Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGKAJIAN INFEKSI

DISUSUN

OLEH :

KELOMPOK 13

 JESIKA HERAYATI SIMANJUNTAK :1722171019

 VIVI OKTAVIANA LUBIS :1722171044

 UCOK NOPRIADIN :1722171043

DOSEN PEMBIMBING : EKI MARYO HARAHAP S.Kep, Ns, M.Kep

AKADEMI KEPERAWATAN HELVETIA MEDAN

T.A.2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

"Pengkajian Infeksi” Penulis menyadari sepenuhnya akan kekurangan dan

keterbatasan dalam makalah ini, maka dengan segala kerendahan dan keikhlasan

hati penulis mengharap kritik dan saran yang membangun sehingga dapat

melengkapi kesempurnaan makalah ini.

Semoga Allah yang Maha Esa memberikan kekuatan dan melimpahkan

segala rahmat dan hidayah-Nya atas segala yang telah kita lakukan.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat

bagi penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.

Medan, April 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian .......................................................................................... 2

2.2 Penyebab Infeksi ................................................................................ 3

2.3 Tipe infeksi ........................................................................................ 4

2.4 Proses infeksi ..................................................................................... 4

2.5 Tanda-tanda infeksi ........................................................................... 6

2.6 Pertahanan terhadap infeksi ............................................................... 7

2.7 Penatalaksanaan Medis ...................................................................... 9

2.8 Pengkajian Keperawatan ..................................................................... 10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13

3.2. Saran .................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan yang baik bergantung sebagian pada lingkungan yang aman.

Praktisi atauteknisi yang memantau atau mencegah peniularan infeksi membantu

melindungi klien dan pekerja perawatan kesehatan dari penyakit.

Klien dalam lingkungan perawatan kesehatan beresiko terkena infeksi karena daya 

tahan yang menurun terhadap mikroorganisme,infeksius, meningkatnya pejanan

terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebakan oleh mikroorganisme dan

prosedur invasive. Dalam fasilitas perawatan akut atauambulatory klien

dapat terpajan mikroorganisme baru atau berbeda, yang beberapa dari mikroorgan

isme tersebut dapat juga resisten terhadap banyak antibiotic. Dengan cara

mempraktikan teknik pencegahan dan pengendalian infeksi, perawat dapat

menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.

1.2 Tujuan

1.2.1 mengetahui pengertian infeksi

1.2.2 Mengetahui tanda dan gejala infeksi

1.2.3 Mengetahui pemeriksaan penunjang infeksi

1.2.4 Mengetahui pengkajian keperawatan pada pasien yang beresiko

infeksi

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan.

pengkajian merupakan tahap yang paling menentukan bagi tahap

berikutnya. kemampuan mengidentifikasi masalah keperawatan yang terjadi

pada tahap ini akan menentukan diagnosis keperawatan. oleh karena itu,

pengkajian harus diteliti dan cermat, sehingga seluruh kebutuhan perawatan

pada klien dapat diidentifikasi.

Proses pengkajian meliputi langkah-langkah sebagai berikut :

1. Pengumpulan data secara sistematis

2. Verifikasi data

3. Organisasi data

4. Interpretasi data

5. Pengdokumentasian data

Infeksi atau jangkitan adalah kolonalisasi (mengacu pada

mikroorganisme yang tidak bereplikasi pada jaringan yang ditempatinya).

sedangkan “infeksi “mengacu pada keaadaan dimana mikroorganisme

bereplikasi dan jaringan menjadi terganggu yang dilakukan oleh spesies

asing terhadap mikroorganisme inang, dan bersifat paling membahayakan

inang

2
Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berpoliferasi

dalam tubuh yang menyebabkan sakit. Sedangkan menurut Smelzer

&Brenda (2002)infeksi adalah beberapa penyakit yang disebabkan oleh

pertumbuhan organisme patogenik dalam tubuh.

