Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN ILMU DASAR KEPERAWATAN II

PROSES INFEKSI TENTANG BAKTERI

Oleh Kelompok 4
Erna Manik
Reza Ayu Wulandari

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN KONVERSI


STIKes TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
TAHUN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah
yang berjudul “Laporan Ilmu Dasar Keperawatan II Proses Infeksi Bakteri” ini dapat selesai
pada waktunya. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah turut
membantu dalam penyusunan laporan ini. penulis berharap semoga makalah ini bisa
menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, penulis memahami bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga penulis mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi untuk selanjutnya.

Bengkulu, 15 Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULULAN ......................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 4

Bab II TINJAUAN TEORITIS .................................................................................. 5

2.1 Pengertian Bakteri .......................................................................................... 5


2.2 Klasifikasi Bakteri ......................................................................................... 5
2.3 Struktur Bakteri ............................................................................................. 7
2.4 Sikllus Pertumbuhan Bakteri ......................................................................... 10
2.5 Etiologi .......................................................................................................... 10
2.6 Tipe Infeksi .................................................................................................... 13
2.7 Proses Infeksi ................................................................................................. 14

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS ................................................. 16


3.1 Pengkajian ..................................................................................................... 16
3.2 Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 17
3.3 Intervensi Keperawatan ................................................................................. 18

BAB IV PENUTUP ..................................................................................................... 22


4.1 Kesimpulan .................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 23

Lampiran ....................................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan yang baik bergantung sebagian pada lingkungan yang aman. Praktisi atau
teknisi yang memantau atau mencegah peniularan infeksi membantu melindungi klien dan
pekerja perawatan kesehatan dari penyakit. Klien dalam lingkungan perawatan kesehatan
beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme
infeksius, meningkatnya pejanan terhadap jumlah dan jemis penyakit yang disebakan oleh
mikroorganisme dan prosedur invasive. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan
masalah kesehatan (infeksi) yakni bakteri. Inflamasi atau radang adalah respons protektif
setempat terhadap cedera atau kerusakan jaringan yang bertujuan menghancurkan,
mengurangi, atau melokalisir agen pencedera juga jaringan yang cedera. Inflamasi
merupakan respons yang menguntungkan dan sebagai pertahanan tubuh sehingga terjadi
netralisasi dan pembuangan agen-agen penyerang, jaringan nekrosis, sehingga tercipta
keadaan yang dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan tubuh. Dengan cara mempraktikan
teknik pencegahan dan pengendalian infeksi bakteri, perawat dapat menghindarkan
penyebaran mikroorganisme terhadap klien dalam semua lingkungan dengan cara mengetahui
sumber infeksi bakteri, proses infeksi bakteri, perlindungan barier yang tepat, dan mengatasi
masalah keperawatan yang muncul.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa yang dimaksud dengan infeksi ?
2. Apa penyebab munculnya infeksi bakteri ?
3. Bagaimanakah proses infeksi bakeri pada tubuh ?
4. Apa masalah keperawatan yang muncul ?

1.3 TUJUAN MASALAH


1. Untuk mengetahui pengertian infeksi
2. Untuk mengetahui etiologi infeksi bakteri
3. Untuk mengetahui rantai proses infeksi
4. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang akan muncul penyebab bakteri

BAB II
3
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Infeksi Bakteri

Proses invasif mikroorganisme kedalam tubuh dan berkembang serta menyebabkan


tubuh sakit adalah pengertian dari infeksi. Dengan demikian bila tubuh kemasukan
mikroorganisme dan tidak menimbulkan penyakit, maka bukan disebut infeksi. Hal tersebut
bisa terjadi setiap saat dimana mikroorganisme masuk dalam tubuh tetapi tidak menyebabkan
penyakit. Berdasarkan kondisi tersebut, maka mikroorganisme dibagi menjadi 2 kategori
yaitu pertama, mikroorganisme yang bisa menimbulkan penyakit disebut pathogen. Penyakit
timbul jika mikroorganisme pathogen berkembang biak dan menyebabkan perubahan pada
jaringan normal. Kemudian jika penyakit bisa ditularkan dari satu orang ke orang lain,
penyakit ini termasuk golongan penyakit menular atau disebut contagius. Kedua,
mikroorganisme yang tidak bisa menimbulkan penyakit disebut pathogen.

Bakteri berasal dari kata “bacterion ” = “ smallrod” = batang kecil , merupakan


organisme mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri sebagai mikroorganisme memilki
kemampuan adaptasi hidup diberbagai habitat (kosmopolitan). Berkembang biak dengan
membelah diri bersifat parasit, simbiont atau hidup bebas.

