Anda di halaman 1dari 10

DRAF

KERANGKA ACUAN KERJA


(KAK)

KEGIATAN:

PENYUSUNAN
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG
TENTANG
KABUPATEN LAYAK ANAK

PEKERJAAN:

PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK


RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG
TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK

KEGIATAN:
PENYUSUNAN RANCANGAN
PEMERINTAH KABUPATENPERATURAN
SEMARANG DAERAH
TENTANG PENANGGULANGAN
BADAN PERENCANAAN,PENELITIAN KEMISKINAN
DAN PENGEMBANGAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2018

PEKERJAAN:
PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN RAPERDA
TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PEMERINTAH KABUPATEN SEMARANG
BADAN PERENCANAAN,PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
TAHUN ANGGARAN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK )

PEKERJAAN PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK


RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG
TENTANG KABUPATEN LAYAK ANAK

1. Latar Belakang : Anak merupakan bagian dari masyarakat sekarang yang


tidak hanya menjadi obyek pembangunan, namun
seharusnya menjadi subyek yang berperan dalam
menentukan masa depannya.Masa depan anak adalah
masa pencarian jati diri,semua bentuk pencarian jadi diri
anak dalam masa tumbuh kembangnya akan bermuara
pada wajah bangsa dan peradapan manusia di masa
depan, karena itu anak seharusnya dilibatkan dalam
setiap tingkatan pengambilan keputusan, sebab setiap
keputusan yang diambil akan mempengaruhi kehidupan
mereka dan berimplikasi pada masa depannya.
Untuk memberikan ruang berpartisipasi pada anak,
harus ada dialog antara anak-anak dengan orang
dewasa terutama dengan pemerintah sebagai suatu
institusi yang dapat membuat suatu mekanisme dan
membuka akses agar dapat memberi kesempatan untuk
lebih mendengar suara mereka.Mekanisme tersebut
harus dikembangkan secara integral, menyeluruh dan
tepat agar anak-anak dapat terlindungi secara hukum
dalam mengembangkan kemampuan potensialnya.
Anak-anak berhak mendapat kesempatan hidup dalam
lingkungan yang sehat, serta berhak tahu dan mendapat
kesempatan berbicara tentang kondisinya.Pandangan
anak tersebut dipertimbangkan sesuai dengan usia dan
kematangannya. Namun berbagai persoalan ekonomi,
politik, sosial dan budaya tidak semua anak dapat
mengambil peran dalam menentukan masa depannya,
banyak anak-anak yang menjadi terekploitasi untuk
mengangkat ekonomi keluarga yang terpuruk.Bahkan
dalam lingkungan yang buruk anak-anak yang mudah
meniru dan dalam rangka mencari jadi diri sangat rawan
terjerumus dalam perilaku menyimpang sampai
narkoba, seks bebas, maupun miras.anak-anak yang
mendapat perlakuan salah seperti kekerasan,
penelantaran, dan eksploitasi akan mendapat trauma
fisik dan mental yang mempengaruhi pertumbuhan dan
kualitas kesejahteraannya.
Respon internasional terhadap berbagai persoalan anak
telah dituangkan dalam Konvensi Hak Anak ( KHA )
yang berisi kewajiban negara dalam pemenuhan hak
anak dan telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia
dengan Kepres No. 36 Tahun 1990.Kesepakatan
tersebut terus dikembangkan dalam rangka merespon

