter dan keunggulan secara estetika dan tentunya terlihat
menara baja setinggi 80 meter. PLTB Sidrap lebih modern. Wind Tree ini dapat diletakkan
dibangun di atas areal seluas 100 hektare di dimana saja, baik di lahan pedesaan ataupun lahan
perbukitan Pabbaresseng, Desa Mattirotasi, perkotaan. Energi di lingkungan perkotaan juga
Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap. tidak kalah penting dengan energi untuk
Proyek PLTB Sidrap sendiri memiliki nilai lingkungan pedesaan, mengingat kebutuhan
investasi sekitar 150 juta dolar AS. PLTB Sidrap energi diingkungan perkotaan juga cukup besar.
mengaliri 70 ribu rumah tangga dengan kapasitas
masing-masing 900 watt [3]. Hal ini menunjukkan Potensi angin
kebenaran tentang proyek pembangunan PLTB
Komersil yang membutuhkan lahan besar,
tentunya komponen turbin yang besar dan harus
dibangun pada lahan perbukitan.
Aeroleaf adalah kemampuannya untuk mencapai Energi dari turbin angin tersebut digunakan
tenaga yang signifikan dari angin kecil. untuk sebagai pembangkit energi utama dalam
setiap kecepatan angin ada kecepatan putaran menyuplai kebutuhan energi primer konsumen
Aeroleaf optimal yang sesuai yang menghasilkan dan apabila ada kelebihan pasokan energi oleh
tenaga maksimum. Aeroleaf memiliki ambang turbin angin, maka energi tersebut akan disimpan
awal yang sangat rendah yaitu 2bnm / s angin. Hal oleh baterai dalam bentuk arus DC. AT mewakili
ini memungkinkan Aeroleave menghasilkan turbin Aero Leaf, G mewakili Generator, setelah
listrik selama ± 300 hari / tahun. Ini adalah generator CC sebagai pengontrol muatan yang
teknologi yang memanfaatkan Watt untuk mencagah kerusakan pada baterai, pada saat angin
menghasilkan kilowatt.[9] Desain ini sangat tetap bertiup saat baterai sudah terisi penuh, AS
cocok untuk daerah perkotaan dengan kecepatan sebagai suplai tambahan dalam penghentian
angin rata-rata berkisar antara 2 s/d 5 m/s pada sistem dan B adalah baterai.Model ini bekerja
ketinggian tertentu. mengikuti prinsip elektromagnetik yaitu memutar
kumoaran dalam medan magnet sehingga timbul
Gerak Gaya Listrik (GGL) induksi. Setiap turbin
Aero laef dihubungkan secara seri dengan
generator. Output yang dihasilkan disimpan di
baterai dan digunakan untuk menggerakkan
beban.[9]
Generator akan memberi pembangkitan
energi kepada pembangkit apabila energi yang
diberikan oleh sumber dari energi terbarukan
(turbin angin) berkurang, dan juga digunakan
untuk pemenuhan sumber energi tambahan.
Menurut new wind perusahaan yang menciptakan
Gambar 6. Tree Wind Turbin (Aeroleaf) tree wind 1 pohon dapat dibuat dengan Dengan
Sumber: https://newworldwind.com/ tinggi 10m dan, Wind Tree menopang 63 vertikal
turbin aeroleaf. Turbin mulai dapat menghasilkan
Cara Kerja energi listrik apabila kecepatan angin sebesar
2m/s, lebih rendah dari kecepatan angin rata-rata
yang dibutuhkan Turbin Angin skala kecil
umumnya yang berkisar sebesar 3,5 m/s. New
Wind mengklaim bahwa pada kondisi optimum
satu pohon Turbin Angin dapat menghasilkan
daya sebesar 4kW dengan asumsi energi rata-rata
yang dihasilkan sebesar 2400 kWh[13].
Beberapa kelebihan dari penggunaan
desain tree wind turbin ini adalah[12]:
Gambar 7. Diagram wind system 1) Pohon angin bekerja tanpa menimbulkan
kebisingan
Turbin angin terdiri dari sekumpulan bilah 2) Dapat menangkap angin dari berbagai
yang dipasang pada hub rotor, yang bersama-sama arah
membentuk rotor; rotor ini membelokkan aliran
3) Dapat di gunakan di daerah perkotaan
udara, yang menciptakan gaya pada bilah,
kemudian menghasilkan torsi pada poros tersebut 4) Dapat digunakan untuk 15 lampu jalan
dan rotor berputar di sekitar sumbu vertikal, yang (100 W)
terutama dipasang ke gearbox dan generator. 5) Dapat digunakan untuk mobil lisrik
turbin angin ini dengan tip speed ratio yang kecil sejauh 10.364 mil per tahun
akan mengurangi kebisingan saat turbin angin 6) Digunakan untuk penerangan di
beroperasi perumahan, sekolah, rumah sakit dll
Pembangkit terdiri dari Turbin Angin yang 7) Mengurangi biaya transmisi karena dekat
menghasilkan energi listrik dalam bentuk arus dengan konsumen.
searah (DC), kemudian arus tersebut dirubah
menjadi arus bolak balik (AC) oleh Converter. KESIMPULAN DAN SARAN
ABSTRAK
Pemerintah mendorong pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur charging station melalui Peraturan
Presiden No. 55/2019. Kendaraan listrik baterai mempunyai kelebihan dibandingkan dengan kendaraan berbasis
internal combustion engine (ICE) dalam mengurangi polusi udara dan emisi GRK. Kendaraan ICE yang
menggunakan energi fosil akan menghasilkan polusi udara akibat emisi gas buang, seperti karbon monoksida (CO),
nitrogen oksida (NOx), hidro karbon (HC), sulfur dioksida (SO 2), dan particulate matter (PM10) yang berdampak
lokal serta emisi GRK yang berupa karbon dioksida (CO 2) yang berdampak global. Kendaraan listrik cocok untuk
mengatasi masalah polusi udara, terutama di daerah perkotaan. Untuk perhitungan emisi GRK tidak cukup dari sisi
emisi mobil listrik saja karena berdampak global, tetapi harus diperhitungkan untuk seluruh mata rantai energi
termasuk produksi listrik. Metode perhitungan emisi yang relevan untuk keperluan tersebut adalah analisis well to
wheel (WTW). Peran kendaraan listrik dalam mengurangi polusi udara dan emisi GRK dapat dianalisis berdasarkan
skenario pengembangan kendaraan listrik untuk jangka panjang. Kendaraan listrik dapat mengurangi emisi polutan
(CO, NOx, HC SO2, dan PM) berkisar antara 40,4% sampai 60,5% pada tahun 2050, namun akan meningkatkan emisi
GRK sebesar 27,1%. Peran kendaraan listrik dalam mengurangi emisi GRK tergantung dari tingkat emisi GRK dari
pembangkit listrik yang digunakan.
ABSTRACT
The government is encouraging the development of electric vehicles and charging station infrastructure
through Presidential Regulation No. 55/2019. Battery electric vehicles have advantages compared to internal
combustion engines (ICE) based vehicles on reducing air pollution and GHG emissions. ICE vehicles that use fossil
energy will produce air pollution due to exhaust gas emissions, such as carbon monoxide (CO), nitrogen oxide (NOx),
hydrocarbon (HC), sulfur dioxide (SO2), and particulate matter (PM10) which have local impacts and GHG emissions
in the form of carbon dioxide (CO2) which have global impacts. Electric vehicles are suitable for overcoming the
problem of air pollution, especially in urban areas. For the calculation of GHG emissions it is not enough in terms
of electric car emissions alone because it has a global impact, but must be taken into account for the entire energy
chain including electricity production. The method of calculating emissions that is relevant for this purpose is the
well to wheel (WTW) analysis. The role of electric vehicles in reducing air pollution and GHG emissions can be
analyzed based on the scenario of developing electric vehicles for the long term. Electric vehicles can reduce pollutant
emissions (CO, NOx, HC SO2, and PM) ranging from 40.4% to 60.5% in 2050, but will increase GHG emissions by
27.1%. The role of electric vehicles in reducing GHG emissions depends on the level of GHG emissions from the
power plant used.
industri mobil listrik, baterai, dan charging station dari hasil pengukuran kualitas udara ambien.
di dalam negeri. Keberhasilan pengembangan Sebanyak 32 provinsi mengalami penurunan IKU,
kendaraan listrik sebagian besar terletak pada dengan Provinsi Banten dan DKI Jakarta yang
pengembangan komponen baterai dengan mempunyai predikat IKU kurang baik [2].
komponen pendukung berupa charging station. AirVisual mengeluarkan data kualitas udara dari
Sumber energi untuk pembangkit listrik 89 kota di dunia pada 8 September 2019 dan
yang akan digunakan charging station perlu menyatakan bahwa DKI Jakarta menjadi kota
didorong menggunakan energi terbarukan. Hal ini dengan polusi udara tertinggi ketiga di dunia [3].
sejalan dengan kebijakan rendah karbon untuk Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI
mengintegrasikan aksi penanggulangan Jakarta, sumber polusi yang terbesar berasal dari
perubahan iklim ke dalam agenda pembangunan transportasi darat (75%) dan sisanya dari
berkelanjutan. Agenda tersebut memuat 17 tujuan pembangkit listrik serta industri [4]. Mitigasi
pembangunan berkelanjutan atau Sustainable emisi untuk transportasi darat sangat penting
Development Goal (SDG) yang memandu peranannya dalam menyumbang pengurangan
pencapaian tujuan global sampai tahun 2030 [1]. emisi di wilayah perkotaan. Salah satu opsi dalam
Tujuan nomor 7 adalah memastikan akses mitigasi tersebut adalah penggunaan kendaraan
terhadap energi bersih yang terjangkau, dapat listrik menggantikan kendaraan bermotor untuk
diandalkan, berkelanjutan dan modern bagi jangka panjang.
semua. Pemerintah memfasilitasi akses terhadap Sampai saat ini, belum ada data resmi
teknologi energi bersih termasuk energi mengenai jumlah mobil listrik yang sudah
terbarukan dan penggunaan peralatan yang lebih beroperasi di Indonesia, Pada April 2019 taksi
efisien dalam penggunaan energi. Penyediaan Blue Bird sudah mengoperasikan 30 unit mobil
energi primer yang berbasis pada energi taksi listrik pertama di Indonesia yang dibeli dari
terbarukan perlu ditingkatkan agar dapat pabrik mobil BYD dan Tesla. Untuk sepeda motor
memenuhi kebutuhan energi dengan tidak listrik sudah beroperasi 631unit yang didominasi
membebani neraca perdagangan dan bisa oleh merek Emoto diikuti oleh Terra Moto dan
berkontribusi terhadap penurunan emisi gas Govecs [5][6]. Pada Januari 2020 Grab
rumah kaca (GRK). meluncurkan 20 mobil listrik hasil kerja sama
Secara umum kendaraan berbasis listrik dengan Hyundai Motor Indonesia [7]. Pemerintah
baterai mempunyai kelebihan dibandingkan terus membangun ekosistem kendaraan listrik
dengan kendaraan bermotor (internal combustion melalui dukungan pengembangan infrastruktur
engine) yaitu dapat mengurangi polusi udara dan charging station dan regulasi kendaraan listrik.
emisi GRK. Kendaraan bermotor berkontribusi Peningkatan penggunaan kendaraan listrik
besar dalam polusi udara karena pembakaran diharapkan dapat menekan polusi udara. Makalah
bahan bakar minyak (BBM). KLHK secara rutin ini akan menganalisis potensi pengurangan emisi,
membuat laporan indeks kualitas udara (IKU) baik polusi udara maupun emisi GRK dengan
berdasarkan data konsentrasi rata-rata tahunan meningkatnya penggunaan kendaraan listrik
sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen dioksida (NO2) untuk masa mendatang.
untuk sepeda motor ICE meningkat dari 119,4 Perbandingan Emisi Kendaraan
(2018) menjadi 226,8 juta unit (2050) atau Polusi udara yang dihasilkan oleh
meningkat sebesar 2,0% per tahun. Pada skenario kendaraan ICE dapat dihitung berdasarkan
KBL mulai tahun 2020 sudah ada penggunaan parameter seperti: jumlah kendaraan, jarak
mobil listrik maupun sepeda motor listrik tempuh, operasi efektif rata-rata dalam 1 tahun,
meskipun pangsanya masih kecil. Pada tahun dan faktor emisi. Wirawan [16] sudah membahas
2030 jumlah mobil listrik mencapai 4,0 juta unit parameter tersebut, kecuali faktor emisi untuk
dan menjadi 34,0 juta unit pada tahun 2050 atau kendaraan berbahan bakar gas (BBG). Faktor
meningkat rata-rata sebesar 11,3% per tahun emisi kendaraan BBG diperoleh dari studi
sehingga akan mengurangi pangsa mobil ICE. Ntziachristos dan Samaras [17]. Berdasarkan data
Sedangkan jumlah sepeda motor listrik mencapai tersebut kemudian dikalibrasi ke tahun dasar
18,4 juta unit (2030) dan menjadi 112,1 juta unit 2018. Keseluruhan parameter untuk perhitungan
(2050) atau meningkar rata-rata 9,5% per tahun. emisi kendaraan ditunjukkan pada Tabel 3.
Proyeksi jumlah mobil dan sepeda motor untuk
kedua skenario ditunjukkan pada Tabel 2. Tabel 4. Perbandingan Emisi Polutan untuk Kedua
Pada akhir tahun 2019, PLN sudah Skenario
membangun SPKLU di 10 tempat di wilayah Emisi Skenario 2030 2050
Tangerang, Jakarta, Bandung dan Bali [15]. BPPT CO BASE 3,689 6,241
juga sudah mengoperasikan 2 unit SPKLU di dua KBL 3,199 2,741
kantor BPPT yang berada Jakarta Pusat dan % thd BASE -13.3 -56.1
NOx BASE 1,277 2,785
Tangerang Selatan. Untuk mendukung
KBL 1,067 1,042
operasional mobil listrik dan sepeda motor listrik
% thd BASE -16.4 -62.6
pada skenario KBL, jumlah SPKLU diperkirakan HC BASE 668 1,042
akan mencapai 430 ribu unit pada tahun 2030 dan KBL 585 484
meningkat menjadi 3,31 juta unit pada tahun % thd BASE -12.4 -53.5
2050. SO2 BASE 51 96
KBL 46 57
Tabel 2. Proyeksi Jumlah Kendaraan Listrik dan % thd BASE -10.3 -40.4
SPKLU PM BASE 45 64
Skenario
KBL 40 34
Juta Unit 2018 2030 2050
BASE KBL BASE KBL % thd BASE -10.7 -45.8
Mobil ICE 16,5 25,0 21,0 56,1 22,1
Mobil Listrik 0,0 0,0 4,0 0,0 34,0 Perbandingan emisi polutan untuk setiap
S. Motor ICE 119,4 163,3 144,9 226,8 114,7
S. Motor Listrik 0,0 0,0 18,4 0,0 112,1
skenario pada tahun 2030 dan 2050 ditunjukkan
Total Kendaraan 136,0 188,3 188,3 282,9 282,9 pada Tabel 4. Skenario KBL secara signifikan
SPKLU 0,0 0,0 0,43 0,0 3,31 dapat mengurangi emisi polutan CO, NOx, HC,
Keterangan: S. Motor - Sepeda Motor SO2, dan PM. Pada tahun 2030 untuk skenario
KBL dapat mengurangi emisi polutan berkisar Kendaraan listrik dapat membantu untuk
antara 10,3% sampai 16,4% terhadap skenario mengatasi masalah polusi udara di perkotaan.
BASE. Pada tahun 2050 pengurangan emisi dapat Pengembangan mobil listrik dan sepeda motor
bertambah lagi menjadi sekitar 40,4% sampai listrik memiliki potensi menurunkan emisi polutan
60,5% terhadap skenario BASE. (CO, NOx, HC, SO2, dan PM) yang cukup
Emisi GRK untuk kendaraan ICE dihitung signifikan. Skenario KBL dapat mengurangi emisi
berdasarkan bahan bakar yang digunakan dan polutan berkisar antara 10,3% sampai 16,4% pada
faktor emisi. Faktor emisi GRK untuk kendaraan tahun 2030 dan meningkat menjadi sekitar 40,4%
ICE mengacu pada faktor emisi lokal (Tier 2) hasil sampai 60,5% pada tahun 2050 terhadap skenario
kajian dari Kementerian ESDM [18]. Emisi GRK BASE. Pengurangan emisi dapat bertambah lagi
untuk mobil listrik dan sepeda motor listrik terhadap skenario BASE.
dihitung berdasarkan metode WTW. Secara Pengembangan kendaraan listrik belum
langsung penggunakan listrik tidak menghasilkan berperan dalam mengurangi emisi GRK di masa
emisi GRK. Namun, listrik tersebut bila depan. Penggunaan mobil listrik dan sepeda motor
dibangkitkan dengan menggunakan energi fosil, listrik akan meningkatkan emisi GRK sebesar
di sisi pembangkit akan menghasilkan emisi 7,0% pada tahun 2030 dan meningkat menjadi
GRK. Setiap tahun Direktorat Jenderal 27,1% pada tahun 2050. Emisi GRK dari
Ketenagalistrikan mengeluarkan faktor emisi kendaraan listrik tergantung dari pembangkit
untuk jaringan listrik se Indonesia. Diasumsikan listrik yang digunakan. Bila pembangkit listrik
kendaraan listrik hanya digunakan di wilayah menggunakan energi terbarukan maka kendaraan
Jawa Bali. Perhitungan emisi menggunakan faktor listrik dapat secara signifikan mengurangi emisi
emisi combine margin (50% build margin + 50% GRK.
operating margin) untuk jaringan interkoneksi
Jawa-Bali sebesar 1,11 ton CO2/MWh [19]. Saran
Pengembangan kendaraan listrik harus
Well
disertai dengan peningkatan pembangkit berbasis
Produksi
energi primer Well to Tank (WTT)
energi terbarukan sesuai dengan komitmen
Transportasi
energi primer
pemerintah Indonesia dalam menurunkan target
Produksi
bahan bakar emisi GRK di masa depan. Hal ini dapat
Distribusi
bahan bakar diterapkan dengan memasang modul surya
Bahan bakar
kendaraan
Tank
Tank to Wheel (TTW)
sebagai sumber daya listrik pada suatu SPKLU,
Well to Wheel (WTW)
Pembakaran
bahan bakar
sehingga akan mengurangan faktor emisi yang
di kendaraan
Wheel disebabkan jaringan pembangkit. Pengembangan
ini diharapkan dapat disertai dengan tumbuhnya
industri dalam negeri yang dapat mengolah
Gambar 1. Emisi GRK untuk Kedua Skenario
sumber daya alam, seperti: nikel, kobalt, dan
material lainnya untuk komponen kendaraan
Pengurangan emisi polutan dalam
listrik produksi dalam negeri. Indonesia
penggunaan kendaraan listrik ternyata tidak
diharapkan dapat berperan aktif dalam rantai
dibarengi dengan pengurangan emisi GRK.
pasokan kendaraan listrik yang berdampak positif
Skenario KBL berpotensi meningkatan emisi
terhadap perekonomian nasional.
GRK karena pembangkit listrik di jaringan
interkoneksi Jawa-Bali masih didominasi
KONTRIBUSI PENULIS
penggunaan bahan bakar fosil. Penggunaan
Semua penulis berkontribusi sama dalam
kendaraan listrik akan meningkatkan emisi GRK
penulisan naskah ini. Semua penulis
sebesar 7,0% pada tahun 2030 dan menjadi 27,1%
mendiskusikan data, hasil dan implikasinya serta
pada tahun 2050 (Lihat Gambar 3). Program
memberikan komentar pada semua tahapan
pengembangan kendaraan listrik harus diikuti
penulisan naskah.
dengan pengembangan pembangkit listrik yang
berbasis energi terbarukan supaya dapat sejalan
DAFTAR PUSTAKA
dengan pembangunan yang berkelanjutan.
[1] UCLG, Tujuan Pembangunan
KESIMPULAN DAN SARAN
Berkelanjutan yang Perlu Diketahui
Kesimpulan
Pemerintah Daerah, United Cities and Final Edition, Ministry of Energy and
Local Governments, 2018. Mineral Resources, 2018, Jakarta.
[2] KLHK, Indeks Kualitas Lingkungan Hidup [14] BPS, Statistik Indonesia 2019, Badan Pusat
2018, Kementerian Lingkungan Hidup dan Statistik, 2019.
Kehutanan, Jakarta, 2019. [15] W. Utama, PLN Klaim Sudah Bangun 10
[3] R. Iskana, Kualitas Udara Buruk, Jakarta Titik SPKLU di Indonesia, [Online].
Peringkat Ketiga Kota Terpolusi di Dunia, Available: Tempo, diakses 6 November
[Online]. Available: katadata.co.id, diakses 2019.
08 September 2019. [16] S.S. Wirawan, “External Cost Analysis of
[4] A. B. Sarasa, Buruknya Kualitas Udara Biodiesel Utilization for Transportation
Jakarta Disebabkan oleh Banyak Faktor, Sector: Case Study Jakarta”, Dissertation,
[Online]. Available: Sindo News, Bogor Agricultural University, 2009.
jabar.sindonews.com, diakses 17 Agustus [17] L. Ntziachristos, Z. Samaras, Air pollutant
2019. emission inventory guidebook, European
[5] CNN, PLN Sebut Populasi Mobil Listrik di Environmental Agency, 2019.
Jakarta Cuma Puluhan Unit. CNN [18] KESDM, Kajian Penggunaan Faktor Emisi
Indonesia, [Online]. Available: Lokal (Tier 2) dalam Inventarisasi GRK
cnnindonesia.com, diakses 10 Oktober Sektor Energi, Kementerian ESDM,
2019. Jakarta, 2017.
[6] Kompas, Sudah Bebas Pajak, Jumlah [19] Ditjen Gatrik, Nilai Faktor Emisi GRK
Kendaraan Listrik di Jakarta Belum Sistem Ketenagalistrikan Tahun 2018,
Banyak, [Online]. Available: Direktorat Jenderal Ketengalistrikan, 2019.
otomotif.kompas.com, diakses 03 Februari
2020.
[7] F.A. Burhan, Resmi Beroperasi, Mobil
Listrik Grab Baru Layani Bandara Soetta,
[Online]. Available: katadata.co.id, diakses
27 Januari 2020.
[8] Kemenperin, Harmonisasi Program LCEV
Terhadap Perkembangan Teknologi Power
Train di Dunia, Dipresentasikan dalam
Seminar Future Train Technology
Scenario, GIIAS, 25 Juli 2019.
[9] D. Andi, Sepanjang tahun ini PLN
menargetkan dapat membangun 168
SPKLU di Indonesia, [Online]. Available:
industri.kontan.co.id, diakses Jumat, 31
Januari 2020.
[10] IEA, Global EV Outlook 2019: Scaling-up
the transition to electric mobility,
International Energy Agency, Paris, May
2019.
[11] EU, Well-to-Wheels Analysis, ec.europa.
eu/jrc/en/jec/activities/wtw, European
Union Science Hub, access June, 6, 2020,
[12] N.H. Mirjat, M.A. Uqaili, K. Harijan, G.D.
Walasai, M.A.H. Mondal, H. Sahin, Long-
Term Electricity Demand Forecast and
Supply Side Scenarios for Pakistan (2015-
2050): A LEAP Model Application for
Policy Analysis, Energy, Vol. 165, Part B,
p. 512-526, 15 December 2018.
[13] MEMR, Handbook of Energy and
Economic Statistics of Indonesia 2018,
Tisha Aditya Anggraini Jamaluddin*, Benita Dian Purnamasari, Hafsah Halidah, Ferdi
Armansyah, Suhraeni Syafei, Nuraida Tarigan
Balai Besar Teknologi Konversi Energi – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Tangerang
Selatan – 15314. Telp. (021) 756 0916/0092, Faks. (021) 756 0904
tisha.aditya, benita.dian, hafsah.halidah, ferdi.armansyah, suhraeni.syafei, nuraida.tarigan@bppt.go.id
Tisha Aditya Anggraini Jamaluddin*, Benita Dian Purnamasari, Hafsah Halidah, Ferdi Armansyah,
Suhraeni Syafei, Nuraida Tarigan
ABSTRAK
Saat ini sedang dilakukan program percepatan pengembangan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, dan
untuk mendukung program ini, Pemerintah telah mulai melakukan pemasangan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik
Umum (SPKLU). Harga dari SPKLU yang masih sangat tinggi membuat jumlah SPKLU yang dipasang masih sedikit
sehingga menyulitkan pengguna kendaraan listrik, untuk itu perlu dipikirkan solusi untuk menurunkan harga tersebut.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pun berencana menetapkan standar plug AC type 2 dan DC
CCS Combo 2 untuk digunakan pada SPKLU di Indonesia sebagai salah satu upaya untuk menekan biaya investasi
yang harus dikeluarkan oleh penyedia SPKLU. Namun, rencana ini masih mengundang pro kontra dari berbagai pihak.
Dalam makalah ini dilakukan studi mengenai perbandingan penggunaan single dan multi-plugs pada SPKLU dengan
membandingkan secara teknis standar-standar plug yang digunakan di Indonesia, melakukan benchmarking
penggunaan plug di negara-negara yang ekosistem kendaraan listriknya telah berkembang, serta melakukan simulasi
kelayakan ekonomi penetapan standar. Dari hasil studi diketahui jika penggunaan multi-plugs memang membutuhkan
biaya investasi awal yang lebih besar dibandingkan single-plug namun dengan multi-plugs dapat mengikuti tren
pengembangan fast charging.
ABSTRACT
A program to accelerate the development of the use of electric vehicle in Indonesia is currently underway and
to support the program, Goverment has begun to install some Public Electric Vehicle Charging Stations (EVCS).
Because of EVCS price is still very expensive, the number of installed EVCS is still small, so making it difficult for
electric vehicle (EV) users. It is necessary to think of a solution to reduce the price. The Ministry of Energy and
Mineral Resources (ESDM) then plans to set AC type 2 and DC CCS Combo 2 as standards for use at the Public
EVCS in Indonesia as an effort to reduce the investment costs that must be incurred by EVCS providers. However,
this plan still invites the pros and cons of various parties. A study then was conducted on the comparison of the use
of single and multi-plugs in the public EVCS by technically comparing the plug standards used in Indonesia,
benchmarking the use of plugs in countries where the electric vehicle ecosystem has developed, and also simulating
the economic feasibility when goverment set the plug standard. The result is known that the use of multi-plugs require
a higher initial investment cost than single, but multi-plugs can follow the trend of fast charging.
Saat ini telah banyak jenis standar untuk teknis plug yang saat ini banyak digunakan di
plug yang digunakan pada perangkat pengisian dunia, termasuk di Indonesia.
daya KBL, ada plug yang khusus digunakan Kelebihan dari plug jenis DC adalah
untuk AC charging dan juga ada yang khusus memungkinkan pengisian KBL secara cepat (fast
untuk DC charging. charging) seperti yang telah dijelaskan
Di Indonesia sendiri juga telah terpasang sebelumnya, dimana dengan DC charging daya
beberapa perangkat pengisian daya KBL roda keluarannya bisa lebih dari 150 kW. Salah satu
empat dengan berbagai tipe plug baik untuk AC soket yaitu CCS Combo 2, memiliki kelebihan
maupun DC. Untuk lebih mengetahui bentuk, dibandingkan dengan jenis soket lain, dimana
konfigurasi pin, serta input dan output dari plug soket yang ada pada KBL memungkinkan AC
tersebut, pada Tabel 2 disajikan perbandingan dan DC charging dengan hanya menggunakan
satu soket.
Tabel 7. Perbandingan Teknis Plug pada Perangkat Pengisian Daya KBL di Indonesia
Konfigurasi Pin
Soket
Sumber: [3]
Perbandingan Penggunaan Standar Plug yaitu AC Type 2 dan/atau CCS Combo 2, serta
Negara ASEAN CHAdeMO yang menjadi standar opsional [4]
Bercermin dari negara tetangga yang telah [5].
menggunakan KBL seperti Singapura, Malaysia, Adapun Pemerintah Malaysia hingga saat
serta Thailand, baru Singapura saja yang ini belum menentukan standar plug yang akan
menetapkan standar plug yang digunakan untuk digunakan. Namun, Pemerintah Malaysia
perangkat pengisian daya KBL di negaranya memutuskan seluruh charger yang dibangun oleh
operator nasional mereka, chargEV, hanya akan melakukan pengisian daya. Jika kedepannya juga
menyediakan perangkat pengisian daya AC ada rencana pihak manufaktur ingin membangun
dengan satu plug yaitu AC Type 2 [2]. pabrik untuk memproduksi kendaraan listrik
Hampir sama dengan Malaysia, Thailand ataupun perangkat pengisian daya untuk KBL
masih mempersiapkan standar mengenai plug- dapat lebih mudah melakukan ekspor ke negera-
socket yang akan mereka gunakan, dimana untuk negara tersebut karena telah menggunakan plug-
bus listrik rencananya akan menggunakan AC socket yang sama.
Type 2 dan DC CCS Combo 2, sedangkan Indonesia sendiri penggunaan single
passenger car akan menggunakan AC Type 2, ataupun multi-plugs untuk perangkat pengisian
namun belum ditentukan plug untuk DC daya yang dipasang pada SPKLU belum
charging yang akan digunakan [6]. ditentukan. Dari survei yang juga telah dilakukan
Berdasarkan data dari aplikasi Plugshare dan rapat yang telah diikuti oleh tim Balai Besar
juga diketahui bahwa plug yang paling banyak Teknologi Konversi Energi (B2TKE) – Badan
digunakan di ketiga negara tersebut adalah AC Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
Type 2. Ini bisa dijadikan sebagai salah satu dengan berbagai pihak terkait SPKLU dan KBL,
acuan dalam menetukan penggunaan single atau investor dan manufaktur charger sendiri lebih
multi-plugs dan sekaligus menetapkan standar setuju dengan penggunaan single-plug. Hasil
plug yang akan digunakan di Indonesia, sehingga survei tim B2TKE-BPPT dapat dilihat pada
apabila kendaraan listrik Indonesia digunakan di Tabel 3.
negara lain nantinya masih tetap dapat
Tabel 8. Respon Berbagai Stakeholder Terkait Penggunaan Single dan Multi-Plugs di Indonesia
No. Institusi/Peran dalam Tanggapan Terhadap Single/Multi-Plugs
Ekosistem KBL
1. PT. PLN (Persero) – Investor Lebih memilih penggunaan single plug untuk mengurangi biaya
SPKLU investasi awal SPKLU
2. Manufaktur Perangkat Pengisian Lebih memilih penggunaan single plug agar harga jual perangkat
Daya KBL pengisian daya tersebut menjadi lebih murah, dan juga biaya untuk
RnD dan pengembangan dapat menjadi lebih murah
3. Manufaktur Kendaraan Listrik Penggunaan single dan multi-plugs tidak terlalu berpengaruh pada
manufaktur kendaraan, manufaktur akan menyesuaikan soket
KBL dengan standar yang berlaku di Indonesia
4. Badan Pengkajian dan Penerapan Untuk tahap awal sebaiknya perangkat pengisian daya KBL masih
Teknologi (BPPT) menggunakan multi-plugs untuk memperkenalkan jenis dan
teknologi plug yang ada pada masyarakat untuk selanjutnya nanti
menentukan plug yang cocok digunakan di Indonesia untuk
menerapkan single plug
Sumber: [7] [8]
parameter kelayakan ekonomi, digunakan asumsi Adapun biaya investasi dan besar daya
seperti pada Tabel 4. yang digunakan pada tiap skenario dapat dilihat
Tarif listrik dari PT PLN (Persero) untuk pada Tabel 5. Berdasarkan data pengadaan
Badan Usaha SPKLU mengacu pada tarif listrik perangkat pengisian daya KBL milik B2TKE-
untuk kebutuhan massal dengan faktor pengali Q BPPT, diketahui harga 1 unit perangkat pengisian
(707 Rp/kWH x Q), dengan 0,8 ≤ Q ≤ 2. daya kapasitas 50 kW dengan tiga jenis plug (AC
Sementara harga jual listrik pada SPKLU untuk Type 2, CCS Combo 2, dan CHAdeMO) berkisar
konsumen akhir mengacu pada kategori Layanan diharga 800 juta rupiah. Pengurangan jumlah satu
Khusus, yakni sebesar Rp. 1,650/kWh x N, plug pada perangkat tersebut diasumsikan
dimana N≤1,5 [9] sesuai kesepakatan antara mengurangi harga unit sebesar 30% [10].
pelanggan dan PLN. Apabila jumlah SPKLU terpasang
berdasar pada rekomendasi BPPT [11] dengan
Tabel 9. Asumsi Perhitungan Kelayakan Ekonomi pertumbuhan KBL sebesar 23% pertahun dan
No. Item Value Unit perbandingan SPKLU dan KBL adalah 1:38
1 Durasi penggunaan 20 Jam seperti pada Gambar 1.
SPKLU/hari
2 Rugi-rugi dan daya 10%
tambahan
3 Inflation Rate 3.5% Per tahun
4 Discount Rate 13% Per tahun
5 Umur Ekonomis 7 Tahun
Charger
6 PPh 25% Per tahun
7 Tarif Listrik 728 IDR/kWh Gambar 21. Roadmap Kebutuhan SPKLU [11]
(Q=1,03)
8 Harga Jual (N=1,5) 2,475 IDR/kWh Pada Tabel 6 dapat dilihat hasil
9 Biaya investasi sipil 400 IDR
perbandingan parameter kelayakan ekonomi
juta
yang menunjukkan bahwa skenario 1 memiliki
10 Biaya penguatan 150 IDR
jaringan listrik juta hasil yang paling baik jika dibandingkan dengan
11 Biaya O&M 200 IDR dua skenario lainnya. Biaya investasi unit
juta pengisian daya KBL memiliki pengaruh yang
12 Biaya General 200 IDR cukup signifikan terutama jika periode tinjauan
Administration juta kelayakannya diperpanjang melewati umur
ekonomisnya (7 tahun).
Tabel 10. Biaya nvestasi Charger Berdasarkan Skenario dan Daya yang Digunakan
No Item Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Unit
1 Biaya investasi charger 160,000,000 560,000,000 800,000,000 IDR
2 Daya yang digunakan AC 43 kW AC 43 kW AC 43 kW kW
DC 50 kW DC 50 kW
Tabel 11. Hasil Perbandingan Skenario Penetapan Standar Plug Charger pada SPKLU
Parameter Kelayakan Cash Flow
Skenario 1 NPV (Juta) Rp 9,719
AC Type 2 IRR 50%
AC Type 2 PP 3.49
PI 1.74
Skenario 2 NPV (Juta) Rp 8,567
AC Type 2 IRR 39%
DC CCS Combo 2 PP 4.14
PI 1.51
Skenario 3 NPV (Juta) Rp 634
AC Type 2 IRR 15%
DC CCS Combo 2 PP 6.64
DC CHAdeMO PI 1.03
ABSTRAK
Total Factor Productivity (TFP) merupakan pendekatan yang sifatnya makro ekonomi, untuk mengukur
kontribusi teknologi dalam pertumbuhan ekonomi. Meskipun TFP juga digunakan untuk mengukur kontribusi
teknologi dalam skala mikro (perusahaan), tetapi sulit untuk menemukan referensi TFP untuk mengukur lembaga
penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap). Makalah ini mencoba mengisi kekosongan
tersebut dengan menganalisis TFP untuk kegiatan litbangjirap stasiun pengisian baterai kendaraan listrik. Hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai TFP (rasio) dan TFP pertumbuhan (TFPG) lembaga litbangjirap lebih besar dari
TFP nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan litbangjirap kontribusi teknologi relatif lebih besar
dibandingkan rata-rata perekonomian nasional.
Kata Kunci: kontribusi teknologi, total factor productivity, pertumbuhan ekonomi, stasiun pengisian kendaraan listrik
ABSTRACT
Total Factor Productivity (TFP) is a macroeconomic approach, to measure the contribution of technology in
economic growth. Although TFP is also used to measure the contribution of technology on a micro scale (company),
it is difficult to find TFP references to measure research, development, assessment and implementation (R&D)
institutions. This paper attempts to fill the gap by analyzing the TFP for electric vehicle battery charging stations
R&D activities. The analysis shows that the value of TFP (ratio) and TFP growth (TFPG) of R&D institutions is
greater than the national TFP. The results shows that in R & D activities, the contribution of technology is relatively
greater than the average national economy.
Keywords: technological contribution, total factor productivity, economic growth, electric vehicle charging stations
Sehingga dapat dijadikan dasar dalam dinyatakan sebagai ukuran kemajuan teknologi
memetakan pengembangan teknologi dan (technological progress).
membuat kebijakan pengembangan teknologi Teori pertumbuhan neo-klasik awal
nasional [3]. Sehingga peran teknologi untuk memiliki asumsi sederhana yaitu tidak ada
sub-sektor terkait dalam pertumbuhan ekonomi kemajuan teknologi. Fungsi produksi (Y) hanya
nasional dapat ditingkatkan. ditentukan oleh faktor produksi tenaga kerja (L)
dan kapital (K).
METODOLOGI
▪ Data dan Metode Pengumpulan Data Y = F (K, L)………………………………(1)
Data yang digunakan adalah data
mengenai output dan input yang digunakan Robert M. Solow dalam Mankiw (2003)
dalam kegiatan litbangjirap pengembangan telah memasukkan perubahan teknologi yang
stasiun fast charging. Data output adalah data dilambangkan dalam huruf A dalam fungsi
produk hasil penelitian yang berupa pilot project, produksi, dimana perubahan tersebut juga
pilot plant, prototype, desain, makalah ilmiah, mencerminkan teknologi yang digunakan untuk
dokumen teknis, hak kekayaan intelektual dan mengubah modal dan tenaga kerja menjadi
lainnya. output. Jadi, perubahan teknologi memengaruhi
Data input terdiri dari kapital, tenaga kerja, fungsi produksi, karena teknologi produksi yang
energi dan produk teknologi. Input capital adalah ada menentukan berapa banyak output diproduksi
input modal yang digunakan dalam kegiatan, dan jumlah modal dan tenaga kerja tertentu.
seperti tanah dan bangunan untuk kegatan, Persamaan Fungsi Produksi yang sering
peralatan laboratorium, fasiltas pengujian, digunakan dalam menghitung TFP adalah fungsi
peralatan storage, dan lainnya. Input tenaga kerja produksi Cobb Douglass sebagai berikut [6]:
adalah jumlah tenaga kerjaa yang terlibat dalam
kegiatan dikalikan dengan alokasi waktu dan 𝑌 = 𝐴. 𝐾 𝛼 . 𝐿𝛽 ………………………….(2)
gaji/ upahnya. Input energy adalah banyaknya
energy yang diperlukan dalam melaksanakan Dimana :
kegiatan. Sementara input produk teknologi Y : output
adalah produk teknologi yang dihasilkan oleh A : TFP
institusi/ perusahaan lain yang digunakan dalam K : Kapital (modal)
kegiatan. L : Labour (tenaga kerja)
Proses pengumpulan data yang diperlukan α = Bobot/elastisitas untuk Kapital
dilakukan dengan metode wawancara dan β = Bobot/elastisitas untuk Tenaga Kerja
pengisian kuisioner. Data-data yang diperlukan α+β=1
berupa nilai output, kapital, tenaga kerja/labour,
input teknologi dan konsumsi energi. Simbol A adalah ukuran dari tingkat
penggunaan teknologi atau disebut juga TFP.
▪ Metode Analisis Data Dengan demikian peningkatan produksi tidak
Produktivitas merupakan sebuah alat hanya diakibatkan oleh peningkatan tenaga kerja
pengukuran untuk melihat sejauh mana efisiensi dan kapital, tetapi juga oleh kenaikan TFP. Dari
dan efektifitas yang dihasilkan oleh input dalam berbagai literatur perhitungan TFP bisa jadi ada 2
menghasilkan output. Total faktor produktivitas kemungkinan:
(TFP) merupakan salah satu ukuran untuk o TFP (tanpa embel-embel growth): pembagian
mengukur bagaimana pengaruh lainnya terhadap antara output dengan rata-rata tertimbang
output yang dihasilkan selain dari output [4]. faktor inputnya, bisa dihitung dengan data
Teori pertumbuhan neo-klasik berkembang pada cross section
tahun 1950-an. Secara sederhana teori o TFPG (TFP Growth): karena yang dihitung
pertumbuhan neo-klasik yang dipopulerkan oleh adalah pertumbuhan TFPnya, maka perlu
Solow yang menyatakan bahwa faktor produksi diamati data dari waktu ke waktu misalnya
tenaga kerja dan kapital merupakan faktor utama data time series atau data panel [7]
penentu pertumbuhan ekonomi suatu negara [5].
Faktor produksi lain yang berpengaruh terhadap Jadi, ketika mengukur TFP perlu
produksi ditentukan oleh TFP yang sering memperhatikan ketersediaan data. Kalau kita
cuma punya data cross-section maka yang bisa ▪ Peran Lembaga Litbangjirap (R&D)
dihitung adalah TFP cross-section. Sedangkan, dalam meningkatkan Produktifiitas
jika tersedia data time series atau data panel maka Ada tiga cara di mana suatu negara dapat
dapat diperoleh nilai TFPG. Dengan begitu, dapat menghasilkan lebih banyak barang dan jasa, yaitu
digunakan metode-metode yang bisa menghitung mencapai pertumbuhan ekonomi, yaitu: (i)
TFPG. TFPG inilah yang sering ditemui dalam Mempekerjakan lebih banyak pekerja. (ii)
penelitian karena memiliki dimensi yang lebih Memberi pekerja lebih banyak alat (modal), atau
luas, misalnya dapat dihubungkan dengan (iii) menggunakan tenaga kerja dan modal secara
pertumbuhan output sehingga dapat menjawab lebih efisien untuk meningkatkan produktivitas.
permasalahan kenapa pertumbuhan sektor Para ekonom telah menekankan peran
tertentu menurun, atau seberapa besar kontribusi pertumbuhan produktivitas daripada
TFPG terhadap pertumbuhan ekonomi. Namun, mengumpulkan lebih banyak tenaga kerja atau
jika tidak tersedia data time series, maka TFP modal sebagai pendorong utama pertumbuhan
dihitung secara langsung (TFP Ratio): ekonomi. Selain itu, para ekonom percaya bahwa
𝑌 inovasi adalah faktor utama pertumbuhan
𝑇𝐹𝑃 = 𝐴 = …………………..(3)
𝐾 𝛼 .𝐿𝛽 produktivitas. Negara-negara yang
menginvestasikan lebih banyak sumber daya ke
Dimana : dalam penelitian dan pengembangan (R&D)
o (Y) Output (kalau bisa dalam bentuk mata dengan memperluas lingkup teknologi yang terus
uang – Rp.) : Berbagai bentuk output (kajian berkembang [8]. Namun pada negara maju,
awal, basic desain, DED, proto type, dll) korelasi antara intensitas penelitian (tingkat
dinilai dalam rupiah (harga jual) inovasi) dan pertumbuhan ekonomi tidak terlalu
o (K) Kapital (kalau bisa dalam bentuk mata kuat, mungkin karena negara maju dapat tumbuh
uang - Rupiah.): Kapital dihitung semua dengan mengadopsi inovasi yang dibuat di
modal yang ada, termasuk peralatan tempat lain [9].
laboratorium, komputer, termasuk tambahan Dalam literatur, R&D pengeluaran
investasi baru. berpendapat memiliki dampak positif pada
o (L) Labour (kalau bisa dalam bentuk mata efisiensi [10]. Investasi di R&D diharapkan untuk
memberikan modal asset material dan
uang - Rp.) tenaga kerja dihitung berdasarkan
meningkatkan kegiatan inovatif, yang pada
jumlah orang x gaji per bulan x 12 x masa gilirannya akan meningkatkan efisiensi
kerja tersisa (misalnya 20 tahun) perusahaan [7]. Dalam sebuah penelitian untuk
o Β: Share share income dari kapital Jepang, menemukan bahwa R&D meningkatkan
o α : Share income dari tenaga kerja efisiensi perusahaan. Demikian pula, studi yang
lebih baru oleh Dilling-Hansen [11],
TFP umumnya digunakan untuk menunjukkan bahwa R&D perusahaan secara
perhitungan post ante (evaluasi) bukan ex ante signifikan membuat perusahaan lebih efisien di
(prediksi), namun jika ingin menghitung Denmark [12]. Namun, terdapat jeda antara
prediksi-nya maka harus ditetapkan target-target pengeluaran R&D dan potensi dampak pada
output dengan kapital dan labour yang disiapkan efisiensi. Dengan demikian, efek jangka pendek
serta asumsi parameter ekonomi lainnya. efek yang berlaku di R&D seringkali sulit untuk
Perhitungan TFP dilakukan dengan cara: dibuktikan. Jeda waktu ini terutama berlaku
- Hitung valuasi (nilai) semua output untuk R&D perusahaan yang baru mulai[13].
berdasarkan target kegiatan (dalam rupiah) Pada lembaga R&D, kapasitas human capital
- Dari anggaran yang direncanakan, dipilah (SDM) juga merupakan prioritas utama, melalui
mana yang belanja modal, operasional dan pendidikan yang berkualitas juga mempengaruhi
honor (tenaga kerja) kualitas daya saing. Karena dalam new economy
- Hitung Kapital yang ada dan tambahan faktor pendidikan, informasi, dan teknologi
kapital jika ada (dari belanja modal) merupakan pendorong utama dalam kegiatan
ekonomi di suatu negara [14],
- Dari tenaga kerja atau SDM yang digunakan
Lembaga R&D yang menjadi studi kasus
hitung nilai rupiah (gaji bulanan dan pengembangan teknologi stasiun pengisian
nilainya selama 1 tahun) kendaraan listrik (SPKLU) adalah
Technical Efficiency ? Basic Research neo klasik kemudian ada era new growth
Program,” 2016. theory, hanya tidak kuantitatif. Cobb
[11] V. Dilling-Hansen, M., Madsen, E. S. & Douglass masuk klasik atau neo klasik.
Smith, “Efficiency, R&D and Ownership- Fungsi Cobb-Douglas lebih banyak
-Some Empirical Evidence,” Int. J. Prod. dipakai oleh para peneliti karena
Econ., vol. 83, pp. 85–94. mempunyai keunggulan yang menarik
[12] J. Rodrigues-Lopez and M. Diego,
“Looking beyond the R&D effects on 2. Elastisitas (Alpha dan Beta) digunakan
innovation: The contribution of non-R&D untuk pembobotan kontribusi dari
activities to total factor productivity faktor-faktor produksi yang digunakan,
growth in the EU,” E2014/5, 2014. dimana total bobot bernilai 1 dan berbeda
[13] Bappenas, “Perubahan Produktivitas nilainya untuk setiap tahunnya
Industri Manufaktur Indonesia dan
tergantung dari nilai faktor produksi.
Faktor-faktor yang Mempengaruhinya:
Analisis Panel Data 2000-2007,” Alpha: elastisitas kapital thd output=
Kementeri. PPN/Bappenas, 2010. dY/dK. Beta elastisitas Lbour thd Output
[14] P. E. Prasetyo, “the Quality of Growth: =dY/dL.
Peran Teknologi Dan Investasi Human
3. Data series yang dimaksud di sini adalah
Capital Sebagai Pemacu Pertumbuhan
data yang terdiri minimal 2 series,
Ekonomi Berkualitas,” JEJAK J. Ekon.
dan Kebijak., vol. 1, no. 1, pp. 1–15, 2012, pengembangan SPKLU memang masih
doi: 10.15294/jejak.v1i1.1453. tergolong baru di Indonesia jadi hanya
ada data 2 tahun yaitu 2018 dan 2019.
Kami tidak memasukkan tahun 2020
dengan asumsi kegiatan masih berjalan
Review: sehingga tidak dimasukkan dalam
Penelitian ini menganalisis tentang faktor perhitungan.
produksi total dalam kegiatan R&D SPKLU
dalam kerangka ekonomi makro. Hasil yang
didapatkan menarik dan dapat dijadikan acuan
dalam melihat nilai ekonomis dalam kegiatan
R&D, namun ada 2 poin yang perlu untuk
dijelaskan lagi,
Jawaban:
1. Ada beberapa pengembangan dari teori
tersebut, kalau di ekonomi ada era klasik,
Kata Kunci: kelayakan ekonomi, jumlah KBL/BEV, rasio KBL/SPKLU, roadmap KBL/SPKLU
ABSTRACT
Economic analysis on fast charging station business was done using several indicators such as NPV, IRR, PP,
PI and BEP. Based on the analysis the most feasible condition is attained with Q = 0.2 and N = 1.5, BEV growth on
23% and 38:1 ratio of BEV/FCS. Based on that condition the roadmap of the amount of BEV and fast charging
station for the next 10 years was constructed. In the simulation, it was showed that decreasing capital expenditure
by decreasing the sale price of fast charging station and decreasing operational expenditure by subsidizing the
electrical price are able to increase the economic feasibility. Therefore, several policy recommendations were
proposed based on this study.
Keywords: economic feasibility, the amount of BEV, ratio of BEV/FCS, BEV & FCS roadmap
dinyatakan secara jelas adanya target peningkatan x Q, dengan 0,8 ≤ Q ≤ 2 (sumber : PT.
TKDN secara bertahap untuk Kendaraan PLN).
Bermotor Listrik Berbasis Baterai, dimana 3. Harga jual SPKLU ke konsumen
ditargetkan bahwa pada akhir tahun 2023 TKDN menggunakan tarif layanan khusus
minimum sebesar 40%, lalu tahun 2029 TKDN sebesar Rp 1.650 x N, dengan N < 1,5
minimum sebesar 60 %, dan tahun 2030 TKDN (sumber : PT. PLN).
minimum sebesar 80%. Sejalan dengan itu,
4. Harga jual SPKLU adalah Rp.
industri pendukung KBL termasuk industry
CS/charging station juga diharapkan mengikuti 800.000.000 per unit (sumber: PT. LEN)
target TKDN yang tinggi [2,3]. 5. Kapasitas pengisian 1 BEV adalah 25
kWh
BAHAN DAN METODE 6. Pengisian 1 BEV adalah 30 menit
Metodologi yang digunakan adalah:
1) Konstruksi Excell NPV, IRR, BEP, PP & PI HASIL DAN PEMBAHASAN
menjadi kalkulator kelayakan ekonomi Berdasarkan hasil simulasi dengan kondisi
industri SPKLU optimum yaitu Q=0.8 & N=1.5, pertumbuhan
2) Melakukan beberapa putaran analisis KBL/BEV sebesar 23% dan rasio KBL/SPKLU
kelayakan ekonomi untuk menentukan 38:1 menujukkan angka-angka indikator
kelayakan ekonomi yang tinggi (gb. 2).
asumsi-asumsi penentu
3) Melakukan focus group discussion dengan
pemangku kepentingan yaitu (a) penyedia
EVSE / CS, (b) Pengguna atau Manufaktur
KBL dan (c) Charging Point Operator
(CPO)
4) In depth interview dengan pemangku
kepentingan yaitu (a) penyedia EVSE / CS,
(b) Pengguna atau Manufaktur KBL dan (c)
Charging Point Operator (CPO)
5) Kuesioner kepada mitra dan pemangku
kepentingan (Kuesioner dapat diakses di Gambar 2. Indikator kelayakan ekonomi pada
link sbb kondisi optimum
https://forms.gle/gmfR51y3hzR9gT936)
Secara garis besar evaluasi kelayakan Pada kondisi ini, bisnis akan mengalami
ekonomi dapat dilakukan dengan melihat cumulative cash flow yang positif pada tahun ke 3
indikator-indikator sebagai berikut: yaitu tahun 2023 sesuai indikator payback period
yang menggambarkan jangka waktu tertentu di
mana aliran uang masuk secara kumulatif sama
dengan jumlah investasi yang dikeluarkan dalam
bentuk present value. Analisis ini perlu dilakukan
untuk mengetahui seberapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mengembalikan modal untuk
investasi yang dilakukan [7,8,10].
Gambar 1. Indikator kelayakan ekonomi [4] Dari hasil tersebut di atas maka disusunlah
roadmap jumlah KBL & SPKLU untuk jangka
Asumsi-asumsi sebagai variable tetap yang waktu 10 tahun mendatang yaitu 2020-2030 (gb.
dipakai didapat dari hasil wawancara dan FGD 3).
[5,6]. Asumsi-asumsi tersebut adalah: Roadmap memperlihatkan hasil yang
1. Jumlah KBL/BEV yang ada pada tahun berbeda jika dibandingkan dengan roadmap yang
2020 adalah sekitar 600 kendaraan dilansir PT. PLN. Jika dipakai pertumbuhan
(sumber : kemenperin) KBL/BEV yang dipakai PLN maka pada
2. Harga jual PLN ke pengusaha SPKLU kalkulator kelayakan ekonomi yang dipakai
adalah tarif curah dengan rumus Rp 707 menunjukkan kerugian. Seyogyanya roadmap
pertumbuhan KBL dan SPKLU disusun dengan keringanan pajak bagi industri SPKLU untuk
mempertimbangkan kelayakan ekonomi. dapat menurunkan harga jual SPKLU per unitnya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Perpres No 55 Tahun 2019 Tentang Program
Percepatan KBL BB
[2] Peraturan Menteri Perindustrian Republik
Indonesia Nomor 16/M-IND/PER/2/2011
Tentang Ketentuan Dan Tata Cara
Penghitungan Tingkat Komponen Dalam
Negeri
[3] PT. Hitech Solution Power System,
“Pembobotan TKDN.” 2018.