Infeksi bakteri adalah masalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, serta dapat
menyerang seluruh organ tubuh. Demam, batuk, hingga tanda peradangan, seperti nyeri,
merupakan beberapa gejala yang dapat dialami penderita kondisi ini. Penularan bakteri dapat
terjadi dengan berbagai cara, bisa secara langsung seperti percikan ludah orang terinfeksi
yang terhirup, melalui makanan, atau gigitan hewan yang terkontaminasi. Bakteri berbeda
dengan virus. Bakteri tidak membutuhkan sel manusia untuk hidup dan berkembang biak,
sedangkan virus justru membutuhkannya. Maka dari itu, proses diagnosis hingga penanganan
infeksi bakteri dan infeksi virus dapat berbeda.

2.2 Klasifikasi Bakteri

Bakteri umumnya berbentuk 1-sel atau sel tunggal atau uniseluler, tidak mempunyai
klorofil berkembangbiak dengan pembelahan sel atau biner. Karena tidak mempunyai
klorofil, bakteri hidup sebagai jasad yang saprofitik ataupun sebagai jasad yang parasitik.
Tempat hidupnya tersebar di mana-mana, yaitu di udara, di dalam tanah, didalam air, pada

4
bahan-bahan, pada tanaman ataupun pada tubuh manusia atau hewan. Klasifikasi bakteri
dapat didasarkan pada beberapa jenis penggolongan :
1. Klasifikasi bakteri berdasarkan bentuk
Seperti telah disebutkan, sebelum munculnya sekuensing DNA, bakteri digolongkan
berdasarkan bentuk dan sifat biokimia. Sebagian besar bakteri termasuk tiga bentuk utama:
batang (bakteri berbentuk batang disebut basil), bulat (bakteri berbentuk bola disebut kokus)
dan spiral ( disebut spirilla). Beberapa bakteri mempunyai bentuk yang berbeda, yang lebih
kompleks daripada bentuk yang disebutkan di atas.
2. Aerobik dan bakteri anaerob
Bakteri juga diklasifikasikan berdasarkan kebutuhan oksigen untuk kelangsungan
hidup mereka. Bakteri yang membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidup mereka disebut
bakteri aerobik dan bakteri yang tidak memerlukan oksigen untuk kelangsungan hidupnya
disebut. bakteri anaerob, bakteri yang tidak tahan oksigen dan dapat mati jika disimpan
dalam lingkungan yang tinggi oksigen (bakteri anaerob ditemukan di tempat-tempat seperti di
bawah permukaan bumi, laut dalam, dan bakteri yang hidup dalam medium tertentu).
3. Gram Positif dan bakteri Gram Negatif
Bakteri dikelompokkan sebagai bakteri Gram Positif dan Gram Negatif bakteri, yang
didasarkan pada hasil pewarnaan Gram pada bakteri. Bakteri Gram-positif adalah bakteri
yang mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan Gram sehingga
akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop. Bakteri gram positif Bacillus anthracis
(batang ungu) pada cairan serebrospinal. Sel yang lain adalah sel darah putih.
Bakteri gram positif seperti Staphylococcus aureus (bakteri patogen yang umum
pada manusia) hanya mempunyai membran plasma tunggal yang dikelilingi dinding sel tebal
berupa peptidoglikan. Sekitar 90 % dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglikan
sedangkan sisanya berupa molekul lain bernama asam teikhoat. Di sisi lain, bakteri gram
negatif (seperti E. coli) memiliki sistem membran ganda di mana membran pasmanya
diselimuti oleh membran luar permeable. Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa
peptidoglikan, yang terletak di antara membrane plasma.
Karakteristik Gram positif Gram negative
Homogen dan tebal (20-80 nm0 serta sebagian Peptidoglikan (2-7 nm) di antara membran dam
besar tersusun dari peptidoglikan. Polisakarida dan luar, serta adanya membran luar (7-8 nm
Dinding sel
lain dan asam teikoat dapat ikut menyusun tebalnya) yang terdii dari lipid, protein, dan
dinding sel. lipopolisakarida
Bulat, batang atau filamen Bulat, oval, batang lurus atau melingkar seprti
Bentuk sel tand koma, heliks atau filamen; beberapa
mempunyai selubung atau kapsul

5
Reproduksi Pembelahan biner Pembelahan biner, kadang-kadang pertunasan
kemoorganoheterotrof Fototrof, kemolitoautotrof, atau
Metabolisme
kemoorganoheterotrof
Kebanyakan nonmotil, bila motil tipe Motil atau nonmotil. Bentuk flagela dapat
Motilitas flagelanya adalah petritrikus (petritrichous) bervariasi-polar,lopotrikus (lophtrichous),
petritrikus (petritrichous).
Anggota tubuh Biasanya tidak memiliki apendase Dapat memiliki pili, fimbriae, tangkai
(apendase)
Endospora Beberapa grup dapat membentuk endspora Tidak dapat membentuk endospora

4. Autotrophic dan bakteri Heterotropik


Ini adalah salah satu jenis klasifikasi yang paling penting karena mempertimbangkan
aspek yang paling penting dari pertumbuhan bakteri dan reproduksi.  Bakteri Autotrophic
(juga dikenal sebagai autotrophs) memperoleh karbon memerlukan dari karbon-dioksida.
Beberapa autotrophs langsung menggunakan cahaya matahari untuk menghasilkan gula dari
karbon dioksida sedangkan-lainnya  tergantung pada berbagai reaksi kimia. Bakteri
heterotrofik memperoleh carbon atau gula dari lingkungan mereka  (misalnya, sel-sel hidup).

