Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
UPAYA PENANGGULANGAN TINDAKAN EKSPLOITASI TERHADAP
ANAK DI DAERAH CIANJUR
(Studi Kasus Anak-anak Pekerja Badut Jalanan)

BIDANG KEGIATAN :
PKM RISET SOSIAL DAN HUMANIORA

Diusulkan Oleh :

Muhamad Agung Darmawan 7420120125 2020


Siti Paujiah Pida Kamila 7420120053 2020
Reni Rohayati 7420120008 2020
Angga Nugraha 7420121003 2021
Dewi Sulastri 7420121001 2021

UNIVERSITAS SURYAKANCANA
CIANJUR
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3
1.4 Manfaat .......................................................................................................... 3
1.5 Keutamaan Penelitian .................................................................................... 4
1.6 Temuan Yang Ditargetkan ............................................................................ 4
1.7 Luaran Penelitian ........................................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 5
2.2 Anak .............................................................................................................. 5
2.3 Hak-hak Anak................................................................................................ 5
2.3 Eksploitasi Anak............................................................................................ 6
2.4 Penanggulangan Tindakan Eksploitasi Terhadap Anak ................................ 6
BAB 3. METODE RISET ....................................................................................... 8
3.1 Tahapan Penelitian ........................................................................................ 8
3.2 Objek Atau Variabel Penelitian ..................................................................... 8
3.3 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 8
3.4 Teknik Analisis Data ..................................................................................... 9
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .....................................................10
4.1 Anggaran Biaya ........................................................................................... 10
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

i
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa harus dijaga. Karena dalam dirinya melekat harkat, martabat, dan hak-
hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian
dari Hak asasi manusia yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28A
sampai 28 J. Kemudian menurut Pasal 34 ayat 1 UUD 1945, “Fakir miskin dan
anak-anak terlantar itu dipelihara oleh negara”. Artinya pemerintah mempunyai
tanggungjawab terhadap pemeliharaan dan pembinaan anak-anak terlantar,
termasuk anak jalanan, ataupun anak yang terpaksa bekerja karena orangtuanya.
(Syarifah, 2018)
Berdasarkan data United Nation (2019), jumlah penduduk indonesia pada
tahun 2019 menempati posisi ke 4 di dunia setelah China, india, dan Amerika.
Jumlah Penduduk Indonesia pada tahun 2019 mencapai 267,3 juta jiwa yang terdiri
dari 134,3 penduduk laki-laki dan 132,9 juta penduduk perempuan. Sebanyak
31,6% dari total penduduk Indonesia adalah penduduk anak (Usia 0-17 Tahun) atau
sebanyak 84,4 juta jiwa. Jumlah Penduduk anak laki-laki sebesar 43,2 juta sedikit
lebih tinggi dari jumlah penduduk anak perempuan sebesar 41,1 juta jiwa. Jumlah
penduduk Indonesia. Pada tahun 2019 persentase penduduk anak di Indonesia
bervariasi antar provinsi berkisar antara 25,0-40,5 %. Sebanyak 27 dari 30 provinsi
di Indonesia mempunyai persentase penduduk anak lebih tinggi dari rarta-rata
persentase penduduk anak Indonesia. Profil anak Indonesia 2020 dan perlindungan
anak 2020-2024 juga berfokus pada 1) Peningkatan pemberdayaan perempuan
dalam kewirausahaan, 2) Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/
pengasuhan anak, 3) Penurunan kekerasan terhadap perempuan dan anak 4)
Penurunan pekerja anak, 5) Pencegahan perkawinan anak. Pelaksanaan semua
mandat ini membutuhkan sinergi dari tingkat Nasional hingga provinsi,
kabupaten/kota termasuk lingkungan terdekat bagi anak yaitu keluarga.
Pasal 28 b ayat 2 dalam Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan bahwa
negara berkewajiban untuk menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang, serta terlindung dari kekerasan, eksploitasi, dan
diskriminasi. Pemerintah telah menunjukan komitmen untuk melindungi anak dari
kekerasan, penganiayaan, pengabaian, dan eksploitasi. Sesuai dengan mandat
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2002, pemerintah daerah berkewajiban dan bertanggung jawab
untuk melaksanakan dan mendukung kebijakan nasional dalam penyelenggaraan
perlindungan anak di daerah. (Henny Nuraeny, Tanti Kirana 2021)
Berbagai pelanggaran terhadap hak-hak anak yang masih sering terjadi,
tercermin dari masih adanya anak yang mengalami abuse, kekerasan, anak
eksploitasi, dan diskriminasi. Di antara pelanggaran hak asasi berkaitan dengan
2

