Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH MANAJEMEN PATIENT SAFETY

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

DISUSUN OLEH:

SYAHDILLA

NIM: 213110150

KELAS: 1B

PRODI DIII KEPERAWATAN PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES
KEMENKES
PADANG
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran tuhan yang maha esa,karena berkat rahmat dan
karunia-Nya,saya diberikan kemudahan menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“mikrobiologidan parasitologi”

Meskipun dalam pembuatannya banyak hambatan yang saya alami,akhirnya


makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Saya menyadari masih ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini.oleh


sebab itu,saya menerima saran dan keritikan yang membangun dari pembaca dan
rekan-rekan sekalian untuk perbaikan kedepannya.semoga makalah ini bermanfaat
dan dapat menambah wawasan kita semua.

Padang, Januari 2022

SYAHDILLA

NIM: 213110150
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................................. iii
BAB1.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1

A. Latar
Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................2

C.Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3

A. Siklus hidup dan kembang biak mikroorganisme....................................................4


B. Melaksanakan peran perawat dalam pasien:nursing health......................................4
BAB
III...................................................................................................................................5
PENUTUP ....................................................................................................................5

A.Kesimpulan................................................................................................................5

B.Saran..........................................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................6


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dengan makhluk hidup lainnya


seperti tumbuhan dan hewan, termasuk mikroorganisme. Sekalipun tak kasat mata,
mikroorganisme juga dapat bersifat merugikan bagi manusia disamping juga
bermanfaat untuk mikroba tertentu. Mikroba yang merugikan disebut juga mikroba
pathogen. Selain itu, disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan
mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat.
Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia adalah dari jenis bakteri.
Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat masuk ke
tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang
dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan
tubuh inang tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora
normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat
menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan perubahan
pada fisiologi normal tubuh.

B. Rumusan masalah

1. Apa itu mikroorganisme

2. Bagaimana cara berkembang biak organisme parasti

3. Apa itu nursing health

C. Tujuan penulis

1. Mengetahui mikroorganisme

2. Mengetahui cara berkembang biak organisme parasti

3. mengetahui nursing health


BAB II

PEMBAHASAN

1. Siklus hidup dan Kembang biak Mikroorganisme

A. Pengertian

Mikroorganisme atau mikroba merupakan organisme yang berukuran sangat kecil


sehingga untuk mengamatinyam diperlukan alat bantuan. Mikroorganisme disebut
juga tunggal (uniseluler)maupun bersel tunggal masih terlihat oleh mata telanjang.
Vurys juga termasuk ke dalam mikroorganisme meskipun tidak bersifat seluler.

Kembang biak Mikroorganisme :

o Aseksual

1) Pembelahan Biner (inary fission)

Pembelahan biner adalah reproduksi sel bakteri dengan membelah diri menjadi dua
bagian yang identik. Dalam proses ini bakteri yang merupakan sel tunggal terbagi
menjadi dua sel anak yang identik.

2) Fragmentasi

Fragmentasi adalah cara perkembangbiakan bakteri dimana bakteri baru tumbuh dari
bagian tubuh Aa (fragmen) induknya. Bakteri induk akan melakukan pemutusan
bagian selnya secara sederhana dan bagian yang terpisah akan tumbuh menjadi
bakteri baru dan berkembang menjadi dewasa.

3) Tunas (Budding)

Bakteri juga berkembangbiak dengan cara bertunas. Sel induk bakteri akan mereplika
DNA-nya yang kemudian akan ditransfer kepada tunas yang masih melekat pada
tubuh induk. Jika ukuran tunas hampir sama besar dengan induknya, sel tunas lalu
melepaskan diri dari induknya.

4) Endospora

Endospora adalah perkembangbiakan bakteri dengan membungkus dirinya.


Endospora dilakukan bakteri hanya jika terjadi perubahan lingkungan yang buruk atau
jika bakteri berada pada lingkungan yang ekstrim sperti suhu yang tinggi.
o Seksual

1) Transformasi

Transformasi adalah perpindahan DNA dari sel bakteri yang satu ke sel bakteri yang
lain. Pada proses transformasi tersebut DNA sel bakteri donor akan menggantikan
sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi proses ini tidak terjadi melalui kontak
langsung. Perkembangbiakan transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies
bakteri saja.

2) Tranduksi

Transduksi adalah transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakeri yang lain oleh
vektor genetik, yaitu virus. Dalam transduksi, bakteriofag yang telah menginfeksi
suatu bakteri akan mengambil beberapa partikel DNA bakteri induk. Jika bakteriofag
tersebut menginfeksi bakteri lainnya, maka terjadilah rekombinasi gen pada
bakteribakteri yang terinfeksi bakteriofag tersebut.