2.2 Penyebab Infeksi

Tipe mikrooorganisme penyebab infeksi dibagi menjadi empat

kategori,yaitu :

2.2.1 Bakteri

Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi.ratusan spesies

bakteri dapat menyebabakan penyakit pada manusia dan dapat hidup di

dalam tubuhnya.bakteri bisa masuk antara lain melalui udara,tanah

air,makanan,cairan dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya.

2.2.2 Virus

Virus terutama berisi asam nukleat (nukleat acid)karenanya harus

masuk dalam sel hidup untuk di produksi.

2.2.3 Parasit

Parasit hidup dalam mikroorganisme hiidup lain.termasuk kelompok

parasit adalah protozoa,cacing,dan anthropoda.

2.2.4 Fungi

Fungi terdiri dari ragi dan jamur

2
2.3 Tipe infeksi

2.3.1 Kolonisasi

Merupakan suatu prose dimana benih mikroorganisme menjadi flora

yang menetap/residen .Mikroorganisme bisa tumbuh dan berkembang biak

tetapi tidak bisa menimbulkan penyakit.infeksi terjadi ketika

mikroorganisme yang menetap tadi sukses menginvasi/menyerang bagian

tubuh/host manusia yang system pertahanannya tidak efektif dan pathogen

menyebabkan kerusakan jaringan.

2.3.2 Infeksi Local

Spesifik dan terbatas pada bagian tubuh dimana mikroorganisme

tinggal.

2.3.3 infeksi sistemik

Terjadi bila mikroorganisme menyebar ke bagian tubuh yang lain

dan menimbulkan kerusakan.

2.3.4 Bakterimia

Terjadi ketika di dalam darah ditemukan adanya bakteri.

2.4 Proses infeksi

Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien

tergantung dari tingkat infeksi.patogenitas mikroorganisme dan kerentanan

penjamu.dengan proses keperawatan yang tepat,maka akan menimalisir

penyebaran dan meminimalkan penyakit.perkembangan infeksi

mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan.

2
Berbagai komponen dari sistem imun yang memberikan jaringan

kompleks mekanisme yang sangat baik yang jika utuh,berfungsi

mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme asing dan sel-sel

ganas.Pada beberapa keadaan,komponen-komponen baik respon spesifik

maupun non spesifik bisa gagal dan hal tesebut bisa mengakibatkan

kerusakan pertahanaan hospes.orang-orang yang mendapat infeksi yang

disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut

hospes yang melemah.

Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut :

1. periode inkubasi

interval antara masuknya pathogen ke dalam tubuh dan munculnya

gejala pertama.

2. Tahap prodromal

Interval dari awitan tanda dan gejala non spesifik (malaise,demam

ringan,keletihan)sampai gejala yang spesifik .selama masa

ini,mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien lebih

mampu menyebarkan penyakit ke orang lain ./

3. Tahap sakit

Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis

infeksi.

2
4. Pemulihan

Interval saat munculnya gejala akut infeksi.

2.5 Tanda-tanda infeksi

Tanda –tanda infeksi menurut Abrams,1995; Rukmono,1973;

Michell&Cotran,2003 antara lain :

1. Rubor

Rubor atau kemerahan merupkan hal pertama yang terlihat di daerah

yang mengalami peradangan.saat reaksi peradangan timbul,terjadi

pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah

peradangan.sehingga lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi

lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan

darah.keadaan ini disebuut hiperemia atau kongesti,menyebabkan

warna merah lokala karena peradangan akut.

2. Kalor

Kalor terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan

akut.kalor disebabkan pula oleh sirkulasi darah yang meningkat.sebab

darah yang memiliki suhu 37 ͦ c disalurkan ke permukaan tubuh yang

mengalami radang lebih banyak daripada ke daerah normal.

3. Dolor

Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat

merangsang ujung-ujung saraf.pengeluaran zat seperti histamin ata zat

2
bioaktif lainnya dapat merangsang saraf.rasa sakit pembengkakan

jaringan yang meradang.

4. Tumor

Pembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar

ditmbulkan oleh pengiriman cairan dans sel-sel dari sirkulasi daerah ke

jaringan-jaringan interstitial.

