Anda di halaman 1dari 7

Volume XVIII Nomor 1, April 2023 (halaman 69 - 75) https://ojs.unm.ac.

id 69

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KARTU IDENTITAS ANAK

IMPLEMENTATION OF CHILD IDENTITY CARD POLICIES

Oleh:
Megawati1, Bakhtiar2, Muh. Sudirman3
1, 2, 3 Universitas Negeri Makassar
1megajpt123@gmail.com, 2bakhtiar@unm.ac.id, 3sudirman.sese@unm.ac.id

ABSTRAK: Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) Pelaksanaan kebijakan Kartu


Identitas Anak (KIA) di Kabupaten Jeneponto, (2) faktor pendukung dan faktor
penghambat pelaksanaan kebijakan kartu identitas anak di Kabupaten Jeneponto.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis dan sumber data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik
pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan: (1) Pelaksanaan kebijakan Kartu Identitas Anak (KIA) di
Kabupaten Jeneponto sudah sesuai dengan ketentuan Permendangri No. 2 Tahun 2016
tentang syarat dan prosedur, namun capaiannya belum mencapai target 120.294 anak
yang berhak mendapatkan KIA pada akhir tahun 2021. Jumlah anak yang sudah
mendapatkan KIA sebanyak 57.628 atau 48,00%, sedangkan yang belum memiliki KIA
mencapai yakni 62.666 atau 52,00% dari total 120.294 anak. (2) faktor-faktor yang
memengaruhi pelaksanaan kebijakan KIA di Kabupaten Jeneponto, yaitu faktor
pendukung: (a) kegiatan sosialisasi dan jemput bola, dan (b) sarana yang memadai. Faktor
penghambat: (a) kesadaran masyarakat yang rendah, (b) pandemi Covid-19, (c) tidak
adanya sanksi bagi anak yang tidak memiliki KIA.

KATA KUNCI: Kebijakan, Kartu Identitas Anak

ABSTRACT: The research aims to find out: (1) Implementation of the Child Identity
Card (KIA) policy in Jeneponto Regency, (2) supporting factors and inhibiting factors in
the implementation of the child identity card policy in Jeneponto Regency. This research
is a qualitative research. The types and sources of data used in this research are primary
data sources and secondary data sources. Data collection techniques through
observation, interview and documentation techniques. The results showed: (1) The
implementation of the Child Identity Card (KIA) policy in Jeneponto Regency is in
accordance with the provisions of Permendangri No. 2 of 2016 concerning terms and
procedures, but its achievements have not reached the target of 120,294 children who are
entitled to KIA by the end of 2021. The number of children who have obtained KIA is
57,628 or 48.00%, while those who do not have KIA reach 62,666 or 52.00% of the total
120,294 children. (2) Factors influencing the implementation of the KIA policy in
Jeneponto Regency, namely supporting factors: (a) socialization and ball pick-up
activities, and (b) adequate facilities. The inhibiting factors: (a) low public awareness,
(b) the Covid-19 pandemic, (c) the absence of sanctions for children who do not have
KIA.

KEYWORDS: Policy, Child IdentityCard

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
70 ______________________________________Implementasi Kebijakan Kartu Identitas Anak, Megawati, dkk

