TESIS
Oleh :
ALFATIAH AKBAR
2013101002
A. Latar Belakang
maupun disektor lainnya yang akan melanjutkan perjalanan Negara ini, maka anak
harus menjadi prioritas pemerintah dalam memperbaiki taraf hidup mereka, baik
untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,
berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
menjamin terpenuhinya hak anak. KLA yang pada dasarnya diperkenalkan oleh
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha, yang terencana secara menyeluruh dan
terpenuhinya hak dan perlindungan anak (L. Rosalin et al., 2015). Secara umum,
tujuan KLA adalah untuk memenuhi hak dan melindungi anak, secara khusus
upaya transformasi Konvensi Hak Anak (Convention on the Rights of the Child)
yang ditujukan untuk pemenuhan hak dan perlindungan anak (PHPA), pada suatu
Konsep KLA (child friendly city) di suatu kota mampu memberikan suatu
budayanya dalam arti yang luas, berpartisipasi dalam merencanakan kota tempat
dari polusi (Riggio, 2002). Whitzman et al. (2010) berpendapat bahwa KLA
adalah praktik yang berfokus pada hak anak atas ruang publik, dengan pendekatan
kesehatan masyarakat yang lebih terbatas yang menekankan pada risiko relatif
lalu lintas dan penculikan oleh orang asing dikarenakan ketidakaktifan secara
fisik.
Setiap Kabupaten/Kota dapat dikategorikan sebaga KLA apabila telah
memenuhi hak anak yang diukur dari 31 indikator KLA yang dibagi dalam 1
kelembagaan dan lima klaster (Darmayanti & Lipoeto, 2020). Salah satu klaster
dalam indikator KLA adalah klaster hak dasar dan kebebasan, yang merupakan
salah satu hak yang sangat penting bagi anak. Penelitian KLA Kluster hak dasar
dan kebebasan ini telah dilakukan oleh Ilosa & Rusdi (2020) dengan judul
Analisis Pelaksanaan Program Kota Layak Anak (KLA) Dalam Memenuhi Hak
Sipil Dan Kebebasan Anak Di Kota Pekanbaru dengan hasil bahwa pemenuhan
hak-hak sipil dan kebebasan anak di kota Pekanbaru selama ini berjalan lebih baik
dari sebelumnya dengan kendala dalam proses pelaksanaannya adalah dari faktor
Hak identitas bagi anak merupakan hak dasar yang seharusnya dapat
dipenuhi dengan baik yaitu Akte kelahiran. Anak yang lahir wajib memiliki nama
dan terdaftar sebagai warga negara. Memiliki nama memang menjadi penting dan
dapat dipenuhi, namun dalam hal meregisterkan atau mendaftarkan anak sebagai
warga negara ini yang masih belum banyak dipenuhi (Kertati, 2017). Ketika anak
pekerja anak, menjadi korban perdagangan anak dan juga rentan mengalami
adopsi ilegal (Purnamasari, 2021). Eksploitasi anak banyak terjadi beberapa tahun
belakangan ini, yang menjadikan anak sebagai korban (Elizabeth & Hidayat,
2016).
perdagangan orang dan eksploitasi terhadap anak mencapai 147 kasus selama
tahun 2021 (Rachman, 2022). Untuk itu, pentingnya anak untuk dicatatkan dan
mendapatkan kutipan akta kelahiran karena ini merupakan hak dasar anak melekat
pada setiap anak dan wajib dipenuhi oleh Negara (Kementerian Pemberdayaaan
Perempuan dan Perlindungan Anak, 2020). Akte Kelahiran merupakan salah satu
pembuatan Kartu Identitas Anak yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Kartu Identitas Anak,
yang terdiri dari Kartu Identitas Anak terdiri dari dua jenis, yakni untuk anak usia
0-5 tahun dan 5-17 tahun. Kebijakan inilah yang mendasari kepemilikan Kartu
(2018) di Kota Bandung dengan hasil yang menunjukkan bahwa Kota Layak
Anak sudah mengacu pada pendekatan yang sudah ditetapkan dalam PERMEN
PPPA No.11 tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kota Layak Anak.
namun masih banyak anak di Kota Bandung yang belum memiliki akta kelahiran
suatu program yang dapat mempercepat kepemilikan akta kelahiran jemput bola.
cakupan akta kelahiran di 29 negara lebih dari 90% dan di di 36 negara di bawah
50%, menunjukkan bahwa lebih dari separuh balita yang disurvei di negara-
negara tersebut tidak memiliki akta kelahiran yang disebabkan oleh faktor
Provinsi 2019-2021 yang dikutip dari Website resmi Badan Pusat Statistik (BPS),
didapatkan bahwa anak yang memiliki akte kelahiran di Indonesia sebesar 86,01
% tahun 2019, pada tahun 2020 terjadi peningkatan sebesar 2,10% anak yang
peningkatan hanya sebesar 0,31% anak yang memiliki akte kelahiran di Indonesia
2022). Untuk Provinsi Sumatera Barat persentase anak yang memiliki akte
kelahiran tahun 2021 sebesar 91,38% (Badan Pusat Statistik, 2022). Angka ini
belum sesuai dengan Ukuran dari Indikator Klaster 1 KLA yaitu Persentase anak
yang diregistrasi dan mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran yaitu semua anak
Selain indikator Hak Identitas (akte kelahiran), klaster hak dasar dan
kebebasan juga diukur dengan indikator Forum Anak. Sebagai upaya lain untuk
tingkat regional dan internasional (Alviana et al., 2021). Peningkatan peran Forum
Anak sebagai pelopor dan pelapor dalam upaya pemenuhan hak dan perlindungan
khusus anak, karena partisipasi anak merupakan bagian dari proses tumbuh
kembang anak. Anak yang aktif tumbuh kembang fisik dan mentalnya akan lebih
baik. Anak yang aktif memerlukan ruang kesempatan dan kondisi lingkungan,
sarana, dan prasarana yang mendukung. Untuk memenuhi hak partisipasi anak
Anak, 2019).
di Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda telah terlaksana dengan cukup baik.
forum anak, masih kurangnya partisipasi orangtua anak dan anak-anaknya untuk
dimiliki Pemerintah Kecamatan Sungai Pinang untuk membina satuan tugas untuk
forum anak.
Evaluasi Kebijakan Kota Layak Anak (KLA) dalam Pemenuhan Klaster Hak Sipil
dan Kebebasan di Kota Semarang dengan hasil bahwa pemenuhan klaster hak
sipil dan kebebasan pelaksanaan kebijakan Kota Layak Anak di Kota Semarang
belum memenuhi target dikarenakan belum adanya penguatan bagi forum anak,
stagnansi penyediaan informasi yang layak anak, serta capaian penerbitan akta
kelahiran yang tidak mencapai target menjadi poin utama evaluasi dan kurangnya
daerah, kurangnya sumber daya yang dimiliki, serta regulasi yang menjadi
Kota Bukittinggi adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Barat yang
penilaian strata tingkat Pratama pada tahun 2015, 2017 dan 2018. Peraturan
Bukittinggi. Kebijakan tersebut secara spesifik tertuang pada Bab X pasal 28 yang
menyatakan bahwa untuk mewujudkan pemenuhan hak anak secara terpadu dan
pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Hal ini diatur dalam keputusan Walikota
Kota Layak Anak Kota Bukittinggi tahun 2018-2021 (Darmayanti & Lipoeto,
2020).
