Anda di halaman 1dari 18

CARA MENGHITUNG ANGKA METABOLISME BASAL

CARA MENGHITUNG AMB

1. Perhitungan Dalam Menentukan Kebutuhan Energi


Komponen utama yang menentukan kebutuhan energi adalah angka metabolisme basal
(AMB) atau basal metabolic rate (BMR) dan aktifitas fisik. AMB dipengaruhi oleh
Umur,Gender,Berat Badan,dan Tinggi Badan. Cara menentukan AMB yaitu
 Menggunakan Rumus Harris Benedict
1. Laki-Laki : 66 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
2. Perempuan : 665 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
 Menggunakan Cara Cepat,terdapat 2 cara cepat yaitu
A. 1. Laki-Laki : 1 kkal x kg BB x 24 jam
2. Perempuan : 0,95 kkal x kg BB x 24 jam
B. 1. Laki-Laki : 30 kkal x kg B
2. Perempuan : 25 kkal x kg BB
 Menggunakan Cara FAO,WHO,UNU
Tabel Rumus FAO,WHO,UNU untuk menentukan AMB
Kelompok umur Laki-laki Perempuan
0-3 tahun 60,9 B – 54 61,0 B – 51
3-10 tahun 22,7 B – 495 22,5 B + 499
10-18 tahun 17,5 B + 651 12,2 B + 746
18-30 tahun 15,3 B + 679 14,7 + 496
30-60 tahun 11,6 B + 879 8,7 B + 829
≥ 60 tahun 13,5 B + 487 10,5 + 596
Keterangan: B=Berat Badan dengan satuan Kg
 Menentukan Kebutuhan Energi Untuk Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik terdiri dari sangat ringan,ringan,sedang,dan berat. Kebutuhan energi berdasarkan
aktivitas fisik dinyatakan dalam bentuk AMB.

Tabel Kebutuhan Energi Menurut Aktivitas


Aktivitas/gender Jenis kegiatan Faktor aktivitas
Sangat ringan 100 % waktu untuk duduk atau berdiri 1,30
Ringan- Laki-laki 75 % waktu untuk duduk atau berdiri 1,56
- Wanita 25 % waktu untuk berdiri atau bergerak 1,55
Sedang- Laki-laki 60 % waktu untuk duduk atau berdiri 1,76
- Wanita 40 % waktu untuk aktivitas tertentu 1,70
Berat – Laki-laki 40 % waktu untuk duduk atau berdiri 2,10
- Wanita 60 % waktu untuk aktivitas tertentu 2,00
Sumber : Dimodifikasi dari Almatsier, 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi
 Kebutuhan Energi Untuk Mencapai Berat Badan Normal
Untuk mencapai berat badan normal maka seseorang yang mempunyai berat badan lebih (gemuk)
atau kurang dari normal (kurus) maka jumlah masukan energi harus disesuaikandengan mengurangi
atau menambah 500 kkal sehari sampai tercapai berat badan normal. Cara menentukan berat badan
ideal/normal yaitu:

1. Menggunakan Rumus Brocca


Berat Badan Normal (Kg) = 90% (Tinggi Badan dalam cm-100) ±10%
2. Menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT = Berat Badan (Kg) dibagi Tinggi Badan (Cm) dikali Tinggi Badan dalam M
Keterangan: IMT normal memiliki nilai <18,5-25,0
Perhitungan kebutuhan energi
Contoh: cara menaksir kebutuhan energi untuk seorang perempuan berumur 30 tahun dengan berat
badan 52 kg dan tinggi badan 158 cm dengan aktivitas ringan, dengan menggunakan 4 cara adalah :
1. Kebutuhan energi untuk AMB
a.Harris Benedict
= 655 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)
= 655 + (9,6 x 52) + (1,8 x 158) – (4,7 x 30)
= 1297,6 (dibulatkan 1298 kkal)
b.Rumus cepat 1
= 0,95 kkal x kg BB x 24 jam
= 0,95 kkal x 52 x 24
= 1185,8 kkal (dibulatkan 1186 kkal)
c.Rumus cepat 2
= 25 kkal x kg BB
= 25 kkal x 52
= 1300 kkal
d.Rumus FAO/WHO/UNU
= 14,7 x 52 + 496 kkal
= 1260,4 kkal (dibulatkan 1260 kkal)
Kebutuhan AMB menurut keempat cara di atas tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Oleh
sebab itu cara menghitung AMB dengan rumus cepat 1 dan 2 yang lebih praktis, khususnya untuk
orang dewasa dapat diterapkan di lapangan.
2. Kebutuhan energi dengan aktivitas fisik
Kalikan nilai AMB (rumus cepat 2) dengan kelipatan yang sesuai dengan jenis aktivitas, dalam hal ini
aktivitas ringan :
= 1,55 x 1300 kkal = 2015 kkal
3. Kebutuhan energi untuk mencapai berat badan normal
IMT = 52 / 1,58 x 1,58 = 20,8
Berarti berat badannya masih normal sehingga kebutuhan energi tetap 2015 kkal
 Cara Menentukan Protein,Lemak,dan Karbohidrat
1. Protein 10 – 15% dari kebutuhan total energi sehari 2450 kkal 245 – 368 kkal atau 61 – 92 gr
protein
2. Lemak 10 – 25 % dari kebutuhan total energi sehari 2450 kkal energy 245 – 613 kkal atau 27 – 68
gr lemak
3. Karbohidrat 60 – 75 % dari kebutuhan energi total atau sisa kebutuhan energi (Protein dan
Lemak) 1450 kkal 1470 – 1838 kkal atau 368 – 460 gr karbohidrat

