Anda di halaman 1dari 27

DISAMPAIKAN DALAM

DISKUSI PENGEMBANGAN KOTA LAYAK ANAK


DI KOTA MAGELANG
11 PEBRUARI 2013

1
THE GREATEST LOVE OF ALL

I BELIEVE THE CHILDREN ARE OUR FUTURE


TEACH THEM WELL AND LET THEM LEAD THE
WAY
SHOW THEM THE BEAUTY THEY POSSES
INSIDE
GIVE THEM A SENSE OF PRIDE TO MAKE
IT EASIER
LET THE CHILDREN'S LAUGHTER REMIND
US HOW WE USED TO BE

2
BANGSA YANG PRIORITAS PADA
VISIONER PEMBANGUNAN
ANAK

3
Di masa
datang
Holistik ,
Selama Integratif,
ini Berkelanjutan
Parsial,
Segmentatif,
Sektoral
4
Eksistensi dan Ketahanan
Kemajuan Bangsa Nasional

Tabungan Nasional
Investasi Fisik
dan Sosial
Pendapatan
Investasi Nasional
National
Investasi SDM

Produktifitas
SDM berkualitas Produktifitas
Nasional dan
Inovasi dan Daya saing
Anak berkualitas Kreatifitas

Tumbuh Kembang dan


Perlindungan Anak
5
5 KLUSTER HAK ANAK
(Konvensi Hak Anak)
1. Hak Sipil dan Kebebasan
2. Lingkungan Keluarga dan
Pengasuhan Alternatif
3. Kesehatan Dasar dan
Kesejahteraan
4. Pendidikan, Pemanfaatan
Waktu Luang dan Kegiatan
Seni Budaya
5. Perlindungan Khusus

6
ANAK MEMPUNYAI HAK (31)
UNTUK:
1.bermain
2.berkreasi
3.berpartisipasi
4.berhubungan dengan orang tua bila terpisahkan
5.bebas beragama
6.bebas berkumpul
7.bebas berserikat
8.hidup dengan orang tua
9.kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang

UNTUK MENDAPATKAN
10. nama
11. identitas
12. kewarganegaraan
13. pendidikan
14. informasi
15. standar keshatan paling tinggi
16. standar hidup yang layak

7
ANAK MEMPUNYAI HAK (31)
UNTUK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN
17.Pribadi
18.dari tindakan / penangkapan sewenang-wenang
19.dari perampasan kebebasan
20.dari perlakuan kejam, hukuman dan perlakuan tidak manusiawi
21.dari siksaan fisik dan non fisik
22.dari penculikan, penjualan dan perdagangan atau trafiking
23.dari eksploitasi seksual dan kegunaan seksual
24.dari eksploitasi / penyalahgunaan obat-obatan
25.dari eksploitasi sebagai pekerja anak
26.dari eksploitasi sebagai kelompok minoritas / kelompok adat
terpencil
27.dari pemandangan atau keadaan yg menurut sifatnya belum
layak untuk dilihat anak
28.khusus dalam situasi genting / darurat
29.khusus sebagai pengungsi / orang yg terusir / tergusur
30.khusus jika mengalami konflik hukum
31.khusus dalam konflik bersenjata atau konflik sosial

(disarikan dari UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)