PENDAHULUAN sudah bisa memiliki kartu identitas yang


berlaku secara nasional dan terintegrasi
Sebuah bangsa akan besar jika dengan Sistem Informasi Administrasi
memiliki sikap besar terhadap anak Kependudukan (SIAK).
sebagai generasi penerus. Anak adalah anak-anak berusia dibawah 17
amanah dan karunia dari Tuhan Yang tahun juga seharusnya memiliki Kartu
Maha Esa yang di dalam dirinya melekat Identitas yang berlaku sama dengan KTP-
harkat dan martabatnya sebagai manusia. el guna melindungi hak identitasnya dan
Dalam diri anak juga memiliki hak dan juga mendapatkan pelayanan publik
kewajiban yang penting untuk dilindungi secara maksimal. Sudah menjadi
dan dipenuhi oleh negara, pemerintah, kewajiban pemerintah untuk memberikan
keluarga, orang tua, dan masyarakat demi identitas kependudukan kepada seluruh
terwujudnya anak yang berkualitas, penduduk yang berlaku secara nasional
berakhlak mulia, dan sejahtera. sebagai upaya perlindungan dan
Berbagai upaya terus dilakukan pemenuhan hak konstitusional warga
untuk mewujudkan perlindungan yang negara dalam rangka meningkatkan
terbaik bagi anak, salah satunya dengan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
membuat instrumen hukum yang berisi itu, kebijakan pemerintah ini
perlindungan hak atas anak yaitu dimaksudkan sebagai upaya pemerintah
Convention On The Rights of The Child dalam memberikan dan melindungi hak
atau dikenal dengan Konvensi Hak-Hak anak identitas diwujudkan dengan
Anak (selanjutnya disebut KHA). KHA program Penerbitan Kartu Identitas Anak
kemudian membagi 4 kelompok hak (KIA) yang mulai berlaku sejak awal
fundamental diantaranya mengenai hak tahun 2016 lalu.
terhadap perlindungan. Indonesia sebagai Kebijakan Nasional mengenai
salah satu negara yang meratifikasi dan penerbitan KIA ini diatur didalam
mewujudkan perlindungan bagi anak Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
melalui keputusan presiden No. 36 tahun 2 Tahun 2016 tentang Kartu Identitas
1996 dan kemudian menjadi landasan Anak. Kebijakan ini dikeluarkan sebagai
dalam membuat Undang-undang No. 17 salah satu peraturan pelaksana dari UU
tahun 2016 tentang perlindungan anak. Adminduk. Permendagri ini mengatur
Salah satu bentuk perlindungan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan
terhadap hak anak adalah Hak Atas KIA seperti syarat-syarat untuk
Identitas Anak yang disebutkan dalam mendapakan KIA, prosedur untuk
Pasal 5 Undang-Undang No. 23 tahun mendapatkan KIA, elemen yang
2002 tentang perlindungan anak yaitu: tercantum di KIA dan sebagainya. Tujuan
“Setiap anak berhak atas suatu nama penerbitan Kebijakan KIA yang dimuat
sebagai identitas diri dan status dalam Permendagri adalah untuk
kewarganegaraan”. Sebagaimana yang mendorong peningkatan pendataan,
dimaksud pada peraturan tersebut, hak perlindungan dan pelayanan publik untuk
atas identitas dituangkan dalam Akta mewujudkan hak terbaik bagi anak, maka
Kelahiran. Namun, Akta Kelahiran hanya dilakukan pemberian identitas
menunjukkan keabsahan legalitas kependudukan pada anak.
seseorang dan menunjukkan Pelaksanaan program Kartu
kewarganegaraan seseorang. Identitas Identitas Anak (KIA) ini dilakukan secara
seseorang dapat dibuktikan salah satunya bertahap di seluruh wilayah Indonesia.
dengan kartu identitas, sehingga pada saat Pada tahun pertama pelaksanaan
ini anak-anak dibawah usia 17 tahun program, yaitu tahun 2016 pemerintah

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVIII Nomor 1, April 2023 (halaman 69 - 75) https://ojs.unm.ac.id 71