 Cara Menentukan Kebutuhan Energi Dalam Keadaan Sakit


1. Menghitung kebutuhan energi menurut kg bb (kkal/kg/hari) tabel dibawah menunjukkan
kebutuhan energi/kg bb rata-rata/orang dewasa yang dikembangkan dari AKG bagi pasien yangb
tidak mengalami stress

Kategori dan umur Energi/kg


Berat Badan (kg) Tinggi Badan (cm) Energi Total(kkal)
(tahun) BB(kkal)
Laki – laki

20 – 45 62 165 2800 45
46 – 59 62 165 2500 40
≥ 60 62 165 2200 35
Perempuan

20 – 45 54 156 2200 40
46 – 59 54 156 2100 39
≥ 60 54 154 1850 34
2. Menurut persen kenaikan kebutuhan diatas Angka Metabolisme Basal (AMB),
yaitu dengan mengalikan AMB dengan faktor aktifitas dan faktor trauma / stres.
Rumus yang digunakan adalah :
Kebutuhan Energi = AMB x faktor aktifitas x faktor trauma / stres
Tabel Faktor aktifitas dan faktor trauma atau stres untuk menetapkan kebutuhan energi orang
sakit.
No Aktifitas Faktor No Jenis trauma / stres Faktor
1. Istirahat di tempat 1,2 1. Tidak ada stres,pasien 1,3
2. tidur 1,3 2. dalam keadaan gizi 1,4
Tidak terikat di 3. baik 1,5
tempat tidur 4. Stres ringan : 1,6
5. peradangan saluran 1,7
6. cerna, kanker, bedah 2,1
elektif, trauma
kerangka moderat
Stres sedang : sepsis,
bedah tulang, luka
bakar, trauma
kerangka mayor
Stres berat : trauma
multiple, sepsis, dan
bedah multisistem
Stres sangat berat :
luka kepala berat,
sindroma penyakit
pernapasan akut, luka
bakar dan sepsis
Luka bakar sangat
berat

Lampiran 3 FORMULIR RECALL AKTIVITAS FISIK SISWI SMP NEGERI 1 SIBORONGBORONG


KABUPATEN TAPANULI UATARA

Tanggal Pengambilan data :

Nama Lengkap :

Kelas :

NO Aktivitas Fisik Waktu (lama melakukan)

1 Tidur

2 Mandi / berpakaian / berdandan


3 Makan 4 Memasak 5 Sekolah 6 Mengepel 7 Menyetrika 8 Mencuci baju 9 Mencuci piring 10
Menyapu 11 Berjalan 12 Berkebun 13 Mengerjakan tugas 14 Menonton 15 Diantar melalui bus /
mobil / motor 16 Kegiatan yang dilakukan sambil duduk

CONTOH PERHITUNGAN RECALL AKTIVITAS FISIK SISWI SMP NEGERI 1 SIBORONGBORONG


KABUPATEN TAPANULI UTARA

No Aktivitas Fisik PAR W ( PAR x W) (menit)