[4] Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. PT
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
[5] Survei BPPT dalam rangka observasi dan
analisa kebijakan pengembangan SPKLU.
April-Juli 2020.
[6] B2TKE-BPPT, "Data Pengadaan Charging
Station B2TKE-BPPT," Tangerang Selatan,
2019.
[7] Sukirno, S. 2004. Pengantar Teori Makro
Ekonomi. PT Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
[8] Soeharto, I. 1995. Manajemen proyek dari
konseptual sampai operasional. Erlangga.
Jakarta.
[9] Taufik, T. 2005. Pengembangan Sistem
Inovasi Daerah: Perspektif Kebijakan.
P2KTPUDPKM-BPPT.
[10] Djamil, M., Kirmani, S. & Rizwan, M.
2012. Techno-economic feasibility analysis
of solar photovoltaic power generation : A
Review. Smart Grid and Renewable Energy,
2012, 3, 266-274
[11] Ye, B., Jiang, J., Miao, L., Yang, P., Li, J. &
Shen, B. 2015. Feasibility study ofa-solar
powered electric vehicle charging station
model. Energies 2015, 8, 13265–13283
Setyo Margo Utomo*1, Solichah Vichy Budiwati2, Ganesha Tri Chandrasa3, Ferdi Armansyah4
1,2)
Pusat Pengkajian Industri Manufaktur Telematika dan Elektronika (PPIMTE)-BPPT, Gedung 720
Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan. Nomor telepon: 08119780346; 021-7579-1350.
3,4)
Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) – BPPT, Gedung 620-625 Kawasan Puspiptek,
Serpong, Tangerang Selatan. Nomor telepon: 021-756-0916
Setyo Margo Utomo, Solichah Vichy Budiwati, Ganesha Tri Chandrasa, Ferdi Armansyah
ABSTRAK
Saat ini sedang dikembangkan kendaraan bermotor listrik yang memanfaatkan baterai sebagai sumber daya
energinya. Karakterisktik kendaraan listrik tersebut diharapkan mendekati kendaraan bermotor dengan mesin
pembakaran dalam terkait kecepatan pengisian baterai dan kapasitas baterai yang besar. Berbagai jenis baterai
dikembangkan untuk memenuhi tuntutan tersebut.Baterai lithium ion mempunyai karakteristik yang sesuai untuk
kebutuhan kendaraan bermotor listrik. Dalam mengembangkan industri baterai perlu dilakukan pemilihan jenis baterai
yang tepat yaitu memiliki density energi yang besar dan pengisian yang cepat. Dengan melakukan kajian karakteristik
berbagai jenis baterai lithium terhadap kemampuan menyimpan energi dan kecepatan pengisian ditentukan jenis
baterai yang dikembangkan industrinya untuk memenuhi kebutuhan kendaraan bermotor listrik. Saat ini harga baterai
masih sekitar 50% harga kendaraan bermotor listrik berbasis baterai. Dengan mengkaji biaya produksi baterai lithium
disusun strategi dan kebijakan untuk meningkatkan daya saing industri baterai nasional. Penurunan biaya produksi
tersebut diharapkan bisa mencapai target harga baterai 100 – 200 US$ per kWh sehingga menurunkan harga kendaraan
bermotor listrik.
ABSTRACT
At present an electric vehicle is being developed that uses batteries as its energy source. The characteristics
of the electric vehicle are expected to close motor vehicles with internal combustion engines related to the fast of
charging the battery and the capacity of the battery to store large amounts of energy. Various types of batteries were
developed to meet these demands. Lithium ion batteries have characteristics suitable for the needs of electric vehicles.
In developing the battery industry, it is necessary to choose the right type of battery that has a large energy density
and fast charging. By studying the characteristics of various types of lithium batteries on the ability to store energy
and charging speed, the type of battery developed by the industry is developed to meet the needs of electric vehicles.
Currently the price of batteries is still around 50% of the price of battery-based electric vehicles. By examining the
cost of producing lithium batteries, strategies and policies are developed to improve the competitiveness of the
national battery industry. The reduction in production costs is expected to reach the target price of US $ 100 - 200
per kWh battery thereby reducing the price of electric motor vehicles.
kendaraan listrik harus memenuhi spesifikasi mobilitas ionik lithium juga rendah dan kapasitas
sebagai berikut [6]: energinya menurun. Untuk mengatasi masalah
- Energi spesifik yang dapat digunakan pada tersebut para peneliti melakukan dua pendekatan,
tingkat C / 3: 350 Wh / kg pada tingkat sel, 235 yaitu metode doping dan metode reduksi ukuran
Wh / kg pada tingkat paket bulir. Metode doping dilakukan dengan
- Kepadatan energi yang bisa digunakan pada memberikan pengotor berupa bahan kation
tingkat C / 3: 750 Wh / l pada tingkat sel, 500 supervalent sehingga konduktivitas pada level
Wh / l pada tingkat paket kristalnya meningkat. Pendekatan lain yang dapat
- Daya luahan spesifik puncak (kedalaman debit dilakukan adalah memperkecil ukuran bulir
80%, 30 detik): 700 W / kg sehingga jarak lintasan difusi ion lithium menjadi
- Kepadatan daya puncak (kedalaman pendek[5].
pembuangan 80%, 30 detik), 1500 W / l Dari berbagai jenis baterai lithium, untuk
- Siklus hidup: 1000 siklus mendapatkan gambaran densitas energi dan
- Umur Kalender: 15 tahun kecepatan pengisian ditunjukkan pada tabel
- Harga : $ 100 / kWh dibawah ini[8].
Baterai Densitas Energi Tinggi Tabel 1 Densitas Energi, C-rate dan Umur Baterai
Beberapa material katoda pada baterai ion Lithium.
lithium yang telah disintesis yaitu lithium mangan Densitas
Jenis C- Cost
oxide (LiMn2O4) , lithium cobalt oxide (LiCoO2) energi Cycle life
Baterai rate $/kWh
(Reimer, 1992) dan lithium iron phospate (LFP) (Wh/kg)
LiCoO2 150-200 0,7-1 500-1000
(Hamid, 2012). Dari ketiganya, material LiMn2O4
LiMn2O4 100-150 0,7-1 300-700
mudah dibuat, ramah lingkungan dan harga
LiNiMnCo2 150-220 0,7-1 1000-2000 420
terjangkau namun memiliki kapasitas rendah (110 LiFePO4 90-170 1 >2000 580
mAh/g) dan konduktivitas listrik lebih rendah LiNiCoAlO2 200-260 0,7 500 350
yakni sekitar 10-5 S/cm. Sedangkan LiCoO2 Li2TiO3 50-80 1 3000-7000 1005
merupakan salah satu material katoda yang paling
sukses dikomersialkan (Reimer, 1992), memiliki Tabel diatas menunjukkan bahwa densitas
kapasitas spesifik tertinggi (220 mAh/g), energi baterai lithium yang ada saat ini cukup
konduktivitas listrik cukup tinggi yakni 10-3 S/cm, tinggi dan tidak terlalu berbeda, tetapi umur
namun material ini harganya mahal dan tidak pemakaian dan kemampuan pengisian cepat (fast
ramah lingkungan karena mengandung logam charging) yang cukup berbeda.
berat. Sehingga, banyak penelitian yang telah
dilakukan untuk menemukan material yang jauh Baterai Fast Charging
lebih murah, tidak beracun, tidak berbahaya dan Baterai yang ideal akan menunjukkan masa
mudah didapatkan untuk menggantikan material pakai yang lama, dengan kepadatan daya dan
Co yang tidak ramah lingkungan. Salah satu energi yang tinggi, yang memungkinkan
material katoda baterai lithium ion yang saat ini perjalanan jarak jauh dengan sekali pengisian dan
terus dikembangkan adalah lithium iron mengisi ulang dengan cepat di mana saja dalam
phosphate (LiFePO4), yang pertama kali cuaca apa pun. Karakteristik seperti itu akan
diperkenalkan oleh John Good pada tahun 1997, mendukung penerapan EV secara luas untuk
sebagai elektroda katoda baterai lithium ion. berbagai aplikasi. Sayangnya, masing-masing
LiFePO4 memiliki berbagai kelebihan persyaratan tersebut menimbulkan kondisi saling
dibandingkan material katoda lain seperti harga merugikan, misalnya, elektroda yang lebih tebal
yang terjangkau, tidak beracun, mudah diperlukan untuk kepadatan energi tinggi, tetapi
didapatkan, thermal dan chemical stability yang semakin tebal lapisan maka densitas energi dan
tinggi, memiliki performa elektrokimia yang densitas power akan menurun karena jarak difusi
stabil pada kondisi terisi penuh dan memiliki elektron dan ion Li semakin panjang dan
kapasitas energi yang tinggi (170 mAh/g) serta life konduktivitas menurun. Sel baterai yang terbaik
cycle yang lebih panjang [7]. adalah sel dengan ketebalan elektroda yang paling
Disamping kelebihan tersebut, bahan tipis karena jarak transfer elektron menjadi
LiFePO4 memiliki kelemahan dalam nilai semakin kecil, konduktivitas paling besar dan
konduktivitasnya yang rendah sekitar 10-9 S/cm. memiliki polarisasi yang rendah. Saat suhu
Nilai konduktivitas yang rendah berdampak pada
lingkungan menurun, tingkat pengisian (charge ditekankan bahwa pengembangan material awal
rate) dan tegangan maksimum yang disarankan dan komersialisasi skala besar biasanya
biasanya dijaga tetap rendah untuk keselamatan dipisahkan oleh periode waktu yang relatif lama.
dan mempertahankan kinerja, menjadikan suhu Selain itu, material seperti itu harus memiliki
pengoperasian sebagai penghalang utama untuk harga yang kompetitif dibandingkan dengan yang
pengisian cepat. saat ini digunakan, yang mungkin menjadi
Pemilihan elektrolit dan elektroda baterai hambatan yang signifikan terutama untuk material
dengan kapasitas tinggi dan juga kecepatan anoda alternatif. Ilmu material akan memainkan
pengisiannya tinggi adalah salah satu masalah peran penting dalam pengembangan baterai di
yang paling menantang dalam desain sel. masa depan, upaya rekayasa material lainnya
Penelitian ekstensif telah dilakukan untuk tentu diperlukan untuk mengatasi masalah
mengembangkan bahan anoda baterai pengisian kemampuan pengisian cepat dalam waktu dekat.
cepat yang dapat mencegah pembentukan dendrit Sementara banyak solusi yang didapat terkait
di dalam elektrolit, yang disebabkan oleh siklus material baterai, dimana diperkirakan tidak akan
pengisian daya baterai yang terus menjangkau pasar dalam waktu dekat, banyak
menerus. Seiring waktu, dendrit tersebut dapat peneliti beralih ke pendekatan tingkat sel dan pak
menyebabkan pembakaran dan kemungkinan baterai yang sering kali dapat diterapkan dalam
kebakaran[9]. waktu yang jauh lebih singkat. Strategi pengisian,
Beberapa bahan anoda yang telah dikenal, yang mengatur variasi kerapatan arus selama
seperti bahan alternatif berbasis karbon (grafit, proses pengisian, merupakan kategori penting
tabung nano karbon, grafena atau oksida grafena), untuk mempercepat waktu pengisian [10].
komposit berbasis logam (TiO2, lithium titanium
oksida (LTO), MnO, Co3O4, Fe3O4, NiO) dan Struktur Biaya
komposit paduan (seperti senyawa berbasis Si dan Berdasarkan data pada tahun 2014 dan awal
Sn), telah diselidiki dengan beberapa 2015, bahan mewakili bagian terbesar dari total
keberhasilan. Oleh karena itu, memodifikasi biaya sel, rata-rata 74%. Dari jumlah ini, empat
bahan anoda telah menjadi salah satu pendekatan bahan mewakili 75% dari total biaya bahan, yaitu
yang paling bermanfaat untuk meningkatkan bahan aktif katoda, meliputi NMC (32%),
kemampuan pengisian cepat sel Li-ion. pemisah atau separator (18%); elektrolit (16%);
Modifikasi LTO meningkatkan konduktivitas dan bahan aktif anoda berupa grafit (11%). Bahan
elektronik, koefisien difusi litium atau untuk lain masing-masing terdiri kurang dari 10% dari
memaksimalkan kandungan bubuk aktif per total biaya bahan seperti ditunjukan pada diagram
satuan volume dengan memasukkan sumber dibawah ini[11].
karbon secara in situ, pelapisan karbon, dan
doping ion logam/ nonlogam. Desain struktur
elektroda dalam skala nano juga telah dibuktikan
untuk mencapai peningkatan kepadatan energi
dan daya. Logam litium adalah salah satu pilihan
material anoda yang paling disukai untuk
meningkatkan kerapatan energy, tetapi
mengalami kerapatan daya yang rendah karena
luas permukaan yang rendah dari lembaran litium
murni.Pendekatan untuk meningkatkan kinerja Gambar 1. Struktur Biaya Bahan Pembuatan Sel
pengisian cepat tidak terbatas pada pemilihan Baterai Lithium
material anoda, modifikasi dan desain struktur
skala nano. Elektrolit dan antarmuka juga Pada bulan Desember 2018,
merupakan elemen penting yang mempengaruhi BloombergNEF menerbitkan hasil Survei Harga
kinerja anoda. Pemilihan dan modifikasi material Baterai kesembilan, yang dimulai pada tahun
tidak diragukan lagi merupakan arah yang 2010. Survei harga tahunan telah menjadi tolok
menjanjikan untuk penelitian di masa depan. ukur penting dalam industri. Harga baterai turun
Banyak material atau arsitektur material telah 85% dari 2010-2018, mencapai rata-rata $ 176/
menunjukkan karakteristik pengisian cepat yang kWh. Penentu utama penurunan harga adalah
meningkat dibandingkan dengan material yang hubungan antara harga dan volume. Dari nilai-
biasa digunakan saat ini. Namun, penting untuk nilai historis yang diamati, tingkat penurunan
harga sekitar 18% setiap penggandaan volume Sensitifitas harga baterai terhadap harga
kumulatif. Berdasarkan pengamatan ini, dan material rendah karena perbedaan formula sell
perkiraan permintaan diperkirakan harga baterai baterai dimana komposisi material untuk tiap kWh
rata-rata sekitar $ 94 / kWh pada tahun 2024 dan baterai berbeda. Gambar dibawah berikut
$ 62 / kWh pada tahun 2030. Baterai lithium-ion menunjukkan bagaimana NMC 811 memiliki
sensitifitasnya rendah terhadap harga lithium, kandungan kobalt terendah dan kandungan nikel
nikel, kobalt dan aluminium. Peningkatan 50% tertinggi dari kimia katoda per kapasitas baterai
dalam harga lithium misalnya akan meningkatkan kWh dibanding jenis baterai NMC lainnya[13].
harga baterai nikel-mangan-kobalt (NMC) 811 Harga nikel yang lebih murah dibanding kobalt
kurang dari 4%. Demikian pula, penggandaan tentunya menyebabkan harga baterai jadi turun.
harga kobalt akan menghasilkan peningkatan 3% Harga baterai lithium ion akan jatuh secara
pada harga paket baterai keseluruhan[12]. signifikan sebesar 50% pada tahun 2030 dan
penurunan lebih lanjut sebesar 75% pada tahun
2040. Ini akan memberikan tekanan harga tanpa
henti pada produsen, yang mendorong mereka
untuk menemukan cara baru untuk mengurangi
biaya produksi, termasuk biaya bahan baku, biaya
pengemasan, serta biaya manufaktur sel baterai.
Dengan kenaikan tajam dalam permintaan untuk
produksi baterai lithium ion untuk kendaraan
listrik, harga baterai cenderung turun secara
dramatis dalam lima tahun ke depan. Produsen
baterai lithium ion harus memodifikasi operasi
bisnis mereka untuk mengurangi biaya produksi
Gambar 2. Perkembangan Harga Baterai 2013-2018 untuk menawarkan harga yang kompetitif dan
(Sumber: Bloomberg, 2019) mempertahankan keunggulan. Berikut adalah
beberapa cara mengurangi biaya pembuatan
baterai lithium- ion [14]:
1. Mempertahankan harga yang kompetitif
dengan mengurangi biaya bahan baku.
Hambatan untuk masuk rantai pasok industri
baterai lithium ion relatif rendah. Ini memicu
persaingan dan menekan margin pada tingkat
terendah. Memanfaatkan manufaktur
berbiaya rendah di negara berkembang di
Asia Pasifik adalah salah satu cara paling
Gambar 3. Sensitifitas Harga Baterai Terhadap Harga populer untuk menurunkan biaya baterai ion
Material (Sumber: BloombergNEF. Price as of lithium. Selain itu, pengurangan biaya
February 2019.) dengan menggunakan teknologi baru melalui
pengembangan bahan aktif anoda dan katoda
baru dan metode inovatif teknik pemrosesan
bahan untuk mengendalikan biaya dan
menghasilkan baterai yang lebih aman dan
andal.
Biaya bahan baku dan biaya pemrosesan
bahan tidak dapat dipisahkan, karena bahan
baku yang digunakan dalam pabrik
pembuatan baterai lithium ion diproses
sebelum digunakan. Mengembangkan teknik
pemrosesan bahan baru dan murah dapat
Gambar 4. Intensitas Material Pada Beberapa Jenis
Baterai Lithium Per kWh. menjadi katalisator penting dalam
meminimalkan biaya "bahan baku" untuk
baterai lithium-ion.
kekuatan mekanik, konduktivitas listrik, dan terdapat di ITB. Fokus penelitian ilmu dan
magnetisasi. Kedua adalah perubahan rasio teknologi nano di ITB selama sepuluh tahun ini
jumlah atom yang menempati permukaan (2010–2020) adalah di bidang teknologi nano dan
terhadap jumlah total atom. Fenomena ini kuantum yang merupakan iptek masa depan.
berimbas pada perubahan titik didih, titik beku, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah
dan reaktivitas kimia. Perubahan-perubahan memiliki Pusat Studi Material dan Nanoteknologi
tersebut diharapkan dapat menjadi keunggulan di mana penelitian di laboratoriumnya terfokus
nanopartikel dibandingkan dengan partikel sejenis pada empat bidang, yaitu energi, pertanian dan
dalam keadaan bulk. Sintesis nanopartikel dapat pengolahan pangan, biomedis, serta kesehatan.
dilakukan dalam fasa padat, cair, maupun gas. Produk yang dihasilkan dalam skala laboratorium,
Proses sintesis pun dapat berlangsung secara yaitu baterai litium, baterai metal, dan yang masih
fisika atau kimia. Proses sintesis secara fisika dalam pengembangan material antiradar yang
tidak melibatkan reaksi kimia. Yang terjadi hanya digunakan untuk kapal selam, serta berbagai
pemecahan material besar menjadi material bentuk katalis. Universitas Padjadjaran (Unpad)
berukuran nanometer, atau pengabungan material memiliki Pusat Riset Institusi Nanoteknologi dan
berukuran sangat kecil, seperti kluster, menjadi Grafen. Penelitian teknologi nano yang dilakukan
partikel berukuran nanometer tanpa mengubah difokuskan pada pemanfaatan teknologi nano
sifat bahan. Proses sintesis secara kimia untuk mengatasi masalah krisis energi. Hambatan
melibatkan reaksi kimia dari sejumlah material perkembangan teknologi nano di Indonesia salah
awal (precursor) sehingga dihasilkan material lain satunya adalah fasilitas (sarana dan prasarana)
yang berukuran nanometer. Secara umum, sintesis teknologi nano yang kurang memadai dan terletak
nanopartikel akan masuk dalam dua kelompok terpisah-pisah, tersebar di sejumlah institusi dan
besar. Cara pertama adalah memecah partikel hal yang paling mendasar dalam menghambat
berukuran besar menjadi partikel berukuran perkembangan teknologi nano adalah alat
nanometer. Pendekatan ini kadang disebut pengukuran (metrologi) material nano. Kendala
pendekatan top-down. Pendekatan kedua adalah lain yaitu sumber daya manusia yang masih relatif
memulai dari atom-atom atau molekul-molekul tidak merata dan kekurangan serta alokasi
atau kluster-kluster yang diassembli membentuk pendanaan masih relatif minim, padahal penelitian
partikel berukuran nanometer yang dikehendaki. teknologi nano memerlukan investasi besar.
Pendekatan ini disebut bottom-up [15]. Prioritas riset nano yang sesuai dengan kondisi
Berbagai penelitian ilmu dan teknologi Indonesia juga belum ditentukan. Secara lebih
nano dilakukan lembaga-lembaga penelitian terperinci, penerapan teknologi nano oleh industri
seperti LIPI, Batan, BPPT, Lapan dan perguruan di Indonesia mengalami kendala yang meliputi
tinggi. LIPI telah berhasil mengembangkan alat informasi (41%), teknologi (32%), SDM (11%),
pemecah partikel yang bisa mempercepat finansial (5%), dan lain-lain (11%)[16].
penguraian partikel sehingga menjadi nano. Jika Peran Puslit Metrologi LIPI dalam
biasanya peneliti membutuhkan waktu dua sampai memenuhi kebutuhan ketertelusuran peralatan
tiga pekan untuk penguraian, dengan alat tersebut, ukur objek berskala nano saat ini dipandang
peneliti hanya butuh waktu dua hari. Tidak hanya strategis untuk perkembangan nanometrologi di
itu, harga jual teknologi tersebut pun lebih murah masa mendatang. Walaupun saat ini fasilitas
ketimbang di negara lain. LIPI menggunakan alat pengukuran nanometrologi belum dimiliki oleh
tersebut dalam bidang biofarmasi, yaitu untuk Puslit Metrologi LIPI, namun terdapat solusi yang
pengobatan kanker, dan pembuatan pigmen tinta. memungkinkan untuk direalisasikan. Salah satu
Di bidang energi, Batan telah berhasil menguasai upaya yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan
teknologi baterai padat litium yang merupakan permasalahan ketertelusuran pengukuran
salah satu alat penyimpan energi tercanggih saat nanoteknologi adalah dengan menyelenggarakan
ini. Berbagai penelitian teknologi nano juga telah kegiatan uji banding antarlaboratorium di
dilakukan BPPT dengan fokus penelitian di lembaga litbang yang memiliki peralatan skala
antaranya produk farmasi, kesehatan, dan energi. nano[17].
BPPT telah berhasil mengembangkan sel bahan Komitmen pemerintah untuk mendukung
bakar (fuel cell) berbasis teknologi nano. Institut pengembangan material maju tercantum pada
Teknologi Bandung (ITB) telah memiliki Pusat RPJMN 2015-2019. Bahan material maju yang
Penelitian Nanosains dan Nanoteknologi yang diharapkan dapat dikuasai pembuatannya oleh
merupakan salah satu pusat unggulan iptek yang industri dalam negeri antara lain adalah material
maju logam tanah jarang, material untuk energy produksi, dan mengurangi biaya produksi dengan
storage (baterai), material fungsional dan material mengurangi waktu henti dan biaya pemrosesan.
nano, material katalis, dan bahan baku untuk Teknologi baterai lithium yang masih terus
industri besi dan baja. Riset material maju berkembang untuk mencapai harga yang
ditujukan untuk menguasai material strategis kompetitif, dengan karakteristik densitas energi
pendukung produk-produk teknologi, yang antara yang tinggi dan dapat dilakukan pengisian cepat,
lain difokuskan pada: (i) tanah jarang, (ii) bahan diperlukan peran pemerintah dalam pelaksanaan
magnet permanen, (iii) material baterai padat, dan RnD dengan menyediakan atau membangun
(iv) material berbasis silikon. fasilitas laboratorium penelitan dan pengujian,
Untuk meningkatkan penguasaan teknologi serta penyediaan SDM berkeahlian, karena
nanomaterial yang dapat dimanfaatkan oleh industri baterai lithium merupakan industri
semua industri, terutama industri baterai, kegiatan berteknologi tinggi.
litbangjirap terkait nanomaterial perlu
ditingkatkan dengan menyusun roadmap dan Saran
meningkatkan pendanaan serta koordinasi Untuk memenuhi target Perpres 55 Tahun
kegiatan riset antara lembaga litbangjirap, 2019, kebijakan pengembangan industri baterai
perguruan tinggi, dan industri yang akan lithium didalam negeri diarahkan untuk
memanfaatkan nanomaterial yang dihasilkan, memanfaatkan material yang diproduksi didalam
dengan menunjuk lead coordinator kegiatan riset. negeri, dengan dukungan kebijakan pemerintah
dalam pelaksanan penelitaan dan rekayasa
KESIMPULAN DAN SARAN material untuk menghasilkan baterai dengan
Kesimpulan densitas energi tinggi dan waktu pengisian cepat
Supaya KBL BB mempunyai karakteristik (fast charging).
menyerupai kendaraan dengan mesin pembakaran Penelitian dan rekayasa material dilakukan
dalam diperlukan baterai dengan karakteristik dalam upaya untuk pengusaan teknologi dan
densitas energi tinggi dan waktu pengisian yang produksi nanomaterial dalam pembuatan baterai
cepat. Untuk mendapatkan baterai tersebut telah lithium untuk kendaraan bermotor listrik berbasis
dikembangkan berbagai formula baterai lithium, baterai (KBL BB), kendaraan masa depan
rekayasa material dengan metode doping dan pengganti kendaraan mesin pembakaran dalam.
reduksi ukuran butir. Disamping itu juga
dilakukan mengatur variasi kerapatan arus selama UCAPAN TERIMA KASIH
proses pengisian baterai. Kami mengucapkan terimakasih pada
Meskipun struktur biaya pembuatan baterai Troika Kegiatan Flagship Charging Station di
didominasi oleh biaya material, tetapi harga BPPT, yang telah memfasilitasi dalam penulisan
baterai tidak sensitif terhadap perubahan harga makalah ini.
material. Hal ini menunjukkan peran penting
formula elektroda baru dan rekayasan material
dalam menurunkan harga baterai. Disamping DAFTAR PUSTAKA
semakin besarnya pasar kebutuhan baterai [1] Peraturan Presiden no. 55 Tahun 2019 tentang
lithium. Percepatan Program Kendaraan Bermotor
Mempertimbangkan harga nikel yang jauh Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric
lebih murah dibanding kobalt, apalagi lithium, dan Vehicle) Untuk Transportasi Jalan..
rencana pembangunan pabrik nikel didalam [2] Peraturan Menteri Perindustrian no. 16/M-
negeri, maka pengembangan industri baterai IND/PER/2/2011 tentang Ketentuan dan Tata
dengan komposisi material nikel semakin besar,
Cara Penghitungan Tingkat Komponen Dalam
seperti baterai lithium NMC 881 dan LFP, akan
meningkatkan TKDN baterai yang tinggi. Negeri.
Dalam mendukung pengembangan industri [3] Stephan Fuchs, Peter Burda, and Benjamin
baterai dalam negeri, untuk memperluas pasar Reuter, An Overview of Costs for Vehicle
yang berdampak turunnya biaya produksi, Components, Fuels and Greenhouse Gas
diperlukan kebijakan keharusan penggunaan Emissions, ResearchGate, February 2014,
baterai dengan TKDN tinggi. [Online].Available:
Otomasi dan digitalisasi harus dilakukan
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi
Asih Kurniasari *1, Yuli Astriani, Nur Aryanto Aryono, Riza, M Mustafa Sarinanto
Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE) – BPPT
Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan
Asih Kurniasari, Yuli Astriani, Nur Aryanto Aryono, Riza, M Mustafa Sarinanto
ABSTRAK
Sistem PV atap atau rooftop terkoneksi ke jala-jala mengalami perkembangan pasar yang baik setiap tahunnya,
dengan trend harga modul yang cenderung menurun serta dukungan pemerintah berupa pembelian listrik dari output
yang dihasilkan. Dalam pembangunannya, studi kelayakan keekonomian PV rooftop diperlukan untuk menganalisis
resiko dan keuntungan yang akan didapat oleh investor. Paper ini menganalisis keekonomian PV rooftop 90kWp
terhubung ke jala-jala di Puspiptek Serpong yang dibangun tahun 2018 dengan nilai investasi mencapai IDR 1,1
miliar. Perhitungan keekonomian menggunakan metoda Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan
Benefit-Cost Ratio (BCR) untuk mengetahui kelayakan ekonomi dan masa pengembalian modal. Dengan
menggunakan suku bunga diskonto sebesar 6.0%, life expectancy modul PV 25 tahun, degradasi 0.5, didapatkan nilai
NPV yang positif, IRR sebesar 16%., dan BCR 1,32. Hasil ini menunjukkan bahwa sistem PV rooftop 90kWp adalah
layak dan menguntungkan dengan discounted payback period dalam waktu 20 tahun.
ABSTRACT
The grid-connected PV rooftop system experiences a good market development every year, with the declining
price of module and government support by purchasing those exported power. On its construction, an economic
feasibility study on PV rooftop is needed to analyze the risk and benefits for the investor. This paper analyzes the
economics of 90 kWp on-grid PV rooftop in Puspiptek Serpong, which was built in 2018 with an investment up to IDR
1.1 billion. The economic values are indicated by calculating the profit and payback period using the Net Present
Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), and Benefit-Cost Ratio (BCR) methods. With discount rate of 6.0%, PV
module life expectancy 25 years, and 0.5% annual degradation, a positive NPV is obtained with 16% of IRR and 1.32
of BCR value. This results show that PV rooftop 90kWp is feasible and profitable with a discounted payback period
within 20 years.
dapat mencapai 40% dari total biaya energi dan pengeluaran proyek selama rentang
pembangunan [6, 7]. Oleh karena itu, PV rooftop tahun yang ditentukan dipengaruhi oleh inflasi
on-grid tanpa baterai menjadi sistem PV yang [11]. Rentang tahun yang digunakan adalah 25
paling diminati karena mengurangi biaya investasi tahun mengikuti lifetime modul PV. Nilai NPV
dan pemeliharaan. dapat dicari dengan rumus (1) [12]. Jika nilai
Dalam implementasinya, kajian NPV>0, maka proyek tersebut menguntungkan,
keekonomian diperlukan untuk menghindari begitu pula sebaliknya. Namun jika NPV=0, maka
resiko yang mungkin timbul dari investasi. proyek tersebut tidak untung dan tidak rugi.
Analisis ekonomi juga dibutuhkan untuk 𝐶𝐼𝐹
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛𝑡=0 (1+𝑘)𝑡 𝑡 − 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡 (1)
mengetahui apakah suatu proyek dapat
menguntungkan atau sebaliknya, serta untuk Dimana:
mengetahui pada tahun keberapa investor 𝑘 = discount rate
mendapatkan keuntungan. Beberapa metode yang 𝐶𝐼𝐹𝑡 = cash-in-flow sampai tahun ke-t
digunakan untuk menganalisis kelayakan suatu 𝑛 = jumlah periode/tahun
proyek. Can Durman dkk menganalisis kelayakan 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡 = total investasi
ekonomi sistem PV rooftop di Turki PV Array
menggunakan metode Internal Rate of Return
(IRR) dan Profitability Index (PI)[8]. Dengan
menggunakan metode yang sama, Usman dkk
menemukan ketidaklayakan ekonomi pada sistem
PLTS terpusat Desa Paladeo dengan Combiner Combiner Combiner
mempertimbangkan Feed-in-Tarrif (FiT)[9]. box box box
𝑁𝑃𝑉 +
𝐼𝑅𝑅 = 𝐼1 + 𝑁𝑃𝑉 +−𝑁𝑃𝑉 − (𝐼2 − 𝐼1 ) (2)
Dimana
𝐼1 = discount rate pertama
𝐼2 = discount rate kedua
𝑁𝑃𝑉 + = NPV yang bernilai positif dengan
discount rate 𝐼1
𝑁𝑃𝑉 − = NPV yang bernilai negative dengan
discount rate 𝐼2
memperhitungkan inflasi berdasarkan data Bank profitabilitas yang didapatkan menjadi lebih
Indonesia sebesar 3,13%[18]. besar. NPV pada akhir masa investasi akan
Besarnya prediksi energi yang dihasilkan mencapai IDR 1.952.263.684 dan IRR 18%.
PV rooftop dipergunakan untuk mengetahui nilai Discounted payback period tercapai lebih cepat,
pemasukan, yaitu dengan mengalikan energi yaitu pada tahun ke-16, dengan BCR mencapai
dengan tarif listrik PLN sebesar Rp. 1467,28 dan 1,66.
besar kenaikan harga jual listrik tahunan dengan
memperhitungkan inflasi. Hasil perhitungan KESIMPULAN DAN SARAN
pemasukan, pengeluaran, dan net cash flow (NCF) Kesimpulan
atau arus kas bersih (revenue) secara komulatif Studi kelayakan ekonomi sistem PV
dari sistem pv 90kWp ini dapat dilihat pada grafik rooftop 90kWp Puspiptek Serpong telah selesai
di gambar 3. dilakukan. Sistem ini diprediksi akan
menghasilkan energi 104MWh pada tahun ke-25.
Nilai NPV yang positif sebesar Rp. 1.549.396.827
serta IRR lebih besar dari suku bunga saat ini
menandakan bahwa sistem PV rooftop 90kWp ini
layak untuk dibangun. Dengan hasil BCR 1.32
dan discounted payback period kurang dari masa
investasi, maka kelayakan ekonomi sistem PV
rootop 90kWp tercapai. Diikutsertakannya
perhitungan kredit karbon pada kajian kelayakan
ekonomi menghasilkan keuntungan yang lebih
besar dan menambah nilai kelayakan pada proyek
ini.
Gambar 3. Grafik komulatif arus kas dan NPV sistem Saran
PV rooftop 90kWP Dengan telah diterapkannya skema ekspor-
impor energi di sistem PV rooftop 90kWp
Dari grafik NCF komulatif terlihat bahwa Puspiptek Serpong, maka studi kelayakan
arus kas secara komulatif akan mulai bernilai ekonomi lanjutan dengan memperhitungkan
positif pada tahun ke-7. Arus kas di tahun-tahun ekspor-impor energi dan potensi penghematan
kedepan kemudian dikonversikan ke nilai saat ini pada gedung ini dapat menjadi materi penelitian
dengan menggunakan metode NPV sesuai selanjutnya.
persamaan (1) dengan besar discount rate atau
rating diskon (diskonto) Bank Indonesia sebesar DAFTAR PUSTAKA
6%. [18]. Nilai NPV pada akhir tahun investasi [1] N. Kannan and D. Vakeesan, "Solar
adalah sebesar Rp. 1.549.396.827. Besar NPV energy for future world: - A review,"
yang bernilai positif ini menandakan bahwa Renewable and Sustainable Energy
proyek ini layak dikerjakan. Dengan hasil Reviews, vol. 62, pp. 1092-1105, 09/01
perhitungan NPV yang ditampilkan pada grafik 2016.
gambar 3, proyek ini akan mulai memasuki masa [2] T. SYLVIA, "PV module prices are
balik modal pada tahun ke-9. falling faster than all predictions,"
Kelayakan proyek ini juga didukung oleh [Online] https://pv-magazine-
besar IRR dengan menggunakan persamaan (2), usa.com/2020/06/24/pv-module-prices-
dimana hasilnya adalah lebih besar dari suku are-falling-faster-than-all-predictions/,
bunga, yaitu 16%. Dengan menggunakan metode 2020.
BCR didapatkan rasio keuntungan sebesar 1,32 [3] L. Monteiro, W. Macêdo, P. Torres, M.
dan discounted payback period dalam waktu 20 Silva, G. Amaral, A. Piterman, et al.,
tahun 11 bulan. "One-Year Monitoring PV Power Plant
Selain dari sisi ekonomi, energi bersih Installed on Rooftop of Mineirão Fifa
yang dihasilkan dari sistem ini dalam satu tahun World Cup/Olympics Football Stadium,"
berpotensi mengurangi emisi 80 ton CO2. Dengan Energies, vol. 10, p. 225, 02/14 2017.
memperhitungkan kredit karbon dan perhitungan [4] R. S. Sarban Singh, C. F. Tan, and S.
yang sama dengan sebelumnya, maka Subramaniam, Implementation Off-Grid
ABSTRAK
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) adalah masa depan transportasi dunia, termasuk
Indonesia. Transformasi kendaraan berbasis bahan bakar minyak (bermesin pembakaran dalam) menjadi kendaraan
listrik adalah keniscayaan dan diprediksi akan meningkat secara eksponensial setelah tahun 2030. Khususnya
Indonesia, juga sedang mempersiapkan transformasi ini, yang ditandai dengan terbitnya Peraturan Presiden No. 55
Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai Untuk Transportasi Jalan.
Menyiapkan infrastruktur khususnya pada Sistem Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), menjadi kunci bagi
Pemerintah Indonesia untuk menciptakan ekosistem KBLBB. Proyeksi pertumbuhan KBLBB dan SPKLU telah
dirancang oleh pemerintah, dan bahkan telah dimulai implementasinya. Namun proses ini harus senantiasa dievaluasi
dan dipersiapkan secara baik, agar tujuan pembangunan ekosistem KBLBB ini tetap berbasis pada kekuatan industri
nasional, sehingga berdampak pada pembangunan nasional. Studi yang dituangkan di dalam makalah ini akan
memberikan analisis terhadap perkembangan ekosistem KBLBB melalui tinjauan pembangunan SPKLU di Indonesia
dengan juga mengacu pada perkembangan KBLBB di dunia. Analisis terhadap kebijakan nasional yang
mempengaruhi pembangunan industri KBLBB juga akan disampaikan sebagai upaya untuk mewujudkan ekosistem
KBL. Sehingga, studi ini mampu memberikan masukan untuk kebijakan pembangunan ekosistem KBL agar lebih
terarah dan berdampak signifikan bagi perkembangan industri di Indonesia.
Kata Kunci: KBLBB, SPKLU, kebijakan nasional, industri KBLBB, ekosistem KBLBB
ABSTRACT
Electric vehicle (EV) is the future of the world’s transportation. The transformation from vehicle with internal
combustion engine to electric-based is a necessity. Particularly in Indonesia, the transformation has begun, and it is
now endorsed by the issuance of Presidential Regulation No. 55 of 2019. The existence of EV industry and charging
station, are the keys for Indonesia to achieve an established condition of EV’s ecosystem. The government has
projected the growth of EV and charging station, as well as the implementation. However, this policy must always be
properly evaluated to be remain stayed on the right track and support the national development. Finally, an analysis
of the development of EV’s ecosystem also provided with point of view of the development of charging station in
Indonesia, refer to the development in the world. This study is aimed to give a contribution to the development of
industry in Indonesia.
ditandai dengan berdirinya komunitas pengguna, peraturan turunan dari Perpres 55 tahun 2019.
seperti Tesla Club Indonesia (TCI), Komunitas Sebagaimana diketahui, bahwa Perpres tersebut
sepeda/motor listrik Indonesia (KOSMIK), dan perlu diturunkan sehingga jelas tahapan/ prosedur
EV Jakarta [1]. penerapan ekosistem KBLBB di Indonesia.
Puncaknya, Perpres No. 55 tahun 2019, Makalah ini juga memberikan analisis terhadap
yang diterbitkan pada tanggal 8 Agustus 2019 perkembangan pembahasan draft peraturan
mendorong percepatan implementasi ekosistem turunan Perpres 55 tahun 2019. Mengingat bahwa
KBLBB di Indonesia. Geliat pertumbuhan aturan yang sedang disiapkan juga cukup banyak,
ekosistem KBL mulai ditunjukkan, dan diinisiasi maka makalah ini membatasi pembatasan hanya
oleh pemerintah, melalui kementerian terkait, pada materi turunan Perpres yang terkait dengan
lembaga negara, BUMN, dan bahkan pihak aspek teknis dan teknologi, seperti yang dibahas
swasta. Namun, Perpres tersebut tidaklah cukup di Kementerian ESDM, Kemenhub, dan
untuk mengatur secara baik pertumbuhan kementerian Perindustrian. Akhirnya, informasi
ekosistem KBLBB di Indonesia, sehingga yang dituangkan dalam makalah ini, diharapkan
diperlukan aturan-aturan turunan yang lebih mampu dijadikan sebagai umpan balik untuk
teknis. penerapan KBLBB di Indonesia.
Peningkatan jumlah EV dunia didorong
oleh semangat menggunakan energi bersih dan METODE
kesadaran bahwa bahan bakar fosil akan habis. Makalah ini disusun dengan menggunakan
Indikasi peningkatan jumlah EV tidak dapat analisa kualitatif. Dengan metode ini, suatu
terpisah dengan peningkatan jumlah fasilitas fenomena dideskripsikan melalui pemahaman
Charging Station (CS) di dunia. Sampai akhir yang mendalam dari penulis. Selain itu analisa
tahun 2018, diestimasikan terdapat 5.2 juta kualitatif ini mengidentifikasi pemikiran atau inti
charging station (CS) dari 630 ribu charging dari suatu data yang telah dikumpulkan.
point, meningkat 44% dari tahun 2017, dan Sedangkan metode pengumpulan data pada
peningkatan terbesar terjadi pada charging station penulisan ini adalah melalui pengumpulan data
yang dimiliki pihak swasta/private [3]. Menurut primer, yaitu survey atau kunjungan secara
European Union Alternative Fuels Infrastructure langsung terhadap pelaku kegiatan, dan juga
Directive (EC, 2014), rasio ideal antara SPKLU melalui pengumpulan data sekunder, yaitu
dan KBL adalah 1 banding 10, sedangkan di US pengumpulan data melalui media (desk-study),
rasio CS dan KBL mencapai sekitar 1 berbanding kegiatan forum diskusi, dan lain sebagainya. Data
32 [4]. Rasio ini masih dipengaruhi oleh beberapa tersebut kemudian dihubungkan dan diolah, serta
faktor yang ada pada negara tersebut, seperti dipertajam melalui narasumber yang ada. Selain
kondisi kepadatan penduduk, karakteristrik itu, hasil pengamatan dan pengalaman tim
transportasi publiknya, sebaran CS, dan yang penulis dalam melakukan berbagai kajian terkait
terpenting lagi adalah teknologi CS dan baterai dengan pengembangan KBLBB di Indonesia,
yang tersedia (terkait dengan lamanya waktu menjadi nilai tambahan dalam melakukan kajian
pengisian baterai dan jarak tempuh sekali ini.
charging). Namun demikian, informasi ini
mengindikasikan hubungan antara jumlah DATA HASIL STUDI
CS/SPKLU dan KBLBB, sehingga indikator Pembangunan SPKLU Di Indonesia
peningkatan ekosistem KBLBB dapat dilihat dari Stasiun pengisi daya di Indonesia pertama
parameter pertumbuhan infrastruktur KBLBB, kali dikembangkan oleh PT. PLN (Persero)
khususnya CS/SPKLU. dengan istilah SPLU (Stasiun Pengisian Listrik
Permasalahan “ayam dan telur” sebagai Umum). Akan tetapi, SPLU ini lebih
titik awal pengembangan ekosistem KBLBB di diperuntukkan untuk pengisian daya skala kecil
Indonesia dapat terselesaikan, dengan seperti untuk pedagang kaki lima, sepeda listrik
mensinergikan antara pembangunan KBLBB dan dan motor listik. Daya yang terpasang sebesar 5.5
SPKLU. Untuk itu makalah ini dibuat dalam kVA – 22 kVA dan hanya tersedia soket tanpa
rangka mengevaluasi perkembangan ekosistem charging plug. SPLU ini banyak dipasang pada
KBLBB di Indonesia, dengan meninjau fasilitas umum. Hingga saat ini, PLN telah
pembangunan SPKLU. Selain itu, upaya memasang lebih dari 7.000 unit SPLU dan 1.922
implementasi KBLBB juga disajikan dengan di antaranya tersebar di Jakarta [5].
menganalisis perkembangan upaya pembuatan
SPKLU hingga tahun 2030. Proyeksi Tentunya bukanlah hal yang mudah untuk
pertumbuhan per tahunnya dapat dilihat pada dapat menyelesaikan setiap aspek dari turunan
Gambar 1. peraturan tersebut, sehingga sampai saat ini
Sementara itu, dalam hal realisasinya belum semua ruang lingkup pada Table 2 di atas
hingga Juli 2020, diperkirakan ada sekitar 57 unit tertuang dalam suatu draft peraturan. Namun
perangkat pengisian daya yang telah terpasang di demikian, sebagian aspek tersebut telah
Indonesia baik yang sudah dapat digunakan oleh dijabarkan menjadi draft peraturan menteri
KBLBB umum (SPKLU) maupun yang sebagai turunan Perpres 55/2019, dengan rincian
digunakan secara terbatas untuk kepentingan sebagaimana dilihat pada tabel 3.
pemilik (private). Lokasi fasilitas tersebut
tersebar pada beberapa area seperti perkantoran, Tabel 3. Regulasi turunan yang sedang diusulkan
mall, poll armada, bandara, dll. Daftar lengkap dan/atau telah menjadi Permen sebagai turunan
CS yang terpasang ditunjukkan dalam Tabel 1. Perpres 55 tahun 2019 (sumber: Presentasi Dirjen
Ketenagalistrikan, Kementrian ESDM, di Jakarta pada
20 Juli 2020)
Regulasi Turunan Perpres No. 55 tahun 2019
Lembaga
Hal mendesak yang perlu dilakukan untuk No Regulasi Turunan Penanggung
mendorong penerapan ekosistem KBL di Jawab
Indonesia adalah melalui pembuatan peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri
turunan dari Perpres 55 tahun 2019. Pada saat ini, Nomor 8 Tahun 2020 tentang
Penghitungan Dasar Pengenaan
pemerintah sedang menyiapkan beberapa aturan 1
Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea
Kemendagri
turunan dari Perpres tersebut. Dengan ruang Balik Nama Kendaraan Bermotor
lingkup meliputi aspek yang terlihat pada Tabel tahun 2020
2. Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 44 Tahun 2020 tentang
2 Pengujian Tipe Fisik Kendaraan Kemenhub
Tabel 2. Regulasi turunan Perpres 55/2019
Bermotor dengan Motor Penggerak
Lembaga Menggunakan Motor Listrik
Regulasi Turunan Penanggun
Peraturan Menteri Perindustrian
g Jawab
terkait impor CBU sesuai jangka
Penyusunan Standar Biaya Masukan waktu dan jumlah tertentu, impor
Tahun Anggaran 2020 untuk KBL BB IKD (Incompletely Knock Down)
DJA
(sebagai Kendaraan Dinas maupun CKD (Completely Knock
Pemerintahan) 3 Kemenperin
Down) untuk industri KBL BB, tata
Penyusunan kebijakan pengalihan Kemenkeu, cara perhitungan Tingkat Komponen
subsidi kepada pembeli KBL BB DEN Dalam Negeri (TKDN) untuk
Kebijakan insentif kredit kepemilikan KBLBB dan spesifikasi khusus
KBL BB (peraturan Bank Indonesia, BI & OJK KBLBB
OJK, adaptasi skema KUR) Peraturan Menteri ESDM terkait
Kebijakan konversi mesin Infrastruktur pengisian listrik, wajib
Kemenhub
konvensional menjadi KBL BB memenuhi ketentuan keselamatan Kemen
Kebijakan roadmap transformasi 4
ketenagalistrikan, Tarif Tenaga ESDM
kendaraan ICE menjadi KBL BB Listrik, dan Pola Kerjasama dengan
Kemenperin
hingga tahun 2024 (roda 2/3 dan roda PT PLN (Persero)
4/lebih) Peraturan Menteri Lingkungan
Kebijakan standardisasi baterai untuk Hidup dan Kehutanan terkait
BSN, 5 KLHK
mendukung battery swap (ukuran dan Penanganan Limbah dan Apresiasi
Kemenperin
voltase baterai) terhadap kontribusi lingkungan hidup
Kebijakan roadmap SPKLU hingga KESDM, Peraturan Menteri Keuangan terkait
tahun 2024 (target Pemerintah dan BPPT, PLN insentif fiskal dan non fiskal KBL
target investasi swasta) dan LEN 6 Kemenkeu
BB termasuk KBL BB bermerk
KLHK, nasional
Kebijakan tata kelola baterai bekas
Kemenperin
(trade in, Kerjasama distributor
dan
dengan industri recycle) ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kemendag
Kebijakan insentif oleh pemerintah Data yang ditunjukkan pada Tabel 1
Kemendagri
daerah menginformasikan jumlah CS yang ada di
Kebijakan tanda nomor khusus untuk Indonesia sampai dengan Mei 2020. Dari data
Kepolisian
KBL BB
tersebut, belum semua dapat dikategorikan
Pengusulan pencantuman KBL BB
LKPP sebagai SPKLU, dikarenakan untuk mendirikan
dalam e-catalog
SPKLU diperlukan persyaratan yang diatur
dalam Draft Permen ESDM terkait Infrastruktur yang diberikan untuk mendukung KBL di luar
pengisian listrik yang wajib memenuhi ketentuan negeri dapat dilihat pada Tabel 4.
keselamatan ketenagalistrikan, tarif tenaga
listrik, dan memiliki pola kerjasama dengan PT Tabel 4. Kebijakan dalam Mendukung EV di
PLN (Persero). Pada saat ini, aturan tersebut Beberapa Negara [2]
masih dalam tahap harmonisasi, dan untuk
keperluan bisnis SPKLU, Peraturan Menteri
tersebut yang merupakan turunan Perpres 55
tahun 2019 sangat diperlukan.
Dalam hal pembangunan CS yang
dilakukan oleh BPPT (Lembaga Litbangjirap),
yang mana pembangunan fasilitas ini awalnya
merupakan bagian dari tupoksinya.Untuk dapat
digunakan sebagai SPKLU tidaklah mudah.
SPKLU harus dikelola oleh lembaga yang
merupakan Badan Usaha, namun demikian
fasilitas SPKLU yang diadakan oleh BPPT
berasal dari APBN, sehingga akan dicatat sebagai Tabel 4 memperlihatkan bahwa di
Barang Milik Negara (BMN). Pemanfaatanya beberapa negara maju, pengembangan KBLBB
dapat dilakukan dengan tujuan optimalisasi didukung dengan kebijakan nasional yang
dengan tidak mengubah status kepemilikan langsung menyentuh pada aspek seperti, regulasi,
melalui mekanisme sewa, atau kerja sama insentif, perencanaan, kebijakan industry,
pemanfaatan dengan pihak operator, dan atau termasuk di dalamnya untuk pengembangan
dengan penyertaan Modal Pemerintah. (sesuai SPKLU-nya. Fasilitas ini diharapkan mampu
Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2014 meningkatkan kemampuan industri nasional.
tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah). Mekanisme tersebut tidaklah KESIMPULAN DAN SARAN
mudah, sehingga diperlukan aturan yang mampu Kesimpulan
mengakomodir proses transformasi dari hasil Perkembangan pembangunan infrastruktur
Litbangjirap menuju tahap komersial yang lebih KBLBB di Indonesia pada saat ini (2020) yang
mudah. Terlebih lagi, dalam hal pengembangan berjumlah 57 unit masih berada di bawah target
CS ini, masih banyak aspek yang masih perlu dari yang direncanakan (sebanyak 180 unit).
ditingkatkan melalui kegiatan Litbangjirap. Regulasi turunan Perpres 55 tahun 2019 sangat
Hal lain yang cukup penting adalah diperlukan untuk mendorong percepatan
mendorong pertumbuhan industri nasional. pembangunan SPKLU dan pertumbuhan
Turunan Perpres 55 tahun 2019 yang terkait KBLBB, sehingga mengurangi gap yang ada.
dengan sektor industri hendaknya dapat Regulasi yang menjembatani antara
mendukung pertumbuhan industri dalam negeri, kegiatan riset dan pengembangan terkait SPKLU
yang tentunya dimulai dari kegiatan riset dan dan KBLBB dari Lembaga Litbangjirap dengan
pengembangan. Kegiatan riset/pengembangan kegiatan komersial yang dilakukan oleh badan
harus juga dipertimbangkan dalam penilaian usaha, pada saat ini masih kurang mendukung
TKDN, sehingga perbaikan yang didapat melalui dalam penerapannya. Hal tersebut menyebabkan
kegiatan ini dapat diadopsi oleh industri dengan lambatnya perkembangan inovasi untuk
juga mendapat nilai tambah. pengembangan industri dalam negeri. Untuk itu,
Data lain yang juga menarik untuk diperlukan regulasi yang dapat menjembatani
dibandingkan adalah dengan mengkorelasikan kegiatan riset dan pengembangan dengan pelaku
antara Gambar 1 dan Tabel 1. Informasi ini industri agar tercipta industri nasional yang
menunjukkan masih sangat terdapat gap yang inovatif.
jauh untuk pengembangan SPKLU di Indonesia. Pengembangan untuk peningkatan TKDN
Untuk itu, diperlukan suatu dorongan dapat dalam industri KBLBB hanya dapat ditempuh
berupa insentif atau kemudahan bagi para pelaku melalui kerja sama yang dapat saling
usaha agar mau berinvestasi dalam pembangunan menguntungkan antara pelaku industry nasional
SPKLU. Sebagai gambaran beberapa kebijakan dan lembaga litbangjirap yang didukung oleh
regulasi dari pemerintah. Oleh sebab itu,
penyusunan regulasi turunan Perpres 55 tahun [6] Z. Arifin, “Infrastructure Development for
2019 dapat dijadikan sebagai momentum yang Electrifying Road Transportation in
tepat untuk menyusun rencana pengembangan Indonesia.” 2020.
KBLBB di Indonesia yang juga mendukung
pertumbuhan industri dalam negeri.