3) Konjugasi

Konjugasi adalah terjadinya transfer DNA dari sel bakteri donor ke sel bakteri
penerima dengan membentuk jembatan yang disebut pilus untuk memindahkan materi
genetik. Ujung pilus akan melekat pada sel penerima dan DNA dari bakteri donor
akan dipindahkan melalui pilus tersebut.

B. Cara Penularan Mikroorganisme

Mikroorganisme disebarkan dari satu individu ke individu berikutnya melalui kontak


langsung dan tidak langsung. Penyebaran juga dapat terjadi melalui udara, makanan,
air yang tercemar, dan melalui serangga. 

Kontak Langsung

Kontak adalah rute utama penyebaran kuman di rumah sakit dan juga mungkin di
masyarakat. Di rumah sakit, bakteri disebarkan terutama melalui tangan staf karena
mereka sering menangani pasien dan peralatan, sehingga terjadi peningkatan
kemungkinan infeksi-silang. 

Penyebaran Melalui Udara

Penyebaran melalui udara terjadi hanya dalam jarak yang pendek untuk patogen
positifgram dan untuk infeksi virus misalnya cacar air. Kajian ekstensif terhadap
literatur memastikan bahwa infeksi silang melalui rute ini tidak lazim diluar
lingkungan beresiko tinggi misalnya ruang operasi dan unit luka bakar (ayliffe dan
lowbury., 1982). 
Makanan dan Air yang Tercemar

Makanan yang tercemar cepat berfungsi sebagai kendaraan bagi bakteri. Infeksi
seperti ini terjadi higiene yang buruk di rumah, restoran, tempat penjualan capat saji,
toko, dan pabrik (North, 1989; Hobbs dan Roberts 1993). Pada sebagian besar kasus,
pencemaran terjadi melalui tangan. Salmonella yang mencemari jari tangan dan
sumber makanan yang tercemar dapat bertahan dari pencucian tangan. Dengan
demikian penyebarah terjadi melalui rute fekal-oral. Penyebaran melalui ) air terjadi
di daerah dengan sanitasi yang buruk. 

Vektor Serangga

Vektor serangga menyebarkan infeksi melalui penularan mekanis dan biologis.


Penularan mekanis terjadi apabila patogen di pindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain
melalui permukaan serangga, sering dengan kakinya. Lalat rumah berlaku sebagai
vektor mekanis untuk Shigella. Di rumah sakit, lalat, semut pharaoh, dan artropoda
lain mungkin mengangkut bakteri patogenik di dalam lingkungan klines (Fotedar et
al., 1992). 

Resevoar Infeksi

Resevoar infeksi terbentuk apabila kondisi yang menguntungkan mendorong


pertumbuhan dan reproduksi sejumlah besar bakteri. Resevoar dapat terbentuk di kulit
petugas atau pasien sehingga terjadi infeksi-silang. Peran resevoar lingkungan
terhadap infeksi silang bergantung pada situasi

Suatu reservoar bakteri yang besar dalam suatu drain kecil kemungkinannya
berperan dalam infeksi nosokomia (infeksi yang diperoleh di rumah sakit) karena
hanya sedikit kesempatan terjadinya pemindahan ke individu lain yang rentan tetapi
apabila reservoar melibatkan bendabenda yang mungkin berkontak dengan pasien
atau petugas, maka resiko akan meningkat.

Knight dan Kotschevar (2000 : 277 ) mikroorganisme dibagi menjadi : 

Bakteri

Bakteri biasanya menyebabkan penyakit pada manusia. Dalam perkembangannya


bakteri membutuhkan makanan, udara yang lembab, dan pada temperatur yang tepat.
Contoh : Eccerecia Coli, Staphylococcus dan Diphtheria bacilus. 

Virus

Organisme hidup yang paling kecil adalah virus. Ada beberapa virus yang tidak bisa
dilihat, walaupun sudah menggunakan mikroskop. Biasanya virus ini menyebar lewat
media air dan makanan. Sebagai contoh, virus hepatitis. Sedangkan virus polio,
menyebar lewat makanan atau susu. 
Parasit

Sebagai contoh Endamoeba histolytica adalah parasit yang hidup di air, minyak, buah
atau sayuran dan makanan yang lain. 

Jamur

Jamur di sini dimaksudkan adalah jamur dengan kategori fungi. Biasanya jamur ini
tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan kerusakan pada makanan. Sebagai
contoh, jamur yang ditemukan pada permukaan daging, bisa dibuang bagian daging
tersebut tanpa harus membuang semua daging. 

