Anda di halaman 1dari 7

Bali dan Kearifan Lokalnya

Bali adalah nama salah satu provinsi di Indonesia dan juga merupakan nama pulau terbesar
yang menjadi bagian dari provinsi tersebut. Bali terletak di antara Pulau Jawa dan
Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar yang terletak di bagian selatan pulau ini.
Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai
tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para
wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau
Seribu Pura.
Bali yang masih sangat memegang teguh budaya dan kearifan lokalnya menjadi sebuah daya
tarik tersendiri bagi wisatawan untuk datang berkungjung.
Kearifan dan budaya yang masih sangat kental ini menyebabkan segala perbuatan yang di
lakukan tidak lepas dari kearifan dan kebudayaan lokal disana. Toleransi yang ditunjukan
oleh masyrakat bali menunjukan tingkat kebudyayaan dari daerah yang ber ibu kota denpasar
itu.
Oleh karena itu, di Bali sendiri masih sangat banyak aktivitas – aktivitas masyarakatnya yang
bersifat tradisional, seperti dalam bidang pertanian, dalam kepercayaan masyarakatnya,
dalam karya sastra, dll.
A. Bidang pertanian

Bertani dalam masyarakat Bali bukan sekedar menanam benih dan memanennya.
Tetapi ada proses ritual yang dijalani dan ada kearifan nilai budaya yang dijadikan
pijakan.

Upacara pertanian dimulai dengan upacara Mapag Toya, yaitu upacara menjemput air
ke sumber mata air. Upacara ini biasanya diikuti oleh seluruh anggota subak dan
dilakukan pada Sasih Ketiga atau sekitar bulan September. Selanjutnya, Kempelan,
yaitu kegiatan membuka saluran air ke sumber aliran air di hulu subak, selanjutnya air
mengaliri sawah (bulan September).

Kemudian upacara Ngendag Tanah Carik, yaitu upacara memohon keselamatan


kepada Tuhan saat membajak tanah sawah dan dilakukan oleh masing-masing
anggota subak. Prosesi ini masih dilaksanakan pada Sasih Ketiga (bulan September).

Ngurit, yaitu upacara pembibitan yang dilakukan oleh semua anggota subak pada
masing-masing tanah garapannya. Biasanya dilakukan pada Sasih Kelima (sekitar
bulan November).

Ngerasakin, yaitu upacara membersihkan kotoran (leteh). Konom ketika melakukan


pembajakan sawah ada leteh (kotor) dan prosesi ini dilakukan setelah pembajakan
selesai di masing-masing tanah garapan pada awal Sasih Kepitu (awal bulan Januari).

Upacara Pangawiwit, yaitu upacara mencari hari baik untuk mulai tanam padi yang
juga dilakukan sekitar Sasih Kepitu.
Upacara Ngekambuhin, yaitu upacara meminta keselamatan anak padi yang baru
tumbuh yang dilakukan pada saat padi berumur 42 hari pada Sasih Kewulu (bulan
Februari).

Upacara Pamungkah, yaitu upacara memohon keselamatan agar tanaman padi dapat


tumbuh dengan baik. Upacara ini juga dilakukan pada Sasih Kawulu.

Upacara Penyepian, yaitu upacara memohon keselamatan agar tanaman padi terhindar


dari hama/penyakit dan dilakukan Sasih Kesanga sekitar bulan Maret.

Pangerestitian Nyegara Gunung, yaitu melaksanakan upacara nyegara gunung yang


dilakukan di Pura Luhur Petali dan Pura Luhur Pekendungan. Biasanya dilaksanakan
di bulan Maret atau April. 

Kemudian, upacara Masaba, yaitu upacara sebelum panen yang dilakukan Sasih


Kedasa oleh anggota subak di sawahnya masing-masing.

Ngadegang Batari Sri (Batara Nini), yaitu upacara secara simbolis memvisualisasikan


beliau sebagai Lingga-Yoni.

Upacara Nganyarin, yaitu upacara mulai panen yang dilakukan pada Sasih Sada
(bulan Juni) oleh anggota subak pada masing-masing sawahnya.