5. Klasifikasi Berdasarkan Filum:


Berdasarkan morfologi, sekuensing DNA, media yang diperlukan dan biokimia.

2.3 Struktur Bakteri


Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur tambahan.
Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi dinding sel, membran
plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan. Sedangkan struktur tambahan
hanya dimiliki oleh jenis bakteri tertentu.
1. Struktur Dasar
a. Dinding Sel
Struktur dasar Dinding sel Kebanyakan bakteri mempunyai dinding sel. Dinding sel
tersebut terdiri dari berbagai bentuk dan ukuran tertentu pada sel bakteri. Dinding sel
bersifat elastik dan terletak diantara kapsula dan membran sitoplasma. Dinding sel
ditemukan pada semua bakteri hidup bebas kecuali pada Mycoplasma.
Fungsi dinding sel adalah :
 Memberi perlindungan terhadap protoplasma
 Berperan penting dalam perkembangbiakan sel
 Mengatur pertukaran zat dari luar sel dan oleh karena itu dinding sel
mempengaruhi kegiatan metabolisme dan melindungi protoplasma dari
pengaruh zat-zat racun Sebagai pertahanan bakteri agar dapat bertahan hidup

6
dalam lingkungannya Mempertahankan tekanan osmotik bakteri. Tekanan
osmotik di dalam bakteri berkisar antara 5-20 atmosfir.
b. Membran Plasma
Membran sel merupakan bungkus dari protoplasma. Membran sel terletak didalam
dinding sel dan tidak terikat dengan dinding sel. Membran sel tersusun atas lapisan
fosfolipid dan protein. Fungsi membran sel antara lain :
 Transpor bahan makanan secara selektif
 Pada spesies aerob merupakan tempat transport elektron dan oksidasi-
fosforlasi.
 Tempat ekspresi bagi eksoenzim yang hidrolitik
 Mengandung enzim dan molekul-molekul yang berfungsi pada biosintesa
DNA
 Mengandung reseptor protein untuk system kemotaktik
 Mengatur keluar masuknya zat-zat
 Berperan dalam proses pembelahan sitoplasma menjadi 2 bagian, diikuti
dengan pembentukan dinding pemisah
c. Sitoplasma
Merupakan isi sel yang berupa cairan, disebut juga dengan protoplasma. Protoplasma
merupakan koloid yang mengandung karbohidrat, protein, enzim-enzim, belerang,
kalsium karbonat dan volutin. Komponen-komponen sitoplasma terdiri dari : inti,
ribosom, granula sitoplasma, dan plasmid.
2. Struktur Tambahan
a. Kapsul atau lapisan lendir Kapsul atau lapisan lendir
Adalah lapisan di luar dinding sel pada jenis bakteri tertentu. Kebanyakan bakteri
mempunyai lapisan lendir yang menyelubungi dinding sel seluruhnya Jika lapisan
lender ini cukup tebal maka bungkus ini disebut kapsula. Kapsul tersusun atas
polisakarida dan air. Fungsi kapsula :
 Melindungi sel terhadap faktor lingkungan (kekeringan)
 Sebagai pengikat antar sel. Kapsula memiliki arti penting, karena erat
hubungannya dengan faktor virulensi/keganasan bakteri-bakteri patogen.
Suatu bakteri patogen apabila kehilangan kapsulnya, maka akan turun
virulensinya.
b. Flagel atau bulu cambuk