Kesehatan Kota Bukittinggi pada tahun 2018 menunjukkan bahwa cakupan kartu
Identitas anak Semester I tahun 2021 sebesar 50,81% dan cakupan anak (umur 0-
18 tahun) yang memiliki akte kelahiran Semester I tahun 2021 sebesar 95,07%
Kurangnya cakupan kartu Identitas dan anak cakupan anak (umur 0-18 tahun)
yang memiliki akte kelahiran dari jumlah data yang ada merupakan sebuah
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016, adalah identitas resmi anak sebagai
bukti diri anak yang berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah yang
Indikator Klaster pertama KLA tidak hanya pada Persentase anak yang
diregistrasi dan mendapatkan Kutipan Akta Kelahiran atau KIA akan tetapi
fasilitas informasi layak anak, persentase Forum anak dan kegiatan peningkatan
kapasitas Forum Anak. Berdasarkan data yang diperoleh pada 19 April 2022 dari
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi sebagai data awal diperoleh
bahwa forum anak di Kota Bukittinggi belum terlihat perannya sehingga indikator
kedua pada Klaster pertama KLA belum Optimal. Sedangkan pada data akses
memenuhi hak anak adalah anak mendapatkan hak sipil dan kebebasannya karena
ini salah satu hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah dalam membantu orang
tua untuk memenuhi hak anak sejak baru dilahirkan dalam mendapatkan akta
diatur oleh pemerintah dimana jaminan kesehatan untuk ibu hamil didapatkan
Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan. Syarat pengurusan kartu BPJS kesehatan anak
salah satunya adalah akte kelahiran anak. Selanjutnya, Indikator Klaster 1 KLA
adalah hak akses informasi yang layak dengan penyediaan fasilitas dan sarana
memadai agar anak-anak mendapatkan informasi yang layak anak sesuai dengan
tumbuh kembangnya.
mendapatkan penghargaan KLA Tingkat Madya pada tahun 2019, yang mana
tersertifikasi yaitu Taman SBY yang berlokasi di depan Taman Makam Pahlawan
Gulai Bancah yang merupakan salah satu pelaksanaan indikator Forum anak
(Yulman, 2019).
Penghargaan Kategori Madya yang Bukittinggi raih tak lepas dari peran
serta OPD (Organisasi Perangkat Daerah), Forum Anak, masyarakat, serta anak-
KLA yang dinilai klaster pertama yaitu Hak sipil dan kebebasan. Hak sipil dan
kebebasan merupakan hak paling mendasar yang harus dimiliki oleh anak dan
harus dipenuhi oleh Pemerintah yaitu hak atas identitas dengan memastikan
anak. Hak partisipasi anak yang sejatinya untuk melibatkan anak agar berperan
akitf dimaksudkan supaya anak dapat bertanggung jawab dan menikmati hasil
pertama yaitu Hak Sipil dan kebebasan anak, karena apabila Hak sipil dan
Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan Seni Budaya, serta Klaster kelima
Perlindungan Khusus tidak akan terpenuhi. Maka dalam penelitian ini, Penulis
2022”.
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah bagaimana implementasi Klaster Pertama; Hak Sipil dan
Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi tahun 2022
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
2. Tujuan Khusus
tahun 2022.
b. Diketahuinya faktor masukan (input) yang mencakup kebijakan,
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak
Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota
D. Manfaat Penelitian
Bukittinggi.
penelitian selanjutnya.
E. Ruang Lingkup
Klaster Pertama; Hak Sipil Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota
September 2022. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian Mixed Method Research. Subjek penelitian terdiri dari dua kelompok
Bukittinggi. Teknik analisa data dengan cara membuat transkrip data, mereduksi
data, penyajian data, menyimpulkan dan menafsirkan data dan teknik analisa data
A. Konsep Implementasi
1. Definisi Implementasi
atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang telah disusun dengan matang,
perencanaan yang baik dan matang, atau sebuah rencana yang telah disusun
jauh jauh hari sebelumnya, sehingga sudah ada kepastian dan kejelasan akan
juga sebagai salah satu aktivitas dalam proses kebijakan publik, sering
sebuah perencanaan.
ditetapkan oleh suatu lembaga atau badan tertentu untuk mencapai satu tujuan
aktor sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai
sasaran, bisa positif (intended) atau bisa juga negatif (unintended)”. Umumnya
model Top Down yang salah satunya dikemukakan oleh Van Meter dan
individuals (and grousp) that are directed at the achievement of goals and
atau alur. Model Smith ini memandang proses implementasi kebijakan dari
saja) atau sebaliknya akan merugikan. Dalam konteks teori semacam itu,
3. Fungsi Implementasi
pemberian motivasi kepada tenaga kerja agar dapat berkerja secara efektif
dalam organisasi serta proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat
juga harus diinformasikan mengenai apa yang menjadi tujuan dan sasaran
b. Sumber Daya
kejelasan informasi, juga ditentukan oleh sumber daya yang dimiliki oleh
2020).
c. Disposisi
d. Struktur Birokrasi
(Pramono, 2020).
kebijakan;
motor
2002).
B. Konsep Kota Layak Anak
1. Pengertian KLA
hak untuk dapat berperan dalam lingkungan hidup bermasyarakat, hak untuk
mendapatkan air bersih dan akes terhadap sanitasi, hak terlindungi dari
eksploitasi dan kekejaman, hak untuk bermain dengan temannya, hak untuk
hidup dilingkungan bebas polusi, dan hak untuk mendapatkan akses setiap
menemukan bahwa lingkungan kota yang terbaik untuk anak adalah yang
mempunyai: komuniti yang kuat secara fisik dan sosial, komuniti yang
mempunyai aturan jelas dan tegas, adanya pemberian kesempatan pada anak,
2. Kebijakan KLA
dan
tersebut adalah:
a. konsep KLA
b. hak anak
Perlindungan Anak.
c. kepentingan terbaik bagi anak, yaitu menjadikan hal yang paling baik
meliputi:
e. perlindungan khusus.
7. Strategi Pengembangan KLA
pembangunan;
a. Pendekatan bottom-up
kabupaten/kota.
c. Pendekatan Kombinasi
layak bagi anak yang dimulai dari tingkat keluarga, atau RT/RW, atau di
a) Perangkat Daerah
b) Perwakilan Anak
c) Lembaga legislative
d) Lembaga yudikatif
e) Dunia usaha
g) Masyarakat
a) Mengembangkan kebijakan
Anak Kota.
Skema 2.1
Tahap Pengembangan KLA
dan tim teknis. Gugus Tugas adalah lembaga koordinatif yang beranggotakan
wakil dari unsur eksekutif, dan yudikatif yang membidangi anak, perguruan
anak;
anak; dan
i. melakukan evaluasi, monitoring, pelaporan KLA;
sesuai kewenangannya.
menjadi layak anak terdiri dari 31 (tiga puluh satu) Indikator Pemenuhan Hak
kecamatan.
Akta Kelahiran;
peningkatan kesejahteraan;
budaya.
memperoleh pelayanan;
(restorative justice);
hakikat dari keberadaan seorang manusia Arti kata sipil adalah kelas yang
seseorang untuk berpartisipasi dalam kehidupan sipil dan politik negara tanpa
sebagai berasal dari hukum alam, dan bukan sebagai karunia hakim utama
a. hak hidup;
setelah lahir dan keharusan mempunyai nama, dan hak anak atas
kewarganegaraan;
Hak sipil dan kebebasan bagi anak adalah bagian dari hak anak yang
Hak sipil dan kebebasan anak terdiri dari beberapa hak yang diatur
dimiliki setiap orang dan statusnya sebagai warga dari suatu negara
2) Mempertahankan Identitas
dengan cepat jati dirinya. Hal ini sebagai langkah awal bagi anak
wajar.
kontinyuitas pelayanan.
2016).
b. Hak Kebebasan
keturunan.
a. Hak Sipil
Arti penting dari hak sipil tersebut yang terdapat dalam akte
2) Bagi anak
sebagai berikut :
eksploitasi seksual
b. Hak Kebebasan
mereka
untuk dipertimbangkan.
beragama.
damai.
keturunan.
b) Bagi anak adalah untuk mengenal, memahami dan melatih
pribadinya.