5. Functio Laesa

Berdasarkan asal katanya ,functio laesa adalah fungsi yang hilang

(Dorland,2002).Functio laesa merupakan reaksi peradangan yang telah

dikenal.akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme

terganggunya fungsi jaringan yang meradang.

2.6 Pertahanan terhadap infeksi

2.6.1 Flora normal

Secara normal tubuh memiliki mikroorganisme yang ada pada

lapisan permukaan dan didalam kulit,saliva,mukosa oral dan saluran

gastrointestial .manusia secara normal mengekskresi setiap hari trilluyunan

mikroba melalui usu.flora normal biasanya tidak menyebabkan sakit tetapi

biasanya justru turut berperan dalam memelihara kesehatan.flora ini

bersaing dengan mikroorganisme penyebab penyakit untuk mendapatkan

makanan.flora normal juga mengekresi substansi antibakteri dalam

usus.flora normal kulit menggunakan tindakan protektif dengan

menghambat multiplikasi organisme yang menempel di kulit.flora normal

2
dalam jumlah banyak mempertahankan keseimbanganyang sensitive dengan

mikroorganisme lain untuk mencegah infeksi.setiap faktor yang menggangu

keseimbangan ini mengakibatkan individu semakin beresiko mendapatkan

penyakit iinfeksi.

2.6.2 Pertahanan sistem tubuh

Sejumlah sistem organ tubuh memiliki pertahanan unik terhadap

mikroorganisme .kulit,saluran pernafasan dan saluran gastrointestinal sangat

mudah dimasuki oleh mikroorganisme organisme pathogen dengan mudah

menempel pada permukaan kulit,di inhalasi melalui pernafasan atau dicerna

melalui makanan.setiap sistem organ memiliki mekanisme pertahanan yang

secara fisiologis disesuaikan dengan struktur dan fungsinya.berikut ini

adalah mekanisme pertahanan normal terhadap infeksi.

2.6.3 Inflamasi

Inflamasi merupakan reaksi protektif vaskular dengan menhantarkan

cairan ,produk darah dan nutrien ke jaringan interstial ke daerah

cidera.proses ini menetralisasi dan mengeliminasi patogen atau jaringan

mati (nekrotik) dan memulai cara-cara perbaikan jaringan tubuh.tanda

inflamasi termasuk bengkak, kemerahan, panas, nyeri/nyeri tekan, dan

hilangnya fungsi bagian tubuh yang terinflamasi .bila inflamasi menjadi

sistemik akan mucul tanda dan gejala demam, leukositas, malaise,

anoreksia, mual, muntah dan penmbesaran kelenjar limfe.

2
2.7 Penatalaksanaan Medis

2.7.1 Aseptic

Tindakan yang dilakukan dalam pelayanan kesehatan. Istilah ini

dipakai untuk menggambarkan semua usaha yang dilakukan untuk

mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang kemungkinan

besar akan mengakibatkan infeksi. Tujuan akhirnya adalah mengurangi atau

menghilangkan jumlah mikroorganisme, baik pada permukaan benda hidup

maupun benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.

2.7.2 Antiseptic

Upaya pencegahan infeksi dengan cara membunuh atau menghambat

pertumbuhan mikroorganisme pada kulit dan jaringan tubuh lainnya.

2.7.3 Dekontaminasi

Tindakan yang dilakukan agar benda mati dapat ditangani oleh

petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih medis sebelum

pencucian dilakukan. Contohnya adalah meja pemeriksaan, alat-alat

kesehatan dan sarung tangan yang terkontaminasi oleh darah atau cairan

tubuh disaat tindakan dilakukan.

2.7.4 Pencucian

Tindakan menghilangkan semua darah, cairan tubuh, atau setiap

benda asing seperti debu dan kotoran.

2.7.5 Sterilisasi

Tindakan menghilangkan semua mikroorganisme (bakteri, jamur,

parasite dan virus) termasuk bakteri endospore dari benda mati.