7
Adalah suatu benang halus yang keluar dari sitoplasma dan menembus dinding sel
yang digunakan bakteri sebagai alat pergerakan. Banyak spesies bakteri yang bergerak
menggunakan flagel. Hampir semua bakteri yang berbentuk lengkung dan sebagian
yang berbentuk batang ditemukan adanya flagel. Sedangkan bakteri kokus jarang
sekali memiliki flagel. Ukuran flagel bakteri sangat kecil, tebalnya 0,02 – 0,1 mikron,
dan panjangnya melebihi panjang sel bakteri.
c. Pili
Adalah benang-benang halus yang menonjol keluar dari dinding sel. Pili mirip dengan
flagel tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil dan tersusun dari protein.
Kebanyakan terdapat pada bakteri gram negative. Panjang pili sekitar 0.5-20 mikron.
d. Klorosom
Klorosom adalah struktur yang berada tepat dibawah membran plasma dan
mengandung pigmen klorofil dan pigmen lainnya untuk proses fotosintesis. Klorosom
hanya terdapat pada bakteri yang melakukan fotosintesis.
e. Vakuola gas
Vakuola gas terdapat pada bakteri yang hidup di air dan berfotosintesis. Dengan
mengatur jumlah gas dalam vakuola gasnya, bakteri dapat meningkatkan atau
mengurangi kepadatan sel mereka secara keseluruhan dan bergerak ke atas atau
bawah dalam air.
f. Spora (Endospora)
Beberapa bakteri dapat membentuk endospora (spora). Endospora yaitu struktur
berbentuk bulat atau bulat lonjong, bersifat Sangat membias cahaya, sukar dicat dan
sangat resisten terhadap faktor-faktor luar yang buruk. Fungsi spora pada bakteri
bukan sebagai alat reproduksi seperti halnya pada fungi. Spora bakteri mempunyai arti
lain yaitu bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri terhadap
pengaruh buruk dari luar. Endospora mengandung sedikit sitoplasma, materi genetik,
dan ribosom.

2.4 Siklus Pertumbuhan Bakteri


Siklus pertumbuhan bakteri mengalami 4 fase yaitu :

8
1. Fase Lag: dapat berlangsung selama 5 menit sampai beberapa jam karena bakteri
tidak akan segera membelah diri tetapi mengalami periode adaptasi, dengan sejumlah
aktivitas metabolik.
2. Fase Log (Logaritme, eksponensial) : pada saat ini terjadi pembelahan sel yang amat
cepat, yang ditentukan oleh kondisi lingkungan.
3. Fase Stasioner : fase ini dialami ketika jumlah nutrisi menurun dengan cepat atau
terbentuknya produk-produk racun yang dapat menyebabkan pertumbuhan melambat
hingga jumlah sel baru yang dihasilkan seimbang dengan jumlah sel yang mati. Pada
saat ini bakteri mencapai kepadatan sel maksimal.
4. Fase Penurunan atau Fase kematian : yang ditandai dengan menurunnya jumlah
bakteri hidup.

2.5 Etiologi
Bakteri menginfeksi tubuh dengan cara mengeluarkan toksin yang dapat merusak
jaringan tubuh. Bakteri dapat menyebabkan infeksi seperti di tenggorokkan, infeksi di saluran
pencernaan, infeksi di saluran pernafasan, infeksi di saluran kemih dan genitalia.
Pertumbuhan bakteri membutuhkan sumber energi, karbon organik misalnya gula dan asam
lemak dan ion metal misalnya besi, temperatur optimal, pH dan potensial reduksi oksidasi
(pertumbuhan aerob dan anerob). Mayoritas bakteri tumbuh dengan baik pada pH netral
sedangkan sebagian lagi dapat tumbuh dalam media asam atau basa. Berikut ini bakteri yang
menginfeksi tubuh manusia.

Table 2.2 Tipe Mikroorganisme Penyebab Infeksi Bakteri


Manifestasi
No. Jenis Bakteri Penyakit Patogenisitas
Klinis
1. Salmonella typhi Demam typoid (tifus) Demam enteric, Sakit kepala,
Batng, motil, tak gastroenteritis :masa tidak nafsu
berkapsul, tak inkubasi 10-14 hari makan, demam ,
berspora, Gram limfa membesar,
negatif dan bintik merah
jika ditekan
2 Shigella Disentri basiler; Disentri yang hebat-- pengeluaran tinja
dysentriae Peradangan usus: masa cair mengandung
Batang, non inkubasi 1-7 hari darah dan lendir,
motil, tak rasa mulas,
berkapsul, Gram komplikasi
negatif arthritis, neuritis,
parotitis,
miokarditis

9
3. Treponema Sifilis:pria atau wanita Lesi pada kulit atau Lesi primer:
pallidum Bentuk selaput lendir, masa Kelenjar getah
spiral 8-15 ulir, inkubasi 10-90 hari bening
motil, Gram membengkak,
negatif terpisah, kenyak
dan tak nyeri
Lesi sekunder:
ruam kulit
menonjol, bercak
berlender pada
kulit dan
kerongkongan
Sifilis tersier:
kelainan
kardiovaskuler
4. Diplococcus Radang paru (pneumonia) Penumpukan cairan Demam tidak
pneumonia edema dari alveoli tetap, batuk-
(Peneumococcus) batuk
diplokokkus
(kokkus
berpasangan),
Gram positif,
berkapsul
5. Mycobacterium TB Paru Eksudasi: Reaksi Batuk-batuk,
tuberculosis peradangan, disertai dahak
Batang lurus, penggumpalan edema, berdarah
agak bengkok, leukosist dan monosit
non motil, tak Produktif: bersifat
berspora, tidak seluler dari turberkel
berkapsul, Gram meluas dan menyatu
positif
6. Mycobacterium Lepra Lepra tuberkuloid dan Bercak eritema
leprae Batang lepromatosa Masa dan benjolan
lurus, langsing, inkubasi:5-8 tahun pada muka, leher,
Gram posistif anggota tubuh,
tungkai
7. Neisseria Penyakit kelamin: Infeksi uretra, prostat, Keluar cairan
gonorrhoe gonorhoe pada pria dan epididimis, vesika dari alat genital,
Kokkus wanita seminalis Masa
berpasangan, inkubasi:2-8 hari
lonjong, Gram
negatif, tak
berspora, non
motil
8. Vibrio cholearae Kolera Gastroenteritris- Pengeluaran tinja
Bentuk spt koma, peradangan usus: masa cair seperti
Gram negatif, inkubasi 1-5 hari cucian beras
flagel tunggal, mengandung