Kelahiran.
secara bebas bea yaitu mulai dari saat pelaporan hingga diberikannya
yang berhak. Jumlah anak usia 0-18 tahun yang dimaksud adalah jumlah
dari seluruh anak yang baru lahir hingga anak berusia 18 tahun, termasuk
anak yang berkebutuhan khusus (ABK) dan anak dari kelompok rentan
adanya layanan bagi anak terlantar, panti atau dari kelompok rentan
administrasi kependudukan lainnya; mendekatkan layanan hingga
bencana yang memenuhi kriteria layak anak, yaitu bebas pelanggaran hak
kategori yaitu:
wilayah masyarakat.
bebas), maka yang didata hanya yang tersedia dalam bentuk akses
atau unit), baik melalui unit dampingan (misalnya pada PAUD atau
pemutaran/peminjaman multimedia
inisiatif dan dikelola oleh anak itu sendiri, untuk mengembangkan bakat,
minat dan kemampuan. Kelompok anak bisa beragam bentuk, yang pada
D. Kerangka Teori
A. Alur Pikir
Dari kerangka pikir diatas, alur pikir yang digunakan pada penelitian ini
Skema 3.1
Alur Pikir
B. Defenisi Istilah Penelitian
diteliti. Dibawah ini ada beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian
diantaranya:
1. Input
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
2. Proses
Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
Kota Bukittinggi.
3. Proses
Kota Bukittinggi.
BAB IV
METODE PENELITIAN
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini terdiri dari Informan yaitu orang
latar penelitian dan Responden yaitu sasaran program Klaster pertama KLA
berkaitan dengan Kartu Identitas dan Forum Anak yaitu anak usia 0-18 tahun.
1. Informan
adalah:
Tabel 4.1
Daftar Informan
No Jabatan Kode
Informan
1 Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan If 1
Sipil
2 Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika If 2
3 Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan If 3
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
4 Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan If 4
5 Camat Mandiangin Koto Selayan If 7
6 Camat Guguk Panjang If 8
7 Camat Aur Birugo Tigo Baleh If 9
2. Responden
ni = Ni . n
N
Keterangan:
Tabel 4.2
Sampel Berdasarkan Kelurahan
1. Data Primer
informan penelitian.
2. Data Sekunder
penelitian.
sebagai berikut:
1. Wawancara
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara yang akan dilakukan pada
a. Wawancara terstruktur
suatu fenomena.
b. Wawancara semi-terstruktur
2. Observasi
3. Kuesioner
4. Dokumentasi
yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan
1. Kuantitatif
b. Pengkodean (coding)
c. Tabulasi (tabulating)
Data yang telah diedit dan diberi kode kemudian dientri dengan
menggunakan kuesioner.
2. Kualitatif
a. Validasi Data
analisis data agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias
e. Triangulasi Teori
(Rahardjo, 2010).
1. Kuantitatif
Variabel yang telah dipilih dan tersimpan dalam bentuk program
lunak komputer dan dilakukan dalam pada tahap yaitu analisis univariate
data yang akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok dengan
2. Kualitatif
analisa data terhadap informan setiap jawaban yang diperoleh, dan apabila
Provinsi Sumatera Barat. Kota ini memiliki luas 25,24 km² membentang
antara 100°20′ – 100°25′ bujur timur dan antara 00°16′ – 00° 20′ lintang
selatan. Letak Kota Bukittinggi pada ketinggian antara 780 – 950 meter diatas
suhu berkisar antara 16.1-24.9 °C dan cocok untuk tempat peristirahatan serta
1. Kecamatan Guguk Panjang dengan luas areal 6,831 km2 (683,10 ha) atau
27,06 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 7 kelurahan sebagai
berikut:
(1.215,60 ha) atau 48 % dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 9
3. Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh dengan luas areal 6,252 km2 (625,20
ha) atau 24,77% dari total luas Kota Bukittinggi yang meliputi 8 kelurahan
sebagai berikut:
a. Kelurahan Birugo
c. Kelurahan Sapiran
Tauladan)
dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi Tahun
2022 yang telah dilakukan mulai pada tanggal 14 Juli sampai 14 September
dan Pencatatan Sipil, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi, Kepala Dinas
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, sebagai informan utama dan camat
Mandiangin Koto Selayan, Camat Guguak Panjang dan Camat Aur Birugo
Tabel 5.1
Karakteristik Informan
D. Hasil Penelitian
Salah satu data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yang berupa hasil evaluasi KLA Kota Bukittinggi yang diperoleh dari Dinas
Berencana Kota Bukittinggi terkait Evaluasi KLA Bukittinggi Tahun 2021 yang
3 Berapa persentase anak yang telah Persentase 1 tahun sebelumnya > Persentase anak yang telah mendapatkan KIA
mendapatkan Kartu Identitas Anak Persentase 2 tahun sebelumnya Tahun 2020 : 40,64 % atau sebanyak 284 keping
(KIA) selama 2 tahun terakhir? Tahun 2021 : 50,81 % atau sebanyak 474 keping
4 Apakah ada mekanisme untuk (a) SOP Percepatan Pengurusan Dalam pengurusan akte kelahiran, baik yang umum maupun bagi anak
meningkatkan registrasi kelahiran dan kolektif yang membutuhkan perlindungan khusus, Dinas Dukcapil Kota
kepemilikan akta kelahiran bagi anak (b) Mekanisme Percepatan Pengurusan Bukittinggi masih mengacu pada regulasi yang diterbitkan oleh
yang membutuhkan perlindungan anak tanpa identitas dengan Pemerintah Pusat. Namun dalam pada saat memfasilitasi, Disdukcapil
khusus merujuk pada UU Perlindungan melakukan kerjasama dengan Namun dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, Dinas
Anak No.35 Tahun 2014 Pasal 59? fasilitas kesehatan, Kesbangpol, Dukcapil sudah melakukan terobosan dengan menginformasikan syarat-
Polres, bidan, LPKS, LPKA, panti syarat pengurusan melalui media sosial.
asuhan, pondok pesantren
tradisional, lembaga masyarakat,
lembaga kemanusiaan dll
5 Apakah SDM penyelenggara registrasi Ya 1. Dinas DUKCAPIL Kota Bukittinggi bekerjasama dengan sekolah-
kelahiran dan kepemilikan Kutipan sekolah di Bukittinggi, melakukan percepatan registrasi kelahiran
Akta Kelahiran telah mendapatkan untuk kepemilikan kutipan akta kelahiran dan penerbitan Kartu
pelatihan Konvensi Hak Anak ? Identitas Anak, tahun 2021.
2. Dinas DUKCAPIL Kota Bukittinggi juga berinovasi untuk
melakukan jemput bola ke sekolah-sekolah, agar anak-anak yang
memasuki usia 17 tahun, danberdomisili di Kota Bukittinggi bisa
mendapatkan KTP.
6 Apakah ada program inovasi untuk Ya 1. Pada tahun 2020 Disdukcapil melakukan percepatan registrasi
percepatan registrasi kelahiran dan kelahiran dan kepemilikan kutipan akta kelahiran melalui akun
kepemilikan Kutipan Akta Kelahiran? resmi "@disdukcapilkotabukittinggi", dan web site resmi
"disdukcapilbukittinggi.go.id" .