Ragi

Sama dengan jamur, ragi juga tidak menyebabkan penyakit, tetapi menyebabkan
kerusakan pada makanan. Ragi biasanya bereaksi jika ada karbondioksida. Ragi
biasanya digunakan dalam pembuatan minuman alcohol dan pembuatan roti.

C. Jenis dan Siklus hidup Organisme Parasit

Parasit adalah organisme yang hidupnya menumpang (mengambil makanan


dan kebutuhan lainnya) dari makhluk hidup lain. Organisme yang ditumpangi atau
mendukung parasit disebut host atau inang atau tuan rumah. Parasitisme adalah
hubungan timbal balik antara satu organisme dengan organisme lain untuk
kelangsungan hidupnya, dimana salah satu organisme dirugikan oleh organisme
lainnya. Parasitologi medis adalah ilmu yang mempelajari tentang semua organisme
parasit pada manusia. Parasit yang termasuk dalam parasitologi medis ialah protozoa,
cacing, dan beberapa arthropoda.

Menurut tempat hidupnya di tubuh manusia, parasit dibedakan menjadi endoparasit


dan ektoparasit.

1) Endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam tubuh manusia, misalnya: di dalam
darah, otot dan usus, contohnya Plasmodium sp.

2) Ektoparasit adalah parasit yang hidup menempel pada bagian luar kulit dan
kadangkadang masuk ke dalam jaringan di bawah kulit, misalnya Sarcoptes scabei.

Sedangkan menurut tingkat ketergantungannya, parasit dibedakan menjadi obligat


parasit dan fakultatif parasit.

1) Obligat parasit adalah parasit yang tidak bisa hidup bila tidak menumpang pada
host, misalnya Plasmodium spp.

2) Fakultatif parasit adalah parasit yang dalam keadaan tertentu dapat hidup sendiri di
alam, tidak menumpang pada host, misalnya Strongyloides stercoralis.
3) Parasit tidak permanen adalah parasit yang hidupnya berpindah-pindah dalam satu
tuan rumah ke tuan rumah yang lain. Contoh: nyamuk, kutu busuk.

Menurut derajad parasitisme, parasit dibagi menjadi:

1) Komensalisme adalah hubungan dimana suatu organisme mendapat keuntungan


dari jasad lain akan tetapi organisme tersebut tidak dirugikan.

2) Mutualisme adalah hubungan dua jenis organisme yang keduanya mendapat


keuntungan.

3) Simbiosis adalah hubungan permanen antara dua organisme dan tidak dapat hidup
terpisah.

4) Pemangsa (predator) adalah parasit yang membunuh terlebih dahulu mangsanya


dan kemudian memakannya.

a. Pengaruh Parasit pada Host Kerusakan yang dihasilkan parasit patogenik dalam
jaringan host dapat dijelaskan dalam dua cara berikut, yaitu:

a. Efek langsung parasit terhadap host

Cedera mekanik, dapat ditimbulkan oleh tekanan parasit akibat pertumbuhan yang
lebih besar, misalnya: kista hidatidosa menyebabkan penyumbatan saluran. Efek
merusak dari zat beracun pada Plasmodium falciparum, menghasilkan zat beracun
yang dapat menyebabkan kerasnya dan gejala lainnya. pengambilan nutrisi, cairan,
dan metabolit oleh parasit dapat menghasilkan penyakit melalui persaingan dengan
host untuk mendapatkan nutrisi.

b. Efek tidak langsung parasit pada host

Reaksi imunologis, kerusakan jaringan dapat disebabkan oleh respons imunologi host,
misalnya: sindrom nefritis setelah infeksi Plasmodium. Proliferasi berlebihan dari
jaringan tertentu karena invasi oleh beberapa parasit dapat juga menyebabkan
kerusakan jaringan pada manusia, misalnya fibrosis hati setelah pengendapan ovum
dari Schistosoma.

b.Parasitologi Medis

Dalam konsep parasitologi medis, setiap parasit penting dibahas tentang morfologi,
distribusi geografis, cara infeksi, siklus hidup, hubungan host/ parasit, patologi dan
manifestasi klinis infeksi, diagnosis laboratorium, pengobatan dan
pencegahan/tindakan pengendalian parasit. Berikut ini disajikan beberapa kriteria
tersebut.

a. Morfologi

Morfologi meliputi ukuran, bentuk, warna dan posisi organel yang berbeda
dalam parasit pada berbagai tahap perkembangannya. Hal ini penting dalam diagnosis
laboratorium yang membantu untuk mengidentifikasi berbagai tahap pengembangan
dan membedakan antara patogen dan organisme komensal. Contoh: Entamoeba
histolytica dan Entamoeba coli.

b. Distribusi geografis

Beberapa dari parasit banyak ditemukan di daerah tropis. Distribusi parasit tergantung
pada:

1) Spesifisitas host, misalnya: Ancylostoma duodenale membutuhkan manusia


sebagai host, sementara Ancylostoma caninum membutuhkan anjing sebagai host.