10
motil gumpalan
lendir,dehidrasi
9. Clostridium Tetanus Kelainan sistem Kejang-kejang
tetani Batang, syaraf, masa inkubasi : otot
panjang langsing, 2 hari- bbrp minggu
Gram positif,
motil, tak
berkapsul,
endospora
terminalis
10. Propionebacteriu Jerawat Infeksi jaringan kulit Benjolan kecil
m acne Batang, pada muka
Gram negatif
11. Paringitis—ISPA Infeksi saluran Demam, batuk,
Staphylococcus pernafasan faringitis, sakit kepala,
aureus Kokkus sinusitis, infeksi kulit, mual, nyeri otot
rangkaian spt keracunan makanan dan diare
buah anggur,
Gram positif,
berkapsul, tidak
berspora, non
motil

12. Streptococcus Plaque gigi Infeksi mulut dan gigi Sakit gigi, timbul
mutans (Strep. paque gigi dan
Viridans) Kokkus karies gigi
rangkaian spt
rantai, Gram
positif, tak
berkapsul, tidak
berspora, non
motil
13. Bordetella Batuk rejan Infeksi saluran nafas Batuk-batuk yang
pertusis Basil menetap tanpa
pendek, lonjong, atau sedikit
tak bespora, non- dahak
motil, berkapsul
14. Haemophillus Faringitis Infeksi saluran nafas: Demam, batuk-
influenzae Batang meningitis, laryngitis, batuk, seperti
pendek, non epiglotitis, otitis gejala flu-
motil, Gram media,arthritis,endokar influensa
negatif, tak ditis perikarditis,
bespora, bronkritis
pleomorfik
15. Corynebacterium Difteri Infeksi rongga hidung, Peredaran darah
diphtheriae mulut, larings, telinga epistaksis
Batang kurus, genitalia vulva, vagina (mimisan),
langsing, non pendarahan

11
motil, tak konjungtiva,
berkapsul, tak
berspora, Gram
positif

2.6 Tipe Infeksi

1.Kolonisasi
Kolonisasi adalah proses benih mikroorganisme menjadi flora dan menetap pada
suatu tempat dalam tubuh. Infeksi terjadi ketika mikroorganisme yang menetap tadi
menyerang bagian tubuh yang sistem pertahanannya tidak efektif sehingga terjadi kerusakan
jaringan. Berikut ini akan diuraikan beberapa tipe infeksi.
2.Infeksi lokal
Adalah infeksi yang terjadi secara spesifik dan terbatas pada daerah bagian tubuh
dimana mikroorganisme tinggal.
3.Infeksi sistemik
Kondisi bila terjadi infeksi dan mikroorganisme penyebab menyebar ke bagian
tubuh yang lain dan menimbulkan kerusakan.
4.Bakterimia
Bakterimia adalah kondisi ketika dalam darah ditemukan adanya bakteri.
5.Septikemia
Kondisi bila terjadi multiplikasi bakteri dalam darah sebagai hasil dari infeksi
sistemik.
6.Infeksi akut
Kondisi infeksi yang muncul berlangsung dalam waktu singkat.
7. Infeksi kronik
Kondisi infeksi yang terjadi berlangsung secara lambat dalam periode yang lama,
bisa dalam hitungan bulan sampai tahun.

2.7 Proses Infeksi

A. Rantai Infeksi

12
Proses infeksi adalah rangkaian terjadinya infeksi yang digambarkan sebagai rantai
yang saling terkait antar berbagai faktor yaitu: Infectious agent, reservoir, portal of exit, mode
of transmission, portal of entry, dan susceptible host. Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh
melalui inhalasi, ingesti,sexual transmission, gigitan serangga atau hewan, dan injeksi.