2. Pada tahun 2021 melakukan tinjauan kerjasama dengan RSUD
Kota Bukittinggi dalam rangka percepatan akta kelahiran
3. Pada tahun 2021, Disdukcapil menjemput bola dalam penerbitan
KTP bagi anak-anak SMA yang memasuki usia 17 tahun
19 Apakah Forum Anak/kelompok anak Ya Forum Anak sebagai 2P dalam setiap klaster, yaitu :
berperan sebagai Pelopor dan Pelapor 1. Hak Sipil dan Kebebasan
(2P)? Dalam hal ini, Forum Anak 2. Lingkungan Keluarga Pengasuhan Alternatif
dinilai peranannya dalam berbagai 3. Kesehatan dasar dan kesejahteraan
klaster dan 4. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan budaya
indikator. 5. Perlindungan Khusus
20 Apakah Forum Anak/kelompok anak Ya 1. Forum Anak telah di latih Konvensi Hak Anak pada tahun 2020
dilatih Konvensi Hak Anak? yang mana kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Bukittinggi berkerjasama
dengan Yayasan Bahtera (Bina Sejahtera Indonesia) di Aula Badan
Keuangan pada tanggal 18 s.d 20 Februari 2020, a.n Hanifati
Nadhilah (Sekretaris Forum Anak Daerah Kota Bukittinggi)
2. Pada tahun 2021, Perwakilan Pengurus Forum Anak kembali
mengikuti pelatihan KHA pada 7 Desember 2021, secara daring, a.n
Habib Pramadhani dan Rina Astagina
21 Apakah ada kegiatan peningkatan Ya Kegiatan peningkatan pengetahuan dan kapasitas forum anak :
pengetahuan dan kapasitas Forum 1. Kegiatan Capacity Builiding dalam rangka menambah wawasan
Anak/kelompok anak yang bermitra calon pengurus tentang forum anak, cara memimpin organisasi
dengan Perangkat Daerah (PD), berkomunikasi yang baik dan melakukan pencatatan dan pelaporan
Lembaga pada forum anak sehingga dapat memenuhi kebutuhan hak
Masyarakat, Dunia Usaha dan Media partisipasi anak;
Massa? ( 2. Kegiatan Gebyar Berlian dalam rangka progres percepatan
pemenuhan Hak Anak dan Perlindungan Khusus Anak;
3. Kegiatan sosialisasi SPPA dalam rangka meningkatkan pengetahuan
dan pemahaman Forum Anak tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
dan Anak Berhadapan dengan Hukum
4. Kegiatan Bedah Buku Bung Hatta Pendidikan dan Karakter
22 Apakah ada program inovasi dalam Ya Dengan difasilitasi oleh Dinas P3APPKB, Forum Anak Daerah telah
peningkatan peran Forum melakukan Inovasi dengan membuat acara Dialog khusus "Walikota
Anak/kelompok anak? Mendengar Suara Anak " secara daring, dengan membahas kluster dan
indikator Kota Layak Anak melalui zoom meeting. Kegiatan ini dihadiri
oleh Walikota, para pejabat dari Organisasi Perangkat Daerah yang
terkait, di antaranya camat dan lurah se-Kota Bukittinggi, serta beberapa
Kepala SKPD seperti Dinas Dukcapil dan Dinas Pendidikan. Dalam
kegiatan ini, beberapa anggota Forum Anak yang hadir menyampaikan
aspirasinya berupa saran dan pendapat yang disampaikan langsung
kepada Walikota, demi pemenuhan hak-hak anak di Kota Bukittinggi.
Kegiatan ini mampu menjadi wadah partisipasi forum anak
sebagai pelopor dan palapor.
4. Kuantitatif
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pemenuhan Hak Sipil dan Kebebasan
Di Kota Bukittinggi Tahun 2022
No Variabel N %
Indikator I : Kepemilikan Akte Kelahiran
1 Kepemilikan akte Kelahiran
- Tidak ada 4 13,33
- Ada 26 86,67
2 Kendala Pengurusan
- Tidak ada 26 86,67
- Ada 4 13,33
3 Biaya Pengurusan
- Ada 0 0
- Tidak ada 26 86,67
-Tidak tahu 4 13,33
4 Pengurusan
- Orang tua 20 66,67
- Keluarga lain 4 13,33
- Orang lain 2 6,67
- Belum diurus 4 13,33
Indikator II : Fasilitas Informasi Layak Anak (ILA)
5 Fasilitas Informasi Layak Anak (ILA)?
- Tidak Tahu 12 40
- Tahu 18 60
6 Fasilitas yang diketahui
- Kurang dari 3 fasilitas 20 66,67
- Kurang dari 5 Fasilitas 2 6,67
- Semua fasilitas 8 22,66
7 Layanan Telepon Sahabat Anak (TeSA)/
- Tidak ada 5 16,67
- Ada 12 40
- Tidak Tahu 13 43,33
8 Biaya Layanan TeSA
- Tidak ada 12 40
-Tidak tahu 18 60
diurus oleh orang tua yaitu sebanyak 66,67%. Pada indikator II ; Fasilitas
5. Kualitatif
memenuhi hak anak adalah anak mendapatkan hak sipil dan kebebasannya
karena ini salah satu hak yang harus dipenuhi oleh pemerintah dalam
membantu orang tua untuk memenuhi hak anak sejak baru dilahirkan dalam
mendasar yang harus dimiliki oleh anak dan harus dipenuhi oleh Pemerintah
yaitu hak atas identitas dengan memastikan semua anak tercatat memiliki akta
sejatinya untuk melibatkan anak agar berperan akitf dimaksudkan supaya anak
Anak.
dalam penelitian ini, terkait implementasi Klaster Pertama; Hak Sipil dan
Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi Tahun 2022,
6. Input
Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terdiri dari kebijakan, tenaga (SDM), Dana, dan Sarana prasarana Kota
a. Kebijakan
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan sudah ada yaitu Peraturan Presiden
ditiap kelurahan.
Tabel 5.4
Triangulasi Kebijakan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait Klaster
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Variabel Dokumentasi Observasi Wawancara Kesimpulan
Mendalam
Kebijaka Menurut hasil Observasi dari Berdasarkan hasil Untuk
n telaah seluruh informan wawancara, pelaksanaan
dokumen, menunjukkan informan utama kota layak
kebijakan Kota kebijakan terkait dalam penelitian anak di Kota
Layak Anak Di kebijakan ini menyatakan Bukittinggi
Kota kebijakan Kota bahwa kebijakan sudah sesuai
Bukittinggi Layak Anak Di Kota Layak Anak dengan
terkait Klaster Kota Bukittinggi Di Kota kebijakan
Pertama; Hak terkait Klaster Bukittinggi terkait Kota Layak
Sipil dan Pertama; Hak Klaster Pertama; Anak Di Kota
Kebebasan Sipil dan Hak Sipil dan Bukittinggi
mengacu pada Kebebasan yaitu Kebebasan terkait Klaster
Peraturan Peraturan mengacu pada Pertama; Hak
Presiden Presiden Peraturan Sipil dan
(PERPRES) (PERPRES) Presiden Kebebasan
Nomor 25 Nomor 25 Tahun (PERPRES) mengacu pada
Tahun 2021, 2021, Undang- Nomor 25 Tahun Peraturan
Undang- Undang No 23 2021, Undang- Presiden
Undang No 23 tahun 2002, Undang No 23 (PERPRES)
tahun 2002, Peraturan Daerah tahun 2002, Nomor 25
Peraturan Kota Bukittinggi Peraturan Daerah Tahun 2021,
Daerah Kota No 4 tahun 2015 Kota Bukittinggi Undang-
Bukittinggi dan SK ditiap No 4 tahun 2015 Undang No
No 4 tahun kelurahan. dan SK ditiap 23 tahun
2015 dan SK kelurahan. 2002,
ditiap Peraturan
kelurahan. Daerah Kota
Bukittinggi
No 4 tahun
2015 dan SK
ditiap
kelurahan.
Skema 5.1
Analisa Tema Kebijakan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait
Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
b. Tenaga (SDM)
“ Kalau sejauh ini masih bisa kita siasati, sebenarnya kalau untuk
layak kalau layanan kita itu sehari hari ada 75 di handle oleh 4
operator tambah 2 lagi di MPP (mo pelayanan public ) itu cukup.
Tapi kalau seandainya kita ada perekaman layanan keliling untuk ke
lapangan untuk proses penerbitan ini mungkin salah satunya
bagaimana kita mensiasatinya 3 di dalam yang 1 ikut gabung
dengan teknisi teknisi lain”
“Tidak ada, Cuma kita diminta untuk menjadi tim dalam kota layak
anak itu ada SK Walikota nya. SK nya sudah ada, jadi dinas
P3AP2KB mengajukan ke kita siapa yang akan dimasuk kan ke tim
untuk kota layak anak kebetulan saya di masuk kan”.
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan sudah ada yaitu
gugus tugas di setiap kecamatan dan pada instansi yang terkait
langsung ada kepala dinas yang menjadi gugus tugas, dan otomatis
SK Walikota Bukittinggi.
Tabel 5.5
Triangulasi SDM Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait Klaster
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
c. Dana
dana untuk Kota layak anak ini berasal dari APBN dan APBD Kota
Skema 5.3
Analisa Tema Dana Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait
Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
hal ini.
dibawah ini.