1 Tidur 1.0 7 Jam 420

2 Mandi / berpakaian / berdandan 2.3 40 Menit 92

3 Makan 1.5 20 Menit 30 4 Memasak 2.1 45 Menit 94,5 5 Sekolah 1.5 6 Jam 540 6 Mengepel 4.4 40
Menit 176 7 Menyetrika 1.7 30 Menit 51 8 Mencuci baju 2.8 30 Menit 84 9 Mencuci piring 1.7 15
Menit 25,5 10 Menyapu 2.3 20 Menit 46 11 Berjalan 3.2 1 Jam 192 12 Berkebun 4.1 2 Jam 492 13
Mengerjakan tugas 1.5 1 Jam 90 14 Menonton 1.4 30 Menit 42 15 Diantar melalui bus / mobil /
motor 1.2 30 Menit 36 16 Kegiatan yang dilakukan sambil duduk 1.5 2 Jam 180

Jumlah Total 2.591/ 60

43,18

PAL ditentukan dengan rumus :∑ = ( )

24

Keterangan :

PAL : Physical Activity Level

PAR : Physical Activity Ratio

W : Alokasi waktu dalam 24 jam

Kategori tingkat aktivitas fisik berdasarkan nilai PAL:

a) Ringan (sedentary lifestyle) = 1,40-1,69

b) Sedang (active or moderately active lifestyle) = 1,70-1,99

c) Berat (vigorous or vigorously active lifestyle) = 2,00-2,40

Penyelesaian: =43,18 : 24

=1,80

Jadi, hasil dari recall aktivitas fisik dikategorikan “Sedang”.