B. Proses Infeksi
Keberlangsungan infeksi terjadi secara bertahap menjadi beberapa masa sebagai berikut:
1. Masa inkubasi
Periode ini dihitung oleh interval antara masuknya mikroorganisme patogen ke dalam
tubuh dan munculnya gejala pertama. Sebagai contoh masa inkubasi penyakit flu
adalah 1-3 hari sedangkan campak 2-3 Minggu dan mumps atau gondongan 18 hari.
2. Masa prodromal
Periode ini adalah interval dari munculnya tanda dan gejala nonspesifik seperti lelah
dan demam ringan hingga muncul gejala spesifik penyakit. Sebagai contoh badan
pegal linu dan demam hingga timbul bintik darah dibawah kulit terjadi pada masa
prodromal penyakit DHF. Selama masa ini mikroorganisme tumbuh dan berkembang
biak dan jika bersifat contagius maka pasien dapat menyebarkan penyakit tersebut ke
orang lain.
3. Masa Sakit
Pada masa ini pasien menampakan tanda dan gejala yang spesifik yang sesuai dengan
jenis infeksi yang dialami. Sebagai contoh pasien menderita faringitis maka akan
muncul gejala sakit tenggorokan. Pada penderita mumps ditunjukkan dengan sakit
telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar parotid dan saliva.
4. Pemulihan
Pada tahap ini pasien memperlihatkan kesembuhan dengan hilangnya tanda dan gejala
infeksi.
2.8 Manifestasi Klinis
Berbagai macam cara bakteri, virus, jamur, dan parasit masuk ke dalam tubuh.
Kemudian setelah masuk ke dalam tubuh, mikroorganisme tersebut akan memperbanyak diri
dengan caranya masing-masing. Akibatnya akan terjadi cedera jaringan dengan berbagai
mekanisme seperti mengeluarkan toksin, mengganggu DNA sel dan sebagainya.
Gejala yang muncul dari infeksi sangat bervariasi, bahkan tidak menimbulkan
gejala. Umumnya gejala yang paling dirasakan oleh seseorang yang terkena infeksi adalah
demam. Gejala paling umum jika seseorang terinfeksi bakteri adalah demam. Seperti

13
seseorang terkena infeksi bakteri di tenggorokkan, maka ia akan merasakan nyeri
tenggorokkan, batuk, dan sebagainya. Jika mengalami infeksi bakteri di pencernaan, maka ia
akan merasakan gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi dan muntah. Jika mengalami
infeksi saluran perkemihan maka gejala yang dirasakan adalah keinginan buang air kecil
(BAK) yang terus menerus, BAK tidak puas, atau bahkan nyeri saat BAK.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

14
3.1 Pengkajian
1. Identitas
Berisikan data – data diri klien yang meliputi : nama, jenis kelamin, agama, alamat,
tanggal lahir, suku, bangsa, status perkawinan, dan tanggal pengkajian.
2. Keluhan utama
Keluhan utama adalah hal yang paling mengganggu kenyamanan klien, misalnya :
demam.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Gejala penyakit yang dialami klien saat ini yang dikeluhkan hingga saat ini belum
hilang atau teratasi. Contoh : klien yang mengalami typoid fever, akan mengeluh
demam sudah 2 hari naik turun sudah diberi obat penurun panas tapi belum turun,
tidak ada selera makan, dan timbul rasa mual.
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Riwayat penyakit klien sebelumnya, pernah mengalami penyakit yang sama,
adanya alergi, adanya penyakit yang sudah menahun belum sembuh atau
keturunan.
4. Pola Gordon :
1) Pola Persepsi Kesehatan
Pola pemahaman klien tentang kesehatan, kesejahteraan, dan bagaimana
kesehatan mereka diatur.
2) Pola Metabolik – Nutrisi
Menggambarkan konsumsi relatif terhadap kebutuhan metabolik dan suplai gizi :
meliputi pola konsumsi makanan dan cairan, keadaan kulit, rambut, kuku dan
membran mukosa, suhu tubuh, tinggi dan berat badan.
3) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi ekskresi (usus besar, kandung kemih, dan kulit),
termasuk pola individu sehari - hari, perubahan atau gangguan, dan metode yang
digunakan untuk mengendalikan ekskresi.

4) Pola Aktivitas – Olahraga


Gambaran pola olahraga, aktivitas dan rekreasi ( aktivitas kehidupan sehari –
hari, tipe dan kualitas keluarga).

15
5) Pola Tidur – Istirahat
Gambaran berapa lama pola tidur klien dan istirahat ataupun gangguan pola tidur.
6) Pola Persepsi – Kognitif
Gambaran persepsi keadekuatan sensori klien dan kemampuan fungsi kognitif.
7) Pola Persepsi Diri – Konsep Diri
Pandangan klien tentang gambaran diri sendiri, kemampuan dan perasaan sendiri.
8) Pola Hubungan Peran
Hidup sendiri atau berkeluarga, interaksi dengan keluarga atau masyarakat dan
perubahan peran.
9) Pola Reproduksi – Seksualitas
Gambaran status reproduksi, misal : Pada anak – anak apa dia mampu
membedakan jenis dan alat kelamin sendiri.
10) Pola Koping – Toleransi Stres
Gambaran emosi klien dan kemampuan mentoleransi stres.
11) Pola Sistem Kepercayaan
Agama yang dianut klien, adanya perubahan dalam melakukan ibadah.