Saran
Untuk mempercepat pertumbuhan
ekosistem KBLBB di Indonesia, maka diperlukan
penerapan peraturan turunan dari Perpres 55
tahun 2019. Dalam penyusunan peraturan turunan
ini, diharapkan dapat melibatkan stake holder
KBLBB yang ada di Indonesia. Rencana
pemerintah untuk memulai penggunaan KBLBB
melalui penggunaan di instansi pemerintah dapat
dipertimbangkan sebagai langkas awal dalam
implementasi ekosistem KBLBB.
Lebih lanjut, untuk mencapai tahap
industrialisasi KBLBB, maka perlu diperkuat
peran penelitian dan pengembangan teknologi.
Dan hal ini sebaiknya tercantum secara jelas
dalam turunan regulasi dari Perpres 55 tahun
2019. Peran industri baik BUMN ataupun swasta
harus didukung dengan memanfaatkan sebisa
mungkin kemampuan dalam negeri.
DAFTAR PUSTAKA
[1] PUSYANTEK, BPPT “Kajian Teknologi
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk
Umum,” Laporan Akhir untuk Pertamina,
003/G20130/2019-S0, Maret 2020
[2] B2TKE-BPPT, “Hasil interview dengan
penyedia kendaraan listrik roda 2”, Januari
2020
[3] IEA, “Global EV Outlook 2019,” Paris, 2019.
[4] Sigit P. Santosa,” KBL dan Proyeksi
Perkembangannya di Dunia dan Indonesia
serta Kebutuhan SPKLU Nasional”, Materi
presentasi FGD SPKLU, BPPT-Pertamina,
Januari, 2020
[5] Donny Dwisatryo P,"Apa Perbedaan SPLU
dengan SPKLU buat Kendaraan Listrik?",
[online].Available:https://otomotif.kompas.
com/read/2019/09/11/082200715/apa-
perbedaan-splu-dengan-spklu-buat-
kendaraan-listrik-, diakses 3 Agustus 2020
ABSTRAK
Pemanfaatan energi gelombang laut yang dikonversi menjadi tenaga listrik sangat mungkin dikembangkan di
Indonesia, khususnya di sisi luar nusantara mengingat posisi geografi Indonesia yang berada diantara dua samudera
yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Ditinjau dari sisi pertahanan, ketersediaan energi listrik sangat
diperlukan guna mengatasi ancaman nyata maupun potensial yang mungkin terjadi. Salah satu daerah yang memiliki
posisi strategis di bidang pertahanan adalah Pelabuhan Ratu, sehingga perlu diberi perhatian untuk ketersediaan energi
listrik. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi energi gelombang laut yang dapat dikembangkan menjadi
pembangkit tenaga listrik di perairan Pelabuhan Ratu. Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif
dengan analisis studi literatur dan dikukung data sekunder dari hasil olahan data Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) pada bulan Juni, Juli dan Agustus 2019. Hasil penelitian diperoleh bahwa potensi prediksi energi
gelombang laut yang di hasilkan memiliki energi listrik minimal 124.669,66 Watt dan maksimal 388.908,82 Watt.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa di perairan Pelabuhan Ratu memiliki potensi pembangunan pembangkit listrik
tenaga gelombang laut (PLTG) yang sangat berguna sebagai pendukung energi pertahanan sekaligus menunjang
kebutuhan pengembangan maritim di daerah tersebut.
rasio elektrifikasi tersebut. Dan pada dasarnya pendukung peneliti sebagai tugas instrumen
untuk meningkatkan target elektrifikasi ini pihak penelitian itu sendiri[3]. Peneliti sebagai
PLN juga meningkatkan pembangunan instrumen penelitian dimaksudkan sebagai
pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) pewawancara dan pengamat. Pusposive sample
off grid atau komunal. Mulai yang dimaksud adalah teknik untuk menentukan
2018, pembangunan pembangkit off grid akan santri yang bisa dijadikan informan dalam
dikerjakan langsung PT PLN (Persero)[2]. Hal ini penelitian ini, tehnik ini digunakan untuk
agar upaya mengalirkan listrik ke wilayah yang mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengambilan
belum menikmati listrik sesuai dengan rencana subjek ttersebut berdasarkan ciri-ciri atau sifat
pengembangan jaringan PLN. Pembangkit listrik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
off grid dinilai menjadi jawaban untuk melistriki Selain menggunakan metode deskriptif
wilayah pedalaman. Ini sangat cocok digunakan pada penelitian atau penggumulan data yang ada
untuk pada permasalahan di pepaer atau jurnal ini pada jurnal ini menggunakan metode wawancara.
karena pembanguanan pembantu pembangkit Dimana metode ini digunakan bertujuan untuk
listrik di daerah perdalaman atau di pesisir. memperkuat hasil pemahasan dengan cara
Energi sendiri merupakan salah satu faktor pandang para pakar atau orang yang ahli
pendukung pertahanan. Energi sebagai dibidangnya. Wawancara penelitian lebih dari
pendukung pertahanan ini di landasai oleh faktor sekedar percakapan dan berkisar dari informal ke
(1) jumlah energi (availibility) baik sumber daya formal. Walaupun semua percakapan
maupun cadangan energi, (2)ketersediaan mempunyai aturan peralihan tertentu atau kendali
infrastruktur (accessability), (3)harga energi oleh satu atau partisipan lainnya, aturan pada
(affordability), (4)kualitas energi (acceptability), wawancara penelitian lebih ketat. Tidak seperti
(5) keberlanjutan (sustainability), sehingga pada percakapan biasa, wawancara penelitian
energi dituntut untuk dikelola dengan ditujukan untuk mendapatkan informasi dari satu
memperhatikan daya dukung lingkungan sisi saja, oleh karena itu hubungan asimetris
(environment). Energi pertahanan pada jurnal ini harus tampak. Peneliti cenderung mengarahkan
berfokus pada kajian pembangunan pembangkit wawancara pada penemuan perasaan, persepsi,
listrik di wilayah pesisir guna mendung dan pemikiran partisipan[4].
pertahanan negara sesuai denga PP Nomor 68 Penelitian ini juga melalkukan
Tahun 2014 tentang Penataan wilayah pertahanan perbandingan studi literature dimana, studi
nerga, disini termasuk wilayah pesisir. Dan di literature ini dibuat untuk mendapatkan prediksi
pelabuhan ratu sendiri sudah adanya pangkalan dari data jurnal sebelumnya intuk penggukuran
laut, Pangkalan laut itu sendiri akan berstandar gelombang laut selain dari citra stelit. Dan
pada type B yang nantinya akan didukung oleh literature terdahulu ini berlaku pada prediksi
dermaga dan tempat perawatan alutsita TNI AL. perhitungan energi gelombang.
Pembangunan pangkalan direncanakan akan Bahan pada jurnal kali ini menggunakan
dilakukan secara bertahap dari type C ke B. Dan bahan dari bahan jurnal lain yang mendukung dan
kajian Pembangunan PLTGL di Pelabuhan Ratu beberapa data pengindraan yang diperoleh dari
untuk menunjang oprasional listrik untuk pos Tni BMKG. Pada data BMKG ini untuk memprediksi
Al Palabuhan Ratu Sukabumi. Perdiksi kisaran besaran yang di hasilkan dari gelombang
gelombang ini dilakukan pada bulan Juni, Juli, dan kecepatan angina secara satelit BMKG. Dari
dan Agustus 2019. Dimana diperikirakan pada data tersebut akan di peroleh beberapa fakto
bulan tersebut memiliki potensi gelombang yang olahan yang akan memprediksi gelombang.
optimal dan dilihat dari kecepatan angina pada
bulan – bulan tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hubungan Energi dan Pertahanan
METODOLOGI Pada dasarnya indkator pertahanan sendiri
Pendekatan penelitian ini adalah sangat bergantung terhadap adanya pasokan
pendekatan deskriptif kualitatif yang energi. Dimana salah satu faktor pendukung
berlandaskan fenomenologis. Fenomenologis pertahanan adalah energi. Ketahanan energi
adalah fenomena-fenomena yang terjadi atau sendiri memilki lima indikator dimana terdapat
realita yang ada di lapangan penelitian. Dalam 4A dan 1S, yaitu availability, accessability,
penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di affordability, acceptability, sustainability. Untuk
lapangan sangat diperlukan karena menjadi jurnal ini sangat terlihat potensin ketahanan
energi ini sangat mendukung untuk pasokan berkisar antara 8 sampai 10 knot. Dan data dapat
pendukung nergi dalam bidang pertahanan. Hal terlihat pada gambar 2 dibawah. Dengan
ini terlihat letak pada pangkalan militer TNI AL krakteristik pelabuhan ratu yang berupa teluk
yang terletak tidak jauh dari lokasi pemasangan dapat mebuat kondisi golombang juga relative
pembangkit listrik tenaga gelombang. tinggi.
Pemasakan energi baru terbarukan disini untuk
mendung pertahanan militer sebagai pendukung Potensi Gelombang
pasokan listrik. Dengan adanya kondisi angina yang
relative kencang yang ada di Pelabuhan Ratu
Karateristik Lokasi sendiri tidak menutup kemngkinan untuk petensi
gelombang yang ada disana. Pada dasarnya untuk
mengetahui potensi suatu gelombang dapat
ditentukan dengan menggunakan menggunakan
data itu merupakan salah cara yang tepat untuk
pentuan potensi. Akan tetapi pada jurnal ini
penetuan data gelombang di pelabuhan ratu
dengan menggunakan data dari citra satelit
BMKG dan riview jurnal yang bersanguktan
dengan pengkuran gelombang di Pelabuhan Ratu.
Pada jurnal yang berjudul permodelan
gelombang di permodelan gelombang
menunjukan hasil Tinggi gelombang rata-rata
Gambar 22. Lokasi Proyeksi PLTG mencapai nilai tertinggi pada musim barat, yaitu
sebesar 1,77 meter sedangkan tinggi gelombang
Disini pada gambar 1 menunjukan bawah rata-rata paling rendah terjadi pada musim timur
lokasi proyeksi PLTG terletakak pada gambar yaitu sebesar 1,21 meter[1]. Pada jurnal
tersebut. Lokasi pemasangan tidak jauh dari berikutnya di ambil pada tahun 2016 yaitu
sumber pembangkit energinya atau turbin PLTG. berkisar di perairan Teluk Pelabuhan Ratu, pada
Pada dasarnya kondisi laut pesisir pelabuhan ratu musim barat, tinggi gelombang signifikan pada
memiliki pergerakan arus sesuai dengan arah daerah ini berkisar antara 0,45 – 1,55 meter.
angin yang terbiasa terjadi di teluk pelabuhan ratu Sedangkan pada musim timur tinggi gelombang
adanya musim angin barat yang mencapai 11,6 - signifikan relatif sama yaitu sebesar 0,4 – 1,58
21.7 cm/ detik, arus bergerak kearah barat-barat meter[6].
laut (8.2 - 14.7 cm/detik). Sementara pada musim Pada gambar 3 menujukan hasil dari
timur arus bergerak menuju teluk dari arah barat pengindaran dari BMKG untuk bulan Juni, Juli
(13.0 - 16.1 cm/detik)[5]. Pengaruh dari dan Agustus 2019, dimana pada bulan bulan
kecapatan angina ini juga sangat mempengaruhi tersebut menunjukan bahwa nilai tinggi
kecepatan gelombang di perairan tersebut. Pada gelombang berkisar antar 1 meter sampai 2
pengindraan citra satelit BMKG juga meter. Hal ini menujukan data pada pengindaran
menyebutkan pada bulan Juni, Juli Dan Agustus citra stelit BMKG memiliki nilai hampir sama
2019 menunjukan bahawah kecepatan angina dengan data permodelan gelombang pada jurnal
diatas [6]. Pada studi literature lainnya digunakan untuk energi penunjang pertahanan
menujukan di perairan pelabun rantu memiliki sangatlah mampu untuk menerangi atau
periode gelombang dating antara 5 sampai 5,6 menunjang pasokan listrik di pangkalan pos
secon, juga memilik panjang gelombang 129 militer resebut.
sampai 161,3 meter, dan memiliki kecepatan
gelombang sebesar 25,7 sampai 28,7 m/s [7] KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Proyeksi Energi Gelombang Hasil penelitian diperoleh bahwa potensi
Pada dasar energi baru terbarukan prediksi gelombang laut pada perairan pelabuhan
merupakan energi yang berasal dari alam dan di ratu untuk pengindraan selama bulan Juni, Juli,
olah menjadi suatu energi. Pada energi dan Agustus 2019 memiliki tinggi gelombang 1
terbarukan ini memilik kondisi dimana suatu Meter sampai 2 Meter dan juga memilik potensi
energi tersebut tidak akan pernah habis, berbeda energi gelombang laut yang di hasilkan memiliki
dengan energi yang berasal dari fosil, yang energi listrik minimal 124.669,66 Watt dan
dimana energi fosil memiliki sistem atau maksimal 388.908,82 Watt. Sehingga dapat
persedian tidak mudah diperbarui. Energi baru disimpulkan bahwa di perairan Pelabuhan Ratu
terbarukan ini salah satunya besaral dari memiliki potensi pembangunan pembangkit
gelombang laut. Gelombang laut ini bertujuan listrik tenaga gelombang laut (PLTG) yang
untuk mengerakan turbin dan dari turbin tersebut sangat berguna sebagai pendukung energi
akan manglirakan aliran enrgi berupa listrik[8]. pertahanan sekaligus menunjang kebutuhan
Kolom air berosilasi (Oscillating Water Column) pengembangan maritim di daerah tersebut.
yaitu listrik yang dibangkitkan dari naik turunnya
air akibat gelombang laut dalam sebuah pipa Saran
silindris yang berlubang. Naik turunnya air ini Pada penyususnan penelitian ini memiliki
akan mengakibatkan keluar masuknya udara di kendala dimana tidak dilakukannya pengukuran
lubang bagian atas pipa dan menggerakkan secara raltime. Dan pengkuran ini hanya
turbin. Data proyeksi energi gelombang ini dilakukan dengan studi literature. Untuk
diperoleh dari beberapa jurnal kemudian penulisan ini penulis menyarankan untuk
dibandingkan dengan hasil pengindraan citra dilakukan pengkuran secara real time, dan
satelit BMKG di perairan Pelabuhan Ratu. Pada beberapa pengkuran gelombang langsung di
jurnal hasil riview menujukan dengan gelombang Pelabuhan ratu dengan beberapa waktu secara
terendah 5 meter dan gelombang tertinggi 5,6 berkala. Dengan adanya penlitian langsung dapat
meter akan menghasilakan daya minimal menjadi acun terbaru sebagi potensi pembangkit
623.348,3 Watt dan daya maksimal 1.088.944,7 listrik di daerah tersebut. Dan energi baru
[7]. Maka proyeksi yang di hasilkan pada energi terbarukan merupak salah satu cara untuk
gelombang dengan gelombang terendah 1 Meter berinvestasi dengan jangka panjang.
dan tertinggi 2 Meter, daya yang di peroleh
sebesar 124.669,66 Watt dan tertinggi sebesar DAFTAR PUSTAKA
388.908,82 Watt yang dihasilakan pada proyeksi [1] Taofiqurohman and Ankiq,
tersebut. Makan dapat daya tersbut apabila “PEMODELAN TINGGI GELOMBANG
ABSTRAK
Pembangkit listrik tenaga uap adalah pembangkit listrik yang telah lama digunakan untuk menghasilkan listrik
untuk kebutuhan sehari-hari. Dalam proses pembangkit listrik ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari
ekstraksi batubara hingga pengolahan limbah yang dihasilkan di pembangkit listrik. Dalam setiap proses, ia
menghasilkan banyak emisi dari padat, cair dan gas yang, jika tidak diproses terlebih dahulu, akan memiliki dampak
yang sangat buruk terhadap lingkungan. Metode LCA adalah metode sistematis yang dapat digunakan untuk
menentukan dampak lingkungan yang dihasilkan oleh pembangkit listrik. Tiga jurnal tentang penerapan metode LCA
untuk pembangkit listrik tenaga uap bara di Cina, India dan Indonesia telah dianalisis mendapatkan kesimpulan yang
sama: emisi gas terbesar terjadi selama proses pembakaran batu bara, diikuti oleh proses penambangan batu bara, dan
transportasi. Hasil dari ketiga jurnal menunjukkan bahwa metode LCA adalah metode yang tepat dalam menganalisis
dampak lingkungan dari pembangkit listrik tenaga uap.
Kata Kunci: Cina, India, Indonesia, LCA, Pembangkit Listrik Tenaga Uap
ABSTRACT
Coal-fired power generation is a power plant that produce electricity for daily needs. In the generating process
there are several stages that must be passed and its produces a lot of emissions.. For example CO2 emissions which
has the potential to increase acid rainwater and increasing global warming impact. The LCA method is a systematic
method that can be used to determine the environmental impact produced by a power plant. The three journals on the
application of the LCA method to coal-fired power plants in China, India and Indonesia have been analyzed with
same conclusion: the largest gas emissions occur during the coal combustion process. Efficiency of tools and
technology must also be developed so that the input results are not too far from the output. Results from the journals
also show that the LCA method is the right method in analyzing the environmental impact from coal fired power plant.
memiliki kontribusi terhadap emisi gas rumah Makalah ini akan membahas analisis LCA
kaca dunia. Selain itu, India juga menempati dari pembangkit listrik tenaga uap di 3 negara
posisi kedua konsumen batubara terbesar di dari Cina, India dan Indonesia.
dunia. Kebutuhan batubara di India dapat Hasil LCA dari ketiga negara
mencapai 452 MTOE pada tahun 2018. Produksi dibandingkan untuk menentukan jumlah emisi
batubara di India juga mencapai 605 juta ton per yang dihasilkan dari pembangkit listrik tenaga
tahun. Terlepas dari sejumlah besar produk uap. Diharapkan bahwa penelitian ini dapat
batubara, India mengkonsumsi 8% batubara menjadi referensi dalam pengujian analisis LCA
secara global. India juga dikabarkan memiliki di masing-masing negara sehingga dapat
cadangan batu bara 60,6 miliar ton. Sebagian mengurangi emisi gas rumah kaca dari proses
besar cadangan batubara di India terletak di pembakaran batubara di pembangkit listrik.
bagian timur negara yang menyumbang sekitar
70% dari total cadangan. METODOLOGI PENELITIAN
Sementara itu, negara Asia lain yang Makalah ini menggunakan metode studi
memiliki cadangan batu bara terbesar adalah literatur yang menganalisis LCA dari pembangkit
Indonesia. Indonesia adalah negara penghasil listrik tenaga uap di Cina, India dan Indonesia.
batubara terbesar kelima di dunia. Indonesia Peraturan tentang LCA diatur dalam ISO 14040
diperkirakan memproduksi lebih dari 386 juta ton [1] dan ISO 14044 [2]. Berdasarkan hal ini, LCA
per tahun. Produksi batubara di Indonesia telah memiliki 4 fase yang terdiri dari [3]:
mengalami peningkatan besar-besaran untuk a. Definisi Tujuan dan Ruang Lingkup (Goal
menyalip Australia. Cadangan batubara di and scope definition)
Indonesia saat ini diperkirakan 5,5 miliar ton. Definisi tujuan dan ruang lingkup adalah
Dalam beberapa tahun terakhir, aksi industri fase dari proses LCA yang berarti tujuan dan
intensif oleh asosiasi pertambangan telah melihat metode untuk mengetahui dampak
pengurangan yang signifikan dalam jumlah total lingkungan dari suatu siklus dalam proses
batubara yang diproduksi di Indonesia. Selain itu, pengambilan keputusan. Terdapat Enam
permintaan batubara di Indonesia masih cukup keputusan dasar yang harus dibuat pada awal
tinggi sekitar 106 juta MT. proses LCA untuk memanfaatkan waktu dan
Batubara adalah penghasil emisi listrik sumber daya secara efektif []yaitu:
terbesar dibandingkan bahan bakar lainnya. ini • Menentukan tujuan proyek.
dibuktikan dengan nilai faktor emisi batubara • Menentukan jenis informasi apa yang
sebesar 99,72 Ton / TJ di Indonesia. Dalam hal
dibutuhkan oleh pembuat keputusan.
ini, analisis penilaian siklus hidup perlu
dilakukan untuk meminimalkan emisi yang • Menentukan bagaimana data harus
dihasilkan dari pemrosesan batubara di disusun dan hasilnya ditampilkan.
pembangkit listrik. • Menentukan apa yang akan atau tidak
Penilaian Siklus Hidup (LCA) adalah akan dimasukkan dalam LCA.
metode sistematis yang membantu • Menentukan akurasi data yang
mengidentifikasi, mengevaluasi, dan diperlukan.
menemukan cara untuk meminimalkan dampak • Menentukan aturan dasar untuk
lingkungan dari proses tertentu. Ini adalah melakukan analisis.
evaluasi dampak terhadap lingkungan yang b. Analisis Inventaris (Inventory analysis)
disebabkan oleh suatu proses sepanjang siklus
Analisis inventaris dari suatu siklus (Life
hidup. Keseimbangan bahan dan energi
Cycle Inventory/LCI) adalah proses
digunakan untuk mengukur emisi, konsumsi
mengukur kebutuhan energi dan bahan baku,
sumber daya dan penggunaan energi dari semua
emisi atmosfer, emisi yang ditularkan
proses antara transformasi bahan mentah menjadi
melalui air, limbah padat, dan pelepasan
produk yang bermanfaat dan pembuangan akhir
lainnya untuk seluruh siklus hidup suatu
semua produk dan produk sampingan. Hasilnya
produk, proses, atau aktivitas. Dalam fase
kemudian digunakan untuk mengevaluasi
LCI, semua data yang relevan dikumpulkan
dampak lingkungan dari proses sehingga upaya
dan diatur. Tanpa LCI, tidak ada dasar untuk
dapat difokuskan pada mitigasi kemungkinan
mengevaluasi dampak lingkungan
dampak.
komparatif atau potensi perbaikan. Tingkat
keakuratan dan detail data yang dikumpulkan melaporkan hasil interpretasi siklus
direfleksikan selama proses LCA. hidup secara transparan;
c. Penilain Dampak (Impact assessment) • Untuk memberikan presentasi yang
Fase penilaian dampak siklus hidup (Life mudah dimengerti, lengkap dan
Cycle Impact Assessment/LCIA) dari LCA konsisten dari hasil studi LCA, sesuai
adalah evaluasi potensi kesehatan manusia dengan tujuan dan ruang lingkup studi.
dan dampak lingkungan dari sumber daya
lingkungan dan pelepasan yang diidentifikasi
selama inventaris siklus hidup (LCI).
Penilaian dampak harus membahas pengaruh
ekologis dan dampak kesehatan manusia; itu
juga dapat mengatasi penipisan sumber daya.
Penilaian dampak siklus hidup mencoba
untuk membangun hubungan antara produk
atau proses dan dampak lingkungan yang
potensial.
LCIA menyediakan prosedur sistematis
Gambar 25. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Uap
untuk mengklasifikasikan dan
mengkarakterisasi jenis-jenis efek
Fase-fase tersebut secara garis besar
lingkungan. Emisi atau pemicu tekanan
digunakan untuk mengukur potensi dampak
lingkungan dalam satu kategori dampak
lingkungan yang terkait dengan suatu produk
dapat dibuat sepadan berdasarkan sifat fisika-
salah satunya batubara dalam penggunaannya
kimianya. Penilaian dampak juga dapat
untuk pembangkit listrik. Dalam analisis LCA
memasukkan penilaian nilai. Misalnya, di
pada PLTU batubara, terdapat aspek-aspek
suatu daerah di mana konsentrasi polutan
penting yang dapat diselaraskan dengan system
melebihi level target, emisi udara bisa
lainnya yaitu karakteristik bahan bakar, jenis
menjadi perhatian yang relatif lebih tinggi
teknologi pembakaran dan efisiensi termal.
daripada emisi yang sama di suatu wilayah
Selain itu, LCA pada pembangkit listrik
dengan kualitas udara yang lebih baik.
umumnya menganalisis hasil emisi dari
Hasil LCIA menyediakan daftar periksa
pembangkit listrik seperti emisi gas rumah kaca
yang menunjukkan perbedaan relatif dalam
(GRK/ CO2), sulfur dioksida (SO2), nitrogen
potensi dampak lingkungan untuk setiap
oksida (NOx) dan partikulat debu serta abu.
opsi. Misalnya, LCIA dapat menentukan
produk / proses mana yang menyebabkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
lebih banyak gas rumah kaca atau yang
A. Cina
berpotensi membunuh lebih banyak ikan.
Pada makalah dengan studi kasus di
d. Interpretasi (Interpretation)
Tiongkok, dilakukan analisis LCA pada
Interpretasi siklus hidup adalah teknik
pembangkit listrik dengan menginvestigasi beban
sistematis untuk mengidentifikasi,
lingkungan kumulatif yang dihasilkan oleh rantai
mengukur, memeriksa dan mengevaluasi
pasokan listrik untuk menghasilkan 1 kWh. Studi
informasi dari hasil inventarisasi siklus hidup
kasus ini berfokus pada dampak lingkungan yang
(LCI) dan penilaian dampak siklus hidup
dihasilkan oleh pembunagan emisi gas pada
(LCIA) dan menghubungkannya secara
rantai pasokan listrik dimana batubara ditambang
efektif. Interpretasi siklus hidup adalah fase
oleh Jiangzhuang Coal Mine (JZCM) dari
terakhir dari proses LCA. Organisasi
Zaozhuang Coal Mining Group dan
Internasional Standardisasi (ISO) telah
ditrasnportasikan sejauh 93 Km menggunakan
menetapkan dua tujuan interpretasi siklus
truk dan dilakukan pembakaran pada Shiliquan
hidup yaitu:
Plant (SLQP) milik Zaozhuang. Tahapan
• Untuk menganalisis hasil, mencapai Identifikasi dibagi ke beberapa tahapan saat :
kesimpulan, menjelaskan batasan dan penambangan batubara, transportasi batubara,
memberikan rekomendasi berdasarkan dan saat pembakaran batubara yang berada di
temuan dari fase LCA sebelumnya dan Cina. Proses penambangan batubara yaitu
merupakan proses mengambil batubara dari tanah
meliputi pemotongan, pengeboran, pengeboman, alternatif pembangkit listrik pada saat proses
pemuatan, dan pengangkuta. Operasi bantuan penambangan (seperti pembangkit tenaga
meliputi drainase, daya, komunikasi, dan methane). Pada tahap transportasi, POCP
pencahayaan. Setelah melalui preparasi dan merupakan variabel yang sangat sensitive
pembersihan seperti pengecilan ukuran batubara, terhadap jarak dikarenakan melepaskan CO
pembersihan dari material dan batu serta terbesar. Maka dari itu penggunaan katalis
pemisahan antara batubara menggunakan metode oksidasi pada kendaraan sangat
gravitasi, pengapungan, dan pemisahan secara direkomendasikan untuk mengoksidasi karbon
magnetik. Kemudian akan dilanjutkan dengan monooksida menjadi karbon dioksida. Tahap
proses transportasi menuju pembakaran batubara terakhir yaitu pada keefiseinsian pembakaran
di pembangkit dengan menggunakan tongkang, terkait pembangkit tenaga batubara harus
Kereta api, maupun truk. ditingkatkan.
Ketiga tahapan di identifikasi untuk
mendapatkan data seberapa besar dampak yang Tabel 12 Penilaian Dampak (Impact Assessment)
dihasilkan pada setiap tahapan. Seperti yang telah dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Proses Proses
Klasaif Proses Electricity Coal
dijelaskan, akan menggunakan 2 metode LCI dan ikasi Tambang
Transporta
si
Pembakara
n
Supply Chain
Unit
emisi dan konsumsi batubara yang lebih tinggi. Tabel 13 Hasil analisis inventori pada Pembangkit
Berdasarkan hal ini, perhitungan normalisasi Listrik Tenaga Uap
dikembangkan menggunakan data emisi dan
konsumsi energi India. Ini dikombinasikan
dengan inventarisasi emisi dan emisi partikulat
dari pembangkit listrik tenaga uap India. Dalam
studi ini, langkah pertama melibatkan
pengembangan faktor internalisasi untuk
berbagai kategori LCA. Dalam hal ini, kesehatan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
manusia, kualitas ekosistem dan sumber daya dalam semua perspektif, sangat penting untuk
juga dimasukkan. Metodologi dasar EI99 telah menggunakan teknologi mitigasi SO2 dan NOx di
diikuti (Eco Indicator 2000). Namun, ada faktor pembangkit listrik tenaga uap karena ada
normalisasi yang telah dimodifikasi berdasarkan penurunan EIE di ketiga perspektif. Penggunaan
emisi India dan data konsumsi sumber daya. Ini CCS sangat tergantung pada perspektif. Skenario
dengan pemahaman bahwa faktor-faktor ini tidak menguntungkan bagi CCS dalam
kerusakan pada EI99 adalah konstan untuk LCA perspektif egaliter, hampir netral dalam
di seluruh dunia, tetapi data yang dinormalisasi perspektif hierarkis dan cukup menguntungkan
bervariasi. Faktor normalisasi dikembangkan dalam perspektif individualis. Ini sesuai dengan
untuk tiga perspektif yaitu Egalita, Hierarkis dan situasi nyata CCS karena implementasinya
Individualis untuk tiga kategori kerusakan. sebagian besar didorong oleh sikap para
Perhitungan tepat yang dilakukan dapat pemangku kepentingan dalam pemerintahan
ditemukan di bagian Informasi Pelengkap. pendidikan, industri dan akademisi. Saat ini,
Setelah faktor normalisasi untuk berbagai pahlawan Pemerintah India tidak begitu
kategori kerusakan telah dihitung, kerusakan menyukai CCS karena biaya yang sangat tinggi
pada setiap faktor dinormalisasi dan kemudian dan penalti energi yang besar. Oleh karena itu,
ditimbang menggunakan faktor bobot default jika di masa depan, hukuman energi dan biaya
EI99. Kemudian, emisi dibuat menggunakan untuk mengimplementasikan CCS di mana
Model Pengendalian Lingkungan Terpadu pembangkit listrik India turun, itu akan mengarah
(IECM) yang dikembangkan oleh Carnegie pada pengurangan EIE untuk CCS, yaitu
Mellon University, AS. Model ini adalah perubahan karena kondisi teknis dan fisik pabrik
platform perangkat lunak parameter yang dan juga perubahan sikap pemerintah yang lebih
memungkinkan pengguna untuk upaya menguntungkan.
konfigurasi pembangkit listrik berbahan bakar
batubara berdasarkan kondisi pembangkit dasar, C. Indonesia
jenis bahan bakar, kontrol tambahan yang Pada studi kasus di Indonesia, dilakukan
digunakan, dll. Untuk memodelkan pembangkit penelitian tentang skenario analisis LCA pada
listrik di India. Ladang batu bara Talcher bekas PLTU berkapasitas 50 MW, mulai dari penakaran
pakai, Gondwana lapangan batubara bituminous terhadap emisi, limbah, material, dan energi yang
sebagai penghubung batubara. Nilai kalor yang digunakan. Rancangan PLTU tersebut memiliki
lebih tinggi (HHV) untuk batubara ini adalah parameter efisiensi sebesar 65% dengan pola
16.360 kJ / kg, kandungan karbonnya 0,56%, operasi 24 jam. Setiap proses cakupan LCA
kadar sulfur 0,38% dan persentase abu adalah mulai dari penambangan, transportasi,
40%. Efisiensi boiler untuk pabrik sub-kritis pengolahan batubara, pembakaran di PLTU
diasumsikan 82% dan untuk pabrik super-kritis hingga konsumsi dianalisa pengaruhnya terhadap
diasumsikan 86%. Selain itu, analisis 4 skenario lingkungan.
pembangkit listrik dilakukan, yaitu dasar Penelitian tersebut menggunakan batubara
(konvensional), CCS (Carbon Capture Storage), jenis bituminous dengan nilai panas 7555,3
FGD (Fuel Gas Sulfurization) untuk kontrol SO2 kkal/kg. selain itu, perhitungan terkait kebutuhan
dan FGD + SCR (Selective Catalytic Reduction) batubara juga dilakukan dimana sebanyak 210,1
untuk kontrol SO2 dan NOx. Kemudian, analisis ton batubara perlu disediakan untuk memenuhi
EIE (Dampak Lingkungan Listrik) dilakukan PLTU dengan kapasitas 50 MW dalam sehari.
dalam 3 konfigurasi dari teori sosial sebelumnya. Analisis LCA pada proses penambangan
terdiri atas proses pemotongan (cutting),
pengeboran (drilling), peledakan (blasting),
pemuatan (loading), dan pengangkutan dampak dari setiap proses pengelolaan batubara.
(hauling). Dari proses tersebut, dihasilkan limbah pada proses pertambangan, teknologi
cair dan emisi udara. Tabel 3 dan Tabel 4 Underground Coal Gasification (UCG) dapat
menunjukkan data terkait limbah cait dan emisi digunakan untuk memanfaatkan gas yang
udara dari hasil penambangan batubara. dihasilkan dari proses tambang menjadi energi
tanpa adanya gas sisa yang keluar menjadi emisi.
Tabel 14 Limbah cair proses pertambangan batubara Sementara pada proses PLTU, dapat dilakukan
upaya teknologi bersih seperti denitrifikasi,
desulfurisasi, electrostratic precipitator
(penyaring debu), dan separator CO2 untuk
mengurangi emisi udara yang dihasilkan dari
proses pembakaran.
Berdasarkan Tabel 8, spesifikasi batubara Cina. Nilai SO2 dan NOx merupakan
pembangkit listrik dengan kapasitas paling tinggi unsur-unsur yang terkandung dalam batubara.
adalah Cina dan paling rendah adalah Indonesia. kandungan unsur-unsur tersebut tergantung dari
Dari sisi efisiensi boiler, Cina memiliki nilai jenis batubara yang digunakan.
terendah dan India memiliki nilai tertinggi. Selain Untuk partikulat atau debu yang dihasilkan
itu, HHV (Higher Heating Value) pada batubara dari PLTU batubara, maka Indonesia
yang digunakan juga berbeda, dimana Indonesia menghasilkan partikulat lebih banyak daripada
memiliki nilai HHV paling tinggi dan India India. Hal tersebut dapat terjadi jika kandungan
paling rendah. Dari data tersebut, perbandingan ash (abu) dalam batubara yang digunakan cukup
antara ketiganya dari sisi efisiensi dan HHV tinggi.
memungkinkan untuk meminimalisir dampak Berdasarkan hasil tersebut, PLTU batubara
lingkungan yang dihasilkan dari PLTU batubara. Cina, India dan Indonesia pada dasarnya
Hal tersebut dapat terjadi karena kemungkinan memiliki dampak lingkungan yang sama. Maka
kandungan karbon yang lebih banyak akan dari itu, perlu adanya pengelolaan lebih lanjut
mengurangi emisi derta limbah yang dihasilkan melalui teknologi yang ada seperti CCS (Carbon
dari PLTU batubara. selain itu, efisiensi boiler Capture Storage), FSG (Flue Gas
juga lebih mengoptimalkan transformasi panas Desulfurization), dan SCR (Selective Catalytic
menjadi listrik yang lebih baik dan tidak terbuang Reduction) untuk meminimalisir emisi CO2, SO2,
bagitu saja. dan NOx.
Untuk membuktikan hal tersebut, dapat
dilakukan analisa terkait emisi udara yang KESIMPULAN DAN SARAN
dihasilkan dari setiap PLTU di tiga negara. Tabel Dari hasil perbandingan yang dibuat
9 menunjukkan dampak emisi udara yang dengan membandingkan jurnal-jurnal antar 3
dihasilkan dari PLTU batubara. Berikut negara, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
perbandingan nilai hasil emisi udara dari PLTU LCA adalah metode yang tepat untuk digunakan
batubara di Cina, India dan Indonesia. dalam menganalisis dampak lingkungan yang
dihasilkan oleh pembangkit listrik. Kemudian,
Tabel 20 Dampak pencemaran udara Pembangkit ketiga jurnal menghasilkan pernyataan bahwa
Listrik Tenaga Uap di Cina, India, dan Indonesia emisi gas buang terbesar terjadi selama
Paramete Satua Indonesi pembakaran batu bara, kemudian proses
Cina India
r n a
kg/kW
penambangan batu bara, dan proses transportasi.
CO2 h 0.91022 0.9647 0.096985 Selain itu, efisiensi alat yang digunakan dalam
kg/kW 0.00095 0.00477 setiap proses dianggap kurang sehingga emisi gas
SO2 h 4 4 0.0064 diklasifikasikan sebagai emisi besar. Namun,
kg/kW kebijakan masih fokus pada satu masalah
Nox h 0.00082 0.00326 0.003039
kg/kW 0.00009 sementara masalahnya terus berkembang.
Partikulat h 2 0.000135
Saran
Berdasarkan hasil tesebut, emisi CO2 yang 1. Dibutuhkan peningkatan terhadap alat
paling tinggi dihasilkan dari PLTU batubara dan teknologi yang digunakan pada
India dan paling rendah dihasilkan dari PLTU setiap prosesnya, meliputi pada saat
batubara Indonesia. Hal tersebut terjadi penambangan batubara Underground
kemungkinan karena nilai HHV yang dihasilkan Coal Gasification (UCG) dapat
dari batubara yang digunakan. Indonesia digunakan untuk memanfaatkan gas
menggunakan batubata dengan nilai HHV yang dihasilkan dari proses tambang
tertinggi sehingga pambakaran batubara menjadi
menjadi energi tanpa adanya gas sisa
kalor lebih optimum dan menyisakan emisi CO2
yang keluar menjadi emisi. transportasi
yang lebih sedikit dibandingakan batubara yang
digunakan pada PLTU Cina maupun India. batubara, dan pada pembakaran batubara
Sementara itu, nilai Nilai SO2 tertinggi memanfaatkan teknologi CCS, FSG dan
dihasilkan dari PLTU batubara Indonesia dan SCR .
terendah dihasilkan dari PLTU batubara Cina. 2. Kebijakan dan peraturan yang akan
Untuk nilai NOx, hasil tertinggi diperoleh dari dibuat lebih bersifat meluas sehingga
PLTU batubara India dan terendah dari PLTU
DAFTAR PUSTAKA
[1] ISO, “14040: Environmental management–life
cycle assessment—Principles and framework,”
Int. Organ. Stand., 2006.
[2] ISO, “ISO 14044:2006,” Environ. Manag. - Life
cycle assessement - Requir. Guidel. ISO 14044,
Int. Organ. Stand., 2006.
[3] F. Ailleret et al., “Comparison of Energy System
Using Life Cycle Assessment,” 2004.
[4] R. Turconi, A. Boldrin, and T. Astrup, “Life
cycle assessment (LCA) of electricity generation
technologies: Overview, comparability and
limitations,” Renew. Sustain. Energy Rev., vol.
28, pp. 555–565, 2013.
[5] C. Wang and D. Mu, “An LCA study of an
electricity coal supply chain,” J. Ind. Eng.
Manag., vol. 7, no. 1, pp. 311–335, 2014.
[6] C. Mbohwa, “Life cycle assessment of a coal-
fired old thermal power plant,” Lect. Notes Eng.
Comput. Sci., vol. 1 LNECS, pp. 532–541, 2013.
[7] U. Singh, N. Sharma, and S. S. Mahapatra,
“Environmental life cycle assessment of Indian
coal-fired power plants,” Int. J. Coal Sci.
Technol., vol. 3, no. 2, pp. 215–225, 2016.
[8] K. Megasari, D. Swantomo, and M. C. Putri,
“Penakaran Daur Hidup Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU) Batubara Kapasitas 50
MWatt,” Semin. Nas. IV SDM Teknol. Nukl.
Yogyakarta, pp. 479–487, 2008.
ABSTRAK
Perkembangan kendaraan listrik di Indonesia hingga saat ini mendapat dukungan dari pemerintah dengan
dikeluarkannya Peraturan Presiden No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik
(KBL) Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan. Namun, untuk mendukung penggunaan
kendaraan listrik, perlu disediakan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang dikelola oleh PT PLN.
Penyediaan stasiun tersebut sangat berpotensi untuk menarik penggunaan mobil listrik secara masif di Indonesia.
Umumnya, adanya kendaraan listrik bertujuan untuk meminimalisir dampak negatif dari penggunaan BBM pada
sektor transportasi seperti polusi udara, efek gas rumah kaca dan sebagainya. Namun, sistem ketenagalistrikan di
Indonesia yang menopang beban dasar listrik masih menggunakan bahan bakar fosil yang menghasilkan emisi CO 2.
Dalam hal ini, dilakukan analisis studi LCA dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil (seperti batubara dan gas)
sehingga diperoleh data kadar CO2 yang dihasilkan dari setiap pembangkit listrik. Data tersebut dibandingkan untuk
dibuat strategi pemenuhan kebutuhan listrik yang sesuai untuk SPKLU. Diharapkan strategi tersebut dapat menjadi
pertimbangan bagi pemerintah dan PT PLN dalam mendukung perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Kata Kunci: Life Cycle Assessment, Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum, Pembangkit Listrik, Bahan Bakar
Fosil, Emisi CO2
ABSTRACT
The development of electric vehicles in Indonesia received support from the government with the issuance of
Presidential Regulation No. 55 of 2019 concerning the Acceleration of the Battery-Based Electric Motor Vehicle
Program for Road Transportation. However, the charging station for public needs to be provided for supporting
electric vehicle use. The charging station has the potential to attract massive use of electric cars in Indonesia.
Generally, the existence of electric vehicles aims to minimize the negative impacts of fuel use in the transportation
sector such as air pollution, global warming, etc. However, the electricity system in Indonesia still uses fossil fuels to
sustain electricity basic load that produce CO2 emissions. In this case, Life Cycle Assessment (LCA) study of fossil
fuel power plants is carried out. A strategy is used to meet the electricity needs for charging station. Hopefully, this
strategy can be a consideration for the government and PT PLN to support electric vehicle development in Indonesia.
Keywords: Life Cycle Assessment, Public Electric Vehicle Filling Stations, Power Plants, Fossil Fuels, CO 2
Emissions
menyebabkan lalu lintas menjadi padat serta dihasilkan dalam mendukung pengembangan
meningkatnya polusi udara. Adanya polusi udara SPKLU. Berdasarkan ISO 14040, LCA
juga memiliki efek gas rumah kaca (GRK) dan merupakan suatu teknik yang bertujuan untuk
pemanasan global. menganilisis aspek lingkungan dan potensi
Berdasarkan data BPS, jumlah kendaraan dampak yang disebabkan oleh pengolahan
bermotor (mobil penumpang, bis, mobil barang produk, dengan menilai nput dan output yang
dan sepeda motor) di Indonesia pada tahun 2018 terkait pada inventory dari system produk,
mencapai 146.858.759 unit [1]. Banyaknya mengevaluasi potensil dampak terhadap
jumlah kendaraan tersebut menyebabkan lingkungan dan menginterpretasikan hasil analisa
konsumsi energi pada sector transportasi tersebut yang berhubungan dengan sasaran dari
mencapai 45% (391,39 Juta BOE) dari total penelitian [4][5]. Pengembangan LCA, tidak
penggunaan energi sehingga mengalahkan sector hanya dilihat dari aspek lingkungan saja, tapi dari
industri yang umumnya membutuhkan energi aspek social juga dapat diamati terutama pada
cukup besar [2]. Selain itu, sector transportasi masyarakat sekitar yang berada di wilayah
juga menyumbang sekitar 30% emisi CO2 di pembangkit listrik. Namun, penelitian ini akan
Indonesia, dimana transportasi darat berfokus pada aspek teknis. Selain itu, dilakukan
berkontribusi sebesar 88% dari total emisi pula pembuatan strategi sebagai dasar
tersebut [3]. Hal ini menunjukkan bahwa sector pertimbangan untuk pengelolaan sumber listrik
transportasi memiliki peranan besar dalam pada SPKLU sehingga energi bersih dapat
menghasilkan emisi CO2 dan konsumsi energi, terwujud.
sehingga perlu adanya upaya pengelolaan
konsumsi energi terutama bahan bakar fosil pada METODE
sector transportasi untuk menurunkan emisi CO2. Penelitian ini menggunakan metode
Dalam mendukung upaya penurunan kualitatif deskriptif melalui pengembangan hasil
konsumsi energi fosil dan emisi CO2 pada sector studi literature dari beberapa riset sebelumnya
transportasi, pemerintah mengeluarkan kebijakan tentang LCA pembangkit listrik berbahan bakar
terkait kendaraan listrik melalui Peraturan fosil. Umumnya, terdapat standar khusus dalam
Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang melakukan analisis LCA yang telah dikeluarkan
Percepatan Program Kendaraan Motor Listrik oleh badan standar nasional dengan berbasis
Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan. standar global, yaitu ISO 14001:2015 tentang
Dalam kebijakan tersebut, Pemerintah Pusat dan Sistem Manajemen Lingkungan - Persyaratan
Pemerintah Daerah akan memberikan insentif dan Panduan Penggunaan, ISO 14040:2006
berupa fiscal kepada berbagai pihak dalam tentang Manajemen Lingkungan – Penilaian
mendukung percepatan program KBL Daur Hidup – Prinsip dan Kerangka Kerja, serta
(Kendaraan Bermotor Listrik) termasuk pihak- ISO 14044:2017 tentang Manajeman
pihak yang mendukung penyediaan SPKLU Lingkungan-Penilaian Daur Hidup – Persyaratan
(Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). dan Panduan [6]–[8]. Berdasarkan standar ISO
SPKLU menjadi komponen yang sangat tersebut, terdapat empat tahapan dalam
penting dalam mendukung perkembangan KBL melakukan analisis LCA[8], yaitu:
di Indonesia. Namun, pada dasarnya sumber a) Tujuan dan Lingkup merupakan proses untuk
listrik dari SPKLU tersebut terintegrasi dengan merumuskan dan menggambarkan tujuan,
jaringan PLN dan sebagian besar listrik sistem yang dievaluasi, batasan, dan asumsi
dihasilkan dari pembangkit listrik berbahan bakar yang berhubungan dengan dampak di
fosil. Jika penggunaan listrik semakin tinggi, sepanjang siklus hidup dari sistem yang
maka penggunaan bahan bakar yang dikonsumsi dievaluasi.
juga semakin tinggi. Beberapa pembangkit listrik
b) Analisis inventori yaitu ptoses pengumpulan
juga berasal dari energi terbarukan seperti PLTA
dan PLTP. Namun, kapasitas listrik yang data dan perhitungan input dan output ke
dihasilkan masih rendah bila dibandingkan lingkungan dari sistem yang sedang
dengan pembangkit listrik berbahan bakar fosil. dievaluasi.
Dalam hal ini, perlu adanya upaya life c) Penilaian Dampak merupakan proses
cycle assessment (LCA / penakaran daur hidup) penanganan dari dampak terhadap
pada pembangkit listrik berbahan bakar fosil lingkungan, semua dampak penggunaan dari
untuk melihat seberapa banyak emisi CO2 yang sumberdaya dan emisi yang dihasilkan
dikelompokkan dan dikuantifikasi kedalam Untuk mendukung hal tersebut, PLN telah
jumlah tertentu kategori dampak yang melakukan perhitungan kebutuhan listrik untuk
kemudian diberi bobot sesuai dengan tingkat KBL. Pada tahun 2020, diperkirakan kebutuhan
kepentingannya. listrik untuk KBL sekitar 279 MW serta dapat
d) Interpretasi merupakan integrasi dari hasil meningkat hingga 2229 MW pada tahun 2023
analisis inventori dan penilaian dampak yang [10]. Dalam hal ini, PLN memiliki skema
pengelolaan listrik dimana waktu isi ulang untuk
digunakan untuk mengkaji, menarik
KBL di setiap rumah dapat dilakukan saat beban
kesimpulan dan rekomendasi yang konsisten rendah (pukul 22.00-04.00). Pada waktu tersebut,
dengan tujuan dan lingkup yang telah PLN menyatakan adanya surplus daya listrik
diformulasikan. yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan isi
Dalam penelitian ini, akan difokuskan ulang KBL.
pada penilaian dampak dari proses pengelolaan Selain itu, PLN juga telah menyiapkan tipe
bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan stasiun pengisian kendaraan listrik yang terdiri
analisis terkait bahan bakar minyak (BBM) untuk dari 3 level dengan spesifikasi seperti pada tabel
kendaran dengan yang menghasilkan emisi gas berikut.
rumah kaca. Selain itu, LCA memiliki beberapa
batasan ruang lingkup seperti pada Gambar 1. Tabel 21. Spesifikasi Tipe Stasiun Pengisian Daya
Untuk penelitian ini, dilakukan pembatasan Level Daya (kW) Waktu Isi Ulang
ruang lingkup dengan sistem Cradle to Grave. 1 3,3 6-10 Jam
Dalam sistem tersebut, dilakukan analisis 2 22 1-4 Jam
dampak emisi GRK bahan bakar fosil mulai dari 3 50 20 Menit – 1 Jam
penambangan hingga operasional pembangkit
listrik. Berdsarkan tabel tersebut, level 1
merupakan jenis stasiun pengisian daya yang
dikhususkan untuk isi ulang di rumah.
Penggunaan isi ulang baterai pada KBL untuk
level 1 dapat dilakukan pada saat surplus listrik
atau beban listrik rendah. Sedangkan, level 2
merupakah tipe stasiun isi ulang yang diletakkan
di area parkir perkantoran atau pusat
perbelanjaan. Sementara, untuk level 3
Gambar 26. Ruang Lingkup LCA [9] merupakan jenis stasiun pengisian umum yang
dibuat khusus untuk isi ulang daya KBL. Pada
HASIL DAN PEMBAHASAN dasarnya, level 1 dan 2 termasuk dalam stasiun
Kebutuhan Listrik KBL dan Spesifikasi pengisian listrik umum (SPLU), sehingga
SPKLU pemakaiannya tidak hanya dikhususkan untuk
Pekembangan kendaraan listrik di KBL saja, tetapi juga dapat digunakan untuk
Indonesia masih tergolong lambat karena faktor peralatan listrik lainnya [10].
harga KBL yang masih cukup tinggi untuk jenis
mobil. Selain itu, pada jenis motor listrik di Analisis LCA Pembangkit Listrik Energi Fosil
Indonesia juga dapat dikatakan memiliki Pemenuhan listrik untuk KBL hingga saat
spesifikasi yang belum sebanding dengan motor ini masih dapat terpenuhi tanpa perlu dilakukan
berbahahan bakar minyak seperti kecepatan, penambahan kapasitas listrik karena adanya
waktu isi ulang yang cukup lama, kapasitas pemanfaatan surplus listrik yang terjadi. Namun,
baterai terbatas, dan kemampuan jarak tempuh pemanfaatan bahan bakar fosil di Indonesia
yang masih rendah. Namun, kekurangan tersebut masih tergolong cukup tinggi, terutama untuk
dapat diatasi dengan perkembangan teknologi memenuhi kebutuhan listrik. Berdasarkan data
yang ada saat ini. Dari jenis mobil listrik, statistic ketenagalistrikan, kapasitas listrik yang
kemampuan untuk menempuh jarak cukup jauh terpasang pada tahun 2018 berkisar 64.924,80
dan kapasitas baterai yang cukup lama, mampu MW dimana 42,34% berasal dari PLTU batubara
bersaing dengan mobil konvensional berbahan dan 17,28% berasal dari PLTGU (Pembangkit
bakar minyak tanpa menimbulkan pencemaran Listrik Tenaga Gas dan Uap) [11]. Hal tersebut
udara. menunjukkan bahwa listrik yang dihasilkan dari
pembangkit berbahan bakar batubara dan gas pemakaian pada kendaraan. Tabel 3
berpotensi untuk mencemari lingkungan. menunjukkan hasil emisi CO2 bahan bakar
Analisa terkait LCA pembangkit listrik minyak dari setiap tahapannya [14].
berbahan bakar batubara dan gas telah banyak Dalam hal ini, penggunaan batubara pada
dilakukan terutama dampaknya pada lingkungan kondisi pembakaran di pembangkit listrik
seperti emisi gas rumah kaca. Berdasarkan data menghasilkan emisi paling tinggi daripada emisi
dari NREL, pengelolaan batubara dari proses yang dihasilkan dari BBM pada mesin kendaraan.
penambangan hingga pengoperasian pembangkit Namun, penggunaan kendaraan konvensional
listrik memiliki total emisi CO2 sebesar 1.022 yang cukup tinggi menyebabkan nilai emisi yang
g.CO2/kWh [12]. Sementara itu, pengelolaan gas dihasilkan pada pembakaran BBM juga cukup
dari proses produksi dan distribusi hingga besar jika dikalkulasi secara keseluruhan. Maka
pemakaian untuk pembangkit menghasilkan total dari itu, transisi kendaraan konvensional menjadi
emisi GRK sebesar 499,1 g.CO2/kWh [13]. Dari kendaraan listrik dapat berpengaruh sangat
setiap proses tersebut, penggunaan bahan bakar signifikan terhadap penurunan emisi GRK.
fosil untuk pembangkit listrik memiliki
persentase emisi paling tinggi. PLTU batubara Tabel 3. Emisi GRK dari proses produksi hingga
menghasilkan emisi sekitar 991 g.CO2/kWh atau pemakaian BBM
96% dari total keseluruhan emisi yang dihasilkan Emisi
Tahapan
dari pengolahan batubara [12]. Sedangkan, g.CO2/kWh %
PLTGU menghasilkan emisi sekitar 372,2 Eksplorasi 0,290 0,067
g.CO2/kWh atau 74,6% dari total emisi
Pengolahan 12,263 2,719
pengelolaan gas [13].
Distribusi 0,090 0,021
Tabel 22. Emisi GRK dari energi fosil Pemakaian 592,080 97,191
Emisi (g.CO2/kWh)
Tahapan
Batubara Gas Jika perkembangan KBL semakin
Penambangan 9 124,5 meningkat, maka surpluss listrik pada waktu
Transportasi 17 0,4
tertentu akan mengalami beban puncak.