2) Kebiasaan makan, misalnya konsumsi daging mentah atau kurang matang atau
sayuran predisposisi Taeniasis.

3) Kemudahan parasit melarikan diri dari host, parasit yang dilepaskan dari tubuh
bersama dengan feses dan urin lebih cepat terdistribusi dibandingkan parasite
memerlukan vektor atau kontak cairan tubuh langsung untuk transmisi.

4) Kondisi lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup di luar tubuh host, yaitu
suhu, keberadaan air, kelembaban, dan sebagainya.

5) Adanya host yang sesuai, parasit yang tidak memerlukan host perantara (vektor)
untuk penularan lebih luas didistribusikan daripada parasit yang membutuhkan vektor.

c. Siklus hidup parasit

Siklus hidup adalah rute yang dilalui oleh parasit dari saat masuk ke host di dalam
host sampai ke luar dari host dan masuk kembali. Suatu parasit dapat melibatkan satu
host atau lebih, melibatkan satu atau lebih sebagai perantara (intermediate host).
Siklus hidup parasite terdiri dari dua fase utama, fase di dalam tubuh dan fase di luar
tubuh manusia. Siklus hidup parasit di dalam tubuh memberikan informasi tentang
gejala dan kelainan akibat infeksi parasit, serta metode diagnosis dan pemilihan obat
yang tepat. Siklus parasit di luar tubuh, memberikan informasi penting yang berkaitan
dengan epidemiologi, pencegahan, dan pengendalian.

d. Hubungan host-parasit

Infeksi parasit adalah masuknya dan perkembangan suatu parasit dalam tubuh.
Setelah parasit penyebab infeksi masuk ke dalam tubuh host, parasit bereaksi dengan
cara yang berbeda dan bisa mengakibatkan, antara lain:

1) status carrier-hubungan host-parasit yang sempurna di mana kerusakan jaringan


oleh parasit diseimbangkan dengan perbaikan jaringan host. Pada titik ini parasit dan
host hidup harmonis, yaitu mereka pada kesetimbangan, host sebagai pembawa
parasit.
2) Keadaan penyakit-penyakit terjadi akibat resistensi host yang rendah atau
patogenisitas parasit yang tinggi.

3) Penghancuran parasit-terjadi ketika resistensi host yang tinggi.

e. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan laboratorium parasitologi dilaksanakan untuk penegakan diagnosis.


Spesimen yang dipilih untuk diagnosis laboratorium antara lain dapat berupa darah
(hapusan darah), feses, urin, sputum, biopsi, cairan urethra atau vagina tergantung
pada parasit penyebab.

f. Pencegahan (preventif)

Beberapa tindakan preventif dapat diambil untuk melawan setiap parasit penginfeksi
manusia. Tindakan ini dirancang untuk memutus rantai siklus penularan dan
merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan pemberantasan penyakit oleh
parasit. Langkahlangkah tersebut meliputi:

1) Pengurangan sumber infeksi. Diagnosis dan pengobatan penyakit parasit


merupakan komponen penting dalam pencegahan terhadap penyebaran agen
penginfeksi.

2) Kontrol sanitasi air minuman dan makanan.

3) Pembuangan limbah yang tepat.

4) Penggunaan insektisida dan bahan kimia lain yang digunakan untuk mengendalikan
populasi vektor.

5) Pakaian pelindung yang mencegah vektor hinggap di permukaan tubuh dan


memasukkan patogen selama menghisap darah.

6) Kebersihan pribadi yang baik.

7) Menghindari praktek seksual yang tidak aman 

Klasifikasi Parasitologi

Parasit yang penting dalam kedoktean berada di bawah kingdom protista dan
Animalia. Protista termasuk eukaroit bersel tunggal mikroskopis yang dikenal sebagai
protozoa. Sebaliknya, cacing yang multiseluler memiliki jaringan yang dapat
dibedakan dengan baik dan organ kompleks merupakan animalia. Parasitologi medis
umumnya diklasifikasikan menjadi:

a) Protozoologi medik, berkaitan dengan studi protozoa yang penting secara medis.