Gambar 5.3
Mobil Perpustaan Keliling Kota Bukittinggi
(Sumber : Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bukittinggi, 2022)
Gambar 5.4
Monitor CCTV Kota Bukittinggi
(Sumber : Dinas KOMINFO Kota Bukittinggi, 2022)
Skema 5.4
Analisa Tema Sarana Prasarana Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
wawancara berikut:
a. Perencanaan
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
Gambar 5.5
Kegiatan Bimtek Percepatan Pengembangan Kecamatan
dan Kelurahan Layak Anak
(Sumber : Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak
Pengendalian Penduduk dan keluarga Berencana, 2022)
ini.
Gambar 5.6
Undangan Kegiatan Musrembang
Kecamatan Mandiangan Koto Selayan
(Sumber : Camat Mandiangin Koto Selayan, 2022)
Informan 6 (If 6) menyatakan bahwa:
“…Perencanaan dilakukan dengan musyawarah dengan instansi
terkait untuk membicarakan bagaimana bagusnya ke depan tentang
KLA ini di wilayah kerja kecamatan guguk panjang.”
Informan 7 (If 7) menyatakan bahwa:
“ Perencanaan pelaksanaan KLA di Kecamatan Aur Birugo sudah
sudah dilakukan sesuai dengan arahan walikota Bukittinggi dan
kegiatan-kegiatan ada perencanaannya semua”.
Tabel 5.8
Triangulasi Perencanaan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait
Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Skema 5.5
Analisa Tema Perencanaan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
hal ini.
RAD KLA.
Tabel 5.9
Triangulasi Pelaksanaan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait
Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
implementasi kami
menyesuaikan dengan
perencanaan yang tertuang Pelaksanaan
dalam RAD KLA seperti ada sudah
mainan anak, buku anak dan berjalan
sudah ada ruang bermain anak
(If 1, If 2, If 3, If 4) Pelaksanaan Klaster
Pertama; Hak Sipil dan
Kebebasan dalam menuju
Kota Layak Anak Di Kota
Bukittinggi, sudah dilakukan
sesuai arahan Walikota
Bukittinggi dan sesuai
perencanaan yang tertuang
dalam RAD KLA.
pelaksanaan KLA di
kecamatan aur birugo sudah Pelaksanaan
dilakukan sesuai dengan sesuai arahan
arahan walikota bukittinggi Walikota
dan kegiatan-kegiatan ada
perencanaannya semua
(If 5,If 6, If 7)
Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota
kegiatan setiap tiga bulan sesuai arahan tetapi masih terkendala pada
kegiatan.
Tabel 5.10
Triangulasi Monitoring dan Evaluasi Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Skema 5.7
Analisa Tema Monitoring dan Evaluasi Kota Layak Anak Di Kota
Bukittinggi terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
8. Output
Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
yaitu hasil dari implementasi Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
dalam evaluasi pelaksanaan KLA tahun 2022 ini seperti berikut ini.
a. Kebijakan
Tabel 5.12
Matriks Triagulasi Data Kebijakan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan 1 Kalau secara nasional ada Undang-Undang No 23 tahun 2002, dan Peraturan Tidak ada Tidak ada
Presiden (PERPRES) Nomor 25 Tahun 2021, Kalo di Bukittinggi dasar
hukumnya baru adalah PerWaKo karena itulah, sebenarnya ada PerDa No 4
tahun 2015
Informan 2 Kalau peraturan kebijakan KLA Kita sudah ada PerDa No 4 tahun 2015
Informan 3 Kalau peraturan kebijakan KLA ada baru dalam draf, berupa Peraturan daerah
belum ada SK.
Informan 5 Kegiatan program dari pemerintahan kota dan itu pelaksanaannya ke masyarakat
Informan 1 Yang menjadi gugus tugas kota layak anak Merupakan SKPD terkait dan sudah Tidak ada Tidak ada
otomatis kepala dinas yang menjadi gugus tugas, dan otomatis pejabat fungsional
Informan 2 Kalau sejauh ini masih bisa kita siasati, sebenarnya kalau untuk layak kalau
layanan kita itu sehari hari ada 75 di handle oleh 4 operator tambah 2 lagi di
MPP (mo pelayanan public ) itu cukup
Informan 4 kita diminta untuk menjadi tim dalam kota layak anak
c. Dana
Tabel 5.14
Matriks Triagulasi Data Dana Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan 1 untuk pendanaan Khusus Ada, itu ada 2 pertama APBN dan APBD Kota ada Anggaran khusus
Bukittinggi
tidak ada
Informan 2 Kalau anggaran kita sebenarnya minus anggaran
Informan 6 untuk dana,kita sebagai gugus tugas hanya memfasilitasi dan mendukung saja
dan ikut mensosialisaikan
Informan 7 untuk dana,kita sebagai gugus tugas hanya memfasilitasi dan mendukung saja
dan ikut mensosialisaikan
d. Sarana Prasarana
Tabel 5.15
Matriks Triagulasi Data Sarana Prasarana Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan 2 kita kan tidak punya mobil untuk pelayanan keliling ada Keterbatasan
Informan 3 Sarpras yang ada seperti Mobil Pustaka Keliling dan alat informasi yang anggaran dan
digunakan saat jadwal pustaka keliling beroperasi anggaran khusus
Informan 4 Sarpras kami ya…CCTV dan monitor tidak ada
Informan 6 mungkin belum semua sarana yang kita buat terstandarisasi tetapi kita selalu
berusaha melakukan yang terbaik
Informan 7 mungkin belum semua sarana yang kita buat terstandarisasi tetapi kita selalu
berusaha melakukan yang terbaik
e. Perencanaan
Tabel 5.16
Matriks Triagulasi Data Perencanaan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan 1 sebelum memulai program KLA harus didasari komitmen politis, komitraan Tidak ada tidak ada
kepala daerah, komitmen tokoh masyarakat, selanjutnya pembentukan gugus
tugas KLA
Informan 2 mungkin kepala dinas ada di libatkan, bisa jadi tim nya masuk pak KADIS
Informan 7 Perencanaan pelaksanaan KLA di kecamatan aur birugo sudah sudah dilakukan
sesuai dengan arahan walikota Bukittinggi dan kegiatan-kegiatan ada
perencanaannya semua
f. Pelaksanaan
Tabel 5.17
Matriks Triagulasi Data Pelaksanaan Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan Pernyataan Analisis
Penelitian Masalah Penyebab
Informan 1 untuk implementasi kami menyesuaikan dengan perencanaan yang tertuang Tidak ada tidak ada
dalam RAD KLA
Informan 2 sejauh ini tidak ada, seperti symbiosis mutualisme dia berkepentingan kita pun
berkepentingan supaya target kita tercapai
Informan 3 sudah ada mainan anak, buku anak dan sudah ada ruang bermain anak di dalam
pun sudah ada ruang bermain anak
Informan 4 Kalau SKPD kita nilainya kecil otomatis nilai kota kita kecil. Jadi kontribusi dari
SKPD sangat perlu untuk meningkatkan ke kota
Informan 6 pelaksanaan dilakukan dengan baik dengan instansi terkait untuk membicarakan
bagaimana bagusnya ke depan tentang KLA ini di Wilayah Kerja Kecamatan
Guguk Panjang
Informan 7 pelaksanaan KLA di kecamatan aur birugo sudah dilakukan sesuai dengan
arahan walikota bukittinggi dan kegiatan-kegiatan ada perencanaannya semua
g. Monitoring dan Evaluasi
Tabel 5.18
Matriks Triagulasi Data Monitoring dan Evaluasi Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan 1 monitoring dan evaluasi kota layak anak dilakukan dengan mengundang ODP Tidak ada tidak ada
terkait serta gugus tugas membahas kegiatan yang sudah dilakukan
Informan 4 kalau KOMINFO dilakukan monev secara rutin sesuai arahan aja sih kita
Informan 6 penilaian dilakukan dengan baik dengan instansi terkait untuk membicarakan
bagaimana bagusnya ke depan tentang KLA ini di wilayah kerja kecamatan
guguk panjang. Evaluasi program tentunyo ado kito lakukan seperti setiap tri
bulan
Informan 7 penilaian KLA di kecamatan aur birugo sudah dilakukan sesuai dengan arahan
Walikota Bukittinggi dan kegiatan-kegiatan ada perencanaannya semua
h. Hasil Implementasi
Tabel 5.19
Matriks Triagulasi Data Hasil Implementasi Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
Informan 1 Pelaksanaan KLA di Kota Bukittinggi pada tahun 2022 mendapatkan Tidak ada tidak ada
penghargaan kategori nidya yang sebelumnya merupakan madya.