anak antara lain yang menyangkut masalah pekerja anak, perdagangan untuk tujuan
mempekerjakan anak jalanan. Masalah pekerja anak merupakan isu yang sukar
untuk dipecahkan dan cukup memprihatinkan karena terkait dengan aspek sosial,
ekonomi, dan budaya masyarakat. Selain itu, fenomena sosial anak jalanan yang
terlihat nyata di kota-kota besar yang dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi di
Indonesia. Salah satunya di Daerah Cianjur, banyak anak yang mengalami
eksploitasi. Tidak kalah menariknya adalah eksploitasi anak-anak dibawah umur
untuk mengemis, ataupun menjadi badut jalanan yang dilakukan orang dewasa
dengan cara mengajak anaknya untuk ikut. Masalah ini menjadi pemandangan
sehari-hari dibanyak ruas-ruas jalan umum, seperti di sekitaran rumah makan,
kampus, pusat perbelanjaan, lampu merah seperti yang terdapat di Jalan Pramuka,
Kecamatan Karangtengah, tidak lupa juga di taman kota. Pada saat sekarang ini
setiap persimpangan terdapat anak-anak yang berusia antara 5-18 Tahun dan anak-
anak tersebut mengamen serta mengharapkan belas kasihan oleh pengendara roda
dua maupun roda empat dan terkesan dilakukan pembiaran.
Ada beberapa anak di jalan yang kemungkinan bahwa mereka bekerja
berdasarkan keinginan sendiri akan tetapi walaupun mereka mengatakan demikian
selaku orang tua, masyarakat, maupun pemerintah daerah telah melakukan
pembiaran dengan mengabaikan hak-hak anak bahwa kita ketahui anak juga
mempunyai hak dan kewajiban, dan hak anak tersebut antara lain setiap anak berhak
untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berinspirasi secara wajar sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, setiap anak berhak atas suatu nama sebagai identitas
diri dan status kewarganegaraan dan anak juga berhak beribadah menurut
agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usianya,
dalam bimbingan orang tua, anak juga berhak menyatakan dan didengarkan
pendapatnya, menerima, mencari, dan memberikan informasi sesuai dengan
kecerdasan dan usianya. (Riri Tri Mayasari, 2020)
Eksploitasi anak menunjuk pada sikap diskriminatif atau perlakuan
sewenang-wenang terhadap anak yang dilakukan oleh orang tua atau masyarakat.
Memaksa anak untuk melakukan sesuatu demi kepentingan ekonomi, sosial
maupun politik tanpa memperhatikan hak-hak anak untuk mendapatkan
perlindungan sesuai dengan perkembangan fisik, psikis dan status sosialnya. Hal
ini menjadi perhatian yang serius karena kurangnya perhatian baik dari masyarakat,
pemerintah. Pasal 21 dan 25 dalam UU ini juga mengatur lebih jauh terkait
perlindungan dan tanggung jawab terhadap anak.
Mencermati penelitian terdahulu terkait “Anak Pekerja Badut Jalanan”,
diperoleh data bahwa penelitian ini masih minim dilakukan, terlebih di era covid-
19. Selanjutnya kasuistik “Anak Badut” menjamur dikota medan relevan dengan
penelitian Sitompul dan Ananda, bahwa kesejahteraan dan rendahnya mentalitas
untuk maju melalui pendidikan pada diir anak masih menjadi kendala umum atau
bahkan klasik.(Muhamad shaleh, 2020)
3

