IRHAM
NIM : 13.1
DISUSUN OLEH :
LISRAWATI
NIM : 13.13.1112
HALAMAN PERSETUJUAN
Mengetahui,
Direktur Akper Pemkab Muna
ii
DEWAN PENGUJI
1. Asmalia, S.K ep.,Ns., M.Kes
(................................ )
p.,Ns., M.Kep
2. Santhy, S.Ke
(...........
..................... )
(...........
..................... )
da Akademi
iii
ABSTRAK
Latar Belakang, berdasarkan hasil medical record di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai I
Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung periode Januari sampai dengan Desember
2015, pasien dengan Marasmus tidak terdapat dalam kategori 10 penyakit terbesar, namun
menempati urutan kelima belas dengan jumlah penderita 9 orang (0,65%) tetapi sangat
memprihatinkan sehingga memerlukan penanganan yang serius.
Tujuan, dari Karya Tulis Ilmiah ini untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas dan
pengalaman secara nyata dalam melakukan asuhan keperawatan kepada anak dengan Marasmus
secara komprehensif mencakup bio, psiko, social dan spiritual berdasarkan ilmu & kiat
keperawatan.
Metode, yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang berbentuk studi kasus dengan
berdasarkan pendekatan suatu proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Hasil, setelah 4 hari di laksanakan tindakan keperawatan di mulai dari tanggal 01 sampai dengan
04 Maret 2016, dari hasil pengkajian didapatkan ada 8 diagnosa keperawatan yaitu kekurangan
volume cairan, perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan dan
perkembangan, intoleransi aktivitas, defisit perawatan diri, kecemasan keluarga, resiko kerusakan
integritas kulit dan resiko infeksi. Dari hasil evaluasi keperawatan, dari 8 masalah yang
ditemukan ada 3 diagnosa keperawatan yang teratasi yaitu yaitu kekurangan volume cairan, defisit
perawatan diri dan kecemasan keluarga dan 5 diagnosa yang belum teratasi yaitu perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan, intoleransi
aktivitas, resiko kerusakan integritas kulit dan resiko infeksi, namun sudah ada kemajuan. Hal ini
terjadi karena beberapa masalah keperawatan membutuhkan waktu yang berbeda - beda dalam
proses penyembuhan.
Kesimpulan, tercapainya penyembuhan dari penyakit diperlukan evaluasi secara berkelanjutan
dan terarah dengan adanya catatan perkembangan serta pengelolaan asuhan keperawatan dengan
pendekatan proses keperawatan yang komprehensif serta kerja sama antara perawat, klien, orang
tua, keluarga dan tim kesehatan lainnya.
iv
KATA PENGANTAR
dalam
rangka
menyelesaikan
pendidikan
program
Diploma
III
9.
kesempurnaan, untuk itu segala kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Demikian dengan segala kerendahan hati penulis mempersembahkan
Karya Tulis Ilmiah ini, kiranya dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan
pembaca
dalam
keperawatan anak
mengembangkan
dengan
ilmu
keperawatan
Bronkopneumonia
dan
khususnya
asuhan
memberikan imbalan yang setimpal atas segala bantuan dan kebaikannya dalam
mewujudkan Karya Tulis Ilmiah ini.
Raha, Juni 2016
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .....
Ii
HALAMAN PENGESAHAN ..
Iii
ABSTRAK..
Iv
KATA PENGANTAR ..
DAFTAR ISI .
Vii
DAFTAR TABEL .
DAFTAR GAMBAR
Xii
DAFTAR BAGAN
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
MOTTO..
xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......
C. Tujuan ...........................................................................
D. Manfaat .........................................................................................................
H. Sistematika Telaahan.....................................................................................
11
1.
Pengertian .
11
2.
12
vii
3.
Etiologi .
26
4.
Patofisiologi ..
27
5.
28
6.
Klasifikasi .
29
7.
Pemeriksaan Penunjang
30
8.
Penatalaksanaan Medis .
31
9.
Komplikasi ...
35
36
37
1.
Pengkajian ...
37
2.
Diagnosa Keperawatan .
55
3.
Perencanaan ..
56
4.
Implementasi ........
61
5.
Evaluasi ...
62
63
Pengkajian
63
a.
Pengumpulan data .
63
b.
Klasifikasi data ..
82
c.
84
d.
88
2.
Diagnosa keperawatan ..
92
3.
Perencanaan...............................
97
4.
103
5.
Catatan perkembangan
112
B. Pembahasan
125
1.
Pengkajian ...
125
2.
Diagnosa keperawatan .
127
viii
viiiv
3.
Perencanaan .........
130
4.
Implementasi ...
132
5.
Evaluasi ...
134
135
B. Rekomendasi ...............................................................................................
137
DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN
ix
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
30
3.
42
4.
46
5.
47
6.
57
7.
58
8.
Intervensi
dan
Rasional
Keterlambatan
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
59
9.
60
10.
61
11.
71
12.
79
13.
81
14.
Analisa Data
84
15.
97
16.
103
17
Catatan Perkembangan
112
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1.
12
xii
DAFTAR BAGAN
Halaman
1.
Penyimpangan KDM .
36
2.
68
xiii
xiiix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Rencana penyuluhan
Lampiran 2
Lampiran 3
Materi penyuluhan
Lampiran 4
Leaflet
Lampiran 5
Lembar konsultasi
xiv
xivx
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif
secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat
ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program dan sektor, serta
kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode
sebelumnya. Untuk mewujudkan keberhasilan pembangunan kesehatan harus
didukung oleh pelayanan kesehatan yang komprehensif, termasuk pelayanan
keperawatan (KemenKes RI, 2015).
Sistem layanan kesehatan sangat berpengaruh terhadap derajat
kesehatan individu dan masyarakat. Layanan kesehatan terdepan bukan
semata berfokus pada pengobatan, tetapi juga pada pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan. Dalam sistem ini, kita tidak lagi menekankan upaya
kuratif, melainkan upaya promotif dan preventif. Salah satu masalah
kesehatan di Indonesia yang perlu mendapat perhatian dan pelayanan yang
baik adalah peningkatan angka kematian balita yang disebabkan kebutuhan
gizi yang tidak terpenuhi / malnutrisi diantaranya marasmus (Asmadi, 2008).
Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori dan protein yang berat.
Keadaan merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan makanan dan
penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa faktor lain pada anak
sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh terhadap terjadinya
marasmus. Marasmus ini dapat menyebabkan perubahan berat badan menjadi
kurus, turgor kulit jelek, kulit keriput tampak seperti orang tua, ubun-ubun
besar dan cekung, perut buncit dan diare sehingga akan berdampak pada
malnutrisi
kronik,
hipoglikemia,
hipotermia,
dehidrasi,
gangguan
Dari tabel I. di atas terlihat bahwa dari 1.366 jumlah pasien di Ruang
Kenanga Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung,
penderita penyakit marasmus tidak terdapat dalam kategori 10 penyakit
terbesar tetapi terdapat pada urutan ke lima belas (15) dengan jumlah
penderita sebanyak 9 orang (0,65 %), namun sangat memprihatinkan
sehingga memerlukan penanganan yang serius.
Melihat keadaan diatas penulis tertarik untuk menulis karya Tulis
Ilmiah dengan judul Asuhan Keperawatan Anak S Usia Pra Sekolah (5
Tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga Gedung Kemuning Lantai
I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
untuk
lebih
meningkatkan
mutu
pelayanan
asuhan
menjadi
bahan
masukan
dalam
mempelajari
asuhan
4. Bagi Penulis
Sebagai acuan berfikir dalam melaksanakan asuhan keperawatan &
Menambah wawasan dan keterampilan dalam penerapan proses asuhan
keperawatan pada anak dengan Marasmus.
E. Metode Telaahan
Metode penulisan yang digunakan dalam menyusun karya Tulis
Ilmiah ini adalah metode analisis deskriptif yang berbentuk studi kasus
dengan berdasarkan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Adapun Tehnik yang digunakan penulis dalam pengumpulan data
pada karya tulis ilmiah ini adalah :
1. Wawancara
Mengadakan tanya jawab langsung dengan klien dan keluarga klien serta
tenaga kesehatan lain untuk memperoleh informasi yang akurat yang
mendukung terhadap adanya masalah pada anak.
2. Observasi
Mengamati keadaan klien secara langsung yang meliputi bio, psiko, sosial,
kultural dan spiritual.
3. Pemeriksaan Fisik
Pengumpulan data dengan melakukan pemeriksaan fisik pada klien secara
head to toe dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi yang diaplikasikan secara persistem sehingga dapat dijadikan
data objektif yang mendukung terhadap adanya masalah pada anak.
4. Studi Dokumentasi
Pengumpulan data atau informasi yang diperoleh dari buku status klien
yang meliputi catatan atau arsip dari medical record yang berhubungan
dengan perkembangan kesehatan klien pada saat itu untuk dijadikan salah
satu dasar dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
5. Studi Kepustakaan
Mengumpulkan informasi dan bahan bahan bacaan dari berbagai bukubuku literatur dan internet yang relevan yang dapat dipercaya untuk
mendapatkan kejelasan teori yang berhubungan dengan masalah klien
(Nursalam, 2013).
F. Waktu Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 01 sampai dengan 04 Maret
2016.
G. Tempat Pelaksanaan
Studi kasus ini dilaksanakan di Ruang Kenanga Lantai I Rumah Sakit
Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.