Umumnya, untuk memenuhi beban puncak yang
Konstruksi 5 2 terjadi pada waktu tertentu (pukul 18.00-22.00),
Pembangkit Listrik 991 372,2 maka PLN akan memanfaatkan pembangkit
listrik lain dengan kapasitas lebih rendah dari
Berdasarkan data tersebut, tahapan PLTU batubara dan PLTGU dengan waktu nyala
penambangan, transportasi dan operasional yang tidak lama. Alternative pembangkit listrik
pembangkit listrik akan terus berlanjut untuk dengan kapasitas rendah tersebut hanya bertahan
memenuhi kebutuhan listrik nasional. Jika emisi selama 3-4 jam. maka, perlu adanya strategi lain
CO2 pada pembangkit listrik dikalkulasi dalam 1 dalam memenuhi kapasitas listrik tersebut serta
tahun (sesuai data tahun 2018), maka emisi CO2 menangani emisi CO2 yang dihasilkan dari PLTU
yang dihasilkan PLTU batubara sebesar 30.000 batubara dan PLTGU.
Ton CO2 dan 4.600 Ton CO2 dari PLTGU. Selain
itu, operasional PLTU Batubara dan PLTGU Strategi Penanganan Emisi Gas Rumah Kaca
umumnya bekerja selama 24 jam dan menjadi Dalam menangani emisi CO2 yang
PLT yang mendukung pemenuhan beban dasar diakibatkan oleh proses penghasilan listrik dari
listrik. Hal tersebut terjadi karena PLTU batubara pembangkit, terdapat beberapa teknologi yang
dan PLTGU memiliki kapasitas listrik cukup dapat diaplikasikan pada PLTU batubara dan
besar (sekitar 300-1000 MW) dan faktor waktu PLTGU. Salah satu teknologi yang dapat
untuk menyalakan dan mematikan PLTU diterapkan pada pembangkit listrik adalah sistem
batubara dan PLTGU membutuhkan proses penangkap emisi CO2 (Carbon Capture Storage /
cukup lama. CCS).
Sementara itu, jika dibandingksn dengan Carbon Capture and Storage (CCS)
penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk adalah suatu teknologi yang dapat digunakan
kendaraan konvensional, maka emisi yang untuk mengurangi emisi CO2 ke atmosfer
dihasilkan sebagian besar disebabkan dari proses sehingga dapat mengurangi potensi pemanasan
global. Teknologi tersebut terdiri dari rangkaian
proses yang terhubung satu sama lain, diawali emisi gas rumah kaca serta penghematan energi
dengan pemisahan dan penangkapan CO2 dari akibat dari menipisnya cadangan energi fosil,
sumber emisi gas buang (flue gas). Kemudian, maka pemerintah membuat program terkait PLTS
CO2 yang tertangkap diangkut ke tempat Atap untuk memenuhi kapasitas listrik saat
penyimpanan yang aman (storage). Dalam pengisian pada kendaraan listrik. Program
memisahkan dan menangkap CO2 tersebut, tersebut diatur dalam Peraturan Menteri ESDM
digunakan teknologi absorpsi. Sedangkan, Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan
pengangkutan dilakukan dengan melalui pipa Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap.
atau tanker. Dan penyimpanan dilakukan dengan PT PLN mendukung kebijakan tersebut dengan
memasukan CO2 dalam lapisan batuan di bawah menyediakan fasilitas parallel dan menjaga
permukaan bumi yang dapat menjadi perangkap keandalan dan kualitas konsumen PLTS Atap dan
gas hingga tidak lepas ke atmosfer, atau melalui lingkungannya dengan memelihara
proses injeksi ke dalam laut pada kedalaman keseimbangan pasokan lokal dan kebutuhan
tertentu [15]. listrik. Untuk mengimbangi intermittensi Solar
Pengembangan teknologi CCS memang PV, maka PT PLN menyediakan reserve margin
memebutuhkan biaya cukup tinggi dan dalam yang cukup dan tepat agar pasokan listrik lokal
menangkap CO2 di udara. Namun, beberapa dapat tetap terpenuhi. Selain itu, PT PLN juga
penelitian terkait CCS telah dikembangkan untuk membuat sistem smart grid terutama untuk
mendukung penanganan efek gas rumah kaca. industri yang memiliki pembangkit listrik
Salah satu penelitian yang dilakukan terkait CCS khusus. PT PLN juga membuat skema bisnis
yang dilakukan BPPT yaitu pemanfaatan yang adil bagi pelanggannya agar PLTS atap
mikroalga sebagai media carbon storage. dapat diminati. Adanya PLTS atap juga dapat
Mikroalga yang hidup secara alami di dalam diaplikasikan pada SPKLU untuk memenuhi
limbah dan air tawar, diseleksi menggunakan kebutuhan listrik KBL [10].
teknik bioteknologi sebelum dimasukan ke
reaktor. Teknik pengembangan mikroalga dapat Tabel 4. Potensi EBT di Indonesia
menggunakan dua cara yaitu dengan Kapasitas
Potensi Pemanfaata
Jenis Energi Terpasang
fotobioreaktor dan kolam kultur. Budidaya (MW) n (%)
(MW)
mikroalga dapat mereduksi kadar CO2 yang
Panas Bumi 29.544 1.438,5 4,9
diemisikan dari aktifitas industri. Pada skala
laboratorium, mikroalga terbukti dapat menyerap Air 75.091 4.826,7 6,4
karbondioksida sekitar 60.000 ppm per hari [16]. Mini dan
19.385 197,4 1
Hal ini membuktikan bahwa pengembangan Mikrohidro
207.89
teknologi CCS dapat memanfaatkan potensi Surya 78,5 0,04
8
sumber daya alam yang ada di Indonesia.
Angin 60.647 3,1 0,01
Strategi Peningkatan Kapasitas Listrik Bioenergi 32.654 1.671 5,1
Dalam meningkatkan kapasitas listrik Laut 17.989 0,3 0,002
untuk memenuhi kebutuhan listrik SPKLU
terutama pada siang hari, perlu adanya KESIMPULAN DAN SARAN
penambahan kapasitas listrik dengan Kesimpulan
membangunan pembangkit berbasis energi baru Pemerintah berupaya untuk melakukan
terbarukan (EBT). Indonesia memiliki potensi penurunan penggunaan bahan bakar fosil dan
sumber daya energi terbarukan sekitar 443 GW emisi CO2 melalui program penerapan KBL dan
untuk tenaga listrik yang terdiri dari panas bumi, stasiun pengisian listrik khusus untuk KBL.
air dan mikro-mini hidro, bioenergi surya, angin, Diperkirakan kebutuhan listrik untuk KBL
dan gelombang laut. Tabel 4 menunjukan potensi sekitar 279 MW serta dapat meningkat hingga
EBT di Indonesia dan pemanfaatannya dalam 2229 MW pada tahun 2023. Namun, karena
bentuk tenaga listrik [17]. sistem ketenagalisterikan di Indonesia umumnya
Dalam hal ini, tenaga surya memiliki terintegrasi satu sama lain, maka pemenuhan
potensi terbesar yaitu sekitar 207 MW. Namun, kapasitas listrik di Indonesia masih didominasi
dalam pemanfaatannya masih sekitar 78,5 MW oleh PLT berbahan bakar fosil. Dalam hal ini,
atau sekitar 0,04% dari total keseluruhan potensi dilakukan analisis LCA pada PLTU batu bara dan
yang ada. Untuk itu, dalam upaya penurunan PLTGU. Hasil menunjukan bahwa emisi CO2
yang dihasilkan PLTU batubara sebesar 30.000 lingkungan — Penilaian daur hidup —
Ton CO2 dan 4.600 Ton CO2 dari PLTGU. Perlu Prinsip dan kerangka kerja
adanya penerapan teknologi terkait efek GRK (Environmental management — Life cycle
dari emisi CO2 yang dihasilkan pembangkit assessment — Principles and framework).
listrik. Teknologi CCS menjadi salah satu strategi 2016.
penanganan efek GRK. Pengembangan teknologi [7] Badan Standarisasi Nasional, SNI ISO
CCS dapat memanfaatkan potensi sumber daya 14001:2015 tentang Sistem manajemen
alam yang ada di Indonesia seperti mikroalga. lingkungan – Persyaratan dan panduan
penggunaan. 2005, pp. 1–25.
Saran [8] Badan Standarisasi Nasional, SNI ISO
Kajian lebih lanjut terkait pengembangan 14044:2006 tentang Manajemen
teknologi CCS perlu dilakukan terutama dari sisi lingkungan – Penilaian daur hidup –
tekno-ekonomi yang harus dianalisis untuk Persyaratan dan panduan (Environmental
program CCS tersebut agar dapat diterapkan di management – Life cycle assessment –
seluruh pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Requirements and guidelines). 2017, pp.
Selain itu, pengembangan pembangkit listrik EBT 1–109.
perlu dilakukan bukan hanya pada PLTS saja. [9] M. A. Sidqi, “Penilaian Daur Hidup PT
Tetapi pada jenis pembangkit listrik lainnya Indonesia Power.” 2019.
dengan kapasitas yang lebih besar untuk [10] PT PLN Persero, “Diseminasi RUPTL
meminimalisir konsumsi bahan bakar fosil. 2019 - 2028 PT PLN (Persero),” 2019.
[11] Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan,
UCAPAN TERIMA KASIH “Statistik Ketenaga Listrikan Tahun
Penulis mengucapkan terimakasih kepada 2018,” 2018.
Kementerian Pertahanan dalam mendukung [12] P. L. Spath, M. K. Mann, and D. R. Kerr,
penelitian ini. “Life Cycle Assessment of Coal-fired
Power Production,” 1999.
DAFTAR PUSTAKA [13] P. L. Spath and M. K. Mann, “Life Cycle
[1] Badan Pusat Statistik, “Perkembangan Assessment of a Natural Gas Combined-
Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Cycle Power Generation System - National
Jenis, 1949-2018,” 2018. [Online]. Renewable Energy Laboratory -
Available: NREL/TP-570-27715,” 2000.
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/ [14] A. T. Sari, “Life Cycle Assessment ( LCA
view/id/1133. ) Emisi Pada Proses Produksi Bahan Bakar
[2] V. B. Kusnandar, “Konsumsi Energi Minyak ( BBM ) Jenis Bensin Dengan
Transportasi Kalahkan Sektor Industri,” Pendekatan Analytical Hierarchy Process (
Katadata, 2020. [Online]. Available: AHP),” Institut Teknologi Sepuluh
https://databoks.katadata.co.id/datapublis November, 2017.
h/2020/01/19/sejak-2012-konsumsi- [15] Kementerian Energi dan Sumber Daya
energi-transportasi-kalahkan-sektor- Alam, “Carbon Capture and Storage (3) :
industri. Sistem Penangkapan CO2,” 2009.
[3] IESR, “Transportasi darat sumbang emisi [Online]. Available:
tertinggi dari total emisi gas rumah kaca https://www.esdm.go.id/id/media-
sektor transportasi di Indonesia,” 2020. center/arsip-berita/carbon-capture-and-
[4] ISO, “14040: Environmental storage-3-sistem-penangkapan-co2.
management–life cycle assessment— [16] BPPT, “BPPT Kembangkan Biological
Principles and framework,” Int. Organ. Carbon Capture Storage (CCS),” 2010.
Stand., 2006. [Online]. Available:
[5] M. Tartiarini, “Implementasi Metode Life https://www.bppt.go.id/teknologi-
Cycle Assesment (LCA) Dan Analytical sumberdaya-alam-dan-kebencanaan/311-
Hierarchy Process (AHP) Untuk bppt-kembangkan-biological-carbon-
Penentuan Pengembangan Unit Daur capture-and-storage-ccs.
Ulang Air Limbah,” 2016. [17] Dewan Energi Nasional, “Indonesia
[6] Badan Standarisasi Nasional, SNI ISO Energy Out Look 2019,” 2019.
14040:2016 tentang Manajemen
ABSTRAK
Baterai dianggap sebagai faktor yang paling membebani lingkungan pada pemanfaatan kendaraan listrik.
Analisis inventori konsumsi energi dan buangan emisi GRK selama produksi dan perakitan baterai lithium-ion (LiB)
dengan pendekatan Penilaian Siklus Hidup (LCA) telah banyak dilakukan. Meskipun, sebenarnya hal ini belum
mengakomodir penyelidikan beban lingkungan dan dampak terhadap kesehatan manusia secara komprehensif atas
penggunaan LiB. Banyak pilihan kerangka kerja dan model analisis untuk melakukan LCA, namun tiap penggunaan
metode menunjukkan hasil yang berbeda. Makalah ini memberikan ulasan tentang pelaksanaan LCA pada manufaktur
LiB, penggunaan, dan tindakan pada masa akhir pakai di berbagai wilayah di dunia yang mempengaruhi hasil
penilaian secara signifikan. Kami mengajukan batas sistem cradle to grave agar LCA memberikan hasil yang optimal
untuk studi komparatif maupun potensi perbaikan berkelanjutan. Ikhtisar skematis dari siklus hidup LiB kendaraan
listrik meliputi ekstraksi material, pengolahan material, pembuatan produk, penggunaan produk, serta tindakan
pemulihan pada akhir masa hidup. Kategori dampak dalam penelitian LCA LiB meliputi penggunaan energi dan
sumber daya, dampak terhadap kesehatan manusia, dan lima kategori dampak lingkungan. Diharapkan, ulasan ini
dapat memberikan pemahaman dan panduan praktisi LCA khususnya untuk industri LiB.
Kata Kunci: beban lingkungan, penilaian daur hidup, beterai lithium-ion, kendaraan listrik, pedoman skematis
ABSTRACT
Batteries on electric vehicles are often considered a significant environmental concern. It has been widely
used to analyze energy consumption and GHG emissions during the production and assembly of lithium-ion batteries
(LiB) using Life Cycle Assessment (LCA). However, it does not actually accommodate to investigate the environmental
impacts and human toxicity of LiB usage. This paper provides an overview of the environmental impact assessment
on LiB in various regions of the world. We propose the cradle to grave system boundary in the LCA LiB research to
provides optimal results for comparative studies and opportunities for improvement. Schematic overview of product
system covering material extraction, material processing, product manufacturing, product use, as well as end-of-life
recovery actions. The impact categories include energy demand, human health, and five categories of environmental
impacts. Hopefully, this review can provide an understanding and guidance for LCA practitioners, especially for the
LiB industry.
Keywords: environmental impact, life cycle assessment, lithium-ion battery, electric vehicles, LCA guideline
tahun. Pada tahun 2010 hanya ada sekitar 17.000 PROPER Kementerian Lingkungan Hidup dan
mobil listrik berada di jalan dunia, namun angka Kehutanan pada tahun 2018 telah menambahkan
ini menjadi 7,2 juta pada tahun 2019 [4]. LCA dalam penilaian PROPER. Penambahan
Mengikuti pertumbuhan penggunaan mobil kriteria ini diberlakukan setelah revisi Peraturan
listrik, permintaan baterai isi ulang juga Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2014
mengalami peningkatan. Baterai Lithium-ion diundangkan [12]. Dengan demikian, dokumen ini
(LiB) merupakan jenis baterai yang paling banyak dapat membantu penerapan LCA khususnya pada
digunakan. produksi LiB yang direncanakan mulai beroperasi
EV sering kali dipromosikan sebagai pada tahun 2020 [13].
kendaraan ramah lingkungan karena tidak
memiliki buangan (knalpot) emisi, namun METODOLOGI
penelitian telah menunjukkan bahwa selama Makalah ini disusun dalam bentuk
produksi dan penggunaan baterai memberikan pedoman yang ditujukan untuk memberikan
dampak lingkungan lain yang signifikan [5][6]. pemahaman terkait kerangka kerja pelaksanaan
Sekitar 15% dari total beban lingkungan LCA pada LiB. Tidak secara khusus menjawab
kendaraan listrik berasal dari pembuatan, pertanyaan seberapa besar dampak kendaraan
pemeliharaan, dan pembuangan LiB [7]. listrik atau produk baterai terhadap lingkungan.
Telah banyak penelitian tentang analisis Penulis melakukan tinjauan literatur secara
beban lingkungan potensial produksi LiB melalui ekstensif yang mencakup pedoman pelaksanaan
pendeketan Penilaian Daur Hidup (Life Cycle LCA secara umum dan sejumlah besar penelitian
Assessment/LCA) [8]. Metode ini merupakan alat yang telah diterbitkan hingga tahun 2019 tentang
sistematis untuk mengukur beban lingkungan beban lingkungan dari penggunaan LiB. Kami
suatu produk dengan mempertimbangkan semua mencoba menganalisis literatur ini dengan
tahapan siklus hidup produk [9], meliputi mengacu standar yang ditetapkan ISO 14040 dan
produksi material, aliran energi, keluaran limbah turunannya dengan mempertimbangan
dan emisi selama proses pembuatan dan perakitan, karakteristik LiB dan dasar perbandingan yang
produk sekunder, dan proses akhir masa pakainya digunakan oleh peneliti terdahulu.
[10]. Pembahasan dalam tulisan ini dilakukan
Melakukan LCA pada LiB tidaklah mudah. sesuai dengan tahapan LCA (Gambar 1) yang
Banyak pilihan kerangka kerja serta metode telah diadopsi oleh Pemerintah Indonesia, yakni
penilaian, dan hal ini memiliki pengaruh besar SNI ISO 14040; 2016 dan SNI ISO 14044; 2017
terhadap hasil akhir. Selain itu, penelitian sering yang terdiri dari:
mengandalkan data inventaris dari publikasi
sebelumnya, tidak memperhatikan perbedaan a. Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup
lokus, penggunaan peralatan, dan jenis pemakaian
teknologi.
Peneliti melakukan ulasan mendalam
terhadap penelitian LCA pada LiB. Kami
memberikan perhatian besar terhadap penentuan
ruang lingkup, batas-batas sistem, unit fungsi,
kategori dampak, metode penilaian dan
penggunaan asumsi untuk parameter kunci.
Uraian ini hanya akan membahas aspek-aspek
spesifik yang membutuhkan perhatian khusus,
sedangkan prosedur standar dan pelaksanaan LCA
secara teknis tidak akan dibahas lebih rinci.
Pengembangan EV diyakni sebagai upaya
pengurangan GRK dari sektor transportasi, tak Gambar 1. Tahapan LCA [14]
terkecuali bagi Indonesia. Pemerintah telah
menerbitkan Peraturan Presiden tentang Tujuan menyatakan latar belakang atau
Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor alasan pelaksanaan kajian dan maksud penerapan
Listrik (Mobil Listrik) pada bulan Agustus 2019 LCA. Perlu dipertimbangkan kepada siapa hasil
dalam rangka mendorong pembangunan industri kajian akan disajikan dan apakah hasil kajian akan
otomotif jenis EV [11]. Disisi lain, Sekretariat
digunakan sebagai pernyataan komparatif yang Selain keempat tahap diatas, terdapat satu
diumumkan kepada masyarakat atau konsumen. tahapan yang sebenarnya tidak terpisah dari LCA
Penentuan tujuan ini akan terkait dengan ruang yakni pelaporan [16]. Hasil dan kesimpulan LCA
lingkup, pemilihan indikator beban lingkungan, disajikan dalam bentuk laporan yang memadai
dan teknik pengukurannya. bagi pihak yang dituju, dengan menunjukkan data,
metode dan asumsi yang digunakan dalam kajian,
b. Analisis Inventori Data
dan keterbatasannya.
Analisis Inventori Data (Life Cycle
Inventory/LCI) adalah proses pengukuran pada HASIL DAN PEMBAHASAN
setiap unit proses yang meliputi: A. Definisi Tujuan dan Ruang Lingkup
▪ Masukan energi, bahan baku, dan masukan
Penetapan tujuan akan sangat berpengaruh
fisik lainnya; terhadap proses penilaian berikutnya. Sebagai
▪ Hasil produk, produk samping, dan limbah contoh, apabila LCA ditujukan untuk keputusan
▪ Keluaran emisi ke udara, serta buangan ke air industri maka pelaksanaan LCA akan berorientasi
dan tanah. pada peningkatan efisiensi biaya dan deklarasi
Secara sederhana analisis inventori ini produk lingkungan (EPD).
dapat digolongan menjadi dua aliran [15] yakni: Batasan sistem adalah rangkaian kriteria
▪ Aliran produk meliputi keseluruhan produk untuk menetapkan unit proses mana saja yang
yang masuk ke dan keluar dari unit proses menjadi bagian dari sistem produk. Ada empat
dalam sistem yang diteliti. pilihan utama batas sistem yang digunakan
▪ Aliran dasar yakni bahan atau energi yang berdasarkan ISO 14044 dalam studi LCA, namun
masuk ke dalam sistem yang sedang dikaji, dalam penerapannya pada LiB hanya ada dua opsi
yang diambil dari lingkungan tanpa perubahan yang sesuai yakni :
terdahulu oleh manusia; atau bahan atau energi ▪ Cradle to gate: merupakan penentuan
yang keluar dari sistem yang sedang dikaji, dampak lingkungan dari produksi sebuah
yang dilepaskan ke lingkungan tanpa produk, yakni meliputi ekstraksi bahan baku,
perubahan selanjutnya oleh manusia pemprosesan material, produksi, hingga
Pada tahap LCI, semua data yang relevan perakitan baterai.
dikumpulkan memalui prosedur yang ditentukan.
Data yang diperoleh selama tahap LCI adalah ▪ Cradle to grave: adalah penilaian beban
dasar untuk mengevaluasi dampak lingkungan lingkungan yang mencangkup seluruh siklus
untuk tujuan komparatif produk maupun potensi hidup produk, mulai dari ekstraksi bahan
perbaikan berkelanjutan. sepanjang rantai produksi, input output
energi pada semua proses, termasuk
c. Penilain Dampak transportasi dan penggunaan hingga produk
Tahap penilaian dampak daur hidup (Life akhir dalam siklus hidupnya.
Cycle Impact Assessment/LCIA) dimaksudkan
untuk memahami dan mengevaluasi besar dan Unit fungsi yang umum gunakan dalam
keseriusan beban terhadap lingkungan dan mengukur kinerja sistem EV dan LiB adalah
kesehatan manusia potensial dari suatu sistem pengendaraan sepanjang 100 km atau 1 Wh.
produk. LCIA mengelompokkan hasil LCI ke Sebagian besar studi LCA pada LiB secara
dalam kategori dampak dan menyajikan eksplisit berfokus pada dampak produksi yang
perbedaan relatifnya untuk setiap unit proses. menilai baterai pada basis kapasitas penyimpanan
yakni unit fungsi 1 Wh, tidak memperhitungkan
d. Interpretasi pemakaian dan masa pakai baterai. Hal ini dapat
memberikan kesimpulan yang menyesatkan saat
Interpretasi adalah tahap akhir berupa harus membandingkan hasil penilaian LCA
prosedur sistematis untuk melakukan identifikasi, dengan komposisi kimia yang berbeda [8]. Kami
kualifikasi, pengecekan, serta mengevaluasi sangat menyarankan bahwa dalam penilaian LCA
informasi dari hasil LCI dan LCIA pada sistem berikutnya agar menggunakan unit fungsi satuan
dan menjawab tujuan dan cakupan LCA yang jarak yakni km. Karena kumulatif konsumsi
telah ditetapkan untuk memperoleh kesimpulan energi pada perakitan dan pengisian baterai dapat
dan rekomendasi [14]. dihitung menggunakan unit fungsi ini.
Untuk hasil penilaian lebih komprehensif, Kategori dampak utama yang telah diteliti dalam
kami sangat menyarankan praktisi LCA dapat studi LCA kami rangkum dalam Tabel di bawah.
memilih batas sistem cradle to grave karena pada Dalam praktiknya, inventarisasi data untuk
pemakaian dan masa hidup baterai [17] serta daur menghitung masing-masing kategori dampak ini
ulang [18] sangat signifikan terhadap perhitungan dapat memakan waktu. Namun demikian, kami
beban lingkungan. Penentuan masa hidup LiB berpendapat bahwa hanya menampilkan emisi
menggunakan depth of discharge (DoD) sebesar GRK tidak memberikan gambaran lengkap
80%. Ini adalah penyederhanaan yang kuat karena tentang dampak lingkungan dari LiB, sehingga
baterai traksi tidak akan habis sepenuhnya hingga dalam penilaian ini harus dilengkapi dengan
Status Pengisian Daya (state of charge/SOC) variasi kategori dampak yang lebih luas. Kami
minimum yang diizinkan sebesar 20%. menyarankan untuk memasukkan kategori
dampak berikut karena berdasarkan studi literatur,
kategori dimaksud sangat signifikan pada hasil
LCA untuk dikomparasikan atau menyusun
program berkelanjutan, antara lain:
▪ CED (Cumulative Energy Demand)
▪ GWP (Global Warming Potential)
▪ AP (Acidification Potential)
▪ EP (Eutrophication Potential)
▪ ODP (Ozone Depletion Potential)
▪ HTP (Human Toxicity Potential)
▪ ADP (Abiotic Depletion Potential)
Dalam penerapan LCA pada LiB kami Oleh karena itu, transparansi sangatlah penting
menawarkan analasis inventori data dibagi pada tahap penilaian dampak untuk memastikan
menjadi lima unit sistem yang telah tersajikan bahwa asumsi telah diuraikan dan dilaporkan
pada Gambar 2, yakni: secara jelas. Ada beberapa metode LCIA yang
1. Ekstraksi bahan baku yakni kegiatan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan kami
berkaitan dengan perolehan sumber daya sajikan pada tabel berikut:
alam termasuk penambangan bahan tambang Penentuan indikator kategori umumnya
yang tak terbarukan maupun biomassa, serta dibagi menjadi dua yakni:
pengangkutan ke fasilitas pemrosesan. Bahan ▪ Permasalahan lingkungan atau midpoint impact
dimaksud tidak terkecuali anoda, katoda, category yang meliputi perubahan iklim,
separator, casing, dan elektrolit. toksisitas manusia, ekotoksisitas, pengasaman,
2. Pengolahan material yaitu pengolahan eutrofikasi, penggunaan lahan, konsumsi
sumber daya alam meliputi peleburan dan sumber daya, dan lainnya;
reaksi, pemisahan dan pemurnian, serta ▪ Kerusakan atau endpoint impact category yakni
langkah-langkah perubahan lain dalam kesehatan manusia, ekosistem, dan penggunaan
kaitannya untuk persiapan tahap pembuatan sumber daya.
produk; serta pengangkutan bahan olahan
Tabel 2. Metode LCIA pada literatur
tersebut ke fasilitas pembuatan produk.
Metode LCIA Referensi Utama
3. Pembuatan produk meliputi pembuatan
ILCD Midpoint [19][23]
komponen sel baterai dan pengemasan.
ReCiPe Midpoint [24][28][29]
4. Penggunaan produk yakni penggunaan CML [17][27]
baterai selama pemakaian yang umumnya Greet Midpoint [30]
dinyatakan dalam satuan jarak seperti kg EI99 Endpoint [31][7]
material/km, ton CO2-eq/km, dan kilo
Wh/km. Kebanyakan sistem LiB Hasil LCIA untuk setiap kategori dampak
diasumsikan mencapai masa pakai 10 tahun, merupakan penjumlahan dari indikator untuk
namun kami mengajukan batas pemakaian semua aliran pada setiap unit sistem.
bedasarkan nilai DoD 80%. Pengklasifikasian dan normalisasi dapat
5. Akhir masa pakai (End of Life/EoL) meliputi menggunakan faktor karakterisasi yang ada pada
tindakan pemulihan atau penanganan baterai setiap metode LCIA atau sumber lain yang dapat
setelah masa pakai, seperti tindakan recycle dipercaya misal faktor karakterisasi GRK yang
ataupun secondary usage, karena dapat diterbitkan IPCC tahun 2007. Namun demikian,
mengurangi dampak lingkungan yang kami sangat menganjurkan bahwa normalisasi dan
pembobotan disesuaikan dengan kesepakatan
ditimbulkan [17].
stakeholder atau instansi yang terkait.
Seluruh unit sistem ini tidak mengecualikan
Pada tataran praktis, LCIA terbatas
kegiatan antara yang diperlukan seperti membahas isu lingkungan yang berkaitan dengan
pengangkutan antar tahapan. Juga
tujuan dan ruang lingkup yang telah ditetapkan.
mempertimbangan aliran dasar yakni input output
Oleh karena itu, sebenarnya LCIA bukanlah kajian
sumber daya dan energi, serta aliran produk antara
baku yang mencakup semua isu lingkungan yang
lain produk sampingan dan limbah yang
terdapat pada sistem produk. Meskipun demikian
dihasilkan dari setiap unit sistem. Setiap keluar sangat diharapkan LCIA menghasilkan klasifikasi
juga dapat mempertimbangkan tindakan recycle
dampak sebagaimana kami usulkan sebelumnya
dan secondary usage jika ada, seperti pada unit
yakni konsumsi energi, dampak terhadap
sistem EoL, namun jika tidak ada maka dapat
kesehatan manusia, dan lima beban lingkungan.
diabaikan dan menjadi pertimbangan dan
rekomendasi saat pelaporan.
D. Interpretasi
C. Penilaian Dampak Daur Hidup (LCIA) Interpretasi difokuskan pada titik yang
menyebabkan terjadinya dampak paling besar
Pada tahap LCIA, isu mengenai pilihan,
dan/atau penting dari hasil kajian LCA.
pemodelan dan evalusi kategori dampak
lingkungan dapat menghadirkan subjektivitas.
Interpretasi diperoleh dari analisis inventori dan Peloporan bukanlah tahapan dalam
LCIA yang dipertimbangkan secara bersamaan. pelaksanaan LCA namun hal ini akan membantu
Dalam setiap unit sistem LiB akan stakeholder dan instansi yang dituju untuk
memberikan dampak signifikan pada satu kategori memahami lebih mudah maksud penelitian dan
disisi lain justru hampir tidak menimbulkan hasil yang dicapai. Selain menjabarkan keempat
dampak pada kategori lain. Sehingga dapat tahapan di atas, pelaporan sebaiknya berisi
menarik kesimpulan dan membuat rekomendasi program dan rencana kerja perbaikan
untuk pihak yang dituju oleh kajian LCA. berkelanjutan, yang setidaknya mencakup upaya:
Hasil interpretasi pada setiap unit sistem 1. Efisiensi sumber daya dan energi;
LiB dari peneliti terdahulu mengindikasikan 2. Peluang recycle dan secondary usage baik
bahwa dampak lingkungan terbesar dari setiap pada LiB, produk tambahan/turunan, maupun
unit sistem kami sajikan dalam tabel berikut: limbah yang dihasilkan
3. Pengurangan pencemaran udara, air, dan
Tabel 3. Hasil interpretasi kategori dampak signifikan
pada unit sistem LiB [22]
tanah;
Kategori Dampak Unit Sistem
GWP (Global Warming Penggunaan KESIMPULAN DAN SARAN
Potential) Produk Kesimpulan
Penelitian LCA LiB setidaknya telah
CED (Cumulative Energy Penggunaan
dilakukan sejak tahun 2000 dengan berbagai
Demand) Produk
metode LCIA, asumsi, dan ketidakpastian. Pada
AP (Acidification Potential) Penggunaan
kenyataannya, perbedaan ini berdampak pada
Produk
hasil penilaian. Tujuan dan ruang lingkup yang
ADP (Abiotic Depletion Penggunaan
lebih komprehensif adalah mengidentifikasi
Potential) Produk
beban lingkungan dari seluruh unit sistem dalam
EP (Eutrophication Penggunaan skema cradle to grave. Menurut kami, terdapat
Potential) Produk lima unit sistem dan tujuh kategori dampak yang
ODP (Ozone Depletion Ekstraksi menjadi bagian penilaian dalam analisis inventori
Potential) material dan penilaian dampak LiB. Perbedaan interpretasi
HTP (Human Toxicity Penggunaan merupakan hal yang wajar dengan dukungan
Potential) Produk tranparansi terkait pilihan nilai, asumsi, dan
keterbatasan dari metodologi dan kualitas data.
Kami tidak melakukan perbandingan Hasil akhir yang diharapkan dari LCA LiB ini
terhadap beberapa hasil penelitian karena bukan adalah upaya efisiensi dan peluang perbaikan
hal itu yang menjadi tujuan makalah ini. Tabel 3 lingkungan dan kesehatan manusia.
diatas menunjukan bahwa unit sistem LiB pada
Penggunaan Produk memiliki dampak paling Saran
besar terhadap enam kategori dampak. Sedangkan Kami memberikan saran terutama pada
Ekstrasi Material berdampak paling signinifikan stakeholder dan instansi yang menggunakan hasil
pada kategori ODP. laporan LCA LiB, agar dapat menyediakan standar
Hasil interpretasi ini dapat berbeda antara penerapan LCA. Pada kasus di Indonesia yang
satu penelitan dengan penelitian lainnya. Semua mana LCA akan menjadi kriteria baru dalam
kembali pada kualitas data termasuk asumsi dan penilaian PROPER dan mengingat rencana
keterbatasan, serta prosedur dan sumber yang indutrial baterai EV maka perlu peraturan atau
digunakan. standarisasi turunan yang menyediakan pedoman
Yang perlu diperhatikan selama melakukan kerangka kerja LCA LiB.
interpretasi LCA LiB adalah kelengkapan dan
konsistensi yang merefleksikan hasil evaluasi, DAFTAR PUSTAKA
menjelaskan keterbatasan, analisis sensitivitas, [1] U. S. E. I. Administration, “Energy
menghasilkan kesimpulan dan memberikan Information Administration,” Choice Rev.
rekomendasi yang sejalan dengan tujuan LCA. Online, vol. 44, no. 07, pp. 44-3624-44–
3624, 2007.
E. Pelaporan [2] B. Bednar-Friedl et al., “Transport,”
Springer Clim., pp. 279–300, 2015.
ABSTRAK
Kendaraan listrik diperkirakan akan berkembang pesat di masa mendatang, yang juga diikuti dengan
berkembangnya stasiun pengisian baterai kendaraan listrik umum (SPKLU). Untuk membangun SPKLU, diperlukan
industri pembuat komponennya. Kesiapan industry perlu dukungan kesiapan teknologinya. Makalah ini melakukan
analisis mengenai kesiapan teknologi dalam mengembangkan komponen SPKLU. Dari berbagai komponen SPKLU
yang hampir semuanya impor, terdapat dua komponen yang sedang dikembangkan. Makalah ini membahas analisis
tingkat kesiapan teknologi (TKT) dua komponen dalam pengembangan SPKLU, yaitu integrasi system dan Charging
Station Management System (CSMS). Metode analisis TKT menggunakan Tekno-Meter V2.5. Hasil analisis
menunjukkan bahwa level TKT untuk integrasi sistem adalah di level TKT 4 prototype sudah uji fungsi sementara
untuk CSMS adalah di level 4, masih dalam tahap pengembangan fungsi akurasi dan kinerja kontrol. Hasil tersebut
menujukkan bahwa untuk menyiapkan komponen SPKLU yang layak secara teknologi, maka perlu intensitas
pengembangan di laboratorium, kerjasama intenstif dengan industri dan dukungan kebijakan untuk mempercepat
penguasaan teknologi komponen.
Kata Kunci: stasiun pengisian baterai, tingkat kesiapan teknologi, integrase komponen, system manajemen stasiun
ABSTRACT
Electric vehicles are expected to develop rapidly in the future, which is also followed by the development of
public electric vehicle battery charging stations (SPKLU). To build an SPKLU, an industry that makes components
is needed. Industrial readiness needs support for technological readiness. This paper analyzes the readiness of
technology in developing SPKLU components. Of the various SPKLU components that are almost entirely imported,
there are two components that are being developed. This paper discusses the analysis of the technological readiness
level (TRL) of two components in the development of the SPKLU, namely system integration and the Charging Station
Management System (CSMS The TRL analysis method uses the Tekno-Meter V2.5. The analysis results show that the
TRL level for system integration is at level 4 the prototype has been tested for function while for CSMS it is at level
4, it is still in the development stage of the accuracy and control performance functions. These results show that in
order to prepare SPKLU components that are technologically feasible, it is necessary to develop intensity in the
laboratory, intensive collaboration with industry and policy support to accelerate the mastery of component
technology.
Keywords: battery charging station, technology readiness level, component integration, station management system
bervariasi sesuai jarak tempuhnya. Sebagai Menyiapkan industry di dalam negeri yang
contoh BMW i3 memiliki baterai dengan mampu membuat komponen SPKLU
kapasitas 43 kWh dengan jarak tempuh sejauh memerlukan upaya yang besar. Sudah banyak
345 km. Atau Tesla 3 dengan kapasitas bateri 75 perusahaan yang akan memproduksi kendaraan
kWh dan mampu mencapai jarak 496 km. (mobil) listrik, terutama perusahaan principal
Sementara Mitsubishi MEV dengan kapasitas kendaraan yang telah ada di Indonesia. Tetapi
bateri 16 kWh dan mampu mencapai jarak 85 km untuk memproduksi SPKLU, relative belum
[3]. Pasokan daya untuk baterei dengan kapasitas tersedia secara memadai. PT. PLN yang telah
di atas 40 kW tersebut sulit untuk dipasok oleh membangun SPKLU di Indonesia
daya listrik di rumah tangga yang memiliki daya menyiapkankannya dengan impor secara utuh
terbatas. Oleh karena itu, keberadaan SPKLU melalui rekanan yang telah ditentukan. Salah satu
yang mampu mneyediakan pasokan daya yang perusahaan yang memiliki kemampuan untuk
memadai sangat penting dalam menunjang menyiapkan integrasi SPKLU dan komponen-
kendaraan listrik. komponennya adalah PT. LEN. PT. LEN
Kapasitas daya yang disediakan oleh bersama dengan BPPT sejak tahun 2018 telah
SPKLU antara 22 kW sampai 150 kW [4]. membangun SPKLU dan diinstal di beberapa
Pasokan daya SPKLU di Indonesia disediakan tempat, yatu di Jakarta, Tangerang Selatan dan
oleh PT. PLN. Keeradaan SPKLU telah Bandung [7].
disiapkan oleh PT. PLN sejak tahun 2016 untuk Sebagai fasilitas pengisian ulang
memasok kendaraan listrik dan kendaraan (charging), SPKLU paling sedikit terdiri dari
hybrid. Jumlah SPKLU di Indonesia untuk komponen: peralatan catu daya listrik; sistem
melayani Taxi Blue Bird yang disiapkan PT PLN kontrol arus, tegangan, dan komunikasi; serta
sampai akhir tahun 2019 berjumlah 19 buah sistem proteksi dan keamanan (Perpres Nomor 55
dengan kapasitas 40 kW dengan menambah daya Tahun 2019 Pasal 22). Memproduksi komponen-
menjadi 1,3 GW [5]. Jumlah ini akan terus komponen tersebut dapat dilakukan dengan
meningkat sesuai dengan meningkatnya jumlah lisensi dari perusahaan lain (di luar negeri) atau
kendaraan listrik. Pada tahun 2025 diperkirakan melakukan kegiatan pengembangan sendiri.
akan terbangun sebanyak 7.146 buah SPKLU [6]. Dalam jangka panjang seharusnya melakukan
Secara umum ada dua skema dalam pengembangan teknologi sendiri untuk
membangun SPKLU, yaitu: (1) mengimpor komponen dan integrasinya adalah pilihan yang
secara utuh SPKLU dari negara lain dan (2) tepat. Tetapi dengan kondisi infrastruktur riset
memproduksi sendiri (di dalam negeri) dan produksi yang ada, hal tersebut sulit untuk
komponen-komponen SPKLU dan dilakukan. Oleh karena itu, lisensi dan kemudian
mengintegrasikannya. Pilihan pertama lebih secara bertahan melakukan modifikasi,
sederhana, karena tinggal menggunakan standar merupakan pilihan yang rasional.
SPKLU yang sesuai dengan kebutuhan Kegiatan modifikasi komponen dan
kendaraan listrik yang digunakan di Indonesia. kemudian mengintegrasikannya menjadi SPKLU
Tetapi pilihan ini tidak mendorong tumbuhnya yang lengkap memerlukan dukungan kegiatan
industry di dalam negeri. Dan itu tidak sejalan penelitian, pengembangan, pengkajian dan
dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 penerapan (litbangjirap). Kegiatan litbangjirap
Tahun 2019 tentang Percepatan Program dalam pengembangan komponen dan integrasi
Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai SPKLU telah dilakukan oleh BPPT bekerjasama
(Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi dengan PT. LEN [7]. Untuk menilai kesiapan
Jalan. Dalam Perpres tersebut dijelaskan bahwa teknologi komponen dan integrasinya maka perlu
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan dilakukan pengukuran. Pengukuran kesiapan
perusahaan industri dapat bersinergi untuk teknologi dilakukan dengan menggunakan
melakukan penelitian, pengembangan, dan tingkat kesiapan teknologi (TKT) atau
inovasi teknologi industri KBL (Kendaraan technology readiness level (TRL). Makalah ini
Bermotor Listrik) Berbasis Baterai yang memaparkan mengenai kesiapan teknologi dari
dilaksanakan untuk mendukung yang salah komponen penyusun dan integrase dalam
satunya adalah pengembangan SPKLU yang membangun SPKLU di Indonesia.
efisien (Pasal 7). Oleh karena itu, pilihan kedua
memproduksi berbagai komponen SPKLU METODOLOGI
menjadi keharusan.
Tingkat Kesiapan atau Kesiapterapan teknologi secara umum (generik) untuk produk-
Teknologi (TKT) atau Technology Readiness produk teknologi perangkat keras (hard
Level (TRL) merupakan metode untuk engineering). Dalam perkembangan selanjutnya,
memperkirakan kematangan teknologi dari banyak produk-produk teknologi hasil
elemen teknologi kritis suatu progam [8]. TKT litbangjirap yang memerlukan penyesuaian
adalah tingkat kondisi kematangan atau pengukuruan secara khusus untuk masing-
kesiapterapan suatu hasil Penelitian (research) masing bidang teknologi. Oleh karena itu,
dan pengembangan teknologi tertentu yang kemudian dikembangkan pengukuran TKT untuk
diukur secara sistematis dengan tujuan untuk bidang pertanian-perikanan-peternakan,
dapat diadopsi oleh pengguna, baik oleh perangkat lunak (software), farmasi, vaksin, alat
pemerintah, industri maupun masyarakat [9]. kesehatan, sosial-ekonomi-humaniora-
TKT sebagai metode kajian dikembangkan oleh pemdidikan, seni serta kebijakan [18].
NASA (National Aeronautics and Kesiapan teknologi dalam TKT dibagi
Space Administration – Amerika Serikat) sejak dalam sembilan tingkatan (level), yaitu level 1
tahun 1974 sebagai bagian dari Technology sampai level 9 [8,10,11,16]. Setiap level
Readiness Assessment (TRA) [8] dan digunakan mencerminkan mengenai tahap yang sudah
di berbagai bidang di berbagai negara [10, 11, 12, dicapai dalam pengembangan teknologi. Level 1
13, 14]. Di Indonesia, metode ini mulai (TKT 1) adalah tingkatan terendah dalam TKT.
dikembangkan oleh BPPT tahun 2005 [15] untuk TKT 1 menunjukkan bahwa berdasarkan literatur
melakukan evaluasi terhadap program-program dan pengetahuan peneliti yang akan
di BPPT. mengembangkan produk, bahwa prinsip-prinsip
BPPT bekerjasama dengan Kementerian dasar teknologi yang akan mereka kembangkan
Riset dan Teknologi menyiapkan perangkat sudah dilakukan penelitian sebelumnya. Jadi
pengukur TKT off-line yang dinamai TRL-Meter produk teknologi yang akan dikembangkan
BPPT-Ristek v.1.0 tahun 2006. Perangkat memiliki basis dasar keilmuan yang kuat.
tersebut kemudian pada tahun 2012 oleh BPPT Sementara itu TKT level 9 (TKT 9 - tertinggi)
disempurnakan dan dinamakan Tekno-Meter. menunjukkan bahwa produk teknologi yang
Perangkat yang masih berbentuk off-line ini, dikembangkan sudah dalam bentuk produk nyata
disertai dengan Buku Panduan Pengukuran (skala 1 :1) yang sudah diuji berkali-kali di
Tingkat Kesiapan Teknologi: Tekno-Meter [16]. lingkungan sebenarnya dan terbukti berhasil
Perangkat ini banyak diadopsi dan digunakan beroperasi dengan hasil yang memuaskan, tanpa
oleh banyak lembaga litbangjirap dan perguruan ada perubahan desain lain, serta sudah
tinggi untuk mengukur produk teknologi hasil mempertimbangkan analisis pasar, keuangan,
kegiatan mereka, terutama produk-produk yang manufaktur dan siap untuk diproduksi. Secara
didanai dari pemerintah (DIPA) dan insentif sederhana level TKT digambarkan sebagai
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan berikut.
Tinggi (Kemenristekdikti). Untuk mendukung
hal tersebut, Kemenristekdikti kemudian Tabel 1. Tingkatan/level dalam TKT
menyiapkan perangkat Tekno-Meter dalam Level Penjelasan
TKT
bentuk on-line dengan nama TKT-Online yang
9 Teknologi benar-benar teruji / terbukti melalui
ditautkan ke website Kemenristekdikti, yang keberhasilan pengoperasian
disertai dengan pedomannya [17]. Selain itu, 8 Telah melalui pengujian dan demonstrasi dalam
Kemenristekdikti juga membuat payung hukum aplikasi sebenarnya dan memenuhi syarat
dalam pngukuran TKT ini melalui Peraturan (qualified)
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 7 Demonstrasi prototype sistem dalam
lingkungan/aplikasi sebenarnya
Nomor 42 tahun 2016 tentang Pengukuran dan 6 Prototipe telah diuji dalam lingkungan
Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi. sebenarnya
Payung hokum ini lebih diperkuat lagi dengan 5 Model atau Prototipe telah diuji dalam
dicantumkannya dalam Undang-undang (UU) lingkungan yang relevan
Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional 4 Komponen teknologi telah divalidasi dalam
lingkungan yang relevan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama Pasal 3 Konsep dan karakteristik penting dari suatu
26. teknologi telah dibuktikan secara analitis dan
Perangkat pengukuran TKT pada awalnya eksperimental
digunakan untuk mengukur kesiapan produk
2 Konsep teknologi dan aplikasinya telah di 5. Temperature control, fan, pilot lamp, push
formulasikan
1 Prinsip dasar dari suatu teknologi telah diteliti
button,
Sumber: NASA, 2016; GAO, 2016; BPPT, 2012; 6. Data communication module,
DoE, 2010 7. Billing & monitoring system,
8. Protection system,
Dalam melakukan pengukuran TKT suatu 9. Enclosure,
produk teknologi, maka setiap level dirinci
10. Integration.
dengan berbagai kondisi yang harus dipenuhi.
Sebagai contoh untuk TKT 1 (Prinsip dasar dari
suatu teknologi telah diteliti), maka ada tiga Hampir sebagian besar komponen tersebut
kondisi yang harus dipenuhi, yaitu: masih diimpor. Sampai saat ini yang baru
1. Asumsi dan hukum dasar (misal hukum dikembangkan adalah teknologi integrasi
(integration) komponen dalam SPKLU dan
dalam fisika/kimia) yang akan digunakan
komunikasi data dan informasi antara SPKLU
pada teknologi (baru) telah ditentukan dan dengan sistem lain (charging station
sudah dipahami. management system – CSMS). CSMS juga
2. Studi literatur (teori/empiris-penelitian merupakan teknologi yang sekarang sedang
terdahulu) tentang prinsip dasar teknologi dikembangkan di Indonesia. Oleh karena itu,
yang makalah ini hanya akan mengulas mengenai
akan dikembangkan sudah tersedia. kesiapan teknologi untuk produk: (1) integrasi
SPKLU dan (2) CSMS. Produk-produk tersebut
3. Formulasi hipotesis penelitian (bila ada)
dikembangkan oleh BPPT bekerjasama dengan
sudah ditentukan. PT. LEN.
Basis dalam melakukan pengukuran
kesiapan teknologi menggunakan TKT adalah Integrasi SPKLU
capaian hasil (evidence). Bukti tersebut Integrasi SPKLU terdiri dari sub-
ditunjukan dalam bentuk produknya (prototipe, komponen hardware dan software. Tahun 2020,
pilot plant, pilot project), hasil pengujian, desain, BPPT menginisiasi membuat fast charging
gambar, foto, video, formulasi dan berbagai bukti station kendaraan listrik roda 2 dan 4 dengan
lainnya. Jadi setiap kondisi di setiap tingkatan mengoptimalkan pemanfaatan komponen lokal
harus ditunjukkan dengan bukti yang relevan. yang akan merujuk pada standar baik
Sebagai contoh, kondisi 1 pada TKT 1, maka internasional maupun nasional, diantaranya SAE
kondisi ini dinyatakan tercapai apabila peneliti J1772 tentang tingkat pengisian kendaraan listrik
(pengembang teknologi) mampu menunjukkan dan SNI 0225:2011 tentang peralatan sistem
bukti referensi mengenai hukum-hukum dasar pengisian tenaga listrik. Fast charging yang akan
(kimia dan fisika) yang digunakan untuk dikembangkan dilengkapi dengan konektor yang
menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan akan terhubung ke soket pengisian mobil listrik,
mampu diwujudkan dalam bentuk produk. tombol untuk memulai atau menghentikan
operasi pengisian, serta, pembayaran elektronik,
HASIL DAN PEMBAHASAN sistem akses yang dikendalikan kartu, dan
Sesuai dengan Perpres Nomor 55 Tahun lainnya. Faktor keselamatan juga dimasukkan ke
2019, maka sebagai fasilitas pengisian ulang dalam pembuatan fast charging station,
(charging), SPKLU paling sedikit terdiri dari diantaranya ground fault detector dan pengaturan
komponen: peralatan catu daya listrik; sistem pin konektor dan komunikasi. Target output
kontrol arus, tegangan, dan komunikasi; serta berupa Prototipe Fast Charging Station 50kW
sistem proteksi dan keamanan (Pasal 22). Secara untuk KBL roda 4 dan roda 2 dengan TKDN
rinci komponen-komponen tersebut terdiri dari hingga 20%.
[7]: Penilaian TRL dilakukan terhadap
1. AC-DC converter (khusus untuk stasiun prototipe yang sudah dibuat dengan proses
DC charging), integrasi modular (komponen atau part).
2. Plug in, Spesifikasi Prototipe Charging Station jenis AC
3. Main controller, 3 fase dengan kapasitas 22 kW; arus 32 Ampere,
dilengkapi dengan komunikasi OCPP. CS
4. Display,
didesain dengan mengintegrasikan sistem yang
sudah ada dengan mengacu pada standar IEC Desember 2018. Hingga saat ini telah
61851-1. CS didesain menggunakan mode 3 dimanfaatkan dan dapat melayani kendaraan
dengan suplai yang terhubung secara permanen bermotor listrik (KBL) yang ada di Jakarta. Pada
dengan sumber AC, menggunakan kabel dan 2019, telah dimulai kegiatan rekayasa terbalik
plug, fungsi kontrol pilot, dan sistem proteksi (reverse engineering) terhadap fast charging
antara CS dan KBL. Sistem proteksi terdiri dari station (fast CS) KBL dengan memasukkan unsur
residual current device sebagai proteksi dari arus TKDN yang menggandeng perusahaan lokal
bocor, current sensor untuk mendeteksi arus untuk mewujudkan penguasaan teknologi dan
bocor, proteksi overcurrent dan overvoltage serta mempercepat kandungan TKDN.
relay proteksi. Sistem kontrol mengatur
komunikasi dan kontrol semua perangkat yang
ada di dalam CS sehingga transfer daya
beroperasi dengan aman dan handal. CS
dilengkapi dengan user interface melalui RFID
dan HMI untuk komunikasi pengguna dan CS.
Selain itu, juga komunikasi CS dengan CSMS
melalui modul OCPP sehingga CS bisa dimonitor
dan dikontrol dari sistem pusat.
Gambar 1. AC Charger Block Diagram
Prototipenya sudah selesai dibuat dengan
perakitan modul atau elemen teknologinya
CSMS
menjadi peralatan sistem charging AC dalam
Charging Station Management System
sebuah rangka (casing). Sampai saat ini sudah
(CSMS) merupakan sistem manajemen untuk
dilakukan pengujian fungsi atau comissioning.
mendukung pengoperasian SPKLU. Ada empat
Uji fungsi proses charger atau terjadinya
hal penting dalam kegiatan CSMS yaitu: optimasi
pengaliran daya dari unit fast charging telah
sistem back-end, optimasi sistem front end,
dilakukan dengan memberikan beban dummy
pengembangan open change point protocol dan
(dummy load). Pengujian fungsi sistem proteksi
pola penempatan charging station. Output
terdiri dari residual current device sebagai
kegiatan CSMC 2020, terdiri dari; Komunikasi
proteksi dari arus bocor, current sensor untuk
ke Electric Vehicle Charger via OCPP, User
mendeteksi arus bocor, proteksi overcurrent dan
management, Tarif management, membuat
overvoltage serta relay proteksi menunjukan
aplikasi android untuk pengguna user Electric
bahwa sistem proteksi pada prototipe dapat
Vehicle bisa dilihat pada gambar 2.
berfungsi. Pengujian lanjutan adalah terhadap
sistem kontrol mengatur komunikasi dan kontrol
semua perangkat yang ada di dalam CS sehingga
transfer daya beroperasi dengan aman dan
handal.