o protozoa
Parasit protozoa merupakan organisme dari sel tunggal yang secara morfologi dan
fungsional dapat melakukan semua fungsi kehidupan. Protozoa parasit memiliki organ
yang ditransformasi dari stadium aktif (trofozoit) ke tahap tidak aktif, kehilangan daya
motilitas dan membungkus dirinya sendiri dalam dinding kuat. Tubuh protoplasma
yang terbentuk dikenal sebagai stadium kista. Pada stadium kista parasit kehilangan
kekuatan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kista adalah stadium bertahan parasite
dan stadium infektif bagi host manusia. Protozoa diklasifikasikaan menjadi
berdasarkan alat pergerakannya. Klassifikasi ini meliputi: Rhizopoda (Amoeba),
Flagelata (mastingopora), Ciliata (Chiliopora), dan Sporozoa

c.Helmintologi medik, berkaitan dengan studi parasit cacing yang mempengaruhi


manusia. Parasit cacing merupakan hewan banyak sel, bilateral simetris, dan memiliki
tiga lapisan germinal. Parasit cacing yang penting bagi manusia dibagi menjadi tiga
kelompok utama dengan kekhususan kategori yang berbeda Entomologi medik,
berkaitan dengan studi arthropoda yang menyebabkan atau menularkan penyakit pada
manusia.

o Arthropoda

Arthropoda merupakan kelompok terbesar dari spesies dalam kerajaan hewan.


Ditandai dengan memiliki tubuh bilateral simetris dan bersegmen dengan pelengkap
bersendi, memiliki exoskeleton keras, yang membantu membungkus dan melindungi
otot dan organ lainnya. Arthropoda mempengaruhi kesehatan manusia, sebagai
penyebab langsung penyakit atau pembawa penyebab untuk penularan penyakit.
Arthropoda yang penting bagi kesehatan ditemukan di kelas Insecta, Arachnida, dan
Crustacea yang memiliki ciri khas tersendiri. Penyakit seperti malaria, yellow fever,
dan trypanasomiasis ditularkan secara primer oleh serangga.

D. Cara Berkembang Biak Organisme Parasit

Tujuan mahluk hidup bereproduksi ialah untuk memprtahankan kelangsungan hidup


jenisnya. Mahluk hidup sebagai organisme mengalami perkembangbiakan
(reproduksi). Perkembangbiakan dapat terjadi secara seksual atau aseksual.

Perkembangbiakan secara Aseksual

Perkembangbiakan secara Aseksual adalah: perkembangbiakan tanpamelibatkan alat


reproduksi sehingga tidak terjadi proses fertilisasi ataupertemuan antara gamet jantan
dan gamet betina.Biasanya yang mengalami perkembangbiakan secara aseksual
adalah tumbuhandan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Biasanya yang
mengalami perkembangbiakan secara aseksual adalah tumbuhan dan hewan yang
tidak memiliki tulang belakang.

Contoh Cara perkembangbiakan Parasit Aseksual terdiri dari 3 cara:

1. Tunas atau Bertunas Adalah Bentuk Reproduksi aseksual , dimana organisme baru
tumbuh ada satu sama lain. Organisme baru tetap melekat seiring dengan
pertumbuhan, memisahkan dari organisme induk hanya ke matang. Organisme baru
dibuat klon dan secara genetik identik dengan organisme induk. Pada bakteri yang
disebut Tunas, Pembagian yg tidak merata terjadi melalui pertumbuhan lokal..
Sehingga sel Anak (Tunas) biasanya lebih kecil daripada sel ibu. Contoh Aseksual
Tunas : Hydra Tentakel

2. Fragmentasi

Adalah Bentuk reproduksi Aseksual atau Kloning, dimana organisme memecah diri
menjadi fragmen fragmen. Masing-masing fragmen ini berkembang menjadi dewasa,
tumbuh menjadi individu dewasa yang merupakan klon dari organisme asili.
Fragmentasi sebagai metode reproduksi, dikenal juga sebagai pemecahan. Contoh
Aseksual Fragmentasi: cacing Pipih

3. Partenogenesis

Adalah Bentuk reproduksi aseksual dimana betina memproduksi sel telur yang
berkembang tanpa melalui proses fertilisasi. Contoh Aseksual Partenogonisis : Lebah
Madu Ginogenesis adalah: Bentuk reproduksi Aseksual yang berhubungan dengan
Partenogenesis, dimana keturunan yang dihasilkan dengan mekanisme yang sama
seperti pada Partogenesis, tetapi dengan ketentuan sel telur harus di stimulasi dengan
keberadaan sperma sehingga dapat berkembang.