Informan 2 Pelaksanaan KLA di Kota Bukittinggi dan sudah dilaksanakan dengan baik
sesuai arahan dari Walikota Bukittinggi yang sudah mendapatkan penghargaan
KLA
Informan 3 Pelaksanaan KLA tahun 2022 yang sudah mendapatkan penghargaan KLA
kategori nidya yang sebelumnya merupakan madya
Informan 4 penghargaan kita sudah dapat dan meningkat kalau tidak salah kategori nidya ya
Informan 5 Kegiatan kita sudah pada hasil yanga bagus karena kita sudah dapat penghargaan
KLA kategori nidya
Informan 6 kegiatan itu ada tapi pen adminstrasiannya yang terlupakan, makanya capaiannya
ya seperti ini saja
Informan 7 hasil kegiatan kita sudah sudah maksimal dengan keterbatasan yang ada tapi,
alhamdulillah kita sudah nidya sekarang
BAB VI
PEMBAHASAN
Analisis Implementasi Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju
Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi Tahun 2022, pembahasan terkait distribusi
frekuensi pemenuhan hak anak klaster hak sipil dan kebebasan (kepemilikan akte
input, proses dan output dalam pelaksanaan Klaster Pertama; Hak Sipil dan
Kecamatan Kota Bukittinggi terkait pemenuhan hak sipil dan hak kebebasan
Fasilitas Informasi Layak Anak (LIA) didapatkan bahwa 60% reponden yang
mengetahui hal tersebut akan tetapi hanya 56,67% yang ikut serta dalam
kegiatan forum anak. Dari hasil ini dapat diartikan bahwa pemenuhan Hak
anak kalaster hak sipil dan kebebasan di Kota Bukittinggi belum terpenuhi
menjadi layak anak terdiri dari 31 (tiga puluh satu) Indikator Pemenuhan Hak
Anak” yang juga merupakan “Indikator KLA‟. Salah satnya yaitu Klaster hak
sipil dan kebebasan yang meliputi tiga indikator yaitu 1) Persentase anak yang
informasi layak anak; dan 3)Jumlah kelompok anak, termasuk Forum Anak,
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Ilosa & Rusdi (2020) tentang Analisis Pelaksanaan Program Kota Layak Anak
(KLA) Dalam Memenuhi Hak Sipil Dan Kebebasan Anak Di Kota Pekanbaru
yang diketahui bahwa Indikator hak sipil dan kebebasan anak sudah beranjak
bagus juga dari sebelum nya. Terlihat dari data anak yang memiliki akte
kelahiran yang yang tahun 2017 sebanyak 75% 2018 sebanyak 81,03% pada
tahun 2019 menjadi 92%. Begitu juga dengan hasil penelitian Liwananda
(2018) tentang Studi Evaluasi Kebijakan Kota Layak Anak (KLA) dalam
penyediaan informasi yang layak anak, serta capaian penerbitan akta kelahiran
klaster hak sipil dan kebebasan di Kota Bukittinggi dapat disebabkan oleh
kurangnya sosialisasi dari dinas terkait. Pemerataan kemudahan bagi anak-
anak untuk memperoleh akta kelahiran sudah dilakukan oleh Pemerintah Kota
khususnya orang gu ayang memiliki anak usia 0-18 Tahun yang berada dalam
Bacaan, Rumah Pintar, Radio Khusus Anak, Media Cetak Khusus Anak, dan
Internet Sehat/Internet Aman kurang diketahui secara luas oleh responden. ini
khususnya anak usia sekolah. Selain itu, pada indikator forum anak juga
kemauan responden untuk ikut serta. Padahal, forum anak tersebut menjadi
masalah seperti misalnya musrembang dan juga menjadi pelopor dan pelapor
diimbangi dengan adanya pelatihan yang memfasilitasi forum anak. Dari hasil
ini dapt diartikan bahwa Implementasi Kota Layak Anak dalam Pemenukan
Hak Sipil dan Kebebasan di Kota Bukittinggi belum berjalan dengan baik
terdiri dari:
1. Kebijakan
Indikator yaitu jumlah anak yang teregistrasi dan mendapat kutipan akta
Hak Sipil Dan Kebebasan) yang didaptkan hasil bahwa kebijakan Kota
Layak di masa pandemi di Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik. Hal
itu karena sudah adanya target waktu untuk mencapai kota layak anak di
terkait dan telah sesuai dengan yang tercantum pada Peraturan Menteri
dengan baik.
klaster hak sipil dan kebebasan telah di jalankan sesuai dengan kebijakan
tahun 2018.
Menurut analisis peneliti, kebijakan KLA di di Kota Bukittinggi
masyarakat harus sadar bahwa ini merupakan tanggung jawab dari seluruh
elemen masyarakat dan bukan hasil kerja satu instansi saja sehingga perlu
sinergitas antara satuan kerja pemerintah daerah dan juga masyarakat serta
Layak Anak.
berikut:
a. Persentase anak yang diregistrasi pada 2 (dua) tahun terakhir adalah
40,64 % atau sebanyak 284 keping dan tahun 2021 sebesar 50,81 %
hak sipil anak (anak yang diregistrasi, kutipan akte kelahiran, dan
2. Tenaga (SDM)
Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan
Kebebasan sudah ada yaitu gugus tugas di setiap kecamatan dan pada
instansi yang terkait langsung ada kepala dinas yang menjadi gugus tugas,
(SDM) yang dimaksud adalah Gugus Tugas KLA dan Tim teknis KLA.
teknis KLA dibentuk oleh pemerintah daerah yaitu pelaksana dari aparatur
program tersebut dan upaya yang dapat dilakukan dibutuhkan enam orang
akta kelahiran jemput bola merupakan petugas yang masih baru dalam
tupoksinya masing-masing.
Pekanbaru yang diketahui bahwa untuk Sumber daya manusia sudah ada
Instansi terkait memang sudah ada. Salah satu tugas dari Gugus Tugas
menjadi gugus tugas. Untuk pelaksanaan KLA itu sendiri dilakukan Tim
KLA Masa Bakti tahun 2020 sesuai Dokumen Surat Keputusan Walikota
sesuai tupoksi SKPD yang terkait dengan 5 kluster yang adapada KLA.
Taman Baca Mutiara Hati (yang telah tersertifikasi sebagai PISA) yakni
Sdr. Nofi Ferdian dan Muhammad Fadli dan 2 orang dari SDM
Perpustakaan Umum yakni Sdri. Yutriati dan Armi Angga Saputra, SE.,
kegiatan KLA bahkan meminjam dari bidang yang lain untuk mengisi
sosialisasikan kembali ke petugas yang baru tentang KLA. Hal ini bisa
Bukittinggi.
3. Dana
Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi terkait Klaster Pertama; Hak Sipil
kepada setiap gugus tugas karena dana untuk Kota layak anak ini berasal
dari APBN dan APBD Kota Bukittinggi dan dalam pelaksanaan
(APBD) dan sumber dana lain yang sah dan tidak mengikat.
termasuk masyarakat.
Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Solok , dana alokasi tahun 2021
ribu rupiah) yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik.
belum ada yang yang di khususkan untuk KLA Kota Bukittinggi, dan
Bukittinggi. Namun, dalam pelaksanaan KLA selama ini seperti dana PKK
di tiap kecamatan. Hal ini sesuai dengan data sekunder yang diperoleh dari
menyebutkan bahwa salah sumber informasi layak anak berasal dari buku,
SKPD atau unit) secara gratis dan bahan lainnya, Permainan elektronik,
sebagainya.
