Anda di halaman 1dari 24

PENGUATAN KELEMBAGAAAN

DALAM UPAYA
MEWUJUDKAN MAGELANG
SEBAGAI KOTA LAYAK ANAK

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA MAGELANG


11 Pebruari 2013

1
DASAR HUKUM KLA
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota;
6. Keputusan Presiden Nomor 36 tahun 1990 tentang Pengesahan Convention on the
Rights of the Child (Konvensi tentang Hak-Hak Anak);
7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor
11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/Kota Layak Anak;
8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 13 Tahun 2011 tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak

2
FILOSOFI PERLINDUNGAN
ANAK :
Segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hak-haknya agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusia-
an serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi
Fokus Sasaran :

 Anak yang berusia sampai dengan 18 tahun;


 Anak yang berkebutuhan khusus (Cacat dan anak
berkelainan/memiliki keunggulan/autis/jenius);
 Anak yang memerlukan perlindungan khusus (anak
terlantar, anak jalanan, anak yang berhadapan dengan
hukum, anak dalam situasi bencana/daruat, anak dalam
situasi konflik bersenjata, anak dari kelompok
minoritas, anak korban kekerasan, anak korban
penyalahgunaan napza, dan anak korban diskriminasi).
MASALAH YG DIHADAPI :
- Pendidikan  pra sekolah, SD-SLTA, di lingkungan keluarga, di masyarakat, di panti, di
lapas, dll
- Kesehatan dan gizi:  kematian bayi dan balita, gizi kurang dan buruk, penyakit, dll
- Anak berhadapan dengan hukum:  apakah di lapas terpenuhi hak-haknya (pendidikan,
kesehatan, dll)
- Kekerasan terhadap anak:  KDRT, bullying (di sekolah, peer group)
- Masalah sosial anak  anak jalanan, pekerja anak, eksploitasi (seksual dan ekonomi), dll
- Belum semua anak memiliki akta kelahiran
- Banyak informasi yang tidak layak dikonsumsi anak cetak, elektronik – on-line game, dll
- Anak berkebutuhan khusus (genius, terbelakang)  apakah sudah terpenuhi hak-haknya
(pendidikan, kesehatan, fasum), dll
- Penanaman nilai-nilai luhur mulai pudar  national character building
- Partisipasi anak masih rendah  terbatasnya wadah anak untuk menyampaikan pendapat
(Forum Anak), pemanfaatan waktu luang, kegiatan seni budaya (sanggar), dll
- Infrastruktur  rute aman ke sekolah, taman kota, TPA di perkantoran, ruang menyusui di
perkantoran dan mal, sekolah/RS ramah anak, lapas anak, sekolah untuk ABK, dll
- Payung kebijakan anak (terutama di daerah), lembaga (di daerah) yang
menangani/mengkoordinasikan pembangunan anak, anggaran untuk anak, dll
MENGAPA PERLU KLA ……???
KOTA LAYAK ANAK (KLA) :

Sistem pembangunan satu wilayah


administrasi  mengintegrasikan
komitmen dan sumberdaya
pemerintah, masyarakat dan dunia
usaha  terencana, secara
menyeluruh dan berkelanjutan
dalam program dan kegiatan
pemenuhan hak anak
TUJUAN
KABUPATEN/KOTA LAYAK ANAK (KLA)

Membangun inisiatif Pemerintahan Kabupaten /


Kota pada upaya transformasi Konvensi Hak-
hak Anak (Convention on the Rights of the
Child) dari kerangka hukum ke dalam definisi,
strategi, dan intervensi pembangunan

Kebijakan dan program kegiatan


pembangunan untuk pemenuhan hak-hak
anak  di wilayah Kabupaten/Kota.
STAKEHOLDERS YANG BERPERAN
DALAM MEWUJUDKAN KLA

1. Lembaga Legislatif
2. Lembaga Yudikatif
3. Pemerintah
 Pusat/Nasional
 Provinsi
 Kabupaten/Kota
 Kecamatan
 Desa/Kelurahan
4. Dunia usaha
5. Akademisi
6. Masyarakat
 Individu: Anak & Orang Dewasa
 Keluarga
BAGAIMANA
mengembangkan KLA?
• Top-down
Nasional/pusat provinsikab/kota

• Bottom-up
Gerakan masyarakat  Individu&keluarga
RT/RW  desa/kelurahan  kecamatan
kab/kota

• Kombinasi bottom-up dan top-down

10
Langkah Pengembangan Pelaporan

Tahap 7 KLA Pemantauan & Evaluasi

Tahap 6

Tahap 5 Mobilisasi Sumber Daya

Tahap 4
Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Tahap 3
Pengumpulan Data Basis

Tahap 2
Pembentukan Gugus Tugas

Tahap 1
Komitmen
11
TAHAPAN PENGEMBANGAN
“KLA”

K Kab/
Anak L
R
T/
R
Desa
/Kel.
Kec
Kota
Prov IND DUNIA
G W

12
AMANAT PERMEN PP PA NO. 13 Tahun 2011
tentang Panduan Pengembangan Kabupaten/Kota
Layak Anak

GUGUS TUGAS

• Ketua :
BAPPEDA Prov dan Kab/kota

• Wakil Ketua :
Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Perlindungan
Anak Atau Unit Yang Sejenis (di Provinsi dan
Kab/kota)
Permen PP dan PA No. 13 Tahun 2010
tentang Pedoman Pengembangan
Kabupaten/Kota Layak Anak di
Tingkat Provinsi
Konsep Dasar KLA