Dalam UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam


rumah tanggapada pasal 2 terkait ruang lingkup pada pasal ini juga mencakup
keberadaan anak untuk dilindungi dari kekerasan dalam rumahtangga.
Perlindungan hukum terhadap anak juga ditampilkan implisitdalam undang-undang
perlindungan saksi dan korban.UU Nomor 35 Tahun 2014 atas perubahan Undang-
Undang No 23 Tahun 2002 menjelaskan bahwa “Negara, Pemerintah dan
Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggungjawab memberikan dukungna
sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan
perlindungan anak”. UU Nomor 13 tahun 2006 pada pasal 5 ayat 1 butir a yakni
“seorang saksi atau korban berhak: memperoleh perlindungan atas keamanan
pribadi, keluarga, dan harta bendanya, serta bebas dari Ancaman yang berkenaan
dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya (Rasyidi, 2014)
Tujuan penelitian ini merupakan upaya penanggulangan tindakan
eksploitasi terhadap anak di Daerah Cianjur yang bekerja sebagai badut di jalanan,
dengan cara memberikan pemahaman dan merubah pola pikir orang dewasa
ataupun orang tua yang mempekerjakan anak tersebut. Dan mengetahui apa faktor
yang menyebabkan anak tersebut melakukan pekerjaan sebagai badut di jalanan.
Berdasarkan hal latar belakang tersebut peneliti tertarik meneliti mengenai
tindakan eksploitasi anak dengan judul ”Upaya Penanggulangan Tindakan
Eksploitasi Terhadap Anak di Daerah Cianjur (Studi Kasus Anak-anak Pekerja
Badut Jalanan”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor-faktor penyebab eksploitasi terhadap anak sebagai pekerja
badut di jalanan?
2. Bagaimana upaya penanggulangan eksploitasi terhadap anak sebagai
pekerja badut di jalanan?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui faktor–faktor penyebab terjadinya eksploitasi terhadap
anak sebagai pekerja di jalanan.
2. Untuk mengetahui dan mencegah terjadinya eksploitasi terhadap anak
sebagai pekerja badut jalanan.
1.4 Manfaat
1. Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih ilmu
pengetahuan bagi masyarakat mengenai Perlindungan Hukum terhadap
anak yang mendapat tindakan eksploitasi.
2. Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi aparat
penegak hukum yang menangani perkara perkara yang melibatkan anak
sebagai korban dari tindakan eksploitasi, agar hak-hak anak dan
perlindungan anak dapat dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah
diatur.
4

b. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan


suatu penyadaran dan pemahaman bahwa masyarakat memiliki
kewajiban dan tanggung jawab dalam penyelenggaraan perlindungan
anak.
c. Bagi orang tua, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan agar orang tua lebih memperhatikan perkembangan anak,
kesejahteraan anak, dan dapat melindungi anak beserta hak-haknya,
sehingga diharapkan proses tumbuh kembang anak dapat berjalan
dengan baik.
1.5 Keutamaan Penelitian
Keutamaan dari penelitian yang dilakukan adalah memberikan model
penanggulangan terhadap eksploitasi anak di Cianjur khusunya anak-anak
pekerja badut jalanan.
1.6 Temuan Yang Ditargetkan
Adapun temuan yang ditargetkan dari penelitian ini adalah jumlah anak
pekerja badut jalanan melalui tahapan penelitian awal dan pelaksanaan
penelitian lapangan dengan wawancara/Survey.
1.7 Luaran Penelitian
a. Luaran wajib
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan bagi mahasiswa
tentang bagaimana upaya penanggulangan tindakan eksploitasi terhadap
anak
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan dapat membuka wawasan serta rasa kepedulian
masyarakat terhadap anak-anak yang mendapat tindakan eksploitasi dan
merubah pola pikir masyarakat bahwa tindakan eksploitasi anak tidak hanya
pelanggaran hak-hak anak saja, tetapi melanggar ketentuan Undang-
Undang.
3. Bagi Pemerintah
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi sosial
ekonomi masyarakat karena banyaknya tindakan eksploitasi anak, dan
kemudian Negara, Pemerintah, Pemerintah daerah dapat hadir dalam upaya
penanggulangan tindakan eksploitasi tersebut.
b. Luaran tambahan
Hasil riset ini akan di terbitkan pada Jurnal Ilmiah : Jurnal Unifikasi
Fakultas Hukum Universitas Kuningan.
5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.2 Anak
Menurut Pasal 45 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
menyatakan bahwa: “Orang yang belum dewasa karena melakukan sesuatu
perbuatan sebelum mencapai umur 16 (enam belas) tahun dan belum pernah
menikah”. Menurut Pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata) menyatakan bahwa: “Belum dewasa adalah mereka yang belum
mencapai umur genap dua puluh satu dan tidak lebih dahulu kawin. Apabila
perkawinan itu dibubarkan sebelum umur mereka genap dua puluh satu tahun,
maka mereka kembali lagi dalam kedudukan belum dewasa, mereka yang
belum dewasa dan tidak berada dibawah kekuasaan orang tua, berada dibawah
perwalian atas dasar dan dengan cara sebagaimana diatur dalam bagian ketiga,
keempat, kelima, dan keenam bab ini”. (Rahman, 2020)
2.3 Hak-hak Anak
Gagasan menegnai hak anak bermula sejak berakhirnya perang dunia I
sebagai reaksi atas penderitaan yang timbul akiba dari bencana peperangan
terutama yang dialami oleh kaum perempuan dan anak-anak. Awal bergeraknya
gagasan hak anak bermula dari gerakan para aktivis perempuan yang
melakukan protes dan meminta perhatian publik atas nasib anak-anak yang
menjadi korban perang. (Marzuki, 2017)
Landasan hukum yang digunakan dalam melaksanakan pemenuhan hak-hak
anak bertumpu pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak Anak yang disahkan tahun 1990
kemudian diserap ke dalam Undang-Undang no 23 tahun 2002. Berdasarkan
sesuatu yang melekat pada diri anak tersebut yaitu hak yang harus dilindungi
dan dijaga agar berkembang secara wajar.
Terdapat empat prinsip utama yang terkandung di dalam Konvensi Hak
Anak, prinsip-prinsip ini adalah yang kemudian diserap ke dalam Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2002 yang disebutkan secara ringkas pada pasal 2.
Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1. Prinsip non diskriminasi.
2. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of the child)
3. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the rights to
life, survival and development).
4. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of
the child)
5. Prinsip non diskriminasi.
6. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of the child)
7. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the rights to
life, survival and development).
6

8. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of


the child)
9. Prinsip non diskriminasi.
10. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of the child)
11. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the rights to
life, survival and development).
12. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of
the child)
13. Prinsip non diskriminasi.
14. Prinsip yang terbaik bagi anak (best interest of the child)
15. Prinsip atas hak hidup, kelangsungan dan perkembangan (the rights to
life, survival and development).
16. Prinsip penghargaan terhadap pendapat anak (respect for the views of
the child). (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak (Deputi Bidang Perlindungan Anak), 2019)
2.3 Eksploitasi Anak
Mendefinisikan eksploitasi anak sebagai kejahatan social yang
memiliki dampak panjang dan menghancurkan anak, keluarga, penyelidik
dan masyarakat. Eksploitasi anak merampok masa kecil korban sekaligus
mengganggu perkembangan emosional dan psikologis mereka. Eksploitasi
anak terdiri dari kriminal anak yang hilang, pelecehan seksual, dan bentuk
lain dari pemanfaatan anak untuk keperluan komersial.(Fadilla, 2016)
Masalah eksploitasi anak tidak bisa dilepaskan dari tantangan teknis
dan masalah sosial yang perlu ditangani secara bersamaan dengan
kemungkinan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai
perlindungan. Allsup, R., Thomas, E., Monk, B., Frank, R., & Bouchard, M.
(2015). Menjelaskan bahwa dari perspektif penegakan hukum, pemahaman
topografi dan strategi gangguan jaringan eksploitasi anak online memiliki
nilai yang signifikan karena dapat merinci cara terbaik dalam menggunakan
sumber daya yang terbatas untuk memaksimalkan dampak serangan.
(Tangkudung, 2013)
2.4 Penanggulangan Tindakan Eksploitasi Terhadap Anak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia penanggulangan berasal
dari kata “tanggulang” yang berarti menghadapi, mengatasi. Kemudian
ditambah awalan “pe” dan akhiran “an”, sehingga menjadi
“penanggulangan” yang berarti proses, cara, perbuatan menanggulangi.
Penanggulangan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mencegah,
mengahadapi, atau mengatasi suatu keadaan mencakup aktivitas preventif
dan sekaligus berupaya untuk memperbaiki perilaku seseorang yang telah
dinyatakan bersalah (sebagai narapidana) di lembaga pemasyarakatan,
dengan kata lain upaya penanggulangan pencurian dapat dilakukan secara
preventif dan represif.
7

Sedangkan yang dimaksud dengan penanggulangan yaitu upaya


mengatasi dan memberi solusi kepada anak-anak yang melakukan perbuatan
menyimpang serta kepada para pihak yang berhubungan dengan anak
tersebut, seperti orang tua, guru, tokoh masyarakat maupun pemerintah.
Penanggulangan merupakan suatu pencegahan yang berguna untuk
meminimalisir atas kejadian atau perbuatan yang telah terjadi agar tidak
terjadi lagi kejadian ataupun perbuatan tersebut. (Haryanti, 2014)
8

BAB 3. METODE RISET

3.1 Tahapan Penelitian


Metode penelitian kualitatif adalah pendekatan yang digunakan untuk
mengeksplorasi dan memahami gejala sentral. Gejala sentral didapatkan
melalui proses wawancara dengan hasil informasi berupa kata atau teks.
Selanjutnya, informasi tersebut dikumpulkan dan dianalisis. Hasil akhir dari
penelitian ini adalah laporan dalam bentuk tertulis. pendekatan kualitatif
peneliti seyogianya memanfaatkan diri sebagai instrumen, (Mulyadi, 2019)

Menyusun
Mulai Studi Literatur
Waktu Penelitian

Pengambilan Data Penyusunan Penentuan


Teks Wawancara responden

Analisis Data Hasil Penelitian Selesai

3.2 Objek Atau Variabel Penelitian


1. Terbentuknya perubahan perilaku masyarakat adanya rasa kepedulian
masyarakat terhadap anak-anak yang mendapat tindakan eksploitasi
dengan merubah pola pikir masyarakat bahwa tindakan eksploitasi anak
tidak hanya pelanggaran hak-hak anak saja, tetapi melanggar ketentuan
Undang-Undang,
2. Memberikan pemahaman kepada anak yang mendapat tindakan
eksploitasi, ataupun yang secara sukarela melakukan pekerjaan tersebut
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mendapatkan data, terdapat beberapa teknik pengumpulan data
yang dilakukan yaitu dengan dua cara, yaitu teknik pengumpulan data
primer dan teknik pengumpulan data sekunder.
a. Teknik Pengumpulan Data Primer
1. Observasi Pengamatan langsung di wilayah studi dengan
menggunakan format yang disusun.
9