2
permasalahan kekerasan, traffiking, anak berhadapan
dengan hukum tetapi juga membangun wacana untuk
mewujudkan dunia yang layak bagi anak, dan tatanan
masyarakat yang layak anak.Tentu saja dengan tetap
berpedoman pada prinsip-prinsip yang terkandung
dalam Konvensi Hak Anak ( KHA) yaitu :
- Non diskriminatif yang, artinya semua hak yang
diakui dan terkandung dalam KHA harus
diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan
apapun.
- Yang terbaik bagi anak, artinya bahwa dalam
semua tindakan yang menyangkut anak maka apa
yang terbaik bagi anak haruslah menjadi
pertimbangan yang utama.
- Kelangsungan hidup dan perkembangan anak,
artinya bahwa hak hidup yang melekat pada diri
setiap anak harus diakui dan bahwa hak anak atas
kelangsungan hidup dan perkembangannya harus
dijamin.
- Penghargaan terhadap pendapat anak, artinya
bahwa pendaqpat anak, terutama jika menyangkut
hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya, perlu
diperhatikan dalam setiap pengambilan keputusan.
Dalam rangka implementasi Konvensi Hak Anak ( KHA)
dan amanat Kepres No. 36 Tahun 1990 maka perlu
adanya upaya percepatan pemenuhan Hak Anak di
Kabupaten Semarang, tentunya diperlukan adanya
suatu rumusan kebijakan guna mensinergikan
pemenuhan hak anak di kabupaten Semarang yang
diwujudkan dalam bentuk Peraturan Daerah tentang
Kabupaten Layak Anak .Dengan adanya Perda
Kabupaten Layak Anak diharapkan akan dapat
digunakan sebagai pedoman bersama dalam
menciptakan Kabupaten Semarang yang mempunyai
sistem pembangunan yang berbasis hak anak melalui
pengintegrasian komitment dan sumber daya
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang
terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan dalam
kebijakan program dan kegiatan untuk menjamin
terpenuhinya hak anak dan perlindungan anak.
Adapun agar perumusan kebijakan dalam Peraturan
Daerah tentang Kabupaten Layak Anak dapat
dirumuskan secara efektif dan tepat sasaran, dalam arti
mampu memenuhi 2 (dua) kriteria perumusan kebijakan
yang ideal, yaitu dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan sekaligus juga merepresentasikan kondisi
faktual dilapangan maka terlebih dahulu diperlukan
kajian naskah akademik sebagai satu langkah awal
untuk memperoleh referensi yang efektif dalam

3
menyusun Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah tentang Kabupaten Layak Anak
.
2. Maksud : Kajian Naskah Akademik Penyusunan Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang tentang
Kabupaten Layak Anak disusun dengan maksud agar
dalam pengaturan kebijakan daerah tentang upaya
percepatan pemenuhan hak anak yang dituangkan
dalam Rancangan Peraturan Daerah tentang
Kabupaten Layak Anak betul-betul dirumuskan
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Kabupaten Semarang dan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah sehingga
Rancangan Peraturan Daerah dimaksud dapat
digunakan sebagai solusi terhadap permasalahan
pemenuhan hak anak dan perlindungan anak.
Hal ini sesuai dengan pengertian Naskah Akademik
yang diatur dalam Pasal 1 Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Produk Hukum Daerah yaitu adalah naskah hasil
penelitian atau pengkajian hukum dan hasil penelitian
lainnya terhadap suatu masalah tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah mengenai
pengaturan masalah tersebut dalam rancangan perda
provinsi atau perda kabupaten/kota sebagai solusi
terhadap permasalahan dan kebutuhan hukum
masyarakat.

3. Tujuan : Tujuan penyusunan Kajian Naskah Akademik


Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten
Semarang tentang Kabupaten Layak Anak adalah:
a. Mencari formulasi bagaimana konsep rumusan
kebijakan daerah dalam rangka percepatan
pemenuhan hak anak dan perlindungan anak
berdasarkan hasil survey, studi komparasi dan atau
Forum Group Discussion (FGD);
b. Membangun komitmen bersama bahwa untuk
percepatan pemenuhan hak anak dan perlindungan
anak di Kabupaten Semarang selain harus ada
peningkatan komitmen pelaku pembangunan
diperlukan juga suatu pedoman berupa Peraturan
Daerah yang digunakan sebagai acuan bersama
oleh semua pihak terkait dalam melaksanakan
strategi dan program percepatan pemenuhan hak
anak dan perlindungan anak sehingga terjadi
keharmonisan antara pelaku, strategi dan program
yang akan dilakukan dalam rangka percepatan
pemenuhan hak anak dan perlindungan anak di
Kabupaten Semarang melalui pendekatan ekonomi,
sosial, budaya, politik, dan pendekatan partisipatif

4
dalam perumusan strategi dan kebijakan.