Definisi: MET atau metabolic equivalent standar satuan yang digunakan untuk memperkirakan
jumlah oksigen yang digunakan oleh tubuh selama aktivitas fisik. 1 MET = energi (oksigen)
yang digunakan oleh tubuh saat istirahat, sambil duduk diam atau membaca buku, misalnya.
Semakin keras tubuh Anda bekerja selama kegiatan, semakin banyak oksigen yang
dikonsumsi dan semakin tinggi tingkat MET. Kegiatan yang membakar 3 sampai 6 METs
dianggap aktivitas moderat intensitas fisik. Kegiatan yang membakar> 6 METs dianggap
aktivitas yang kuat intensitas fisik. Intensitas sedang aktivitas fisik mengacu pada tingkat
upaya yang: Penyebab peningkatan pernapasan dan / atau Hasil detak jantung dalam tiga
sampai enam setara metabolik (MET) Burns upaya 3,5-7 Kalori per menit (kkal / menit) Artikel
Terkait MET - Setara Metabolik untuk Tugas - Apa Setara Metabolik untuk Aktivitas Tugas
Fisik Kuat - Apa Kuat Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik Sedang - Sedang Apa Kegiatan Kalkulator
Kalori Fisik Apa Adalah Warm-up? - Krav Maga untuk Kebugaran
Mengukur aktivitas fisik
1. 1. PENDAHULUAN Caspersen (1989) mendefinisikan aktifitas fisik sebagai “semua
gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang mengakibatkan keluarnya kalori”
(hal. 424). Yang lainnya (misalnya, Freedson & Miller 2000) menyatakan bahwa aktifitas
fisik juga melibatkan komponen perilaku, yang mengindikasikan bahwa aktifitas fisik itu
bersifat sukarela. Oleh karena itu aktifitas fisik memiliki dua komponen : gerakan dan
perilaku. Istilah olahraga dan aktifitas fisik kadang-kadang juga digunakan tetapi
menunjukkan konstruksi yang berbeda. Olahraga adalah aktifitas fisik yang
dikarakteristikkan dengan struktur yang terencana dan memiliki tujuan untuk
meningkatkan fitness (Pate et al. 1995). Semua olahraga adalah aktifitias fisik tetapi tidak
semua aktifitas fisik dapat dijelaskan sebagai olahraga. MEMAHAMI HUBUNGAN
ANTARA AKTIFITAS FISIK DAN KESEHATAN Penelitian tentang aktivitas fisik semakin
meningkatkan kepentingannya selama abad ke dua puluh, karena hubungannya dengan
berbagai hasil kesehatan. Pada awal abad ke dua puluh, morbiditas dan mortalitas
(kematian)akiat dari penyakit infeksi seperti pneumonia dan influenza; sebaliknya saat
ini, penyebab utama morbiditas dan mortalitas dalam masyarakat modern akibat dari
gaya hidup. Perilaku yang menyebabkannya adalah tembakau, alcohol, dan penyalah
gunaan obat-obatan, makanan dan tingkat aktifitas fisik menyebabkan masalah
kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, diabetes mellitus, strok, kanker, kegemukan,
osteoporosis dan hipertensi. Efek menguntungkan dari aktifitas fisik pada berbagai
masalah kesehatan sudah diterima dengan baik dan telah didokumentasikan di banyak
penelitian, teks review dan website yang dihubungkan dengan organisasiseperti National
Institutes of Health (www.nih.gov). Olahraga fisik merupakan perilaku multidimensi yang
terdiri dari karakteristik psikologis dan sosiologis yang memiliki akibat fisiologis dan fisik
jangka pendek dan jangka panjang. Tidak seperti perilaku yang terstruktur dan terencana
seperti bekerja, makan dan olahraga, aktifitas fisik bisa terjadi sepanjang hari, dalam
beberapa konteks(rumah, tempat kerja, tempat peristirahatan) dan dapat direncanakan
atau tidak, terstruktur atau tidak. Hasil dari aktifitas fisik banyak dan bervariasi jika
dihubungkan dengan kesehatan (fisiologis dan psikologis) dan hasilnya. Pentingnya
Mengukur Aktifitas Fisik Pernyataan umum bahwa aktifitas fisik memiliki hasil kesehatan
yang positif sudah cukup untuk membenarkan pentingnya mengukur aktifitas fisik.
Aktifitas fisik harus didorong untuk dilakukan pada anak-anak dan orang dewasauntuk
meningkatkan kemungkinan bahwa mereka akan menjadi orangdewasa yang aktif.tanda-
tandakesehatan negative lainnya, seperti obesitas telah meningkat padatahun-tahun
terakhir. Hubungan antara partisipasi aktifitas fisik dan indicator psikologis seperti harga
diri juga diketahui pada anak-anak dan remaja. Pada orang dewasa, aktifitas fisik
menjadi lebih penting untuk mempertahankan kemampuan fungsional.tingkatkekuatan
dan fleksibilitas berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan fungsi