Perkembangbiakan Secara Seksual

Perkembangbiakan Secara Seksual adalah : Perkembangbiakan yang melibatkan alat


reproduksi sehingga terjadi proses fertilisasi atau pertemuan antara gamet jantan dan
gamet betina. Umumnya hewan yang bertulang belakang yang mengalami
perkembangbiakan secara seksual. Contoh : Cacing Gelang, Cacing hati, Cacing
Kremi

E. Cara Penularan Oragnisme Parasit Penularan parasit tergantung pada sumber atau
reservoir infeksi, dan cara penularannya.

a. Sumber infeksi

1) Manusia Manusia merupakan sumber atau perantara terbesar infeksi parasitik


(contohnya taeniasis, amoebiasis, dan lain-lain). Suatu kondisi dimana infeksi
ditularkan dari satu orang ke orang lain disebut antroponisis.

2) Hewan

Dalam banyak penyakit parasit, hewan berperan sebagai sumber infeksi. Suatu
keadaan dimana infeksi ditularkan dari hewan ke manusia disebut zoonosis (misalnya,
hidatidiasis).

b. Cara Penularan Penularan parasit dari satu host ke host yang lain, disebabkan oleh
bentuk parasite tertentu dikenal sebagai stadium infeksi. Stadium infeksi pada
berbagai parasit ditularkan dari satu host ke host yang lain dalam beberapa cara
berikut:

1) Rute oral.

Konsumsi makanan, air, sayuran atau tempat yang terkontaminasi oleh stadium
infeksi parasit. Cara penularan ini pada beberapa parasit dikenal sebagai rute fecal
oral (misalnya kista Giardia intestinalis dan Entamoeba histolytica, telur Ascaris
lumbricoides, dan Trichuris trichura.

a) Mengkonsumsi daging mentah atau setengah matang.

Infeksi dapat ditularkan secara oral bila konsumsi daging mentah atau setengah
matang yang mengandung parasit infektif (misalnya: daging babi mengandung
selulosa cysticercus, tahap larva Taenia solium).

b) Mengkonsumsi ikan dan kepiting yang kurang matang atau mentah.

Infeksi juga dapat ditularkan dengan konsumsi ikan dan kepiting mentah atau
setengah matang yang mengandung stadium infektif parasit (misalnya: kepiting
mengandung stadium parasit infektif, kepiting atau udang air tawar mengandung
metasercaria Paragonimus westermani, ikan mengandung metaserkaria Clonorchis
sinensis, dan lain lain).

c) Mengkonsumsi air mentah atau belum matang.

Infeksi dapat ditularkan lewat makanan mentah atau air belum masak yang
menyembunyikan bentuk parasite infektif (misalnya: air kacang dada, dll
mengandung metaserkaria pada Fasciolopsis buski dan Fasciola hepatica).

2) Penetrasi kulit dan membran mukosa

Infeksi ditransmisikan dengan:

a) Penetrasi kulit oleh larva filaria (filariformy larva) pada cacing tambang,
Strongyloides stercoralis yang kontak dengan tanah tercemar feces.

b) Tusukan kulit oleh serkaria pada Schistosoma japonicum, S. Mansoni, dan S.


haematobium yang kontak dengan air yang terinfeksi. Bagian kulit yang dipenetrasi
adalah bagian kulit yang tipis, misalnya: di daerah jari jemari, kulit perianal, dan kulit
perineum.

3) Inokulasi vektor arthropoda

Infeksi juga dapat ditularkan dengan inokulasi ke dalam darah melalui nyamuk,
seperti pada penyakit malaria dan filariasis.

4) Kontak seksual
Trichomoniais dapat ditularkan melalui kontak seksual. Entamoebiasis dapat
ditularkan melalui kontak seksual anal oral, seperti pada kalangan homoseksual.

B.Melaksanakan Peran Perawata dalam Pasien

I. Nursing Heatlh

Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan derajat


kesehatan. Merupakan bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada
masyarakat.

Menurut Leavel & Clark dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang
pada tingkat pelayanan lesehatan yang akan diberikan,yaitu:

a. Health Promotion (PromosiKesehatan)

Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan


kesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat. Contoh:
kebersihan perorangan, perbaikan sanitasi lingkungan, dansebagainya.

c. Specific Protection (perlindungan khusus) Perlindungan khusus adalah masyarakat


terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu. Contoh: Imunisasi,
perlindungan keselamatan kerja.

d. Early diagnosis and prompt treatment (diagnosis dini & pengobatan segera) Sudah
mulai timbulnya gejala penyakit. Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.
Contoh: survey penyaringankasus.