4. Sasaran : Sasaran yang ingin dicapai terkait penyusunan Kajian


Naskah Akademik Penyusunan Rancangan Peraturan
Daerah Kabupaten Semarang tentang Kabupaten Layak
Anak adalah:
a. Tersusunnya Kajian Naskah Akademik sebagai
pedoman dalam penyusunan Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
tentang Kabupaten Layak Anak;
b. Tersusunnya Naskah Akademik Rancangan
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang tentang
Kabupaten Layak Anak.

5. Lokasi Kegiatan : Seluruh wilayah administrasi Kabupaten Semarang,


yang terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan.

6. Sumber Pendanaan : APBD Kabupaten Semarang Tahun Anggaran 2018,


yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran
(DPA) PD Badan Perencanaan Penelitian
Pengembangan Daerah (Barenlitbangda) Kabupaten
Semarang No. 1217/2017 tanggal 6 Januari 2017.

7. Pagu Anggaran : Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah).


Pekerjaan
Konsultan

8. Nama dan : Kepala Bidang Keluarga Berencana Dinas


Organisasi Pejabat Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Pembuat Komitmen Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Semarang
(PPK) selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPKom)
Satuan Kerja: Dinas Pemberdayaan
Perempuan,Perlindungan anak dan Keluarga Berencana
(DP3AKB) Kabupaten Semarang.

9. Data Dasar : Kabupaten Semarang Secara administrasi letak


geografis Kabupaten Semarang dibatasi oleh:
- Utara : Kota Semarang.
- Selatan : Kabupaten Boyolali dan Magelang.
- Barat : Kabupaten Temanggung dan Kendal.
- Timur : Kabupaten Demak dan Grobogan.
- Kota Salatiga terletak di dalam wilayah Kabupaten
Semarang
Wilayah administratif Kabupaten Semarang terdiri dari
19 (sembilan belas) Kecamatan, 27 (dua puluh tujuh)
Kelurahan dan 208 (dua ratus delapan) Desa dengan
luas wilayah  95.020,67 hektar.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun 2016-
2021 terdapat misi Bupati Semarang yaitu mendorong
terciptanya partisipasi dan kemandirian masyarakat,

5
kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan
anak di semua bidang pembangunan.
10. Referensi Hukum : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
3. Undang – Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang – Undangan
4. UU No 35 tahun 2014 tentang perubagan UU no 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
5. UU No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
6. UU No 17 Tahun 2007 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 -
2025
7. UU No. 24 Tahun 2007 Penanggulangan Bencana
8. UU No. 26 Tahun 2007 Penataan Ruang
9. UU NO. 14 Tahun 2008 Keterrbukaan Informasi
Publik
10. UU No 40 Tahun 2008 Diskriminasi Ras dan Etnis
11. UU No 44 Tahun 2008 Pornografi
12. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005
tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4575);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4593);
15. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang – Undang Nomor
12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan
Perundang – Undangan;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun
2007 tentang Batas Daerah Kabupaten Semarang
Dengan Kabupaten Kendal Provinsi Jawa Tengah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun
2008 tentang Batas Daerah Kabupaten Semarang
Dengan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa
Tengah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun
2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Semarang
Dengan Kabupaten Grobogan Provinsi Jawa

