id 69
Oleh:
Megawati1, Bakhtiar2, Muh. Sudirman3
1, 2, 3 Universitas Negeri Makassar
1megajpt123@gmail.com, 2bakhtiar@unm.ac.id, 3sudirman.sese@unm.ac.id
ABSTRACT: The research aims to find out: (1) Implementation of the Child Identity
Card (KIA) policy in Jeneponto Regency, (2) supporting factors and inhibiting factors in
the implementation of the child identity card policy in Jeneponto Regency. This research
is a qualitative research. The types and sources of data used in this research are primary
data sources and secondary data sources. Data collection techniques through
observation, interview and documentation techniques. The results showed: (1) The
implementation of the Child Identity Card (KIA) policy in Jeneponto Regency is in
accordance with the provisions of Permendangri No. 2 of 2016 concerning terms and
procedures, but its achievements have not reached the target of 120,294 children who are
entitled to KIA by the end of 2021. The number of children who have obtained KIA is
57,628 or 48.00%, while those who do not have KIA reach 62,666 or 52.00% of the total
120,294 children. (2) Factors influencing the implementation of the KIA policy in
Jeneponto Regency, namely supporting factors: (a) socialization and ball pick-up
activities, and (b) adequate facilities. The inhibiting factors: (a) low public awareness,
(b) the Covid-19 pandemic, (c) the absence of sanctions for children who do not have
KIA.
Kartu identitas anak yang menjadi dengan sederhana, mudah, cepat dan
simbol identitas bagi anak yang berumur tanpa di pungut biaya.
dari 0-17 tahun yang di atur dalam Penerbitan KIA ini tentunya
Peraturan Menteri Dalam Negeri memiliki tujuan agar dapat meningkatkan
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 pendataan, perlindungan, dan pelayanan
Tentang Kartu Identitas Anak (KIA). publik dan juga sebagai upaya
Kartu identitas anak adalah identitas memberikan perlindungan dan
resmi anak sebagai bukti diri anak yang pemenuhan hak konstitusional warga
berusia kurang dari 17 tahun dan belum negara. Berdasarkan hasil penelitian yang
menikah yang diterbitkan oleh dinas dilakukan di temukan bahwa masih
kependudukan dan pencatatan sipil banyak anak-anak di kabupaten
kabupaten/kota. Berdasarkan hasil Jeneponto yang belum memperoleh kartu
penelitian yang menjadi landasan identitas anak. Data yang di peroleh
pelaksanaan kebijakan kartu identitas menunjukan sebesar 52% atau 62.666
anak ini merujuk pada hal persyaratan, anak belum memperoleh KIA. Jumlah ini
tata cara dan kepemilikan kartu identitas lebih banyak dari yang sudah memiliki
anak sebagai berikut: KIA sebanyak 48% atau 57.628 anak dari
Syarat mendapatkan KIA ditentukan total keselurahan 120.294 anak.
berdasarkan
a. Jika anak usia 0-5 tahun 2. Faktor Pendukung dan
1) Fotocopy kutipan akta kelahiran Penghambat Pelaksanaan
dan menunjukan kutipan akta Kebijakan Kartu Identitas Anak di
kelahiran aslinya; Kabupaten Jeneponto
2) Kartu Keluarga (KK) asli orang tua/
wali; Untuk mengimplementasi
3) Kartu Tanda Penduduk (e-KTP) kebijakan secara efektif tentunya
asli kedua orang tua/ wali. dibutuhkan usaha kerja keras dan
b. Jika anak usia 5-17 tahun kurang satu konsistensi serta dukungan dan jaminan
hari syaratnya tetap sama namun untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut
dengan tambahan persyaratan berupa dengan baik, namun berdasarkan teori
Pas Foto berwarna anak ukuran 2x3 efektivitas hukum menurut Soerjono
sebanyak 2 (dua) lembar. Soekanto dapat mempengaruhi hukum
Tata cara memperoleh kartu berfungsi dalam masyarakat yaitu: a)
identitas anak sudah sesuai SOP. Adapun Kaidah Hukum, b) Penegakan Hukum, c)
tata cara yang di laksanakan Disdukcapil Sarana atau Fasilitas, dan d) Keadaan
Kabupaten Jeneponto ialah 1) Pemohon Masyarakat.
atau orang tua anak menyerahkan
persyaratan, 2) memberikan formulir a. Faktor Pendukung
untuk di isi pemohon, 3) kartu identitas Adapun faktor yang
anak dapat diberikan kepada pemohon mempengaruhi pelaksanaan kebijakan
atau orangtuanya di kantor dinas dan 4) kartu identitas anak di Kabupaten
Disdukcapil menerbitkan KIA dalam Jeneponto itu sendiri dapat melaksanakan
pelayanan keliling dengan cara jemput kebijakan KIA dengan maksimal. Berikut
bola di sekolah-sekolah, dan tempat ini faktor pendukung yang terjadi yaitu:
pelayanan lainnya agar cakupan 1) Kegiatan Sosialisasi dan Jemput Bola
kepemilikan KIA dapat maksimal. Proses Kegiatan jemput bola adalah salah
pembuatan kartu identitas anak dilakukan satu cara yang dilakukan Menteri Dalam
Negeri agar setiap anak dapat memiliki