Anda di halaman 1dari 7

NASKAH AKADEMIK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH


TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN DI KOTA BLITAR

Instruktrur Pembimbing Praktikum ;


Cindy Monique, S. H.

Disusun Oleh :
Vinda Awalin Khasanah (202110110311249)
Aisyah Putri Utami Azzuri (202110110311259)
Salsa Tiara Tri Hardian (202110110311263)
Alanna Octavia Arumsari W. (202110110311266)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kota Blitar terkait
Pembinaan Anak Jalanan.
Kota Blitar sebagai salah satu kota di Indonesia juga menghadapi
permasalahan terkait anak jalanan. Fenomena ini menjadi perhatian serius karena
anak jalanan menjadi kelompok masyarakat rentan yang rawan terhadap berbagai
bentuk kekerasan, kriminalitas. Di sisi lain, anak Jalanan juga menjadi salah satu
fenomena sosial yang cukup meresahkan masyarakat terkait keberadaannya. Oleh
karena itu, penting bagi semua elemen masyarakat untuk memberikan perhatian
khusus dalam upaya pembinaan anak jalanan sebagai bagian dari komitmen bersama
dalam memberikan hak asasi manusia yang layak bagi setiap individu. Dalam naskah
akademik ini, penulis mencoba untuk membahas dan menggali informasi sebanyak-
banyaknya mengenai berbagai peraturan maupun undang undang yang telah resmi
disahkan yangmana berkaitan dan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam upaya
perancangan peraturan daerah terkait pembinaan anak jalanan di kota Blitar. Semoga
naskah ini dapat memberikan gambaran yang jelas dan memberikan inspirasi bagi
semua pihak yang terlibat dalam upaya pembinaan anak jalanan. Kajian ini
dilaksanakan dalam rangka mendapatkan kajian yang mendalam secara yuridis
terhadap Pentingnya pengaturan Pembinaan Anak Jalanan di Kota Blitar.
Atas selesainya naskah akademik ini, penulis mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyiapan
sampai selesainya laporan pelaksanaan kegiatan penelitian ini.
Laporan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis akan menerima
dengan tangan terbuka kritik dan saran guna perbaikannya. Akhirnya penulis
berharap semoga hasil kajian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak pihak yang
memerlukannya.
Malang, Juni 2023

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Identifikasi Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Dan Kegunaan...................................................................................3
D. Metode...........................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS...................................5

A. Kajian Teoritis................................................................................................5
B. Kajian Terhadap Asas Atau Prinsip...............................................................7
C. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan, Kondisi Yang Ada, Dan
Permasalahan Yang Dihadapi Masyarakat.....................................................7
D. Kajian Terhadap Implikasi Penerapan Sistem Baru Yang Akan Diatur Dalam
Undang-Undang Atau Peraturan Daerah Terhadap Aspek Kehidupan
Masyarakat Dan Dampaknya Terhadap Aspek Beban Keuangan Negara.....8