3.2 Diagnosa Keperawatan yang Muncul


1. Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi, hipersekresi
jalan napas, sekresi yang tertahan
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas
3. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
4. Nausea berhubungan dengan iritasi lambung
5. Hipovalemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, kekurangan intake cairan

16
3. 3 Intervensi Keperawatan

No Diagnosa keperawatan Tujuan/Kriteria Hasil (NOC) Intervensi Keperawatan (NIC)


.
1. Bersihan jalan napas tidak Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama NIC : Manajemen Jalan Napas
efektif berhubungan dengan 3 x 24 jam, diharapkan bersihan jalan napas 1. Buang sekret dengan memotivasi klien untuk
proses infeksi, hipersekresi teratasi. NOC : status pernapasan kepatenan batuk atau menyedot lendir
jalan napas, sekresi yang jalan napas dengan kriteria hasil : 2. Lakukan penyedotan melalui endotrakeal atau
tertahan  Frekuensi pernapasan normal NPA
 Irama pernapasan normal 3. Ajarkan klien menggunakan inhaler
 Kedalaman inspirasi normal 4. Auskultasi suara napas
 Kemampuan mengeluarkan sekret 5. Monitor suara napas
 Suara napas tamabahan tidak ada NIC : Penghisapan Lendir
 Batuk NIC : Fisioterapi Dada
1. Kenali ada tidaknya kontraindikasi dilakukannya
fisioterapi dada pada pasien
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindaan
3. Tentukan segmen paru yang berisi sekret lebih
4. Lakukan fisioterapi dada minimal 2 jam setelah
makan
5. Monitor status respirasi klien setelah dan
sebelum
2. Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama NIC : Manajemen Jalan Napas

17
berhubungan dengan 3 x 24 jam, diharapkan pola napas efektif. NOC : 1. Posisikan untuk meringakan sesak napas
hambatan upaya napas Status Pernapasan normal dengan kriteria hasil : 2. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi
 Frekuensi pernapasan normal 3. Motivasi klien untuk bernapas pelan, dan dalam
 Irama pernapasan normal 4. Monitor status respirasi
 Kedalaman inspirasi normal
 Kemampuan mengeluarkan sekret
 Suara napas tamabahan tidak ada
 Tidak ada suara napas tambahan

3. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama NIC : Temperatur Regulation
dengan proses infeksi 3 x 24 jam, diharapkan suhu tubuh dalam batas 1. Kompres klien pada lipat paha dan aksila
normal. NOC : Thermoregulasi tidak terganggu 2. Tingkatkan sirkulasi udara
dengan kriteria hasil : 3. Kolaborasi dengan dokter mengenai pemberian
 Berkeringat saat panas cairan intervena sesuai program
 Melaporkan kenyamanan suhu 4. Monitor intake dan output
 Suhu tubuh normal 5. Monitor vital sign secara berkala
6. Monitor warna dan suhu kulit
4. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama NIC : Pain Management
dengan agen pencedera 3 x 24 jam, diharapkan nyeri berkurang dan 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
fisiologis dapat mengontrol nyeri. NOC : Kontrol Nyeri termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil : frekuensi, kualitas dan faktor prestipasi
 Melaporkan nyeri terkontrol 2. Tingkatkan istirahat

18
 Menggunakan tindakan pencegahan 3. Konrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
 Mengenali kapan nyeri terjadi nyeri
NOC : Tingkat Nyeri 4. Ajarkan teknik non farmakologi tarik napas
 Ekspresi wajah tampak tidak meringis dalam
 Nyeri berkurang atau tidak ada 5. Kolaborasi pemberian analgetik
6. Observasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamanan
5. Nausea berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama NIC : Manajemen Mual
dengan iritasi lambung 3 x 24 jam, diharapkan mual dan muntah 1. Lakukan pengkajian terhadap mual, termasuk
berkurang. NOC : Mual dan Muntah Efek yang frekuensi, durasi, tingkat keperahan dan fakor
Mengganggu dengan kriteria hasil : pencetus.
 Kehilangan selera makan 2. Dorong pola makan dengan porsi sedikit dan
 Asupan cairan menurun menarik bagi klien
3. Ajari penggunaan teknik nonfarmakologi
(relaksasi, terapi musik)

6. Hipovalemia berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama NIC : Manajemen Cairan
dengan kehilangan cairan 3 x 24 jam, diharapkan keseimbangan cairan 1. Pertahankan catatan intake dan output yang
aktif, kekurangan intake klien terpenuhi. NOC : Hidrasi tidak terganggu akurat
cairan dengan kriteria hasil : 2. Berikan cairan oral
 Turgor kulit dalam batas normal 3. Kolaborasi pemberian terapi IV sesuai instruksi
 Membran mukosa normal 4. Monitor vital sign

