1. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan
Anak menegaskan bahwa Negara menjamin perlindungan terhadap
hak anak yang merupakan Hak Asasi Manusia. Dalam
perkembangannya Negara, Pemerintah dan Pemerintah Daerah telah
melakukan berbagai upaya untuk memberikan perlindungan
terhadap anak dari kekerasan dan diskriminasi namun masih
banyak ditemukan kasus-ksus pelanggaran terhadap hak anak.
Anak sebagai generasi penerus bangsa sudah selayaknya
mendapat perlindungan untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan mendapatkan kesejahteraanny, baik rohani, jasmai maupun
sosial. Isu perlindungan terhadap anak dan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kehidupan anak pada saat dewasa ini menjadi
penting dengan tingginya angka kekerasan terhadap anak. Tingginya
angka kekerasan terhadap anak sangat memprihatinkan. Bagi
korban, dampaknya berpengaruh terhadap kesehatan mental, fisik
dan prestasi anak di sekolah, bahkan hingga bunuh diri. Hal ini
perlu perhatian serius.
Kekerasan yang muncul terhadap anak, saat ini sangat
beragam. Mulai benturan benda keras pada seluruh bagian tubuh
anak, kekerasan seksual dan kekerasan psikis. Kekerasan ini tidak
hanya berakibat sakit yang bersipat temporal saja, melainkan juga
ada kekerasan yang bisa menimbulkan kecacatan fisik dan trauma
mental yang dapat berdampak negatif secara permanen. Apapun
bentuk kekerasan yang terjadi pada anak, diduga dapat berdampak
terhadap perilakunya. Karena anak tidak hanya menerima
kekerasan saja, tetapi yang jauh lebih berbahaya adalah anak
Kerangka Acuan Kerja pembentukan dan pembekalan PATBM dan workshop perlindungan khusus anak
pada kader
DPPKBPPPA KABUPATEN GARUT
membentuk karakter dirinya yang pada saat usia berikutnya
menjadi individu yang agresif dan dapat berbahaya terhadap dirinya
sendiri maupun terhadap orang lain. Inilah yang sangat
dikhawatirkan, kekerasan akan tumbuh dan berkembang terus
menerus, bahkan bisa meluas, jika tidak segera diatasi.
Lahirnya Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang
Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) menjadi kekuatan baru
untuk memberantas kejahatan seksual. Tujuan dari UU TPKS
adalah pencegahan dan mewujudkan lingkungan tanpa TPKS,
penanganan, perlindungan, pemulihan korban, penegakan hukum,
serta rehabilitasi pelaku, menjam,in ketidak berulangannya
kekerasan seksual. Selanjutnya berbagai regulasi baik dalam bentuk
undangf-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden,
peraturan menteri, peraturan daerah yang melahirkan
kebijakan/program Pemerintah, Pemerintah Daerah dalam
mewujudkan perlindungan anak.
Kerangka Acuan Kerja pembentukan dan pembekalan PATBM dan workshop perlindungan khusus anak
pada kader
DPPKBPPPA KABUPATEN GARUT
media yang ada seperti leaflet, spidol, poster dan kertas post it
dalam perlindungan khusus anak.
4. Menyusun hasil rekomendasi pelaksanaan kegiatan perlindungan
anak di lingkungan keluarga dan masyarakat.
3. DASAR HUKUM
Dasar hukum pelaksanaan workshop perlindungan dan pencegahan
kekerasan terhadap anak di satuan Pendidikan ini adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak;
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana
Kekerasan Seksual;;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 16 Tahun 2013 tentang
Perlindungan Perempuan dan Anak dari Kekerasan
5. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 5 Tahun 2023 Tentang
Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak;
6. Peraturan Bupati Kabupaten Garut nomor 223 Tahun 2022 tentang
Penjabaran Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Garut
Tahun Anggaran 2023.
4. NAMA ORGANISASI
Nama dan organisasi pengguna jasa dalam kegiatan orientasi
pencegahan dan percepatan penurunan stunting dengan
meningkatkan kesertaan ber-KB adalah :
a. Instansi : Pemkab Garut
b. SKPD : DPPKBPPPA Kab. Garut
c. PPK : Kepala Bidang Perlindungan Anak
Kerangka Acuan Kerja pembentukan dan pembekalan PATBM dan workshop perlindungan khusus anak
pada kader
DPPKBPPPA KABUPATEN GARUT
6. RUANG LINGKUP PEKERJAAN
Ruang lingkup dalam pekerjaan ini meliputi: lingkup kegiatan, dan
fasilitas kegiatan sebagai berikut:
1. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan berupa
Pembentukan & pembekalan patbm di lingkungan keluarga
dan masyarakat yang dilaksanakan di 5 kecamatan.
Workshop perlindungan khusus anak, pada kader yang
dilaksanakan di 4 kecamatan
2. FASILITAS KEGIATAN
Fasilitas kegiatan yang disediakan oleh penyelenggara dalam
pembentukan & pembekalan patbm dan workshop perlindungan
khusus anak, pada kader adalah narasumber, uang saku serta
makanan dan minuman
Kerangka Acuan Kerja pembentukan dan pembekalan PATBM dan workshop perlindungan khusus anak
pada kader
DPPKBPPPA KABUPATEN GARUT
Anak)
9. PESERTA
Peserta pembentukan & pembekalan patbm dan workshop
perlindungan khusus anak pada kader terdiri dari :
Keluarga, masyarakat,tokoh agama, tokoh masyarakat,tokoh
pemuda, petugas lapangan KB, kader.
11. PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini disusun sebagai
pedoman untuk melaksanakan kegiatan pembentukan & pembekalan
patbm dan workshop perlindungan khusus anak pada kader pada
Dinas PPKBPPPA Kabupaten Garut dengan harapan akan mampu
memberikan kontribusi terhadap perlindungan dan pencegahan
kekerasan terhadap anak di lingkungan keluarga dan masyarakat dan
meningkatkan komitmen seluruh pihak sehingga program
perlindungan dan pencegahan kekerasan terhadap anak di
Kerangka Acuan Kerja pembentukan dan pembekalan PATBM dan workshop perlindungan khusus anak
pada kader
DPPKBPPPA KABUPATEN GARUT
Kabupaten Garut dapat terlaksana secara optimal dan sesuai target
yang diharapkan.
Kerangka Acuan Kerja pembentukan dan pembekalan PATBM dan workshop perlindungan khusus anak
pada kader