BAB III EVALUASI DAN ANALISA PERATURAN PERUNDANG-


UNDANGAN TERKAIT........................................................................................10

A. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945................10


B. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.........11
C. Peraturan Perundang-Undangan terkait dengan Penanganan Anak
Jalanan..........................................................................................................11
a. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Sosial ......................................................................................................
....11
b. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial ...........................................12
D. Peraturan Perundang-Undangan terkait dengan Kewenangan dalam
Pembinaan Anak Jalanan .............................................................................13
E. Peraturan Daerah terkait dengan Kewenangan dalam Pembinaan Anak
Jalanan...........................................................................................................13
a. Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta No. 6 Tahun 2010..............14
b. Peraturah Daerah Kota Surabaya No. 6 Tahun 2011........................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara hukum yang dalam melaksanakan politik hukumnya selalu
berlandaskan pancasila dan UUD 1945. Hal tersebut berarti pemerintah harus melaksanakan
tugasnya berdasarkan aturan-aturan hukum yang berlaku. Tugas pemerintah adalah
menyelenggarakan kepetingan umum yang artinya menyangkut kepentingan masyarakat,
bangsa, dan negara. Pancasila beserta tujuannya yang tercantum dalam pembukaan UUD
1945 menjadi kerangka acuan pembinaan tata hukum yang baru. Pancasila mengandung nilai-
nilai religius, humanistik, dan juga demokratis. Dalam sila ke lima pancasila yang berbunyi
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” juga mengandung arti agar memperhatikan
hak-hak anak yang telah menjadi hak konstitusionalnya guna kesejahteraan sosial bagi anak.
Negara berkewajiban menciptakan keadaan yang sejahtera bagi seluruh rakyat Indonesia,
termasuk anak jalanan. Pada UUD 1945 Pasal 31 ayat 1 dan ayat 2 disebutkan bahwa setiap
warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
membiayainya, karena pemerintah sering mengesampingkan tentang pendidikan anak
jalanan. Kemudian pada Pasal 32 ayat 2 disebutkan bahwa negara mengembangkan sistem
jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak
mampu sesuai dengan martabat kemanusian.
Anak jalanan pada hakikatnya merupakan anak-anak, mereka sama dengan anak lainnya.
Mereka berhak mendapatkan perlakuan adil dalam berbagai bidang ekonomi, hukum, politik,
pendidikan, kebudayaan , dan sosial. Di Kota Blitar sendiri, saat ini banyak dijumpai anak
jalanan. Kota Blitar merupakan salah satu kota yang terkenal dengan sektor pariwisatanya di
Jawa Timur. Menurut data statistika Kota Blitar jumlah total anak yang mengalami masalah
sosial ada 39 (tiga puluh sembilan) anak. Meskipun hingga saat ini jumlah anak jalanan
masih tergolong sedikit akan tetapi sudah mulai menunjukkan eksistensinya. Anak jalanan
menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di
jalanan, baik untuk mencari nafkah ataupun berkeliaran di jalan dan tempat umum lainnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan remaja menjadi anak jalanan adalah faktor kemiskinan,
keluarga, dan masyarakat. Mereka menjadi anak jalanan untuk menghibur diri atau
bersenang-senang karena kurangnya perhatian dari keluarganya dan beranggapan akan
mendapatkan banyak teman baru. Selanjutnya sebagian besar remaja menjadi anak jalanan
karena faktor kemiskinan, mereka turun kejalan untuk mendapatkan uang bagi dirinya dan
untuk membantu keluarganya. Faktor terkhir yang membuat remaja menjadi anak jalanan
adalah faktor lingkungan sekitar atau ajakan dari orang dekat (teman).
Menjadi anak jalanan bukanlah pilihan hidup yang diinginkan oleh anak manapun, hal
tersebut merupakan sebuah keterpaksaan yang harus mereka terima karena adanya sebab
tertentu. Anak jalanan telah menjadi fenomena sosial yang menyita perhatian masyarakat.
Secara psikologis mereka merupakan anak-anak yang belum memiliki bentukan emosional
yang kuat akan tetapi mereka sudah harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras dan
cenderung negatif nagi pembentukan kepribadiannya. Permasalahan anak sosial ini adalah
1
permasalahan publik yang perlu ditangani oleh pemerintah. Munculnya anak jalanan di kota
blitar ini dikarenakan tidak adanya kebijakan sosial efektif untuk menanggulanginya. Bahkan
keberadaan mereka semakin menimnulkan masalah sosial yang semakin rumit, gangguan
keamanan dan ketertiban, mengancam kesehatan dan kelangsungan hidup. Contohnya di
pertigaan jati jalan tanjung kota blitar satuan polisi pamong praja menertibkan segerombolan
anak jalanan. Hal ini berdasarkan aduan masyarakat yaitu anak jalanan sering kali
menghentikan pengendara yang melewati jalan tanjung dan mereka kerap memaksa
pengendara untuk memberi mereka uang.
Penyelenggaraan perlindungan anak merupakan kewajiban dan tanggung jawab negara,
pemerintah, masyarakat, keluarga dan orang tua. Dimana perlindungan tersebut meliputi
perlindungan dibidang agama, pendidikan, kesehatan dan sosial. Perlindungan terhadap anak
haruslah memiliki tingkatan yang sama dengan perlinfungan terhadap orang dewasa, karena
setiap orang memiliki kedudukan yang sama didepan hukum. Sebagai mana tercantum dalam
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak. Pemerintah wajib
menetapkan program kebijakan anak jalanan yang mendukung hak-hak untuk
menyelamatkannya. Pemerintah wajib menjalankan kewenangan dan fungsi-fungsi
permerintahan dalam pelayanan publik termasuk dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
dibidang pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan lainnya. Permasalahan sosial
pelayanan anak jalanan adalah terkait dengan masalah penanggulangannya. Munculnya
permasalahan anak-anak jalanan di Kota Blitar disebabkan oleh tidak adanya kebijakan sosial
yang efektif untuk menanggulanginya. Hal ini menjadi kewajiban dan tanggung jawab
pemerintah daerah Kota Blitar untuk mengadakan program kebijakan sosial terhadap anak
jalanan yang belum terlaksanakan.

B. Identifikasi Masalah
1. Permasalahan apa yang dihadapi dan bagaimana permasalahan anak jalanan dapat
teratasi?
2. Mengapa diperlukan rancangan peraturan daerah tentang pembinaan anak jalanan di
blitar sebagai dasar pemecah masalah?
3. Apa yang menjadi pertimbangan pembentukan rancangan peraturan daerah tentang
pembinaan anak jalanan di kota blitar?
4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah
pengaturannya?