H. Sistematika Telaahan
Untuk memahami apa yang ada dalam Karya Tulis ini, maka penulis
menguraikan dalam beberapa bab dan sub bab dengan susunan sebagai
berikut :
BAB I
Lingkup
Telaahan,
Waktu
Pembahasan,
Pelaksanaan,
Tujuan,
Manfaat,
Metode
Tempat Pelaksanaan,
dan
Sistematika Telaahan.
BAB II : Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Anak dengan
Marasmus, bab ini menguraikan tentang konsep dasar yang
meliputi Pengertian, Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan,
Etiologi,
Patofisiologi,
Tanda
dan
Gejala,
Klasifikasi,
perkembangan
yang
tersusun
secara
sistematis
BAB II
TINJAUAN TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN MARASMUS
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Marasmus adalah suatu bentuk kurang kalori dan protein yang
berat. Keadaan merupakan hasil akhir dari interaksi antara kekurangan
makanan dan penyakit infeksi. Selain faktor lingkungan, ada beberapa
faktor lain pada anak sendiri yang dibawa sejak lahir, diduga berpengaruh
terhadap terjadinya marasmus (Nurarif & Kusuma, 2015).
Marasmus atau Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi yang
disebabkan karena kurang asupan energi dan protein juga mikronutrien
dalam jangka waktu lama dan disebabkan oleh factor langsung dan tidak
langsung (Depkes, 2003 dikutip dalam Sari, 2013).
Marasmus atau lebih dikenal dengan malnutrisi energi protein
adalah suatu keadaan tidak cukupnya masukan protein dan kalori (Hidayat,
2012).
Dari beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
marasmus adalah suatu kondisi dimana anak mengalami penurunan berat
badan yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein yang
dibutuhkan oleh tubuh.
belakang
mulut
masuk
ke
dalam
faring
(Syaifuddin, 2006).
b) Faring
Faring (tekak) Merupakan penghubung antara rongga
mulut dan kerongkongan (esofagus). Di dalam lengkung faring
terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang
banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi (Syaifuddin, 2006).
Setelah makanan masuk ke faring maka palatum lunak
naik untuk menutup nares posterior, glotis menutup oleh
kontraksi otot-ototnya dan otot konstriktor faring menangkap
makanan dan mendorongnya masuk ke esophagus, pada saat
ini pernapasan berhenti, jika tidak maka akan tersedak
(Syaifuddin, 2006).
c) Esophagus
Esophagus merupakan sebuah tabung berotot atau
saluran
yang
menghubungkan
tekak
dengan
lambung,
bagian,
yaitu
kardiak
(berdekatan
dengan
hati)
berfungsi
untuk
mengubah
enzim
dengan
mengubah
polipeptida
menjadi
c) Hati
Hati atau hepar merupakan organ yang paling besar di
dalam tubuh kita. Warnanya coklat dan beratnya kira-kira 1
kg. letaknya pada bagian atas dalam rongga abdomen sebelah
kanan bawah diafragma. Hati terbagi atas dua lapisan utama
permukaan yaitu
(1) Permukaan atas berbentuk cembung terletak di bawah
diafragma
(2) Permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan fisura
tranfersus.
Fisura longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri
dibagian atas hati. Hati dibagi empat belahan yaitu lobus kanan,
lobus kiri, lobus kuadrata dan lobus quadratus. Hati
mempunyai dua jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan
vena porta. Setiap lobulus terdiri dari jajaran sel hati
(hematosit) yang berfungsi menyerap nutrient, oksigen dan
racun dari darah (Syaifuddin, 2006).
Fungsi hati antara lain :
(1) Metabolisme karbohidrat
(a) Gikolisis : pembentukan glukosa menjadi glikogen
(b) Glikogenolisis : pembentukan glikogen menjadi
glukosa
yang tidak
yang
empedu
adalah
sebuah
kantong
organ
3.
merupakan
sekumpulan
kelenjar
yang
pulau
langerhans,
yang
bersama-sama
proses
pencernaan
makanan di intestinum.
(4) Fungsi sekresi internal, sekresi yang di hasilkan oleh
pulau-pulau langerhands sendiri langsung dialirkan ke
dalam peredaran darah (Syaifuddin, 2006).
b. Fisiologi Sistem Pencernaan
Untuk melakukan fungsinya, semua sel memerlukan nutrien.
Nutrien ini harus diturunkan dari masukan makanan yang terdiri dari
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral serta serat selulosa.
1) Pencernaan oral
Proses pencernaan mulai dengan aktivitas mengunyah,
dimana makanan dipecah ke dalam partikel kecil yang dapat ditelan
dan dicampur dengan enzim-enzim pencernaan. Makan atau bahkan
melihat, mencium dan mencicipi makanan dapat menyebabkan
reflex saliva. Saliva adalah sekresi pertama yang kontak dengan
makanan. Saliva disekresi dalam mulut melalui kelenjar saliva pada
aspirasi
makanan
ke
dalam
paru-paru.
Menelan
dalam
lambung
dan
kontraksi
spingter
pilorus
Kontraksi
segmentasi
yang
menghasilkan
campuran
cadangan
makanan
untuk
menghasilkan
kalori
demi
6. Klasifikasi
Klasifikasi gizi buruk atau KEP adalah sebagai berikut :
a.
Marasmus
Marasmus merupakan salah satu bentuk gizi buruk yang paling sering
ditemukan pada balita. Hal ini merupakan hasil akhir dari tingkat
keparahan gizi buruk. Pada marasmus awalnya pertumbuhan yang
kurang dan atrofi otot serta menghilangnya lemak di bawah kulit tanpa
adanya edema.
b.
Kwashiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk malnutrisi protein yang berat
disebabkan oleh asupan karbohidrat yang normal atau tinggi namun
asupan protein yang inadekuat yang ditandai dengan adanya edema
diseluruh tubuh terutama kaki, tangan atau anggota badan lain.
c.
Marasmik Kwashiorkor
Tipe marasmik kwashiorkor merupakan gabungan beberapa gejala
klinik kwashiorkor dan marasmus yang disertai dengan edema yang
tidak mencolok (Liansyah, 2015).
Seorang anak balita dikatakan Kekurangan Energi Protein (KEP)
Protein (gr)
10
16
25
39
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan fisik
b. Mengukur TB dan BB
c. Menghitung indeks masa tubuh, yaitu BB (dalam kilogram) dibagi
dengan tinggi badan (dalam meter)
d. Mengukur ketebalan lipatan kulit kelengan atas sebelah belakang
(lipatan trisep) ditarik menjauhi, sehingga lapisan lemak dibawah
kulitnya dapat diukur, biasanya dengan menggunakan jangka lengkung
(kapiler) lemak dibawah kulit banyaknya adalah 50% dari lemak tubuh.
Lipatan lemak normal sekitar 1,25 cm pada laki-laki dan sekitar 2,5 cm
pada wanita (Nurarif & Kusuma, 2015).
e. Status gizi juga dapat diperoleh dengan mengukur LLA untuk
memperkirakan jumlah otot rangka dalam tubuh (lean body massa,
massa tubuh yang tidak berlemak).
f. Pemeriksaan laboratorium : albumin, kreatinin, elektrolit, Hb dan Ht.
8. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan
marasmus
mengikuti
10
langkah
utama
c Pada
keadaan ini harus di hangatkan dengan cara ibu atau orang dewasa lain
mendekap anak di dadanya lalu di tutupi selimut atau dengan
membungkus anak dengan slimut tebal dan meletakan lampu di
dekatnya. Selama masa penghangatan di lakukan pengukuran suhu anak
pada dubur setiap 30 menit sekali. Jika suhu anak sudah normal dan
stabil tetap di bungkus dengan selimut atau pakaian rangkap agar tidak
jatuh kembali pada kaadaan hipotermia.
c. Pengobatan dan pencegahan kekurangan cairan
Tanda klinis yang sering di jumpai pada anak KEP berat dengan
dehidrasi ada riwayat, anak sangat kehausan, mata cekung, tangan dan
kaki teraba dingin, anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Tindakan yang dapat dilakukan :
(1) Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap jam
sekali tanpa berhenti. Jika anak masih dapat minum, lakukan
tindakan rehidrasi oral dengan memberi minum anak 50 ml (3
sendok makan ) setiap 30 menit dengan sendok makan.
(2)
Jika tidak ada personal untuk anak dengan KEP berat dapat
menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali. Jika anak tidak dapat
minum, lakukan rehidrasi intravena (infus) RL/Glukosa 5 % dan
Nacl perbandingan 1 : 1
(2) Bila BB mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet besi
folat/ sirup besi.
(3) Bila anak diduga menderita cacingan berikan pirantel pamoat
dosisi tunggal.
(4) Vitamin A oral 1 kali.
(5) Dosis tambahan disesuaikan dengan buku pedoman pemberian
kapsul vitamin A.
h. Berikan stimulasi dan dukungan emosional
i. Persiapan untuk tidak lanjut
Bila BB anak sudah berada digaris warna kuning anak dapat dirawat
dirumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan, puskesmas/ bidan di desa
(Nurarif & Kusuma, 2015).
9. Komplikasi
a.
Infeksi tuberculosis
b.
Malnutrisi kronik
c.
d.
Hipoglikemia
e.
Hipotermia
f.