II. Nursing Health pada Body Aligment

Kesejajaran tubuh dan postur merupakan istilah yang sama dan mengacu pada posisi
sendi, tendon, ligamen dan otot selama berdiri, duduk dan berbaring. Kesejajaran
tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskuloskeletal,
mempertahankan tonus (ketegangan) otot secara kuat dan menunjang keseimbangan.
Mekanika tubuh yang baik berawal dari postur tubuh yang tepat. Postur tubuh yang
tepat berarti terdapat keseimbangan antara kelompok otot dan bagian-bagian tubuh
dalam kesejajaran (posisi) yang baik.

Postur tubuh yang benar adalah sama dalam semua posisi berdiri, duduk dan
berbaring. Postur tubuh yang baik membuat tubuh berfungsi dengan baik dalam
semua aktifitas. Postur yang benar membuat gerakan mengangkat, menarik, dan
mendorong lebihmudah. Tulang belakang bagaikan tongat yang lentur dengan palang
dekat bagian atasnya dan palang yang lain dekat baian bawah. Otot-otot yang kuat
melekatkan lengan dan kaki ke tulang belakang. Otot-otot tulang ini berbentuk kecil.
Otot-otot ini tidak mengangkat beban berat.
Tugas utama otot-otot untuk mengbengkokan punggung berbagai arah dan menahan
punggung dengan stabil, seperti jangkar kapal, sementara otot-otot kaki dan bau
melaksanakan pekerjaan berat. Untuk menghindari ketegangan otot-otot punggung
anda, bungkukkan pinggul dan lutut bila memindahkan benda. Bila anda mengangkat
beban berat, pegang erat dengan dirianda. Postur tubuh berdiri yang baik : Kedua kaki
diletakkan datar pada lantai, retangkan sekitar 12 inci Lengan berada di samping .

Punggung lurus Otot-otot perut dikencangkan Prinsip Body Alignment :

1. Keseimbangan dapat dipertahankan jika line of gravity melewatidan base of


support.

2. The base of support lebih luas dan pusat gravity lebih rendah kestabilan dan
keseimbangan lebihbesar.

3. Jika line gravity berada diluar pusat dari base of support, energi lebih banyak
digunakan untuk mempertahankankeseimbangan.

4. The base of support yang luas dan bagian-bagian dari body alignment baik akan
menghemat energi dan mencegah kelelahanotot.

5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegahketidaknyamanan otot-otot.

6. Body alignment yang jelek dalam waktu yang lama dapat menimbulkan rasa nyeri
kelelahan otot dan kontraktur.

7. Karena struktur anatomi individu berbeda maka intervensi keperawatan harus


secara individual dan sesuai dengan kebutuhan individutersebut.

8. Memperkuat otot-otot yang lemah, membantu mencegah kekakuan otot dan


ligament ketika body alignment jelek baik secara temporal maupun penggunaan yang
kurang hati-hati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Body Alignment :

1. Gravity, Gravity adalah atraksi timba balik antara tubuh danbumi.

2. Pontural refleks dan Apposing Muscles Group. Action dari otot postural yang terus
menerus menyokong seseorang pada posisi tegak melawan gravity.

3. Perubahan postur

4. Struktur anatomy individu yang berbeda

Latihan untuk meningkatkan body alignment yang baik : 

Berjalan 

Berenang 
Body Alignment yang baik dapat: 

Meningkatkan fungsi tangan yang baik 

Mengurangi jumlah energi yang digunakan untuk mempertahankan keseimbangan. 

Mengurangi kelelahan 

Memperluas ekspansi paru 

Meningkatkan sirkulasi renal dan fungsi gastrointestinal Body alignment yang buruk
dapat:  Mengurangi penampilan individu dan mempengaruhi kesehatan yang dapat
mengarah pada gangguan. Perawat merupakan role model yang penting dalam
mengajarkan kebiasaan yang sehat/baik: postur tubuh yang baik.

III. Nursing Health pada Nutrisi

Peran perawat dalam membantu pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien sangat
diperlukan. Tujuan penelitian mengidentifikasi peran perawat dalam pemenuhan
kebutuhan nutrisi pada pasien. Makanan memiliki peranan yang sangat penting
terhadap kehidupan manusia antara lain untuk memelihara kesehatan tubuh,
perawatan penyakit,dan penyembuhan penyakit. Pasien memerlukan masukan
makanan yaitu untuk memperoleh zat-zat yang diperlukan tubuh.

Zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi membentuk dan memelihara jaringan tubuh,
dan melindungi tubuh terhadap serangan penyakit. Pelayanan makan pasien di rumah
sakit bertujuan untuk mencukupi kebutuhan zat-zat gizi pasien guna menunjang
proses penyembuhan dan mencapai status gizi optimal.