2. Wawancara Dengan tatap muka dan melakukan proses tanya jawab


kepada beberapa narasumber. Wawancara merupakan metode
pengumpulan data dengan cara bertanya langsung (berkomunikasi
langsung) dengan responden.
Dalam berwawancara terdapat proses interaksi antara pewawancara
dengan respoden.
b. Teknik Pengumpulan Data Sekunder Studi literatur, merupakan
penelaahan yang bersumber pada buku, jurnal, dokumen yang
berhubungan dengan masalah penanggulangan tindakan eksploitasi
anak.
3.4 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian berlangsung bersamaan dengan proses
pengumpulan data. Diantaranya adalah melalui tiga tahap model air, yaitu
reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Analisis data kualitatif adalah
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisir
data, memilah-milahnya menjadikan satuan yang dapat dikelola. Untuk
analisis data, peneliti melakukan analisis sesuai dengan yang dipaparkan
oleh Miles dan Huberman. Proses analisis terdiri dari tiga proses yaitu
a. Reduksi data,
b. Penyajian data, dan
c. Penarikan kesimpulan. Kemudian data-data yang diperoleh tersebut
akan dilakukan pemaparan serta interpretasi secara mendalam.
10

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1 Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Sumber Dana Besaran Dana
1. Perjalanan Belmawa Rp.2.000.000,00
Perguruan Tinggi
Instansi lain
2. Kesekretariatan (ATK, Cetak Belmawa Rp. 700.000,00
Proposal, Map, Fotocopy dan Perguruan Tinggi
Penjilidan)
Instansi lain
3. Kuota Internet 1 x dalam Belmawa Rp. 500.000,00
sebulan Perguruan Tinggi
Instansi lain
4. Peralatan Penunjang Untuk Belmawa Rp. 1.000.000,00
Penelitian Perguruan Tinggi
Instansi lain
5. Lain-lain Belmawa Rp. 2.690.000,00
Perguruan Tinggi
Instansi lain
Jumlah Rp. 6.890.000,00

Belmawa
Perguruan Tinggi
Rekap Sumber Dana
Intasi Lain
Jumlah Rp. 6.890.000,00
11

4.2 Jadwal Kegiatan


Penanggungjawab
Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4

1 Persiapan Lapangan

Pemantapan Tim Peneliti


Penyusunan Teks
Wawancara, Persiapan
Observasi
2 Pengumpulan Data

Pengamatan Lapangan
Wawancara, Observasi
Lapangan
3 Pengolahan Data

Editing

Cros Check Data

4 Analisis Data Laporan

Menyusun draft laporan

Menyusun laporan akhir


12

DAFTAR PUSTAKA

Fadilla, N. (2016) ‘Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban


Tindak Pidana Perdagangan Orang’, Jurnal Hukum dan Peradilan, 5(2), p.
181. doi:10.25216/jhp.5.2.2016.

Haryanti, T. (2014) ‘Hukum Dan Masyarakat’, Tahkim, 10(2), pp. 160–168.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Deputi Bidang


Perlindungan Anak) (2019) ‘Pelatihan Konvensi Hak Anak Dalam
Pencegahan Dan Penangangan Kekerasan Dan Eksploitasi Terhadap Anak
(Bagi Penyedia Layanan dan Aparat penegak Hukum)’,

Marzuki, A.U. (2017) ‘Analisa Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan dan


Anak Korban Perdagangan Manusia’, Jurnal Yustisiabel, 1(June 2007), p.
18.

Muhamad shaleh, M.S. (2020) ‘Fenomena Anak Badut di Kota Medan’, Jurnal
Golden Age, 5 NO 4.

Mulyadi, M. (2019) ‘Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Serta Pemikiran Dasar


Menggabungkannya [Quantitative and Qualitative Research and Basic
Rationale to Combine Them]’, Jurnal Studi Komunikasi dan Media, 15(1),
p. 128.

Rahman, N. (2020) ‘Kebijakan Perlindungan Anak Korban Kejahatan Seksual Di


Cirebon’, Jurnal Hukum & Pembangunan, 50(3), pp..

Rasyidi, M.A. (2014) ‘Fungsi Hukum Di Dalam Masyarakat Dan Peranan Hukum
Bisnis Di Indonesia’, Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 9(1), pp.
doi:10.35968/jh.v9i1.301.