Dehidrasi
g.
kurang pengetahuan
tentang gizi seimbang
Hiperperistaltik
Defisiensi pengetahuan
Daya tahan tubuh
menurun
Hilangnya lemak
dibantalan kulit
Penyerapan makanan
di usus menurun
Diare
Portal of entry
Resiko infeksi
Distensi abdomen
Kerusakan integritas
kulit
Malnutrisi
Asam amino esensial
menurun dan produksi
albumin menurun
Atropi/pengecilan otot
Keterlambatan pertumbuhan
dan perkembangan
Ketidakseimbangan nutrisi
Kurang dari kebutuhan
tubuh
Bagan 1. Penyimpangan KDM
(Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015)
36
Bagaimana keluhan
tersebut
dan
berkurang saat
klien
istrahat/tidur
(Asmadi, 2008).
b) Riwayat Kesehatan Dahulu
(1) Riwayat Antenatal Care (ANC)
Yang perlu diketahui yaitu Kesehatan ibu selama hamil, berapa
kali
dalam
melakukan
pemeriksaan
kehamilan,
tempat
ibu
sewaktu
hamil
yang
merugikan
bagi
40
penyakit
menular
lainnya
dalam
keluarga
dengan
8.
9.
10.
10
11.
11
12.
12
Motorik Halus
Refleks menggenggam kuat
Tangan sering terbuka dan
releks
menggenggam
menghilang.
Menggenggam
tangan
sendiri dan menarik selimut
atau pakaian.
Menggenggam objek dengan
kedua
tangan dan dapat
memasukkan objek ke mulut
Mampu
menggenggam
objek secara volunter dan
memainkan jari-jari kaki.
Memegang
botol
dan
menggenggam kaki lalu
menarik ke mulut.
Memindahkan objek dari
satu tangan ke tangan lain.
Mulai menggenggam dengan
menggunakan jari telunjuk.
Menggunakan ibu jari dan
jari
telunjuk
dalam
menggenggam kasar.
Mulai menggenggam objek
dengan tangan
Memiliki genggaman lebih
erat.
42
13.
15
f) Riwayat Nutrisi
yang perlu ditanyakan adalah riwayat pemberian ASI, pemberian
susu formula, pemberian makanan tambahan dan pola perubahan
nutrisi tiap tahapan usia (Wong, 2004).
3) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik yaitu
inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi (Nursalam, 2013). Adapun
yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan fisik yaitu :
a) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien mulai saat pertama kali bertemu dilanjutkan
sewaktu mengukur tanda-tanda vital.
b) Kesadaran
Pada umumnya tingkatan kesadaran terdiri dari enam tingkatan
yaitu :
(1) Komposmentis : sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekeliling.
(2) Apatis : keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan
dengan kehidupan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
(3) Somnolen : keadaan kesadaran yang mau tidur saja, dapat
dibangunkan dengan rangsangan nyeri tetapi jatuh tidur lagi.
(4) Delirium : keadaan kacau motorik yang sangat memberontak,
berteriak dan tak sadar terhadap orang lain, tempat dan waktu.
(5) Supor/semikoma : keadaan kesadaran yang menyerupai koma,
reaksi hanya dapat ditimbulkan dengan rangsangan nyeri.
(6) Koma : keadaan kesadaran yang hilang sama sekali dan tidak
dapat dibangunkan dengan rangsangan nyeri apapun (Nurarif &
Kusuma, 2015).
GCS (Glasgow Coma Score) yaitu skala yang digunakan
untuk menilai tingkat kesadaran atau respon utama klien terhadap
lingkungannya
yaitu
membuka mata,
mengucap
kata
dan
Spontan
(3)
Berdasarkan suara
(2)
(1)
(5)
(4)
(3)
(2)
(1)
(6)
Mengikuti perintah/aktif
(5)
(4)
(3)
Fleksi abnormal
(2)
Ekstensi abnormal
(1)
c) Tanda-Tanda vital
Tanda-tanda vital terdiri atas empat pemeriksaan, yaitu tekanan
darah, nadi, suhu dan pernapasan. Biasanya anak dengan marasmus
TTV lebih rendah dibandingkan dengan anak sehat (Wong, 2004).
d) Pemeriksaan Antropometri
Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang dilakukan
untuk mengetahui ukuranukuran fisik anak (berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala, lingkar lengan atas dan lingkar dada) dengan
menggunakan alat ukur sesuai usia dan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4. Pengukuran Antropometri Usia 0 - 60 Bulan
No.
Umur
(Bulan)
BB (kg)
1.
0
2,5-4,0
2.
1
3,0-4,3
3.
2
3,6-5,2
4.
3
4,2-6,0
5.
4
4,7-6,7
6.
5
5,3-7,3
7.
6
5,8-7,8
8.
7
6,2-8,3
9.
8
6,6-8,8
10.
9
7,0-9,2
11.
10
7,3-9,5
12.
11
7,6-9,9
13.
12
7,8-10,2
14.
15
8,4-10,9
15.
17
8,9-11,5
16.
24
9,9-12,3
17.
29
10,8-13,5
18.
36
11,7-14,6
19.
41
12,5-15,7
20.
48
13,2-16,7
21.
53
13,8-17,7
22.
60
14,5-18,7
Sumber: (Djitowiyono, 2010)
TB (cm)
LK (cm)
LILA
(cm)
48-52
49,8-54,6
52,8-58,1
55,5-61,1
57,8-63,7
59,8-65,9
61,6-67,8
63,2-69,5
64,6-71,0
66,0-72,3
67,2-73,6
68,5-74,9
69,6-76,1
72,9-79,4,
75,9-82,4
79,2-85,6
83,7-90,4
87,8-94,9
91,5-99,1
96,4-102,9
99,7-106,6
102,7-109,9
32-38
34-41
36-42,5
37,5-44
38,5-45
39,5-45,5
40-46
40,5-47
41-47,5
41,5-48
41-48
42,5-49
43-49,5
44-50
44,5-50,5
45-51
45,5-52,5
46-53
46,5-53,5
47-53,8
47,5-53,8
47,8-54
9,5-13,5
14,75
14,75
14,75
15,10
15,10
15,10
16,00
16,25
16,50
16,75
17,00
LID
A
(cm)
30-38
-
Keterangan :
n
= umur
Sangat Kurus
< 6,0
< 7,5
< 8,7
< 9,9
< 11,0
=
(TB)
Keterangan :
BB
TB
d)
e)
yang
terdiri
data
dari
adalah
data
mengidentifikasi
subjektif
dan
data
masalah
objektif.
mengklasifikasi,
dan
mengelompokan
data
serta
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau risiko perubahan pola) dari individu
atau kelompok dimana perawat sebagai akuntabilitas dapat mengidentifikasi
dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam, 2013).
Diagnosis keperawatan terdiri atas tiga tipe, yaitu diagnosis
keperawatan aktual, diagnosis keperawatan risiko dan diagnosis keperawatan
potensial (Asmadi, 2008).
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada klien dengan
marasmus berdasarkan ( Nurarif dan Kusuma, 2015). adalah sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
3. Perencanaan
Perencanaan adalah salah satu tahap dari proses keperawatan yang
meliputi proses penentuan prioritas dan metode yang akan digunakan untuk
penyelesaian masalah kesehatan klien. Tujuan dari perencanaan adalah
menyusun rencana asuhan keperawatan berdasarkan respon klien terhadap
masalah kesehatan baik yang aktual, risiko, maupun potensial (Nursalam,
2013).
Adapun contoh rencana keperawatan untuk klien dengan marasmus
berdasarkan beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul dapat
diuraikan sebagai berikut :
a.
Kriteria hasil
Tabel 6. Intervensi dan Rasional : Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh
No
Intervensi
Rasional
1)
Kaji tingkat kebutuhan nutrisi 1) Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi
klien
klien sehingga dapat menentukan
intervensi selanjutnya.
2)
Monitor bising usus
2) Bising usus hiperaktif mencerminkan
peningkatan motilitas lambung yang
menurunkan atau mengubah fungsi
absorbsi.
3)
Timbang berat badan pasien 3) Indikator
kebutuhan
nutrisi
atau
setiap hari
pemasukan yang adekuat.
4)
Catat dan monitor adanya 4) Peningkatan aktifitas adrenergic dapat
anoreksia,
kelemahan umum,
menyebabkan gangguan sekresi insulin
nyeri abdomen munculnya mual
atau terjadi resisten yang mengakibatkan
dan muntah
hiperglikemia,
polidipsi,
poliuria,
perubahan kecepatan dan kedalaman
pernapasan (tanda asidosis metabolic).
5)
Kolaborasi dengan ahli gizi
5) Bermanfaat untuk menentukan kegunaan
atau kebutuhan kalori dengan tepat
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC- NOC
b.
Kriteria hasil
3)
4) Oleskan
lotion
atau
minyak/baby oil pada daerah
yang tertekan
5) Memandikan pasien dengan
sabun dan air hangat
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC- NOC
c.
Kriteria hasil
6)
d.
Defisiensi
pengetahuan
mengenai
kondisi,
diet,
perawatan
dan
Kriteria hasil :
1) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyaki, kondisi,
prognosis dan program pengobatan
2) Pasien dan keluarga mampu melakasanakan prosedur yang di jelaskan
secara benar
3) Menjelaskan kembali apa yang di jelaskan perawat atau tim kesehatan.
Tabel 9. Intervensi dan Rasional : Defisiensi Pengetahuan
No
Intervensi
Rasional
1)
Instruksikan pasien mengenai 1) Evaluasi cepat dan intervensi terhadap
tanda
dan
gejala
untuk
terjadinya infeksi menurunkan resiko
melaporkan
pada
pemberi
komplikasi lebih serius.
perawatan
pada
kesehatan
dengan cara yang tepat.
2)
Diskusikan perubahan gaya 2) Memberikan dasar pengetahuan di mana
hidup yang mungkin di perlukan
pasien
dapat
membuat
pilihan
untuk mencegah komplikasi di
berdasarkan informasi.
masa yang akan datang atau
proses pengontrolan penyakit.