6
Tengah;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun
2009 tentang Batas Daerah Kabupaten Semarang
Dengan Kabupaten Demak Provinsi Jawa Tengah;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun
2010 tentang Batas Daerah Kabupaten
Temanggung Dengan Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah;
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 42 Tahun
2010 tentang Tim Koordinasi Kabupaten Layak
Anak Provinsi Dan Kabupaten/Kota.
22. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun
2014 tentang Batas Daerah Kota Salatiga Dengan
Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah;
23. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 75 Tahun
2014 tentang Batas Daerah Kabupaten Semarang
Dengan Kabupaten Boyolali Provinsi Jawa Tengah;
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
25. Permen No 11 Tahun 2011 tentang Kebijakan
Kabupaten/Kota Layak Anak
26. Permen No 12 Tahun 2011 tentang Indikator
Kabupaten/Kota Layak Anak
27. Permen No 13 tahun 2011 tentang Panduan
Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak
28. Permen No 14 Tahun 2011 tentang Panduan
Evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak
29. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 15
Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Semarang Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2016 Nomor 15,
Tanggal 16 Agustus 2016).

11. Lingkup Kegiatan : Lingkup kegiatan adalah meliputi:


a. Menginventarisasi dan mengindentifikasi data
pemenuhan hak anak dari berbagai informasi tentang
kabupaten layak anak;
b. Mengolah dan melakukan analisis data dari sisi
ekonomi, sosial, budaya dan politik sebagai bahan
untuk merumuskan strategi dan Program Kabupaten
Layak Anak;
c. Merumuskan bahan penyusunan Kajian Naskah
Akademik tentang Penanggulangan Kabupaten
Layak Anak;
d. Menyusun Kajian Naskah Akademik dan Naskah
Akademik paling sedikit memuat pokok pikiran dan
materi muatan serta kerangka yang akan
dicapai/diatur dalam Raperda tentang
Penanggulangan Kabupaten Layak Anak.
12. Keluaran : Tersusunnya Kajian Naskah Akademik dan Naskah

7
Akademik Rancangan Peraturan Daerah tentang
Penanggulangan Kabupaten Layak Anak.

13. Jangka Waktu : Jangka waktu pelaksanaan kegiatan/pekerjaan


Penyelesaian penyusunan ini direncanakan selama 60 (enam puluh)
Kegiatan hari kalender.

14. Personil : Tenaga Ahli:


a. Team Leader Ahli Ilmu Sosial dan Politik, kualifikasi
lulusan minimal Sarjana S2, lulusan perguruan
tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi,
berpengalaman di bidangnya minimal selama 3
tahun;
b. Tenaga Ahli Ilmu Sosiologi, kualifikasi lulusan
minimal S1, lulusan perguruan tinggi negeri atau
swasta yang telah terakreditasi, berpengalaman di
bidangnya selama 2 tahun;
c. Tenaga Ahli Ilmu Administrasi Publik/Pemerintahan,
kualifikasi lulusan minimal S1 lulusan perguruan
tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi,
berpengalaman di bidangnya selama 2 tahun;
d. Tenaga Ahli Hukum, kualifikasi S1 lulusan
perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah
terakreditasi, berpengalaman di bidangnya selama
2 tahun.

Tenaga Pendukung:
a. Operator Komputer 1 orang;
b. Tenaga Adminstrasi 1 orang.

15. Program Kerja, : a. Konsultan Perencana harus segera menyusun


Tahapan dan program kerja, minimal meliputi:
Sistem 1).Jadwal kegiatan secara detail.
Pembahasan 2).Alokasi tenaga/personil yang lengkap (disiplin ilmu
Pelaksanaan dan keahliannya).
Kegiatan b. Tahapan pekerjaan mengacu pada lingkup kegiatan
yang telah diuraikan diatas
c. Pembahasan laporan dilaksanakan pada setiap
tahapan pekerjaan yang telah diselesaikan sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan, dengan
melibatkan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP)
guna memberikan saran dan masukan dalam rangka
penyempurnaan pekerjaan.
d. Pembahasan yang akan dilakukan minimal sebagai
berikut:
1). Tahap I
a). Merumuskan pemenuhan hak-hak anak di
Kabupaten Semarang;
b). Kajian/ studi literatur ;
c). Merumuskan metodologi;
d). Penyusunan dan pembahasan laporan