Baru akhirnya Manyi, yaitu kegiatan memanen padi di bulan Juli. Usai kegiatan panen
padi pun para petani juga melakukan sejumlah ritual upacara seperti
upacara Mantenin, yaitu upacara menaikkan padi ke lumbung atau upacara
menyimpan padi di lumbung yang dilaksanakan pada Sasih Karo atau bulan Agustus. 
B. Falsafah, Tradisi, dan Kepercayaan

Tri Hita Karana adalah filsafat hidup yang begitu mendalam dalam kehidupan masyarakat
Bali yang cenderung agraris. Tri Hita Karana bermakna 3 hal, yaitu : hubungan yang
harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam dan manusia dengan manusia.
Manusia Bali hidup harmonis dalam kelompok-kelompok "sekaha".  Hidup bergotong-
royong membangun saluran irigasi "subak" merupakan ciri khas orang Bali. Demikian juga
bersama-sama mendirikan dan menjaga tempat ibadah "pura" yang memperkokoh sendi-sendi
keagamaan dari dulu menjadi benteng tradisi yang kuat. Jadi masyarakat Bali hidup
berdampingan secara harmonis.

Nyepi adalah hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap tahun Baru Saka. Nyepi berasal


dari kata sepi (sunyi, senyap). Hari Raya Nyepi sebenarnya merupakan perayaan Tahun Baru
Hindu berdasarkan penanggalan/kalender caka, yang dimulai sejak tahun 78 Masehi.
Tujuan utama Hari Raya Nyepi adalah memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk
menyucikan Bhuana Alit (alam manusia/microcosmos) dan Bhuana
Agung/macrocosmos (alam semesta). 

Sebagian besar suku Bali beragama Hindu(sekitar 95%), sedangkan sisanya (sekitar 5%)
beragama Islam, Kristen, Katolik dan Buddha. Sebanyak 3,2 juta umat Hindu Indonesia
tinggal di Bali, dan sebagian besar menganut kepercayaan Hindu aliran Siwa-Buddha,
sehingga berbeda dengan Hindu India.
Suku Bali yang telah ada sebelum gelombang migrasi ketiga, dikenal sebagai Bali Aga,
sebagian besar menganut agama berbeda dari suku Bali pada umumnya. Mereka
mempertahankan tradisi animisme.
C. Pemanfaatan SDA

1.Kelautan berupa penangkapan ikan dan budidaya rumput laut


Wilayah selat Bali yang menghubungkan pulau Jawa dan pulau Bali kaya akan ikan
seperti ikan lemuru dan ikan teri. Selain itu di Nusa Penida dan Bali bagian timur,
terdapat budidaya rumput laut dengan menggunakan keramba di pantai. Hasil rumput
laut ini menghasilkan rumput laut yang diekspor ke berbagai negara seperti Jepang
dan China.

2. Lahan pertanian yang menghasilkan padi dan teh

Lahan pertanian di Bali sangat subur karena tersusun atas tanah hasil deposit avu
gunung berapi. Abu ini dihasilkan oleh Gunung Agung dan Gunung Batur, dua
gunung berapi di Bali. Lahan pertanian ini dikelola secara tradisional dengan sistem
subak yang mengatur pembagian air di sungai-sungai di pulau Bali.

Produk dari lahan pertanian ini terutama adalah padi. Selain itu juga dihasilkan kopi,
termasuk kopi luwak yang merupakan jenis kopi paling mahal di dunia.

3. Sumber air panas

Bali memiliki sumber air panas di wilayah pegunungan, terutama sekitar Ubud.
Sumber air panas ini menjadi tempat wisata berupa pemandian dan spa yang sangat
ramai dikunjungi wisatawan.

4. Pantai dan terumbu karang

Pantai di pulau Bali seperti Seminyak, Kuta, Sanur, dan Benoa merupakan daya tarik
wisata utama Bali.Selain Bali juga memiliki terumbu karang yang indah di Tulamben
dan Nusa Penida yang digunakan sebagau tempat snorkeling dan diving.

5. Padang rumput
Padang rumput di wilayah barat Bali merupakan tempat budidaya sapi khas Bali. Sapi
Bali ini unik karena merupakan hasil persilangan dengan Banteng. Sapi Bali memiliki
warna khas coklat kemerahan dan memiliki daging yang lemaknya sedikit.
Sumber :

https://paduarsana.com/2018/03/05/pertanian-dalam-budaya-bali/

http://www.nafiun.com/2013/02/suku-bali-kebudayaan-sistem-kepercayaan-bangsa-
kekerabatan.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Suku_Bali

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Nyepi

https://brainly.co.id/tugas/541223

Anda mungkin juga menyukai