3)
Berikan pengetahuan pasien 3) Dapat melakukan pendidikan kesehatan
tentang
proses
penyakit
sesuai dengan tingkat pengetahuan klien
gambarkan tanda & gejala yang
sehingga
dapat
mengidentifikasi
biasa muncul pada penyakit,
terjadinya penyakit serta penanganan
dengan cara yang tepat.
lebih dini.
4)
Diskusikan pilihan terapi serta 4) Klien lebih nyaman dalam menerima
penanganan.
terapi yang diberikan.
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC- NOC
e.
Kriteria hasil :
1) Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
2) Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
3) Jumlah leukosit dalam batas normal
Tabel 10. Intervensi dan Rasional : Resiko Infeksi
No.
Intervensi
Rasional
1)
Anjurkan pada keluarga dan 1) Menurunkan resiko kontaminasi silang
pengunjung untuk mencuci
tangan sebelum dan sesudah
kontak dengan pasien.
2)
Dorong keseimbangan istrahat 2) Memudahkan proses penyembuhan
adekuat dengan aktifitas sedang
dan meningkatkan tahanan alamiah
dan tingkatkan masukan nutrisi
adekuat
3)
Ajarkan pasien dan keluarga 3) Untuk menambah pengetahuan pasien
tentang tanda dan gejala infeksi
dan keluarga tentang penyakit yang
dialami
4)
Kolaborasi dalam pemberian 4) Antibiotik dapat berguna secara
obat antibiotik.
profilaktik untuk mencegah infeksi.
5)
Batasi pengunjung
5) Mencegah kontaminasi silang dari
pengunjung
Sumber : Nurarif & Kusuma, 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA NIC- NOC
4. Implementasi
Implementasi adalah Pelaksanaan dari rencana intervensi untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang
diharapkan (Nursalam, 2013).
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Laporan Kasus
1. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1) Biodata
a) Identitas Klien
Nama
: An. S
Umur
: 5 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: -
Pekerjaan
: -
Suku/Bangsa
: Sunda/Indonesia
: 1 Maret 2016
Diagnosa Medik
: Marasmus
Nomor Medrek
: 0001517483
Alamat
: Majalaya
63
: Ny. S
Umur
: 65 tahun
Agama
: Islam
Suku/Bangsa
: Sunda/Indonesia
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Majalaya
: Nenek klien
: An. M
Umur
: 7 Tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Suku/Bangsa
: Sunda/Indonesia
: Kakak klien
2) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
(1) Riwayat Sebelum Masuk Rumah sakit :
Pada saat dilakukan pengkajian tanggal 1 Maret 2016, nenek
klien mengatakan sejak 3 hari sebelum klien masuk rumah
sakit cucunya BAB lebih dari 3 (tiga) kali sehari. Usaha yang
64
65
66
klien
mengatakan
tidak
pernah
mengalami
G II
G III
65
35
25
7
67
Keterangan :
: Laki laki
: Perempuan
?
: Tinggal serumah
X
Meninggal
: Hubungan pernikahan
: Klien
: Garis Keturunan
d) Riwayat Imunisasi
Nenek klien mengatakan klien tidak pernah mendapatkan
imunisasi.
e) Riwayat Tumbuh Kembang
(1) Pertumbuhan Fisik Anak
(a) Berat badan saat lahir 2.700 gr (2,7 kg)
(b) Berat badan saat ini 9 kg
(c) Panjang badan saat lahir 48 cm
(d) Panjang badan saat ini 72 cm
(e) Usia mulai tumbuh gigi 6 bulan.
(2) Perkembangan Anak
(a) Mampu mengangkat kepala dan bahu : 5 bulan
(b) Berguling : 8 bulan
(c) Duduk dengan mantap tanpa sokongan : 11 bulan
(d) Mulai menggenggam objek dengan tangan : 12 bulan
(e) Duduk dari posisi berdiri tanpa bantuan : 14 bulan
(f) Berjalan tanpa bantuan dan memanjat tangga : 17 bulan
(g) Berlari secara kikuk : 21 bulan
klien
klien
mengatakan
lambat
dan
pertumbuhan
tidak
sesuai
dan
dengan
: tidak menentu
: menggunakan dot
Lama Pemberian
1 bulan
10 bulan
24 bulan
Sampai sekarang
3) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
: Lemah
b) Kesadaran
c) Tanda-Tanda Vital
: 100/70 mmHg
(2) Nadi
: 98x/menit
: 36,6 C
(4) Pernapasan
: 28 x/menit
d) Pemeriksaan Antropometri
(1) Tinggi badan
: 72 cm
: 9 kg
: 48 cm
: 42 cm
BMI
: BB
2
(TB)
9
= 9
2
(72)
0,5184
BMI
= 17, 36
bunyi suara
4 & 5 garis
lubang
telinga,
tidak
ada
nyeri
tekan
dan
(d) Mulut
Mukosa bibir kering, gigi nampak kotor, tidak ada lesi
atau peradangan, tidak ada karies, tidak ada stomatitis,
tidak ada perdarahan gusi, jumlah gigi belum lengkap,
lidah bersih dan berwarna merah, pergerakan lidah
kesegala arah, palatum dan faring merah muda dan lunak,
tidak ada sianosis, refleks menelan baik dimana ketika
klien dianjurkan untuk menelan, klien tidak mengalami
kesulitan, fungsi pengecapan klien baik dimana klien
dapat merasakan rasa manis, asin, dan pahit.
(e) Kulit
Warna kulit sawo matang, kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulit jelek, kulit teraba lengket dan
0
v. N VII (Facialis)
Klien dapat mengerutkan dahi, keadaan alis simetris
dan dapat mengangkat alis.
vi. N III (Akustikus/Auditorius)
Fungsi pendengaran klien baik dimana klien dapat
mendengar suara gesekan rambut dan klien dapat
mendengar suara dan melakukan perintah.
vii. N IX (Glosofaringeus)
Refleks menelan dan refleks muntah baik dimana
ketika klien dianjurkan untuk menelan, klien tidak
mengalami kesulitan.
viii. N X (Vagus)
Klien dapat membuka mulut dan dapat berbicara
dengan jelas.
ix. N XI (Asesorius)
Klien dapat memalingkan/menoleh ke kiri dan ke
kanan serta klien dapat mengangkat bahu.
x. N XII (Hipoglosus)
Klien dapat menggerakan lidahnya ke samping/segala
arah.
(c) Fungsi sensorik
Klien dapat berespon terhadap rangsangan nyeri dan suhu.
detik,
3.
4.
5.
Kualitas
2 3 jam / hari
9-10 jam / hari.
Tidak ada
Kualitas
12 jam / hari
9 10 jam / hari
Tidak ada
2x sehari
3x seminggu
2 x sehari
Setiap minggu
Aktivitas /Olahraga
Belum pernah
Belum pernah
Belum pernah
Belum pernah
Nenek klien mengatakan
selama masuk rumah
sakit
cucunya belum
pernah mandi, keramas,
sikat gigi dan
potong
kuku.
Klien nampak lemah dan
berbaring di atas tempat
tidur
dan
nampak
aktivitas klien dibantu
oleh
keluarga
dan
perawat.
Nenek klien mengatakan
aktivitas klien dibantu
oleh
keluarga
dan
perawat.
5) Data Psikologis
Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan
kondisi cucunya saat ini. Nenek klien nampak cemas dan gelisah,
nampak nenek klien selalu bertanya-tanya tentang
penyakit yang
7) Data Spritual
Klien dan keluarganya beragama islam, nenek klien selalu berdoa
kepada tuhan agar anaknya cepat sembuh dan nenek klien mulai
mengajarkan dan mengenalkan pada anaknya tentang shalat 5 waktu.
8) Reaksi Hospitalisasi
a)
9) Data Penunjang
Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Laboratorium
No.
Jenis Pemeriksaan
Hasil
1.
Hematologi
Hemoglobin
11,9
Hematokrit
36
Eritrosit
5,04
Leukosit
8.800
Trombosit
669.000
Indeks Eritrosit
2.
MCV
71,8
MCH
23,6
MCHC
32,9
Hitung Jenis Leukosit
3.
Basofil
0
Eosinofil
1
Batang
1
Segmen
49
Limfosit
36
Monosit
12
Metomilosit
1
Kimia Klinik
4.
AST SGOT
41
ALT SGPT
42
GDS
92
CRP Kuantitatif
2,9
Natrium
138
10) Pengobatan
a)
Nilai Rujukan
11,5 - 13,5
34 - 40
4,11- 5,95
5.000 - 14.500
150.000 - 450.000
75 - 87
24 - 30
31 - 37
0,1 - 1
1-6
3-5
30 - 55
30 - 48
2 - 10
< 31
< 33
< 140
<5
135- 145
b. Klasifikasi Data
DS :
1)
4) Nenek
klien
juga
mengatakan
bahwa
pertumbuhan
dan
cucunya
penyakit
kali
sehari
dengan
Intake kurang dari
konsistensi
feses
cair,
kebutuhan
berbusa dan berampas serta
berwarna kehijauan.
defisiensi kalori & protein
DO :
Diare
Gangguan keseimbangan
cairan dan elektroit
Dehidrasi
Problem
Kekurangan
volume cairan
2.
DS :
a) Nenek klien mengatakan
nafsu
makan
cucunya
menurun.