8
- Pendidikan: pra sekolah, SD-SLTA, di lingkungan keluarga, di masyarakat, di panti, di
lapas, dll
- Kesehatan dan gizi: kematian bayi dan balita, gizi kurang dan buruk, penyakit, dll
- Anak berhadapan dengan hukum: apakah di lapas terpenuhi hak-haknya (pendidikan,
kesehatan, dll)
- Kekerasan terhadap anak: KDRT, bullying (di sekolah, peer group)
- Masalah sosial anak: anak jalanan, pekerja anak, eksploitasi (seksual dan ekonomi), dll
- Belum semua anak memiliki akta kelahiran
- Banyak informasi yang tidak layak dikonsumsi anak (cetak, elektronik – on-line game),
dll
- Anak berkebutuhan khusus (genius, terbelakang): apakah sudah terpenuhi hak-haknya
(pendidikan, kesehatan, fasum), dll
- Penanaman nilai-nilai luhur mulai pudar: national character building
- Partisipasi anak masih rendah: terbatasnya wadah anak untuk menyampaikan pendapat
(Forum Anak), pemanfaatan waktu luang, kegiatan seni budaya (sanggar), dll
- Infrastruktur : rute aman ke sekolah, taman kota, TPA di perkantoran, ruang menyusui
di perkantoran dan mal, sekolah/RS ramah anak, lapas anak, sekolah untuk ABK, dll
- Payung kebijakan anak (terutama di daerah), lembaga (di daerah) yang
menangani/mengkoordinasikan pembangunan anak, anggaran untuk anak, dll

9
1 APA ?

2 MENGAPA ?

3 DIMANA ?

4 KAPAN ?

5 SIAPA melakukan apa?

BAGAIMANA ?
6

10
1.
APA?
KLA adalah
sistem pembangunan kabupaten/kota yang
mengintegrasikan komitmen dan sumber daya
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha yang
terencana secara menyeluruh dan berkelanjutan
dalam kebijakan, program dan kegiatan untuk
pemenuhan hak-hak anak.

11
TUJUAN
Untuk membangun inisiatif pemerintahan
kabupaten/kota yang mengarah pada upaya
transformasi Konvensi Hak-hak Anak
(Convention on the Rights of the Child) dari
kerangka hukum ke dalam definisi, strategi,
dan intervensi pembangunan, dalam
bentuk: kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan, dalam upaya pemenuhan
hak-hak anak, pada suatu dimensi wilayah
kabupaten/kota.

12
 non diskriminasi
 kepentingan yang terbaik untuk anak
 hak untuk hidup, kelangsungan hidup
dan perkembangan
 penghargaan terhadap pendapat
anak

13
PENGARUSUTAMAAN HAK ANAK
pengintegrasian hak-hak anak ke dalam
setiap proses penyusunan:

kebijakan, program dan kegiatan


pembangunan
setiap tahapan pembangunan: perencanaan
dan penganggaran; pelaksanaan; pemantauan;
dan evaluasi
di setiap tingkatan wilayah:

nasional, provinsi, dan kabupaten/kota

14
RUANG LINGKUP
meliputi seluruh bidang pembangunan
 Tumbuh Kembang Anak
 Perlindungan Anak

Diimplementasikan di kabupaten/kota

PEMENUHAN HAK ANAK

15
LANDASAN HUKUM
Internasional
 World Fit For Children
 Konvensi Hak Anak
 Millennium Development Goals (MDGs)
 dll

Nasional
 Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28b dan 28c
 UU 23/2002 tentang Perlindungan Anak
 UU 17/2007 ttg RPJPN 2005-2025
 Inpres 01/2010 ttg Program Prioritas Pembangunan Nasional
 Peraturan Presiden 5/2010 ttg RPJMN 2010-2014
 Program Nasional Bagi Anak Indonesia (PNBAI) 2015
 Peraturan Menneg PP 2 /2009 ttg Kebijakan KLA
 dll
16
2.
MENGAPA?
 Anak 1/3 dari total penduduk.
 Anak merupakan investasi SDM:
 harus tumbuh dan berkembang secara
optimal dan terlindungi.
 Pembangunan selama ini masih parsial dan
segmentatif, belum peduli/ramah anak:
 ke depan: harus holistik dan integratif.
 dll

17
3.
BAGAIMANA?
Dimulai dari tingkatan paling bawah, atau dapat juga melalui
fasilitasi dan dorongan dari pusat
• Dari individu
• Dari keluarga
• Dari RT/RW
• Dari desa/kelurahan
• Dari kecamatan
• Inisiatif kab/kota ybs
 terealisasi di kab/kota