Riri Tri Mayasari, M.A. (2020) ‘Peranan pemerintah daerah dalam upaya
penanggulangan eksploitasi terhadap anak di kota bengkulu berdasarkan
undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak. Fakultas
Hukum Universitas Muhammadiyah Bengkulu Indonesia’, Pemerintah dan
politik islam, 5 NO 20.

Syarifah, A. (2018) ‘Perlindungan hukum terhadap eksploitasi anak sebagai


pengemis dalam perspektif hukum Islam : studi kasus di Yayasan Setara
Kota Semarang tahun 2017’, institutional Repository [Preprint].

Tangkudung, A.J.V. (2013) ‘Eksploitasi tenaga kerja anak dibawah umur oleh
orang tua kajian undang-undang nomor 23 tahun 2002’, LEX ET
SOCIETATIS, 3 NO 4.

Tanti Kirana, henny nuraeny (2021) Hukum Pidana dan HAM Perlindungan
Hukum terhadap Anak dan Perempuan.
13
14
15
16
17
18
19
20

Lampiran 2. Format Justifikasi Anggaran Kegiatan


Harga
No Jenis Pengeluaran Volume Total (Rp)
Satuan (Rp)
1. Penunjang
Penelitian
Buku Literatur 8 Buku Rp. 90.000 Rp.720.000,-
(Sumber Referensi)
Kebutuhan 5 Rp. 56.000 Rp. 280.000,-
Observasi di
Lapangan

SUB TOTAL Rp. 1.000.000,-

2 Kesekretariatan
1. Tinta Printer 2 Kali Rp. 100.000,- Rp. 200.000,-
2. Kertas A4 3 rim Rp. 50.000,- Rp. 150.000,-
3. FotoCopy 400 Lembar Rp. 200,- Rp. 80.000,-
4. ATK (Pensil 2b, 1 Set Rp. 270.000,- Rp. 270.000,-
Ballpoint,
Penghapus, Spidol,
Tinta Spidol)
SUB TOTAL Rp.700.000,-
3 Perjalanan Lokal
Transportasi 3 Motor Rp. 166.000,- Rp. 500.000,-
persiapan observasi
Transportasi 3 Motor Rp. 166.000,- Rp. 500.000,-
observasi dan
wawancara
Transportasi ke 3 motor Rp. 166.000,- Rp. 500.000,-
setiap narasumber
Transportasi untuk 3 motor Rp. 166.000,- Rp. 500.000,-
keperluan
penyelesaian
laporan
SUB TOTAL Rp. 2.000.000,-
4. Lain-lain
Kuota Internet 4 Bulan Rp. 125.000,- Rp.500.000,-
Proposal 5 Rp. 10.000,- Rp.50.000,-
penggandaan
Publikasi Jurnal 1 Rp. Rp. 2.000.000,-
Ilmiah 2.000.000,
21

Sewa lisensi akun 1 Rp. 150.000,- Rp. 150.000,-


premium editing
video
Pengadaan Laporan 3 Rp. 80.000,- Rp. 240.000,-
(Pembuatan
kemajuan laporan
dan arsip) dan
Laporan Akhir
SUB TOTAL Rp. 3.190.000,-
GRAND TOTAL
Rp. 6.890.000
22

Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas


No Nama/NIM Program Bidang Alokasi Uraian
Studi Ilmu Waktu Tugas
(Jam/Minggu)

Angga Pengamatan
1. Ilmu Hukum Ilmu Hukum 12 jam/minggu
Nugraha Lapangan

2. Dewi Sulastri Ilmu Hukum Ilmu Hukum 10 jam/minggu Wawancara

Siti Paujiah
3. Ilmu Hukum Ilmu Hukum 10 jam/minggu Editing
Pida Kamila
Muhamad
Cros Chek
4. Agung Ilmu Hukum Ilmu Hukum 10 jam/minggu
Data
Darmawan

Menyusun
5. Reni Rohayati Ilmu Hukum Ilmu Hukum 10 jam/minggu
laporan Akhir
23

Anda mungkin juga menyukai