DO :
a) Nampak porsi makan tidak
di habiskan, hanya porsi
dihabiskan.
b) Nampak
nafsu
makan
menurun.
c) Lingkar lengan atas : 11 cm
d) Lingkar perut : 42 cm
e) BMI : 17,36 kg/m (kurus)
f) Rambut
nampak
tipis,
jarang, kaku dan kemerahan
seperti rambut jagung.
g) Rambut nampak kusam dan
berminyak serta distribusi
rambut tidak merata.
Malabsorbsi, infeksi,
kegagalan melakukan
sintesis protein
Hiperperistaltik
Penyerapan makanan di
usus menurun
Diare
Distensi abdomen
Peningkatan
asam lambung
Anoreksia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Ketidakseimbang
an nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
3.
DS :
Malabsorbsi, infeksi,
a) Nenek klien mengatakan
kegagalan melakukan
pertumbuhan
dan
sintesis protein
perkembangan klien lambat
seusianya.
b) Nenek
klien
juga Defisiensi kalori & protein
mengatakan
bahwa
Malnutrisi
pertumbuhan
dan
perkembangan
klien
Asam amino esensial
berbeda dengan tahapan
menurun dan produksi
perkembangan saudaranya.
albumin menurun
DO :
Keterlambatan
pertumbuhan dan
perkembangan
4.
DS :
a) Nenek klien mengatakan
aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
Malabsorbsi, infeksi,
kegagalan melakukan
sintesis protein
Intoleransi
aktifitas
85
DO :
a) Klien nampak lemah dan
berbaring di atas tempat
tidur.
b) Konjungtiva anemis
c) Nampak
aktivitas
klien
dibantu oleh keluarga dan
perawat.
4 4
d) Kekuatan otot 4 4
5.
6.
Hiperperistaltik
Penyerapan makanan di
usus menurun
Diare
Distensi abdomen
Peningkatan
asam lambung
Anoreksia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Kelemahan otot
Intoleransi aktifitas
DS :
Diare
Anoreksia
b) Nenek klien mengatakan
aktivitas klien dibantu oleh
Ketidakseimbangan
keluarga dan perawat.
nutrisi kurang dari
DO :
kebutuhan tubuh
a) Rambut nampak kusam dan
Kelemahan otot
berminyak serta distribusi
Defisit perawatan
diri
Kecemasan
keluarga
86
7.
8.
DO :
penyakit
yang
dialami
Kurang terpaparnya
cucunya.
informasi
c) Nenek
klien
nampak
bingung
jika
ditanya
Kurang pengetahuan
mengenai penyakit klien
tentang penyakit
Stress psikologis
Kecemasan keluarga
DS : Malabsorbsi, infeksi,
DO :
kegagalan melakukan
sintesis protein
a) Kulit nampak keriput seperti
Resiko kerusakan
integritas kulit
Resiko infeksi berhubungan
Malabsorbsi, infeksi,
dengan daya tahan tubuh
kegagalan melakukan
sintesis protein
menurun, di tandai dengan :
DS :
DO :
Intake kurang dari
kebutuhan
a) Nampak ada kemerahan
pada bagian punggung
belakang.
Defisiensi kalori dan
protein
Portal of entry
Resiko infeksi
Resiko
Kerusakan
integritas kulit
Resiko infeksi
87
d. Prioritas Masalah
1) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan
dan eletrolit berlebih (diare), ditandai dengan :
DS :
a)
DO :
a)
Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
2) Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan
tubuh
DO :
a)
d) Lingkar perut : 42 cm
88
e)
f)
g)
3) Keterlambatan
pertumbuhan
dan
perkembangan
berhubungan
89
DO :
a)
b) Konjungtiva anemis
c)
d) Kekuatan otot 4 4
5) Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, ditandai
dengan :
DS :
a)
90
DS :
a)
Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
91
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan hilangnya cairan dan
eletrolit berlebih (diare), ditandai dengan :
DS :
1)
DO :
1) Mukosa bibir kering
2) Mata nampak cekung
3) Kulit nampak keriput seperti orang tua dan turgor kulit jelek
4) CRT > 3 detik
5) Klien nampak lemah
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang kurang, ditandai dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan nafsu makan cucunya menurun.
DO :
1) Nampak porsi makan tidak di habiskan, hanya porsi
dihabiskan.
2) Nampak nafsu makan menurun.
3) Lingkar lengan atas : 11 cm
4) Lingkar perut : 42 cm
92
2) Nenek
klien
juga
mengatakan
bahwa
pertumbuhan
dan
dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
93
DO :
1) Klien nampak lemah dan berbaring di atas tempat tidur
2) Konjungtiva anemis
3) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
4) Kekuatan otot 4 4
4 4
e. Defisit perawatan diri berhubungan dengan proses penyakit, ditandai
dengan :
DS :
1) Nenek klien mengatakan selama masuk rumah sakit cucunya
belum pernah mandi, keramas, sikat gigi dan potong kuku.
2) Nenek klien mengatakan aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat.
DO :
1) Rambut nampak kusam dan berminyak serta distribusi rambut
tidak merata.
2) Kulit teraba lengket
3) Gigi tampak kotor.
4) Kuku nampak panjang dan kotor
5) Nampak aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan perawat
f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan keluarga
tentang penyakit klien, ditandai dengan :
94
DS :
1) Nenek klien mengatakan cemas dan khawatir dengan keadaan dan
kondisi cucunya saat ini.
2) Nenek klien mengatakan belum mengetahui penyakit anaknya.
DO :
1) Nenek klien nampak cemas dan gelisah.
2) Nampak nenek
penyakit
95
3.
Perencanaan
Nama
: Anak S
Tanggal Masuk RS
: 28 Februari 2016
Umur
: 5 Tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Ruang
: Kenanga Lantai I
Alamat
: Majalaya
Diagnosa
: Marasmus
Diagnosa Keperawatan
1
1.
2
Kekurangan
volume
cairan
berhubungan dengan hilangnya
cairan dan eletrolit berlebih
(diare), ditandai dengan :
DS :
a) Nenek
klien
mengatakan
cucunya BAB lebih dari 3 kali
sehari dengan konsistensi
feses cair, berbusa dan
berampas serta berwarna
kehijauan.
DO :
a) Mukosa bibir kering
b) Mata nampak cekung
c) Kulit nampak keriput seperti
orang tua dan turgor kulit
jelek
Tujuan
3
Setelah di berikan tindakan
Keperawatan selama 3 hari,
di harapkan
klien dapat
mempertahankan
keseimbangan cairan dan
elektrolit secara maksimal,
dengan kriteria :
1) Turgor kulit elastis (baik)
2) Mukosa bibir lembab
3) Mata tidak cekung
4) CRT < 3 detik.
Rasional
5
1) Penurunan sirkulasi volume
cairan menyebabkan kekeringan
mukosa bibir dan menentukan
intervensi selanjutnya.
2) Untuk
mmengetahui
tingkat
perkembangan klien
96
2)
3)
4)
5)
6)
97
3.
98
4.
5.
Defisit
perawatan
diri
berhubungan dengan proses
penyakit, ditandai dengan :
DS :
a) Nenek
klien
mengatakan
selama masuk rumah sakit
cucunya belum pernah mandi,
keramas, sikat gigi dan
potong kuku.
b) Nenek
klien
mengatakan
aktivitas klien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
DO :
a) Rambut nampak kusam dan
berminyak serta distribusi
rambut tidak merata.
b) Kulit teraba lengket
3) Berikan
reinforcement
kepada
keluarga klien jika dapat melakukan
perawatan diri klien.
4) Berikan HE pada keluarga klien
tentang pentingnya perawatan diri.
99
6.
7.
100
DO :
1) Tidak terdapat adanya
a) Kulit nampak keriput seperti
luka
pada
punggung
orang tua dan turgor kulit
belakang.
jelek
2) Tidak ada tanda-tanda
b) Nampak ada kemerahan pada
iritasi
bagian punggung belakang.
c) Klien nampak lemah dan
berbaring di atas tempat tidur.
8.
Resiko
infeksi
berhubungan
dengan daya
tahan
tubuh
menurun, di tandai dengan :
DS : DO :
a) Nampak ada kemerahan pada
bagian punggung belakang.
3)
1)
2)
3) Anjurkan
pada
keluarga
dan
pengunjung untuk mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
4) Batasi pengunjung
3)
4)
5)
6)
101
Hari/
Tanggal
Rabu, 02
Maret
2016
Jam
13.20
Evaluasi
Paraf
S:
Nenek
klien
mengatakan
cucunya masih BAB lebih dari
3 kali sehari.
O:
1) Mukosa bibir kering
2) Mata nampak cekung
3) Turgor kulit belum elastis
(jelek).
4) CRT > 3 detik
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
&5
102
2.
Rabu, 02
Maret
2016
08.20
4)
09.00
5)
09.10
1)
09.14
2)
09.15
3)
Hasil :
a) IWL = 15 x BB / 24 jam
15 x 9 / 24
135 / 24 = 5,6 cc (kurang).
b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWL
pada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).
Menganjurkan nenek klien untuk memberi minum
banyak.
Hasil :
a) Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yang
diberikan
b) Klien minum + 500 cc
Memberikan cairan parenteral dan obat yang
dianjurkan dokter.
Hasil :
a) Nampak terpasang IVFD N4 4 tpm
b) Zinc 20 mg tablet di berikan PO
Mengkaji tingkat kebutuhan nutrisi klien
Hasil :
a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien
menurun
b) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur tetapi
hanya porsi di habiskan.
c) Nampak nafsu makan menurun.
Menganjurkan kepada nenek klien untuk memberikan
makanan yang cukup gizi dengan porsi kecil tapi
sering.
Hasil :
Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yang di
berikan oleh perawat.