Hak Anak Di Kota Bekasi yang diketahui bahwa fasilitas atas informasi
layak anak yang disediakan oleh Pemerintah Kota Bekasi masih sangat
minim sehingga tidak dapat dijangkau oleh seluruh anak. Sejalan dengan
Kebijakan Kota Layak Anak Dalam Pemenuhan Hak Sipil Anak Melalui
terdiri dari:
1. Perencanaan
dalam Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota
Bukittingggi.
yang sudah ada atau sudah berjalan. Sejalan dengan penelitian Utama
program dan kegiatan Kota Ambon agar RAD-KLA tidak tumpeng tindih
dengan berbagai rencana daerah yang sudah atau sedang berjalan. Data
proses.
klaster. Seperti pada indikator registrasi anak agar terjadi peningkatan dari
Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di
Tugas KLA dalam mewujudkan KLA. Pelaksanaan Klaster I: hak sipil dan
kependudukan seorang anak sebagai salah satu warga negaranya. Pada hak
diketahui bahwa Kota Ambon sudah memiliki Forum Anak sejak tahun
2007 dengan surat keputusan Walikota Ambon. Namun Forum Anak ini
Walikota Pekanbaru Nomor 386. Namun Forum Anak Kota ini seolah
hanya nama saja, belum terlihat secara nyata keterlibatan Forum Anak
perencanaan yang tertuang dalam RAD KLA. Hal ini didukung dengan
terkait Evaluasi KLA Bukittinggi Tahun 2021 yaitu terkait penerbitan akte
registrasi dan jumlah akta kelahiran yang diterbitkan selalu sama.13 unit
sudah terstandarisasi.
terlaksana dengan baik. Untuk itu perlu penguatan lebih agar KLA lebih
sudah dilakukan tiap bulannya dan evaluasi kegiatan setiap tiga bulan
sesuai arahan tetapi masih terkendala pada waktu sangat sedikit waktunya
dalam evaluasi dilakukan oleh gugus tugas KLA, tim evaluasi KLA dan
dibidang hak sipil dan kebebasan anak di Kota Bukittinggi yang telah
ditetapkan tercapai.
Tabel 6.2
Analisis Proses Dalam Implementasi Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
No Proses Masalah Penyebab Saran
D. Output
Hak Sipil dan Kebebasan dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota
butuh ditingkatkan lagi dengan pengadaan sarana prasarana dan dana yang
mencukupi.
Hak sipil dan kebebasan merupakan hak paling mendasar yang harus
dimiliki oleh anak dan harus dipenuhi oleh Pemerintah yaitu hak atas identitas
Hak akses informasi yang layak dengan penyediaan fasilitas dan sarana yang
Luang dan Kegiatan Seni Budaya, serta Klaster kelima Perlindungan Khusus
Evaluasi Kebijakan Kota Layak Anak (KLA) dalam Pemenuhan Klaster Hak
Sipil dan Kebebasan di Kota Semarang yang diketahui bahwa pemenuhan
klaster hak sipil dan kebebasan pelaksanaan kebijakan Kota Layak Anak di
penguatan bagi forum anak, stagnansi penyediaan informasi yang layak anak,
serta capaian penerbitan akta kelahiran yang tidak mencapai target menjadi
Layak Anak Kota Semarang. Begitu juga dengan hasil penelitian Elizabeth &
Anak di Kota Bekasi belum dapat optimal, hal tersebut dibuktikan dengan
masih banyaknya kendala yang ditemui pada upaya pemenuhan hak-hak anak
Kota Bekasi.
Hal ini dapat dapat terlaksana dengan baik karena tidak dapat kendala yang
begitu besar dalam pelaksanaan program ini. Karena dilhata dari segi input
dan proses semua berjalan sesuai rencana dengan kendala dapat diatasi dengan
baik seperti mengefesienkan dana dan alat-alat yang ada, memfungsikan tenag
pelaksana atau petugas di bidang lain. Namun, kendala tidak bisa dibiarkan
melindungi anak khususnya pada Klaster I; hak sipil dan kebebasan anak.
dijadikan pemicu untuk maju dan menjadikan Kota Bukittinggi menjadi Kota
Layak Anak.
Tabel 6.3
Analisis Output Dalam Implementasi Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi
terkait Klaster Pertama; Hak Sipil dan Kebebasan
No Output Masalah Penyebab Saran
A. Kesimpulan
1. Pemenuhan Hak anak kalaster hak sipil dan kebebasan di Kota Bukittinggi
belum terpenuhi sesuai target 100% karena baru 86,67% responden yang
2. Input berupa kebijakan sudah ada, namun ketersediaan dana khusus KLA
belum lengkap serta ketersediaan petugas khusus untuk KLA juga belum
tugas sesuai RAD. Pelaksanaan sudah dilakukan sesuai RAD dan arahan
dalam menuju Kota Layak Anak Di Kota Bukittinggi pada tahun 2022
penyedian sarana prasarana yang lengkap dan juga menambah SDM yang
secara aktif kepada masyarakat, media, dan dunia usaha dalam mendukung
dengan
Almira, R., & Paselle, E. (2020). Implementasi Program Forum Anak Dalam
Rangka Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda. Jpbm (Journal Of
Policy & Bureaucracy Management), 1(1), 22–34.
https://doi.org/10.54144/jpbm.v1i1.4
Alviana, I., Rosyadi, S., & Idanati, R. (2021). Partisipasi Forum Anak Banyumas
Dalam Mewujudkan Kabupaten Layak Anak Di Kabupaten Banyumas
Ditinjau Dari Perspektif Multi Stakeholder Partnerships. Jurnal
Desentralisasi Dan Kebijakan Publik (Jdkp), 02(02), 277–287.
https://doi.org/10.30656/jdkp.v2i2.3738
Anonim. (2016). Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Hak Sipil Dan Kebebasan
Anak. Universitas Brawijaya. http://blog.ub.ac.id/malang/
Badan Pusat Statistik. (2022). Persentase Anak Yang Memiliki Akta Kelahiran
Menurut Provinsi (Persen), 2019-2021. Bps - Statistics Indonesia;
Www.Bps.Go.Id. Https://doi.org/10.1055/s-2008-1040325
Bhatia, A., Ferreira, L. Z., Barros, A. J. D., & Victora, C. G. (2017). Who And
Where Are The Uncounted Children? Inequalities In Birth Certificate
Coverage Among Children Under Five Years In 94 Countries Using
Nationally Representative Household Surveys. International Journal For
Equity In Health, 16(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12939-017-0635-6
Creswell, J. W. (2014). Research Design, Qualitatives, Quantitative, And Mixed
Methods Approcahes (Fourth). Sage Publications.
Darmayanti, & Lipoeto, N. I. (2020). Gambaran Pemenuhan Hak Anak Serta
Faktor-Faktor Yang Mendukung Pada Klaster Kesehatan Dasar Dan
Kesejahteraan Dalam Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak Kota
Bukittinggi Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(4), 44–55.
https://doi.org/10.25077/jka.v8i4.1107
Devi Ayu Rizki, Sulastri, S., & Irfan, M. (2016). Pemenuhan Hak Partisipasi
Anak Melalui Forum Anak Dalam Implementasi Kebijakan Kota Layak
Anak Di Kota Bandung. Share Social Work Jurnal, 5(1), 1–4.
https://doi.org/https://doi.org/10.24198/share.v5i1.13085
Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Pemerintah Kota Bukittinggi. (2022).
Laporan Regulara Kemajuan Pelaksanaan Pelayanan Administrasi
Kependudukan Kota Bukittinggi Bulan Januari 2022. Dinas
Kependudukan Dan Pencatatan Sipil.
Eko Sudarmanto, D. (2021). Desain Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif (R.
Watrianthos (Ed.); Cetakan 1). Yayasan Kita Menulis.
Elizabeth, A., & Hidayat, Z. (2016). Implementasi Program Kota Layak Anak
Dalam Upaya Pemenuhan Hak-Hak Anak Di Kota Bekasi. Journal Of
Public Policy And management review, 5(2), 55–70.
www.fisip.undip.ac.id
Faricha, A. (2013). Hak Sipil Sebagai Pelindung Kebebasan Fundamental
Individu. Lbh Yogyakarta. https://lbhyogyakarta.org/2013/04/04/hak-sipil-
sebagai-pelindung-kebebasan-fundamental-individu/
Fithriyyah, M. U. (2017). Studi Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak (Kla)
Di Kota Pekanbaru. Transparansi; Jurnal Ilmiah Ilmu Administrasi Ilmiah
Ilmu Administrasi, 9(12), 154–171.
