Anda di halaman 1dari 62

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA

HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012

KARYA TULIS ILMIAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan Pendidikan Program Studi D III Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung

ULFAH YULIANI CK.1. 09.049

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI KENCANA PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BANDUNG 2012

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL

: GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012 : ULFAH YULIANI : CK. 1. 09. 049

NAMA NIM

Bandung, Juni 2012 Menyetujui,

Pembimbing I

Pembimbing II

Hani Oktafiani, SST

Melianah, S.Pd., SST, M.Mkes

Ketua Program Studi Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung

Lia Novita, M.Keb

LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL

: GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BIDAN PRAKTIK SWASTA HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012

NAMA

: ULFAH YULIANI

NIM

: CK. 1. 09. 049

Telah diujikan di STIKes Bhakti Kencana Bandung Pada tanggal 20 Juni 2012

Penguji I

Penguji II

Iceu Mulyati, SST

Meda Yuliani, SST

Mengetahui, Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung

Agus Miraj Darajat, SPd., S.Kep., Ners., M.Kes

ABSTRAK

ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan diberikan tanpa makanan tambahan sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan di samping ASI dapat pula diberikan makanan tambahan (Rosidah, 2003). Pada Indonesia Sehat 2010, target ASI eksklusif adalah 80%. Menurut Cesilia M. Reveriani pakar gizi anak IPB, sekitar 49% bayi diberi MP ASI dini. Pemberian MP ASI dini dengan intensitas tinggi berakibat tidak baik pada anak. Dari survey yang dilakukan penulis dari 10 bayi terdapat 4 bayi yang diberikan MP ASI dini di BPS Hj. Heryati. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran ibu yang memberikan MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan berdasarkan umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan di BPS Hj. Heryati. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasinya adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di Desa Sindang Jaya periode Maret-Mei 2012, sebanyak 98 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang sudah diberi MP-ASI dini, sebanyak 54 orang. Sampel diambil secara non random dengan teknik accidental sampling, maka didapat 42 sampel. Jenis data berupa data primer yang diperoleh dari hasil wawancara dengan instrumen angket berisi petanyaan mengenai umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu. Hasil penelitian dari 42 sampel, didapatkan sebagian besar responden berumur antara 20-35 tahun, sebanyak 33 orang (78,5%). Lebih dari setengah responden primipara, sebanyak 23 orang (54,8%). Lebih dari setengahnya berpendidikan menengah, sebanyak 26 orang (61,9%). Dan lebih dari setengah responden tidak bekerja, sebanyak 23 orang (54,8%). Diharapkan para tenaga kesehatan dapat lebih meningkatkan konseling pentingnya ASI eksklusif kepada para wanita usia subur pranikah, ibu hamil, ibu nifas, dan ibu menyusui/memiliki bayi berusia di bawah 6 bulan.

Kata kunci Kepustakaan

: MP ASI Dini, Karakteristik Ibu : 19 (1999-2012)

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periose Maret-Mei 2012. Adapun karya tulis ilmiah ini dibuat untuk melengkapi tugas dan salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Program D III Kebidanan di STIKes Bhakti Kencana Bandung. Tujuan penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah adalah untuk mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012. Penulis banyak mengalami kesulitan, hambatan, dan kendala yang disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan wawasan serta pola pikir penulis, dan dengan usaha yang sungguh-sungguh, akhirnya hambatan dapat diatasi sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini banyak pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan bagi penulis, maka dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. H. Mulyana, SH. M.Pd, MH. Kes., selaku Ketua Yayasan Adhi Guna Kencana Bandung 2. Agus Miraj Darajat, S.Pd., S.Kep., Ners., M.Kes., selaku Ketua STIKes Bhakti Kencana Bandung 3. Lia Novita M. Keb., selaku Ketua Program Studi Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung

4. Hani Oktafiani, SST. selaku Pembimbing I yang telah sabar dan selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 5. Melianah, S.Pd., SST., M. MKes. selaku Pembimbing II yang juga telah sabar dan selalu meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. 6. Bidan Heryati, SST selaku Pemilik BPS yang telah memberi izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di BPS yang beliau kelola. 7. Orang tua penulis, H. Haris S. dan Hj. Nurlatifah serta keluarga yang selalu memberikan dukungan secara moril dan materil yang tiada hentinya. 8. Rekan-rekan seperjuangan, mahasiswi D III kebidanan angkatan 2012. Semoga kita dipertemukan dalam kebahagiaan dan kesuksesan. 9. Serta pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa penelitian ini mempunyai kekurangan, untuk itu diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan karya tulis ini ini. Terakhir penulis mohon maaf jika ditemui kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini. Semoga Allah SWT. membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis dengan berlipat ganda. Dan semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi kita semua.

Bandung, Juni 2012

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ............................................................................................... vi DAFTAR BAGAN ............................................................................................. vii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... viii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 1.3 Tujuan ........................................................................................................ 5 1.3.1 Tujuan Umum .................................................................................. 5 1.3.2 Tujuan Khusus ................................................................................. 5 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................................... 6 1.4.1 Bagi Peneliti .................................................................................... 6 1.4.2 Bagi Tempat Penelitian ................................................................... 6 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan ................................................................. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MP ASI ..................................................................................................... 7
iii

2.1.1 Definisi MP ASI ............................................................................. 7 2.1.2 Tujuan MP ASI............................................................................... 8 2.1.3 Jenis MP ASI .................................................................................. 8 2.1.4 Persyaratan MP ASI ....................................................................... 8 2.1.5Waktu Pemberian MP ASI .............................................................. 9 2.1.6 Tahapan Pemberian MP ASI menurut kelompok Umur ................ 10 2.1.7 Kerugian dalam pemberian MP ASI Dini ...................................... 11 2.2 Karakteristik .............................................................................................. 12 2.2.1 Umur ............................................................................................... 12 2.2.2 Paritas ............................................................................................. 13 2.2.3 Pendidikan ...................................................................................... 14 2.2.4 Pekerjaan ........................................................................................ 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 17 3.2 Populasi Penelitian .................................................................................... 17 3.3 Sampel dan Cara Pengambilan Sampel................................................... . 18 3.4 Kerangka Penelitian ................................................................................ . 19 3.4.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... . 20 3.4.2 Kerangka Konsep ........................................................................ . 21 3.5 Definisi Operasional................................................................................ . 22 3.6 Jenis Data dan teknik Pengumpulan Data ................................................. 23
iv