Menimbang berat badan pasien setiap hari.
Hasil :
BMI = 17,36 (kurus)
Rabu, 02
Maret
2016
13.30
S:
Nenek klien mengatakan nafsu
makan klien menurun
O:
1) Klien
tampak
mengkonsumsi bubur +
telur tetapi hanya porsi di
habiskan.
2) Nampak
nafsu
makan
menurun.
3) BB : 9 kg
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4,
5&6
103
09.30
11.40
09.20
3.
Rabu, 02
Maret
2016
09.50
10.05
Rabu, 02
Maret
2016
13.35
S:
1) Nenek klien mengatakan
pertumbuhan
dan
perkembangan klien lambat
dan tidak sesuai dengan
perkembangan
anak
seusianya.
2) Nenek klien mengatakan
asupan nutrisi selama masa
pertumbuhan klien tidak
tercukupi dimana klien
hanya makan seadanya
karena kondisi ekonomi
keluarga.
O:
1) Wajah nampak seperti orang
tua
2) Kulit nampak keriput
3) Status
nutrisi
belum
seimbang
104
10.10
11.45
10.45
4.
Rabu, 02
Maret
2016
11.00
11.05
11.10
4) BB : 9 kg
5) TB : 72 cm
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
Rabu, 02
Maret
2016
13.40
S :
Nenek klien mengatakan klien
belum
dapat
melakukan
aktivitas sendiri.
O:
1) Nampak aktivitas klien di
bantu oleh keluarga dan
perawat.
2) Nampak klien belum dapat
melakukan aktivitas sendiri
3) Klien nampak lemah
4) Kekuatan otot 4 4
4 4
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4
105
11.15
5.
Rabu, 02
Maret
2016
07.40
07.45
07.48
07.50
Rabu, 02
Maret
2016
13.45
S:
Keluarga klien mengatakan
belum
dapat
melakukan
perawatan
secara
mandiri
karena takut dengan kondisi
anak.
O:
1) Keluarga
klien
masih
nampak bingung untuk
melakukan perawatan secara
mandiri kepada anak.
2) Keluarga klien belum dapat
melakukan perawatan diri
secara mandiri.
A : Tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
106
6.
Rabu, 02
Maret
2016
09.40
09.45
09.48
10.08
10.35
Rabu, 02
Maret
2016
13.55
S:
Nenek klien mengatakan cemas
dan khawatir dengan keadaan
dan kondisi cucunya saat ini.
O:
1) Nampak nenek klien berada
pada tingkat kecemasan
sedang ditandai dengan
ketegangan
otot
dan
ekspresi wajah nampak
tegang.
2) Nenek klien nampak gelisah
3) Nampak nenek klien selalu
bertanya-tanya
tentang
penyakit
yang
dialami
cucunya.
A : Tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5
107
7.
Rabu, 02
Maret
2016
11.20
11.25
11.30
11.35
11.40
11.45
Rabu, 02
Maret
2016
14.00
S:
Nenek klien mengatakan klien
lemah dan hanya berbaring di
atas tempat tidur.
O:
1) Nampak ada kemerahan
pada
bagian
punggung
belakang.
2) Kulit nampak keriput dan
kering
3) Turgor kulit jelek dan teraba
lengket
4) Klien nampak lemah dan
berbaring di atas tempat
tidur.
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4 & 5
108
8.
Rabu, 02
Maret
2016
12.15
12.20
12.25
Hasil :
Keluarga klien kooperatif dan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
1) Mengobservasi TTV dengan cara :
Mengukur tekanan
darah dengan menggunakan
tensimeter pada bagian lengan atas kanan, menghitung
denyut nadi selama 60 detik (4 x 15 detik) pada arteri
radialis bagian pergelangan tangan kiri, mengukur
suhu tubuh dengan menggunakan termometer air raksa
pada bagian axila kanan selama 5-10 menit,
menghitung pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik)
dengan melihat pergerakan dinding thoraks.
Hasil :
TTV :
TD
: 100/70 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36,6 C
P
: 28 x/menit
2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.
Hasil :
a) Nampak ada kemerahan pada bagian punggung
belakang
b) Kulit nampak keriput dan kering
c) SGOT : 41 U/mL
d) SGPT : 42 U/mL
e) Nenek klien mengatakan klien tidak pernah
mendapatkan imunisasi.
3) Menganjurkan pada keluarga dan pengunjung untuk
mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
pasien
Hasil :
Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saran yang
diberikan.
Rabu, 02
Maret
2016
14.05
S:
Nenek klien mengatakan klien
tidak pernah mendapatkan
imunisasi.
O:
1) Nampak ada kemerahan
pada
bagian
punggung
belakang.
2) SGOT : 41 U/mL
3) SGPT : 42 U/mL
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5
& 6.
109
12.28
12.30
13.10
4) Membatasi pengunjung
Hasil :
Keluarga klien kooperatif dan mengikuti saran yang
diberikan.
5) Mengajarkan keluarga tanda dan gejala infeksi.
Hasil :
Keluarga klien kooperatif dan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
6) Berkolaborasi dalam pemberian obat antibiotik.
Hasil :
a) Ampicilin 1,8 cc diberikan per IV
b) Gentamisin 2 cc diberikan per IV
110
5. Catatan Perkembangan
Tabel 17. Catatan Perkembangan
No
Hari/ Tgl
Jam
Catatan Perkembangan
Paraf
Dx
1
Kamis, 03
07.10 S :
Maret
.
Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak BAB
2016
lebih dari 3 kali sehari.
07.15 O :
1) Mukosa bibir masih kering
2) Mata nampak masih cekung
3) Turgor kulit belum elastis (jelek).
4) CRT > 3 detik
07.20 A : Tujuan tercapai sebagian
07.25 P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4 & 5
I :
1) Memantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan
07.30
elektrolit.
Hasil :
a) Mukosa bibir masih kering
b) Mata nampak masih cekung
c) Turgor kulit jelek
d) CRT > 3 detik
e) Nenek klien mengatakan cucunya sudah tidak
BAB lebih dari 3 kali sehari.
2) Mengobservasi TTV dengan cara :
07.35
Mengukur tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter pada bagian lengan atas kanan,
menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15
detik) pada arteri radialis bagian pergelangan
tangan kiri, mengukur suhu tubuh dengan
menggunakan termometer air raksa pada bagian
axila kanan selama 5-10 menit, menghitung
pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) dengan
melihat pergerakan dinding thoraks.
Hasil :
TTV :
TD
: 100/70 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36,6 C
P
: 28 x/menit
3) Memantau intake dan output cairan dengan
07.40
mencatat warna urine dan menghitung balance
cairan.
Hasil :
Memantau intake dan output cairan dengan
mencatat warna urine dan menghitung balance
cairan.
Hasil :
a) IWL = 15 x BB / 24 jam
15 x 9 / 24
135 / 24 = 5,6 cc (kurang).
b) Klien nampak kekurangan cairan (normal IWL
pada anak usia lima tahun = 8-8,6 cc).
111
07.50
13.10
2.
Kamis, 03
Maret
2016
07.45
07.50
07.55
08.00
08.05
08.10
08.15
08.20
11.40
09.20
09.25
112
3.
Kamis, 03
Maret
2016
09.45
S:
1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien lambat dan tidak sesuai
dengan perkembangan anak seusianya.
2) Nenek klien mengatakan asupan nutrisi selama
masa pertumbuhan klien tidak tercukupi dimana
klien hanya makan seadanya karena kondisi
ekonomi keluarga.
09.54
09.58
10.02
10.08
10.12
10.18
10.25
10.30
O:
1) Wajah nampak seperti orang tua
2) Kulit nampak keriput
3) Status nutrisi belum seimbang
4) BB : 9 kg
5) TB : 72 cm
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
I :
1) Mengkaji
faktor
Penyebab
gangguan
perkembangan anak.
Hasil :
Nenek klien mengatakan tidak mengetahui
penyebab gangguan perkembangan anak S, namun
saat nenek klien ditanya mengenai asupan makanan
selama masa pertumbuhannya, nenek klien
mengatakan asupan nutrisi selama masa
pertumbuhan klien tidak tercukupi dimana klien
hanya makan seadanya karena kondisi ekonomi
keluarga.
2) Mengkaji tingkat perkembangan anak
Hasil :
a) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien lambat dan tidak sesuai
dengan perkembangan anak seusianya.
b) Wajah nampak seperti orang tua
c) Kulit nampak keriput
d) Status nutrisi belum seimbang
e) BB : 9 kg
f) TB : 72 cm
3) Mengajarkan pada orang tua tentang tugas
perkembangan anak sesuai dengan kelompok usia.
Hasil :
Keluarga klien kooperatif dan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
4) Memberikan pasien makanan yang tinggi kalori
dan tinggi protein serta makanan dan minuman
bergizi yang mudah dikonsumsi.
Hasil :
Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dan
tinggi protein.
E : Masalah belum teratasi
113
4.
Kamis, 03
Maret
2016
08.30
S :
Nenek klien mengatakan klien masih belum dapat
melakukan aktivitas sendiri.
08.35
O:
1) Nampak aktivitas klien masih di bantu oleh
keluarga dan perawat.
2) Nampak klien masih belum dapat melakukan
aktivitas sendiri
3) Klien nampak lemah
4) Kekuatan otot
08.40
08.45
08.50
08.55
08.58
09.05
5.
Kamis, 03
Maret
2016
09.10
09.15
09.20
09.25
09.30
09.35
4 4
4 4
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.