Berdasarkan kondisi dan pengujian
prototipe, hasil analisis TKT produk integrasi AC
Charging Station 22 kW menunjukkan bahwa
capaian TKT 4. Pengujian lanjutan terhadap
kinerja fungsi akan dilakukan terhadap proses
charging KBL uji, untuk mendapatkan respon
sistem terhadap berbagai perubahan kondisi dan
parameter yang berpengaruh terhadap kinerja
charging station. Sebelumnya sejak 2018 BPPT
telah menginisiasi pengembangan fast charging
station atau stasiun pengisian kendaraan listrik
umum (SPKLU) dalam rangka menyongsong era
kendaraan listrik, yang sejalan dengan semangat
Perpres No 55 tahun 2019 tentang Kendaraan
Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk
Transportasi Jalan. Di 2018 BPPT telah
membangun 2 unit SPKLU dan diresmikan
Jawaban:
1. Penilaian TKT menggunakan perangkat
yang telah dikembangkan sendiri yaitu
Teknometer dengan mengadopsi
kriteria-kriteria yang awalnya
dikembangkan oleh NASA. Tekno Meter ini
sdh diterapkan oleh kemeterian
Ristek/BRIN dalam menyeleksi peneimaan
dana penelitian. Peringkat dalam TKT
tergantung pencapaian yang telah
dikembangkan oleh peneliti yang
melakukan pengembangan dibuktikan
dengan hasil pengujian sebagai bukti
capaian (evidence).
2. Kriteria 4 merupakan tahapan pengujian
komponen sedangkan untuk TKT 5 sudah
dalam bentuk Model/Prototype yang telah
diuji di lingkungan relevan misalnya dalam
Laboratorium. Untuk kriteria TRL 7
teknologi/produk telah dilakukan uji
lapangan atau lingkungan sebenarnya dan
telah layak ekonomi, sedagkan untuk TKT 8
teknologi yang dihasilkan sudah handal dan
makin efisien dalam proses produksinya.
ABSTRAK
Pada makalah ini, didesain kontroler Fuzzy-PID untuk meningkatkan performa pembangkit listrik tenaga surya
mikro dengan kapasitas 3500 WP. Kontroler Fuzzy-PID dikombinasikan dengan metode pencarian titik maksimum
P&O yang telah lazim digunakan. Fuzzy-PID digunakan sebagai pengatur tegangan searah sebagai masukan untuk
MPPT. Performa kontroler akan dibandingkan dengan P&O tanpa penambahan fuzzy-PID. Aturan fuzzy terdiri dari
25 aturan dengan 5 fungsi keanggotaan berbentuk segitiga. Simulasi dilakukan untuk perubahan nilai intensitas
iradiasi matahari dari 1000 W/m2, 250 W/m2 dan 750 W/m2 dengan suhu konstan, T =25oC. Hasil simulasi
menunjukkan bahwa dengan penambahan kontroler fuzzy-PID dapat menaikkan respon pembangkitan daya
photovoltaic dari 1750 Watt jika digunakan metode P&O, menjadi 2600 Watt.
ABSTRACT
In this paper, fuzzy-PID controller to improve 3500 WP photovoltaic micro-grid performance is designed.
Fuzzy-PID controller was combined with P&O Maximum Power Point Tracker (MPPT) which has been generally
used. Fuzzy-PID controller as DC Voltage regulator of MPPT input. Controller performance is going to compare
with P&O without Fuzzy-PID insertion. Fuzzy rule base consists of 25 rules with 5 triangular membership function.
Simulation is conducted by vary of sun irradiation from 1000 W/m 2 change to 250 W/m2 and finally at 750 W/m2 ,
with constant temperature T=25oC. Simulation shows that fuzzy-PID controller is able to improve power response
of 3500 WP micro-grid photovoltaic generator from 1750 Watt if P&O was used to become 2600 Watt.
yang baik untuk tracking secara tepat namun Delta Error (DE) dibuat dengan lima fungsi
kecepatan tracking lambat, sedangkan mode keanggotaan berbentuk triangular dan dua puluh
indirect cepat mengatasi perubahan atmosfer lima aturan seperti ditunjukkan Tabel 1, dengan
namun tracking pada titik maximum tidak begitu NB: Negative Big, NS: Negative Small, ZE: Zero,
tepat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa FLC PS: Positive Small dan PB: Positive Big.
mampu mempercepat tracking sebesar 0,1% Untuk mengembalikan nilai linguistik
dibanding P&O dan INC pada mode direct. menjadi numerik, dari aturan Fuzzy dilakukan
Penggunaan FLC memerlukan memori yang besar proses defuzzifikasi dengan metode COA (Center
dan kompleksitas yang tinggi sehingga mahal of Area) dengan perumusan:
dalam implementasi. Lazarov, dkk mencoba
menyederhanakannya dengan menggunakan look ∑nj=1 μ(Aj) − Aj
up table [9]. Dilakukan simulasi dan eksperimen COA = (4)
∑nj=1 Aj
untuk single phase 270WP. Hasil menunjukkan
bahwa penggunaan look up table pada saat
Dengan µ: porsi keanggotaan dalam suatu fungsi
eksperimen mampu menyamai hasil simulasi.
kenggotaan A.
Pada paper ini didesain kontroler Fuzzy
yang dikombinasikan dengan PID (Proportional,
Integral Derivative) Fuzzy-PID untuk
meningkatkan perfoma pembangkit photovoltaic
on-grid 3500 WP. Fuzzy-PID pernah dicoba
secara simulasi untuk meningkatkan performa
pembangkit photovoltaic off-grid [10]. Hasil
menunjukkan bahwa kontroller dapat melakukan
tracking posisi MPP dengan cepat dan dapat
mengurangi amplitudo osilasi tegangan saat
steady state.
NS PS PS NS NS NS
(DE)
KESIMPULAN DAN SARAN [4] Lee, J.-G.; Ko, J.-S.; Jeong, D.-E.; Jeong, H.-
Kesimpulan G.; Kim, D.-K.; Chung, D.-H. "High
Untuk memperbaiki efisiensi output performance MPPT control of photovoltaic
pembangkit photovoltaic, diusulkan metode using VSSIC method", Proceedings of the
tracking titik maksimum menggunakan Fuzzy- 2012 IEEE Vehicle Power and Propulsion
PID, yang merupakan penggabungan kontroler Conference (VPPC), Seoul, 2012, pp. 1371–
cerdas Fuzzy dan kontroler Proportional -
1374.
Differential - Integral. Dengan lima fungsi
keanggotaan triangular Fuzzy, dan nilai konstanta [5] Shazly A. Mohammed and Montaser Abd El
PID, KP = 12, KI = 200 dan KD = 0,1 pencarian Sattar, "A Comparative Study of P&O and
titik maksimum dengan Fuzzy-PID mampu INC Maximum Power Point Tracking
menggenerasi tegangan DC sebesar 434 Volt Techniques for Grid-Connected PV
sedangakan P&O hanya mampu menggenerasi Systems", SN Applied Science, vol.174, no.1
tegangan DC sebesar 275 Volt untuk sistem , pp.1-13, 2019.
pembangkit 3500 WP dengan empat belas panel [6] Karima Amara, Arezki Fekik, D. Hocine,
surya @250WP yang disusun secara seri. Mohamed Lamine Hamida, El-Bay
Bourennane, Toufik Bakir, Ali Malek,
Saran "Improvemnt Performance of a PV Solar
Pada saat tidak terjadi perubahan nilai Panel With Adaptive Neuro Fuzzy Inference
iradiasi 750 Watt/m2, masih terjadi ripple disekitar System ANFIS Based MPPT", 7th
tegangan DC 430 Volt. Perlu ditambahkan aturan
Internatinal Converence on Renewable
Fuzzy agar respon tegangan DC lebih smooth,
namun demikian penambahan aturan Fuzzy akan Energy Research and Application, Paris,
memerlukan memori hardware sistem minimum 2018, pp. 1098-1101.
saat implementasi. [7] Narediran S, Sarat Kumar Sahoo, Raja Das,
Selanjutnya desain kontroler yang telah Aswin Kumar Sahoo, "Fuzzy Logic
didapat akan diujicobakan pada plant pembangkit Controller Based Maximum Power Point
photovoltaic micro-grid 3500 WP yang telah Tracking for PV System, 3rd International
terpasang di rooftop gedung penelitian Baristand Conference on Electrical Energy Systems,
Industri Surabaya. Chennai, 2016, pp.29-34.
[8] Ekrem Kandemir, Selim Borekci, Numan
DAFTAR PUSTAKA Sabit Cetin, "Conventional and Soft -
[1] Deny Suryana dan M. Marhaendra Ali, Computing Based MPPT Methods
"Pengaruh Temperatur/Suhu Terhadap Comparisons in Direct and Indirect Modes
Tegangan Yang Dihasilkan Panel Surya Jenis for Single Stage PV Systems", Elektronika ir
Monokristalin (Studi Kasus: Baristand Elektrotechnika, vol. 24, no.4, pp. 45-52,
Industri Surabaya)", JTPII (Jurnal Teknologi 2018.
Proses dan Inovasi Industri), vol.2, no.1, pp. [9] Vladimir Lazarov, Zahari Zarkov, Ludmil
49-52, 2016. Stoyanov, Hristiyan Kanchev, Bruno
[2] Angga Juliat Adi Saputra, Bayu Erfianto, Francois, "Grid Connected PV System With
Mas'ud Adhi Saputra, Sidik Prabowo, MPPT Control", Proceeding of The
Novian Anggis Swastika, "Implementasi Technical University - Sofia , pp. 357-366,
Fuzzy Logic Control Pada Pelacakan Panel 2013.
Surya", Jurnal Teknologi Bahan dan Barang [10] Wang Yanlong, Yang Xuhong, Li Haoran,
Teknik, vol.9, no.1,pp. 25-32, 2019. "The Application of Fuzzy-PID Control in
[3] D.P Hohm and M.E. Ropp, “Comparative PV Generation of DC-DC Converter",
Study of Maximum Power Point Tracking International Conference on Intelligent
Algorithm ”, Progress on Photovolataics: System Research and Mechatronics
Research and Applications., Vol 11, pp. 47- Engineering, pp. 1183-1187, 2015.
62, 2002.
ABSTRAK
Gedung perkantoran adalah salah satu pengguna energi yang cukup besar, terutama dikota-kota besar. Efisiensi
dalam sebuah gedung, selain dengan mengubah perilaku penggunanya dsalah satunya dengan menerapkan teknologi
efisiensi energi. Sistem Pemantauan Energi Pintar (SEMS) dikembangkan untuk memantau penggunaan energi secara
real-time dan pelaporan konsumsi energi di suatu bangunan gedung. SEMS terdiri komponen-komponen dalam sistem
monitoring yang terdiri dari power meter dan sensor-sensor terhubung dalam sebuah jaringan internet kemudian
dikirim melalui kabel ethernet ke sistem data akuisisi kemudian disimpan dan diproses di dalam server. Aplikasi
monitoring berbasis web yang dipasang pada server tersebut bertugas mengolah dan menampilkan data. SEMS
bertujuan unntuk meningkatkan efisiensi energy pada gedung pemerintahan dan gedung komersial, Gap Analysis
(target, historical data), dan acuan dalam penetapan kebijakan energi. Sebagai informasi, konsumsi energi pada
Gedung B.J. Habibie Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) terdiri dari 60% AC, 10% pencahayaan,
dan 20% peralatan lain. Pengembangan SEMS kedepannya menghubungkan peralatan elektronik pintar yang dapat
menjadi pengendali tunggal terpusat untuk manajemen energi gedung secara otomatis mengendalikan tingkat efisiensi
di gedung dengan memanfaatkan kecerdasan artifisial.
ABSTRACT
Office buildings are a large energy user, especially in big cities. Efficiency in a building, apart from changing
user behavior, one of them is by applying energy efficiency technology. The Smart Energy Monitoring System (SEMS)
was developed to monitor real-time energy usage and report energy consumption in a building. SEMS consists of
components in a monitoring system consisting of a power meter and sensors connected to an internet network then
sent via an ethernet cable to the data acquisition system, then stored and processed on the server. The web-based
monitoring application installed on the server is responsible for processing and displaying data. SEMS aims to
increase energy efficiency in government buildings and commercial buildings, Gap Analysis (targets, historical data),
and references in setting energy policies. For information, energy consumption in the B.J. Building Habibie Agency
for the Assessment and Application of Technology (BPPT) consists of 60% air conditioning, 10% lighting, and 20%
other equipment. The future development of SEMS will connect smart electronic equipment that can be a single
centralized controller for building energy management, automatically controlling the level of efficiency in the building
by utilizing artificial intelligence.
pengembangan teknologi untuk peningkatan secara berkala melalui surel kepada pihak operator
efisiensi energi pada sebuah gedung agar bangunan dan penentu kebijakan.
kedepannya dilakukan oleh gedung-gedung
pemerintahan dan sektor industri. Terdapat METODE
potensi penghematan energi sekitar 10-30% yang
sangat besar baik di bangunan komersial maupun
sektor industri di Indonesia [2].
Desain Sistem
SEMS yang dikembangkan berbasis
berbasis open platform. SEMS ini dibuat untuk
mendukung manager energi dalam menerapkan
sistem management energi di gedung. Selain di
Gedung 620-625 Balai Besar Teknologi Konversi
Energi (B2TKE), SEMS juga telah berhasil
dipasang di Gedung Pusat Inovasi dan Bisnis
Teknologi di Kawasan Puspiptek, Serpong dan
Gambar 2. Komunikasi data pada sistem SEMS Gedung B.J. Habibie BPPT di Jalan Thamrin,
Jakarta. Prinsip kerja daripada sistem yang sudah
Metodologi untuk meningkatkan efisiensi
dipasang adalah komponen-komponen dalam
energi dan kondisi kenyamanan udara di gedung-
sistem monitoring yang terdiri dari kWh/Power
gedung publik menggunakan teknologi informasi
meter, sensor okupansi, sensor suhu, sensor
yang mudah telah dilakukan [4] sehingga pada
kelembaban, dan lainnya, terhubung dalam
karya tulis ini kami akan menggunakan teknologi
sebuah jaringan internet seperti ditunjukkan pada
informasi sejenis dengan interaksi secara visual
Gambar 1. Data hasil dari peralatan tersebut
dengan penghuni melalui display monitoring pada
lobi gedung, pengiriman informasi penggunaan
Perangkat lunak
Layer user interface SEMS terdiri dari web
browser interface dan mobile interface. Aplikasi
web SEMS berada pada sisi server sedangkan
aplikasi mobile-nya berada pada sisi user. Pada
layer manajemen aplikasi ditanamkan algoritma
untuk pemantauan dan pengendalian perangkat
Gambar 4. Sistem pelaporan dalam Aplikasi SEMS
keras yang terhubung dengan antarmuka SEMS,
dikirim melalui kabel ethernet ke sistem sistem operasi, dan framework berbasis open
pengendali dan data akuisisi kemudian disimpan platform system. Layer konektivitas
dan diproses di dalam server. Sebuah aplikasi menghubungkan komunikasi antara layer sistem
monitoring berbasis web yang dipasang pada operasi dan framework serta semua perangkat
server tersebut bertugas mengolah dan keras.
menampilkan data.
Desain tampilan SEMS yang telah
terpasang dan SEMS berbasis open platform
dengan beberapa kelebihan diantaranya adalah
sebagai berikut:
• Menggunakan beberapa bahasa pemrograman
konvensional seperti .Net, Java, Python, Perl,
PHP yang merupakan bahasa pemrograman
yang paling dominan di kalangan programmer.
• Mendukung compiler database untuk sistem Gambar 5. SCADA yang terhubung pada sistem
operasi Windows dan opensource. SEMS
• Bisa dijalankan pada spesifikasi hardware
yang rendah karena lebih hemat penggunaan
memory.
• Memiliki beberapa lapisan keamanan, seperti
subnetmask, nama host, dan izin akses user
dengan system perijinan yang mendetail serta
sandi/password terenkripsi
Aplikasi monitoring berbasis web ini
dikembangkan dengan bahasa pemrograman
Hypertext Preprocessor (PHP). Skrip ini akan
membuat suatu aplikasi dapat diintegrasikan ke Gambar 6. Penerapan kecerdasan artifisial untuk
dalam bahasa standar untuk ditampilkan dalam memprediksi konsumsi energi selama 1 hari
web browser, sehingga suatu halaman web tidak Komunikasi Data
lagi bersifat statis, namun menjadi bersifat Penarikan data dari setiap power meter
dinamis. Sifat server-side berarti pengerjaan skrip dilakukan menggunakan protokol RS485 yang
akan dilakukan di server, baru kemudian hasilnya terhubung ke modbus gateway. Alat ini berfungsi
dikirimkan ke browser. menghubungkan power meter dengan jaringan
internet melalui protokol TCP/IP. Perangkat
Perangkat keras jaringan switch hub menghubungkan beberapa
Sistem perangkat keras terdiri dari sensor, modbus gateway melalui ethernet. Pada
aktuator, sistem pengendali dan data akuisisi. Komputer Workstation terdapat software
Perangkat ini mendukung beberapa teknologi supervisory control and data acquisition
komunikasi seperti: Ethernet (IEEE 802.3), Serial (SCADA) yang bertugas untuk menerima data
yang terbaca oleh kwh meter dan mengirimnya ke cassete dan AC split disetiap ruangan. Kedepan
database MySQL pada komputer server melalui AC jenis tersebut tersebut akan di control terpusat
open database connectivity (ODBC) yang telah dalam satu perangkat SEMS. Dengan SEMS yang
diinstall sebelumnya pada komputer workstation. ada saat ini, kondisi temperature dan kelembaban
Backend aplikasi monitoring dibangun dengan ruangan serta pemantauan energi selalu terpantau
menggunakan bahasa pemrograman PHP melalui sebuah data akuisisi atau SCADA
sementara untuk frontend aplikasi menggunakan sehingga dapat dilakukan pengaturan secara
HTML dan Javascript sehingga dapat manual dan otomatis jika temperatur dan
menampilkan data pada aplikasi monitoring kelembaban tersebut diluar standar SNI seperti
energi berbasis web seperti ditunjukkan pada ditunjukkan oleh Gambar 5.
Gambar 2. Data yang diperoleh dari SCADA
kemudian disimpan dalam database yang
HASIL DAN PEMBAHASAN kemudian ditampilkan dalam aplikasi sistem
Halaman depan sistem monitoring energi monitoring. Dari aplikasi monitoring energi,
berbasis website yang ditampilkan di energy konsumsi energi pada Gedung BPPT terdiri dari
dashboard dan bisa diakses melalui internet yang 60% AC, 10% pencahayaan, dan 20% peralatan
ada di Kawasan Puspiptek, Serpong dan di lain. Sementara untuk Gedung 620-625 B2TKE
Gedung B.J. Habibie BPPT, Jalan Thamrin, Puspiptek Serpong terdiri dari 70% AC, 20%
Jakarta secara lebih jelas seperti ditampilkan di pencahayaan, dan 10% peralatan lain.
Gambar 3. Aplikasi SEMS juga telah dilengkapi Dibandingkan dengan kondisi sebelum penerapan
dengan fitur sistem pelaporan data untuk sistem monitoring, pemantauan dari konsumsi
menghasilkan laporan konsumsi energi setiap energi menjadi mudah dan menghasilkan
waktu (bulan / tahun) dalam format .csv, .xls, dan beberapa kebijakan dari pengelola gedung.
PDF sebagai bahan evaluasi oleh pihak-pihak Kebijakan yang diterapkan setelah
yang terkait seperti Pejabat Eselon di penerapan aplikasi ini adalah penggantian sistem
BPPT(Manajemen Puncak), Biro Umum(Manajer AC dengan teknologi yang lebih hemat,
Energi) dan Penanggungjawab gedung(Manajer penggantian lampu LED, dan pemakaian sensor-
Gedung), dan Kementerian ESDM(Regulator) sensor pada sistem pencahayaan dan perairan
seperti ditunjukkan oleh Gambar 4. sehingga dapat menghemat pemakaian sekitar
Selain itu, aplikasi dengan sistem server- 20%. Peningkatan penghematan akan meningkat
side untuk memudahkan administrator dalam seiring dengan perekaman data yang
mengelola konten aplikasi. Sistem monitoring menunjukkan fluktuasi dari konsumsi energi
yang saat ini telah dibangun di B2TKE – BPPT setiap hari yang dibandingkan dengan hari
dapat mengolah dan menampilkan data sebelumnya atau hari yang sama di minggu
pengukuran pada suatu bangunan gedung saja dan sebelumnya. Hasil penerapan inovasi SEMS telah
diakses melalui jaringan internet terbuka. diakui oleh pihak lain khususnya Kementerian
Teknologi SEMS di Gedung 620-625 Energi dan Sumber Daya Mineral dalam
B2TKE telah dipasang pada bulan Agustus 2015, penghargaan penghargaan penghematan energi
Gedung B.J. Habibie BPPT Thamrin dipasang antar instansi dan perusahaan atau Soebroto
pada bulan November 2015, dan Gedung Pusat Award pada tahun 2017. Pada penghargaan
Inovasi dan Bisnis Teknologi Kawasan Puspiptek, tersebut B2TKE-BPPT mendapat penghargaan
Serpong dipasang pada bulan Februari 2017. Hasil terkait inovasi khusus dalam bidang teknologi
dari penerapan teknologi-teknologi tersebut, penghematan energi dengan salah satu
B2TKE dapat melakukan manajemen energi teknologinya adalah SEMS [5].
dengan baik. Contoh penerapan pada tiap Penggunaan kecerdasan artifisial telah
stakeholder adalah kerja sama yang baik antara diaplikasikan pada SEMS yang bertujuan untuk
penentu kebijakan dalam hal ini Sekretaris Utama mengetahui potensi penghematan energi pada
dan operator bangunan gedung yang ada di Biro suatu bangunan gedung khususnya gedung
Umum. Dampak secara langsung dengan instalasi B.J.Habibie dan gedung energi 620-625 seperti
SEMS di Gedung B2TKE-BPPT Serpong adalah ditunjukkan pada Gambar 6. Algoritma yang
saat ini Gedung B2TKE tidak mengoperasikan digunakan untuk kecerdasan artifisial adalah
AC sentral dimana pada saat beroperasi terpantau multi-perceptron ANN. Aplikasi kecerdasan
penggunaan energi listrik yang sangat boros. Dua artifisial dapat dikembangkan untuk
unit Chiller dimatikan dan digantikan dengan AC
pengembangan demand side management dan meningkatkan daya saing serta mudah dalam
demand response. modifikasi dan pengembangan kedepannya [9].
Pengembangan SEMS kedepannya juga
Analisis manfaat penerapan teknologi perlu menerapkan sebuah skenario penghematan
• Meningkatkan efisiensi energy pada gedung dengan mengamati perilaku dari penghuni
pemerintahan dan gedung komersial dengan sehingga dapat ditingkatkan penghematan energi
penggunaan teknologi sistem kendali pada sisi secara signifikan [10]. Penggunaan sensor dan
pencahayaan dan peningkatan kesadaran aktuator juga dapat ditingkatkan dengan
penghuni akan penghematan energi melalui melakukan sebuah visualisasi berupa peringatan
sistem monitoring guna mendukung dini terhadap beberapa peralatan energi yang
pembangunan yang berkelanjutan (sustainable digunakan secara berlebihan atau boros energi
development). [11].
• Gap analysis (target, historical data),
benchmark dan analisis potensi penghematan KESIMPULAN DAN SARAN
(based on target, historical data, etc) serta Kesimpulan
rekomendasi langkah-langkah perbaikan dan SEMS telah diterapkan di Gedung BPPT
evaluasi dapat diketahui dengan cepat dari yang terdiri dari Gedung B.J. Habibie, Gedung
trend data harian maupun report harian, 620-625 B2TKE, dan Gedung Pusat Inovasi dan
mingguan atau bulanan khususnya bila Bisnis, Kawasan Puspiptek. Teknologi ini telah
kemampuannya dapat ditingkatkan dengan menjadi sebuah tools untuk melakukan
perhitungan suatu indeks konservasi energi [6]. penghematan energi didalam gedung seperti data
Selain itu, Gap analisis SEMS sesuai dengan konsumsi energi, gap analisis, dan pemberi input
panduan dan arahan yang terdapat pada ISO dalam kebijakan energi. Konsumsi energi pada
50001 terkait manajemen energy [7]. Gedung B.J. Habibie BPPT terdiri dari 60% AC,
• Open Platform sehingga tidak bergantung pada 10% pencahayaan, dan 20% peralatan lain.
satu merek tertentu, protocol tertentu dan Sementara untuk Gedung 620-625 B2TKE
teknologi komunikasi tertentu, semuanya Puspiptek Serpong terdiri dari 70% AC, 20%
dapat digunakan sesuai dengan kondisi pencahayaan, dan 10% peralatan lain.
existing yang ada atau sesuai desain yang Penerapan Teknologi SEMS telah berperan
diinginkan. dalam meningkatkan efisiensi energi dengan
• Sebagai bahan acuan bagi manajemen puncak pengaturan temperatur pada ruangan, pengaturan
dalam menetapkan kebijakan energi, jam operasional HVAC, komitmen manajemen
menetapkan tujuan dan target energi, serta alat puncak dalam penghematan energi dan turut serta
pengukuran inefisiensi pemakaian energi bagi dalam perlombaan gedung hemat energi.
operator/pengguna energi di suatu bangunan
gedung. Saran
• Media penyimpanan data dan dokumentasi Inovasi SEMS dapat ditingkatkan dengan
informasi energi format yang dapat penambahan fitur seperti menggunakan
disesuaikan dengan kebutuhan dan mudah kecerdasan buatan secara real-time misalnya
dipahami. dengan menggunakan Deep Learning dan ARIMA
• Credit point untuk sertifikasi bangunan hijau sehingga dapat dilakukan rekomendasi secara
dan sertifikat/ penghargaan lainnya [8]. cepat dan berkelanjutan. Kecerdasan buatan
biasanya dikembangkan dengan mengacu pada
Potensi Pengembangan data konsumsi daya historis yang menggambarkan
SEMS memiliki potensi untuk perilaku konsumsi bangunan tertentu dan
dikembangkan ke dalam sebuah device yang pengaturan yang efisien dihasilkan untuk
melakukan koordinasi untuk mengatur memantau berbagai perangkat teknologi informasi
penggunaan energi khususnya pada sisi tata udara, yang saling terhubung atau IoT [12].
tata cahaya, dan peralatan elektronik. Selain itu,
peningkatan penggunaan open platform DAFTAR PUSTAKA
khususnya pada data akuisisi juga akan
meningkatkan nilai kandungan produk dalam [1] H. Berchmans, S. Suaib, I. Agustina, R.
negeri yang mampu mereduksi harga dan Panjaitan, and Winne, “Panduan Penghematan
Energi di Gedung Pemerintah,” no. 13, p. 100,
ABSTRAK
Dalam riset ini, kami mengembangkan sistem berbasis Artificial Intelligence (AI) untuk efisiensi energi pada
gedung. Secara umum pengguna energi terbesar pada gedung adalah Air Conditioner (AC) mencapai 60%-70% dan
lampu mencapai 20%-30%, serta belum ada teknologi yang cocok untuk menghemat penggunaan energi ini. Kami
menggunakan metode Singsle Shoot Multibox Detection (SSD) yang menerapkan Convolutional Neural Network
(CNN) untuk mendeteksi keberadaan orang. Kemudian sistem mengontrol operasi lampu dan AC secara otomatis.
Deteksi objek dilakukan berdasarkan gambar yang ditangkap oleh infrared IP Camera, yang ukurannya diset 800x600
pixels. Kamera ini dapat bekerja pada kondisi terang dan gelap. Gambar dari kamera dikirim secara wireless melalui
jaringan Wifi untuk dideteksi menggunakan algoritma SSD yang dijalankan oleh Raspberry Pi 4B. Lampu dan AC
dinyalakan jika terdeteksi ada orang, atau dimatikan jika dalam satu menit tidak ada orang. Uji coba sistem
menunjukkan hasil yang cukup baik. Dalam kondisi ruangan terang sekitar 300 lux, sistem kami mampu mendeteksi
objek hingga jarak 10 meter. Confidence Score keluaran SSD cukup baik yaitu ≥ 50% pada jarak 10 meter, dan 90%
pada jarak ≤ 1,5 meter. Evaluasi konsumsi energi menunjukkan sistem kami mampu menghemat hingga 15%-30%.
ABSTRACT
In this research, we develope an Artificial Intelligence (AI) based system for use in energy efficiency
implemented in building. The biggest energy users in buildings are air conditioners (AC) up to 60%-70% and lamps
up to 20%-30%. We use the Single Shoot Multibox Detection (SSD) algorithm, that implements Convolutional Neural
Network (CNN), to detect the presence of people. Base on the detection result, our system automates the lamps and
AC. The object detection algorithm work on images captured by an infrared IP camera. The images transmitted from
camera to Raspberry Pi 4B over a Wifi network. In bright room conditions about 300 lux, our system could detect
objects up to 10 meters distance. The Confidence Score were quite good ≥ 50% at 10 meters distance, and 90% at ≤
1.5 meters distance. Energy consumption evaluation showed that our system save up to 15%-30%.
dalam satu menit tidak terdereksi orang maka evaluasi penghematan energi. Confidence score
lampu dan HVAC dimatikan. merupakan tingkat kepercayaan sistem terhadap
Sistem ini dibangun menggunakan hasil deteksi objek, Semakin tinggi nilainya maka
algoritma AI yang artinya memiliki dua mode peluang keberhasilan deteksi objek juga semakin
operasi yaitu mode training dan mode testing. tinggi. Confidence score di representasikan nilai
Mode training adalah proses pembelajaran mesin dalam range 0%-100%. Jarak terjauh proses
dimana mesin akan mempelajari fitur suatu object deteksi objek dari kamera juga menjadi ukuran
performasi sistem. Semakin jauh jarak
IP Camera/ WIFI kemampuan deteksi maka semakin bagus.
CCTV Router Tentunya kualitas kamera dan pencahayaan juga
Display mempengaruhi. Kecepatan operasi pendeteksian
dalam satuan frame per seconds (fps) adalah
variabel penting. Semakin tinggi fps maka
Raspberry Pi
semakin bagus performa sistem. Nilai evaluasi
penghematan energi merupakan tujuan dari
dikembangkannya sistem ini.
Riset pengembangan sistem ini
Lighting HVAC direncanakan dilaksanakan pada triwulan 1 2020,
dan riser akan dilakukan di B2TKE-BPPT.
Gambar 2. Konfigurasi Hardware Sistem
Smart Lighting and HVAC HASIL DAN PEMBAHASAN
pada sebuah citra. Biasanya proses training ini Uji coba sistem yang kami kembangkan ini
memerlukan iterasi hingga 500.000 cycle memiliki hasil yang cukup baik. Kami melakukan
sehingga memakan waktu cukup lama [3]. Pada eksperiment untuk mendeteksi orang didalam
Gambar 1 ditampilkan flow proses mode training suatu ruangan. Dengan kondisi tingkat
sebuah sistem AI. pencahayaan cukup sekitar 300 lux, sistem
Proses training seperti yang ditampilkan bekerja baik untuk objek pada jarak 1 meter, 3
Gambar 1 diatas dilkukan dalam framework SSD. meter, bahkan sistem masih mampu mendeteksi
Proses tersebut merupakan komputasi yang cukup objek pada jarak 10 meter. Pada Tabel 1
berat dan lama sehingga membutuhkan perangkat ditampilkan data hasil pengujian sistem, dan pada
komputer yang memadai, minimal berupa server Gambar 4 ditampilkan sample hasil deteksi objek.
grade PC. Setelah proses training selesai,
kemudian file Trained Data di copy dari PC ke Tabel 1. Hasil Ujicoba Sistem Deteksi Objek
Jarak Objek Execution
Raspberry Pi untuk menjalankan mode testing. Objek Terdeteksi
Confidence
Time
Pada Gambar 3 ditampilkan diagram blok mode Score (%)
(m) (Second)
testing sistem berbasis AI. 1 Ya 99,57 0,298
3 Ya 96,42 0,303
Capturing Image 10 Ya 51,12 0,299
by Camera
Pada Gambar 4 dapat dilihat bahwa sistem
mampu mendeteksi objek dengan confidence
Comparation by SSD Trained score: 99,57% untuk objek pada jarak 1 meter;
DNN Function Data 96,42% untuk objek pada jarak 3 meter; dan
51,12% untuk objek pada jarak 10 meter.
Pada sample deteksi objek yang
Controlling
Lighting and ditampilkan pada Gambar 4 dapat dilihat juga
HVAC bahwa sistem yang kami kembangkan juga
Gambar 3. Diagram Blok Mode Testing memiliki kecepatan operasi (execution time) yang
cukup baik yaitu berturut turut 0,298s; 0,303s;
Untuk mengukur performa sistem yang 0,299s atau rata rata execution time nya adalah
kami kembangkan ini, ada beberapa variabel yang 0,300 seconds per frame (spf). Sehiingga ketika
perlu diukur dan diperhatikan, yaitu confidence dikonversi menjadi frame per seconds adalah 3,3
score, jarak deteksi, kecepatan operasi, dan fps.
fps. Range deteksi objek cukup lebar mengikuti [5] J. Redmon, A. Farhadi, “YOLOv3: an
lebar lensa kamera yang digunakan. Sehingga incremental improvement,” 2018
teknologi ini cocok dipasang pada ruangan lebar. [6] Purwa R. S., “Otomatisasi lampu rumah
Berdasarkan perhitungan evaluasi konsumsi menggunakan Timer dan Pulse Width Modulation
energi AC dan lampu, sistem yang kami (PWM) untuk pengaturan intensitas cahaya
kembagkan mampu menghemat 15%-30%. berbasis Mikrokontroler ATMEGA32,” Diploma
Teknnologi ini merupakan improvement dari Thesis, Prodi. T. Elektro, Fakultas Sains dan
smart lighting yang berbasis sensor PIR dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Jati, 2013.
Arduino. [7] Yusuf M., “Smart lighting Berbasis
Sensor PIR dan Arduini,” Forum Fungsional
Saran B2TKE-BPPT, 2016.
Teknologi smart lighting dan HVAC [8] Yusuf M., “Smart lighting Berbasis
berbasis AI ini menjanjikan untuk diterapkan pada Sensor Ultrasonic untuk DIgunakan pada Gedung
bidang efisiensi energi bangunan. Sistem dapat Parkir BPPT Thamrin,” B2TKE-BPPT, 2017.
bekerja untuk menghemat energi, namun prototipe [9] European Commission, “A Study on
yang kami pasang belum berjalan cukup lama. Energy Efficiency in Enterprises: Energy Audits
Oleh karena itu kami menyarankan untuk and Energy Management Systems,” Library of
dilakukan monitoring dan evaluasi sistem dalam typical energy audit, Page 29, April 2016
jangka panjang untuk evaluasi energi dan [10] Raspberrypi.org, “Raspberry Pi 4 Model B,”
kehandalan sistem lebih lanjut. Raspberry Foundation, https://www.raspber
. rypi.org/products/raspberry-pi-4-model-b/, [Date
DAFTAR PUSTAKA accessed 1 July 2020]
[1] A. Kaplan and M. Haenlein, " Siri, Siri, in [11] Python, “Python is powerful... and fast;
my hand: Who’s the fairest in the land? On the plays well with others; runs everywhere; is
interpretations, illustrations, and implications of friendly & easy to learn; is Open,” https://www.
artificial intelligence", Business Horizons, vol. 62, python.org/, [Date accessed 1 July 2020]
no. 1, page 15-25, 2019. [12] OpenCV, https://opencv.org/, [Date
[2] Riski A. dan Budihardjo, “Analisi accessed 1 July 2020]
Konsumsi Energi pada Gedung Perkantoran di [13] Numpy, https://numpy.org/, [Date
Jakarta,” Departemen Teknik Mesin, Fakultas accessed 1 July 2020]
Teknik Universitas Indonesia, 2016. [14] Liu W. et al, “SSD: Single Shot MultiBox
[3] Yusuf M., “Development of A Vision- Detector,” European Conference on Computer
Guided Smart Walking Stick,” Masters Thesis, Vision, Computer Vision – ECCV 2016 pp 21-37,
Dept. Electrical and Electronic Engineering, 2016
Shizuoka University, Hamamatsu, Japan, 2019. [15] Wikipedia contributors, “Deep learning”,
[4] J. Redmon, S. Divvala, R. Girshick, A. Wikipedia, The Free Encyclopedia, 28 June 2019,
Farhadi, “You only look once: unified, real-time https://en.wikipedia.org/wiki/Deep_ learning
object detection.” In: IEEE Conference on [Date accessed 1 July 2020]
Computer Vision and Pattern Recognition, IEEE
Computer Society, pp. 779–788, 2016
Teguh Iryanto
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik, Jalan Tubagus Ismail 7 Bandung, 085643155598
teguh-iryanto@kemenperin.go.id
Teguh Iryanto
ABSTRAK
Computer vision merupakan kombinasi antara pengolahan citra dan pengenalan pola. Komputer sebagai mesin
yang mampu menangkap gambar lalu mengekstraksi informasinya untuk menyelesaikan tugas pekerjaan yang
diberikan. Computer vision diharapkan pula dapat menjadi pengganti penjaga kualitas barang atau sebagai pintu
pertama dalam pemilahan barang. Computer vision mampu membantu peran personil Quality Control (QC) produk
dalam menjaga kualitas produk yang akan dipasarkan. Dalam penelitian ini dilakukan perancangan sistem computer
vision untuk melakukan pengukuran sehingga produk dibawah spesifikasi akan dinyatakan sebagai produk cacat yang
tidak layak untuk dipasarkan. Metode pengolahan gambar yang digunakan adalah metode Canny dan morphological.
Sedangkan metode deteksi tepi digunakan untuk menentukan ukuran objek. Perancangan menggunakan komputer dan
kamera webcam dengan bahasa pemrograman Python. Diharapkan sistem yang dirancang dapat diterapkan pada
kondisi nyata line produksi manufaktur atau pada pabrik perkebunan/pertanian untuk pemilahan produk perkebunan
seperti buah-buahan dan sayuran.
ABSTRACT
Computer vision is a combination of image processing and pattern recognition. The computer as a machine
capable of capturing images and extracting information to complete the work assignments given. Computer vision is
also expected to be a substitute for guarding the quality of goods or as the first door in the selection of goods.
Computer vision can help the role of product quality personnel in maintaining the Quality Control (QC) of products
to be marketed. In this research, a computer vision system design was carried out to take product measurements so
its below the specifications would be declared as defective products that were not suitable for marketing. The Canny
and morphological methods is used for image processing. While edge detection method is used to determine the size
of the object. The design uses a computer and webcam camera with the Python programming language. It is hoped
that the system designed can be applied to the real conditions of manufacturing production lines or to plantation
factories for sorting plantation products such as fruits and vegetables.
bentuk geometri dan karakteristik dimensi yang Pengamatan kualitas secara tradisional
berbeda-beda yang mempengaruhi kekuatan baut menyebabkan data tidak tercatat sehingga
tersebut [1]. kesulitan jika ingin melakukan analisa proses
Gadelmawla dkk melakukan penelitian kegiatan manufaktur, peternakan atau
tentang sistem computer vision pengukuran perkebunan. Pengumpulan data bagi hasil-hasil
menggunakan metode measurescope untuk pertanian dan perkebunan juga penting untuk
mengukur beberapa tipe baut. Penelitian ini analisa proses selama penanaman sehingga bisa
mendapatkan akurasi yang baik dengan perbedaan dilakukan perbaikan. Maka pengamatan kualitas
hanya +/-5.4 mikrometer [1]. secara digital menggunakan komputer diperlukan
Tung Khuc dkk menggunakan algoritma untuk dapat membantu mata manusia dalam
computer vision pada unmanned aerial vehicle seleksi produk. Penelitian ini diharapkan kamera
(UAV) untuk melakukan pengukuran struktur dapat digunakan sebagai sensor pengamatan
bangunan. Metode yang digunakan adalah Canny ukuran objek.
edge detection dan Hough transform untuk
melakukan penghitungan faktor skala antara pixel BAHAN DAN METODE
gambar digital dengan gambar objek referensi [2]. Perancangan alat seperti diperlihatkan pada
Byung dkk melakukan penelitian computer Gambar 1. Alat yang dibutuhkan adalah kamera,
vision untuk pengukuran pergeseran jembatan komputer, pencahayaan dan background objek.
menggunakan metode pengolahan citra rotation-
invariant sedangkan untuk pengukurannya
menggunakan template matching matrik
homografi yang menghasilkan akurasi yang cukup
baik dengan error mencapai 0.051mm [3].
Gaoliang dkk menggunakan computer
vision untuk melakukan pengukuran O-Ring
untuk menentukan kualitas produk. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sistem yang Gambar 1. Perancangan Alat untuk Pengukuran
digunakan mampu memberikan akurasi dan Object
efisiensi yang baik [4].
Siswantoro dkk melakukan studi untuk Pada perancangan ini dilakukan langkah-
perancangan pengukuran volume objek yang langkah penelitian sebagai berikut :
bentuknya tidak teratur dengan computer vision 1. Capture Image
menggunakan metode Monte Carlo. Perancangan Bahasa pemrograman Python digunakan
pada penelitian ini dimaksudkan untuk mengganti perancangan sistem ini. Pengolahan
pengukuran tradisional yang menggunakan menggunakan software PyCharm dengan
metode Archimedes [5]. library opencv yang dijalankan pada
CatchMeter hasil penelitian White dkk spesifikasi komputer Intel Core i5-7300HQ
digunakan untuk identifikasi dan pengukuran 7 2.5 GHz, memori RAM 8192 MB, dan
jenis spesies ikan. Alat ini berbasis computer hardisk tipe SSD PCIE Gen3x4.
vision yang mampu melakukan pengukuran Pengambilan gambar dilakukan
panjang ikan dengan standar deviasi 1,2 mm [6]. menggunakan kamera webcam dengan
Calixto dkk melakukan penelitian untuk resolusi 720HD. Gambar di rekam dalam
membuat sistem sorting melon berbasis computer warna RGB.
vision. Sistem mampu melakukan prediksi bentuk 2. Image Processing
melon berdasarkan ukuran cm2 dan juga berat Pada proses pengolahan gambar seperti
dalam kg dengan data latih sebanyak 135 yang ditunjukkan pada Gambar 2, dimulai
sampel.Tingkat kesuksesan mencapai 96% [7]. dari mengubah gambar ke dalam format
Lins dkk menggunakan computer vision warna abu-abu. Pengubahan ke dalam
untuk menghitung dan klasifikasi serangga aphids format warna abu-abu agar pengolahan
dengan keragaman tiga tipe nymph, wingless dan menjadi semakin akurat. Pengurangan
winged. Klasifikasi salah satunya menggunakan noise pada gambar menggunakan metode
parameter ukuran panjang. Hasil pengukuran Gaussian. Pendeteksian tepi menggunakan
software computer vision mendapatkan korelasi kombinasi metode Canny, Dilate dan
0.9799 dibandingkan pengukuran standar [8]. Erode. Operasi Dilate akan mengalikan
produk standar, maka produk tersebut akan menggunakan Gaussian blur. Pada pengolahan ini
dinyatakan sebagai produk cacat. bertujuan untuk mengurangi noise.
START
INPUT
STANDAR
PANJANG
CAPTURE GAMBAR
IMAGE PROCESSING
PENGUKURAN
SESUAI NOT OK
STANDAR ?
OK
Gambar 5. Pengujian objek persegi II
COUNT OK COUNT DEFECT
Gambar 6(c) menunjukkan hasil
pengolahan menggunakan metode Canny. Hasil
dari pengolahan ini digunakan untuk
DISPLAY mempermudah menemukan tepi objek karena
objek akan terlihat kontras dari warna latar
belakang. Selanjutnya Gambar 6(d) menunjukkan
hasil pengolahan menggunakan metode Dilate.
END
Gambar 6(e) menunjukkan hasil pengolahan
Gambar 3. Alur Program Pengukuran Objek menggunakan metode Erode.
Hasil dari pengolahan ini digunakan untuk
mempermudah menemukan tepi objek karena
HASIL DAN PEMBAHASAN objek akan terlihat kontras dari warna latar
Pada tahap awal dilakukan percobaan untuk belakang. Hasil pengukuran yang ditunjukkan
mengetahui kamera sudah dapat melakukan pada Gambar 6 (f) yang dapat mendeteksi objek
pengukuran. Percobaan ini menggunakan sebuah baut.
objek persegi dengan ukuran yang sudah Percobaan dilanjutkan untuk pengukuran
diketahui. Percobaan menggunakan dua buah 10 objek baut. Hasil pengukuran ditunjukkan pada
persegi dengan ukuran 40 x 50 mm dan 40x20 mm Tabel 1. Pada pengukuran panjang baut
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4 dan didapatkan error mencapai 66,67%. Hal ini
Gambar 3 menunjukkan alur program yang disebabkan algoritma pendeteksian tepi masih
dibuat. Pada tahap pemrosesan gambar diperoleh belum akurat untuk mendeteksi objek yang kecil.
hasil seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6. Sedangkan pada pengujian kecacatan produk
Gambar 6(a) menunjukkan proses diperoleh keberhasilan 100%. Penelitian
pengolahan konversi dari warna RGB ke warna computer vision ini perlu untuk dilanjutkan
abu-abu. Pada proses ini menggunakan sehingga didapatkan pendeteksian tepi yang lebih
background warna yang kontras dengan objek. yang akurat.
Objek yang digunakan adalah baut. Gambar 6(b)
menunjukkan hasil dari pengolahan gambar
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 6. Pemrosesan gambar pada objek yang dihasilkan oleh (a) RGB ke GRAY, (b)Gaussian, (c) Canny, (d)
Dilate, (e) Erosi (f) Hasil Pengukuran
DAFTAR PUSTAKA
[1] E. S. Gadelmawla, “Computer vision
algorithms for measurement and inspection of
external screw threads,” Meas. J. Int. Meas.
Confed., vol. 100, no. December, pp. 36–49, 2017.
[2] T. Khuc, T. A. Nguyen, H. Dao, and F. N.
Catbas, “Swaying displacement measurement for
structural monitoring using computer vision and
an unmanned aerial vehicle,” Meas. J. Int. Meas.
Confed., vol. 159, p. 107769, 2020.
[3] B. W. Jo, Y. S. Lee, J. H. Jo, and R. M. A.
Khan, “Computer vision-based bridge
displacement measurements using rotation-
invariant image processing technique,” Sustain.,
vol. 10, no. 6, 2018.
[4] G. Peng, Z. Zhang, and W. Li, “Computer
vision algorithm for measurement and inspection
of O-rings,” Meas. J. Int. Meas. Confed., vol. 94,
pp. 828–836, 2016.
[5] J. Siswantoro, A. S. Prabuwono, and A.
Abdulah, “Volume Measurement of Food Product
with Irregular Shape Using Computer Vision and
Monte Carlo Method: A Framework,” Procedia
Technol., vol. 11, no. Iceei, pp. 764–770, 2013.
[6] D. J. White, C. Svellingen, and N. J. C.
Strachan, “Automated measurement of species
and length of fish by computer vision,” Fish. Res.,
vol. 80, no. 2–3, pp. 203–210, 2006.
[7] R. R. Calixto, L. G. Pinheiro Neto, T. da
S. Cavalcante, M. F. Aragão, and E. de O. Silva,
“A computer vision model development for size
and weight estimation of yellow melon in the
Brazilian northeast,” Sci. Hortic. (Amsterdam).,
vol. 256, no. June, p. 108521, 2019.
[8] E. A. Lins et al., “A method for counting
and classifying aphids using computer vision,”
Comput. Electron. Agric., vol. 169, no. April
2019, p. 105200, 2020.
[9] C. D. Everard, D. J. O’Callaghan, C. C.
Fagan, C. P. O’Donnell, M. Castillo, and F. A.
Payne, “Computer vision and color measurement
techniques for inline monitoring of cheese curd
syneresis,” J. Dairy Sci., vol. 90, no. 7, pp. 3162–
3170, 2007.
ABSTRAK
Salah satu langkah untuk memitigasi pengaruh fluktuasi energi terbarukan adalah dengan membentuk klaster-
klaster pembangkit skala kecil yang disebut microgrid. Pada makalah ini, dipaparkan algoritma kendali dari microgrid
berkapasitas 10 kW di Gedung Energi, PUSPIPTEK, Serpong. Microgrid ini terdiri dari PLTS rooftop 10 kWp dengan
inverter PV tipe on-grid, 10 kWh baterai dengan inverter yang bisa dioperasikan secara on-grid atau off-grid, dan
sistem kendali serta monitoring yang berkerja secara real-time. Pada saat microgrid terkoneksi jala-jala, sistem PLTS
akan menginjeksikan seluruh dayanya ke jala-jala eksisting selama frekuensi jaringan dalam rentang kerja inverter
PV. Sistem baterai akan bekerja sebagai backup yang memungkinkan baterai untuk ekspor daya jika diperlukan untuk
membantu perbaikan frekuensi maupun tegangan jala-jala. Sementara itu, pada saat microgrid tidak terkoneksi dengan
jala-jala, baterai sistem bekerja sebagai unit pembentuk jaringan yang bertugas menyediakan referensi tegangan dan
frekuensi. Sistem PLTS bekerja dengan mode yang sama pada saat microgrid terhubung jala-jala dengan penambahan
algoritma untuk menginjeksikan daya keluarannya secara bertahap pada saat koneksi pertama. Selain itu, ditambahkan
juga algoritma pemutusan beban berdasarkan prioritasnya. Dengan algoritma-algoritma tersebut, microgrid 10 kW
ini mampu beroperasi dengan baik pada saat terkoneksi maupun tidak terkoneski jala-jala.
ABSTRACT
A possible solution to mitigate the effect of renewable energy fluctuation is by configuring the grid into a
localized power system called microgrid. This paper describes the algorithms of a 10 kW microgrid located in
PUSPIPTEK, Serpong. This microgrid consists of a 10 kWp PV rooftop and its grid-tie inverter, a 10 kWh battery
with its dual-mode inverter, and a real-time monitoring and control system. When the microgrid connects to its
upstream grid, the PV system injects its power as long as the grid’s frequency is within the limit of the PV inverter’s
operating frequency. The battery operates as a backup which may export its energy to the grid when needed.
Meanwhile, during the islanded mode, the battery system is used as a grid forming unit which provides voltage and
frequency references. The PV inverter utilizes an additional soft starting ramp function. Moreover, the microgrid also
implements a load shedding scheme based on loads’ priority. With these additional algorithms, the 10 kW microgrid
can operate smoothly.
ruang kontrol microgrid yang terhubung ke kondisi ketika terjadi permasalahan pada jala-jala,
Q31 di fasa R, beban lampu pada ruang SIME pembangkit listrik boleh beroperasi dengan
dan koridor berkapasitas 0,7 kW yang rentang frekuensi kerja yang lebih lebar, yaitu
terhubung ke Q32 di fasa S, Q33 terhubung 47,5 Hz sampai dengan 52 Hz. Merujuk pada grid-
ke soket listrik ruang kontrol microgrid dan code tersebut, inverter diatur agar beroperasi pada
SIME berkapasitas 0,6 kW dan terhubung ke rentang frekuensi 47,5 to 51 Hz, sehingga besar
daya aktif yang dikeluarkan oleh Inverter PV
fasa T, dan Q35 terhubung ke beban AC split
didefinisikan sebagai berikut:
pada ruang kontrol microgrid berkapasitas
1,9 kW dan terhubung ke fasa R. Q34 𝑃𝑎𝑟𝑟𝑎𝑦_𝑝𝑣 × 𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 47,5 Hz ≤ 𝑓 ≤ 51 Hz
dicadangan untuk pengembangan 𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 = { (1)
0 𝑓 < 47,5 Hz, 𝑓 > 51 Hz
selanjutnya dan akan dihubungkan ke beban dengan
fasa 3. 𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 adalah daya aktif keluaran inverter PV,
• Sistem SCADA; sistem SCADA digunakan 𝑃𝑎𝑟𝑟𝑎𝑦_𝑝𝑣 adalah besar daya listrik dari array PV,
untuk monitoring, kontrol, dan penyimpanan 𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 adalah efisiensi Inverter PV, dan 𝑓adalah
data-data kelistrikan microgrid dari semua frekuensi jala-jala.
perangkat sistem PLTS, sistem baterai dan
metering. Sistem ini dirancang mengunakan Agar transisi dari mode terkoneksi ke
mode islanding berjalan lancar, maka salah satu
software ATVISE builder. Tampilan sistem
fungsi pada inverter PV, yaitu soft-starting ramp
SCADA merupakan sistem berbasis website. dioperasikan. Dengan fungsi ini, sesaat setelah
terjadi permasalahan pada jala-jala dan microgrid
Algoritma Pengoperasian Microgrid beralih ke mode islanding, daya keluaran dari
Pada saat mode terkoneksi jala-jala, inverter PV akan diatur untuk naik secara
ketika daya yang dibangkitkan di microgrid bertahap. Pada kondisi normal tanpa fungsi soft-
melebihi daya yang dikonsumsi oleh beban starting ramp, daya keluaran inverter PV naik
microgrid, kelebihan daya akan dialirkan ke jala- 10% tiap 1 detik. Dengan fungsi soft-starting
jala melalui Q2. Jika konsumsi daya lebih besar, ramp, daya keluaran dari inverter PV bisa diatur
microgrid akan mengimpor daya dari jala-jala agar kenaikan dayanya lebih kecil seperti
melalui Q2. Q2 merupakan point of common didefinisikan sebagai berikut:
coupling antara microgrid dan jala-jala eksisting. 𝑡 𝑡−1
Pada saat islanding, penyedia energi di microgrid 𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 = 𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 × (𝑘𝑠𝑜𝑓𝑡 × 𝑘𝑖𝑛𝑐 × 𝑃𝑛𝑜𝑚 ) (2)
adalah PLTS dan sistem baterai, sehingga dengan
𝑡 𝑡−1
microgrid ini merupakan microgrid berbasis 𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 dan 𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 masing-masing adalah daya
inverter dengan inersia yang rendah. Oleh karena inverter PV waktu 𝑡 dan waktu 𝑡 − 1, 𝑘𝑖𝑛𝑐 adalah
itu, diperlukan tambahan algoritma kendali, gradien kenaikan daya inverter pada kondisi
sehingga pada saat mode islanding, microgrid normal, 𝑘𝑠𝑜𝑓𝑡 adalah gradien fungsi soft-starting
dapat beroperasi dengan baik. ramp, dan 𝑃𝑛𝑜𝑚 adalah kapasitas nominal dari
Berikut adalah algoritma pengopersaian inverter PV. Nilai 𝑘𝑖𝑛𝑐 dan 𝑘𝑠𝑜𝑓𝑡 adalah 10%.
microgrid 10 kW.