8
pendahuluan;
e). Penyempurnaan, penggandaan dan
penyerahan Laporan Pendahuluan.
2). Tahap II
a). Koreksi dan evaluasi draf Kajian Naskah
Akademis ;
b). Penyusunan dan pembahasan Laporan
Antara;
c). Penyempurnaan, penggandaan dan
penyerahan Laporan Antara.
3). Tahap III
Penyusunan dan pembahasan Laporan Akhir
Kajian Naskah Akademik dan Naskah Akademik
Rancangan Peraturan Daerah tentang
Kabupaten Layak Anak.
4). Tahap IV
a). Penyempurnaan Laporan Akhir;
b). Penggandaan dan Penyerahan Laporan Akhir
dan softcopy hasil pekerjaan.

16. Pelaporan : Pelaporan mengacu tahapan dan pembahasan, yaitu:


a. Laporan Pendahuluan sebanyak 10 (sepuluh) buku
dengan ukuran A4, memuat minimal pokok pikiran
dan materi muatan yang akan diatur dalam
Rancangan Peraturan Daerah ;
b. Laporan Antara sebanyak 10 (sepuluh) buku dengan
ukuran A4, memuat hasil kajian literatur tentang
ketentuan perundangan serta norma, standar,
pedoman dan kriteria (NSPK) teknis yang berlaku;
c. Laporan Akhir sebanyak 10 (sepuluh) buku dengan
ukuran A4, yang memuat hasil pelaksanaan
pekerjaan berupa Kajian Naskah Akademik dan
Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah
tentang Kabupaten Layak Anak.

17. Tanggung Jawab : Konsultan Perencana bertanggung jawab secara


Perencanaan profesional atas jasa perencanaan yang dilakukan
sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.
Secara umum tanggung jawab konsultan adalah
sebagai berikut:
a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus
memenuhi peraturan, pedoman dan persyaratan
standar hasil karya perencanaan yang berlaku.
b. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah
mengakomodasi batasan-batasan yang telah
diberikan oleh Pihak Pengguna Anggaran, termasuk
melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, seperti dari
segi pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan
dan mutu yang akan diwujudkan.

9
18. Kepemilikan data : Semua bentuk data, dokumen Kajian Naskah Akademik
dan Hasil Kegiatan (NA) dan Naskah Akademik Rancangan Peraturan
Daerah (Raperda) dan softcopy yang dipergunakan
selama pekerjaan menjadi hak milik pemberi pekerjaan
(Barenlitbangda Kabupaten Semarang).

19. Produksi dalam : Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan


Negeri Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini harus dilakukan di
dalam wilayah Negara Republik Indonesia.

20. Lain-lain : a. Setelah Kerangka Acuan Kerja ini diterima maka


konsultan hendaknya memeriksa semua substansi
yang ada, selanjutnya berdasarkan bahan-bahan
tersebut konsultan agar segera menyusun program
kerja.
b. Dalam hal sewaktu-waktu diperlukan informasi dapat
mengundang Tim Leader dan atau Tenaga Ahli, tidak
mewakilkan dalam rangka monitoring dan evaluasi
serta pemaparan hasil pekerjaan.

21. Penutup : Hal-hal lain yang belum diatur dalam KAK ini, akan
diatur kemudian dalam adendum KAK untuk
disesuaikan dengan perkembangan yang ada dan hasil
diskusi.

Ungaran, Juli 2018


Kepala Barenlitbangda Kabupaten Semarang
selaku Pengguna Anggaran,

Ir. ANANG DWINANTA, MM.


Pembina Utama Muda
NIP. 196510221991021002

10

Anda mungkin juga menyukai