2
2.7.6 Desinfeksi

Tindakan menghilangkan sebagian besar (tidak semua)

mikroorganisme penyebab penyakit dari benda mati. Desinfeksi tingkat

tinggi dilakukan dengan merebus atau menggunakan larutan kimia.

Tindakan ini dapat menghilangkan semua mikroorganisme, kecuali

beberapa bakteri endospore.

2.8 Pengkajian Keperawatan

2.8.1 Identitas

Mendapatkan data identitas pasien meliputi nama,umur,jenis

kelamin,pendidikan,pekerjaan,alamat,no.registrasi dan diagnosa medis.

2.8.2 Riwayat Kesehatan

a. keluhan utama : keluhan yang paling dirasakan si pasien unutk

mencari bantuan

b. riwayat kesehatan sekarang : apa yang dirasakan sekarang

c. riwayat penyakit dahulu : apakah kemungkinan pasien belum

pernah sakit seperti ini atau sudah pernah

d. riwayat kesehtan keluarga : meliputi penyakit yang turun temurun

atau penyakit yang tidak menular.

2.8.1 Kebutuhan Bio-Psi-Sosial-Spritual

2
Kebutuhan Bio-Psi-Sosial-Spritual meliputi bernafas makan, minum,

eliminasi, gerak, dan aktivitas istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan

suhu, rasa aman dan nayamn, sosialisasi dan komitasi, prestasi dan

produktivitas, pengetahuan, rekreasi dan ibadah.

2.8.3 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum

Keadaan umum meliputi : Kesan umum, kesadaran, postur tubuh,

warna kulit, turgor kulit dan kebersihan diri.

b. gejala kardino

gejala kardinan meliputi : suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.

c. Keaadan Fisik

Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari krpala sampai ektremitas

bawah.

1. Inspeksi :

Kaji kulit, warna membran mukosa, penampilan umum,

keadekuatan sirkulasi sitemik, pola pernafasan dan gerakan

dingding dada

2. Palpasi

Daerah nyeri tekan, meraba benjolan atau axila dan jaringan

payudara, sirkulasi perifer, adanya nadi perifer, temperatur

kulit, warna, dan pengisian kapiler.

3. Perkusi

2
Mengetahui cairan normal, udara di paru-paru, atau kerja

diafragma .

4. Auskultasi

Bunyi yang tidak normal, bunyi mur-mur, serta bunyi gesekan,

atau suara nafas tambahan.

2.8.4 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang lansung berhubungan dengan infeksi

antara lain pemeriksaan darah lengkap yang meliputi : Hemoglobin,

leukosit, hematokrit, eritrosit, trombosit, MCH, MCHV, hitung jenis:

basofil, eosinofil, batang segmen, lomfosit, dan monosit, kimia klinik :

LED, GDS, dan Albumin.

2
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Faktor yang mencetuskan resiko infeksi pada pasien menurut Potter &Perry

(2005)adalah agen sebagai penyebab infeksinya,yaitu mikroorganisme yang

masuk bisa karena agennya sendiri atau karena toksin yang dilepas, host adalah

yang terinfeksi.host biasanya orang atau hewan yang sesuai dengan kebutuhan

agen untuk bisa bertahan hidup atau berkembang biak,dan environment

(lingkungan) itu lingkungan di sekitar agen dan host, seperti suhu, kelembaban,

sinar matahari, oksigen, dan sebagainya. Ada agen tertentu yang hanya bisa

bertahan atau menginfeksi pada keadaan lingkungan yang tertentu juga.

3.3. Saran

Kelompok sadar dan mengakuinya masih banyak kesalahan dan

kekurangan yang harus ditutupi .oleh karena itu kelompok dengan lapang dada

menerima kritik dan saran dari para pembaca guna dan tujuan untuk

memperbaiki dan melengkapi apa yang kurang dalam makalah kami ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Carina, R. (2016, 8 5). Makalah infeksi. Retrieved 4 2, 2019, from Makalah infeksi web

site: http://id.scribd.com

14

Anda mungkin juga menyukai