C. Tujuan dan Kegunaan


I. Tujuan
1. Tercapainya pengurangan bahkan hapusnya keberadaan anak jalanan di wilayah
kota blitar
2. Terwujudnya regulasi daerah berbentuk peraturan daerah yang mengatur
pembinaan anak jalan yang mampu mencegah bahkan upaya hilangnya kemiskinan
di kota blitar

2
3. Menjadi dasar pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis bagi
pembentukan Rancangan Peraturan Daerah tentang pembinaan anak jalanan di kota
blitar
4. Terwujudnya sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, dan
jangkauan Rancangan Peraturan Daerah tentang pembinaan anak jalanan di kota
blitar

II. Kegunaan Penyususan Naskah Akademik


1. Sebagai acuan atau referensi penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan
daerah tentang pembinaan anak jalanan di kota blitar.
2. Sebagai rujukan bagi semua pihak baik dpr, pemerintah, dan pihak-pihak yang
terkait dalam pembinaan anak jalanan di kota blitar

D. Metode
Penyusunan naskah akademik ini menggunakan metode yuridis normatif yaitu
menggunakan studi pustaka yang menelaah data sekunder berupa peraturan perundang-
undangan baik ditingkat undang-undang maupun peraturan pelaksanaannya, hasil penelitian,
hasil pengkajian, dan dokumen hukum lainnya. Penelitian yuridis normatif artinya hukum
dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang-undangan atau norma yang
merupakan patokan manusia berperilaku pantas. Penelitian hukum normatif ini didasarkan
kepada bahasa hukum primer dan sekunder, yaitu penelitian yang mengacu kepada norma-
norma yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan.
Pendekatan yang dilakukan dalam penyusunan naskah akademik ini adalah
pendekatan perundang-undangan (Statute Approach). Pendekatan perundang-undangan
merupakan pendekatan penelitian yang dilakukan dengan menelaah seluruh Undang-Undang
dan regulasi yang bersangkutan dengan isu hukum yang sedang diteliti. Undang-Undang
yang digunakan sebagai alat pendekatan dan sebagai dasar dalam penyusunan naskah
akademik ini adalah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah,
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial dan Undang-Undang
Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak beserta peraturan turunannya secara
hirarki.

3
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS

A. Kajian teoretis.
Landasan teoritis merupakan sebuah landasan yang menggunakan hasil identifikasi dari
teori-teori hukum umum ataupun khusus,asas hukum, konsep hukum aturan serta norma
hukum sebagai landasan terhadap pembahasan masalah dalam penelitian.
Landasan teoritis pada penelitian ini secara ringkas akan diuraikan dan digunakan
didalam membahas masalah- masalah dalam penelitian ini serta dapat diidentifikasi teori,
asas, dan konsep hukum yang akan digunakan dalam membahas penyusunan Rencangan
Peraturan Daerah Pembinaan Anak Jalanan Kota Blitar.
1. Pengertian Anak Jalanan Dalam Prespektif Patologi Sosial
Patologi berasal dari kata pathos yang memiliki arti penyakit atau penderitaan.
Sedangkan, logos merupakan ilmu. Pandangan terhadap Anak Jalanan merupakan
sebuah peristiwa sosial yang terjadi berdasarkan kepada banyak faktor. Dalam
upaya mengetahui dan mengidentifikasi faktor ataupun sebab-sebab tersebut, ilmu
Patologi Sosial merupakan ilmu yang tepat. Patologi Sosial merupaka ilmu yang
gejala sosial yang dianggap “sakit” yang menyebabkan penderitaan bagi seseorang
yang disebabkan oleh faktor sosial.
Isitlah Anak Jalanan menurut UNICEF adalah sebagai thode who haveabandoned are
sixteenyeas of age have drifted into nomadic street life. Anak anak yang dibahwa umur 16
tahun yang memilih melepaskan diri dari keluarga, lingkungan masyaraat, Pendidikan dan
terus menerus melakukan perpindahan untuk mencari nafkah atau sekadar berkeliaran di jalan
dan tempat tempat umum. Sedangkan, bila ditarik dari pengertian anak jalanan menurut
Kementrian Sosial Republik Indonesia, anak jalanan merupakan anak yang telah melewatkan
sebagian besar hidupnya dijalanan.1

Prof. H. Sarosa Hamongpranoto, S. D. M. M. S. H. E. S. S. 5. P. E. S. I. S., 2020. Naskah Akademik Tentang


Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan Dan Pengemis, Kota Bontang: e-arsip.bontangkota.go.id/.

Anda mungkin juga menyukai