• Inverter PV Setelah mode islanding terbentuk,
microgrid harus menjaga kestabilan frekuensi
Sebagai perangkat power converter
microgrid. Sistem harus menjaga keseimbangan
pembangit ET maka pada kondisi terhubung
antara daya yang dibangkitkan di microgrid
dengan jala-jala, inverter PV harus menyalurkan
dengan daya yang dikonsumsi bebannya. Oleh
semua daya yang dihasilkan oleh array PV selama
karena itu, pada saat daya pembangkit berlebih,
frekuensi jala-jala masih dalam rentang frekuensi
diperlukan pengurangan daya pembangkit.
kerja inverter. Dengan karakteristik ini, sistem
Algoritma ini direalisasikan dengan menerapkan
PLTS berperan sebagai grid-feeding. Pada grid-
fungsi pengurangan daya pada saat over-
code PT. PLN [8] disebutkan bahwa pembangkit
frequency. Fungsi ini berkerja secara closed loop
harus beroperasi sesuai dengan kapasitas
untuk menaikkan kembali daya outputnya ketika
nominalnya pada saat frekuensi jala-jala berkisar
frekuensi microgrid turun di bawah frekuensi
49 Hz sampai dengan 51 Hz, sedangkan pada
kerja nominal dikarenakan efek inertia di dalam (SoC)-nya pada waktu tersebut dan maksimal
microgrid. Dengan fungsi ini daya output inverter daya proses charging-nya.
PV adalah
Dikarenakan adanya self-discharge dan
𝑡−1
𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 × 𝑘𝑃𝑑𝑒𝑐 × (𝑓 − 𝑓𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 ) 𝑓 ≥ 𝑓𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 fungsi droop, SoC baterai akan turun. Oleh
𝑡
𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 = { 𝑡−1 (3) karenanya, BMS baterai mengatur agar baterai
𝑃𝑖𝑛𝑣_𝑝𝑣 + (𝑃𝑛𝑜𝑚 × 𝑘𝑃𝑖𝑛𝑐 ) 𝑓𝑟𝑠𝑡 ≤ 𝑓 ≤ 𝑓𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡
selalu dalam kondisi penuh untuk antisipasi jika
Dengan
tiba-tiba microgrid perlu beroperasi dengan mode
𝑘𝑃𝑑𝑒𝑐 dan 𝑘𝑃𝑖𝑛𝑐 adalah gradien penurunan dan islanding.
kenaikan daya inverter PV pada fungsi • Sistem beban;
pengurangan daya pada saat over-frequency,
𝑓𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 dan 𝑓𝑟𝑠𝑡 masing-masing adalah frekuensi di Algoritma tambahan untuk sistem beban
jaringan microgrid ketika dimulainya penurunan hanya diterapkan pada saat microgrid beroperasi
dan kenaikan daya dengan fungsi tersebut. dengan mode islanding de gan menerapkan load-
shedding berdasarkan SoC baterai. Kelompok
Gambar 2 mengilustrasikan algoritma beban dengan prioritas rendah akan dimatikan
pengaturan daya pada inverter PV dengan fungsi terlebih dahulu ketika SoC baterai turun pada level
soft-starting ramp dan pengurangan daya pada tertentu. Urutan prioritas kelompok beban, yaitu
saat over-frequency. Nilai 𝑓𝑠𝑡𝑎𝑟𝑡 adalah 50,2 Hz beban yang terhubung ke Q32, Q31, Q34, dan
dan nilai 𝑓𝑟𝑠𝑡 adalah 50,05. Ini 𝑓𝑟𝑠𝑡 diatur sedikit yang paling tinggi prioritasnya adalah Q33 yang
lebih besar dari nilai frekuensi nominal untuk terhubung ke perangkat kontrol microgrid.
mengantisipasi response microgrid berbasis P(W)
Pmax
inverter, yang mempunyai inersia kecil,
mengalami under-frequency.
• Inverter baterai
Sistem baterai dapat difungsikan sebagai
pembangkit yang ouputnya dapat dekendalikan
(dispatchable) dan berperan sebagai grid-forming 0 (Hz)
yang bertugas menyediakan referensi tegangan
(s)
dan frekuensi di jaringan microgrid pada saat
islanding. Hal ini diperlukan karena pembangkit Gambar 2. Ilustrasi output daya inverter PV.
lainnya, yaitu PLTS bersifat intermittent. Sama
dengan pembangkit konvensional lain, algoritma
kerja baterai inverter menggunakan droop
frekuensi-beban seperti diperlihatkan pada
Gambar 3. Mengacu pada grid-code serta
pertimbangan bahwa baterai sebagai grid-
forming, maka rentang frekuensi kerja inver-ter
baterai diseting mulai dari 47,5 Hz sampai 51,5 Gambar 3. Karateristik output daya terhadap
frekuensi pada sistem baterai.
Hz, lebih lebar daripada frekuensi kerja inverter
PV. Droop gain baterai adalah 3%.
Baterai sistem juga bisa difungsikan untuk
Daya aktif (kW)
Frekuensi (Hz)
Bab ini membahas hasil evaluasi kinerja karena mengganngu kestabilan microgrid dan
microgrid 10 kW-B2TKE dengan menganalisa akan mem perpendek umur switching device pada
hasil pengukuran daya aktif dan frekuensi inverter PV.
microgrid. Simulasi dilakukan pada siang hari Gambar 6 menunjukkan kondisi proses
karena deviasi antara daya pembangkit dan daya transisi ke mode islanding dengan menerapkan
yang dikonsumsi beban cukup besar. Karena fungsi soft-starting-ramp. Terlihat pada gambar
beban yang terhubung ke fasa R lebih besar dari bahwa kenaikan daya output inverter PV sudah
kemampuan nominal inverter baterai, beban AC tidak terlalu tajam. Meskipun begitu, kondisi on
split ruang kontrol microgrid tidak dan off yang berulang masih terjadi meskipun
dinyalakan pada saat simulai. dengan frekuensi kejadian yang lebih kecil.
Gambar 4 adalah hasil pengukuran daya
aktif inverter PV dan frekuensi microgrid pada Tabel 1. Output daya sistem PLTS dan baterai pada saat
saat microgrid dalam kondisi terhubung jala-jala. transisi ke mode islanding
Waktu Daya aktif PLTS Daya aktif sistem baterai
Pada saat simulasi, daya ouput dari PLTS sekitar 14:16:55 1.11 3.09
7,57 kW. Pada gambar 4, terlihat bahwa frekuensi 14:18:14 2.93 1.38
microgrid selalu stabil meskipun terlihat adanya 14:18:59 3.03 1.12
pengurangan daya output inverter PV. Hal ini 14:21:25 3.33 1.06
terjadi karena dimungkinannya ekspor dan impor 14:22:56 4.17 0.15
daya pada saat microgrid terkoneksi jala-jala.
Selanjutnya dilakukan simulasi mode
Daya aktif (kW)
islanding. Sesaat setelah koneksi ke jala-jala
Frekuensi (Hz)
dilepas, maka baterai inverter akan beralih dari
mode on-grid ke mode off-grid, transisi ini
membutuhkan waktu sekitar 7-12 detik. Sebelum
inverter PV mulai kembali on dan menginjeksikan
ouput dayanya, semua beban akan disuplai oleh
baterai. Dengan fungsi droop pada sistem baterai,
naiknya daya output inverter PV secara bertahap Gambar 5. Frekuensi–daya aktif inverter PV pada
menyebabkan daya yang harus dikeluarkan oleh saat sesaat setelah islanding tanpa fungsi-fungsi
sistem baterai akan berkurang sesuai kenaikan tambahan.
daya inverter PV. Tabel 1. menampilkan beban
yang harus ditanggung oleh baterai sistem pada
Daya aktif (kW)
Frekuensi (Hz)
awal transisi ke mode islanding. Total daya beban
pada saat pengujian ini sekitar 4,19 kW.
Untuk mensimulasikan fungsi soft-
starting-ramp dan fungsi pengurangan daya pada
saat over-frequency, beban pada microgrid
dikurangi menjadi sekitar 1,5 kW. Gambar 5
menunjukkan perilaku inverter ketika fungsi soft-
starting ramp belum diterapkan. Daya ouput Gambar 6. Transisi ke mode islanding dengan soft-
inverter PV naik dengan cepat, yaitu sebesar 3,6 starting-ramp.
kW dalam 4 detik sesuai dengan nilai 𝑘𝑖𝑛𝑐 . Pada
Gambar 5 juga terlihat kondisi on dan off inverter
Daya aktif (kW)
Frekuensi (Hz)
Saran
Pada makalah ini belum dibahas terkait
pengaturan daya reaktif dengan kestabilan
tegangan pada microgrid. Hal ini bisa dijadikan
Gambar 8. Kecepatan penurunan SoC baterai dengan dan
tanpa load-shedding. ide untuk studi selanjutnya.
https://files.sma.de/downloads/STP12000TL-
DEN1723-V10web.pdf.
[6] Hoppecke, “Sun Powerpack Premium,”
datasheet, Juni 2016, [Online] Available:
http://hoppecke.co.jp/wp-
content/uploads/sun/pdf/sun_powerpack_premiu
m_en.pdf.
[7] SMA, “Sunny Island 3.0M/4.4M For On-grid
and Off-grid Application,” SI30M-44M-
DEN1617-V2datasheet. [Online] Available:
https://www.rpc.com.au/pdf/sunny_island_3M_4
.4M_datasheet.pdf
[8] Kementerian ESDM, “Peraturan Menteri
ESDM No. 3 Tahun 2007 Terntang Grid-code
Jawa – Bali,” 2007. [Online] Available:
https://www.minerba.esdm.go.id/library/sijh/per
men-esdm-03-2007.pdf.
Bayu Samodra1, Yusuf Margowadi2, Maulana Dwi Nur Dawami3 dan Riza4
Balai Besar Teknologi Konversi Energi (B2TKE-BPPT), Kawasan PUSPIPTEK Klaster Energi Gd.620 –
625 Tangerang Selatan 15314, Telp: 021 756 0916
Bayu Samodra, Yusuf Margowadi, Maulana Dwi Nur Dawami, dan Riza
ABSTRAK
Kehadiran kendaraan bermotor listrik roda 2 yang terus meningkat perlu diimbangi dengan hadirnya teknologi
charging station di beberapa fasilitas umum. Untuk meningkatkan kenyamanan pengguna charging station, perlu
adanya teknologi monitoring besar daya listrik yang sudah terisi ke baterai kendaraan listrik. Dalam riset ini, dilakukan
monitoring menggunakan power meter yang mempunyai protokol komunikasi Modbus. Dengan protokol Modbus,
power meter dapat dihubungkan ke mikrokontroler Wemos D1 yang tersambung ke internet dengan menggunakan
aplikasi Telegram. Pengguna charging station dapat memilih informasi besar daya listrik maupun tagihan biaya
penggunaan charging station melalui Telegram bot. Hasil implementasi Modbus pada power meter berhasil
mengirimkan data dari charging station ke Wemos D1. Dalam satu siklus charging baterai kendaraan bermotor listrik
72 V membutuhkan energi 1,2 kWh hingga baterai terisi penuh. Dan informasi besaran daya serta tagihan biaya
penggunaan charging station berhasil ditampilkan pada aplikasi Telegram. Berdasarkan hasil tersebut, teknologi
monitoring menggunakan aplikasi Telegram dapat diterapkan untuk menambah fitur pada charging station. Sehingga
pengguna lebih mudah dalam melakukan monitoring tanpa harus ke lokasi charging station. Dan pemanfaatan
teknologi ini dapat digunakan untuk mengembangkan ekosistem charging station di fasilitas umum.
ABSTRACT
Increasing of 2-wheeled electric vehicles needs to be balanced with charging stations in several public
facilities. To increase the convenience of charging station users, need monitoring technology for electric power that
has been charged to the battery. In this research, monitoring is done using power meter that has a Modbus. The power
meter connected to the Wemos that are connected to internet using Telegram. Users can choose electric power and
billing via Telegram bot. The result is successfully sent data from charging station to Wemos. In one cycle of charging
72 V batteries requires 1,2 kWh of energy until fully charged. And the data successfully displayed on Telegram. Based
on these results, monitoring technology using Telegram application can be applied to add features charging station.
So that it is easier for users to monitor charging station. And this technology can be used to develop charging station
ecosystem in public facilities.
dilakukan monitoring terhadap penggunaan energi RS485 merupakan komunikasi half duplex, secara
listrik pada charging station tersebut. serial. Half duplex berarti mampu mengirim atau
Sebelumnya riset mengenai implementasi menerima data pada jalur yang sama, namun
protokol Modbus pernah dilakukan untuk aplikasi bergantian (satu arah dalam satu waktu).
kontrol ataupun monitoring. Untuk aplikasi Komunikasi Modbus menggunakan teknik
kontrol, sistem mengambil data dari sensor master-slave, dimana satu perangkat master
menggunakan protokol Modbus kemudian melakukan permintaan kepada perangkat slave
mengontrol relay sebagai sistem keluarannya. untuk menyediakan data. Proses query dari
[2]–[4] Untuk aplikasi monitoring, sistem perangkat master dan response dari perangkat
mengambil data dari alat ukur menggunakan slave ditunjukkan pada Gambar 1. [11]
protokol Modbus, kemudian menampilkan nilai
yang terbaca pada alat ukur. [5]–[7] Penerapan
sistem monitoring ini adalah pada bangunan
rumah, maupun gedung. Riset lain yang
mendukung yaitu menampilkan hasil monitoring
melalui antarmuka Internet of Things (IoT) berupa
website atau aplikasi sehingga dapat dilakukan
monitoring dari jarak jauh. [8]–[10]
Berdasarkan referensi dari riset
sebelumnya, maka dalam riset ini dilakukan Gambar 27. Arsitektur komunikasi Modbus
monitoring terhadap charging station
menggunakan power meter yang mempunyai Sistem komunikasi Modbus mempunyai 2
protokol komunikasi Modbus. Power meter mode transmisi. Dalam mode ASCII (American
sebagai perangkat slave untuk penyediaan data Standard Code for Information Interchange)
energi yang dapat terukur, kemudian dihubungkan setiap byte (8-bit) data dikirim sebagai 2 karakter
ke mikrokontroler Wemos D1 sebagai perangkat ASCII. Sedangkan dalam mode RTU (Remote
master yang tersambung ke internet. Monitoring Terminal Unit), setiap byte (8-bit) data dikirim
dilakukan dengan berbasis Internet of Things sebagai dua buah 4-bit karakter heksadesimal.
(IoT) menggunakan aplikasi Telegram. Dalam riset ini menggunakan mode RTU.
Aplikasi Telegram merupakan salah satu Wemos D1 dapat menghubungkan
aplikasi yang dapat dikembangkan menjadi perangkat mikrokontroler dengan internet melalui
antarmuka charging station untuk pengguna dapat WiFi dengan adanya modul ESP8266. Wemos D1
melakukan monitoring. Melalui Telegram bot, dapat bekerja sendiri atau stand alone untuk
pengguna charging station dapat memilih memproses setiap perintah yang masuk.[10]
informasi status ketersediaan charging station Riset ini dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:
maupun besar daya listrik dan tagihan biaya 1. Perancangan sistem meliputi perancangan
penggunaan charging station dari jarak jauh tanpa hardware dan perancangan software
harus ke lokasi charging station. menggunakan Arduino IDE.
2. Perancangan Telegram bot sebagai
BAHAN DAN METODE antarmuka pengguna dan charging station.
Dalam riset ini menggunakan Power Meter 3. Analisis kinerja sistem monitoring daya dan
PM2120 dari Schneider, dan sensor arus tagihan charging station dengan Telegram
menggunakan CT (Current Transformer) dengan
bot.
rasio 30/5A. Power meter adalah sebuah meteran
Perancangan hardware sistem terdiri dari
listrik yang dapat berfungsi sebagai instrumentasi
mikrokontroler Wemos D1, modul Modbus
digital dan perangkat akuisisi data. Power meter
RS485, dan Power Meter PM2120. Pin pada
dapat menggantikan fungsi relay, tranduser dan
mikrokontroler yang digunakan adalah:
komponen lainnya serta dilengkapi dengan
komunikasi serial RS485 (Modbus) untuk 1. Pin digital D10/SS dan D11/MOSI
pengintegrasian ke dalam sistem monitoring. [5] difungsikan sebagai pengirim dan penerima
Modbus merupakan salah satu protokol data komunikasi serial sinkron antara
untuk komunikasi yang digunakan untuk mikrokontroler dengan modul Modbus
mengirimkan data atau informasi melalui koneksi RS485.
serial (RS232/485) antar perangkat elektronik. [7]
2. Pin digital D3/SCL dan D4/SDA difungsikan konektivitas internet yang tersambung secara
sebagai jalur sinkronisasi dan data serial terus-menerus. Perancangan Telegram bot
antara mikrokontroler dengan modul Modbus digunakan sebagai antarmuka dari sistem
RS485. monitoring daya dan tagihan charging station. Bot
pada aplikasi Telegram dibuat menggunakan
BotFather. Bot yang telah dibuat mempunyai API
(Application Programming Interface) khusus
yang digunakan untuk mengintegrasikan aplikasi
Telegram dengan mikrokontroler Wemos D1.
[Length]
[Length]
[CRC1]
[CRC2]
Tabel 23. Perbandingan power meter dan serial
Code]
RTU]
[Reg]
[Reg]
monitor
Menit Parameter Power Serial
dimana, ke- Meter Monitor
• Address RTU merupakan alamat dari Power 1 Arus (A) 2,374 2,37
Meter PM2120 dengan alamat 01. Tegangan (V) 218,0 218,03
• Function Code menunjukkan jenis fungsi, Daya (W) 271,00 271,20
dalam riset ini menggunakan kode 03 Read Frekuensi (Hz) 49,98 50,00
Holding Registers. Energi (Wh) 3,00 3,00
• Reg merupakan register yang ingin diambil 5 Arus (A) 2,463 2,46
Tegangan (V) 217,3 217,35
nilainya. Dan Length merupakan jumlah
Daya (W) 285,00 285,40
register yang diminta.
Frekuensi (Hz) 50,00 50,05
Berdasarkan manual Power Meter PM2120, Energi (Wh) 22,00 22,00
register 2700 Active Energy Delivered (Into 15 Arus (A) 2,571 2,57
Load), register 3000 Current A, register 3028 Tegangan (V) 217,6 217,64
Voltage A-N, register 3054 Active Power A, dan Daya (W) 296,00 296,71
register 3110 Frequency. Frekuensi (Hz) 50,00 50,04
• CRC merupakan Cyclic Redundancy Check Energi (Wh) 71,00 71,00
yaitu sebuah metode untuk pengecekan
error.
Untuk respon data dari perangkat slave
memiliki frame yang menyesuaikan jumlah data
yang dikirimkan.
[2*panjang
[Function
[Address
[data…]
[data…]
[CRC1]
[CRC2]
Code]
[data]
RTU]
data]
serial monitor komputer serta dikirimkan ke 91 for Employment Monitoring Power Household
server Telegram. Monitoring,” vol. 5, no. 3, pp. 6179–6186, 2018.
Pengujian telegram bot, dilakukan saat [6] A. Adriansyah and R. zally Priatmadja,
pengisian daya listrik pada baterai kendaraan “Rancang Bangun Protocol Modbus Pada Kwh
bermotor listrik 72V, dengan waktu pengisisan 5 Meter Elektronik Tipe Ion 8600 Untuk Memonitor
jam dan memperoleh data hasil monitoring Besaran Energi Listrik Trafo Dengan
dengan aplikasi Telegram yaitu total energi listrik Menggunakan Aplikasi Citect Scada,” Jurnal
yang digunakan 1.214 Wh (1,2 kWh) dan tagihan Teknologi Elektro, vol. 6, no. 1, 2015, doi:
sebesar Rp 2.428. 10.22441/jte.v6i1.789.
Diharapkan pemanfaatan teknologi [7] F. Tangdililing and S. Yunita Bara’langi,
monitoring menggunakan aplikasi Telegram ini “Implementasi Protokol Modbus TCP Pada
dapat digunakan untuk mengembangkan Sistem Monitoring Besaran Listrik Menggunakan
penyediaan charging station di fasilitas umum Labview Dan Power Meter Schneider 810,”
sehingga diharapkan menjadi sebuah kesatuan Jurnal Tematika, vol. 2, 2014.
ekosistem untuk mendukung perkembangan [8] G. Herandy and B. Suprianto,
kendaraan listrik di Indonesia. “Monitoring Biaya Dan Pengukuran Konsumsi
Daya Listrik Berbasis Arduino Mega2560
Saran Menggunakan Web,” no. V, 2019.
Saran untuk pengembangan riset ini adalah [9] M. Shamshiri, C. K. Gan, K. A. Baharin,
mengganti perangkat pemrosesan data yang and M. A. M. Azman, “IoT-based electricity
semula menggunakan mikrokontroler Wemos D1 energy monitoring system at Universiti Teknikal
dapat diganti menggunakan raspberry. Sehingga Malaysia Melaka,” Bulletin of Electrical
pemrosesan data serta respon terhadap aplikasi Engineering and Informatics, vol. 8, no. 2, pp.
Telegram dapat berjalan lebih cepat. Serta 683–689, 2019, doi: 10.11591/eei.v8i2.1281.
menambahkan menu pada Telegram bot untuk [10] Ali Khumaidi and Wargiono,
start atau stop charging station. “Perancangan Building Management System
Menggunakan Arduino Mega 2560 dan Layanan
DAFTAR PUSTAKA Cloud,” Seminar Nasional dan Teknologi, pp.
[1] L. T. Tambun, “Kendaraan Listrik di DKI 667–673, 2018.
Tercatat 669 Unit,” 2020. [11] Nurpadmi, “FORUM TEKNOLOGI Vol.
https://www.beritasatu.com/megapolitan/596745- 01 No. 2,” vol. 01, no. 2, 2010.
kendaraan-listrik-di-dki-tercatat-669-unit [12] M. Sowmiya Manoj, A. John Paul
(accessed Jul. 17, 2020). Praveen, and K. Subbulakshmi, “Master/slave
[2] S. Sumaryono, A. Setya, and W. Najib, transmitter and receiver system using modbus
“Pemberdayaan Sensor Smartphone Android protocol,” International Journal of Engineering
dalam Industrial IoT ( IIOT ) berbasis protokol and Advanced Technology, vol. 8, no. 6 Special
MODBUS / TCP,” pp. 24–25, 2019. Issue 2, pp. 301–304, 2019, doi:
[3] V. Hassanpour, S. Rajabi, Z. Shayan, Z. 10.35940/ijeat.F1080.0886S219.
Hafezi, and M. M. Arefi, “Low-cost home
automation using Arduino and Modbus protocol,”
2017 5th International Conference on Control,
Instrumentation, and Automation, ICCIA 2017,
vol. 2018-Janua, pp. 284–289, 2017, doi:
10.1109/ICCIAutom.2017.8258694.
[4] Simanullang, “Sistem PID Pengendali
Level Ketinggian Air Berbasis Modbus / TCP -
LCU dan Industrial Field Control Node - RTU,”
Irons,Industrial Reasearch Workshop and
National Seminar Negri Bandung, pp. 1–9, 2017.
[5] Z. Qamara, F. T. Elektro, U. Telkom, and
P. Meter, “Implementasi Protokol Modbus Pada
Power Meter Spm 91 Untuk Penerapan
Monitoring Daya Listrik Rumah Tangga
Implementation of Modbus on Power Meter Spm
ABSTRAK
Nikel dan kobalt merupakan unsur utama dalam pembuatan baterai untuk menyimpan energi listrik. Jenis
baterai yang umum digunakan saat ini yaitu Lithium-ion (Li-ion) dan Nickel Metal Hydride (NiMH). Pada baterai Li-
ion menggunakan lithium cobalt oxide sebagai katoda, dan pada baterai NiMH menggunakan nickel okside sebagai
anoda. Daerah Pomalaa memiliki sumberdaya mineral bijih nikel dan kobalt dalam bentuk endapan laterit. Endapan
laterit merupakan hasil dari pelapukan batuan ultramafik yang mengalami proses pelindian dan terakumulasi pada
zona limonit dan saprolit. Secara umum, profil endapan laterit di daerah penelitian dari atas ke bawah terdiri dari tanah
penutup, zona limonit, zona saprolit, dan zona batuan dasar/bedrock. Ketebalan zona limonit dan saprolit bervariasi
tergantung pada intensitas proses pelapukan dan kerapatan struktur geologi. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi bentuk, sebaran dan sumber daya endapan nikel laterit di bawah permukaan menggunakan metode
resistivitas 2D dalam upaya mendapatkan sumber daya bijih nikel dan kobalt di daerah penelitian. Hasil akusisi data
resistivitas diperoleh nilai resistivitas endapan laterit di bawah permukaan berkisar 5 – 1200 Ω.m. Hasil korelasi data
log bor dengan data nilai resistivitas menunjukan zona limonit memiliki kisaran nilai resistivitas 44 -604 Ω.m, zona
saprolit berkisar 5 – 144 Ω.m dan batuan dasar berkisar 144 – 1200 Ω.m. Hasil pemodelan 3D endapan laterit diperoleh
sumberdaya zona limonit sebesar 13.674.700 m.ton dan zona saprolit sebesar 18.598.600 m.ton pada area seluas 69
hektar. Zona limonit memiliki kadar rata-rata 1,42% Ni dan 0,14% Co, sedangkan zona saprolit 2,20% Ni dan 0,05%
Co. Pada zona limonit sumberdaya nikel sebesar 194.180 m.ton dan kobalt sebesar 19.145 m.ton, dan pada zona
saprolit sumberdaya nikel sebesar 409.170 m.ton dan kobalt sebesar 9.300 m.ton. Metoda resistivitas 2D dapat
disarankan untuk digunakan dalam penyelidikan potensi sumber daya endapan nikel laterit di daerah lainnya. Manfaat
penelitian ini untuk mendukung upaya ketersediaan data sumber daya bijih nikel dan kobalt untuk kebuthan bahan
baku pembuatan baterai penyimpan energi listrik di dalam negeri.
.
Kata Kunci: Endapan laterit, bijih nikel, bijih kobalt, resistivitas 2D,pemodelan 3D dan sumberdaya
ABSTRACT
Nickel and cobalt are main elements in the manufacture of battery to store electrical energy.Type of battery
that commonly used are Lithium-ion (Li-ion) and Nickel Metal Hydride (NiMH). Li-ion battery use lithium cobalt
oxide as the cathode, and in NiMH battery use nickel oxide as the anode. Pomalaa area has mineral resources of
nickel and cobalt ores in the form of laterite deposit. Laterite deposit are the result of weathering of ultramafic rocks
which undergo leaching processes and accumulate in the limonite and saprolite zones. In general, profiles of laterite
in the research area from top to bottom consist of overburden, limonite zones, saprolite zones and bedrock. The
thickness of the limonite and saprolite zones varies depending on the intensity of the weathering process and the
density of the geological structure. The research purpose is to identify the shape, distribution and resources of the
laterite nickel deposit in sub-surface using the 2D resistivity method in an effort to obtain nickel and cobalt ores
resources in the research area. The results of the resistivity data acquisition obtained that the resistivity value of
laterite deposit in sub-surface ranges from 5 - 1200 Ω.m. The correlation between drill log data with the resistivity
value data showed limonite zone has a resistivity range of 44 -604 Ω.m, saprolite zone ranges from 5 - 144 Ω.m and
bedrock ranges from 144 - 1200 Ω.m. 3D modeling results of laterite deposit obtained limonite zones of 13,674,700
m.ton and saprolite zones of 18,598,600 m.ton in an area of 69 hectares. Average nickel and cobalt contens in the
limonite zone are 1.42% Ni and 0.14% Co, whereas in the saprolite zone the average nickel content is 2.20% Ni and
the cobalt content is 0.05% Co. In the limonite zone, nickel resources are 194,180 m.ton and cobalt is 19,145 m.ton,
and in the saprolite zone, nickel resources are 409,170 m.ton and cobalt is 9,300 m.ton. 2D resistivity method is
suggested to be used in the resources potential investigation of laterite nickel deposit in other areas. The benefit of
this research is to support efforts to provide data on nickel and cobalt ores resources for domestic needs of the
manufacture of electric energy storage battery.
Keywords: Laterite deposits, nickel ore, cobalt ore, 2D resistivity method, 3D modeling and resources
berdasarkan sifat kelistrikannya. Prinsip profil 2D zonasi laterit. Setiap kisi profil 2D
pengukuran metode ini adalah dengan zonasi laterit dikonversi menjadi data 3D untuk
menginjeksi arus listrik (mA) ke dalam bumi diproses pemodelan 3D menghasilkan model 3D
melalui 2 elektroda arus, kemudian beda potensial endapan laterit daerah penelitian.
yang terjadi (mV) diukur melalui 2 elektroda
potensial. Hasil pengukuran arus dan beda
potensial untuk setiap jarak elektroda yang
berbeda kemudian dihitung dengan masukan
faktor geometrinya untuk memperoleh nilai
resistivitas semu (a). Nilai resistivitas yang
diukur bukan nilai resistivitas sebenarnya dari
permukaan bawah tanah, tetapi itu merupakan
nilai resistivitas semu [3]. Hubungan antara
resistivitas semu dan resistivitas sebenarnya
merupakan hubungan yang kompleks. Untuk
menentukan nilai resistivitas sebenarnya dibawah
permukaan perlu dilakukan proses pemodelan
inversi dengan menggunakan program perangkat
lunak Res2DInv. Profil 2D hasil pemodelan
inversi diinterpretasi dengan data geologi
menghasilkan profil 2D distribusi resistivitas
sebenarnya yang merepresentasikan kondisi
litologi tanah dan batuan serta struktur geologi di
bawah permukaan [3]. Hasil interpretasi data
resistivitas di bawah permukaan akan membantu
dalam perencanaan ekplorasi pemboran dan
perencanaan penambangan. Gambar 1. Metode Penelitian
elektroda arus dan potensial, GPS, laptop, sunto, berbanding lurus dengan arus listrik. Hubungan
meteran dan kamera digital. antara besarnya beda potensial listrik dalam satuan
Volt (V) , kuat arus listrik dalam satuan ampere (I)
dan besarnya resistan atau tahanan kawat
penghantar (R) dalam satuan ohm(Ω) [6].
V = IR (1)
k=2xa (3)
umur batuan, tekstur batuan dan proses geologi, laut. Morfologi perbukitan ini terbentuk oleh
seperti alterasi, pelapukan, pelarutan dan batuan ultramafik dengan struktur kekar cukup
metamorfisme [4]. rapat. Kondisi ini telah mempengaruhi
pembentukan endapan laterit nikel di daerah
HASIL DAN PEMBAHASAN penelitian. Hasil pengamatan di lapangan yang
Satuan batuan di daerah penelitian termasuk dilakukan pada area tambang terbuka (Gambar 7),
dalam komplek batuan ultramafik (Gambar 6). terlihat singkapan soil/tanah dan batuan yang
Komplek batuan ini tersusun oleh jenis batuan menunjukkan profil endapan laterit secara vertikal
peridotit, hasburgit, dunit dan serpentinit [8]. dengan urutan zonasi laterit mulai dari tanah
Batuan ultramafik adalah batuan yang kaya akan penutup, limonit, saprolit dan batuan dasar.
mineral mafik (ferromagnesian) dan minim
bahkan absen kuarsa, feldspar dan feldspatoid.
Batuan ini pada dasarnya terdiri atas olivin,
piroksen, hornblenda dan mika [2]. Batuan ini
sebagai sumber dan pembawa logam nikel dan
kobalt.
Batuan dasar Batuan dasar, warna abu- abu kehitaman, terekahkan kuat, segar,
36 39 (Batuan keras, plastisitas rendah, impermeabel, zona mineralisasi reduksi,
Ultramafik) menunjukan sifat breksiasi
Gambar 10. Model penampang resistivitas 2D pada Gambar 11. Model penampang resistivitas 2D
lintasan PIT6-3 pada lintasan PIT6-4
Gambar 12. Model penampang resistivitas 2D Gambar 13. Model penampang resistivitas 2D pada
pada lintasan PIT6-5 lintasan PIT6-6
Dalam identifikasi kisaran nilai resistivitas dimana posisi titik bor terletak di lokasi elektroda
pada setiap zona laterit dilakukan korelasi 34 (Gambar 14). Hasil korelasi menunjukkan
distribusi nilai resistivitas pada profil resistivitas setiap zonasi laterit nikel memiliki kisaran nilai
2D lintasan PIT6-5 dengan data log bor GW-2, resistivitas yang relatif berbeda (Tabel 2). Kisaran
nilai resistivitas setiap zonasi laterit tersebut pada lintasan lainnya, yakni lintasan PIT6-1,
digunakan sebagai referensi kisaran nilai PIT6-2, PIT6-3, PIT6-4, dan PIT6-6.
resistivitas dalam interpretasi profil resistivitas 2D
Gambar 14. Korelasi log bor dengan distribusi nilai resistivitas pada lintasan PIT6-5
Tabel 2. Interpretasi kisaran nilai resistivitas dengan zonasi laterit
No. Kisaran Nilai Resistivitas Zonasi Laterit
1 144 -604 Ω.m Limonit
2 5 – 144 Ω.m Saprolit
3 144 – 1200 Ω.m Batuan dasar
Gambar 15. Profil model 2D hasil Interpretasi pada Gambar 16. Profil model 2D hasil Interpretasi pada
lintasan PIT6-1 lintasan PIT6-2
Gambar 17. Profil model 2D hasil Interpretasi pada Gambar 18. Profil model 2D hasil Interpretasi pada
lintasan PIT6-3 lintasan PIT6-4
Gambar 19. Profil model 2D hasil Interpretasi pada Gambar 20. Profil model 2D hasil Interpretasi pada
lintasan PIT6-5 lintasan PIT6-6
Pemodelan 3 dimensi endapan laterit di ketebalan setiap zona laterit) pada setiap elektroda
daerah penelitian dibuat berdasarkan hasil atau selang beberapa elektroda kedalam software
interpretasi profil resistivitas 2D setiap lintasan, Rockwork. Hasil pemodelan 3 dimensi endapan
dimana setiap profil digrid berdasarkan stratigrafi laterit dan penampang slice vertikal dengan arah
dengan melakukan input data perubahan zonasi barat-timur dan selatan-utara terlihat pada Gambar
laterit (koordinat, elevasi, total kedalaman dan 21 – 24.
Gambar 21. Model 3D endapan laterit di PIT6, dilihat Gambar 22. Model 3D endapan laterit di PIT6,dilihat
dari arah tenggara dari arah baratdaya
Gambar 23. Model 3D penampang dengan arah slice Gambar 24. Model 3D penampang dengan arah slice
barat-timur utara-selatan
Hasil perhtungan jumlah sumber daya bijih limonit 1,42% Ni dan 0,14% Co; pada zona
nikel dan bijih kobalt pada zona limonit dan zona saprolit rata-rata kadar nikel 2,20% Ni dan kadar
saprolit terlihat pada Tabel 3. Di daerah penelitian, kobalt 0,05% Co[6].
rata-rata kadar nikel dan kobalt dalam zona
Tabel 3. Sumberdaya bijih nikel dan kobalt di daerah penelitian
Volume Sumberdaya Sumberdaya Bijih Nikel Sumberdaya Bijih Kobalt
Zonasi Laterit
(m3) (m.ton) (m.ton) (m.ton)
Limonit 8.287.700 13.674.700 194.180 19.145
saprolit 10.053.300 18.598.600 409.170 9.300
Andromeda Dwi Laksono*1, Arief Rahman Hakim2, Jatmoko Awali3, dan Nabilla Amalia Putri
Institut Teknologi Kalimantan
Jl. Soekarno Hatta No.KM 15, Karang Joang, Kec. Balikpapan Utara, Kota Balikpapan,
Kalimantan Timur 76127
andromeda@itk.ac.id
Andromeda Dwi Laksono, Arief Rahman Hakim, Jatmoko Awali, dan Nabilla Amalia Putri
ABSTRAK
Struktur konstruksi yang berada dibawah air lambat laun akan mengalami kerusakan, ketika kerusakan tersebut
berada pada kondisi yang darurat, maka perlu dilakukan perbaikan dan instalasi struktur menggunakan teknik
pengelasan dibawah permukaan air. Lingkungan air laut yang korosif menjadi pertimbangan dalam pemilihan arus
pengelasan untuk meminimalisir kerusakan akibat laju korosi yang tinggi pada hasil pengelasan tersebut. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan laju korosi pada hasil pengelasan Shielded Metal Arc Welding
(SMAW) di bawah air menggunakan elektroda E7014 diameter 3,2 mm pada material plat baja JIS SS400 dengan
variasi arus 155A, 165A, dan 175A. Pengamatan dilakukan dengan pengujian Open Circuit Potential (OCP),
pengujian weight loss, pengamatan mikrostruktur, dan uji macroetching. Data hasil pengujian OCP menunjukkan
nilai laju korosi terendah dari variasi kuat arus pengelasan yaitu pada pengelasan arus 155A, dimana didapatkan laju
korosi sebesar 0,10089 mm/year. Pengamatan mikrostruktur kemudian menunjukkan keseragaman struktur untuk tiga
daerah pengelasan untuk setiap variasi pengelasan. Semakin tinggi arus pengelasan maka semakin luas daerah Heat
Affected Zone (HAZ) dan ini berbanding lurus dengan laju korosi yang dihasilkan. Maka dari itu, dapat disimpulkan
bahwa HAZ memberi pengaruh yang besar terhadap perbedaan laju korosi yang dihasilkan. Sehingga dapat diketahui
informasi mengenai pengaruh variasi arus dan tebal plat terhadap laju korosi baja JIS SS400 pada pengelasan SMAW
di bawah air.
Kata Kunci: arus pengelasan, laju korosi, pengelasan bawah air, SMAW.
ABSTRACT
The structure of the underwater construction will gradually be damaged, when the damage is in an emergency
condition, it is necessary to repair and install the structure using welding techniques below the surface of the water.
Corrosive seawater environment is considered in the selection of welding currents to minimize damage due to high
corrosion rates in the weld results. The purpose of this research is to determine the differences in corrosion rates of
the underwater Shielded Arc Welding (SMAW) using E7014 electrodes with a diameter of 3.2 mm on JIS SS400 steel
plate material with current variations of 155A, 165A, and 175A. Observations were made by Open Circuit Potential
(OCP), weight loss, microstructure observation and macroetching test. The OCP test shows that, the lowest corrosion
rate was obtained from the variation of welding current strength using 155A of the welding current, where the
corrosion rate is 0.10089 mm/year. Microstructural observations exhibit the uniformity structure of the three-welding
regions for each of the welding variation. The higher of welding current make the larger Heat Affected Zone (HAZ)
area and this is directly proportional to the produced corrosion rate. Hence, it can be concluded that HAZ is highly
influence the difference of the produced corrosion rate. As a result, the information about the effect of current
variations and plate thickness on the corrosion rate of JIS SS400 steel in underwater SMAW welding can be delivered.
listrik terlindung atau pengelasan SMAW adalah (WPS) berdasarkan AWS D.1.1 2004 tentang
proses pengelasan yang menggunakan panas prosedur pengelasan material baja dengan jenis
untuk mencairkan material dasar dan elektroda. kampuh yang digunakan yaitu dengan tipe single
Proses pengelasan SMAW dapat dilakukan di V-groove. Pertama, dilakukan pembersihan
lingkungan darat dan di lingkungan bawah air. permukaan benda kerja yang akan dilas dengan
Semakin banyaknya pengerjaan pengelasan di kertas gosok dan cleanner. Setelah bersih, benda
bawah air, maka untuk mendapatkan hasil las- kerja diletakkan di atas meja las yang berada di
lasan yang baik perlu diperhatikan parameter- bawah permukaan air. Langkah selanjutnya yaitu
parameter pengelasan di lingkungan air laut mengatur mesin las pada arus DCEN. Untuk busur
tersebut [2]. Lingkungan laut yang korosif juga diaktifkan dengan cara frekuensi tinggi dan diatur
dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan dan jarak busur sekitar 1 mm di atas benda kerja.
mengakibatkan kerusakan. Proses pendinginan berlangsung di bawah
Melalui penelitian ini akan dilakukan permukaan air hingga permukaan benda kerja
analisis perbandingan laju korosi pada pengelasan dingin.
SMAW di bawah air laut dengan pengaruh variasi
arus pengelasan pada baja JIS SS400. Alasan 2. Preparasi Pengujian
dipilihnya baja JIS SS400 karena baja karbon Baja JIS SS400 hasil pengelasan
rendah yang mempunyai kepekaan rendah dipreparasi menjadi 2 bentuk spesimen. Spesimen
terhadap retak las dibandingkan dengan baja pertama untuk uji OCP dan weight loss dipotong
karbon lainnya [3]. Untuk rumusan masalah yaitu berbentuk balok dengan ukuran 25 x 25 x 10 mm
bagaimana pengaruh variasi arus 155A, 165A, dan serta ditambahkan lubang di bagian atas tengah
175A pada pengelasan SMAW di bawah air untuk sampel weight loss. Sedangkan untuk
terhadap perubahan laju korosi, perubahan pengujian macroetching dengan cara memotong
struktur baja JIS SS400 serta perbedaan laju permukaan hasil las-lasan arah melintang dengan
korosi pada spesimen pengelasan dengan material dimensi 80 x 30 x 10 mm, lalu dilakukan proses
plat baja JIS SS400 tanpa pengelasan. Baja JIS grinding untuk mendapatkan permukaan yang
SS400 merupakan baja karbon rendah dengan halus. Untuk media korosi digunakan larutan
kadar karbon kurang dari 0,30%, baja karbon 3.5% NaCl, dengan cara mencampurkan garam
rendah mempunyai kepekaan yang rendah teknis NaCl dan aquades.
terhadap retak las dibandingkan dengan baja
karbon lainnya karena kadar karbon yang paling 3. Pengujian
rendah [3]. Dalam hal ini elektroda yang Terdapat 4 pengujian pada penelitian ini,
digunakan adalah AWS E7014 diameter 3,2 mm yaitu weight loss, OCP, mikrostruktur, dan
dengan menggunakan pengujian OCP, pengujian macroetching. Semua pengujian dilakukan di Lab
weight loss, pengamatan mikrostruktur, dan uji Material dan Metalurgi, Program Studi Teknik
macroetching serta variasi arus yang digunakan Material dan Metalurgi, Institut Teknologi
yaitu 155A, 165A, dan 175A dengan tebal plat Kalimantan.
yang digunakan yaitu 10 mm. Proses korosi menggunakan metode weight
loss dilakukan dengan pengulangan sebanyak tiga
BAHAN DAN METODE kali dengan mengacu pada standar ASTM G31-
Adapun tahapan pelaksanaan penelitian 72. Setelah melawati pengujian weight loss maka
sebagai berikut: diambil foto mikro pada tiga daerah pengelasan
untuk mengamati morfologi korosi yang terbentuk
1. Preparasi Pengelasan dengan perbesaran 10-100 kali menggunakan
Preparasi awal dari material pengelasan mikroskop merk Carl-Zeiss.
adalah pemotongan plat baja JIS SS400 dengan Pengukuran Open Circuit Potential (OCP)
tebal plat 10 mm menjadi dimensi 300 x 100 x 10 dilakukan menggunakan perangkat Autolab
mm sebanyak dua buah untuk satu kali pengelasan PGSTAT101. Pengujian OCP dilakukan untuk
arus dengan variasi yaitu 155 A, 165A, dan 175A mendapatkan data tentang laju korosi. Standar
sehingga terdapat 3 pasang plat baja yang siap pengukuran laju korosi melalui polarisasi
untuk dilakukan pengelasan. potensiodinamik ini menggunakan standar ASTM
Langkah-langkah dalam dalam melakukan G-5. Sebelum dilakukan pengukuran, sel
pengelasan yaitu menyesuaikan dengan prosedur elektrokimia dibiarkan selama beberapa saat agar
pengelasan Welding Procedure Specification
transaksi antar muka baja karbon dengan larutan pengelasan dengan kecepatan yang sama untuk
mencapai keadaan steady state. setiap variasi spesimen sehingga hal yang
Analisa struktur mikro dapat diamati fasa mempengaruhi perbedaan luasan daerah HAZ
yang terbentuk pada masing-masing daerah adalah besarnya arus pengelasan yang
pengelasan. Standar yang digunakan dalam mengakibatkan perbedaan heat input yang
pengamatan mikrostruktur ini menggunakan diterima material. Pada Gambar 1 terlihat bahwa
ASTM E407 dengan larutan etsa komposisi 5 ml luasan daerah HAZ pada spesimen dengan variasi
HNO3 dan 100 ml etanol (95%). Pengamatan arus 175A memiliki luasan HAZ yang paling
terhadap mikrostruktur dilakukan menggunakan tinggi sebesar 84,57 mm2 sedangkan pada
mikroskop merk Carl-Zeiss untuk spesimen dengan variasi arus 155A memiliki
membandingkan perbedaan struktur fasa pada tiga luasan daerah HAZ yang paling rendah sebesar
daerah pengelasan, serta dilakukan perhitungan 58,75 mm2.
persentase fasa dan ukuran butir menggunakan
aplikasi ImageJ.
Pengujian macroetching dilakukan untuk
mengetahui morfologi hasil dari proses
pengelasan SMAW di bawah air pada plat baja JIS
SS400. Tujuannya adalah untuk mengetahui
pengaruh dari variasi arus terhadap penetrasi las-
lasan pada material induk serta daerah-daerah
pengelasan. Pengujian dilakukan dengan cara
merendam permukaan spesimen uji ke dalam
larutan etsa dengan komposisi HNO3 98% selama
5-10 detik kemudian didiamkan di udara terbuka
beberapa saat dan segera dicuci menggunakan air
bersih. Setelah itu, dilakukan pengamatan
menggunakan kamera dengan resolusi tinggi.
Setelah didapatkan morfologi dari tiga daerah
pengelasan, maka selanjutnya dilakukan
perhitungan luas HAZ.
tafel di Gambar 4. Pengaruh variasi arus akan bersinggungan maka pada daerah pertemuan batas
memberikan masukan panas yang berbeda dalam butir tersebut korosi semakin besar terjadi karena
laju pengelasan yang sama, sehingga arus pada daerah batas butir terdapat karbon yang lebih
pengelasan 175 A memberikan masukan panas tinggi dibanding bagian butir yang lain.
yang tinggi pada spesimen yeng menyebabkan
variasi arus ini memiliki laju korosi yang tinggi 4. Hasil Pengujian Weight Loss
dimana laju korosi menurun ketika arus Besarnya laju korosi menggunakan metode
pengelasan diturunkan. weight loss memiliki tren yang sama seperti nilai
laju korosi menggunakan pengujian OCP yaitu
semakin tinggi arus pengelasan yang diberikan
maka nilai laju krosi yang didapatkan akan
semakin tinggi, serta material tanpa pengelasan
memiliki laju korosi yang paling rendah dibanding
material yang dilas. Pada pengujian menggunakan
metode weight loss setelah dilakukan perhitungan
maka didapatkan nilai laju korosi paling tinggi
terdapat pada spesimen pengelasan dengan variasi
arus 175 A yaitu sebesar 0,03551 mm/year dengan
Gambar 3. Grafik Pengaruh Arus Pengelasan total pengurangan berat 0,01333 gram, kemudian
terhadap Laju Korosi Baja JIS SS400 Mengunakan dibawahnya yaitu pada arus las 165 A yaitu
Pengujian OCP. sebesar 0,03196 mm/year dengan total
pengurangan berat sebesar 0,01200 gram. Setelah
Laju korosi yang didapatkan mengalami
itu, pada variasi arus 155A yaitu sebesar 0,02574
perbedaan untuk setiap variasi sampel. Terlihat
mm/year dengan total pengurangan berat sebesar
bahwa pada daerah HAZ memberi pengaruh yang
0,00967 gram, dan terakhir yang memiliki nilai
besar terhadap perbedaan laju korosi. Hal ini
laju korosi paling rendah adalah material JIS
dikarenakan pada daerah ini memiliki fasa perlit
SS400 tanpa dilakukan pengelasan sebesar
yang lebih banyak dibanding daerah pengelasan
0,02219 mm/year dengan total pengurangan berat
yang lain. Fasa perlit merupakan paduan dari fasa
sebesar 0,00833 gram seperti terlihat pada
ferrit dan lamel-lamel fasa sementit [9], [10].
Gambar 5.
Dimana diketahui fasa tersebut dalam melarutkan
Untuk mengetahui struktur mikro yang
karbon maksimum yaitu sebanyak 0,025% untuk
terbentuk dari proses korosi pada spesimen
fasa ferrit dan sebanyak 6,67% untuk fasa
penelitian, maka setelah dilakukan pengujian
sementit [11]. Sehingga, korosi akan semakin
weight loss dilakukan pengamatan foto makro
besar terjadi ketika pada struktur tersebut terdapat
dengan perbesaran 50 kali menggunakan
banyak fasa perlit.
mikroskop pada tiga daerah pengelasan. Dari hasil
penelitian bahwa bagian base metal seperti terlihat
pada Gambar 6 adalah bagian yang tidak terpapar
panas selama proses pengelasan sehingga tidak
terjadi perubahan struktur serta sifat pada daerah
ini. Hal ini terlihat dari tidak terdapatnya
perbedaan antara foto mikro daerah base metal
arus 155A, 165A, dan arus 175A. Seperti
pengamatan pada struktur mikro, daerah ini
memiliki fasa ferrit dan perlit dimana ferrit
berwarna terang dan perlit berwarna gelap dengan
Gambar 4. Kurva Tafel pada Berbagai Variabel dominasi fasa ferrit pada daerah ini. Pada daerah
Penelitian. ini memiliki fasa ferrit dan perlit dengan butir
yang besar sehingga pada foto makrostruktur
Luas daerah HAZ juga mempengaruhi didapatkan morfologi korosi yang renggang dan
terhadap laju korosi dikarenakan semakin besar lebih terang dibandingkan dengan daerah HAZ
luas HAZ maka semakin banyak butir-butir fasa dan weld metal.
pada daerah tersebut sehingga semakin banyak
butir yang bersinggungan. Akibat dari butir yang
spesimen pada elektroda kerja sehingga tidak Marine Plate St 42 Akibat Faktor Cacat
mudah lepas. Dan perlu menambah variasi Porositas Dan Incomplete Penetration,”
temperatur air dan tekanan air pada penelitian KAPAL J. Ilmu Pengetah. dan Teknol.
selanjutnya karena temperatur dan tekanan air Kelaut., vol. 5, no. 2, pp. 102–113.
merupakan hal-hal yang mempengaruhi hasil dari [8] H. Helanianto, “PENGARUH
pengelasan di bawah air. PERLAKUAN TEMPERATUR
PEMANASAN PADA HASIL
UCAPAN TERIMA KASIH PENGELASAN METODE SMAW
Penulis mengucapkan terima kasih kepada TERHADAP HARDNESS LOGAM
Allah SWT, Institut Teknologi Kalimantan, dan INDUK DAN LOGAM LAS,” J. Sist. Tek.
pihak-pihak yang sudah membantu dalam Ind., vol. 19, no. 1, pp. 30–33, 2017.
mewujudkan penelitian dan hasil tulisan ini. [9] J. Widagdo, “Studi Sifat Fisis dan Mekanis
Solidifikasi Besi Cor Kelabu Pada Cetakan
DAFTAR PUSTAKA Permanen Untuk Tapping Awal.”
[1] S. D. Anggraeni, “studi perbandingan Universitas Muhammadiyah Surakarta,
proses pengelasan smaw Pada lingkungan 2016.
darat dan bawah air Terhadap ketahanan [10] G. N. Jati and A. S. Darmawan, “Pengaruh
uji bending Weld joint material A36.” Variasi Kandungan Magnesium (Mg)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam Proses Pembuatan Besi Cor Nodular
Surabaya, 2016. terhadap Kekuatan dan Kekakuan Puntir.”
[2] D. K. Putra and A. D. Anggono, “Pengaruh Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Proses Pengelasan SMAW (Shielded 2019.
Metal Arc Welding) Terhadap Laju Korosi [11] A. Mersilia, “Pengaruh Heat Treatment
Material Baja ST 37 Pada Daerah HAZ Dengan Variasi Media Quenching Air
Dan Base Metal Dengan Variasi Ampere Garam dan Oli Terhadap Struktur Mikro
120,160,200.” Universitas dan Nilai Kekerasan Baja Pegas Daun
Muhammadiyah Surakarta, 2017. AISI 6135,” 2016.