hanya memberlakukannya di 50 daerah anak yang harus mendapatkan KIA di


kabupaten atau kota saja, salah satunya Kabupaten Jeneponto kurang lebih
kota makassar. Program ini terus 116.790 anak. Melihat jumlah anak
berlanjut hingga pada tahun 2019 Kabupaten Jeneponto yang harus
ditargetkan sudah terlaksana secara mendapatkan KIA tersebut tentu menjadi
menyeluruh di semua daerah kabupaten tugas Dinas Kependudukan dan Catatan
atau kota. Sipil Kabupaten Jeneponto untuk
Kota Makassar menjadi salah satu memastikan seluruh anak di Kabupaten
dari 50 daerah yang pertama kali Jeneponto mendapatkan KIA sebagai
melaksanakan kebijakan Kartu Identitas upaya pemenuhan hak atas identitas anak.
Anak di Indonesia tahun 2016 lalu. Berdasarkan fenomena yang telah
Namun hingga tahun 2022, implementasi digambarkan diatas, penulis tertarik
kebijakan KIA di kota ini belum untuk mengkaji lebih dalam tentang
maksimal hal tersebut dapat di lihat dari “Implemententasi Kebijakan Kartu
jumlah anak yang memperoleh KIA Identitas Anak (KIA) Di Kabupaten
hanya sebanyak 184.341 atau baru sekitar Jeneponto”.
43,02 persen dari 423.533 anak yang
terdata di Dinas Kependudukan dan METODE PENELITIAN
Pencatatan Sipil Kota Makassar.
Sehingga, 56,98 persen anak di Kota Pendekatan yang digunakan
Makassar Sulawesi Selatan belum dalam penelitian ini adalah pendekatan
memiliki KIA. kualitatif dengan jenis penelitian yang
Selain itu, berdasarkan hasil digunakan adalah penelitian normatif-
penelitian terkait dengan Kebijakan KIA empiris. Penelitian dilaksanakan di
yang dilakukan oleh Dinas Kabupaten Jeneponto. Teknik
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di pengumpulan data melalui observasi,
Kabupaten Gowa sudah sesuai prosedur, wawancara dan dokumentasi. Data yang
namun belum optimal. Dinas diperoleh dari hasil wawancara dengan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil kepala bidang pengelolaan informasi
dalam melakukan pembuatan dan administrasi kependudukan dan kepala
pencapaian target kartu identitas anak bidang pelayanan pendaftaran penduduk
sebanyak 61.000 keping, sementara yang dinas kependudukan dan pencatatan sipil
baru tercetak sebanyak 39.322 keping kabupaten Jeneponto, serta beberapa
(sekitar 64,46% dari target awal) target masyarakat Kabupaten Jeneponto dengan
awal belum tercapai secara maksimal. teknik random sampling dengan data
Jumlah anak di kabupaten Gowa 2020 penunjang seperti arsip pencapaian
sebanyak 71.253 sedangkan jumlah anak kepemilikan kartu identitas anak
yang telah memiliki KIA hanya 39.322 kabupaten Jeneponto. Pengecekan
anak dengan persentase 55,18 persen keabsahan data dengan teknik triangulasi
saja. sumber data.
Hal yang sama juga terjadi di
Kabupaten Jeneponto. Dimana HASIL DAN PEMBAHASAN
Kabupaten Jeneponto menjadi salah satu
daerah yang melaksanakan kebijakan 1. Pelaksanaan Kebijakan Kartu
KIA. Pelaksanaan KIA dilakukan Identitas Anak Kabupaten
diseluruh wilayah Kabupaten Jeneponto Jeneponto
melalui Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kabupaten Jeneponto, total

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
72 ______________________________________Implementasi Kebijakan Kartu Identitas Anak, Megawati, dkk