I :
1) Mengobservasi tingkat kelemahan klien
Hasil :
a) Klien nampak lemah
b) Kekuatan otot 4 4
4 4
2) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien
Hasil :
a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat
melakukan aktivitas sendiri.
b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga
dan perawat.
c) Nampak klien belum dapat melakukan aktivitas
sendiri
3) Mengidentifikasi faktor yang menimbulkan
kelemahan.
Hasil :
Nenek klien mengatakan kelemahan yang alami
cucunya disebabkan karena diare dan nafsu makan
menurun
4) Memberikan HE tentang pembatasan aktivitas.
Hasil :
Nenek klien kooperatif dan mengikuti saran yang
dianjurkan oleh perawat.
E : Masalah belum teratasi
S:
Keluarga klien mengatakan belum dapat melakukan
perawatan secara mandiri.
O:
1) Keluarga klien masih nampak bingung untuk
melakukan perawatan secara mandiri kepada anak.
2) Keluarga klien belum dapat melakukan perawatan
diri secara mandiri.
A : Tujuan belum tercapai
P : lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
I :
1) Mengobservasi kemampuan dan hambatan
keluarga dalam perawatan diri klien.
Hasil :
a) Keluarga klien mengatakan belum dapat
melakukan perawatan secara mandiri
114
09.40
09.45
09.55
6.
Kamis, 03
Maret
2016
10.00
10.10
10.15
7.
Kamis, 03
Maret
2016
10.20
10.25
10.30
10.35
10.40
10.45
115
I :
10.50
10.55
11.00
11.10
11.15
8.
Kamis, 03
Maret
2016
11.20
11.30
11.35
11.40
11.45
11.50
116
11.55
11.58
12.00
12.10
13.10
1.
Jumat, 04
Maret
2016
13.15
07.10
07.15
07.20
07.25
07.30
117
07.35
07.40
07.50
08.30
2.
Jumat, 04
Maret
2016
13.10
07.45
07.50
07.55
08.00
08.05
118
08.10
08.15
08.20
11.40
09.20
3.
Jumat, 04
Maret
2016
09.25
09.45
09.54
09.58
10.02
10.08
Hasil :
a) Nenek klien mengatakan nafsu makan kllien
menurun
b) Klien tampak mengkonsumsi bubur + telur
tetapi hanya porsi di habiskan.
c) Nampak nafsu makan menurun.
d) Klien nampak kurus
2) Menganjurkan kepada nenek klien
untuk
memberikan makanan yang cukup gizi dengan
porsi kecil tapi sering.
Hasil :
Nenek klien tampak kooperatif dengan saran yang
di berikan oleh perawat.
3) Menimbang berat badan pasien setiap hari.
Hasil :
BMI = 17,36 kg (kurus)
4) Memberikan HE kepada nenek klien tentang nutrisi
yang baik untuk anak usia 5 tahun.
Hasil :
Nenek klien kooperatif dan mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
5) Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian
nutrisi tinggi kalori dan tinggi protein.
Hasil :
Klien diberikan makanan diet tinggi kalori dan
tinggi protein
6) Berkolaborasi dengan dokter pemberian vitamin
Hasil :
a) Multivitamin syr diberikan PO
b) As. Folat 1 mg tab diberikan PO
E : Masalah belum teratasi
S:
1) Nenek klien mengatakan pertumbuhan dan
perkembangan klien masih lambat dan tidak sesuai
dengan perkembangan anak seusianya.
2) Nenek klien mengatakan asupan nutrisi selama
masa pertumbuhan klien tidak tercukupi dimana
klien hanya makan seadanya karena kondisi
ekonomi keluarga.
O:
1) Wajah nampak seperti orang tua
2) Kulit nampak keriput
3) Status nutrisi belum seimbang
4) Klien nampak kurus
5) BB : 9 kg
6) TB : 72 cm
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3 & 4.
I :
10.12
1) Mengkaji
faktor
Penyebab
gangguan
perkembangan anak.
Hasil :
Nenek klien mengatakan tidak mengetahui
penyebab gangguan perkembangan anak S, namun
119
10.18
10.25
10.30
4.
Jumat, 04
Maret
2016
10.35
08.30
08.35
08.40
08.45
08.50
08.55
4 4
4 4
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3 & 4.
I :
1) Mengobservasi tingkat kelemahan klien
Hasil :
a) Klien nampak lemah
b) Kekuatan otot 4 4
4 4
2) Mengkaji kemampuan toleransi aktivitas klien
Hasil :
a) Nenek klien mengatakan klien belum dapat
melakukan aktivitas sendiri.
b) Nampak aktivitas klien di bantu oleh keluarga
dan perawat.
120
08.58
09.05
5.
Jumat, 04
Maret
2016
09.10
09.20
09.25
7.
Jumat, 04
Maret
2016
09.35
09.40
10.00
10.05
10.10
10.15
10.20
10.25
121
10.30
10.35
10.40
8.
Jumat, 04
Maret
2016
10.45
11.30
11.35
11.40
11.45
11.50
11.55
Hasil :
Keluarga nampak kooperatif dan mengikuti saran
yang diberikan
3) Mengubah posisi klien tiap 2 jam dengan posisi
mika miki dan terlentang.
Hasil :
Klien merasa lebih nyaman dengan posisi yang
diberikan.
4) Menjaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
kering.
Hasil :
a) Kulit nampak keriput dan kering
b) Turgor kulit jelek dan teraba lengket
c) Warna kulit sawo matang
5) Mengoleskan minyak kayu putih pada daerah
punggung dengan cara memutar.
Hasil :
Klien merasa nyaman setelah dimasase pada daerah
punggung yang tertekan.
E : Masalah belum teratasi
S :
Nenek klien mengatakan klien tidak pernah
mendapatkan imunisasi.
O:
1) Nampak masih ada kemerahan pada bagian
punggung belakang.
2) Kulit nampak keriput dan kering
3) SGOT : 41 U/mL
4) SGPT : 42 U/mL
A : Tujuan belum tercapai
P : Lanjutkan intevensi 1, 2, 3, 4, 5 & 6.
I :
1) Mengobservasi TTV dengan cara :
Mengukur tekanan darah dengan menggunakan
tensimeter pada bagian lengan atas kanan,
menghitung denyut nadi selama 60 detik (4 x 15
detik) pada arteri radialis bagian pergelangan
tangan kiri, mengukur suhu tubuh dengan
menggunakan termometer air raksa pada bagian
axila kanan selama 5-10 menit, menghitung
pernapasan selama 60 detik (4 x 15 detik) dengan
melihat pergerakan dinding thoraks.
Hasil :
TTV :
TD
: 100/70 mmHg
N
: 98x/menit
S
: 36,6 C
P
: 28 x/menit
2) Memonitor adanya tanda-tanda infeksi.
Hasil :
a) Nampak masih ada kemerahan pada bagian
punggung belakang
b) Kulit nampak keriput dan kering
c) SGOT : 41 U/mL
d) SGPT : 42 U/mL
122
11.58
12.00
12.10
13.10
13.15
123
B. Pembahasan
Selama melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan
pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan Marasmus di Ruang Kenanga
Gedung Kemuning Lantai I RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung yang
dilaksanakan mulai tanggal 01 sampai dengan 04 Maret 2016, penulis
mendapatkan kesenjangan antara teori dengan pelaksanaan praktek di
lapangan selama melaksanakan asuhan keperawatan. Selain itu, penulis juga
menemukan faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dilapangan.
Adapun uraian secara lengkap pembahasan dari pelaksanaan asuhan
keperawatan di lapangan pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan
Marasmus dengan tinjauan teori asuhan keperawatan pada Anak S Pra
sekolah (5 tahun) dengan Marasmus dapat disimak dalam penjelasan di
bawah ini :
1. Pengkajian
Demi lancarnya pelaksanaan asuhan keperawatan penulis terlebih
dahulu melakukan pendekatan therapeutik sekaligus membina hubungan
saling percaya dengan klien dan orang tua. Dalam pengkajian penulis
melaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan dalam pengkajian yaitu
pengumpulan data yang terdiri dari data subyektif dan data obyektif,
klasifikasi data dan analisa data. Dalam pengumpulan data penulis
124
125
126
127
128
nenek klien nampak bingung jika ditanya mengenai penyakit klien dan
adanya respon dari nenek klien yang mengatakan cemas dan khawatir
dengan keadaan dan kondisi cucunya saat ini.
e. Resiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tirah baring
lama. Penulis munculkan diagnosa baru ini karena data yang ditemukan
sangat menunjang munculnya diagnosa ini yang ditandai dengan kulit
nampak keriput, turgor kulit jelek, nampak ada kemerahan pada bagian
punggung belakang dan klien nampak lemah dan berbaring di atas
tempat tidur.
Kesenjangan ini dapat disebabkan beberapa hal antara lain pada
studi kasus tidak ditemukan tanda dan gejala yang menunjang untuk
mengangkat masalah keperawatan tersebut dan masalah keperawatan
diangkat disesuaikan dengan kondisi klien.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini penulis bersama keluarga klien
menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan masalah yang muncul, perencanaan ini disesuaikan dengan
kemampuan, situasi dan kondisi serta sarana dan prasarana yang ada
129
130
semua
perencanaan
yang
ada
dilaksanakan
dan
semua
perencanaan
yang
ada
dilaksanakan
dan
132
5. Evaluasi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari proses keperawatan dimana
untuk menilai suatu keberhasilan pelaksanaan keperawatan dengan
mengacu pada tercapainya tujuan yang ditetapkan.