hidupnya sehari-hari seperti mandi, - 1 -
2. 2. berpakaian, naik tangga dan membawa barang belanjaan. Aktivitas fisik dapat
menunda penurunan kekuatan jika dihubungkan dengan proses penuaan, yang pada
akhirnya menjadikan orang tersebut lebih mandiri. Tipe Instrumen untuk Mengukur
Aktivitas Fisik Instrument pengukuran aktifitas fisik dapat diklasifiksikan menurut dua
karakteristik yang penting : jumlah beban partisipan dan apakah mereka subyektif atau
obyektif. Beban partisipan menjelaskan seberapa banyak usaha atau ketidaknyamanan
disebabkan pada orang tersebut yang sedang dites. Monitor detak jantung misalnya,
memiliki beban partisipan yang rendah karena setelah monitor detak jantung dipasang,
monitor tersebut menggumpulkan data tanpa usaha tambahan. Instrument dengan
beban partisipan yang rendah memiliki pengaruh yang sangat kecil pada kemampuan
partisipan untuk melanjutkan aktifitas normalnya sehari-hari. Sebaliknya aktifitas fisik
memiliki beban partisipan yang lebih tinggi karena melibatkan usaha yang terus menerus
oleh partisipan untuk dicatat kegiatannya selama satu hari. instrumen dengan beban
partisipan yang tinggi bias mengganggu dan mengubah perilaku aktifitas fisik partisipan.
Klasifikasi baik subyektif atau obyektif didasarkan pada prosedur yang mengarah pada
alokasi skor partisipan. Instrument subyektif memerlukan partisipan atau pencatat yang
terlatih untuk menggunakan penilaian dalam menentukan skor yang dialokasikan pada
partisipan. Pengumpulan data menggunakan instrument obyektif tidak memerlukan
interpretasi perilaku/kegiatan oleh partisipan atau pencatat. Catatan Aktivitas Fisik
Klasifikasi Beban partisipasi yang tinggi, subyektif Data Hasil Frekuensi, intensitas,
durasi , mode, konteks, total Catatan aktivitas fisik memerlukan partisipan mencatat
dengan dasar yang bersifat terus menerus selama beberapa waktu yang diukur dimana
bentuk aktifitas fisik yang telah dialakukan mulai dari satu menit sampai empat jam. Data
yang diambil dari catatan aktifitas fisik bias diterjemahkan kedalam perkiraan
pengeluaran energi. Informasi yang telah dicatat tentang durasi, bentuk, dan intensitas
dapat digunakan dan dikaitkan dengan rata-rata pengeluaran energi yang dihubungkan
lagi dengan berbagai aktifitas fisik yang umum seperti yang telah dinyatakan oleh
Ainsworth et. Al. (1993,2000). Keuntungan Catatan aktifitas fisik melibatkan interpretasi
perilaku aktifitas fisik selama waktu yang digunakan untuk melakukan aktifitas fisik
tersebut atau sesudahnya. Validitas isinya lebih baik daripada ukuran obyektif,karena
beberapa jenis aktifitas fisik bisa ada untuk pilihan. Semua dimensi aktifitas fisik
(frekuensi, durasi dan sebagainya) dapat diukur menggunakan metode catatan.
Keterbatasan Jika partisipannya tidak termotivasi, maka tugas mencatat data pada
beberapa kesempatan dalam beberapa hari akan menjadikan beban. Terutama bagi
orang dewasa yang terbatas kemampuan pandangnya atau menderita arthritis di tangan.
Reaksi adalah masalah yang potensial. Karena partisipan harus melengkapi catatan
selama masa observasi, ini bisa mengubah perilaku aktifitas fisiknya misalnya dengan
membuatnya lebih sadar akan pentingnya menjadi aktif. - 2 -
3. 3. Kuesioner Klasifikasi Beban partisipan yang tinggi, subyektif Data Hasil Frekuensi,
intensitas, durasi, bentuk, konteks, total Kuesioner bisa dilakukan sendiri, dilengkapi oleh
orang tua dari seorang anak atau digunakan oleh pewawancara yang terlatih. Kuesioner
memiliki keuntungan dan kerugian yang sama seperti yang telah dijelaskan dalam
catatan aktivitas fisik. Demikian juga halnya dengan data kuesioner bias digunakan
bersama dengan aktifitas fisik untuk menghasilkan estimasi pengeluaran energi dalam
aktivitas fisik. Keuntungan Satu keuntungan dari kuesioner dibandingkan dengan catatan
aktifitas fisik adalah bahwa aktifitas yang diulang bukanlah suatu masalah (karena
pengukuran fisik tidak terjadi ketika proses yang berkelanjutan selama waktu tertentu
yang diukur; aktifitas fisik terjadi sebelum partisipan menyelesaikan kuesioner).
Kuesioner mungkin merupakan satu-satunya alternative praktisuntuk penelitian skala
besar dari perilaku aktifitas fisik. Keterbatasan Keakuratan mengingat dipertanyakan,