[3] D. Perdana and A. B. Syarif, “Analisa [12] G. S. Sulistioso, M. Ihsan, and K.
Pengaruh Jenis Pengelasan SMAW Dan Komarudin, “Analisis Korosi dari Ss 440c
FCAW Terhadap Sifat Mekanis Baja Padamediaair Tawar dan Air Laut,” J.
ASTM A36 Pada Konstruksi Landside Sains Mater. Indones., vol. 6, no. 1, pp. 7–
Upper Leg,” ReTII, 2015. 12, 2018.
[4] A. A. Soleh, H. Purwanto, and I. Syafa’at,
“Analisa pengaruh kuat arus terhadap
struktur mikro, kekerasan, kekuatan tarik
pada baja karbon rendah dengan Las
SMAW menggunakan jenis Elektroda
E7016,” CENDEKIA EKSAKTA, vol. 1,
no. 2, 2017.
[5] A. Nugroho, “Pengaruh Variasi Kuat Arus
Pengelasan Terhadap Kekuatan Tarik dan
Kekerasan Sambungan Las Plate Carbon
Steel ASTM 36,” J. Rekayasa Sist. Ind.,
vol. 3, no. 2, pp. 134–142, 2018.
[6] P. H. Prabowo, R. Rochiem, and W.
Jatimurti, “Analisa Pengaruh Variasi Arus
terhadap Kualitas Sambungan Hasil
Pengelasan GTAW pada Material SA 266
Gr 2N with Clad Inconel 625 (Tube Sheet)
dengan SA 213 TP 304 (Tube),” J. Tek.
ITS, vol. 6, no. 2, pp. F208–F212, 2017.
[7] I. P. Mulyatno and S. Jokosisworo,
“Analisis Kekuatan Sambungan Las Smaw
(Shielded Metal Arc Welding) Pada
ABSTRAK
Salah satu proteksi terhadap pengaruh negatif radiasi ultraviolet matahari pada kesehatan manusia dapat
dicapai dengan aplikasi material tekstil seperti kain kapas. Dalam penelitian ini telah dilakukan pencelupan-
penyempurnaan kain kapas menggunakan ekstrak daun biduri (Calotropis gigantea) dengan metode pad-steam. Studi
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan proteksi ultraviolet kain kapas menggunakan ekstrak daun biduri
dengan metode pencelupan pad-steam. Metodologi penelitian meliputi ekstraki daun biduri, pencelupan kain kapas,
serta proses mordanting menggunakan beberapa garam logam seperti AlSO4, FeSO4, dan CuSO4. Evaluasi hasil
penelitian yang dilakukan adalah pengukuran warna hasil proses yang terdiri dari ketuaan warna (K/S), kecerahan
warna (L*), arah warna (a*, b*), pengukuran nilai ultraviolet protection factor (UPF), dan daya tahan nilai UPF
terhadap pencucian. Hasil penelitian menunjukan bahwa kecerahan warna berbanding terbalik dengan nilai K/S, serta
arah warna yang dihasilkan bervariasi. Proses pencelupan kain kapas dengan ekstrak daun biduri menggunakan
mordan FeSO4 efektif meningkatkan nilai UPF hingga 20,7 dari nilai awal 2,5. Nilai UPF setelah pencucian turun
menjadi 16,7dan 12,9 pada pencucian 5 kali.
Kata Kunci: Kain kapas, proteksi ultraviolet, daun biduri, pad-steam, UPF
ABSTRACT
One of protection against the negative effect of solar ultraviolet radiation to the human health can be achieved
by using textile material such as cotton fabric. In this research, the dyeing-finishing cotton fabric has been conducted
by using biduri (Calotropis gigantea) with the pad-steam method. This study aims to enhance ultraviolet protection
performance of cotton fabric using biduri leaves extract applying pad-steam dyeing method. The research
methodology included the biduri leaves extraction, cotton fabric dyeing followed by mordanting process using several
metal salts such as AlSO4, FeSO4, and CuSO4. Observation that was conducted include a color measurement which
is composed of color strength (K/S), brightness (L*), color direction (a*, b*), UV protection factor (UPF)
measurement, and the durability of UPF value toward the washing process. The result shows that color brightness
was inversely proportional to the color strength, and the direction of the resulting color tends to be varied. Dyeing of
cotton fabric using the extract of biduri leaves with FeSO 4 mordant was useful to increase UPF value from 2.5 to
20.7. UPF value after washing declined to 16.7 and 12.9 after 5 times of washing process.
beda warna). Pengukuran nilai warna terdiri dari ukur kembali nilai UPF nya. Hasil pengukuran
ketuaan warna (K/S), kecerahaan warna (L*), dan UPF tersebut kemudian diklasifikasikan
arah warna (a*, b*). Pengukuran ketuaan warna kemampuan proteksi ultravioletnya berdasarkan
(K/S) dihasilkan secara otomatis pada tabel 1.
spectrophotometer dengan menggunakan
persamaan Kubelka-munk berikut ini: HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran nilai warna
(1−𝑅)2 K/S zat warna diasumsikan setara dengan
𝐾/𝑆 = 2𝑅
(1)
banyaknya zat warna yang terserap ke dalam kain.
Keterangan:
Semakin tinggi nilai K/S zat warna maka
K: Koefisien penyerapan cahaya
S: Koefisien penghamburan cahaya diasumsikan semakin banyak pula zat warna yang
R: % reflektansi terserap ke dalam kain, sehingga warnanya
semakin tua. Sedangkan kecerahaan warna (L*),
Sedangkan pengukuran nilai UPF dilakukan dan arah warna (a*, b*) mengacu pada tiga sumbu
menggunakan spektrofotometer (JASCO V-750) di sistem ruang warna CIE-Lab. Notasi L*
dan mengacu pada standar prosedur AS/NZS menunjukan persepsi kecerahan warna dari
4399: 2017) Sun protective clothing – Evaluation sample yang diuji dengan rentang nilai 0 hingga
and classification. Kemampuan suatu bahan 100. Semakin tinggi nilai L* maka semakin cerah
dalam memproteksi sinar ultraviolet dinyatakan warnannya. Notasi a* dan b* menujukan arah
dengan nilai UPF (Ultraviolet Protection Factor). warna, nilai postif (+) pada a* berarti merah dan
Nilai UPF dari tiap sampel kain ditentukan secara jika negatif (–) artinya hijau. Sedangkan nilai
otomatis pada spektrofotometer dengan mengacu positif (+) pada b* menunjukan arah warna
pada total spektra transmitan menggunakan tersebut adalah kuning dan jika negatif (-)
persamaan (2) berikut: menunjukan arah warna biru. Data nilai
pengukuran warna ditunjukan pada Tabel 1.
Berdasarkan tabel 1 diatas, nilai ketuaan
warna yang paling tinggi adalah pada variasi
dengan penggunaan zat mordanting FeSO4, diikuti
oleh variasi tanpa mordan, mordan CuSO4 dan
terakhir adalah mordan Al2(SO4)3. FeSO4 dan
CuSO4 adalah garam-garam logam yang termasuk
(2)
Keterangan pada kelompok logam transisi. Ion logam transisi
Eλ: Spektral eritermal relatif efektivitas dapat berikatan kuat dengan molekul zat warna
Sλ: Spektral radiasi sinar ultraviolet matahari alam karena kemampuannya untuk membentuk
Tλ: Transimi spektral terukur dari kain koordinasi komplek, dengan demikian
Δλ: Bandwidth/lebar pita dalam millimeter, dan λ menghasilkan warna yang lebih tua.[12]
adalah panjang gelombang dalam nanometer. Meskipun pada sampel tanpa penggunaan zat
mordan cenderung tinggi, akan tetapi warna yang
Tabel 1. Klasifikasi proteksi nilai UPF [11]. ada hanya menempel pada permukaan kain. Hal
Rentang Nilai UPF Klasifikasi tersebut dikarenakan tidak adanya proses fiksasi
0 – 15 No class atau penguncian zat warna yang bisa dilakukan
15 – 24 Good Protection
oleh zat mordan.[13] Secara umum, dari data tabel
25 – 39 Very Good Protection
40 - 50+ Excellent Protection
diatas menunjukan bahwa nilai K/S berbanding
Kemampuan proteksi ultraviolet pada kain terbalik dengan nilai L*. Larutan ekstrak daun
sampel dievaluasi ketahanannya terhadap biduri tanpa mordan dan penambahan FeSO4
pencucian berulang yang mengacu pada SNI ISO sebagai zat mordan memberikan pengaruh warna
105-C06-2010 (Tekstil – Cara uji tahan luntur kemerahaan dan kekuningan pada kain kapas
warna – Bagian C06: Tahan luntur warna blanko. Sedangkan penggunaan zat mordanting
terhadap pencucian rumah tangga dan komersil). Al2(SO4)3 dan CuSO4 menjadikan kain kapas
Setelah dilakukan pencucian maka kain sampel di berwarna kearah kehijauan dan kekuningan.
Tabel 2. Data nilai pengukuran warna pada kain sampel hasil pencelupan
Nilai Warna
Variasi Ketuaan Warna (K/S) Hasil Warna
L* a* b*
antara nilai K/S dari tabel 1 dan nilai UPF pada kali dan 5 kali pencucian. Hal tersebut
Tabel 3, terlihat ada linearitas. Nilai K/S mengindikasikan bahwa proses pencucian rumah
berbanding lurus dengan nilai UPF pada kain tangga berpotensi meluruhkan ikatan ekstrak daun
sampel. biduri dan mengurangi kandungannya pada kain
sehingga dapat menurunkan nilai UPF. Kain
Pengukuran nilai UPF setelah pencucian sampel tanpa mordan mengalami penurunan yang
Pencucian dilakukan untuk menguji paling tinggi dibandingkan dengan variasi sampel
ketahanan proteksi ultraviolet pada kain sampel. yang lain. Hal ini sekaligus mengindikasikan
Nilai UPF diukur kembali setelah kain sampel perlunya proses mordanting pada pencelupan
mengalami perlakuan pencucian berulang. Tabel dengan menggunakan ekstrak alam. Selain untuk
4 menampilkan data nilai UPF kain sampel setelah mendapatkan arah warna yang berbeda, zat
pencucian beserta persentase penurunannya. mordan dapat memfiksasi zat warna alam dengan
Secara umum semua data yang disajikan kain sehingga zat warna alam dan kain dapat
mengalami penurunan nilai UPF setelah proses 1 berikatan.
UPF Setelah 5x
Variasi UPF UPF Setelah Cuci Penurunan (%) Penurunan (%)
Cuci
and Antioxidant Finishing of Wool Fabric Appl. Pharm. Sci., vol. 3, no. 9, pp. 129–141,
Via Natural Dye Extracts: Cleaner 2013.
Production of Bioactive Textiles,” Environ. [10] G. Varsha Gajanan and Y. Adhikrao, “Study
Prog. Sustain. Energy, vol. 38, no. 5, pp. 1– of Methanolic Extract of Leaves Calotropis
9, 2019. gigantea (L.) As an Anti-Solar,” Adv.
[7] S. Singh, S. Singh, R. M. Mishra, and M. P. Complement. Altern. Med., vol. 1, pp. 56–58,
Shrivastava, “Preliminary Phytochemical 2018.
Screening of Calotropis gigantea Leaf,” vol. [11] C. Kan and C. Au, “In-Vitro Analysis of the
4, no. 2, pp. 2–4, 2014. Effect of Constructional Parameters and Dye
[8] D. A. N. Fungsionalisasinya et al., Class on the UV Protection Property of
“Utilization Of Ramie Leaves As A Natural Cotton Knitted Fabrics,” 2015.
Dye And Its Functionalization For Dyeing [12] A. Kumar and A. Konar, “Dyeing of Textiles
Cotton And Silk Fabric,” 2020. with Natural Dyes,” Nat. Dye., 2011.
[9] N. Saewan and A. Jimtaisong, [13] P. S. Vankar, Natural Dyes for Textiles, vol.
“Photoprotection of natural flavonoids,” J. 53, no. 9. 2013.
ABSTRAK
Tungsten Innert Gas (TIG), Metal Innert Gas (MIG) dan Friction Stir Welding (FSW) adalah metode
pengelasan aluminium yang digunakan di industri. Proses MIG dan TIG masih memiliki kekurangan yaitu
memerlukan logam pengisi (filler) dan reaksi gas yang kurang ramah lingkungan. Penggunaan metode FSW memiliki
keunggulan yaitu kekuatan tarik, ketangguhan dan ramah pada lingkungan. Pemberian perlakuan N 2 (Nitrogen cair)
dan pemanasan (200oC) memiliki tujuan yaitu mengurangi tegangan sisa, menurukan distorsi, meningkatkan
kekerasan, memperbaiki mutu las, dapat diaplikasikan pada bidang kelautan (perkapalan) dan otomotif. Konsep dasar
FSW dapat dijelaskan oleh kondisi dimana tool holder berputar dengan pin dimasukkan diantara tepi plat aluminium,
sehingga terjadi gesekan yang menimbulkan panas dan membuat kedua spesimen menjadi satu. Pemberian panas
dilakukan sebelum tool masuk diantara aluminium, sedangkan pendinginan diberikan setelah proses pengelasan.
Pemasangan empat termokopel tipe K pada posisi 10mm, 28mm, 48mm dan 60mm dilakukan untuk mengetahui
distribusi temperatur saat pengelasan. Kecepatan mesin yang digunakan adalah 1500 rpm, sudut kemiringan tool 3oC
dan kecepatan eretan 30 mm/menit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pemberian perlakuan N 2 cair dan
pemanasan pada penelitian ini dapat mempengaruhi penurunan distorsi, kekuatan tarik, kekerasan bahan dan
menurunkan laju perambatan retak.
ABSTRACT
Tungsten Innert Gas (TIG), Metal Innert Gas (MIG) and Friction Stir Welding (FSW) are the common methods
for aluminum welding that was used in industry. However, the MIG and TIG processes have some drawbacks such
as requiring the metal filler as well as gas reaction which are known for endanger the environment. On the contrary,
the use of FSW method shows advantages such as a potential for the tensile strength, toughness and environmental
friendly. Provision of N2 (liquid nitrogen) and heating (200oC) has the objective of reducing residual stresses, reducing
distortion, increasing hardness treatment, improve the welding quality, can be applied in the sectors marine (shipping)
and automotive. The basic concept of FSW can be explained by rotating the tool holder with a pin inserted between
the edges of aluminum plate, providing the friction that causes a heat which then merged the two specimens. Provision
of heat is conducted before the tool enters the aluminum, while the cooling step is applied after the welding process.
Installation of the four types of K thermocouples in positions of 10mm, 28mm, 48mm and 60mm is beneficial to
determine distribution of the temperature welding process. In this work, several parameters that were used are 1500
rpm of engine speed, 3oC of tilt angle tools and 30 mm/minute of slurry speed. The result of this work shows that
incorporation administration of liquid N2 treatment and heating process can affect to the reduction of distortion, tensile
strength, material hardness the rate of crack propagation.
paduan Al-Mg seri AA5083 H-116, dikarenakan material menjadi lunak atau lumer mendekati titik
bahan tersebut merupakan paduan yang memiliki cairnya. Di bagian belakang shoulder, material
kekuatan tinggi, ketahanan korosi yang baik, lunak ini akan mengalami penempaan akibat
kemampuan pada pengelasan, serta lebih sensitif kontak dengan bagian shoulder dan menghasilkan
terhadap panas ketika dilakukan pengelasan. Seri ikatan dua logam. Bagian sisi as yang mempunyai
AA5083 H-116 dengan unsur paduan utamanya vector kecepatan tangensial searah dengan arah
adalah magnesium, memiliki sifat kombinasi gerak tool disebut advancing side, sedangkan
kekuatan sedang, ketahanan korosi sifat mampu yang berlawanan disebut retrearing side.
las yang baik, serta dapat diaplikasikan pada
bidang kelautan (perkapalan) dan otomotif. Prinsip Dasar FSW
Proses penyambungan aluminium metode Pin dan shoulder memiliki peran penting
FSW dengan menambahkan pengaruh N2 cair dan dalam proses penyambungan seperti aliran
pemanas ini dapat mengetahiu pengaruh sifat material, pengatur lintasan saat pengelasan.
mekanis seperti distorsi, kekerasan, kekuatan tarik Sambungan las dihasilkan dari panas akibat
serta laju perambatan retak. Friction stir welding gesekan tool yang berputar dan menekan dua
(FSW) merupakan teknik pengelasan relatif baru logam yang disambung sepanjang garis
yang dikembangkan oleh The Welding Institute sambungan. Tool terdiri dari pin yang berfungsi
(TWI) pada tahun 1991. Untuk itu penelitian ini memutar (stirring) hingga terjadi panas,
juga diharapkan memberikan tujuan dalam pelunakan logam, dan aliran massa hingga
mempelajari pengaruh perlakuan N2 cair dan terbentuk sambungan las, sedangkan bahu silinder
pemanas terhadap penurunan distorsi, struktur (shoulder) berfungsi untuk mengatur aliran massa
mikro, kekerasan dan laju perambatan retak. logam pada permukaan pelat. Secara umum
Adanya beberapa keunggulan dengan metode proses FSW dibagi mejadi tiga tahapan seperti
FSW selain tanpa bahan pengisi tetapi juga Gambar 2.
konsumsi energi yang lebih efisien dan ramah
lingkungan menjadi nilai tambah jenis las ini.
Hasil penelitian ini dapat memberikan data pada
industri manufaktur baik dibidang transportasi
dalam aplikasi pengelasan dengan bahan
aluminium
Mekanime FSW
Konsep dasar FSW yaitu tool holder yang Gambar 2. Tahapan pengelasan FSW (Threadgill
berputar dengan pin yang dirancang khusus dan dkk, 2009)
dimasukkan diantara tepi plat aluminium untuk
digabungkan yang bergerak sepanjang garis dapat Adanya kontak antara shoulder dengan
dilihat pada Gambar 1. Alat ini memiliki dua pelat dapat menimbulkan panas tambahan. Panas
fungsi utama: a) pemanasan benda kerja, dan b) yang dihasilkan akibat gesekan antara tool dan
pergerakan bahan untuk menggabungkan bahan. permukaan pelat dapat di rumuskan dengan
persaman 1.
𝑅
𝑄 = ∫0 4𝜋 2 𝜇𝑃(𝑟)𝑁𝑟 2 𝑑𝑟 (1)
disambung dengan bahan lain yang sejenis. Proses HASIL DAN PEMBAHASAN
pengelasan dilakukan dengan metode FSW pada Distorsi Lasan
empat spesimen yaitu tanpa perlakuan, DC-LNSD
(N2 cair), TTT (Pemanasan) dan gabungan DC-
LNSD (N2 cair) dan TTT (Pemanas). Selanjutnya
keempat bahan yang dilas diukur distorsi, uji
kekerasan, uji tarik dan uji perambatan retak fatik.
Pengelasan
Uji Kekerasan
Pengujian kekerasan menggunakan
microhardness vickers. Parameter yang
digunakan dalam pengujian kekerasan yaitu beban
100 gram, waktu 10 detik, dan jarak antar titik 500
μm. Secara detail, grafik hubungan jarak spesimen
lasan dengan nilai kekerasan dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 9. Diagram kekuatan tarik maksimum
(ultimate stress) dan kekuatan luluh (yield stress) pada
sambungan las AA 5083 FSW dan BM
pengelasan pada spesimen tanpa perlakuan dan tinggi yaitu 33%. Jumlah siklus dan persentasi
perlakuan DC-LSND terjadi pada bagian kenaikannya dapat dilihat pada Tabel 2.
advancing. Perpatahan pada bagian retreating Kenaikan jumlah siklus pada perlakuan TTT
terjadi pada spesimen dengan perlakuan TTT dan disebabkan karena pemberian panas TTT secara
gabungan DC-LSND+TTT. Pada gambar tersebut mekanis, sehingga mereduksi tegangan sisa yang
terjadi deformasi plastis dan penyusutan (necking) disebabkan oleh panas dari putaran tool. Proses
pada daerah patah. Gambar struktur makro pereduksian tegangan tersebut mengakibatkan
perpatahan pada pengujian tarik dapat dilihat pada tegangan yang tersisa pada daerah las menjadi
Gambar 10. tegangan sisa tekan.
`
Uji Laju Perambatan Retak Fatik Tabel 2. Kenaikan jumlah siklus tiap perlakuan
Hasil pengujian fatik ditampilkan dalam NO Spesimen
Jumlah
Kenaikan
grafik hubungan panjang retak (a) dengan siklus siklus
1 Non 346,447
pembebanan (N) hal itu untuk mengetahui tingkat 2 TTT (pemanas) 432,200 25 %
laju perambatan retak dan usia spesimen. Kedua DC-LSND) (N2
hubungan laju perambatan retak (da/dN) dengan 3 421,580 22 %
cair
faktor intensitas tegangan (△K), dimana untuk 4 DC-LSND+TTT 461,957 33 %
mengetahui percepatan perambatan fatik. Grafik
hubungan a-N seperti pada Gambar 11. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Pemberian perlakuan N2 cair, pemanas dan
kombinasi N2 cair dan pemanas mampu
menurunkan distorsi hasil pengelasan FSW
pada aluminium paduan AA5083-H116.
2. Pemberian perlakuan N2 cair mampu
meningkatkan nilai kekerasan didaerah
lasan, sedangkan pemanas dan kombinasi N2
cair dan pemanas hampir sama nilai
kekerasanya.
3. Pemberian perlakuan N2 cair mampu
Gambar 11. Perbandingan a-N pengelasan FSW AA menaikkan kekuatan tarik dari perlakuan
5083-H116 yang lain.
4. Pemberian perlakuan N2 cair, pemanas dan
Gambar 11 diatas menunjukkan bahwa siklus kombinasi N2 cair dan pemanas mampu
tertinggi terdapat pada spesimen dengan menurunkan laju perambatan retak. Siklus
perlakuan DC-LSND+TTT yakni 461,957 siklus. dari setiap perlakuan terjadi peningkatan dari
Kemudian diikuti oleh spesimen perlakuan TTT pada spesmen tanpa perlakuan.
hingga 432,440 siklus. Sementara pada perlakuan
DC-LSND mencapai 421,580 dan spesimen tanpa Saran
perlakuan (Non) berada pada 346,447 siklus. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan
Perhitungan umur fatik merupakan variasi DC-LSND dan TTT dengan kecepatan tool
pertambahan retak sebagai fungsi dari perubahan dan variasi putaran tool pada pengelasan FSW
jumlah siklus beban. Sehingga semakin banyak dengan material paduan aluminium 5083 H116.
siklus beban maka pertambahan retak akan Gunakan landasan (base) dalam pengelasan FSW,
mengalami pemanjangan dan percepatan. Dari sebab kedataran dan kerataan dari landasan dapat
analisis data yang didapat menunjukkan bahwa mempengaruhi pengelasan terutama terjadinya
dengan perlakuan TTT (pemanas) dapat kekosongan pada sambungan. Pergunakan juga
memperpanjang siklus. Spesimen perlakuan DC- klem/pengikat spesimen yang baik, agar tidak
LSND (N2 cair) memberikan kenaikan 22% dari terjadi pergeseran saat pengelasan berlangsung.
pengelasan tanpa perlakuan. Hal ini membuktikan
bahwa pemberian pendinginan secara cepat hasil
lasan menjadikan perpanjangan siklus. Sementara DAFTAR PUSTAKA
gabungan DC-LSND+TTT memiliki siklus paling [1] Rajiv S. Mishra, Pharta Sarathi De Nilesh
Kumar. Friction Stir Welding and
ABSTRAK
Radiasi sinar ultraviolet matahari dapat berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia, misalnya kangker
kulit. Kain sutera dapat digunakan untuk memproteksi radiasi tersebut tetapi tidak optimal. Penelitian ini bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan kain sutera dalam memproteksi radiasi sinar ultraviolet. Daun biduri (Calotropis
gigantea) diekstrak menggunakan pelarut air untuk selanjutnya diaplikasikan pada kain sutera menggunakan teknik
Pad-Steam dengan penbambahan mordan {Al2(SO4)3, CuSO4 dan FeSO4}. Hasil produk selanjutnya diuji ketuaan
(K/S) dan beda warnanya (L*, a*, b*) dengan menggunakan Spectrophotometer colorscan X-Rite Color-i7, serta nilai
Ultraviolet Protection Factor (UPF) dan ketahanannya terhadap pencucian menggunakan Spectrophotometer UPF
JASCO V-750. Hasil penelitian menunjukan nilai K/S dan (L*, a*, b*) kain sutera dengan ekstrak daun biduri tanpa
mordan adalah 1,88 dan (85,04; -0,39; 22,55), dengan mordan Al2(SO4)3, CuSO4, dan FeSO4 masing-masing adalah
1,53 dan (83,71; 0,38; 20,26), 2,01 dan (77,40; -4,47; 16,81), dan 4,75 dan (70,0; 2,16; 18,42). Nilai UPF kain sutera
dengan ekstrak daun biduri tanpa mordan setelah 5 kali pencucian adalah 6,7, dengan mordan Al2(SO4)3, CuSO4, dan
FeSO4 masing-masing adalah 6,5; 13,5; dan 22,9.
ABSTRACT
Solar ultraviolet radiation can potentially cause a disease in humans, such as skin cancer. Silk fabrics can be
used to protect such radiation, but it is still not optimal. The aim of this research is to improve the ability of silk
fabrics for ultraviolet radiation protections. Biduri leaves (Calotropis gigantea) are extracted using a water solvent
which then applied to silk fabrics using the Pad-Steam technique with the addition of mordan {Al2(SO4)3, CuSO4 and
FeSO4} is added. The results were then tested for the color depth (K/S) and its color differences (L *, a *, b *) using
the Spectrophotometer colorscan X-Rite Color-i7, as well as the value of Ultraviolet Protection Factor (UPF) and its
resistance to be washed using the Spectrophotometer UPF JASCO V-750. The results showed that the value of K/S
and (L *, a *, b *) silk fabrics with biduri leaf extract without mordan is about 1.88 and (85.04; -0.39; 22.55).
Furthermore, incorporation of mordan Al2(SO4)3, CuSO4 and FeSO4 provide the value of K/S and (L *, a *, b *) for
about 1.53 and (83.71; 0.38; 20.26), 2.01 and (77.40; -4.47; 16.81) and 4.75 and (70.0; 2.16; 18.42), respectively.
The UPF value of silk fabrics using extract of biduri leaf without mordan after 5 times of washing process is 6.7,
followed by 6.5, 13.5 and 22.9 for sample with the incorporation of Al2(SO4)3, CuSO4, and FeSO4 mordan,
respectively.
PENDAHULUAN
Ultraviolet merupakan salah satu jenis sinar pada manusia, misalnya kangker kulit, kerutan,
yang terkandung dalam radiasi sinar matahari ke dan kerusakan sel DNA.[3] Proteksi terhadap
bumi.[1] Emisinya memiliki panjang gelombang radiasi ultraviolet dapat dicapai dengan
(100-400) nm.[2] Paparan radiasi ultraviolet menggunakan berbagai jenis tabir surya dan
dianggap sebagai salah satu penyebab penyakit penghalang fisik, misalnya pakaian.[4] Bahan
pakaian dapat diolah secara kimia untuk dan meningkatkan kemampuannya dalam
membuatnya mampu menyerap dan memantulkan memproteksi sinar ultraviolet.
radiasi ultraviolet.[1,5]
Salah satu bahan pakaian yang dapat BAHAN DAN METODE
digunakan untuk proteksi ultraviolet adalah kain Penelitian dilakukan di Balai Besar Tekstil,
sutera.[6] Kain sutera merupakan biopolimer yang meliputi ekstraksi daun biduri, pewarnaan kain
dibuat dengan pertenunan atau perajutan benang sutera, dan pengujian. Bahan – bahan dan
yang berasal dari ulat sutera.[7] Kemampuannya peralatan – peralatan yang digunakan diantaranya
dalam memproteksi radiasi ultraviolet dapat adalah daun biduri (pekarangan Balai Besar
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya Tekstil), kain tenun sutera 100% yang beratnya 67
adalah kemurnian serat, struktur, ketebalan, dan g/m2 (Balai Besar Tekstil), Aquadest (Brataco),
warna kain.[2] mordan {Al2(SO4), FeSO4, dan CuSO4} dari
Warna kain dapat bersumber dari alam yang Sigma Aldrich, gelas piala 5 liter (Pyrex),
diperoleh dari berbagai bagian tanaman, misalnya penangas air (Heidolph), oven (Heraeus), neraca
akar, batang, dan daun, serta dapat diaplikasikan analitik (Chyo JL-180), Launder-o-meter (SDL
ke produk tekstil menggunakan beberapa teknik, Atlas), Padder-Steamer (Werner Mathis AG),
diantaranya pencapan, perendaman, pad-batch, Spectrophotometer colorscan (X-Rite Color-i7),
pad-dry, dan pad-steam.[1] Proses pewarnaan dan Spectrophotometer UPF (JASCO V-750).
bahan tekstil dengan zat warna alam pada
umumnya menggunakan garam logam (mordan) Ekstraksi Daun Biduri
dari aluminium, besi, kalsium, dan tembaga yang Ekstraksi zat warna pada daun biduri
berfungsi untuk meningkatkan ketahanan luntur mengacu pada penelitian sebelumnya (Rattanapol
warna terhadap pencucian.[8,9] Mongkholrattanasit et al., 2013).[13] Daun biduri
Beberapa jenis zat warna alam yang dapat dicuci dengan aquadest, dikeringkan dengan
mewarnai kain sutera diantaranya berasal dari cahaya matahari selama 5 hari, dipanggang pada
rumput laut, kulit kayu angsana, daun kayu putih, suhu 105 °C selama 1 jam, kemudian digiling
kayu secang, kulit batang mangrove, dan getah sehingga berbentuk serbuk. Serbuk kemudian
gambir.[8,9,10,11,12,13] Komponen kromofor direbus menggunakan aquadest dengan
o
yang terkandung di dalam bagian tumbuh- perbandingan 1:10 pada suhu 100 C selama 1
tumbuhan tersebut, yaitu senyawa dari golongan jam. Ekstraknya kemudian disaring dan siap
flavonoid dan tannin merupakan komponen utama digunakan untuk mewarnai kain sutera.
yang berperan sebagai zat warna.[10] Zat warna
tersebut dapat diekstrak secara maserasi atau Pewarnaan Kain Sutera
perebusan menggunakan pelarut air atau etanol Kain sutera direndam dalam ekstrak daun
dan diaplikasikan ke kain sutera menggunakan biduri pada suhu ruangan, kemudian diperas 80 %.
beberapa teknik, misalnya perendaman atau pad- Proses rendam-peras (padding) dilakukan
dry.[2] sebanyak tiga kali. Kain sutera selanjutnya di
Salah satu zat warna alam yang dapat dipanas-uapkan (steaming) pada suhu 105 oC
dimanfaatkan untuk mewarnai kain sutera dapat selama 10 menit, dilakukan padding kembali
bersumber dari daun biduri (Calotropis gigantea) tetapi dalam larutan mordan {Al2(SO4), FeSO4,
karena ekstraknya mengandung senyawa tannin dan CuSO4} masing-masing 30 g/l, kemudian
dan flavonoid.[9,14,15,16] Penelitian tentang dikeringkan pada suhu 100 oC selama 2 menit.
penggunaan tanaman biduri di bidang tekstil
masih sedikit dan selama ini dikenal sebagai Pengujian
tanaman obat, dimana daunnya biasa digunakan Ketuaan warna diuji menggunakan
untuk mengobati kudis, sariawan, demam, dan Spectrophotometer colorscan (X-Rite Color-
batuk.[17] i7).[12] Jumlah zat warna yang diserap kain
Berdasarkan informasi di atas maka sejauh ditentukan berdasarkan persamaan Kubelka-
ini, penelitian tentang pemanfaatan daun biduri Munk:
sebagai sumber pewarna tekstil alami yang
diaplikasikan pada kain sutera dengan teknik pad- 𝐾 (1−𝑅)2
𝑆
= 2𝑅
(1)
steam belum ada yang melakukannya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui kualitas
dengan:
pewarnaan alami dari daun biduri pada kain sutera
Sutera
0,84 88,89 0,06 12,87
(Kontrol)
Sutera
1,88 85,04 -0,39 22,55
Biduri
Sutera
Biduri 1,53 83,71 0,38 20,26
Al2(SO4)3
Sutera
Biduri 4,75 70,00 2,16 18,42
FeSO4
Sutera
Biduri 2,01 77,40 -4,47 16,81
CuSO4
Penambahan mordan relatif dapat Al2(SO4)3. Data hasil uji menunjukan bahwa
meningkatkan nilai UPF kain sutera yang mordan yang digunakan pada penelitian ini dapat
diwarnai ekstrak daun biduri dan dapat bertahan mereduksi transmisi sinar ultraviolet melalui kain
hingga 5 kali pencucian. Mordan dapat bereaksi sutera. Tetapi, berdasarkan Tabel 1, hanya kain
dengan molekul zat warna dan kain sutera dengan mordan FeSO4 yang dapat dikategorikan
sehingga zat warna tidak mudah luntur.[10] Nilai sebagai bahan yang mampu memproteksi sinar
UPF paling tinggi berturut-turut didapat dari ultraviolet dengan nilai 22,9 (baik).
penggunaan mordan FeSO4, CuSO4, dan
meningkatkan ketuaan dan ketahanan luntur [9] S. Sofyan and F. Failisnur, “Gambir
warna kain sutera terhadap pencucian. Aplikasi (Uncaria gambir Roxb) Sebagai Pewarna
ekstrak daun biduri dan mordan FeSO4 pada kain Alam Kain Batik Sutera, Katun, dan
sutera menjadikannya mampu memproteksi Rayon,” J. Litbang Ind., 2016, doi:
radiasi ultraviolet dan bertahan hingga 5 kali 10.24960/jli.v6i2.1721.89-98.
pencucian. [10] D. W. Lestari and Y. Satria, “Pemanfaatan
Kulit Kayu Angsana (Pterocarpus indicus)
Saran Sebagai Sumber Zat Warna Alam Pada
Perlu dilakukan penelitian mengenai Pewarnaan Kain Batik Sutera,” Din.
ketahanan kain sutera yang telah diwarnai ekstrak Kerajinan dan Batik Maj. Ilm., 2017, doi:
daun biduri terhadap jamur. Perlu dilakukan 10.22322/dkb.v34i1.2765.
penelitian lebih lanjut pada bagian tanaman biduri [11] R. Mongkholrattanasit, J. Kryštůfek, J.
selain daun, untuk dimanfaatkan sebagai bahan Wiener, and M. Vikov, “Dyeing, fastness,
baku zat warna alam pada kain sutera. and uv protection properties of silk and
wool fabrics dyed with eucalyptus leaf
DAFTAR PUSTAKA extract by the exhaustion process,” Fibres
[1] Shahid-ul-Islam and B. S. Butola, The Text. East. Eur., 2011.
impact and prospects of green chemistry for [12] F. Failisnur, S. Sofyan, and S. Silfia,
textile technology. 2018. “Ekstraksi kayu secang (Caesalpinia
[2] M. A. Saleem et al., “Comparison of UV sappan Linn) dan aplikasinya pada
protection properties of cotton fabrics pewarnaan kain katun dan sutera,” J.
treated with aqueous and methanolic Litbang Ind., 2019, doi:
extracts of Solanum nigrum and 10.24960/jli.v9i1.5272.33-40.
Amaranthus viridis plants,” Photodermatol. [13] R. Mongkholrattanasit, N.
Photoimmunol. Photomed., vol. 35, no. 2, Rungruangkitkrai, C. Klaichoi, N.
pp. 93–99, 2019, doi: 10.1111/phpp.12427. Punrattanasin, and M. Nakpathom, “Dyeing
[3] Y. Matsumura and H. N. Ananthaswamy, characteristics and UV protection
“Toxic effects of ultraviolet radiation on the properties of silk fabric dyed with natural
skin,” Toxicology and Applied dye from mangrove bark (Rhizophora
Pharmacology. 2004, doi: apiculata blume) extract,” Dye. Process.
10.1016/j.taap.2003.08.019. Tech. Appl., no. January 2013, pp. 103–117,
[4] S. Kathirvelu, L. D’Souza, and B. Dhurai, 2013.
“UV protection finishing of textiles using [14] S. Singh, S. Singh, R. M. Mishra, and M. P.
ZnO nanoparticles,” Indian J. Fibre Text. Shrivastava, “Preliminary Phytochemical
Res., vol. 34, no. 3, pp. 267–273, 2009. Screening of Calotropis gigantea Leaf,” Int.
[5] D. Sugiyana, J. Nugraha, A. S. Mulyawan, J. Sci. Res. Publ., 2014.
W. Septiani, and T. Wahyudi, [15] N. Mastra, “Perbedaan Zona Hambat
“Penyempurnaan Kain Poliester Fungsional Pertumbuhan Staphylococcus aureus Pada
Anti Ultraviolet Menggunakan Seng Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol Daun
Oksida Dengan Metode Impregnasi,” Biduri Secara In Vitro,” Meditory J. Med.
Arena Tekst., 2019, doi: Lab., vol. 6, no. 1, pp. 39–45, 2018, doi:
10.31266/at.v34i2.5714. 10.33992/m.v6i1.227.
[6] C. Engineering, “Flame Retardancy and [16] Y. Noviyanty, Y. Agustian, A. F. A.
Ultraviolet Resistance of Silk,” Therm. Sci., Bengkulu, A. Analis, K. Harapan, and B.
vol. 21, pp. 203–209, 2017. Bengkulu, “Identifikasi Dan Penetapan
[7] A. Basu, Advances in Silk Science and Kadar Senyawa Tanin Pada Ekstrak Daun
Technology. 2015. Biduri ( Calotropis gigantea ) Metode
[8] A. Haerudin, T. Puji Lestari, and V. Atika, Spektrofotometri UV-VIS,” vol. 6, no. 1,
“Pengaruh Jenis Pelarut Terhadap Hasil pp. 57–64, 2020.
Ekstraksi Rumput Laut Gracilaria sp. [17] M. Faradilla and H. Maysarah, “Potensi
Sebagai Zat Warna Alam Pada Kain Batik Biduri (Calotropis gigantea (L.) WT Aiton)
Katun Dan Sutera,” Din. Kerajinan dan sebagai Tanaman Obat,” Ilmu Kefarmasian
Batik Maj. Ilm., vol. 34, no. 2, p. 83, 2017, Indones., vol. 17, no. 2, pp. 246–250, 2019,
doi: 10.22322/dkb.v34i2.3301. doi: 10.35814/jifi.v17i2.710.
ABSTRAK
Ferrite merupakan saah satu material yang banyak diteliti karena aplikasinya yang luas di berbagai bidang.
Cobalt zinc nanoferrite telah berhasil disintesis dengan metode kopresipitasi pada suhu 90⁰C. Sampel dibuat dalam
variasi konsentrasi zinc yaitu 12,5%, 25%, 37,5% dan 50%. Struktur kristal, gugus fungsi, morfologi dan sifat
magnetik dikarakterisasi dengan X-Ray Diffractometer (XRD), Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FTIR),
Trasmission Electron Microscopy (TEM) dan Vibrating Sample Magnetometer (VSM). Ukuran kristalit dihitung
dengan metode Scherrer berada pada rentang 11,2 – 9,8 nm, sedangkan parameter kisi meningkat dari 8,18 – 8,22 Å
akibat perbedaan jari-jari kation. Nilai magnetisasi saturasi (Ms) meningkat dari 18 - 85 emu/g, dan hal ini dapat
dikaitkan dengan perubahan distribusi kation serta ukuran partikel. Secara umum, koersivitas (Hc) menurun dari 3,45
– 1,38 kOe seiring dengan meningkatnya konsentrasi zinc. Hal ini disebabkan oleh anisotropi magnetokristalin yang
lemah dari Zn. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh distribusi kation dan ukuran partikel terhadap sifat
magnetik cobalt zinc nanoferrite.
Kata Kunci: cobalt zinc nanoferrite, distribusi kation, ukuran partikel, sifat magnetik
ABSTRACT
Ferrite is one of the most studied materials due to its wide application in various fields. Cobalt zinc nanoferrite
samples have been successfully synthesized by the coprecipitation method at 90⁰C. Zinc concentration in this work
was varied. 12.5%, 25%, 37.5% and 50%. Crystal structure, morphology and magnetic properties were characterized
by using X-Ray Diffractometer (XRD), Fourier Transform Infra Red Spectroscopy (FTIR), Transmission electron
Microscopy (TEM) dan Vibrating Sample Magnetometer (VSM). The crystallites size was calculated by the Scherrer
method and it was found that the value is in the range of 11.2 - 9.8 nm, while the lattice parameter increases from
8.18 - 8.22 Å due to differences in cationic radii. The saturation magnetization (Ms) increased from 18 - 85 emu / g,
which can be correlated by the changes in cation distribution and particle size. Generaly, the coercivity (Hc)
decreased from 3.45 to 1.38 kOe as the zinc concentration increased. This can be predicted due to the weak
magnetocrystalline anisotropy of Zn. This research was conducted to examine the effect of cation distribution and
particle size on the magnetic properties of cobalt zinc nanoferrite.
Keywords: cobalt zinc nanoferrite, cation distribution, particle size, magnetic properties
teknologi [3], sehingga penelitian terkait ferrite FeCl3.6H2O, CoCl2.H2O serta ZnSO4.7H2O
ini menarik untuk dikaji. diteteskan pada larutan NaOH yang sedang diaduk
Salah satu jenis ferrite yang banyak diteliti pada suhu 90⁰C. Setelah itu presipitat diendapkan
saat ini adalah cobalt ferrite. Cobalt ferrite hingga mencapai suhu ruang di atas magnet
merupakan kandidat material yang sesuai untuk permanen selama 30 menit. Proses pembilasan
hard magnetic karena memiliki koersivitas tinggi dilakukan empat hingga enam kali untuk
(Hc) serta magnetisasi saturasi (Ms) sedang [4]. menghilangkan garam-garam terlarut yang tidak
Menurut literatur, material ini cocok untuk bereaksi selama proses presipitasi. Presipitat yang
digunakan dalam media penyimpanan magnetik telah mengendap berupa ferrite basah (slurry)
dengan densitas tinggi, diagnosa medis, dan lain- yang kemudian dikeringkan di dalam furnace
lain. Namun, ada banyak batasan pada cobalt pada suhu 90°C selama 2 jam untuk memperoleh
ferrite dalam banyak aplikasi yang membutuhkan sampel kering dalam bentuk powder agar mudah
peningkatan magnetisasi saturasi dan penurunan saat proses karakterisasi. Dalam proses
koersivitas [5]. Bahkan dalam beberapa aplikasi, pemanasan tersebut sisa-sisa air yang masih
dibutuhkan material dengan karakteristik bercampur akan menguap. Setelah itu, dilakukan
magnetisasi saturasi sebesar mungkin dan nilai annealing treatment pada suhu 500⁰C untuk
koersivitas serendah mungkin [6]. Oleh karena itu, meningkatkan kristalinitas sampel.
substitusi Zn dalam struktur cobalt ferrite
diharapkan dapat mempengaruhi struktur kristal Metode Karakterisasi
dan sifat magnetiknya. Kajian struktur kristal dilakukan
Penelitian sebelumnya telah membuktikan berdasarkan hasil karakterisasi XRD. X-Ray
bahwa substitusi zinc pada cobalt ferrite secara Diffractometer dikondisikan pada tegangan 40
signifikan mempengaruhi struktur kristal dan sifat kVolt, arus 30 mA, serta sudut perekaman (2θ)
magnetiknya. Parvatheswara Nadeem dkk. (2018) pada rentang 20° - 80°. Panjang gelombang sinar-
mensintesis Ni-Zn-Mn ferrite dengan metode sol- X (λ Cu Kα) yang digunakan adalah 1,5406 Å.
gel autocombustion. Hasil penelitian Analisis gugus fungsi dilakukan dengan FTIR
menunjukkan bahwa magnetisasi saturasi Spectroscopy untuk mengkonfirmasi
mencapai menurun seiring dengan menurunnya pembentukan fase spinel. Gugus fungsi cobalt
ukuran partikel, hal ini diakibatkan oleh struktur zinc ferrite diindentifikasi dari data spectra FTIR.
permukaan partikel yan terdistorsi sehingga Pengukuran spektrum FTIR dilakukan pada
mengurangi magneti momen [2]. Sedangkan rentang bilangan gelombang 375 - 4000 cm-1.
koersivitas cenderung menurun seiring dengan Pengamatan mikrostruktur dan morfologi pada
meningkatnya konsentrasi zinc karena magnetic sampel dilakukan dengan TEM yang dioperasikan
anisotropi zinc lebih rendah daripada cobalt, pada tegangan 200 kV, sedangkan penentuan
sehingga ketika konsentrasi Co berkurang dengan ukuran partikel dilakukan dengan menggunakan
adanya subtitusi Zn maka nilai Hc juga menurun. software Image-J. Adapun analisis sifat magnetik
Penelitian ini fokus untuk bisa mengkaji sampel dilakukan dengan VSM pada suhu kamar.
pengaruh distribusi kation dan ukuran partikel
terhadap sifat magnetik cobalt zinc nanoferrite. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kajian struktur kristal dilakukan dengan X-ray Analisis Struktur Kristal
diffractometer, pengamatan morfologi dilakukan Secara umum, XRD dapat digunakan untuk
dengan TEM, sedangkan pengukuran sifat mengkarakterisasi struktur kristal, menentukan
magnetik dilakukan dengan VSM. parameter kisi serta ukuran kristalit. Pola XRD
Co-Zn nanoferrite disajikan pada Gambar 1.
BAHAN DAN METODE Berdasarkan Gambar 1, teridentifikasi lima
Proses Sintesis puncak difraksi yang masing-masing menunjukan
Sintesis ferrite dilakukan dengan metode bidang kristal sebagai berikut (220), (311), (400),
kopresipitasi. Diawali dengan pembuatan larutan (511), dan (440). Dari pola XRD ini dapat
garam logam Fe, Co dan Zn sesuai stoikiometri ditentukan ukuran kristalit dengan metode
perhitungan massa. Konsentrasi Zn dibuat dalam Scherrer [2][7][8]
empat komposisi berbeda 12,5 %; 25%; 37,5%
dan 50%. Kemudian larutan kopresipitan NaOH 6
molar disiapkan sebagai bahan pengendap. Pada
proses presipitasi, larutan campuran garam logam
75
73 Fe-O
70
68
65
63
60 O-H
58
Transmitansi (%)
55
53
50 (a) H-O-H
48
45
43 C-H
40
38
35
33
30
28 (b)
20 30 40 50 60 70 80 25
23 C-H M-O(tetra)
2 theta (derajat) 20
18
15
Gambar 1. Pola XRD Co-Zn nanoferrite 13
10
8
M-O(okta)
5
0.9 4000 3600 3200 2800 2400 2000 1600 1200 800 400
t=
-1
Bilangan Gelombang (cm )
cos (1) Gambar 2. Gugus fungsi Co-Zn nanoferrie
dimana t merupakan ukuran kristalit (nm) dan β (a) 25% dan (b) 50 %
menyatakan FWHM (full width half maximum)
dari puncak difraksi bidang (311). Sedangkan Pengamatan Morfologi
parameter kisi dihitung dengan persamaan berikut
[2][7],
a2
d2 = (2)
h2 + k 2 + l 2
Ukuran kristalit cobalt zinc nanoferrite
berada pada rentang 9,8 nm hingga 11,4 nm.
Sedangkan parameter kisi ditemukan cenderung
meningkat dari 8,18 – 8,22 Å seiring dengan
meningkatnya konsentrasi zinc, hal ini akibat
perbedaan jari-jari kation Zn lebih besar daripada
kation Co [7].
kristalit yang mengalami aglomerasi seperti Hal ini menyebabkan selisish magnetik momen
ditunjukkan pada Gambar 4. antara kedua site semakin besar sehingga nilai Ms
semakin meningkat.
Selain itu, ukuran partikel juga memberikan
pengaruh terhadap menurunnya Ms. Magnetisasi
yang dimiliki oleh nanopartikel muncul sebagai
akibat adanya pergerakan dinding domain
(domain wall motion). Semakin kecil ukuran
partikel maka semakin kecil pula kontribusi
pergerakan dinding domain nanopartikel sehingga
menyebabkan menurunnya Ms. Secara detail,
pengaruh konsentrasi Zn terhadap magnetisasi
maksimum (Ms) dan momen magnetik (nB)
disajikan pada Tabel 1.
50 m.Ms.10 −3
nB = (3)
25
(b)
(a)
N AB
0
dimana nB adalah momen magnetik total, m adalah
massa molekul relatif (mol/g), Ms adalah
-25
magnetisasi saturasi (A.m2/kg), NA adalan
-50 bilangan Avogadro (NA = 6,02.1023 mol-1), μB =
-75
momen magnetik electron (μB = 9,27.10-24 Am2).
Sedangkan besarnya magnetisasi pada spinel
-100
ditentukan oleh exchange interaction antara ion-
-15 -10 -5 0 5 10 15 ion pada site A dan B [9]. Secara matematis hal itu
Medan Magnet (kOe) dapat dirumuskan dengan,
Gambar 5. Kurva histeresis cobalt nanoferrite variasi M tot = m A − mB (4)
zinc (a) 12,5% (b) 25% (c) 37,5% (d) 50%
dengan Mtot adalah magnetisasi total, m A adalah
Secara umum, nilai Ms meningkat dengan jumlah magnetik momen pada site A (sub ruang
meningkatnya konsentrasi Zn. Hasil temuan ini tetrahedral) dan m B adalah jumlah magnetik
tidak jauh beda dengan hasil penelitian momen pada site B (sub ruang oktahedral). Ion-
sebelumnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa ion magnetik yang menempati site B memiliki
dengan model teori Neel’s collinear two- momen magnetik dengan arah yang saling
sublattice yang menerangkan bahwa subtitusi antiparalel dengan ion-ion magnetik pada site A
Zn2+ dengan momen magnetik nol (nB = 0) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 6.
cenderung menempati site A sehingga memaksa Berdasarkan Tabel 1, nilai koersivitas
ion Fe3+ untuk pindah ke site B [7]. Hal ini bervariasi seiring dengan meningkatnya
menyebabkan interaksi magnetik ion-ion pada site konsentrasi Zn. Namun secara umum,
A menjadi lemah akibat subtitusi Zn yang bersifat meningkatnya konsentrasi Zn menyebabkan
non-magnetik, sedangkan interaksi magnetik pada koersivitas cenderung menurun. Penurunan nilai
site B semakin kuat karena kontribusi ion Fe3+. koersivitas dapat dihubungkan dengan
berkurangnya konstanta anisotropi yang tinggi domain). Pada kondisi ini, nilai koersivitas
dari Co akibat subtitusi Zn seperti dinyatakan meningkat seiring dengan kenaikan ukuran
dalam persamaan berikut [10], partikel. Di atas ukuran kritis (tc), nilai koersivitas
2K menurun dengan kenaikan ukuran partikel, seperti
Hc =
0 Ms (5) diilustrasikan pada Gambar 7.
Ketika ion ion Zn yang bersifat non-
magnetik menempati site A, menyebabkan
interaksi coupling spin-orbit menjadi lemah
sehingga energi anisotropi menurun. Oleh karena
itu energi dinding domain meningkatkan sehingga
menghasilkan gaya koersif yang lebih kecil. Hal
ini yang menyebabkan fluktuasi momen magnetik
lebih mudah sehingga nilai koersivitas semakin
menjadi kecil.
ABSTRAK
Sampah plastik memiliki dampak buruk bagi kelestarian lingkungan. volume sampah plastik yang dihasilkan
lebih besar dibandingkan dengan volume sampah yang di daur ulang. Dengan fakta tersebut, maka peneliti berinovasi
mendesain sebuah alat tempat sampah pintar (T - SAPI) berbasis mikrokontrolel yang mudah di akses baik di
perkantoran ataupun di tempat umum. Proses T - SAPI berfungsi sebagai pendeteksi yang akan membuang sampah
plastik kedalam Tempat penampungan, kemudian Arduino mengirim sinyal untuk di hubungkan ke motor agar dapat
membuka dan menutup secara otomatis, dengan waktu yang bersamaan motor akan berputar untuk mencacah sampah
plastik yang sudah dimasukan ke dalam pembuangan. Hasil dari cacahan tersebut akan di simpan pada penampungan
T-SAPI.
ABSTRACT
Plastic waste has a negative impact on environmental sustainability. the volume of plastic waste generated is
greater than the volume of recycled waste. With this fact, the researchers innovated to design a Smart Trash (T -
SAPI) tool that is easily accessible both in offices or in public places. T-SAPI functions as a detector that will dump
plastic waste into the reservoir, then Arduino sends a signal to be connected to the motor so that it can open and close
automatically, at the same time the motor will spin to chop up the plastic waste that has been put into the disposal.
The results of the chopped will be stored in the T-SAPI shelter.
yang secara keseluruhan efektif digunakan demi merancang Tempat sampah Pintar dan
menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. merancang sistem mikrokontrollel.