Tahap Pengembangan

MENGATUR TENTANG :
Indikator KLA

Peran Provinsi

Gugus
Tugas KLA
Tugas GUGUS TUGAS KLA :
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan pengembangan KLA;
b. Menyusun mekanisme kerja;
c. Melakukan pertemuan atau rapat koordinasi dengan anggota Gugus Tugas dan/atau
lainnya atau dgn SKPD secara berkala dan insidentil;
d. Melakukan desiminasi informasi tentang KLA secara berkelanjutan dan
berkesinambungan;
e. Menentukan fokus utama kegiatan dalam mewujudkan KLA, sesuai dgn masalah
utama, kebutuhan dan sumber daya yg tersedia;
f. Menyiapkan dan mengusulkan peraturan-peraturan lainnya terkait dgn kebijakan
KLA; dan
g. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pelaporan scr periodik melibatkan kelompok
anak.
PENGUATAN KELEMBAGAAN
a. Adanya peraturan perundang-undangan dan kebijakan untuk
pemenuhan hak anak;
b. Persentase anggaran untuk pemenuhan hak anak, termasuk anggaran
untuk penguatan kelembagaan;
c. Jumlah peraturan perundang-undangan, kebijakan, program dan
kegiatan yang mendapatkan masukan dari Forum Anak dan kelompok
anak lainnya;
d. Tersedia sumber daya manusia (SDM) terlatih KHA dan mampu
menerapkan hak anak ke dalam kebijakan, program dan kegiatan;
e. Tersedia data anak terpilah menurut jenis kelamin, umur, dan
kecamatan;
f. Keterlibatan lembaga masyarakat dalam pemenuhan hak anak; dan
g. Keterlibatan dunia usaha dalam pemenuhan hak anak.
INDIKATOR KLA

1. Hak sipil dan kebebasan;


2. Lingkungan keluarga dan pengasuhan
alternatif;
3. Kesehatan dasar dan kesejahteraan;
4. Pendidikan, pemanfaatan waktu luang
dan kegiatan budaya;
5. Perlindungan khusus
APA YANG HARUS DILAKUKAN
GUGUS TUGAS……….?
LANGKAH – LANGKAH GUGUS TUGAS :

 KOORDINASI PENGEMBANGAN KLA


 MENYUSUN MEKANISME KERJA;
 MELAKUKAN DESIMINASI DAN ADVOKASI KLA;
 MENENTUKAN PRIORITAS UTAMA DLM
MEWUJUDKAN KLA
 MELAKUKAN MONEV DAN PELAPORAN
RENCANA TAHUN 2013

1. Menyusun SK Gugus Tugas KLA Kota


Magelang;
2. Menyusun RAD KLA;
3. Mengkoordinasikan Pengembangan KLA
4. Menyusun Mekanisme Kerja;
5. Melakukan Desiminasi dan Advokasi KLA;
6. Menentukan Fokus dan Prioritas Utama Dlm
Mewujudkan KLA
7. Melakukan Monev dan Pelaporan
TINDAK LANJUT
 Mengoptimalkan peran BAPPEDA untuk
mensinergikan program/kegiatan
pengembangan KLA;
 Mendorong SKPD pemangku kepentingan
anak untuk mendukung pelaksanaan
perlindungan anak;
 Menterpadukan pelaksanaan perlindungan
anak yang terimplementasi dalam
penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD)
PERMASALAHAN
1. Masih perlunya peningkatan dan optimalisasi
komitmen pimpinan daerah (pengambil kebijakan)
dalam mempercepat pemenuhan hak dan
perlindungan anak;
2. Belum optimalnya terbangun jalinan kemitraan dan
jaringan kerjasama lintas pelaku (eksekutif, legislatif,
yudikatif, NGO, dunia usaha, kelompok masyarakat
dan perguruan tinggi);
3. Kurangnya baseline data yang digunakan untuk
perencanaan, penyusunan program, pemantauan dan
evaluasi;
4. Ketersediaan infrastruktur sarana/prasarana tumbuh
kembang anak belum memadai
HARAPAN
1. Sinergitas dan harmonisasi Program/Kegiatan
yang mendukung KLA, lintas sektor, lintas pelaku
(eksekutif, legislatif, yudikatif, NGO, dunia usaha,
kelompok masyarakat dan perguruan tinggi), lintas
Provinsi dan lintas Kab./Kota guna mewujudkan
pembangunan perlindungan anak yang
berkelanjutan.
2. Dukungan komitmen bersama antara pemerintah
(Provinsi dan Kab./Kota), dunia usaha dan masy. di
Kab./Kota guna mewujudkan pembangunan yg
peduli terhadap kebutuhan anak.
TERIMA KASIH

Anak adalah bagian dari masa kini dan pemilik masa depan …
Lindungi mereka dan penuhi hak-haknya…

Anda mungkin juga menyukai