karena partisipan diminta untuk mengingat perilaku selama waktu yang lama (mulai dari
kemarin sampai seluruh hidupnya). Sensor Gerakan Klasifikasi Beban partisipan rendah,
Obyektif Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total Sensor gerakan dapat dibagi
menjadi dua tipe, pedometer dan akselerometer. Pedometer mengukur total aktifitas fisik
(jumlah langkah) sedangkan akselerometer memberikan informasi yang lebih detil
tentang intensitas dan arah gerakan. Keuntungan Memberikan informasi pola waktu,
durasi dan dimensi intensitas aktifitas fisik dan berarti bahwa penggumpulan data lebih
meyakinkan bagi partisipan. Keterbatasan Parsipan mungkin lupa menggenakan sensor
gerakan. Sensor gerakan dapat juga dipengaruhi oleh gerakan ekstra seperti vibrasi
kendaraan. Monitor Detak Jantung Klasifikasi Beban partisipan rendah, Obyktif Data
Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi, Total Seperti motion sensor (sensor gerakan),
monitor detak jantung dipakai selama aktifitas fisik, dan kebanyakan model terdiri dari
unit transmitter sabuk di dada dan unit penerima yang dipakai dipinggang. Model yang
paling sederhana menunjukkan hanya detak jantung dan digunakan terutama untuk
umpan balik cepat pada intensitas olahraga sementara model yang lebih kompleks
memungkinkan penyimpanan dan memberikan data detak jantung. Keuntungan Monitor
detak jantung menawarkan metode yang meyakinkan untuk mengukur indicator fisiologis
jumlah dan intensitas kerja fisik yang dilakukan. Keterbatasan Monitor detak jantung
memiliki keterbatasan. Mungkin kelemahan yang terbesar adalah pengeluarannya,
terutama untuk model-model dengan memori dan kapasitas untuk menampilkan data
yang telah disimpan. Namun, penggunaan detak jantung sebagai indicator aktifitas fisik
merupakan masalah dalam beberapa situasi. Hubungan detak jantung/VO2 tidak linier
pada semua level aktifitas fisik (suatu masalah - 3 -
4. 4. yang relevan untuk partisipan, seperti orang tua yang memiliki intensitas aktifitas fisik
yang sangat rendah). Doubly Labeled Water Klasifikasi Beban partisipan yang rendah,
Obyektif Data Hasil Total Metode doubly labaled water dapat digunakan untuk mengukur
pengeluaran total energi selama beberapa hari. Prosedur melibatkan pemakaian air yang
mengandung isotopes hidrogen dan oksigen. Selanjutnya distribusi alami isotop ini
diseputar tubuh, mereka secara perlahan meningkatmelalui urine, keringat dan uap air
dan juga isotop oksigen melalui karbon dioksida yang dikeluarkan. Dengan
menggumpulkan urin, darah atau air liur pada interval teratur, tingkat kenaikan isotop
dapat dihitung dan selanjutnya digunakan untuk menghitung produksi karbon dioksida
yang kemudian dapat digunakan untuk memperkirakan pengeluaran total energi.
Keuntungan Keuntungan utama menggunakan teknik doubly labeled water adalah
metode yang paling akurat untuk mengukur pengeluaran total energi. Yang selanjutnya
dapat berfungsi sebagai metori criteria yang baik untuk memvalidasikan kemampuan
metodealternatif untuk mengukur aktifitas fisik atau pengeluaran energi. Keterbatasan
Mungkin kelemahan utama dari metode ini adalah sangat mahal. Observasi Langsung
Klasifikasi Beban partisipan rendah, Subyektif Data Hasil Frekuensi, Intensitas, Durasi,
Bentuk, Konteks, Total Untuk metode ini, penilai yang terlatih melakukan observasi
langsung pada partisipan dalam konteks yang terbatas, seperti di sekolah taman kanak-
kanak, pelajaran pendidikan fisik atau tempat kerja. Metode pengkodean yang sistematis
digunakan dengan formulir yang telah disiapkan untuk mencatat interval singkat dan
teratur dimana bentuk perilaku dan ekspresi intensitas pengeluaran energi. Keuntungan
Mungkin keuntungan terbesar dari observasi langsung adalah memberikan informasi
yang lebih detil daripada metode lain pada semua aspek aktifitas fisik. Keterbatasan
Walaupun informasi yang diperoleh dari observasi langsung lebih lengkap daripada
metode lain, namun sifat subyektif dari penilaian membuat pengukuran yang akurat
bergantung pada kemampuan dan latihan dari penilai. Calorimetry Tidak Langsung
Klasifikasi Beban partisipan yang rendah, Obyektif Data Hasil Frekuensi, Intensitas,
Durasi, Total Indirect calorimetry melibatkan pengukuran pertukaran gas (konsumsi