1. Peran Perawat sebagai Advokat dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

Peran perawat sebagai advokat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien lebih
dari 50% yaitu cukup, hal ini menunjukkan bahwa perawat mampu memberikan diet
sesuai dengan kebutuhan pasien baik jenis diet maupunjumlahnya.

2. Peran Perawat sebagai Koordinator dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Peran


perawat sebagai koordinator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
didapatkan lebih dari 50% yaitu kurang, hal ini menunjukkan adanya sikap pasif
perawat terkait dengan penentuan diet pasien. Perawat menjalankan peran sebagai
koordinator, perawat dapat melakukan hal- hal sebagai berikut: mengkoordinasi
seluruh pelayanan keperawatan, mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas,
mengembangkan sistem pelayanan keperawatan, memberikan informasi tentang hal
yang terkait dengan pelayanan keperawatan pada sarana kesehatan.

Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi


pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan
dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhanklien.
3. Peran Perawat sebagai Kolaborator dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi.

Peran perawat sebagai kolaborator dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
didapatkan sebagian besar yaitu kurang, hal ini menunjukkan adanya sikap pasif
perawat dalam berkolaborasi dengan tim medis lain terkait penentuan diet pasien.
Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan
rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kebutuhan
kesehatan klien.

Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain- lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

4. Peran Perawat sebagai Konsultan dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Peran


perawat sebagai konsultan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien
didapatkan sebagian besar yaitu kurang, hal ini menunjukkan perawat kurang dalam
memberikan konsultasi kepada pasien atau keluarganya. Peran konsultasi dibebankan
pada ahli gizi di ruangan. Peran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan
atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang
diberikan.

Perawat berperan dalam membantu individu untuk memahami dan mengintegrasikan


makna kehidupan saat ini sambil memberikan bimbingan dan dorongan untuk
melakukan perubahan.

IV. Nursing Health Pada Istirahat Tidur

Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya
dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yg membutuhkan ketenangan.
Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk
atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai
pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan
istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa melakukan istirahat
dengan jalan-jalan.

Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau
suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.Tidur merupakan suatu
keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang
rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur,silih
berganti dengan keadaan terjaga (bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman).

Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang
terjadi dalam suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki
system tubuh/memulihkan energi. Tidur juga sebagai fenomena di mana terdapat
periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan
terjaga.

Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam istirahat tidur:

1. Mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi masalahtidur.

2. Mengurangi distraksi lingkungan dan hal mengganggutidur.

3. Anjurkan pasien tidur saatmengantuk

4. Membuat pasien untuk memicutidur.

5. Menigkatkan aktivitas pada sianghari.

6. Memberikan diazepam dalam tindakanpengobatan.

7. Mengurangi potensial cedera sebelumtidur.

8. Memberi pendidikan kesehatan danrujukan.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perkembangbiakan pada mikroorganisme terdiri dari dua cara, yakni aseksual yang
meliputi pembelahan biner (binary fission), pembelahan ganda (multiple fission),
perkuncupan (budding), pembelahan tunas dan pembentukkan spora, kemudian
perkembangbiakan secara seksual yang terdiri atas Oogami, anisogami, isogami. Dan
rekombinasi genetik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu konjugasi , transduks i
dan transformasi. Cara penularan mikroorganisme terjadi melalui udara, makanan, air
yang tercemar, dan melalui vektor serangga, kontak, dan resevoar infeksi. Dan jenis
organisme penyakit antara lain virus, bakteri, fungi, protozoa, riketsia dan klamidia,
mikoplasma dan cacing. Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada
pasien yaitu kurang yang meliputi peran perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan, peran perawat sebagai edukator, peran perawat sebagai koordinator,
peran perawat sebagai kolaborator, dan peran perawat sebagai konsultan, sedangkan
peran perawat yang cukup dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yaitu peran perawat
sebagai advokat dan peran perawat sebagai pembaharu.Sebagai pemenuhan
kebutuhan tidur dan postur tubuh.

Saran

Dengan adanya makalah ini mengenai Mikroorganisme dan Parasitologi kita


mengetahui bagaimana proses dan siklus hidup, cara perkembang biakan serta
penularannya. Semoga kedepannya makalah ini dapat lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/PC/Downloads/mps/Naskah20200407-50377-1lyzzzu-with-cover-
page-v2.pdf

https://pdfcoffee.com/makalah-nursing-health-alignment-nutrisi-dan-istirahat-
pdf-free.html

Padoli. 2016. Mikroorganisme dan Parasitologi Keperawatan. Jakarta : Pusdik SDM

Anda mungkin juga menyukai