Kartu identitas anak yang menjadi dengan sederhana, mudah, cepat dan
simbol identitas bagi anak yang berumur tanpa di pungut biaya.
dari 0-17 tahun yang di atur dalam Penerbitan KIA ini tentunya
Peraturan Menteri Dalam Negeri memiliki tujuan agar dapat meningkatkan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 pendataan, perlindungan, dan pelayanan
Tentang Kartu Identitas Anak (KIA). publik dan juga sebagai upaya
Kartu identitas anak adalah identitas memberikan perlindungan dan
resmi anak sebagai bukti diri anak yang pemenuhan hak konstitusional warga
berusia kurang dari 17 tahun dan belum negara. Berdasarkan hasil penelitian yang
menikah yang diterbitkan oleh dinas dilakukan di temukan bahwa masih
kependudukan dan pencatatan sipil banyak anak-anak di kabupaten
kabupaten/kota. Berdasarkan hasil Jeneponto yang belum memperoleh kartu
penelitian yang menjadi landasan identitas anak. Data yang di peroleh
pelaksanaan kebijakan kartu identitas menunjukan sebesar 52% atau 62.666
anak ini merujuk pada hal persyaratan, anak belum memperoleh KIA. Jumlah ini
tata cara dan kepemilikan kartu identitas lebih banyak dari yang sudah memiliki
anak sebagai berikut: KIA sebanyak 48% atau 57.628 anak dari
Syarat mendapatkan KIA ditentukan total keselurahan 120.294 anak.
berdasarkan
a. Jika anak usia 0-5 tahun 2. Faktor Pendukung dan
1) Fotocopy kutipan akta kelahiran Penghambat Pelaksanaan
dan menunjukan kutipan akta Kebijakan Kartu Identitas Anak di
kelahiran aslinya; Kabupaten Jeneponto
2) Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/
wali; Untuk mengimplementasi
3) Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) kebijakan secara efektif tentunya
asli kedua orang tua/ wali. dibutuhkan usaha kerja keras dan
b. Jika anak usia 5-17 tahun kurang satu konsistensi serta dukungan dan jaminan
hari syaratnya tetap sama namun untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut
dengan tambahan persyaratan berupa dengan baik, namun berdasarkan teori
Pas Foto berwarna anak ukuran 2x3 efektivitas hukum menurut Soerjono
sebanyak 2 (dua) lembar. Soekanto dapat mempengaruhi hukum
Tata cara memperoleh kartu berfungsi dalam masyarakat yaitu: a)
identitas anak sudah sesuai SOP. Adapun Kaidah Hukum, b) Penegakan Hukum, c)
tata cara yang di laksanakan Disdukcapil Sarana atau Fasilitas, dan d) Keadaan
Kabupaten Jeneponto ialah 1) Pemohon Masyarakat.
atau orang tua anak menyerahkan
persyaratan, 2) memberikan formulir a. Faktor Pendukung
untuk di isi pemohon, 3) kartu identitas Adapun faktor yang
anak dapat diberikan kepada pemohon mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
atau orangtuanya di kantor dinas dan 4) kartu identitas anak di Kabupaten
Disdukcapil menerbitkan KIA dalam Jeneponto itu sendiri dapat melaksanakan
pelayanan keliling dengan cara jemput kebijakan KIA dengan maksimal. Berikut
bola di sekolah-sekolah, dan tempat ini faktor pendukung yang terjadi yaitu:
pelayanan lainnya agar cakupan 1) Kegiatan Sosialisasi dan Jemput Bola
kepemilikan KIA dapat maksimal. Proses Kegiatan jemput bola adalah salah
pembuatan kartu identitas anak dilakukan satu cara yang dilakukan Menteri Dalam
Negeri agar setiap anak dapat memiliki

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVIII Nomor 1, April 2023 (halaman 69 - 75) https://ojs.unm.ac.id 73