Penelitian juga yang dilakukan (Sukarjadi et 3. Coding : melakukan pengkodean dengan
al.,2017) memberikan solusi dengan membuat bantuan software Arduino IDE dengan
smart trash bin berbasis arduino uno, memasukan bahasa pemograman yang akan
menggunakan sensor HC-SR04 untuk dihubungkan ke arduino.
meningkatkan kesadaran akan kepedulian 4. Pengujian : Melakukan Pengujian terhadap T-
terhadap kebersihan lingkungan. SAPI dengan menguji satu persatu desain yang
Untuk mengatasi permasalahan tersebut dibuat sebelum melakukan pengujian secara
diperlukan adanya inovasi baru yang keseluruhan.
mengkolaborasikan teknologi otomatisasi dan
teknologi informasi pada bidang kebersihan Untuk lebih jelas dalam melakukan
lingkungan dengan merancang atau mendesain penelitian ini Berikut merupakan diagram alir
sebuah tempat sampah pintar yang berbasis penelitian desain tempat sampah pintar berbasis
mikrokontroler yang dilengkapi dengan mikrokontrollel dapat dilihat pada Gambar 1.
komponen sensor arduino, dan komponen
eletronik lain nya sebagai fitur tambahan yang
terintegrasi dalam suatu sistem input maupun
output.
Tempat sampah Pintar (T-SAPI) yang
berbasis Mikrokontrolel berfungsi sebagai
pendeteksi yang akan membuang sampah plastik
kedalam Tempat penampungan, kemudian
Arduino mengirim sinyal untuk di hubungkan ke
motor agar dapat membuka dan menutup secara
otomatis, dengan waktu yang bersamaan motor
akan berputar untuk mencacah sampah plastik
yang sudah dimasukan ke dalam pembuangan.
Hasil dari cacahan tersebut akan di simpan pada
penampungan.
Dengan adanya Tempat Sampah Pintar (T-
SAPI) berbasis mikrokontroler diharapkan akan
mampu membangun kepedulian dalam
mengelolah sampah dengan benar sehing
terciptanya akan lingkungan yang bersih dan sehat
yang pada akhirnya akan memnimbulkan suatu
pentingnya dalam membuang sampah pada
tempatnya. Gambar 1. Flow Chart Penelitian
2 Penutup iris
ABSTRAK
Potensi penggunaan bahan baku pasir silika di industri baik sebagai bahan utama maupun sebagai bahan
penolong adalah sangat besar. Pengolahan pasir silika dari pertambangan menggunakan peralatan yang umumnya
berkapasitas besar dan dikelola oleh industri besar. Salah satu penggunaan pasir silika di industri adalah sebagai pasir
silika standar untuk pengujian mutu semen. Pada saat ini pengujian kualitas semen masih menggunakan pasir standar
impor yaitu pasir Ottawa. Dalam rangka memberdayakan Industri Kecil Menengah (IKM) yang mengolah pasir silika
lokal maka dirancang mesin pengering pasir silika skala IKM. Desain mesin pengering berdasarkan gambar skema
dan perekayasaan mesin pengering pasir yang secara umum sering dibuat yaitu rotary dryer. Selanjutnya dirancang
konstruksi dan dimensi komponen yang disesuaikan dengan luas area mini plant yang didalamnya terdapat mesin
pencuci, mesin pengering dan mesin pengayak. Dimensi keseluruhan adalah panjang 2,8 m x lebar 6,75 m x tinggi
1,33 m, sedangkan dimensi komponen silinder pengering sendiri adalah diameter 40 cm dan panjang 1,2 m. Parameter
yang dapat diatur pada mesin pengering pasir silika ini adalah kecepatan putar silinder pengering, sudut kemiringan
silinder pengering, dan temperatur (burner). Berdasarkan percobaan pengeringan pasir silika dengan kadar air 9 %
dibutuhkan 0,480 kg gas LPG untuk mendapatkan 20 kg pasir silika kering (kapasitas 20 kg/jam). Diharapkan mesin
pengering ini dapat memberdayakan industri pengolahan pasir silika skala IKM dalam memenuhi kebutuhan pasir
standar lokal yang akan digunakan dalam pengujian mutu semen.
ABSTRACT
The potential of silica sand as raw material used in industry both as the main material and as an additional
material is very large. Processing of silica sand from mining uses generally large capacity equipment managed by
large industries. One of the uses of silica sand in the industry is as standard silica sand for cement quality testing.
Currently, testing of cement quality is still using imported standard sand, namely Ottawa sand. In order to empower
Small and Medium Industries (IKM) that process local silica sand, an IKM scale silica sand dryer was designed. The
design of the dryer is based on the schematic drawing and the sand dryer machine which is generally often made,
namely the rotary dryer. The dimension of construction and component are designed according to the availability of
mini plant area. Rotary dryer dimensions is 2.8 m long x 6.75 m wide x 1.33 m high, which cylinder dryer dimensions
is 40 cm in diameter and 1.2 m long. The parameters that can be set are the speed of drying cylinder rotation, the
dryer cylinder tilt angle, and temperature. Based on the experiment for drying of silica sand with a moisture content
of 9%, 0.480 kg of LPG gas is needed to obtain 20 kg of dry silica sand per hourIt is expected that this drying machine
can empower the Small and Medium Industries that processing of silica sand in meeting the needs of local standard
sand which will be used in cement quality testing.
memiliki kandungan silika (SiO2) tinggi dengan selanjutnya campuran air dan pasir kuarsa
kisaran minimal 99% dan bebas dari lumpur, (slurry) dipompa dan ditampung di
kaolin, organik, dan unsur pengotor lainnya [3]. penampungan (stockpile) lalu diangkut ke
Data kasar dari ESDM terdapat sekitar 17 instalasi pengolahan. Proses pengolahan pasir
miliar ton bahan baku silika yang tersebar hampir kuarsa tergantung pada penggunaan serta
di seluruh wilayah Indonesia [2]. Bila diolah persyaratan/spesifikasi yang dibutuhkan. Proses
untuk bahan pembuatan photovoltaic, Indonesia pengolahan diantaranya adalah pencucian,
berpeluang menjadi negara penghasil komponen pengeringan, pemisahan, dan untuk penggunaan
photovoltaic terbesar di dunia dengan memiliki tertentu dilakukan proses untuk membentuk
kandungan deposit sebesar 12 juta ton pasir silika butiran pasir menjadi bundar. Selain itu ada juga
untuk wilayah Sumatera Utara saja [4]. kebutuhan untuk ukuran yang halus sehingga
Penelitian-penelitian yang membahas diperlukan proses penggilingan (misalnya untuk
penggunaan pasir silika telah dilakukan para industri gelas) [14].
peneliti, diantaranya: penelitian pasir silika Pengelolaan pasir silika pada saat ini
sebagai pengganti agregat halus campuran beton kebanyakan dilakukan oleh industri
[5,6,7], penelitian pasir kuarsa sebagai bahan pertambangan yang besar. B4T sejak tahun 2015
substitusi semen dan batu pecah untuk campuran hingga 2018 telah melakukan penelitian dan
paving [8], penelitian pemanfaatan pasir kuarsa merancang alat pengolahan pasir silika skala
sebagai bahan pengisi dalam pembuatan karpet Industri Kecil dan Menengah (IKM) untuk
karet [9], pemanfaatan silika (SiO2) dan Bentonit memenuhi kebutuhan pasir standar yang akan
sebagai adsorben logam berat Fe pada limbah digunakan dalam pengujian mutu semen
batik [10], studi pemanfaatan pasir silika sebagai nasional. Perancangan peralatan pengolahan
filter fisika pada unit penyaringan air [11], pasir silika yang telah dilakukan adalah dalam
penelitian pemurnian pasir silika menjadi pasir rangka untuk pengembangan usaha IKM industri
standar menggunakan ekstrak belimbing wuluh pengolahan pasir silika nasional. Tulisan ini
sebagai leaching agent [12], penelitian membahas salah satu alat untuk mengolah pasir
peningkatan kualitas pasir silika lokal asal sidrap silika yaitu perancangan alat pengering pasir
sebagai pasir standar untuk pengujian semen silika skala IKM terutama pasir silika untuk
[13]. memenuhi kebutuhan pasir standar lokal
Pasir silika dari Sidrap (Sulawesi Selatan) (substitusi impor pasir Ottawa).
memiliki potensi sebagai bahan baku pasir Pengeringan adalah pengambilan cairan
standar untuk menggantikan pasir Ottawa yang (biasanya air) dari padatan dengan cara
digunakan dalam pengujian mutu semen. Saat ini penguapan. Proses pengeringan suatu material
pasir standar Ottawa masih diimpor dengan terjadi melalui dua proses yaitu proses
jumlah sekitar 150 ton/tahun. Pasir silika dari pemanasan (heating) dan proses pengeringan
berbagai daerah di Indonesia telah dikaji sebagai (drying). Proses pemanasan dilakukan untuk
calon pengganti pasir Ottawa (kadar SiO2 memperoleh udara panas dan untuk menurunkan
97,12%), misalnya yang berasal dari Belitung kelembaban relatif dari udara sekitar. Sedangkan
(98,64%), Bangka (96,40%), Tuban (95,18%) proses pengeringan dilakukan untuk
dan Sidrap (90,09%). Berdasarkan penelitian, menurunkan temperatur udara karena terjadi
meskipun kadar silika pasir Sidrap paling rendah perpindahan panas dari udara ke bahan yang akan
diantara pasir Belitung, pasir Bangka, dan pasir dikeringkan (udara memberikan kalor laten untuk
Tuban, namun hasil evaluasi pendahuluan menguapkan kandungan air dari bahan yang
menunjukkan bahwa pasir Sidrap memiliki dikeringkan). Proses pengeringan sendiri
karakteristik yang mendekati pasir standar bertujuan untuk mengurangi kadar air sampai
Ottawa berdasarkan analisis SEM (Scanning batas tertentu.
Electrone Microscope) dan uji kuat tekan mortar Rotary Dryer secara umum merupakan alat
semen pada umur 3, 7 dan 28 hari [13]. pengering yang berbentuk sebuah drum yang
Penambangan pasir kuarsa dilakukan berputar secara kontinyu yang dipanaskan
dengan cara tambang terbuka (cara kering atau dengan elemen pemanas atau api (burner).
cara basah). Cara kering yaitu menggunakan Pengeringan pada rotary dryer terjadi pada
bulldozer atau power shovel, kemudian ditimbun seluruh permukaan dari pasir silika yang
dan diangkut memakai dumptruck. Sedangkan dilakukan berkali-kali (karena silinder berputar),
cara basah menggunakan penyemprotan pasir akan berputar-putar dan dipanasi sepanjang
silinder sampai keluar dari silinder, sehingga Secara umum konstruksi dari mesin rotary
pengeringan yang dilakukan oleh alat ini lebih dryer terdiri dari corong/feeding, silinder
merata. Banyak mesin pengering pasir silika pengering, motor penggerak silinder pengering,
yang ditawarkan oleh pemanufaktur peralatan blower, burner, dan lubang keluar/discharging
pertambangan. Umumnya mesin yang dibuat serta penampung pasir. Karena yang basah
adalah mesin rotary dryer. Mesin rotary dryer ini adalah permukaan pasir silika, maka prinsip dari
popular di dunia industri karena proses pengeringan agar efisiensinya tinggi adalah
pengeringan mesin ini jarang mengalami menaikkan kontak antara permukaan pasir silika
kegagalan [15]. dengan udara panas di dalam silinder pemanas
[16]. Contoh dari gambar skema rotary dryer
yang secara umum banyak dibuat dapat dilihat
pada gambar berikut.
Proses pengeringan dapat dilakukan (b) Gambar mesin pengering pasir [16 4]
dengan menggunakan bahan bakar yang cocok Gambar 2. Gambar mesin pengering pasir
yang dapat dipilih seperti bahan bakar minyak,
gas, batu bara, kayu, biomass dll. Jenis bahan Potensi penggunaan bahan baku pasir
bakar dan nilai kalornya dapat dilihat pada tabel silika di industri baik sebagai bahan utama
1. [17] maupun sebagai bahan penolong adalah sangat
Berdasarkan jenis bahan bakar pada tabel besar. Pengolahan pasir silika dari pertambangan
1, bahan bakar yang mempunyai nilai kalor yang menggunakan peralatan yang umumnya
tertinggi adalah hidrogen, namun ketersediaan berkapasitas besar dan dikelola oleh industri
besar. Agar industri IKM dapat berkembang
Tabel 1. Jenis Bahan Bakar dan Nilai Kalornya maka diperlukan peralatan pengolahan pasir
Jenis Bahan Bakar Komposisi (%) Nilai Kalor
(kJ g-1) silika skala IKM. Satu diantara peralatan yang
C H O
digunakan untuk mengolah pasir silika adalah
Gas alam 70 23 0 49
mesin pengering, sehingga diperlukan mesin
Batu bara (Antrasit) 82 1 2 31
pengering dengan kapasitas yang sesuai dengan
Batu bara (Bituminos) 77 5 7 32
Minyak mentah 85 12 0 45
industri IKM lokal.
Berdasarkan penelitian, pasir silika lokal
Bensin 85 15 0 48
dari Sidrap berpotensi sebagai pengganti pasir
Arang 100 0 0 34
standar Ottawa yang digunakan industri semen
Kayu 50 6 44 18
sebagai bahan untuk pengujian mutu semen.
Hidrogen 0 100 0 142
Tujuan dari perancangan mesin pengering pasir
Bahan bakar ini belum secara umum silika adalah untuk mengembangkan potensi
digunakan atau masih dalam pengembangan. IKM yang dalam mengolah pasir silika nasional
Selanjutnya jenis bahan bakar bakar yang tinggi agar dapat memenuhi kebutuhan industri semen
nilai kalornya adalah minyak bumi dan gas alam.
akan pasir standar lokal sebagai substitusi impor diaplikasikan pada Industri Kecil Menengah di
pasir Ottawa. [13] Indonesia karena cenderung tidak tepat guna.
Mesin lainnya yang pernah dibuat adalah “Suatu
Pengering Rotari dengan Bilik Pengering
BAHAN DAN METODA Jamak”, mesin ini kurang cocok diaplikasikan
Bahan-bahan komponen mesin dan pada pengering pasir karena desain kontruksinya
konstruksi dipilih berdasarkan bahan-bahan yang disesuaikan dengan sifat bahan yang
ada di pasaran. Bahan-bahan yang dipakai dikeringkan.
diantaranya besi profil untuk chasis, pelat baja, Sebagai bahan bakar dapat dipilih antara
hollow tube baja tahan karat, baja poros, bearing, gas atau minyak tergantung ketersediaan dan
motor penggerak, gearbox, puley, v-belt, blower, mana yang lebih murah. Namun pemilihan LPG
burner,dongkrak dan gas LPG. sebagai sumber energi dapat dipertimbangkan
Tahapan pertama adalah studi pustaka karena faktor-faktor sebagai berikut :
tentang mesin dryer yang sudah sering dibuat • LPG tidak menimbulkan korosi saat
sebagai acuan pemilihan jenis mesin dryer. penyimpanan, transportasi serta pada
Selanjutnya menetapkan masukan desain (fitur, peralatan yang digunakan.
pertimbangan berdasarkan mesin yang pernah • Memiliki nilai kalor lebih tinggi
dibuat, menentukan bahan bakar untuk dibandingkan dengan bahan bakar rumah
pengering, dimensi berdasarkan luas area pilot tangga lainnya.
plant). Membuat gambar skema desain mesin • Saat dilakukan penyimpanan, LPG tidak
pengering melakukan fabrikasi dan dilanjutkan meninggalkan endapan baik itu pada tangki
dengan menghitung perkiraan kebutuhan energi maupun pada peralatan lainnya.
bahan bakar dan pengujian kapasitas. • Hasil pembakarannya tidak menimbulkan
asap atau dengan kata lain tidak mencemari
Masukan desain udara.
Mesin pengering yang banyak ditawarkan • Memiliki tekanan uap yang cukup, tujuannya
oleh pemanufaktur peralatan pertambangan untuk meminimalisir timbulnya ledakan saat
adalah mesin yang berkapasitas besar (0,5 penyimpanan, pengangkutan dan
ton/jam-105 ton/jam) [16]. Desain dari mesin penggunaan.
pengering pasir silika mengacu pada prinsip kerja Mesin pengering pasir silika ini
dan konstruksi dari mesin rotary dyrer untuk merupakan salah satu dari beberapa peralatan
pengering pasir silika yang sudah secara umum yang merupakan peralatan dari prototype mini
dibuat. Sedangkan kapasitasnya disesuaikan plant skala IKM pengolah pasir silika. Peralatan
untuk Industri Kecil Menengah, sehingga mesin yang lain adalah mesin pencuci dan mesin
pengering pasir silika harus berfitur: pengayak [18]. Dimensi dari peralatan
1. Berstruktur kompak dan sederhana disesuaikan dengan luas area prototype mini
2. Andal, konsumsi energi rendah, efisiensi plant yang telah ditentukan yaitu seluas 6 x 5
termal yang cukup tinggi, meter. Selanjutnya dimensi masing-masing
3. Mudah pengoperasian dan perawatan peralatan (termasuk mesin pengering pasir silika)
4. Biaya investasi rendah ditentukan berdasarkan penempatan peralatan di
area mini plant. Sedangkan parameter yang dapat
Beberapa karya tulis dijadikan sebagai diatur pada mesin pengering pasir silika ini
bahan pertimbangan untuk membuat mesin adalah kecepatan putar silinder pengering, sudut
kemiringan silinder pengering, dan temperatur
pengering pasir silika. Mesin pengering yang
pernah dibuat “Alat Pengering Mocaf dengan (burner).
Rotary Dryer”, dapat diketahui bahwa mesin ini Desain Pengering Pasir Silika
tidak dapat digunakan secara optimal untuk Mesin pengering pasir silika dibuat
proses pengeringan pasir karena desain berdasarkan gambar skema dan perekayasaan
kontruksinya disesuaikan dengan sifat bahan yang secara umum sering dibuat. Jenis mesin
yang dikeringkan. Demikian pula mesin pengering pasir yang dipilih adalah rotary dryer
pengering “Electromagnetic Heating Rotary Ore yang proses pemanasan pasir menggunakan
Sand Dryer”, mesin ini menggunakan sistem bahan bakar gas LPG. Wujud dari mesin rotary
pemanasan elektromagnetik yang kurang cocok dryer ini terdiri drum bersirip di bagian sisi
dalam, dudukan penyangga, mesin motor listrik, diameter 40 cm dan panjang 1,2 m agar tidak
gearbox, tuas penerus putaran, rantai pengerak terjadi kontaminasi material oleh karat. Dengan
drum, belt penggerak ulir pengumpan pasir, screw pendorong pasir yang bertumpu pada dua
burner, serta penampung pasir. Penggunaan gas bearing (satu di ujung screw) maka pemasukan
LPG sebagai sumber energi untuk mengeringkan pasir tidak mengalami kemacetan dan kerja
pasir ini bertujuan menanggulangi kekhawatiran motor penggerak menjadi lebih ringan. Dimensi
keterbatasan daya listrik di lokasi penambangan yang dipilih ini memberikan ruang yang cukup
yang dilakukan oleh IKM. untuk udara panas menguapkan kandungan air
Mesin pengering pasir silika ini dibentuk pada pasir dari 9% ke nol % dengan penggunaan
dari komponen yang terdiri dari: sistem pemanas gas. Gambar skema pengering
• Corong (inlet) pengumpan pasir yang terpasang pasir silika dapat dilihat pada gambar berikut.
pada salah ujung drum pengering;
• Drum pengering yang pada bagian dalamnya
dipasang delapan sirip memanjang pada
sekeliling bagian dalam drum pengering dan
dilengkapi dengan lubang pengeluaran (outlet)
pasir pada ujung bagian belakang drum
pengering sebanyak 3 lubang;
• Sistem pemanasan dengan bahan bakar LPG.
Burner dipasang di bagian ujung drum
pengering, dilengkapi dengan blower, yang
dipasang pada dudukan rangka penyangga ;
• Mesin pemutar untuk memutarkan drum
pengering diletakkan pada dudukan rangka
penyangga, terdiri dari motor yang dilengkapi
dengan gearbox, poros, dua buah pulley sebagai
tempat dudukan V-belt, dan dua buah gear
sebagai dudukan rantai;
• Penutup drum untuk melindungi radiasi panas Gambar 4. Desain mesin pengering pasir silika
yang ditimbulkan oleh drum pengering ; Perhitungan kebutuhan energi
• Rangka penyangga (chasis) untuk menopang Proses perpindahan panas massa dan
alat pengering dengan pengatur kemiringan; transportasi partikel padat yang terjadi di dalam
• Dongkrak (pengatur sudut kemiringan dengan rotary dryer sangat komplek dan banyak menjadi
sudut kemiringan tidak lebih dari 5°); dan obyek penelitian. Panas dipindahkan dari gas ke
• Bak penampung untuk pasir. padatan basah kemudian temperatur padatan
akan naik dan kehilangan uap air. Uap air akan
berpindah ke aliran gas panas karena gradien
tekanan uap. Ini adalah proses simultan
perpindahan massa dan panas pada partikel
padatan yang bergerak secara kontinyu, berputar
di seluruh silinder dari ujung masuk sampai
keluar silinder. Metoda perpindahan panas yang
terjadi adalah konveksi dan konduksi, namun
;; perpindahan panas yang dominan adalah
perpindahan panas konveksi (kontak langsung
udara panas dengan padatan) [19].
Untuk penyerderhanaan, perkiraan energi
yang dibutuhkan akan dihitung berdasarkan
persamaan kalori yang digunakan untuk
Gambar 3. Skema pengering pasir silika menguapkan air dari sampel pasir yang dihitung
menggunakan kapasitas panas spesifik, dengan
Material tube/chamber pengering berupa formula sebagai berikut :
hollow tube terbuat dari bahan SS304 dengan
1,33 m. Dimensi silinder pengering berukuran [8] Alfian dkk, “Pasir kuarsa Tuban sebagai
diameter 40 cm dan panjang 1,2 m. Berdasarkan bahan substitusi semen dan batu pecah
percobaan menghasilkan 20 kg/jam pasir silika substitusi pasir untuk campuran paving”,
kering yang berasal dari pasir silika basah (kadar Jurnal Rekayasa dan Manajemen
air 9 %) dan membutuhkan energi panas untuk Konstruksi, Vol 6 No 1, April 2018, Hal
pengeringan dari gas LPG seberat 0,480 kg. 47-52
Untuk keseluruhan peralatan mini plant [9] Nuyah dkk, “Pemanfaatan Pasir kuarsa
(mesin pencuci, mesin pengering dan mesin sebagai bahan pengisi dalam pembuatan
pengayak), hasil perhitungan teknoekonomi karpet karet”, Jurnal Dinamika Peneliti
diperoleh nilai Benefit Cost Ratio 1,01 (nilai Industri, Vol.27 N0.6, 2016
investasi 1,9 M, umur ekonomis 10 tahun, [10] Ika Sri Hardiyanti dkk, “Pemanfaatan
payback period 4,43 tahun). Nilai BCR> 1; mini Silika (SiO2) dan Bentonit sebagai
plant dapat dikatakan layak [21]. adsorben logam berat Fe pada limbah
Disarankan utuk mengatur nyala burner batik”, Jurnal Sains Terapan, Vol 3 No.2
tidak terlalu besar untuk menghindari perubahan , 2017
warna pasir silika karena kontak langsung [11] Darnomo Y.M, “Studi Pemanfaatan Pasir
dengan api burner. Silika sebagai Filter Fisika pada Unit
Penyaringan Air”, Skripsi, Jurusan Teknik
UCAPAN TERIMA KASIH Pertanian, Universitas Jember, 2005
Penulis mengucapkan terima kasih kepada [12] Amin M. dkk, “Pemurnian pasir silika
Balai Besar Bahan dan Barang Teknik yang telah menjadi pasir standar menggunakan
mendanai dan mendukung terlaksananya ekstrak belimbing wuluh”, 23 Desember
perancangan mesin pengering pasir silika ini. 2019, http://lipi.go.id/publikasi
[13] Pratiwi dkk, “Peningkatan Kualitas Pasir
DAFTAR PUSTAKA Silika Lokal Asal Sidrap Sebagai Pasir
[1] Suara Geologi, “Potensi Pasir Kuarsa di Standar untuk Pengujian Mutu Semen”,
Indonesia”, September 2014, Jurnal Teknologi Bahan dan Barang
http://suarageologi.blogspot.com Teknik, Vol 8 No.2, Desember 2018, 63-
[2] Kompasiana “Potensi Pasir Silika sebagai 70.
Bahan Baku Sel Surya”, 27 September [14] Iqbal D, “Pasir Kuarsa (Silika)/ Bahan
2019, Galian Industri”,
https://www.kompasiana.com/khumayr/ https://www.academia.edu.
[3] Pasir Silika Spesialis, “Metoda Bak [15] CV. Mekar Jaya Teknich, “Rotary Dryer”,
Pencucian Pasir Silika”, 7 Oktober 2013, http://www.mekarjayatechnic.com
http://pasirsilikaspesialis.blogspot.com [16] “Rotary Dryer”,
[4] DetikFinance, “RI Bisa Menjadi Negara 1
https://zzbailing.en.alibaba.com,
2
Penghasil Photovoltaic Terbesar di Dunia, https://www.hiimac.com,
3
detikfinance”, Kamis 11 Sep 2008 17:20 http://www.suncomachinery.com,
4
WIB https://finance.detik.com http://www.zkeqpt.com.
[5] Ari Sasmoko, “Analisa Penggunaan Pasir [17] Martin S. Silberberg, “The Molecular
Silika sebagai Pengganti Agregat Halus Nature of Matter and Change”, 2000.
pada Campuran Beton”, Oktober 2018, [18] Pratiwi dkk, “Rancang Bangun dan Uji
https://www.researchgate.net Coba Prototipe Pengolahan Pasir Silika
[6] Joedono dkk., “Penggunaan pasir silika Lokal sebagai Pengganti Pasir Standar
dan pasir laut sebagai agregat beton”, Ottawa”, Laporan Penelitian, B4T, 2017.
Jurnal Spektrum Sipil, Vo.1 No.2, 2014 [19] Ratna, “Pengeringan”, Agustus 2015,
http://spektrum.unram.ac.id https://www.slideshare.net/Ratna54
[7] Sujadmiko B. dkk, “Penggunaan Pasir [20] Giatman, “Ekonomi Teknik”, PT. Raja
Silika sebagai Substitusi Agregat Halus Grafindopersada, 2006
untuk Meningkatkan Performance Bata [21] Gaos dkk, “Aplikasi Teknologi
Ringan”, Jurnal Rekayasa Teknik Sipil Pengolahan Pasir Silika Lokal Pada Skala
Universitas Madura, Vol 3 No.2, IKM”, Laporan Penelitian, B4T, 2018
Desember 2018.
ABSTRAK
Bagian luar dari apartemen atau bangunan tinggi merupakan lokasi paling umum untuk menempatkan outdoor
unit dari AC Split. Pada studi ini dilakukan percobaan langsung untuk melihat pengaruh angin pada kecepatan dan
arah yang berbeda terhadap kinerja sistem AC Split dengan outdoor unit ditempatkan pada Lorong balkon bangunan
apartemen. Percobaan dilakukan di Laboratorium pengujian AC metode Air Enthalpy, berdasarkan Standard ISO
5151, dengan kriteria iklim tropis T1. variasi kecepatan udara 6 m/s dan 8 m/s diberikan terhadap keluaran udara
panas dari outdoor unit dengan arah sudut 30°, 45°, 60°, 90°. Hasil percobaan menunjukkan peningkatan temperatur
buangan refrigeran dan temperatur kondensasi saat kondensor terkena angin. Ditunjukkan juga bahwa suhu udara
suplai meningkat dengan adanya angin. Penurunan kapasitas pendinginan sebesar 11,6% terjadi pada kondisi berangin
sedangkan konsumsi daya meningkat sebesar 10,8%. Hal ini memberikan penurunan rasio efisiensi energi sebesar
20,44%. Secara keseluruhan, angin arah 90 ° memiliki efek paling tidak menguntungkan pada kinerja unit AC.
Kata Kunci: kondenser, pembuangan panas, kecepatan angin, orientasi angin, kinerja AC Split
ABSTRACT
The outside of an apartment or high rise building is the most common location to place an outdoor unit from
AC Split. In this study, a direct experiment was carried out to see the effect of wind at different speeds and directions
on the performance of the AC Split system where the outdoor unit is placed in the balcony hallway of an apartment
building. The experiment was carried out in the Laboratory of Air Conditioner testing with Air Enthalpy method,
based on ISO 5151 Standard, with the criteria for tropical climate T1. variations in air velocity of 6 m / s and 8 m / s
are given to the hot air output from the outdoor unit with angles of 30 °, 45 °, 60 °, 90 °. The experimental results
show an increase in refrigerant discharge temperature and condensation temperature when the condenser is exposed
to wind. It was also shown that the temperature of the supply air increases in the presence of wind. The 11.6% decrease
in cooling capacity occurs in windy conditions while the power consumption increases by 10.8%. This results in a
reduction in the energy efficiency ratio of 20.44%. Overall, winds up to 90 ° have the least favorable effect on the
performance of the air conditioning unit.
Keywords: condenser, heat removal, wind velocity, wind orientation, Split AC performance
penampilan Gedung, unit outdoor AC Split Conditioner dengan kondisi normal tanpa
ditempatkan pada balkon seperti gambar 1. gangguan. Data hasil pengujian dapat dilihat pada
tabel 1
METODOLOGI
Percobaan dilakukan di Laboratorium uji
AC menggunakan metode Air Enthalpy,
berdasarkan Standard ISO 5151, dengan kriteria
iklim tropis T1. Udara melewati evaporator dijaga
pada 27°C udara kering (db) dan 19°C udara basah
(wb). Sementara itu, udara melewati kondenser
dijaga pada 35°C udara kering (wb) dan 24°C
udara basah (wb). Dalam percobaan ini digunakan
AC Split non Inverter jenis wall-mounted dengan
kapasitas pendinginan 18.000 Btu/h. Bagian unit
Outdoor dikondisikan pada ruang uji dengan
penyekat terbuat dari bahan polyurethane duct
tebal 2 cm dibuat menyerupai balkon hotel Gambar 36. Skema variasi sudut arah angin
dengan ukuran balkon sebesar 2m x 1m x 2,5m
(panjang x lebar x tinggi) seperti Gambar 2. Tabel 25. Data pengujian kondisi normal
Semburan angin dari kipas simulator Parameter Satuan Hasil uji
Kapasitas pendinginan W 5.053,3
diberikan kepada unit outdoor dengan variasi
Daya Masukan W 1.706,1
kecepatan angin kipas simulator sebesar 6,2 m/s EER - 10,11
dan 8,0 m/s, dan variasi sudut orientasi angin Arus A 7,78
sebesar 30°, 45°, 60°, dan 90° seperti pada Laju Volumetrik udara m3/h 665,3
Gambar 3. Kecepatan udara m/s 23,7
Sebelum dilakukan percobaan
menggunakan angin dengan variasi kecepatan dan
arah angin, dilakukan pengujian terhadap Air
(a)
(a)
](b)
Gambar 6. Temperatur refrigeran keluar kondenser
dengan variasi kecepatan angin 6 m/s (a) dan 8 m/s
(b).
(b)
Gambar 5. Temperatur refrigeran masuk kondenser
dengan variasi kecepatan angin 6 m/s (a) dan 8 m/s
(b).
Ketika pembuangan panas pada kondenser
menurun, maka temperatur keluar kondenser
menjadi lebih tinggi, dapat dilihat pada gambar 6.
Hal ini menyebabkan refrigeran cair keluaran
kondenser berada pada temperatur tinggi sehingga
penyerapan panas pada evaporator menurun. Hal
ini menyebabkan temperatur udara keluar
evaporator mengalami kenaikan.
Hasil pengukuran kapasitas pendinginan Gambar 7. Persentase kapasitas pendinginan
AC ditampilkan pada Gambar 7 Penurunan
kapasitas pendinginan semakin tinggi seiring Penurunan kapasitas pendinginan
dengan meningkatnya sudut arah angin. Pada disebabkan oleh menurunnya pembuangan udara
kecepatan udara 6 m/s, terjadi penurunan panas pada kondensor akibat resirkulasi udara
kapasitas pendinginan pada variasi sudut arah balik pada kondenser. Resirkulasi udara balik
angin 30°, 45°, 60°, dan 90°, berturut-turut menyebabkan panas yang dibuang oleh kondenser
sebesar 2,16 %, 4,16%, 7,78% dan 10,59%. menurun, hal ini menyebabkan temperatur
Sementara itu, pada kecepatan udara 8 m/s, terjadi refrigeran masuk ke evaporator menjadi lebih
penurunan kapasitas pendinginan pada variasi tinggi. Temperatur udara yang dihasilkan
sudut arah angin 30°, 45°, 60°, dan 90°, berturut- mengalami kenaikan. pada pengujian normal
turut sebesar 3,67%, 4,5%, 8,39% dan 11,69%. tanpa variasi arah angin temperatur udara keluaran
Jika dibandingkan antar sudut arah angin, pada unit indoor rata-rata 11,65 °C. pada
kecepatan udara 8 m/s menghasilkan penurunan pengujian dengan variasi arah angin (30°, 45°,
kapasitas pendinginan yang lebih tinggi daripada 60°, dan 90°) menghasilkan temperatur udara
kecepatan udara 6 m/s. berkisar 11,99 – 12,69 °C pada kecepatan angin 6
m/s dam kisaran 12,01 – 12,72 °C pada kecepatan
8 m/s. Hal ini yang menyebabkan nilai kapasitas kecepatan 8 m/s sudut 90°, terjadi penurunan
pendinginan menurun. Pengukuran airflow EER 20,44%
dilakukan, tetapi tidak terpengaruh oleh variasi
arah dan kecepatan angin. Berkisar antara 655,8 – KESIMPULAN DAN SARAN
656,8 m3/h. Unit outdoor dengan simulasi ditempatkan
Pada Gambar 7 dapat dilihat karakter daya pada balkon dan dikenai udara dengan kecepatan
masukan terhadap variasi arah dan kecepatan 6 dan 8 m/s serta variasi sudut arah angin,
angin. Pada kondisi normal tanpa angin, daya mengalami kenaikan temperatur pada refrigeran
masukan terukur 1.706,1 watt. Daya pada variasi masuk kondenser dan discharge yang disebabkan
kecepatan angin 6 m/s dengan variasi sudut 30°, karena resirkulasi udara balik. Saat suhu
45°, 60°, 90° berturut-turut terukur 1.733,1 – kondensasi meningkat, efek pendinginan mesin
1.886,0 watt. Pada kondisi variasi kecepatan angin AC menurun. Sehingga mengurangi kemampuan
8 m/s terukur 1.738, 5 – 1.891,1 watt. Dapat dilihat evaporator untuk mendinginkan udara yang
pada gambar 8 kenaikan signifikan terjadi pada melewatinya. Pada kecepatan angin 8 m/s dan
variasi arah angin dengan sudut 90° dengan variasi sudut 90° Kapasitas pendinginan ditemukan
kecepatan angin 6 m/s dan 8 m/s, persentase berkurang 11,6%. Sebaliknya, konsumsi daya unit
kenaikan 10,5% dan 10,8%. pendingin meningkat 10,8% dengan adanya angin
di depan saluran keluar udara kondenser, sehingga
menyebabkan rasio efisiensi energi turun 20,4%.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 8. Daya masukan [17] T. T. Chow & Z. Lin, “Prediction of on-coil
temperature of condensers installed at tall
building re-entrant”. Applied Thermal
Engineering, 19, 117–132 (1999)
[18] Pushpak Doiphode, Atul Jadhav, Manish
Kumar & Indraneel Samanta : “Investigating
the Influence of Different Speeds and
Directions of Winds on the Performance of
Split Air Conditioning System” Science and
Technology for the Built Environment
25(3):1-55, 2018.
[19] L. J. Yang, X. Z. Du, & Y. P. Yang, Space
characteristics of the thermal performance for
Gambar 9. Persentasi Energy Efficiency Ratio (EER) air- cooled condensers at ambient winds.
International Journal of Heat And Mass
Penurunan kapasitas pendinginan dan Transfer, 54,15–16. 3109–3119. 2011
peningkatan daya masukan menyebabkan [20] Lei Shi, Cheng Shi, Jin Wang, & Xuan Wu,
Energy Efficiency Ratio (EER) menurun secara “Numerical Investigation of Influence on
signifikan. Pada Gambar 8, nilai EER pada Heat Transfer Performance of Direct Air
semua perlakuan berada di bawah nilai EER Cooled Condenser Under Different Wind
Directions”. International Joint Conference
normal yaitu 10,11. Hal ini menunjukkan on Computational Sciences and
bahwa unit outdoor yang dikenai angin Optimization, 378-382, 2009
dengan variasi kecepatan dan sudut [21] Andriyanto Setyawan, “The Effects of Wind
mengalami penurunan efisiensi terutama pada Orientation on the Performance of a Split Air
Conditioning Unit” AIP Conference 3. Laju aliran udara pada table 1 sebaiknya
Proceedings 2248, 070002, 2020. diganti dengan sebutan laju volumetrik
[22] W. Zhao, Q. Wang, & P. Liu, The udara, yang lebih dekat dengan istilah
experimental investigation of recirculation of dalam bahasa aslinya (Inggris).
air-cooled system for a large power plant. 4. Reynold seharusnya tertulis Reynolds,
Energy and Power Engineering, 02, 291–297. penulisan nama seseorang harus tepat
2010. sama
[23] Pushpak Doiphode, Atul Jadhav, Manish 5. Sebaiknya dilengkapi juga dengan grafik
Kumar & Indraneel Samanta, “Thermo-flow temperature keluar condenser
Performance Analysis of Split Air
Conditioner under High-Speed Winds Tanggapan review
Around Buildings” Advances in Building 1. Pada bangunan tinggi terutama Apartemen
Energy Research : 1-24, 2018 dimana kepemilikan perorangan penggunaan
[24] J. Maulbetsch, M. DiFilippo, J. O’Hagan AC Split menjadi pilihan karena
“Effect of Wind on Air-Cooled Condenser pemilik/penyewa bisa mengatur kondisi
Performance” ASME 2011 International sesuai yang diinginkan. Pengarang setuju
Mechanical Engineering Congress and untuk AC terpusat akan lebih hemat, tetapi
Esposition IMECE 2011 : 391-396, 2011 untuk Apartemen jika terjadi masalah pada
[25] H. Xue, B. Xu, J. Wu “Prediction of sistem AC seperti kerusakan atau perawatan
Temperature Rise Near Condensing Units in berkala, maka satu Gedung akan mengalami
The Confined Space of a High-rise Building” ketidaknyamanan, berbeda dengan AC split
Building and Environtment : 42(2007) 2480- yang lebih terbagi. Selain itu untuk AC
2487 terpusat memiliki initial cost yang cukup
[26] International Standard Organization. 2010. tinggi, dan bangunan harus disesuaikan
Non-ducted air conditioners and heat pump - dengan memasang ducting.
Testing and rating for performance. Dengan diberlakukannya Permen 57
Switzerland: ISO Kementerian ESDM dimana rating star AC
dengan bintang 1 dan 2 dihapuskan maka AC
Review: split yang diijinkan beredar sekarang hanya
Pada penelitian ini, pengarang meneliti tentang bintang 3 dan 4 dimana mempunyai efisiensi
pengaruh arah dan kecepatan angin pada yang tinggi, sehingga akan semakin hemat
kondensor AC split dengan menggunakan konsumsi energi nya.
eksperimen. Pengarang menyimpulkan bahwa
resirkulasi udara akan menurunkan kapasitas
pendinginan AC dan beberapa hal menarik
lainnya. Namun hal-hal berikut ini perlu untuk
diverifikasi,
ABSTRAK
Penggunaan kendaraan listrik dalam sebagai sarana transportasi kian nyata. Di negara maju penggunaan
kendaraan listrik menjadi tren yang populer. Hal ini didukung oleh pola pikir masyarakat yang sudah mulai
melihat dampak kendaraan konvensional terhadap alam. Konsep smart dan green city mulai banyak dijumpai. Di
Indonesia isu yang sedang hangat dibicarakan adalah konsep ibu kota negara yang baru. Presiden Indonesia dalam
pidatonya menyampaikan menginginkan ibu kota baru Indonesia merupakan daerah hijau, smart city, compact
city dengan dukungan sistem transportasi serba otomatis dan kendaraan listrik. Media penyimpanan energi seperti
baterai berperan penting dalam menyimpan energi listrik dalam bentuk kimia dinilai masih memiliki efisiensi
yang tinggi sehingga banyak digunakan dalam sistem yang berbasis green energi. kesehatan dari kendaraan listrik
sangat dipengaruhi oleh kesehatan baterai/ State of Health (SOH). SOH merupakan kondisi baterai dibandingkan
dengan kondisi idealnya. Selain itu perlu diketahui juga State of Charge (SOC) dan atau Depth of Discharge
(DOD) dari suatu baterai untuk melihat kondisi dari baterai tersebut. Diperlukan sebuah komponen untuk menjaga
baterai tersebut dalam kondisi optimum, yaitu Battery Management System (BMS). BMS juga berfungsi
memantau dan melaporkan kondisi baterai, mengatur kondisi sekitar baterai, menjaga keseimbangan baterai, dan
melindungi baterai dari hubung singkat arus listrik dan kegagalan lain sehingga diharapkan baterai tidak
menimbulkan bahaya pada pengguna serta memiliki umur pakai yang lebih lama. Dalam pengembangan baterai
pintar untuk kendaraan listrik diperlukan adanya pemantauan pada kondisi baterai secara real time sehingga
pengembangan yang dilakukan dapat memiliki data yang baik. Untuk mengetahui kondisi baterai secara real time
serta dapat diakses kapanpun dan dimanapun maka diperlukan penambahan sistem Internet of Things (IoT).
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui teknologi LoRa, NB-IoT, dan GSM yang akan digunakan dalam
pengembangan baterai pintar untuk kendaraan listrik. Keunggulan dan kelemahan dari masing-masing teknologi
disajikan dalam tulisan ini. Kedepannya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam
pemilihan teknologi yang akan diterapkan pada baterai pintar untuk kendaraan listrik
dilakukan dapat memiliki data yang baik. jangkauan serta skalabilitas dari teknolgi
Untuk mengetahui kondisi baterai secara real tersebut.
time serta dapat diakses kapanpun dan
dimanapun maka diperlukan penambahan
sistem Internet of Things (IoT). Saat ini di
Indonesia sudah terdapat pilihan teknologi
untuk mengembangkan fitur ini. Terdapat Lora,
NB-IoT, dan juga GSM. Penelitian ini
bertujuan untuk mendapatkan pandangan
terhadap penggunaan teknologi tersebut dalam
pengembangan akuisisi data baterai listrik pada
penlitian di B4T. Penggunaan teknologi ini
direncanakan pada radius 5 km dari kantor
Gambar 38. Komposisi Biaya Produksi Kendaraan
B4T. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
Listrik
menjadi acuan pengembangan BMS pintar di
B4T. Teknologi Komunikasi
Saat ini studi terkait standar komunikasi
METODE IoT fokus pada Lora NB-IoT dan GSM.[2]
Pada karya ilmiah ini digunakan data LoraWAN menjadi contoh untuk penggunaan
sekunder. Metode ini dikenal dengan metode dalam sisi Industri, Science, dan Medis
sekunder. Merupakan suatu strategi penelitian (ISM).[3] Survei beberapa teknologi LPWAN
yang memanfaatkan data kuantitatif ataupun yang sedang berkembang, kegiatan
kualitatif yang sudah ada untuk menemukan standardisasi dilakukan oleh berbagai
permasalahan baru atau menguji hasil organisasi pengembangan standar (misalnya
penelitian terdahulu. Tujuan dari penelitian IEEE, IETF, Third Generation Partnership
dengan metode data sekunder memanfaatkan Project (3GPP), ETSI), dan konsorsium
data lama untuk memunculkan ide baru. Selain industri yang dibangun di sekitar teknologi
itu dapat mengeksplor datra dari sudut pandang LPWAN individu (misalnya LoRa Alliance,
yang berbeda dalam arti kata menjelajahi, WEIGHTLESS-SIG , Aliansi DASH7). [4] Di
menyelami, dan mengayak-menyaring data. Indonesia sendiri penggunaan LPWAN telah di
atur dalam Peraturan Direktur Jenderal Sumber
PEMBAHASAN Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Baterai Kendaraan Listrik Nomor 3 Tahun 2019 tentang Persyaratan
Jantung dari sebuah kendaraan listrik Teknis Alat dan/atau Perangkat
adalah baterai. Dapat dilihat pada Gambar 2 Telekomunikasi Low Power Wide Area
bahwa 40% dari biaya produksi kendaraan (LPWA). Dengan telah dikeluarkannya
terletak pada baterai. Produsen motor listrik peraturan tersebut penggunaan teknologi ini
GESITS memasang harga untuk satu pak semakin luas karena sudah memiliki dasar
baterai listrik cadangan sebesar Rp hukum yang jelas.
5.000.000,00 , hal ini mengindikasikan Terdapat dua teknologi utama LPWAN,
seberapa berhaga baterai bagi kendaraan listrik. yaitu yang beroperasi pada pita sub-1 GHz yang
Penggunaan baterai yang sangat vital pada masih sepi dan pada 2,4 GHz/5 GHz yang
kendaraan listrik harus didukung dengan BMS biasanya digunakan teknologi Wi-Fi.
yang baik sehingga performa kendaraan, Penggunaan pada pita sub-1 GHz dibatasi
keselamatan pengguna, dan umur pakai baterai dengan daya transmisi perangkat 14 dBm.
dapat terjaga. Sedangkan LPWAN seluler dapat digunakan
Guna memantau kondisi baterai secara hingga 23 dBm, tanpa batasan siklus kerja bila
real time dibutuhkan adanya penambahan fitur sudah memiliki lisensi. Namun memiliki
komunikasi radio pada BMS. Namun dalam konsekuensi pada biaya tambahan yang dapat
pemilihan teknologi komunikasi radio tersebut dikatakan tidak murah. Penggunaan LPWAN
perlu ditinjau berapa biaya tambahan yang dirancang untuk menghubungkan perangkat
perlu ditanggung, berapa data rate dari satu arah, komunikasi data dan daya rendah
teknologi tersebut, konsumsi daya dari fitur sehingga memiliki sumber daya dari baterai
agar tidak membebani baterai itu sendiri,
yang dapat bertahan lama, dan memiliki biaya dalam studi lain yang dilakukan di sebuah
rendah. universitas, perangkat ujung ditransmisikan
pada 14 dBm menggunakan faktor penyebaran
Lora tertinggi ke stasiun pangkalan yang terletak
Lora adalah teknologi lapisan fisik yang dalam radius 420 m.[10] Rasio pengiriman
memodulasi file sinyal dalam pita SUB-GHZ paket di stasiun pangkalan tercatat 96,7%. Di
ISM menggunakan teknik spektrum sebaran Bandung terdapat layanan LoraWAN gratis
milik yang dikembangkan dan dikomersialkan yang telah disediakan oleh ANTARES.
oleh Semtech Corporation. [5] Komunikasi dua ANTARES disediakan gratis untuk
arah disediakan oleh teknik chirp spread penggunaan penelitian sedangkan dengan
spectrum (CSS) khusus, yang menyebarkan jumlah node yang terbatas. Penggunaan
sinyal input pita sempit melalui bandwidth ANTARES untuk jumlah node yang besar
saluran yang lebih luas. Sinyal yang dihasilkan dapat menggunakan ANTARES berbayar. Hal
memiliki sifat seperti noise, sehingga lebih sulit ini didasari dengan semangat pengembangan
untuk dideteksi atau macet. Penguatan teknologi IoT yang menggunakan server lokal
pemrosesan memungkinkan ketahanan di Indonesia sehingga keamanan data dapat
terhadap interferensi dan noise. [6] dijaga.
Beberapa studi mengevaluasi LoraWAN Dengan adanya ANTARES ini
dalam lingkungan dunia nyata. beberapa hal pengembang hanya perlu memiliki node Lora
termasuk pengaturan luar ruangan dan bahkan untuk dapat melakukan pengembangan. Karena
dalam ruangan.[7][8] Pekerjaan mengevaluasi pada ANTARES sudah disediakan gateaway
Lora dan SIGFOX melalui eksperimen yang dan juga interface yang dapat diakses seperti
dilakukan dari penerapan uji coba di Irlandia. pada Gambar 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stasiun NB-IoT
pangkalan Lora yang ditempatkan di 470 m di Narrowband IoT (NB-IoT, juga dikenal
atas permukaan laut dapat melayani area sebagai LTE Cat NB1, adalah LPWAN yang
cakupan 1380 kilometer persegi dalam diusung oleh operator jaringan seluler yang
pengaturan pengujian dan bahwa teknologi dikembangkan untuk memenuhi persyaratan
SIGFOX mampu menyediakan hubungan cakupan baru yang dapat berada di pedesaan
pengujian 25 km antara klien menggunakan 14 dalam ruangan maupun luar ruangan. NB-IoT
dBm dan stasiun pangkalan. dengan rasio signal memiliki daya yang lebih rendah dibandingkan
to noise secara konsisten melebihi 20 dB yang dengan GPRS standar yang biasa digunakan.
diukur dalam pengujian yang dilakukan. Studi [11]
lain mengamati jarak komunikasi 15 km dan 30 Operator jaringan memiliki tiga pilihan
km untuk LORAWAN di darat dan air masing- opsi penyebaran NB-IoT: in-band, guard-band,
masing di Oulu Finlandia.[9] Selanjutnya, dan stand alone. Penerapan in-band bisa jadi
tidak diinginkan, karena pengalihan kapasitas energi.[14] Namun pada perangkat NB-IoT
karena spektrum NB-IoT 180 kHz ditempatkan terdapat daya tambahan yang dikonsumsi untuk
di dalam pita spektrum LTE. Untuk mengatasi melakukan sinkronisasi sehingga menimbulkan
masalah ini, operator jaringan seluler dapat puncak arus yang besar.[15] Hal ini
menempatkan spektrum NB-IoT 180 kHz di meningkatkan konsumsi daya dari NB-IoT
guard-band (dirancang untuk mencegah dibandingkan Lora.[2][16] Untuk teknologi 4G
interferensi). NB-IoT juga dapat digunakan perangkat selalu dalam keadaan stand by dan
dalam band yang berdiri sendiri jika diinginkan. daya yang besar yang besar juga diperlukan saat
Ini berguna saat spektrum LTE masih dalam akan mengirimkan data [17]. Untuk kendaraan
pengembangan. Melalui beberapa rilis 3GPP, listrik yang memiliki sumber daya dari baterai
beberapa pita frekuensi sekarang didukung di yang juga menjadi jantung dari kendaraan
seluruh dunia. Pita frekuensi tergantung pada penggunaan teknologi Lora paling tepat
negara dan operator jaringan. NB-IoT digunakan karena memiliki konsumsi daya
menghubungkan perangkat dengan lebih paling rendah.
sederhana dan efisien jaringan seluler yang
sudah mapan daripada GPRS, dan digunakan Data rate dan Jangkauan
untuk menangani sejumlah kecil data dua arah Secara umum data rate dan jangkauan
yang cukup jarang, dengan aman dan andal. dari teknologi komunikasi radio dapat dilihat
NB-IoT menggunakan modulasi orthogonal pada Gambar 3.
frequency-division multiplexing (OFDM)
untuk komunikasi downlink dan single carrier-
frequency division multiple access (SC-
FDMA) untuk komunikasi uplink dan
membatasi BW ke pita sempit tunggal 200 kHz.
Keuntungan menggunakan modulasi OFDM
dan SC-FDMA adalah bahwa satu sel (base
station) dapat menangani milyaran koneksi dan
dengan demikian melayani 100-200k
perangkat.[12]
GSM
Saat ini teknologi sudah sampai pada Gambar 40. Data Rate vs Jangkauan dari
generasi empat atau 4G/LTE. Teknologi ini teknologi komunikasi radio [18]
diusung oleh operator jaringan seluler dengan NB-IoT dan Lora memiliki jangkauan
biaya berlangganan. Teknologi ini memiliki yang lebih besar dibandingkan dengan 4G.
paket data payload besar dengan data rate Untuk NB-IoT pada urban area dapat
tinggi. Kapasitas bandwith besar dan memiliki menjangkau 1 km dan 10 km pada rural area
delay rendah dengan latensi di bawah 1 dengan data rate maksimal sebesar 200 kbps.
detik.[13] Namun dengan seluruh keunggulan Teknologi Lora memiliki data rate maksimal
tersebut perangkat yang menggunakan teknolgi 50 kbps dengan jangkauan 5 km pada urban
ini memiliki konsumsi daya baterai yang besar area dan 20 km pada rural area.[16][19]
dengan jangkauan yang lebih terbatas
dibandingkan dengan LPWAN yang telah Skalabilitas
dijelaskan sebelumnya. Dibandingkan dengan Dapat mengakomodasi banyak
dua teknologi diatas biaya konektivitas perangkat yang terkoneksi secara bersamaan
perangkat yang menggunakan teknologi ini pada satu base stastion merupakan fitur kunci.
lebih tinggi. Sehingga pada penggunaan Teknologi NB-IoT memungkinkan 100.000
pengembangan smart BMS dapat digunakan perangkat untuk terkoneksi sedangkan Lora
apabila memiliki biaya penelitian yang besar. memiliki kemampuan 50.000 perangkat.
[20][21] Teknologi 4G juga dapat
PERBANDINGAN TEKNOLOGI mengakomodasi perangkat terkoneksi lebih
Konsumsi Daya dari 50.000 perangkat. [2]
Perangkat LPWAN seperti Lora dan NB-
IoT akan berada pada mode tidur apabila tidak
digunakan sehingga banyak menghemat