3.7 Pengolahan dan Analisa Data.................................................................... 23 3.8 Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................... 26 4.1.1 Umur ............................................................................................... 26 4.1.2 Paritas ............................................................................................. 27 4.1.3 Pendidikan ...................................................................................... 28 4.1.4 Pekerjaan ........................................................................................ 29 4.2 Pembahasan .............................................................................................. 29 4.2.1 Umur ............................................................................................... 29 4.2.2 Paritas ............................................................................................. 31 4.2.3 Pendidikan ...................................................................................... 33 4.2.4 Pekerjaan ........................................................................................ 35 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 37 5.2 Saran .......................................................................................................... 38 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Pemberian MP ASI Dini berdasarkan Karakteristik .................................................................. 22 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Acuan Standar Interpretasi Data ........................................................ 25 Distribusi Frekuensi Umur Ibu yang Memberikan MP ASI di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 26 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang Memberikan MP ASI di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 27 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang Memberikan MP ASI di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 28 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu yang Memberikan MP ASI di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 .................................... 29

vi

DAFTAR BAGAN

halaman Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................................. 21

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6

Format Pengajuan Judul dan Proposal Penelitian Lembar Kegiatan Bimbingan KTI Lembar persetujuan Responden Angket Penelitian Master Tabel Output Hasil Analisa Statistik

viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang ASI merupakan makanan alami pertama untuk bayi dan harus diberikan tanpa makanan tambahan sekurang-kurangnya sampai usia 4 bulan dan jika mungkin sampai usia 6 bulan. ASI harus menjadi bayi dan menjadi makanan

makanan utama selama tahun pertama

penting selama tahun kedua. ASI terus memberikan faktor-faktor anti infeksi unik yang tidak dapat diberikan oleh makanan lain (Rosidah, 2003). Hasil rekomendasi WHO dan UNICEF pada pertemuan tahun 1979 di Geneva tentang makanan bayi dan anak antara lain berisi: menyusui merupakan bagian terpadu proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologis yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Memberikan susu formula dengan dalih apapun pada bayi baru lahir harus di hindarkan (Prawirohardjo, 2002). Program ASI Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada bayi tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Tahun 1990, pemerintah mencanangkan Gerakan Nasional Peningkatan Pemberian ASI (PPASI) yang salah satu tujuannya adalah untuk membudayakan perilaku menyusui secara eksklusif kepada bayi dari lahir sampai usia 4 bulan. Tahun
1

2004, sesuai dengan anjuran WHO, pemberian ASI eksklusif ditingkatkan menjadi 6 bulan sebagaimana dinyatakan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no.450/MENKES/SK/VI/2004 (Tasya, 2008). Menurut PP No.33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif BAB III pasal 6 yang menyatakan bahwa setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada Bayi yang dilahirkannya. Tetapi pada pasal 7 dijelaskan ketentuan tersebut tidak berlaku jika terdapat indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah dari Bayi. Setelah usia 6 bulan di samping ASI dapat pula diberikan makanan tambahan, namun pemberiannya harus diberikan secara tepat meliputi kapan memulai pemberian, apa yang harus diberikan, berapa jumlah yang diberikan dan frekuensi pemberian untuk menjaga kesehatan bayi (Rosidah, 2003). Sehingga saat mulai diberikan makanan tambahan harus disesuaikan dengan maturitas saluran pencernaan bayi dan

kebutuhannya (Narendra, dkk, 2002). Di negara-negara yang sudah maju seperti Eropa dan Amerika, makanan padat sebelum tahun 1970 diberikan pada bulan-bulan

pertama setelah bayi dilahirkan, akan tetapi setelah tahun tersebut banyak dilaporkan tentang kemungkinan timbulnya efek sampingan jika makanan tersebut diberikan terlalu dini. Waktu yang baik untuk memulai pemberian makanan padat biasanya pada umur 6 bulan. Resiko pada pemberian sebelum umur tersebut antara lain adalah kenaikan berat

badan yang terlalu cepat hingga menjurus ke obesitas (Pudjiadi, 2003). Di Indonesia terutama di daerah pedesaan sering kita jumpai pemberian makanan tambahan mulai beberapa hari setelah bayi lahir. Kebiasaan ini kurang baik karena pemberian makanan tambahan dini dapat mengakibatkan bayi lebih sering menderita diare, mudah alergi terhadap zat makanan tertentu, terjadi malnutrisi atau gangguan pertumbuhan anak, produksi ASI menurun (Narendra, dkk, 2002). Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 menyatakan bahwa bayi yang memperoleh ASI eksklusif sampai 4-5 bulan sebanyak 14% dan hanya 7.8% bayi yang mendapat ASI eksklusif sampai 6 bulan. Tahun 2007, survei yang sama menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif sampai 6 bulan meningkat menjadi 32.3%. Peningkatan ini ternyata masih berada jauh di bawah target cakupan ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2010, yaitu 80%. Sedangkan dari data Dinas

kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 cakupan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 502.172 (53,75%) dari jumlah 934.297 bayi. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008). Hasil penelitian oleh para pakar menunjukkan bahwa gangguan pada awal masa kehidupan balita, antara lain disebabkan kekurangan gizi sejak bayi dalam kandungan, pemberian makanan tambahan terlalu dini atau terlalu lambat, makanan tambahan tidak cukup mengandung energi dan zat mikro terutama mineral, zat besi, dan zinc, perawatan bayi kurang memadai dan ibu tidak berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya

(Supriyono, 2003). Menurut Cesilia M. Reveriani, pakar gizi anak Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menguraikan hasil survey penggunaan makanan pendamping ASI sekitar 49% bayi sebelum usia 6 bulan sudah diberi susu formula, 45,1% makanan cair selain susu formula dan 50% makanan padat. Pemberian susu formula makanan pendamping ASI cair dan yang diberikan pada bayi kurang dari 6 bulan cenderung dengan intensitas atau frekuensi yang sangat tinggi sehingga dapat membahayakan dan

berakibat kurang baik pada anak, yang dampaknya adalah kerusakan pada usus bayi. Karena pada umur demikian usus belum siap mencerna dengan baik sehingga pertumbuhan berat badan bayi terganggu, antara lain adalah kenaikan berat badan yang terlalu cepat sehingga ke obesitas dan malnutrisi. Rendahnya hasil cakupan pemberian ASI ekslusif tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan ibu hamil tentang pemberian ASI eksklusif tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain yang meliputi usia ibu, paritas, pendidikan, dan pekerjaan (Depkes RI, 2004). BPS Hj. Heryati berlokasi di Jalan Sindang laya Desa Sindang Jaya Kecamatan Mandalajati. Di BPS ini melayani pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, KB dan imunisasi. Di BPS Hj. Heryati pada periode Maret-Mei 2012 terdapat bayi usia 0-6 bulan sebanyak 98 bayi . Dan berdasarkan survey yang dilakukan dari 10 bayi terdapat 4 bayi yang sudah diberikan MP ASI sebelum usia 6 bulan. Dengan melihat latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

masalah tersebut di BPS Hj. Heryati Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012.

1.2

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012?

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP

ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui gambaran umur ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan. 2. Untuk mengetahui gambaran paritas ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan. 3. Untuk mengetahui gambaran pendidikan ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan. 4. Untuk mengetahui gambaran pekerjaan ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan.

1.4

Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti Menambah wawasan berfikir, pengalaman dan pengetahuan tentang perilaku pemberian MP ASI serta lebih dapat memperdalam ilmu yang diperoleh pada saat perkuliahan atau saat praktik di lapangan sehingga pada akhirnya peneliti bersama pihak terkait dapat mewujudkan perilaku pemberian MP ASI yang tepat dan sesuai. 1.4.2 Bagi Tempat penelitian Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi BPS dalam meningkatkan konseling tentang MP ASI dan dalam meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif. 1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat melengkapi bahan bacaan di perpustakaan sebagai bahan masukan dan informasi dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan wawasan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemberian MP ASI 2.1.1 Definisi Makanan pendamping ASI (MP ASI) adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi yang diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya (Utami, 2006). Pemberian MP ASI berarti memberi makanan selain ASI. Makanan lain ini disebut makanan tambahan (Rosidah, 2003). Menurut Maria dan Dina (2001), MP-ASI adalah makanan yang diberikan pada bayi yang telah berusia 6 bulan atau lebih karena ASI tidak lagi memenuhi kebutuhan zat gizi bayi. Depkes RI (2007) mengatakan bahwa makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP- ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6- 24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Hal ini dimaksudkan untuk menyesuaikan kemampuan alat cerna bayi dalam menerima makanan.

2.1.2

Tujuan Makanan Pendamping ASI Pemberian makan pada bayi / anak mempunyai suatu tujuan, yaitu: a. Melengkapi zat gizi ASI yang kurang b. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima macam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk c. Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan (Depkes RI, 2004).

2.1.3

Jenis Makanan Pendamping ASI 1. Makanan pendamping cair seperti sari buah. 2. Makanan lunak atau lembek seperti bubur susu, nasi tim saring, dan lain-lain. 3. Makanan padat seperti nasi tim,nasi dan makanan orang dewasa lainnya (Husaini dan Anwar, 2001).

2.1.4

Persyaratan MP ASI Menurut Narendra (2002), makanan pendamping ASI harus memenuhi persyaratan, yaitu: 1. Kebutuhan zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu tidak belebihan / kekurangan. 2. Mudah diterima dan dicerna. 3. Jenis makanan dan cara pemberian sesuai dengan pemberian kebiasaan makan yang sehat. 4. Terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit. 5. Susunan menu seimbang (berasal dari 10 15 % dari protein, 25

35% dari lemak dan 50 65 % dari karbohidrat). 2.1.5 Waktu Pemberian MP ASI Tanda bahwa seorang bayi sudah siap untuk menerima makanan tambahan adalah bahwa bayi tersebut : 1. Sekurangnya berusia 6 bulan karena pada umur tersebut, bayi sudah mengeluarkan air liur lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak pula, sehingga bayi siap menerima makanan lain selain ASI. 2. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas

makin bertambah, sedangkan produksi ASI relatif tetap, sehingga diperlukan tambahan makanan selain ASI yang dimulai pada umur 6 bulan untuk membiasakan bayi makan makanan lain selain ASI. 3. Bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat dan

menggerakkan lidah ke muka

belakang. Apabila makanan

disuapkan ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan tersebut ke arah belakang dan menelannya. Pada saat inilah bayi diberikan kesempatan mempraktekkan kepandaiannya tersebut dengan memberikan makanan lunak. Dengan

bertambah matangnya kemampuan oromotor, bayi umur 6 9 bulan mulai belajar mengunyah dengan menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah, sehingga dapat diberikan makanan yang lebih kasar. Demikian pula dengan kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan kelima jari tangannya

10

kemudian pada umur 9 bulan bayi sudah dapat menjimpit, maka untuk mengembangkan kemampuan tersebut, bayi diberikan

makanan yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit. Pada umur 6-7 bulan bayi sudah dapat duduk, sehingga dapat diberikan makanan dalam posisi duduk. Pada umur 69 bulan bibir bayi sudah dapat mengatup rapat pada cangkir, sehingga dapat dilatih minum memakai cangkir/gelas yang

dipegang oleh orang lain. Pada tahun kedua, anak belajar makan sendiri dengan menggunakan sendok. Terlalu lambat mulai memberikan makanan tambahan juga kurang baik karena dapat menyebabkan bayi kurang gizi dan menghambat ketrampilan makan bayi. (Rosidah, 2003 dan Narendra, dkk, 2002) 2.1.6 Tahapan Pemberian MP ASI menurut Kelompok Umur 1. Umur 69 bulan Bayi yang diberi ASI dan makanan pendamping karena pada usia umur 6 bulan lebih ASI mulai menurun, dan system pencernaan sudah berfungsi dengan baik, makan yang cocok diberikan diantaranya bubur, tepung beras, bubur encer, pisang lumat dan pepaya lumat.

2. Umur 912 bulan

11

Bayi diberi ASI dan diberi makanan pendamping seperti makanan bubur, nasi, dan mulai menginjak umur 10 bulan bayi mulai diperkenalkan makanan keluarga.

3. Umur 1224 bulan Bayi tetap terus diberi ASI dan makan lengkap sekurang kurangnya diberikan 3x sehari dengan porsi separoh makan tetapi diberi makanan selingan 2-3x sehari. 2.1.7 Kerugian dalam pemberian MP ASI Dini

1. Gangguan menyusui Pengenalan makanan selain ASI pada bayi sebelum usia 6 bulan akan menurunkan frekuensi dan intensitas pengisapan bayi yang merupakan suatu resiko untuk terjadinya penurunan produksi ASI. 2. Beban ginjal yang meningkat Sistem organ terutama organ ginjal, yang mempunyai fungsi sebagai reabsobsi. Apabila makanan yang dimakan bayi terlalu banyak mengandung natrium akan meningkatkan beban kerja ginjal 2x lipat, dan kemungkinan akan terjadi hiperosmolaritas sehingga bayi cepat lapar, haus. Pemberian MP ASI dini membuka peluang masuknya berbagai jenis makanan yang mungkin saja berbahaya atau beracun serta mengandung bakteri. Sementara kemampuan ginjal untuk menyaring kotoran dan benda

12

asing belum sempurna, maka akan menimbulkan timbunan kotoran di dalam ginjal yang dapat mengganggu fungsi ginjal. 3. Alergi terhadap makanan Pemberian MP ASI dini akan memberikan dampak pada bayi mudah alergi terhadap makanan. Faktor fisiologis dari alergi makanan pada anak yaitu belum matang fungsi usus (immaturitas usus). Secara mekanis, lapisan membrane yang sangat halus yang terbentang dalam usus dan peristaltic merupakan pelindung masuknya alergen ke dalam tubuh. Pada usus immature, system pelindung tersebut masih lemah dan belum dapat berfungsi secara maksimal sehingga menimbulkan allergen masuk ke dalam tubuh. Untuk mencegah terjadinya alergi makanan karena immaturitas usus adalah dengan menunda pemberian makanan pada bayi di bawah usia 6 bulan, terutama pemberian makanan yang dapat menimbulkan alergi pada anak. Misalnya telur, ikan laut, dan sebagainya.

2.2 Karakteristik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Karakter adalah sifat kejiwaan, ahlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lainnya, atau ciriciri kusus yang mempunyai sifat khas yang sesuai dengan perwatakan tertentu (Suharso, Retnoningsih, 2005). Menurut Notoatmoodjo (2003) bahwa karakteritik merupakan salah satu faktor pendukung yang meliputi antara lain umur, jeniskelamin, status

13

perkawinan, etnik, budaya, pendidikan formal, sosial dan lainlain. Karakteristik ibu diantaranya dapat dijabarkan sebagai berikut: 2.2.1 Umur Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulangtahun. Tingkat kemampuan atau kematangan individu dalam berfikir hal ini ibu bisa dilihat dari segi umur seseorang dimana semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseoramg akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Pandangan yang lain pada umur 20 35 tahun, menurut Hurlock (1997) disebutkan bahwa sebagai masa dewasa dan masa reproduksi, dimana pada masa ini diharapkan seseorang telah mampu dalam memecahkan sebuah

permasalahan permasalahan yang sedang dihadapi dengan tenang dan secara emosional. Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan di dalam pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kepada bayinya. Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin meningkatnya umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di dalam rumah tangga (Hurlock, 2002).

14

2.2.2 Paritas Ibu Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan oleh seorang ibu (Nursalam, 2001). Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya karena tidak tahu caracara yang sebenarnya dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain hal ini memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya (Perinasia, 2004). Menurut Perinasia (2003), paritas dalam menyusui adalah

pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter bidan/petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalarn pemberian ASI eksklusif, ibu yang yang pertama kali menyusui pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya. Menurut G.J Ebrahim bahwa faktor emosional dan sosial menunjang keberhasilan pemberian ASI. Salah satu faktor yang dapat disebutkan diantaranya adalah nasehat dan pengalaman selama masa kehamilan , persalinan, Terutama pengalaman menyusui pertamanya.

15

2.2.3 Pendidikan ibu Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan (Notoatmodjo 2003). Sementara itu A Joint Comunitee on Terminologi in Health Education United States (1973) yang dikutip Notoatmodjo (2003) menambahkan tentang pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang mencakup dimensi dan kegiatan kegiatan dari internal, psikologi dan sosial yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan secara sadar dan mempunyai kesejahteraan diri, keluarga, dan masyarakat. Tingkatan pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga (Satoto, 1992). Fatimah Muiz (1994) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pada kelompok ibu yang berpendidikan rendah dalam pemberian makanan tambahan kepada bayinya pada usia 1-2 minggu setelah lahir, sedangkan pada kelompok ibu yang berpendidikan cukup dalam pemberian makanan tambahan bayinya setelah berusia lebih dari 1 bulan. Jadi dalam hal ini tingkat pendidikan ibu dengan berpendidikan yang cukup dan berpendidikan formal merupakan salah satu faktor pendukung dalam kemampuan menyerap informasi tentang gizi.

16

Tingkat

pendidikan

dan

pengetahuan

yang

tinggi

dapat

meningkatkan daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan (Fatimah dan Hernanto, 1992). Ditambah pula factor yang berperan dalam pemberian makanan pendamping ASI adalah pendidikan yaitu tentang penerimaan informasi tentang makanan tambahan dari suatu provider atau dari informan. Sebuah informasi yang disampaikan dengan cepat dengan mudah diterima oleh seseorang lebih cepat dan dipahami oleh seseorang yang berpendidikan lebih tinggi bila dibanding oleh seseorang yang berpendidikan rendah (Saifudin, 1996). 2.2.4 Pekerjaan Pekerjaan adalah kegitan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya ( Nursalam, 2001). Pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi pengetahuan dan kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif Pengetahuan responden yang bekerja lebih baik bila dibandingkan dengan pengetahuan responden yang tidak bekerja. Semua ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif (Depkes RI, 2006). Seorang ibu yang bekerja akan mempunyai tambahan pendapatan bagi keluarganya yang akhirnya dapat memenuhi kebutuhan

keluarganya,apabila ia tidak bekerja maka tidak dapat memenuhi kebutuhan

17

pokok keluarganya, bekerja untuk perempuan sering kali bukan pilihan tetapi karena pendapatan suami tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya (Novaria, 2000) Menurut Utami Roesli (2005), mengatakan bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara ekslusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, adanya perlengkapan memerah ASI, dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara ekslusif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1

Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif (Notoatmojo, 2003). Dalam penelitian ini penulis ingin

mendapatkan Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012.

3.2

Populasi Penelitian Populasi adalah subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari atau diteliti dan kemudian ditarik kesimpulan. (Sugiono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 06 bulan di Desa Sindang Jaya periode Maret-Mei 2012, yaitu sebanyak 98 orang.

18

19

3.3

Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Sampel adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Pada penelitian ini dipilih sampel dengan kriteria ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang sudah diberi MP-ASI dini, yaitu sebanyak 54 orang. Kriteria Inklusi: Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan serta sudah diberikan MP ASI dini. Bersedia menjadi responden Kriteria Eksklusi: Ibu yang memiliki bayi 0-6 bulan dan tidak diberikan MP ASI dini. Tidak bersedia menjadi responden Sampel dalam penelitian ini diambil secara non random sampling dengan teknik accidental sampling yang dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat yang sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan sampel ini dilakukan setiap hari dimulai tanggal 30 Maret-18 Mei 2012, dan didapatkan 42 sampel ibu yang yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang sudah diberi MP ASI dini.

20

3.4

Kerangka Penelitian

3.4.1 Kerangka Pemikiran Di dalam keluarga peranan ibu sangat penting dalam melaksanakan pemberian MP-ASI ini. Penanganan yang baik yang dilakukan oleh ibu dalam pemberian MP-ASI kepada bayinya berpotensi untuk mencapai bayi yang sehat baik dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Namun dalam kenyataannya masih banyak terjadi masalah pemberian MP-ASI pada bayi dan hal tersebut didasari oleh banyak faktor terutama dari faktor perilaku ibu sendiri. Perilaku ibu yang tidak sesuai ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mendasari timbulnya perilaku. Menurut teori Green, yang mendasari timbulnya perilaku ibu tersebut dikelompokkan menjadi faktor

predisposing, enabling dan reinforcing. sebagai faktor predisposing

Faktor-faktor yang tergolong

antara lain umur, tingkat pendidikan,

pengetahuan, penghasilan dan budaya. Tingkat pendidikan ibu yang rendah diasumsikan akan menyebabkan tingkat pengetahuan ibu yang juga rendah. Pengetahuan mengenai MP-ASI terdiri dari waktu pemberian, frekuensi, porsi, pemilihan bahan makanan, cara pembuatan dan cara pemerbian MPASI. Faktor budaya yang secara turun temurun diwariskan dalam pola makan masyarakat akhirnya akan membentuk pola konsumsi kepada anak nantinya. Faktor pendukung,, dimana hal yang memudahkan ibu dalam pemberian makanan pendamping juga mendasari tindakan ibu. Tingkat

21

ketesediaan bahan makanan dalam lingkungan (pasar) akan mendorong ibu untuk mendapatkan dan mengolah bahan makanan tersebut menjadi makanan pendamping bagi bayinya. Informasi yang diperoleh dari media massa akan mendasari ibu dalam memilih jenis makanan pendamping baik tenaga puskesmas maupun posyandu akan mendorong ibu untuk berperilaku berdasarkan informasi yang didapatkan dari mereka. Sikap dan tindakan petugas yang mendukung akan menimbulkan minat pada ibu.

22

3.4.2

Kerangka Konsep Bagan 3.1 Kerangka Konsep

1. Faktor Pendorong: - Pengetahuan - Motivasi - Sikap Karakteristik: a. Umur b. Paritas c. Pendidikan d. Pekerjaan

2. Faktor Pemungkin: - Jarak ke pelayanan kesehatan - Keterpaparan media

Pemberian MP ASI Dini

3. Faktor penguat: - Dukungan petugas kesehatan - Dukungan keluarga & masyarakat - Kebiasaan/ adat istiadat Sumber: Lawrence Green (2000) : Diteliti : Tidak Diteliti

23

3.5

Definisi Operasional Tabel 3.1 Definisi Operasional Pemberian MP ASI Dini berdasarkan Karakteristik

Variabel Pemberian MP ASI Dini

Sub Variabel -Umur

Definisi Usia individu dihitung dari dilahirkan sampai dilakukannya penelitian.

Alat Ukur angket

Cara Ukur Wawancara

Hasil Ukur 1. < 20 Th 2. 20-35 Th 3. > 35 Th

Skala Rasio

- Paritas

Jumlah anak hidup yang dilahirkan ibu.

angket

Wawancara

1. 1 (primipara) 2. 2-4 (multipara) 3. > 4 (grande multi para) 1.Rendah (Tidak tamat SD/SD/SMP) 2. Menengah (SMA) 3. Tinggi (PT/Akademi) 1. Tidak bekerja (IRT) 2. Bekerja di rumah (warung/toko, menjahit, salon) 3. bekerja di luar rumah (PNS, pegawai swasta, buruh)

Ordinal

- Pendidikan

Jenjang pendidikan formal yang pernah dicapai responden berdasarkan kepemilikan ijazah terakhir sampai dilakukannya wawancara. Aktifitas yang dijalani ibu seharihari baik di dalam atau di luar rumah.

angket

Wawancara

Ordinal

- Pekerjaan

angket

Wawancara

Nominal

3.6 Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

24

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan bantuan angket yang berisi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ibu. Untuk dapat mengukur variabel penelitian ini peneliti

menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket

3.7

Pengolahan dan Analisa Data Setelah data terkumpul maka data tersebut diolah secara manual melalui beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Editing Pada tahap ini penulis melakukan penelitian terhadap data yang diperoleh kemudian diteliti apakah ada kekeliruan. 2. Coding Setelah dilakukan editing, selanjutnya memberikan kode tertentu pada tiap-tiap untuk memudahkan analisa data. 3. Tabulasi Pada tahap ini responden yang sama dikelompokkan dengan teliti lalu dihitung, dijumlahkan dan dihitung dalam bentuk tabel.

4. Analisa data

25

Dalam pengukuran variabel karakteristik ibu yang memberikan MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan menggunakan pedoman wawancara. Analisa yang dilakukan oleh peneliti adalah analisis univariat, yaitu analisis yang dilakukan terhadap tiap sub variabel dari hasil penelitian, yang meliputi umur, paritas, pendidikan, dan pekerjaan ke dalam distribusi frekuensi dan presentase masing-masing variabel dari semua jawaban responden. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan

penyeleksian data sesuai kriteria yang ada, kemudian langkah-langkah yang terkumpul diambil kesimpulan secara umum. Penghitungan persentase data dilakukan dengan program SPSS. Persentasi atau proporsi akan menjadi distribusi relatif jika data yang digunakan adalah data kuantitatif maka digunakan analisa data menggunakan distribusi frekuensi relatif yang dirumuskan sebagai berikut:

f x100% x

Keterangan : f x : Frekuensi jawaban : Jumlah responden

P : Presentasi kejadian variabel penelitian. (Arikunto, 2005)

Tabel 3.2 Acuan Standar Interpretasi Data

26

Jumlah Responden (%) 0 1-5 6-25 26-49 50 51-75 76-95 96-99 100

Interpretasi Tidak Ada Hampir Tidak Ada Sebagian kecil Hampir setengahnya Setengahnya Lebih Dari Setengahnya Sebagian Besar Hampir Seluruhnya Seluruhnya

3.8

Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Maret sampai Mei 2012 dan bertempat di BPS

Hj. Heryati.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1

Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari kurun waktu Maret sampai Mei 2012, dengan cara pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling sehingga didapatkan sampel sebanyak 42 orang ibu yang memberikan MP ASI pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati. Untuk selanjutnya, hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi mengenai variabel yang diteliti yaitu:

4.1.1 Umur Tabel 4.1 Distribusi frekuensi umur ibu yang memberikan MP ASI dini di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 Umur < 20 tahun 20-35 tahun > 35 tahun Jumlah frekuensi 4 33 5 42
27

Persentase 9,5% 78,5% 12% 100%

28

Berdasarkan tabel 4.1, dapat dilihat bahwa dari 42 responden sebagian besar berumur antara 20-35 tahun berjumlah 33 orang (78,5%), sebagian kecil berumur > 35 tahun berjumlah 5 orang (12%) , dan sebagian kecil yang berumur < 20 tahun berjumlah 4 orang (9,5%). 4.1.2 Paritas Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Paritas Ibu yang memberikan MP ASI Dini di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 Paritas 1 (primipara) 2-4 (multipara) >4 (grande multipara) Jumlah Frekuensi 23 18 1 42 Persentase 54,8% 42,8% 2,4% 100%

Berdasarkan tabel 4.2, dapat dilihat bahwa dari 42 responden terdapat lebih dari setengahnya adalah primipara berjumlah 23 orang (54,8%), hampir setengahnya adalah multipara berjumlah 18 orang (42,8%), dan hampir tidak ada responden dengan grande multipara berjumlah (2,4%).

29

4.1.3 Pendidikan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu yang memberikan MP ASI Dini di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 Pendidikan Rendah (tidak tamat SD/SD/SMP) Menengah (SMA) Tinggi (PT/Akademi) Jumlah Frekuensi 12 26 4 42 Persentase 28,6% 61,9% 9,5% 100%

Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat bahwa dari 42 responden lebih dari setengahnya memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA) berjumlah 26 orang (61,9%), hampir setengahnya memiliki tingkat pendidikan rendah berjumlah 12 orang (28,6%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi berjumlah 4 orang (9,5%).

30

4.1.4 Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi frekuensi Pekerjaan Ibu yang memberikan MP ASI Dini di BPS Hj. Heryati Periode Maret-Mei 2012 Persentase Pekerjaan Frekuensi Tidak bekerja Bekerja di rumah Bekerja di luar rumah Jumlah 23 3 16 42 54,8% 7,1% 38,1% 100%

Berdasarkan tabel 4.4, dapat dilihat bahwa dari 42 responden terdapat lebih dari setengahnya tidak bekerja berjumlah 23 orang (54,8%), sedangkan hampir setengahnya bekerja di luar rumah berjumlah 16 orang (38,1%), dan hanya sebagian kecil yang bekerja di rumah berjumlah 3 orang (7,1%).

4.2

Pembahasan

4.2.1 Umur Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini berdasarkan umur di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan dari 42 responden sebagian besar berumur antara 20-35 tahun berjumlah 33 orang (78,5%), sebagian kecil berumur > 35 tahun berjumlah 5 orang (12%), dan sebagian kecil yang berumur < 20 tahun berjumlah 4 orang (9,5%).

31

Tingkat kemampuan atau kematangan individu dalam berfikir, dalam hal ini ibu, bisa dilihat dari segi umur dimana semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Nursalam, 2001). Dalam hal ini perkembangan usia ibu sangat menentukan di dalam pengambilan sebuah keputusan kepada keluarga dalam pemberian makanan pendamping kepada bayi supaya nantinya tidak terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan kepada bayinya. Di dalam diri seseorang diharapkan bahwa semakin meningkatnya umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja akan lebih matang dan siap untuk menghadapi tantangan di dalam rumah tangga (Hurlock, 2002). Usia 20-35 tahun adalah saat dimana seorang perempuan ada dalam keadaan masa produktif / aktif sehingga keterpaparan informasi ASI

ekslusif lebih besar. Sedangkan pada ibu yang berumur > 35 tahun yang walaupun dari segi pengalaman dapat dikatakan cukup banyak tetapi

informasi yang didapat kurang, karena pada usia tersebut sebagian besar ibu tidak seaktif ibu yang berusia 20-35 tahun. Hal-hal tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, dimana persentase terbesar ibu yang memberikan MP ASI dini pada bayinya adalah yang berumur antara 20-35 tahun. Padahal menurut Harlock, pada umur 2035 tahun disebut sebagai masa dewasa dan masa reproduksi,

32

dimana pada masa ini diharapkan seseorang telah mampu dalam memecahkan sebuah permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi dengan tenang dan secara emosional. Walau begitu umur bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam memberikan MP ASI dini pada bayinya. Menurut Soetjiningsih terdapat beberapa hal yang mempengaruhi seseorang dalam memberikan ASI eksklusif seperti: a. Faktor sosial budaya, antara lain meniru teman, tetangga, atau keluarga yang memberikan susu formula. b. Faktor psikologis antara lain takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita dan adanya tekanan batin. c. Faktor kurangnya petugas kesehatan dalam memberikan sumber informasi atau penerangan dan dorongan tentang manfaat pemberian ASI pada masyarakat. d. Meningkatnya promosi atau iklan susu susu formula sebagai pengganti ASI. Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat penulis simpulkan bahwa perkembangan usia ibu tidak menentukan kematangannya dalam pengambilan sebuah keputusan untuk memberikan makanan pendamping kepada bayinya.

33

4.2.2 Paritas Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini berdasarkan paritas di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan dari 42 responden lebih dari setengahnya adalah primipara berjumlah 23 orang (54,8%), hampir setengahnya adalah multipara berjumlah 18 orang (42,8%), dan hampir tidak ada berjumlah (2,4%). Menurut Perinasia (2003), paritas dalam menyusui adalah responden dengan grande multipara

pengalaman pemberian ASI eksklusif, menyusui pada kelahiran anak sebelumnya, kebiasaan menyusui dalarn keluarga serta pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap, keputusan ibu untuk menyusui atau tidak. Dukungan dokter bidan/petugas kesehatan lainnya atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama untuk ibu yang pertama kali hamil. Dalarn pemberian ASI eksklusif, ibu yang yang pertama kali menyusui pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif belum berpengalaman dibandingkan dengan ibu yang sudah berpengalaman menyusui anak sebelumnya. Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat peneliti simpulkan bahwa paritas menunjukkan pengalaman seorang ibu dalam mengurus anak dan dapat berpengaruh terhadap pengetahuannya tentang ASI ekslusif. Ibu yang pertama kali mempunyai anak tentu mereka belum memiliki pengalaman menyusui sebelumnya. Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah ketika menyusui yang sebetulnya hanya

34

karena tidak tahu cara-cara menyusui yang benar dan apabila ibu mendengar ada pengalaman menyusui yang kurang baik yang dialami orang lain, hal ini memungkinkan ibu ragu untuk memberikan ASI pada bayinya. Selain itu banyak pula ibu dengan primipara memberikan susu formula pada awal kelahiran bayinya dengan alasan takut bayinya lapar karena ASI belum keluar. Padahal sebenarnya bayi baru lahir normal akan dapat bertahan sampai 3 hari tanpa diberi ASI karena bayi masih mempunyai cadangan lemak dari ibunya. Maka dari itu dalam hal peran seorang petugas kesehatan sangat dibutuhkan sebagai informan dalam mensukseskan program ASI eksklusif. 4.2.3 Pendidikan Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini berdasarkan pendidikan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan dari 42 responden lebih dari setengahnya memiliki tingkat pendidikan menengah (SMA) berjumlah 26 orang (61,9%), hampir setengahnya memiliki tingkat pendidikan rendah berjumlah 12 orang (28,6%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi berjumlah 4 orang (9,5%). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pendapat Notoamodjo (2003) yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan perilaku. Pengetahuan ini salah satunya

35

diperoleh dari pendidikan baik pendidikan formal maupun informal sehingga dari pengetahuan tersebut akan menimbulkan seseorang berperan serta. Tingkat pendidikan ibu sangat banyak menentukan sikap dan

tingkah laku ibu dalam hal untuk menghadapi beberapa masalah yang nantinya suatu saat akan muncul dalam keluarga. Tingkat pendidikan dan pengetahuan yang tinggi dapat meningkatkan daya tangkap ibu dengan masalah gizi dan dalam keluarga mampu mengambil tindakan secara cepat dalam masalah kesehatan. Smert mengemukakan bahwa tingkat pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan. Tingginya tingkat pendidikan menyebabkan luasnya akses terhadap informasi. Salah satu faktor yang berperan dalam pemberian makanan pendamping ASI adalah pendidikan yaitu tentang penerimaan informasi tentang makanan tambahan dari suatu provider atau dari informan. Sebuah informasi dapat disampaikan dengan lebih cepat dan mudah diterima oleh seseorang berpendidikan lebih tinggi dibanding seseorang yang berpendidikan rendah. Pendidikan juga akan membuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan jadi pengetahuan (Azwar, 2000). Dari hasil penelitian dan data yang ada, dapat peneliti simpulkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah, wawasan dan pengetahuan yang terbatas, merupakan salah satu dari beberapa faktor yang mendukung

36

timbulnya anggapan bahwa ASI saja tidak cukup sebagai makanan bayi. Akibatnya, para ibu memberikan aneka bentuk cairan sebagai makanan pendamping ASI sebelum bayinya mencapai umur 6 bulan. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang melatarbelakangi pengetahuan ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu maka semakin tinggi pengetahuan dan semakin cepat sebuah informasi itu dapat dipahami. Meskipun demikian, pendidikan bukanlah faktor utama seorang ibu memberikan MP ASI dini. 4.2.4 Pekerjaan Dari hasil distribusi frekuensi ibu yang memberikan MP ASI dini berdasarkan paritas di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, didapatkan dari 42 responden lebih dari setengahnya tidak bekerja berjumlah 23 orang (54,8%), sedangkan hampir setengahnya bekerja di luar rumah berjumlah 16 orang (38,1%), dan hanya sebagian kecil yang bekerja di rumah berjumlah 3 orang (7,1%). Adanya pergeseran paradigma yang dipicu oleh tingginya tingkat kebutuhan hidup dan meningkatnya pemahaman kaum wanita tentang aktualisasi diri. Pendidikan dan kebebasan informasi membuat para wanita masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat memberdayakan kemampuan dirinya secara maksimal, sehingga ibu tidak dapat memberikan ASI ekslusif.

37

Status pekerjaan ibu dapat digunakan untuk mengetahui waktu sehari-hari ibu untuk bayi, karena dengan mengetahui status pekerjaannya, baik ibu yang bekerja ataupun ibu tidak bekerja, akan dapat dijadikan sebagai latar belakang ibu dalam pemberian MP ASI dini. Ibu yang tidak bekerja tentu akan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk mengurus dan menyusui bayinya, sehingga kemungkinan pemberian MP ASI dini dapat lebih dihindari. Berbeda dengan ibu yang bekerja di luar rumah, waktu mereka tersita sehingga tidak dapat selalu memberikan ASI kepada bayinya. Maka dari itu banyak dari mereka yang memberikan susu formula sebagai pengganti ASI selama mereka bekerja. Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini justru menunjukkan lebih dari setengah responden adalah ibu yang tidak bekerja. Menurut Depkes RI (2002), pekerjaan ibu juga diperkirakan dapat mempengaruhi kesempatan ibu dalam memberikan ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena ibu yang bekerja di luar rumah (sektor formal) memiliki akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif. Dari hasil penelitian dan data yang ada dapat peneliti simpulkan bahwa pekerjaan bukanlah faktor utama yang dapat mempengaruhi seorang ibu untuk memberikan MP ASI dini pada bayinya, karena banyak pula faktor pendorong lainnya seperti motivasi, sikap, dan pengetahuan ibu,

38

faktor pemungkin seperti keterpaparan media, dan faktor penguat seperti dukungan keluarga dan kebiasaan/adat-istiadat.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai gambaran karakteristik ibu yang memberikan MP ASI dini di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, maka didapatkan hasil sebagai berikut: 1. Sebagian besar ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 06 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah berumur antara 20-35 tahun. 2. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah ibu primipara. 3. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 berpendidikan menengah (SMA). 4. Lebih dari setengah ibu yang memberikan MP ASI Dini pada bayi usia 0-6 bulan di BPS Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012 adalah tidak bekerja.

38

39

5.2

Saran Berdasarkan penelitian mengenai gambaran karakteristik ibu yang memberikan MP ASI dini pada bayi usia 0-6 bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati periode Maret-Mei 2012, maka peneliti memberikan saran di antaranya sebagai berikut: 1. Bagi Tenaga Kesehatan Kepada para tenaga kesehatan disarankan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pemberian MP ASI, Peran tenaga kesehatan dalam hal ini adalah memberikan konseling pada wanita usia subur pranikah, ibu hamil, ibu nifas, dan pada ibu menyusui/memiliki bayi berusia di bawah 6 bulan mengenai pentingnya ASI eksklusif dan manfaat ASI eksklusif bagi ibu serta bayinya, sehingga pemberian MP ASI dini dapat dihindari. 2. Bagi Instansi Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hendaknya instansi pendidikan mampu menambah buku-buku yang mendukung sebagai referensi bagi mahasiswanya dalam penyusunan karya tulis ilmiah tersebut. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan sebagai perbandingan atau dasar bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan penelitian yang berhubungan dengan

pemberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi V.Jakarta: Rineka cipta Azwar Azrul, 2005. Manajemen Laktasi. Jakarta: Depkes RI. Depkes RI. 2003. Gizi Dalam Angka Sampai Tahun 2002. Direktorat Jenderal Gizi Masyarakat, Jakarta. __________ 2004. Asi Eksklusif Untuk Ibu Bekerja. Direktorat Jenderal Gizi Masyarakat, Jakarta. __________ 2006. Pedoman Umum Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP - ASI) Lokal Tahun 2006. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Hurlock, 2002. Psikologi Perkembangan. Edisi 5. Jakarta. EGC Notoatmodjo, S, 2002. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta ,2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ed.Rev.Cetakan Pertama. Jakarta: RinekaCipta ,2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan

Pertama. Jakarta: RinekaCipta Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: CV Infomedika

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Perinasia, 2003.Melindungi,Meningkatkan dan Mendukung Menyusui,Cetakan Ke-2.Jakarta: Bina Rupa Akasara Pudjiadi, S., 2001. Bayiku Sayang: Petunjuk Bergambar untuk Merawat Bayi dan Jawaban atas 62 Pertanyaan yang Mencemaskan. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI ekslusif. Buku Kedokteran. Jakarta: EGC Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Roesli,Utami,Dr,2004.Mengenal ASI Eksklusif,Seri I.Jakarta. Saifuddin,A.B,2001.Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Matemal dan Neonatal. Jakarta: JMPKKF-POGI dan Yayasan Bina Pustaka Soetjiningsih, 2000. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta : EGC , 1999. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC

LAMPIRAN

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN

Kepada Yth. Ibu / Responden Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswi program D3 Kebidanan STIKes Bhakti Kencana Bandung, saya akan melakukan penelitian tentang Gambaran Karakteristik Ibu yang Memberikan MP ASI Dini pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Bidan Praktik Swasta Hj. Heryati Periose Maret-Mei 2012. Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan Ibu/Saudari untuk menjadi responden dalam penelitian ini untuk menjawab pertanyaan yang diajukan dengan

kejujuran dan apa adanya. Demikian, lembar persetujuan ini saya buat, atas bantuan dan partisipasi Ibu/Saudari saya sampaikan terima kasih.

Bandung, Responden . . Ulfah Yuliani Peneliti

NO. RESPONDEN:

GAMBARAN IBU YANG MEMBERIKAN MP ASI DINI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI BPS HJ. HERYATI PERIODE MARET-MEI 2012

IDENTITAS IBU Nama Ibu Alamat Umur Jumlah anak Pendidikan terakhir SD/tidak tamat SD Pekerjaan IRT/tidak bekerja PNS : Buruh Wiraswasta Pegawai Swasta : . : . : ..tahun : : SMP SMA Perguruan Tinggi

Lainnya: .

IDENTITAS BAYI Umur Bayi Umur bayi saat diberi MP ASI ; bulan : bulan

MASTER TABEL No. Resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Umur 32 tahun 19 tahun 22 tahun 27 tahun 33 tahun 24 tahun 20 tahun 19 tahun 24 tahun 25 tahun 28 tahun 22 tahun 35 tahun 37 tahun 18 tahun 20 tahun 23 tahun 22 tahun 30 tahun 20 tahun 28 tahun 37 tahun 22 tahun 34 tahun 18 tahun 26 tahun 24 tahun 36 tahun 33 tahun 27 tahun 26 tahun 39 tahun 22 tahun 43 tahun 32 tahun 27 tahun 23 tahun 30 tahun paritas 2 1 1 2 3 1 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 2 1 2 4 1 2 1 1 2 4 3 1 1 4 2 5 2 1 1 3 pendidikan SMA SMA SMA SMA SMP D3 SMA SMP SMA S1 SMA SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMA SMP SMP SMA SD SMA S1 SMP SMA SMA SMP SMP SMA SMA SMP SMA SD SMA SMA SMA SMA pekerjaan bekerja tdk bekerja bekerja bekerja tdk bekerja bekerja tdk bekerja tdk bekerja tdk bekerja bekerja bekerja tdk bekerja bekerja di rumah tdk bekerja tdk bekerja tdk bekerja tdk bekerja bekerja tdk bekerja tdk bekerja bekerja tdk bekerja bekerja bekerja tdk bekerja bekerja bekerja tdk bekerja tdk bekerja bekerja bekerja di rumah tdk bekerja tdk bekerja tdk bekerja bekerja di rumah bekerja tdk bekerja tdk bekerja

39 40 41 42

22 tahun 28 tahun 21 tahun 25 tahun

1 2 1 1

SMA SMA SMA D3

tdk bekerja bekerja tdk bekerja bekerja

OUTPUT HASIL ANALISA STATISTIK

Statistics PENDIDIKAN UMUR IBU N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum 42 0 26.74 25.50 22 6.298 18 43 PARITAS 42 0 1.76 1.00 1 1.055 1 5 IBU 42 0 PEKERJAAN IBU 42 0

UMUR IBU Frequency Valid 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 32 33 34 35 36 37 39 43 Total 2 2 3 1 6 2 3 2 2 3 3 2 2 2 1 1 1 2 1 1 42 Percent 4.8 4.8 7.1 2.4 14.3 4.8 7.1 4.8 4.8 7.1 7.1 4.8 4.8 4.8 2.4 2.4 2.4 4.8 2.4 2.4 100.0 Valid Percent 4.8 4.8 7.1 2.4 14.3 4.8 7.1 4.8 4.8 7.1 7.1 4.8 4.8 4.8 2.4 2.4 2.4 4.8 2.4 2.4 100.0 Cumulative Percent 4.8 9.5 16.7 19.0 33.3 38.1 45.2 50.0 54.8 61.9 69.0 73.8 78.6 83.3 85.7 88.1 90.5 95.2 97.6 100.0

PARITAS Cumulative Frequency Valid 1 2 3 4 5 Total 23 11 4 3 1 42 Percent 54.8 26.2 9.5 7.1 2.4 100.0 Valid Percent 54.8 26.2 9.5 7.1 2.4 100.0 Percent 54.8 81.0 90.5 97.6 100.0

PENDIDIKAN IBU Cumulative Frequency Valid D3 S1 SD SMA SMP Total 2 2 2 26 10 42 Percent 4.8 4.8 4.8 61.9 23.8 100.0 Valid Percent 4.8 4.8 4.8 61.9 23.8 100.0 Percent 4.8 9.5 14.3 76.2 100.0

PEKERJAAN IBU Cumulative Frequency Valid TIDAK BEKERJA BEKERJA DI RUMAH BEKERJA DI LUAR RUMAH Total 23 3 16 42 Percent 54.8 7.1 38.1 100.0 Valid Percent 54.8 7.1 38.1 100.0 Percent 54.8 61.9 100.0

Statistics KELOMPOK UMUR N Valid Missing Mean Median Mode Std. Deviation Minimum Maximum 42 0 2.0238 2.0000 2.00 .46790 1.00 3.00

KELOMPOK UMUR Cumulative Frequency Valid < 20 TAHUN 20-35 TAHUN > 35 TAHUN Total 4 33 5 42 Percent 9.5 78.6 11.9 100.0 Valid Percent 9.5 78.6 11.9 100.0 Percent 9.5 88.1 100.0

Anda mungkin juga menyukai