oksigen dan produksi karbon dioksida) selama berbagai aktivitas fisik yang terkontrol. Ini
dapat diselesaikan melalui spirometry sirkuir terbuka menggunakan peralatan analisis
gas yang relative kecil. Keuntungan Keuntungan utama calorimetry yaitu memberikan
estimasi yang sangat akurat keluarnya energi yang dikaitkan dengan bentuk dan
intensitas spesifik dari olah raga. Keterbatasan Pengeluaran (harga) adalah kelemahan
yang terbesardari indirect calorimetry. Ahli teknis diperlukan untuk menggunakan tipe
peralatan ini secara benar. - 4 -
5. 5. Karena metode ini didasarkan pada laboratorium, bentuk aktifitas fisik yang dapat
diukur terbatas. MENGUKUR AKTIFITAS FISIK SELAMA HIDUP Sifat perilaku aktifitas
fisik berubah dalam masa hidup. Untuk mengukur aktifitas fisik pada satu dari tiga tahap
utama kehidupan (anak-anak ke remaja, remaja kedewasa, dan tua), kita harus
memahami karakteristik khusus setiap tahap dan mempertimbangkan bukti penelitian
yang spesifik terhadap setiap tahapan usia. Berikut ini tipe bukti reliabilitas : (a)
reliabilitas test-retest; (b) konsistensi internal; (c) obyektifitas antar penilai; (d) reliabilitas
antar instrument. Mengukur Aktifitas Fisik pada Anak-anak dan Remaja Anak-anak dan
remaja menunjukkan berbagai kemampuan dan perilaku kognitif dan fisik. Remaja lebih
seperti orang dewasa daripada anak-anak, terutama berkaitan dengan kemampuan
mereka untuk membaca dan memahami kuesioner,dan perhatian mereka. Anak-anak
sangat berbeda dalam hal ini. Perilaku aktifitas anak-anak juga sangat berbeda dari
orang dewasa. Bailey et al.(1995) meneliti intensitas aktifitas anak-anak melalui
observasi langsung, yang mencatat level aktifitas setiap 3 detik. Durasi rata-rata waktu
aktifitas anak-anak sangat rendah, dari semua intensitas. Bukti Reliabilitas dan Validitas
– Anak-anak dan Remaja Penelitian tentang validitas dan reliabilitas pada kelompok usia
ini ditunjukkan dalam table 9.2 dan 9.3. Hampir semua penelitian pada anak-anak
memfokuskan pada penggunaan sensor gerakan (pedometer dan akselerometer) dan
kuesioner. Keduanya sangat menyakinkan dan untuk kuesioner dan pedometer,
alternative dengan biaya rendah digunakan untuk anak-anak. Secara umum, dari 3
sampai 4 hari data diperlukan untuk reliabilitas > 70, dan 5 sampai 6 hari diperlukan
untuk menghasilkan reliabilitas > 80. Hasil yang sama ditemukan untuk akselerometer,
tetapi tipe instrument ini biasanya dibatasi pada lingkungan penelitian karena biaya yang
berlebihan. Walaupun kuesioner ditunjukkan lebih dapat dipercaya pada populasi anak,
namun penelitian lain menunjukkan reliabilitas yang rendah. Mengukur Aktifitas Fisik
pada Orang Dewasa Usia Muda Sampai Pertengahan Mungkin karakteristik yang paling
penting yang membedakan orang dewasa dari anak- anak, remaja, dan orang tua aalah
jumlah waktu yang mereka habiskan di tempat kerja setiap minggu. Terutama jika
pekerjaan mereka menuntut fisik, maka penting bahwa pengukuran aktifitas fisik yang
digunakan pada orang dewasa yang bekerja bias mendeteksi aktifitas fisik di tempat
kerja. Kuesioner, beberapa pertanyaan harus menuju pada aktifitas fisik selama jam
kerja. Karena kelompok usia ini memiliki banyak tanggung jawab yang dihubungkan
dengan kerja, memelihara keluarga dan pemeliharaan rumah, maka metode yang lebih
efisien waktu merupakan yang paling praktis. Bukti Reliabilitas dan Validitas –Orang
Dewasa Usia Muda Sampai Pertengahan Bukti penelitian untuk kelompok usia ini
diberikan dalam Tabel 9.4 dan 9.5. dalam beberapa tahun ini telah ada peningkatan
penelitian yang meneliti pedometer yang merefleksikan/menggambarkan meningkatnya
popularitaspedometer untuk promosi aktifitas fisik pada orang dewasa. Misalnya,
Schneider et al. (2003)melaorkan reliabilitas - 5 -
6. 6. di atas R = 80 untuk sepuluh model yang berbeda, dengan tiga model di atas R = 90.
namun, berbagai model pedometer bisa saling tidak sesuai terutama waktu yang
dihabiskan dalamaktifitas fisik karena gaya hidup. Banyak kuesioner
mendokumentasikan reliabilitas test-re-test dan antar instrument yang baik pada orang
dewas, walaupun reliabilitastampak menurun ketika interval penggunaan meningkat.
Reliabilitas test-re-test dibawah R = 70 dalam penelitian yang menggunakan interval satu