Https://doi.org/https://doi.org/10.31334/trans.v9i2.21.g20 ? citations ? total
citations on dimensions.
Herdiansyah, H. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Salemba Humanika.
Hermawanto, H. (2010). Biostatistik Dasar; Dasar-Dasar Statistik Dalam
Kesehatan. Tim.
Ilosa, A., & Rusdi, R. (2020). Analisis Pelaksanaan Program Kota Layak Anak
(Kla) Dalam Memenuhi Hak Sipil Dan Kebebasan Anak Di Kota
Pekanbaru. Jurnal Manajemen Dan Ilmu Administrasi Publik (Jmiap),
2(1), 87–101. https://doi.org/10.24036/jmiap.v2i1.118
Kementerian Pemberdayaaan Perempuan Dan Perlindungan Anak. (2020). Kemen
Pppa Melaksanakan Sosialisasi Pemenuhan Hak Sipil Anak. Kla
(Kabupaten Dan Kota Layak Anak); Kementerian Pemberdayaaan
Perempuan Dan Perlindungan Anak. https://www.kla.id/kemen-pppa-
melaksanakan-sosialisasi-pemenuhan-hak-sipil-anak/
____________. (2019). Tingkatkan Partisipasi Anak, Kemen Pppa Perkuat Peran
Forum Anak. Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak; Kementerian Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak.
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/2315/tingkatkan-
partisipasi-anak-kemen-pppa-perkuat-peran-forum-anak
Kertati, I. (2017). Pemenuhan Hak Sipil Dan Kebebasan Anak. Jurnal Riptek,
Ii(2), 63–74.
Https://Riptek.Semarangkota.Go.Id/Index.Php/Riptek/Article/View/28
KLA. (2017). Kota Ramah Anak. Kla (Kabupaten Dan Kota Layak Anak);
Www.Kla.Id/Kota-Ramah-Anak/.
Liwananda, M. T. T. (2018). Studi Evaluasi Kebijakan Kota Layak Anak (Kla)
Dalam Pemenuhan Klaster Hak Sipil Dan Kebebasan Di Kota Semarang.
Journal Of Public Policy And Management Review, 3(1), 1–11.
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jpgs/article/download/27016/23761
Mulyadi, D. (2015). Study Kebijakan Publik Dan Pelayanan Publik. Alfabeta.
Narbuko, C., & Achmadi, A. (2010). Metodologi Penelitian. Bumi Aksara.
Pasolong. (2017). Teori Administrasi Publik. Rineka Cipta.
Patilima, H. (2017). Kabupaten Kota Layak Anak. Jurnal Kriminologi Indonesia,
13(1), 39–55. https://media.neliti.com/media/publications/229091-
kabupaten-kota-layak-anak-6606fe4b.pdf.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016.
(2016). Tentang Kartu Identitas Anak (Issue August).
Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan
Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak. (2011). Peraturan Menteri
Negara Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2011 Tentang Kebijakan Pengembangan
Kabupaten/Kota Layak Anak.
Pramono, J. (2020). Kebijakan Publik. In Sutoyo (Ed.), Kebijakan Publik
(Pertama). Unisri Press.
Prasetya, A., & Rahman, A. (2022). Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak
Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Kota Tangerang Selatan (Studi Pada
Klaster Hak Sipil Dan Kebebasan). Jurnal Moderat, 8(2), 224–235.
https://ojs.unigal.ac.id/index.php/modrat
Purnamasari, D. M. (2021). Kementerian Pppa Ungkap Risiko Anak Yang Tak
Punya Akta Kelahiran. Kompas.Com; Kompas.Com.
https://nasional.kompas.com/read/2021/02/09/12295861/kementerian-
pppa-ungkap-risiko-anak-yang-tak-punya-akta-kelahiran?page=all
Rachman, A. (2022). Kpai Sebut Sebanyak 147 Anak Dieksploitasi Dan
Diperdagangkan Selama 2021. Tempo.Co; Tempo Media Group.
https://nasional.tempo.co/read/1551060/kpai-sebut-sebanyak-147-anak-
dieksploitasi-dan-diperdagangkan-selama-2021
Rahardjo, M. (2010). Triangulasi Dalam Penelitian Kualitatif. Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. http://repository.uin-
malang.ac.id/1133/
Riggio, E. (2002). Child Friendly Cities: Good Governance In The Best Interests
Of The Child. Environment And Urbanization, 14(2), 45–58.
https://doi.org/10.1177/095624780201400204
Rosalin, L., Handayani, R., Widayati, S. M. W., Armynuksmono, A., Supartun,
Bhima, D. A., & Cahyani, D. B. (2015). Bahan Advokasi Kebijakan Kla
(Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak (Ed.)). Kementerian
Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.
Rosalin, L. N. (2018). Revisi Peraturan Menteri Pp-Pa Tentang Kabupaten_Kota
Layak Anak. Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan Dan
Perlindungan Anak Republik Indonesia.
https://slideplayer.info/slide/12095183/
Sanura, I. P. (2020). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Banda Aceh
Dalam Pengembangan Kota Layak Anak (Analisis Klaster Hak Sipil Dan
Kebebasan) [Universitas Islam Negeri Ar- Raniry Banda Aceh].
https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/17539/
Setiani, R. D. (2019). Implementasi Kebijakan Pembentukan Kabupaten/Kota
Layak Anak Pada Bidang Pendidikan Dan Kesehatan Di Kabupaten
Pendeglang. Issn 2502-3632 (Online) Issn 2356-0304 (Paper) Jurnal
Online Internasional & Nasional Vol. 7 No.1, Januari – Juni 2019
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta, 53(9), 1689–1699.
www.journal.uta45jakarta.ac.id
Sinduwardoyo, H. F. (2022). Evaluasi Program Kota Layak Anak (Kla) Terhadap
Tumbuh Kembang Anak Di Kelurahan Ciganjur Jakarta Selatan. In
הארץuniversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Bisnis. Pusat Bahasa Depdiknas.
_______. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Alfabeta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014. (2014). Tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Cv. Sinar Baru.
Utama, M. D. (2020). Peran Pemerintah Mewujudkan Kota Layak Anak Di Kota
Ambon Tahun 2019. Badati, 2(1), 69–84.
https://doi.org/10.38012/jb.v2i1.408
Whitzman, C., Worthington, M., & Mizrachi, D. (2010). The Journey And The
Destination Matter: Child-Friendly Cities And Children’s Right To The
City. Built Environment, 36(4), 474–486.
Https://Doi.Org/10.2148/Benv.36.4.474
Winarno, B. (2002). Teori Dan Proses Kebijakan Publik. Media Pressindo.
Wirawan. (2012). Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia : Teori Aplikasi Dan
Penelitian. Salemba Empat.
Wirjokusumo, I., & Ansori, S. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Unesa
University Press.
Witanto, Y. A. K. (2018). Implementasi Kebijakan Kota Layak Anak Dalam
Pemenuhan Hak Sipil Anak Melaluipelayanan Akta Kelahiran Jemput
Bola (Studi Deskriptif Mepeling “Memberikan Pelayanan Keliling” Di
Kota Bandung)”. Universitas Pendidikan Indonesia.
Yulman. (2019). Bukittinggi Raih Penghargaan Kota Layak Anak Tingkat Madya
Dan Ruang Bermain Ramah Anak (Rbra). Pemerintahan Kota Bukittinggi;
Pemerintahan Kota Bukittinggi.
http://www.bukittinggikota.go.id/berita/bukittinggi-raih-penghargaan-
kota-layak-anak-tingkat-madya-dan-ruang-bermain-ramah-anak-rbra
Zakky. (2018). Pengertian Implementasi Menurut Para Ahli, Kbbi Dan Secara
Umum. www.zonareferensi.com/pengertian-implementasi/html..