 Pemerintah nasional/pusat melakukan “sample” di beberapa prov atau di seluruh prov


 Prov melakukan “sample” di beberapa kab/kota atau di seluruh kab/kota
 Inisiatif kab/kota ybs
 terealisasi di kab/kota

18
4.
KAPAN?
 2006: rancangan kebijakan KLA diinisiasi oleh KPP
 2006: model KLA di 5 kab/kota
 2007: perluasan model KLA di 10 kab/kota
 dst...
 2009: Kebijakan KLA (Peraturan Meneg PP No. 2/2009)
 2010: KLA di 20 kab/kota (target)
- Pedoman Pengembangan KLA Tingkat Provinsi (Peraturan Meneg
PP&PA No. 13/2010) – UKP4
- Petunjuk Teknis KLA di Desa/Kelurahan (Peraturan Meneg PP&PA
No. 14/2010) – UKP4
 2014: KLA di 100 kab/kota (target)

19
5. SIAPA
BERPERAN?
• Lembaga Legislatif: nasional dan daerah
• Lembaga Yudikatif: nasional dan daerah
• Pemerintah
- pusat/nasional
- provinsi
- kabupaten/kota  batas terendah desentralisasi
- kecamatan
- desa/kelurahan
• Dunia usaha
• Akademisi
• Masyarakat
- individu: anak dan orang dewasa
- keluarga
20
6.
CARANYA?
• Top-down
Nasional/pusat provinsikab/kota

• Bottom-up
Gerakan masyarakat  Individu&keluarga
RT/RW  desa/kelurahan  kecamatan
kab/kota

• Kombinasi bottom-up dan top-down

21
Pelaporan

Tahap 7 Pemantauan & Evaluasi

Tahap 6

Tahap 5 Mobilisasi Sumber Daya

Tahap 4
Penyusunan Rencana Aksi Daerah

Tahap 3
Pengumpulan Data Basis

Tahap 2
Pembentukan Gugus Tugas

Tahap 1
Komitmen

22
K Kab/
Anak L
R
T/
R
Desa
/Kel.
Kec
Kota
Prov IND DUNIA
G W

23
Dunia Layak Anak (World Fit for
Children)

Indonesia Layak Anak (IDOLA)

Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA)


TUMBUH KEMBANG ANAK PERLINDUNGAN ANAK

Pendidikan Kesehatan Partisipasi Lingkungan ABH MSA ABK KTA PHS

5 KLUSTER HAK ANAK

oleh Masyarakat oleh Dunia Usaha

oleh Lembaga Legislatif oleh Lembaga Yudikatif

oleh Pemerintah:

K/L, SKPD Prov, SKPD Kab/Kota


ABH:anak berhadapan hukum
MSA: masalah sosial anak
ABK: anak berkebutuhan khusus
KELUARGA KTA: kekerasan terhadap anak
PHS: pemenuhan hak sipil

ANAK
24
1. PERENCANAAN : output dalam bentuk
RAD; terintegrasi ke dalam dokumen
perencanaan daerah (RPJMD dan/atau
RKPD); dalam prosesnya melibatkan
partisipasi anak (misal: melalui
musrenbang)  koordinator:Bappeda
2. PENGANGGARAN: pastikan semua rencana
dalam RAD memperoleh alokasi anggaran
 peran legislatif: koordinator:Bappeda
3. PELAKSANAAN: RAD tidak hanya
dilaksanakan oleh SKPD, tetapi juga dunia
usaha dan masyarakat 25
4. PEMANTAUAN: pelaksanaan RAD dipantau secara berkala
5. EVAUASI: pelaksanaan RAD dievaluasi setiap akhir tahun;
oleh pihak independen
6. PELAPORAN: hasil pelaksanaan RAD dilaporkan ke pimpinan
(dari GT Walikota/Bupati  Gubernur  Menteri PP dan
PA dan Mendagri) koordinator: Badan/ Kantor/Unit PP
dan PA

26
www.KLA.org

27

Anda mungkin juga menyukai