19
 Intake cairan normal 5. Monitor status nutrisi

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang tersusun atas satu sel. Bakteri
sebagai mikroorganisme memilki kemampuan adaptasi hidup diberbagai habitat
(kosmopolitan). Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu struktur dasar dan struktur
tambahan. Struktur dasar dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri, meliputi dinding sel,
membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan. Sedangkan struktur
tambahan yaitu kapsul atau lapisan lendir, flagel, phili, klorosom, vakuola gas, dan spora
(endospora). Berkembang biak dengan membelah diri bersifat parasit, simbiont atau hidup
bebas. Bakteri menginfeksi tubuh dengan cara mengeluarkan toksin yang dapat merusak
jaringan tubuh. Pertumbuhan bakteri membutuhkan sumber energi, karbon organik misalnya
gula dan asam lemak dan ion metal, pH, dan potensial reduksi oksidasi (pertumbuhan aerob
dan anerob). Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi, ingesti, sexual
transmission, gigitan serangga atau hewan, dan injeksi. Dengan melaui proses Infectious
agent, reservoir, portal of exit, mode of transmission, portal of entry, dan susceptible host.
Akibatnya akan terjadi cedera jaringan dengan berbagai mekanisme. Gejala yang muncul dari
infeksi sangat bervariasi, bahkan tidak menimbulkan gejala. Umumnya gejala yang paling
dirasakan oleh seseorang yang terkena infeksi adalah demam.

21
DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi. 2009. Dasar Dasar Bakteriologi. Dikutip 25 September 2019 dari Bakteriologi
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196805091994031KUSNADI
/KULIAH_BAKTERIOLOGI2009.OK.pdf.

Suyanto. 2013. Patologi I. Jakarta: PPSDM Kemenkes RI.

Suyanto. 2016. Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Patologi. Dikutip 25 September 2019
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Patologi
Keperawatan-Komprehensif.pdf

Yuwono. 2012. Mikrobiologi Kedokteran. Dikutip 1 Oktober 2019 dari


http://eprints.unsri.ac.id/1786/2/Mikrobiol2012_OK.pdf.

22
LAMPIRAN 1
SOAL
1. Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar berbagai faktor yang
mempengaruhi. Berikut ini yang bukan bagian rantai infeksi adalah ....
a. Infectious agent
b. Mode of transmission
c. Mode of infection
d. Portal of entry
2. Klien menunjukkan tanda dan gejala yang spesifik sesuai jenis infeksinya seperti TB
Paru dimanifestasikan dengan batuk berdarah, sedangkan demam berdarah
dimanifestasikan dengan demam tinggi. Dalam proses infeksi hal tersebut masuk masa...
a. Inkubasi
b. Prodromal
c. Sakit
d. Pemulihan
3. Pasien yang mengalami cedera hebat seperti kecelakaan lalu lintas sering menghadapi
risiko infeksi akibat luka yang dalam. Jika luka pasien mengalami infeksi dan terjadi
penyebaran ke seluruh tubuh disebut...
a. Septikemia
b. Bakterimia
c. Kolonisasi
d. Infeksi sistemik
4. Periode interval dari munculnya tanda dan gejala nonspesifik seperti lelah dan demam
ringan hingga muncul gejala spesifik penyakit tersebut disebut ....
a. Inkubasi
b. Prodromal
c. Sakit
d. Pemulihan
5. Mikroorganisme dapat menyebabkan timbulnya infeksi seperti: Stafilococcus,
Salmonella Thyposa, Mycobacterium Tuberculosis yang masuk dalam golongan:
a. Bakteri
b. Virus
c. Jamur
d. Parasit
6. Hal-hal tentang bakteri berikut ini adalah benar, kecuali...
a. Makhluk hidup bersel tunggal
b. Termasuk dalam golongan prokaryota
c. Mempunyai bentuk tubuh (morfologi) dan struktur tertentu
d. Termasuk dalam golongan eukaryote
7. Fungsi dinding sel bakteri adalah...
a. Memberi perlindungan kepada lapisan protoplasma
b. Pengikat antar sel
c. Tempat ekspresi eksoenzim

23
d. Pergerakan bakteri
8. Menurut kurva pertumbuhan bakteri, periode penyesuaian pada lingkungan yang
memakan waktu satu jam hingga beberapa hari terjadi pada...
a. Fase logaritme
b. Fase stasioner
c. Fase penurunan
d. Fase lag
9. Kemampuan mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit disebut...
a. Virulensi
b. Patogenesis
c. Toksigenitas
d. Daya invasive
10. Bakteri yang masuk ke tubuh manusia melalui saluran perkemihan adalah...
a. Streptococcus pneumonia
b. Treponema pallidum
c. Mycobacterium tuberculosis
d. Clostridium tetani

24

Anda mungkin juga menyukai