KIA dan mempercepat capaian pendataan faktor pendukung pelaksanaan kebijakan


anak. Kegiatan jemput bola ini juga KIA di Kabupaten Jeneponto.
tertuang pada pasal 13 ayat (4) Peraturan Pembuatan kartu identitas anak tidak di
Menteri dalam Negeri No. 2 tahun 2016 pungut biaya apapun atau gratis sehingga
tentang kartu identitas anak. Kegiatan hal mendukung semua lapisan
sosialisasi dan penyuluhan berkait masyarakat agar dapat mengakses
dengan KIA merupakan kegiatan yang pelayanan ini. Baik untuk masyarkat
dilakukan oleh Disdukcapil Kabupaten mampu maupun masyarakat yang kurang
Jeneponto hingga saat ini, Dinas beberapa mampu.
kali melakukan kegiatan sosialisasi
kepada masyarakat terkait KIA. b. Faktor Penghambat
Sosialisasi dilakukan dengan menyurati Adapun faktor penghambat yang
semua desa/lurah yang tersebar di 11 mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
kecamatan termasuk sekolah-sekolah dan kartu identitas di Kabupaten Jeneponto
OPD sehingga berhasil menerbitkan KIA menjadi susah tercapai. Berikut ini faktor
sebanyak 30 ribu keping. penghambat yang terjadi yaitu:
Kegiatan jemput bola juga dilakukan di 1) Kesadaran Masyarakat
sekolah-sekolah seperti yang pernah Sebagian besar kesadaran
dilakukan Sekolah Luar Biasa (SLB) masyarakat untuk patuh terhadap
Negeri 2 Jeneponto berhasil menerbitkan kebijakan tersebut masih tergolong
KIA sebanyak 50 keping untuk siswa rendah meski telah mengetahui adanya
berkebutuhan khusus. pelaksanaan kebijakan kartu identitas
2) Sarana Memadai anak tetap saja tidak dipatuhi selain itu
Teori efektivitas hukum yang hingga saat ini tidak ada sanksi ataupun
dikemukakan oleh Soerjono Seokanto teguran ataupun dampak merugikan yang
bahwa dalam memperoleh kepastian dan dirasakan oleh orang tua karena tidak
kecepatan penyelesaian perkara memiliki KIA, sebagai contoh
tergantung pada adanya fasilitas yang pendaftaran sekolah yang hingga saat ini
mendukung kegiatan pelaksanaan tidak ada aturan yang tegas dan pasti dari
kebijakan. Sarana atau fasilitas Dinas Pendidikan maupun pemerintah
merupakan faktor pendukung yang bahwa pendaftaran sekolah harus
berperan penting dalam menunjang menggunakan KIA padahal itu jelas
pelaksanaan kebijakan. Berdasarkan hasil menghambat pelaksanaan kebijakan yang
penelitian bahwa sarana secara fisik yang terdapat dalam Peraturan Menteri dalam
tersedia di Disdukcapil dianggap cukup Negeri No. 2 Tahun 2016.
memadai untuk pelaksanaan kebijakan 2) Pandemi Covid-19
KIA dengan tersedianya sarana dan Pandemi ini mengakibatkan
prasarana seperti, yakni: komputer 2, beberapa pemerintah menerapkan
Print 1, mesin cetak 1, dan blangko kebijakan Pembatasan Sosial Berskala
500/hari. Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap
Anggaran yang dialokasikan pembatasan aktivitas masyarakat, seperti
untuk pembuatan KIA dari pemerintah aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan,
pusat seperti penyediaan blangko. dan aktivitas sosial lainnya. Dengan
Sehingga tidak ada alokasi khusus yang berbagai upaya yang telah dilakukan
di berikan Disdukcapil Kabupaten pemerintah pusat dan daerah dengan
Jeneponto dalam pengadaan KIA. berbagai macam kebijakan yang telah
Anggaran yang tersedia 70 memadai. dikeluarkan dan dilakukan. Termasuk
Berdasarkan hal tersebut jelas menjadi protokol pencegahan penularan corona

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
74 ______________________________________Implementasi Kebijakan Kartu Identitas Anak, Megawati, dkk