Setelah
mengimplementasi asuhan
keperawatan
yang telah
133
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan studi kasus melalui pendekatan proses
keperawatan pada Anak S Pra sekolah (5 tahun) dengan Marasmus di Ruang
Kenanga Gedung Kemuning Lantai I Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan
Sadikin Bandung mulai tanggal 01 sampai dengan 04 Maret 2016 dengan
mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, maka penulis mengambil
kesimpulan bahwa :
1.
klien
serta
kepekaan
dan
kemampuan
khusus
dalam
134
4.
135
6.
Dokumentasi
merupakan
pencatatan
setelah
diberikan
asuhan
Sakit
diharapkan
mampu
memberikan
pelayanan
yang
komprehensif meliputi bio, psiko, sosial dan spritual kepada klien. Selain
itu juga, perlu tambahan tenaga perawat yang terampil sehingga dapat
membimbing mahasiswa yang akan melakukan praktek keperawatan di
rumah sakit, agar selalu menerapkan konsep asuhan keperawatan yang
komprehensif dan meningkatkan frekwensi kontak dengan klien dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta adanya pendokumentasian yang
136
lengkap dan akurat pada status klien, juga diperlukan adanya kerjasama
yang baik dengan tim kesehatan lainnya untuk mempercepat proses
kesembuhan klien.
2.
dan
penyelenggara
diharapkan
menyediakan
buku-buku
4.
137
DAFTAR PUSTAKA
OLEH :
LISRAWATI
13.13.1112
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA
2016
Sub Topik
Sasaran
: Ibu klien
Tempat
Hari / Tanggal :
Waktu
I.
: 1 x 30 menit
II.
III.
SASARAN
Ibu dan keluarga di lingkungan Posyandu barada yang datang
memeriksakan anaknya ke Posyandu tersebut.
IV.
MATERI
1. Penertian Nutrisi
2. Zat gizi yang terkandung dalam makanan
3. Cara pemberian makan selama anak sakit dan sehat
V.
METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VI.
MEDIA
1. Flip Chart
2. Leaflet KMS
VII.
MATERI EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Peserta hadir ditempat penyuluhan
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di posyandu
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelumnya
2. Evaluasi Proses
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara banar
3. Evaluasi Proses
Ibu mengerti tentang jenis nutrisi yang diperlukan
Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 20 orang
VIII.
KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PENYULUHAN
1
3 menit
KEGIATAN PESERTA
Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan
Menjawab salam
mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Mendengarkan
Memperhatikan
penyuluhan
Menyebutkan materi yang akan Memperhatikan
diberikan
2
15 menit
Pelaksanaan :
Menjelaskan tentang penertian
Memperhatikan
nutrisi
Menjelaskan tentang zat gizi
Memperhatikan
Memperhatikan
10 menit
Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta
Menjawab pertanyaan
2 menit
Terminasi :
Mengucapkan terima kasih atas Mendengarkan
peran serta peserta
Menucapkan salam penutup
Menjawab salam
MATERI PENYULUHAN
NUTRISI PADA ANAK
A. PENGERTIAN
Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan
termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang membentuknya
lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan vitamin.
dari matrix tulang dan gigi, kulit, kuku, rambut, sel darah dan
serum.
b. Pengaturan proses tumbuh, protein mempunyai fungsi yang sangat
khusus dalam pengaturan proses-proses tubuh misalnya, Hb
melakukan peranan vital membawa oksigen kejaringan.
c. Energi, protein merupakan sumber energi potensial, setiap gramnya
menghasilkan 4 Kkal (0,01 MJ), jika protein digunakan untuk
energi maka tidak akan dipakai untuk kebutuhan sintesis.
Sumber Protein :
a. Kandungan protein tinggi pada susu, daging, ikan, unggas, keju,
biji-bijian.
b. Kandungan protein menengah pada telur, kacang-kacangan,
tepumg, biji-bijian,susu cair.
c. Kandungan protein rendah sebagaian besar pada buah-buahan dan
sayur-sayuran.
III.
Karbohidrat
Gula dan zat tepung merupakan sumber utama energi manusia. Fungsi
karbohidrat :
a. Energi, setiap gram karbohidrat yang dioksida rata-rata menghasilkan 4
kal. Sejumlah karbohidrat dalam bentuk glukosa, akan digunakan secara
langsung untuk memenuhi kebutuhan energi jaringan. Sebagian kecil
disimpan sebagai glikogendalam hepar dan otot dan beberapa akan
disimpan sebagai jaringan adiposa.
b. Aksi pencadangan protein, tubuh akan menggunakan karbohidrat
sebagai sumber utama energi, karena itu jika terdapat defisiensi kalor
dalam diet maka akan digunakan jaringan adiposa dan pritein.
c. Pengaturan metabolisme lemak, diperlukan sejumlah karbohidrat dalam
diet sehingga oksidasi lemak dapat berlangsung dengan normal. jika
karbohidrat dalam diet terbatas, maka lemak akan dimetabolisir lebih
cepat dari pada penanganan tubuh terhadap produk metabolisme ini.
Jika lemak tidak dioksidasi dengan lengkap maka akan terbentuk keton.
d. Peranan dalam fungsi gastointestinal, diduga laktosa mempercepat
pertumbuhan bakteri yang diperlukan dalam usus kecil, bakteri ini
berguna untuk sintesis vit B kompleks dan vit K.
Sumber karbohidrat : pada diet bayi muda laktosa merupakan
karbohidrat predominan yang ditemukan dalamASI dan susu sapi.
Umur 0 4 Bulan
Berikan air susu ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling
sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.
Jangan diberikan makanan atau minuman selain ASI.
2.
Umur 4 6 Bulan
Berikan air susu ibu (ASI) sesuai dengan keinginan anak, paling
sedikit 8 kali sehari, siang maupun malam.
3. Umur 6 12 Bulan
Berikan bubur nasi ditambah kuning telur, ayam, ikan, tempe, tahu,
daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, santan, minyak.
Nagasari
CATATAN :
Cuci tangan sebelum menyuapkan makanan anak.
Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan yang bersih
dan cara memasak yang benar.
Anjurkan pemberian makan untuk anak dengan Diare persisten :
Jika masih didapatkan ASI, berikan lebih sering dan lebih lama,
siang dan malam.
NUTRISI
PENGERTIAN NUTRISI
Nutrisi
adalah
diperlukan
zat-zat
tubuh
menghasilkan
membangun
jaringan.
yang
untuk
energy,
dan
memelihara
Meningkatkan
perkemangan anak
selanjutnya
kesukaan anaknya
Penyajan yang menarik
tercukupi
Mendidik anak menjadi
komsutif
OLEH:
LISRAWATI
13.13.1112
diperlukan untuk
menambah nafsu makan
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KAB MUNA
Nama Mahasiswa
IRHAM
Nim
13.13.1100
JudulKaryaTulisIlmiah
Tahun)
Dengan
Post
Colostomy
a/i
Pokok Bahasan/
Sub Pokok Bahasan
No
Hari/Tgl
Uraian Perbaikan
1.
Senin, 02
Mei 2016
Judul KTI
2.
Selasa, 03
Mei 2016
BAB 1
a. Latar Belakang
b. Ruang Lingkup
Senin, 09
Mei 2016
BAB I
Paraf
4.
Rabu, 11
Mei 2016
BAB II
a. Pengertian
b. Anfis
Tambahkan
konsep
antropometrik
disesuaikan usia
Perhatikan sistematika penulisan
Atur sesuai penomoran bagan dalam isi
tabel
Cari kembali intervensi sesuai masalah
MAR
Simpulkan berdasarkan penalaran penulis
Untuk penentuan gambar sesuai panduan
Ikuti penomoran bagan dalam panduan
Referensi sesuai buku literatur
Sistematika penulisan sesuai panduan
c. Tinjauan teori
- Pengkajian
d. Intervensi
5.
Jumat, 13
BAB II
Mei 2016
a. Pengertian
b. Anfis
c. Tinjauan teori
- Pengkajian
d. Intervensi
6.
7.
8.
Senin, 16
Mei 2016
BAB II
Senin, 23
Mei 2016
BAB III
Selasa, 24
Mei 2016
BAB III
Tambahkan
konsep
antropometrik
disesuaikan usia
Perhatikan sistematika penulisan
Atur sesuai penomoran bagan dalam isi
tabel
Cari kembali intervensi sesuai masalah
MAR
- ACC BAB II, Lanjut BAB III
(Tinjauan Teori)
(Tinjauan Kasus)
(Tinjauan Kasus)
9.
Rabu, 25
Mei 2016
A. Laporan Kasus
BAB III
A. Laporan Kasus
Kamis, 26
Mei 2016
BAB III
11.
Jumat, 27
Mei 2016
BAB III
12.
Jumat 03
Juni 2016
BAB IV
13.
Selasa, 31
Mei 2016
BAB IV
ACC BAB IV
Buat lembaran- lembaran depan
14.
Jumat, 3
Juni 2016
10.
B. Pembahasan
(Kesimpulan
Rekomendasi)
BAB IV
&
15.
16.
Sabtu, 4
Juni 2016
BAB IV
RIWAYAT HIDUP
I.
II.
Identitas Penulis
Nama
: LISRAWATI
Jenis Kelamin
: Perempuan
Status
: Mahasiswi
Agama
: Islam
Suku / Bangsa
: Muna / Indonesia
Alamat
Riwayat Pendidikan
a. SD Negeri 18 Kabawo Tamat Pada Tahun 2007
b. SMP Negeri 2 Kabawo Tamat Pada Tahun 2010
c. SMA Negeri 1 Kontukowuna Tamat Pada Tahun 2013
d. Mengikuti pendidikan DIII 2013-2016
.