Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 6 & 7

ANALISIS INOVASI PELAYANAN PUBLIK


OJOL BERLIAN OLEH PEMPROV KALTIM
(TOP 99 Inovasi Pelayanan Publik tahun 2020)

Pembelajaran Agenda 2
(Bapak Andri Tri Kuncoro, MA)
Kamis, 01 Juli 2021
Dan
Jum’at, 02 Juli 2021

Oleh Kelompok :
1. Maria Adista Widiyananda, S.Sos
2. Meisyta Ratna Nur Fitri, S.Pd
3. Miftahul Mawaddah Putri C., S.Pd
4. Ria Wahyuningsih, S.Pd
5. Rustianah Ulfiyah, S.Pd

Kelompok 3 Angkatan XXXIV


Uraian Tugas :
 Pilihlah salah satu pelayanan publik yang masuk dalam TOP 99 Inovasi
Pelayanan Publik tahun 2020.
 Deskripsikan bentuk inovasinya secara jelas.
 Temukan keunggulannya, faktor keberhasilannya, bagaimana inovasi itu
dikelola dan manfaat yang telah dirasakan oleh masyarakat.
 Pelajaran apa yang anda temukan dari inovasi tersebut?

Judul Inovasi : OJOL BERLIAN (Ojek Online Bersama Lindungi Anak)


Nama Instansi : Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
Tahun : 2020

A. Deskripsi Inovasi Ojol Berlian

Inovasi Pemprov Kaltim masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik


Tahun 2020. Proyek perubahan yang digagas Dinas Kependudukan dan
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, yaitu Ojek
Online Bersama Lindungi Anak (Ojol Berlian). Ojol Berlian merupakan
mekanisme yang dibangun untuk membantu menanggulangi permasalahan
kekerasan terhadap anak, perempuan dan penyandang disabilitas yang terjadi
di Kota Samarinda khususnya pada layanan jasa transportasi online yang
melibatkan rider maupun driver. Semua rider dan driver ojek online diharapkan
mampu menjadi agen pelopor dan pelapor terhadap segala tindak kekerasan
terhadap anak yang terjadi di sekitarnya.
Inovasi Ojol Berlian ini dilatarbelakangi adanya beberapa temuan di
masyarakat terkait dengan anak dan perempuan. Pertama, perempuan dan
anak-anak adalah kelompok masyarakat yang paling rentan terhadap sistem
transportasi kota saat ini, juga kekerasan seksual. Hal ini terbukti dari data
kecelakaan yang menelan korban jiwa 65 persen diantara korban tewas dari
kelompok pejalan kaki adalah perempuan dan anak-anak. Kedua, data
kekerasan perempuan dan anak di Kota Samarinda tertinggi di Provinsi
Kalimantan Timur selama tiga tahun terakhir. Ketiga, sebagian masyarakat
belum teredukasi dengan baik terkait dengan pencegahan kekerasan terhadap
anak dan perempuan.
Ojol Berlian dilaksanakan dengan menjadikan rider/driver ojek online
sebagai agen 2P (Pelopor dan Pelapor) pencegahan tindak kekerasan
terhadap anak, perempuan, dan disabilitas yang ada disekitarnya. Ojol Berlian
menerapkan konsep 3A, yaitu Aku Tahu (mengetahui informasi yang benar
tentang kekerasan terhadap anak), Aku Mau (termotivasi untuk mengambil
peran dalam mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak), Aku Bisa
(melakukan aksi nyata untuk mencegah dan merespon kekerasan terhadap
anak).
Rider/driver ojek online sebagai agen 2P diberikan edukasi terkait
perlindungan dan pemenuhan hak anak terutama di jasa layanan
transportasi online. Mereka juga dibekali dengan materi tertib lalu lintas dan
aturan berkendara. Hingga sekarang rider/driver yang sudah teredukasi
mencapai 250 orang, dari yang sebelumnya hanya 150 orang.
Ada beberapa komitmen Ojol Berlian yang sudah disepakati bersama,
antara lain :
1. Mengajak anak membaca doa saat kendaraan berangkat dan tiba di tempat
2. Mewajibkan anak memakai helm
3. Tidak berkata kasar dan kotor kepada penumpang termasuk penumpang
anak
4. Tidak merokok saat membawa penumpang anak-anak dan dewasa
5. Tidak kebut-kebutan
6. Setiap pengemudi ojek wajib membantu anak-anak yang akan
menyeberang jalan.
7. Tidak melakukan segala bentuk kekerasan pada anak, perempuan dan
penyandang disabilitas.
8. Tidak melakukan tindakan yang menjurus maupun tergolong pelecehan
seksual.
9. Menjaga sopan santun di pangkalan maupun saat berkendaraan.

Selain itu, rider/driver Ojol Berlian juga harus memegang komitmen


untuk tidak melakukan segala bentuk kekerasan pada anak, perempuan, dan
disabilitas, tidak melakukan tindakan yang menjurus maupun tergolong dalam
kekerasan seksual, menjaga sopan santun saat di pangkalan maupun saat
berkendara, tidak mengkonsumsi NAPZA, dan tidak memindahtangankan akun.

B. Keunggulan Ojol Berlian

Keunggulan inovasi ojol berlian adalah perlindungan terhadap


perempuan dan anak-anak karena perempuan dan anak-anak adalah kelompok
masyarakat yang paling rentan terhadap sistem transportasi kota saat ini, juga
kekerasan seksual. Inovasi ini mampu menjembatani komunikasi antar
manajemen aplikator dengan pemerintah, beberapa koordinator komunitas dari
delapan manajemen aplikator masih melakukan komunikasi aktif baik untuk
koordinasi maupun untuk pelaporan jika ada hal mendesak yang harus segera
diselesaikan, serta aktif dalam aksi nyata pencegahan dan penanganan tindak
kekerasan yang terjadi di sekitar. Inovasi Ojol Berlian didukung oleh
24 stakeholders. Semua stakeholders yang terlibat mendukung dan saling
bersinergi, serta komunikasi mulai terjalin efektif, bahkan semakin banyak
manajemen aplikator yang ingin bergabung dalam Ojol Berlian. Solidaritas
antar-driver lebih terstruktur dan pengawasannya lebih efektif karena ada call
center aduan bagi masyarakat yang dirugikan dalam layanan mereka.
C. Faktor Keberhasilan Ojol Berlian

Keberhasilan Ojol Berlian tidak lepas dari peran Pemerintah Provinsi


Kalimantan Timur dan Dinas Kependudukan dan Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak (DKP3A) sebagai pengelola serta kerja sama aktif para
pengendara ojek online. Peran serta masyarakat juga tidak lepas dari
keberhasilan layanan Ojol Berlian. Dengan semakin banyaknya masyarakat
yang menggunakan layanan ini, maka angka keberhasilan juga semakin tinggi.
Hal ini terlihat dari penurunan yang signifikan pada kasus kekerasan anak. Dari
data aplikasi e-Simfoni, ada 302 kasus kekerasan yang terjadi pada tahun 2019.
Setelah diterapkannya inovasi ini, angka kekerasan tahun 2020 semester I
sebanyak 89 kasus. Menurun 25 kasus dari semester II tahun 2019.

Faktor keberhasilan ini juga karena layanan publik Ojek Berlian ini
sangat kekinian atau up to date mengikuti perkembangan zaman sekarang
yang semuanya menggunakan bantuan internet. Layanan publik semacam ini
biasanya banyak menarik minat masyarakat untuk menggunakannya.

D. Pengelolaan Ojol Berlian

Ojol Berlian dikelola oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim)


melalui instansi teknis Dinas Kependudukan dan Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim yang bekerja sama dengan para ojek online.
Ojol Berlian dilaksanakan dengan menjadikan rider/driver ojek online sebagai
agen 2P (Pelopor dan Pelapor). Rider/driver ojek online sebagai agen 2P
diberikan edukasi terkait perlindungan dan pemenuhan hak anak terutama di
jasa layanan transportasi online. Mereka juga dibekali dengan materi tertib lalu
lintas dan aturan berkendara. "Sekarang rider/driver yang sudah teredukasi
mencapai 250 orang, dari yang sebelumnya hanya 150 orang. Inovasi Ojol
Berlian juga didukung oleh 24 stakeholders.
Pada tahun 2021, pemerintah setempat melakukan aksi berkelanjutan
dalam pengelolaan layanan tersebut. Proyek berkelanjutan guna
mengembangkan layanan Ojol Berlian antara lain :

1. Sosialisasi perlindungan dan pemenuhan hak anak pada 8 Manajemen


Aplikator, termasuk menambah manajemen aplikator pada daerah lain.
2. Hal lain yang akan dikembangkan adalah pembuatan laman dan aplikasi
khusus Ojol Berlian. Aplikasi ini akan terhubung dengan kepolisian dan
dinas perhubungan agar cepat ditangani jika terjadi sesuatu. Yaitu
dengan menyiapkan call center aduan yang terkoneksi dengan UPTD
PPA (perlindungan perempuan dan anak) kabupaten/kota di lokasi
kegiatan.
3. Pembuatan film dokumentar perjalanan Ojol Berlian.
4. Mengembangkan Pusat Informasi dan Edukasi di tiga kabupaten/kota.
Pusat informasi ini sebagai wadah untuk berkonsultasi sekaligus sebagai
wadah dalam pengembangan literasi.
5. Pelatihan bagi anggota Ojol Berlian, berupa pelatihan jurnalistik, UMKM,
dan penjualan aneka produk secara daring.
6. Dalam kaitan ini, Pemda Kalimantan Timur juga akan melakukan
penyediaan mobil dan sepeda motor edukasi, termasuk mobil
operasional bagi Ojol Berlian

E. Manfaat dari Penerapan Ojol Berlian

Setelah inovasi Ojol Berlian ini diterapkan ada penurunan yang cukup
signifikan terhadap kekerasan anak. Dari data aplikasi e-Simfoni, ada 302 kasus
kekerasan yang terjadi pada tahun 2019. Setelah diterapkannya inovasi ini,
angka kekerasan tahun 2020 semester I sebanyak 89 kasus. Menurun 25 kasus
dari semester II tahun 2019.

Inovasi Ojol Berlian mampu menjembatani komunikasi antar manajemen


aplikator dengan pemerintah, beberapa koordinator komunitas dari delapan
manajemen aplikator masih melakukan komunikasi aktif baik untuk koordinasi
maupun untuk pelaporan jika ada hal mendesak yang harus segera
diselesaikan, serta aktif dalam aksi nyata pencegahan dan penanganan tindak
kekerasan yang terjadi di sekitar. Inovasi Ojol Berlian didukung oleh
24 stakeholders. Semua stakeholders yang terlibat mendukung dan saling
bersinergi, serta komunikasi mulai terjalin efektif, bahkan semakin banyak
manajemen aplikator yang ingin bergabung dalam Ojol Berlian. Solidaritas
antar-driver lebih terstruktur dan pengawasannya lebih efektif karena ada call
center aduan bagi masyarakat yang dirugikan dalam layanan mereka.

Manfaat lain yang dirasakan dengan adanya Ojol Berlian ini, mampu
merangkul para pengendara ojek online untuk turut serta dalam program
pemerintah daerah setempat. Hal ini juga membuka peluang pekerjaan bagi
para pengendara ojek online di masa sulit seperti ini. Jadi, selain menurunkan
angka kekerasan pada anak juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat
khususnya para pengendara ojek online.
F. Pelajaran yang Diambil dari Inovasi Ojol Berlian

1. Layanan publik sejatinya diciptakan untuk kepentingan rakyat. Oleh


karena itu, perlu menciptakan inovasi-inovasi dalam memperbarui sistem
layanan publik yang ada sesuai dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat modern ini.

2. Pemerintah harus sensitif dan tanggap terhadap permasalahan yang


terjadi di masyarakat dan segera menanggulanginya seperti halnya
Pemprov Kaltim ini.

3. Kesusksesan sebuah layanan publik tidak lepas dari peran pemerintah,


dukungan para pemangku kepentingan (stakeholders), dan peran aktif
masyarakatnya.

4. Pentingnya upaya pencegahan terjadinya tindak kekerasan terhadap


anak, perempuan dan penyandang disabilitas pada layanan jasa
transportasi online yang melibatkan rider dan driver di Kota Samarinda
khususnya dan dapat dicontoh di kota-kota lain di Indonesia pada
umumnya.

5. Perlindungan anak, mulai dari menjamin dan melindungi anak serta


memastikan haknya untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Sedangkan perempuan sosok yang lemah dan banyak kasus
yang mengakibatkan kekerasan kepada perempuan baik dalam bentuk
fisik maupun batin, sehingga adanya organisasi yang berpihak kepada
anak dan perempuan yang sudah diatur dalam Undang-Undang
perlindungan anak dan Undang-Undang perlindungan perempuan.

6. Dampak ojol berlian ini pada masyarakat adalah kasus kekerasan pada
anak dan perempuan menurun. Menurut data e-Simfoni ada 302 kasus
kekerasan yang melibatkan anak dan perempuan. Setelah diterapkannya
inovasi ini, angka kekerasan tahun 2020 pada semester 1 sebanyak 89
kasus. Sebaiknya inovasi ini juga diterapkan di kota, kabupaten dan
provinsi di seluruh Indonesia.

7. Sebagai seorang ASN kita juga harus memikirkan dan menciptakan


inovasi-inovasi lain guna memaksimalkan pelayanan publik untuk
masyarakat umum.

G. Sumber Berita

 https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2736/ojol-
berlian-dan-bunga-tanjung-masuk-nominasi-top-99-inovasi-pelayanan-
publik-2020

 https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/wujudkan-transportasi-
ramah-perempuan-dan-anak-di-kaltim-dengan-ojol-berlian

 https://dkp3a.kaltimprov.go.id/2020/07/15/ojol-berlian-menuju-top-45/

Anda mungkin juga menyukai