virus disease 2019 (covid-19) di tempat 120.294 anak yang berhak


kerja sektor jasa dan perdagangan (area mendapatkan KIA pada akhir tahun
publik). 2021. Jumlah anak yang sudah
Adanya pandemi covid-19 mendapatkan KIA sebanyak 57.628
menghambat pencapaian kartu identitas atau 48,00%, sedangkan yang belum
anak, meski demikian dengan adanya memiliki KIA mencapai yakni 62.666
kebijakan pembatasan. Pelayanan atau 52,00% dari total 120.294 anak.
pembuat kartu identitas masih dilakukan 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
namun pencapaiannya belum maksimal pelaksanaan kebijakan KIA di
hal ini di karenakan pembatasan yang Kabupaten Jeneponto adalah:
dilakukan dan sekolah-sekolah di tutup a. Faktor Pendukung: 1) kegiatan
sehingga membuat pencapaian KIA sosialisasi dan jemput bola; 2)
belum maksimal. Faktor sarana dan prasarana.
Hal ini dapat dilihat dari pencapaian KIA b. Faktor penghambat: 1) kesadaran
hanya 48% sedangkan yang belum Masyarakat; 2) Pandemi Covid-19;
memperoleh KIA sebanyak 52%. dan 3) Faktor peraturan tentang
3) Peraturan KIA KIA,
Kartu identitas anak diatur dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2016 di dalam peraturan tersebut
mengatur mengenai persyaratan dan tata Buku
cara, spesifikasi blangko, fomulasi A. Ubaedillah. 2017. Pendidikan
kalimat dan penulisan kartu identitas kewerganegaraan (civic
anak. education): Pancasila,
Berdasarkan hasil penelitian demokrasi, HAM, dan
bahwa peraturan mengenai KIA tidak Masyarakat Madani. Cetakan
mencantumkan sanksi kepada ke-15. Jakarta Selatan: ICCE
masyarakat yang tidak memiliki Kartu UIN Syarif Hidayatullah.
identitas anak baik berupa sanksi Barda Nawawi Arief. 1998. Beberapa
administrasi ataupun bentuk sanksi Aspek Kebijakan Penegakan
lainnya. Selain itu, belum adanya Dan Pengembangan Hukum
peraturan tegas dan jelas yang mengatur Pidana. Bandung: Citra Aditya
mengenai KIA sebagai syarat pendaftaran Bakti.
sekolah. Buku Profil Kependudukan 2022
Kabupaten Jeneponto.
PENUTUP Cholisin. 2016. Ilmu kewarganegaraan
(Civics). Yogyakarta: Penerbit
Berdasarkan pembahasan dari Ombak
hasil penelitian mengenai Implementasi I Gede Arya B. Wiranata. 2005. “Hak
Kebijakan kartu identitas anak di Asasi (Anak) Dalam Realitas
Kabupaten Jeneponto, secara keseluruhan Quo Vadis” dalam Hak Asasi
dapat disimpulkan sebagai berikut: Manusia: Hakekat, Konsep, dan
1. Pelaksanaan Kebijakan Kartu Identitas Implikasi dalam Prespektif
Anak di Kabupaten Jeneponto sudah Hukum dan masyarakat).
sesuai dengan ketentuan Bandung: Penerbit Refika
Permendangri No. 2 Tahun 2016 Aditama.
tentang syarat dan prosedur, namun Imam Gunawan. 2013. Metode Penelitian
capaiannya belum mencapai target Kualitatif, Teori dan Praktik.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVIII Nomor 1, April 2023 (halaman 69 - 75) https://ojs.unm.ac.id 75

Cetakan Ke-1. Malang: PT https://ejournal.ipdn.ac.id/JMB/article/vi


Bumi Aksara. ew/2478
Knut D. Asplanud. 2010. Hukum Hak Ria Ratna Sari Pasaribu. 2018.
Asasi Manusia. Yogyakarta: Implementasi Kebijakan Dalam
Cetakan kedua.PUSHAM UII. Pelayanan Pembuatan Kartu
Moleong Lexy J. 2018. Metodologi Identitas Anak (Kia) di Dinas
Penelitian Kualitatif. Bandung. Kependudukan dan Pencatatan
PT Remaja Rosdakarya. Sipil Kota Batu. Jurnal Ilmu
Nurul Qomar. 2014. Hak Asasi Manusia Sosial dan Ilmu Politik.
dalam Negara Hukum https://publikasi.unitri.ac.id/index
Demokrasi. Jakarta Timur:Sinar .php/fisip/article/view/1598
Grafika
Syaruddin. 2019. Implementasi Peraturan Perundang-Undang
Kebijakan Publik. Cetakan ke-2. Konvensi Hak-Hak Anak
Bandung: Nusa Media. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013
tentang Perubahan atas Undang-
Jurnal Undang Nomor 23 Tahun 2006
Untung Sri Hardjanto. 2019. Kebijakan tentang Administrasi
Penerbitan Kartu Identitas Anak Kependudukan
di Kota Semarang. UU Nomor 17 Tahun 2016 tentang
Administrative Law and Penetapan Peraturan Pemerintah
Governance journal. Pengganti Undang-Undang
https;//ejournal2.undip.ac.id Nomor 1 Tahun 2016 Tentang
Rahmawati Sururama. 2021. Pelayanan Perubahan Kedua Atas Undang-
Administrasi Kartu Identitas Undang Nomor 23 Tahun 2002
Anak (KIA) Secara Online Di Tentang Perlindungan Anak
Dinas Kependudukan dan Menjadi Undang-Undang.
Pencatatan Sipil Kota Semarang Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
Jawa Tengah. Jurnal Media 2 Tahun 2016 tentang Kartu
Demokrasi. Identitas Anak

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai