Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERWATAN OSTEOARTHRITIS


Disusun untuk memenuhi Tugas Stase Gerontik

Disusun oleh :
Nama : Nurul Faizah
Nim : 18230100034

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
2024
Topik LP: (Osteoarthritis/Nyeri kronis,
gangguan mobilitas fisik, dan risiko jatuh)

I. Latar Belakang
1. Statistik dan fenomena
Osteoarthritis (OA) adalah penyakit sendi yang kronis dan progresif yang umum terjadi di
seluruh dunia. Dikenal juga sebagai degenerasi sendi, osteoarthritis ditandai oleh
kerusakan pada kartilago sendi, peradangan, dan perubahan pada tulang di sekitar sendi
yang terlibat. Kondisi ini sering menyebabkan nyeri, kekakuan, dan keterbatasan fungsi
sendi yang signifikan, yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderitanya secara
substansial. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), osteoarthritis adalah penyebab
utama kecacatan pada populasi lanjut usia di seluruh dunia. Prevalensi osteoarthritis
meningkat seiring bertambahnya usia. Pada populasi lanjut usia, prevalensinya sangat
tinggi, terutama pada orang yang berusia di atas 60 tahun.

2. Definisi Kasus
Osteoarthritis (OA) adalah suatu kondisi degeneratif pada sendi yang ditandai dengan
kerusakan tulang rawan sendi. Osteoarthritis merupakan penyakit degenerasi tulang rawan
sendi yang secara bertahap hilang, sehingga ujung tulang saling bersentuhan atau
bergesekan yang mampu memperburuk kondisi (Tortora & Derrickson, 2020).
Osteoarthritis adalah suatu gangguan non-sistemik, non-inflamasi yang menyebabkan
tulang rawan progresif mengalami kerusakan. Osteoarthritis merupakan suatu gangguan
degeneratif non-inflamasi yang terjadi pada sendi (Hinkle & Cheever, 2018).

3. Faktor risiko/etiologi
Etiologi Penyakit Osteoarthritis
- Osteoarthiritis Primer dikenal juga dengan istilah Osteoarthritis Idiopatik, biasanya
disebabkan oleh proses penuaan, kelemahan otot, jenis kelamin, obesitas, kebiasaan
merokok, dan pekerjaan.
- Osteoarthritis Sekunder terjadi akibat kerusakan atau cedera sendi yang sudah ada
sebelumnya. Biasanya disebabkan oleh trauma, kelainan sendi bawaan, radang sendi,
nekrosis avaskular, penyakit paget, osteopetrosis, osteochondritis dissecans.
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan fisik
Menilai rasa nyeri pada rentang gerak dan batasan pada rentang gerak pasien.

 Nyeri tekan pada daerah sendi saat dilakukan palpasi, ataupun nyeri saat sedang
menggerakan sendi
 Saat palpasi sendi akan teraba keras
 Terdengar krepitasi (tulang yang bergesekan satu sama lain) saat sendi bergerak
 Pasien juga dapat melaporkan kekakuan persendian yang muncul setelah 30 menit
tidak beraktivitas
 Saat inspeksi, sering sendi membesar karena hipertrofi pada tulang
 Jika ditemukan inflamasi, maka mengindikasikan sinovitis sekunder

6. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Radiologi
a. X-Ray

- Tulang rawan mungkin tidak tampak

- Kehilangan/kerusakan tulang rawan bisa dilihat, tampak penyempitan ruang antar


tulang pada sendi

- Mampu menunjukkan taji tulang di sekitar sendi

- Kerusakan pada tulang rawan secara progresif dapat ditemukan, penyempitan ruang
sendi, ditemukan perubahan reaktif pada tepi sendi dan tulang subkondral (osteofit).
Osteofit terbentuk saat tulang rawan ingen beregenerasi
b. Magnetic Resonance Imagine (MRI) → Menggunakan gelombang radio dan medan
magnet yang kuat. Sementara, CT scan memanfaatkan sinar X untuk menciptakan
gambar dalam tubuh.

- Memberikan gambaran secara rinci dari jaringan tulang dan termasuk tulang rawan
- Membantu untuk memberikan informasi lebih lanjut pada kasus yang kompleks
(Mayoclinic, 2020)
- Memberikan gambaran yang lebih baik dari tulang rawan dan bagian lainnya pada sendi

 Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan Darah Lengkap
- Untuk mengetahui penyebab radang sendi. Gangguan sendi bisa disebabkan oleh
infeksi atau penyakit autoimun.

b. Analisis Cairan Sendi

- Membuat area sendi mati rasa terlebih dahulu, lalu memasukan jarum ke dalam sendi
untuk mengambil cairan sendi. Penilaian ini akan mencari infeksi ataupun kristal
dalam cairan (Arthritis Foundation, n.d). Pemeriksaan laboratorium dilakukan jika ada
kemungkinan inflamasi pada sendi atau sinovitis . Pasien osteoarthritis dengan
sinovitis mungkin akan mengalami sedikit kenaikan pada nilai serum C-creative
protein (Orthopaedic Surgery, 2020).

7. Penatalaksanaan Medis/ Non-Medis


terbaru Penatalaksanaan Farmakologi
- Analgesik
a. Paracetamol dan obat anti inflamsi nonsteroid (OAINS) oral atau topikal dapat
diberikan untuk mengatasi keluhan nyeri pada pasien Osteoarthritis. Dosis yang
diberikan adalah maksinal 4 gram/hari.
b. Obat anti inflamasi Nonsteroid. Penggunaan OAINS harus memperhatikan
toleransi pasien dan risiko efek samping gastrointestinal, kardiologi, hepatik, dan
renalis.
c. Analgesik Topikal. Penggunaan analgesik topikal dapat diberikan sebagai terapi
tambahan obat nyeri oral, terutama pada Osteoarthritis lutut dan tangan. Jenis
analgesik topikal yang disarankan adalah obat antiinflamasi non steroid topikal,
seperti diklofenak dan ketoprofen.
- Injeksi Kortikosteroid Intraartukular
Injeksi steroid intra artikular bekerja dengan mengurangi peradangan sendi dan
sinovium. Injeksi kortikosteroid digunakan untuk meredakan gejala Osteoarthritis
jangka pendek. Kortikosteroid yang banyak digunakan di praktik adalah triamcinolone
dengan dosis 40-50 mg.
- Pembedahan
Tujuan pembedahan pada pasien Osteoarthritis adalah untuk mengurangi rasa sakit,
meminimalkan kecacatan, dan meningkatkan kualitas hidup. Pembedahan untuk pasien
dengan Osteoarthritis umumnya dilakukan setelah 6-12 bulan tatalaksana non-invasif
tidak berhasil. Pilihan tatalaksana bedah pada Osteoarthritis antara lain artroskopi dan
total knee replacement.

Penatalaksanaan N0n-Farmakologi

OA Tangan OA Lutut OA Panggul


 Evaluasi kemampuan  Aerobik  Aerobik
AIDLs  Latihan Akuatik  Latihan Akuatik
 Teknik Proteksi Sendi  Akupuntur  Terapi Termal
 Terapi Termal  Program Tai Chi

II. Rencana Keperawatan


Masalah Keperawatan NOC NIC
Nyeri Kronis Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
Definisi: pengalaman - Pasien dengan  Kaji persepsi klien tentang nyeri,
sensorik dan emosional osteoarthritis memiliki sikap terhadap nyeri, dan
tidak menyenangkan pengendalian nyeri penggunaan obat nyeri tertentu
dengan kerusakan jaringan yang dapat diterima  Lakukan penilaian nyeri yang
aktual atau potensial, atau oleh pasien (kurang komprehensif, catat lokasi, durasi,
digambarkan sebagai suatu dari 2 pada skala 0-10) faktor pencetus, dan pemicu serta
kerusakan; awitan yang - Pasien memperagakan keparahan menggunakan skala 0-10
tiba-tiba atau lambat penggunaan intervensi atau skala lain yang sesuai
dengan intensitas ringan terapeutik seperti  Catat adanya perilaku terkait
hingga berat, terjadi secara keterampilan relaksasi dengan nyeri seperti perubahan
konstan atau berulang yang atau modifikasi TTV,
menangis, meringis, gangguan tidur
akhirnya tidak dapat perilaku untuk  Posisikan klien dengan posisi semi
diantisipasi atau diprediksi meredakan nyeri fowler dengan tulang belakang,
serta berlangsung lebih - Pasien dengan pinggul, dan lutut tertekuk atau
dari 3 bulan. (Herdman, & osteoarthritis memiliki dapat dengan posisi terlentang
Kamitsuru, 2017). pengendalian nyeri dengan kepala diangkat 10-30
yang dapat diterima derajat, atau posisi lateral
oleh pasien (kurang  Instruksikan melakukan teknik
dari 2 pada skala 0-10) logrolling untuk melakukan
- Pasien memperagakan perubahan posisi jika kondisi
penggunaan intervensi membutuhkan
terapeutik seperti  Aplikasikan brace atau korset dan
keterampilan relaksasi instruksikan pasien mengenai cara
atau modifikasi menggunakannya sendiri
perilaku untuk  Batasi aktivitas dan berikan pasien
meredakan nyeri periode istirahat
 Tempatkan barang yang mungkin
dibutuhkan seperti telepon di dekat
pasien agar pasien tidak terlalu
banyak bergerak
 Melatih pasien peregangan,
backrubs, therapeutic, touch, dan
berikan lingkungan yang tenang
 Instruksikan dan bantu teknik
relaksasi atau visualisasi, relaksasi
otot progresif, dan latihan
pernapasan
 Instruksikan klien melakukan
modifikasi kegiatan dan mendorong
tubuh untuk melakukan sesuai
dengan postur tubuh yang benar

Kolaboratif
 Berikan obat sesuai dengan indikasi
 Pakaikan penyangga fisik seperti
lumbar brace atau cervical collar
 Konsultasikan dengan ahli terapi
fisik
 Aplikasikan penggunaan kompres
panas, dingin, atau lembab
 Rujuk pasien ke klinik rehabilitasi
dan manajemen nyeri
 Rujuk pasien untuk terapi alternatif
yang sesuai
Gangguan Mobilitas Fisik Mobilitas (0208) Independen
d.d nyeri jika berjalan Definisi: Kemampuan Positioning
untuk bergerak dengan  Obat sepanjang waktu, atau
Definisi: sengaja di lingkungannya pada waktu yang cukup
Keterbatasan dalam sendiri secara mandiri sebelum prosedur dan aktivitas
gerakan tubuh yang dengan atau tanpa alat  Peragakan dan bantu dengan
mandiri dan terarah atau bantu teknik transfer dan penggunaan
pada satu atau lebih alat bantu mobilitas, seperti
ekstremitas trapeze, walker, kruk, atau
 Peningkatan tongkat
pergerakan sendi  Tentukan kekuatan tubuh
 Peningkatan bagian atas dan kebutuhan
kemampuan peralatan untuk membantu
berjalan ADL
 Pergerakan lebih Exercise Therapy: Joint Mobility
mudah  Lakukan atau bantu dengan
ROM pada sendi yang tidak
dioperasi.
 Promosikan partisipasi dalam
program latihan rehabilitatif:
Total hip: Pengaturan otot paha
depan dan gluteal, isometrik,
pengangkatan kaki, dorsofleksi,
dan fleksi plantar (pompa
pergelangan kaki) kaki.
 Selidiki peningkatan rasa sakit
yang tiba-tiba dan pemendekan
anggota tubuh serta perubahan
warna kulit, suhu, dan sensasi
 Dorong partisipasi dalam ADL.

Kolaborasi
 Berkolaborasi dengan terapis
fisik dan okupasi, dan spesialis
rehabilitasi

Risiko jatuh d.d nyeri saat Pengetahuan:  Mengidentifikasi perilaku dan


berjalan (D.0143) Pencegahan Jatuh (1828) faktor yang mempengaruhi
Definisi: luas pemahaman risiko jatuh
Definisi: yang disampaikan tentang  Berikan alat bantu (mis.,
Berisiko mengalami pencegahan jatuh tongkat dan alat bantu jalan)
kerusakan fisik dan untuk gaya berjalan yang stabil
gangguan kesehatan akibat  Anjurkan pasien untuk meminta
terjatuh  Penggunaan alat bantuan dalam melakukan
bantu yang benar pergerakan
 Kapan harus  Ajari pasien cara jatuh untuk
meminta bantuan meminimalkan cedera
pribadi  Mengedukasi anggota keluarga
 Latihan untuk tentang faktor risiko yang
mengurangi risiko berkontribusi terhadap jatuh dan
jatuh bagaimana mereka dapat
mengurangi risiko ini

Anda mungkin juga menyukai