tahun (Baranowski et al. 1999). Mengukur Aktifitas Fisik pada Orang Tua Hubungan
antara aktifitas fisik dan hasil kesehatan berbeda pada orang tua, oleh karena itu harus
dipertimbangkan ketika mengukur aktifitas fisik pada kelompok usia ini. Karena
hubungan antara aktifitas fisik aerobikdan mortalitas lebih lemah pada kehidupan
selanjutnya, maka pengukuran tipe aktifitas ini menjadikurang penting. Hasil lainnya
dalam aktifitas fisik yang kompleks/huungan kesehatan menjadi lebih penting. Aktivitas
yang mempertahankan atau menignkatkan koordinasi dan keseimbangan membantu
untuk menurunkan resiko jatuh dan aktifitas dengan intensitas yang cukup untuk
mempengauhi kepadatan mineral tulang membantu menurunkan resiko patah tulan. Jadi
penting bahwa instrument yang digunakan untuk meneliti pengaruh kesehatan terhadap
aktifitas fisik pada populasi orang tua dirancang utuk mengukur kekuatan olahragan dan
aktifitas fisik yang mempertahankan berat badan. Bukti Reliabilitas dan Validitas – Orang
Tua Bukti validitas dan reliabilitas untuk instrument pengukuran aktifitas fisik pada orang
tua terbatas dibandingkan dengan anak-anak, remaja dan orang dewasa yang lebih
muda. Hal ini mungkin karena standar keamanan yang lebih tinggi yang diperlukan oleh
peneliti yang melakukan tes fisik pada orang tua. Tabel 9.6 dan 9.7 menunjukkan
penelitian yang dilakukan dengan kelompok usia ini. Penelitian pengukuran aktifitas fisik
yang lebih sedikit telah dilakukan pada orang tua daripada dua kelompok usia lainnya.
Hampir semua penelitian memfokuskan pada metode kuesioner dengan beberapa
penelitian yang menggabungkan akselerometer dan pedometer. KESIMPULAN
Pengukuran aktivitas fisik itu penting karena hubungan antara aktivitas fisik dan berbagai
hasil kesehatan. Banyak penelitian yang telah dilakukan selama 10 tahun terakhir
tentang pengukuran aktivitas fisik. Karena itu peningkatan teknologi yang sangat cepat
pada monitor detak jantung, pedometer dan akselerometer, kita saat ini berada pada
situasi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Ketika mengukur aktifitas fisik, tampak
jelas bahwa kita harus memilih instrument yang memiliki bukti yang kuat reliabilitas dan
validitasnya untuk penggunaannya. Namun, dalam prakteknya, ini tidak selalu terjadi
seperti ini. Contohnya, Foster et al. (2000) menemukan bahwa dalam sample besar para
direktur rumah sakit dan direktur tempat peristirahatan di Inggris, 71% mengembangkan
ukuran aktifitasnya sendiri, 21% memodifikasi alat-alat yang ada dan hanya 6%
menggunakan instrument yang ada dengan bukti validitas yang telah ditentukan
sebelumnya. Ketika memilih sebuah instrument untuk digunakan dengan populasi
spesifik, kita harus mempertimbangkan apakah instrument tersebut sesuai dengan - 6 -
7. 7. populasinya. Sebagai tambahan, karena aktivitas fisik itu bersifat kompleks, maka
tidak ada satu instrument tunggal yang dapat mengukur semua aspek aktifitas fisik
(yaitu, frekuensi, intensitas, durasi, mode, konteks dan keluarnya energi), kita harus hati-
hati terhadap instrument yang kita pilih untuk mengukur karakteristik aktifitas fisik yang
ingin kita ukur. - 7
Definisi: MET atau metabolic equivalent standar satuan yang digunakan untuk memperkirakan
jumlah oksigen yang digunakan oleh tubuh selama aktivitas fisik. 1 MET = energi (oksigen)
yang digunakan oleh tubuh saat istirahat, sambil duduk diam atau membaca buku, misalnya.
Semakin keras tubuh Anda bekerja selama kegiatan, semakin banyak oksigen yang
dikonsumsi dan semakin tinggi tingkat MET. Kegiatan yang membakar 3 sampai 6 METs
dianggap aktivitas moderat intensitas fisik. Kegiatan yang membakar> 6 METs dianggap
aktivitas yang kuat intensitas fisik. Intensitas sedang aktivitas fisik mengacu pada tingkat
upaya yang: Penyebab peningkatan pernapasan dan / atau Hasil detak jantung dalam tiga
sampai enam setara metabolik (MET) Burns upaya 3,5-7 Kalori per menit (kkal / menit) Artikel
Terkait MET - Setara Metabolik untuk Tugas - Apa Setara Metabolik untuk Aktivitas Tugas
Fisik Kuat - Apa Kuat Aktivitas Fisik Aktivitas Fisik Sedang - Sedang Apa Kegiatan Kalkulator
Kalori Fisik Apa Adalah Warm-up? - Krav Maga untuk Kebugaran

Anda mungkin juga menyukai