1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alloh SWT, yang telah memberikan
pertolongan dan petunjuk kepada kita sehingga kita dapat menyusun Program
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSD dr. Soebandi Jember tahun 2022.
Tujuan dari penyusunan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi ini
adalah sebagai kerangka acuan kegiatan PPI di RSD dr. Soebandi Jember selama
satu tahun, sebagai upaya untuk mencegah atau menurunkan risiko infeksi pada
pegawai dalam melaksanakan kegiatan pelayanan di rumah sakit.
Dengan memohon pertolongan Alloh SWT Tuhan Yang Maha Esa serta dukungan
dan kerjasama dari semua pihak semoga Program ini dapat berjalan sebagaimana
mestinya. Aamiin.
Penyusun
Komite PPI
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………….. i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………. ii
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………………… 1
II. LATAR BELAKANG………………………………………………………………………….. 1
III. TUJUAN……………………………………………………………………………………….. 2
IV. KEGIATAN POKOK ……………………………………………………………………….... 2
V. RINCIAN KEGIATAN, CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN
KEGIATAN
1. Kebersihan tangan .................................................................................. 5
2. Alat Pelindung Diri (APD)..................................................................... 5
3. Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pasien ............................................ 5
4. Pengendalian Lingkungan Rumah Sakit .................................................. 6
5. Pengelolaan Limbah ................................................................................ 6
6. Penatalaksanaan Linen ...................................................................... 7
7. Perlindungan Kesehatan Petugas ............................................................. 7
8. Penempatan Pasien ................................................................................. 8
9. Kebersihan Pernafasan/Etika Batuk dan Bersin ...................................... 8
10. Praktik penyuntikan yang aman .............................................................. 8
11. Praktik Lumbal Pungsi yang Aman .......................................................... 9
12. Kewaspadaan transmisi melalui kontak ................................................... 9
13. Kewaspadaan transmisi melalui droplet ................................................... 9
14. Kewaspadaan transmisi melalui airborne ................................................ 10
15. Surveilans Infeksi ................................................................................... 10
16. Melaksanakan Infection Control Risk Assessment (ICRA)
Kontruksi/Renovasi ................................................................................ 11
17. Melaksanakan Infection Control Risk Assessment (ICRA) HAIs dan
Penunjang ............................................................................................... 11
18. Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit infeksi ............................ 12
19. Bundle Prevention HAIs ....................................................................... 12
20. Pengawasan untuk peningkatan penggunaan antimikroba dan penyiapan
obat yang aman ................................................................................. 13
21. Pendidikan dan pelatihan .................................................................. 13
VI. JADWAL KEGIATAN………………………………………………………………………… 14
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN……………………….. 18
VIII. PENCATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI…………………………………………… 18
IX. PENUTUP…………………………………………………………………………………….. 18
i
PROGRAM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER
I. PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit
dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan
standar yang sudah ditentukan.
Health Care Associated Infection (HAIs) atau infeksi sehubungan dengan
pelayanan kesehatan merupakan masalah serius bagi semua sarana pelayanan
kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Ditinjau dari asal atau
didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (Community Acquired Infection)
atau berasal dari lingkungan rumah sakit (Hospital Acquired Infection) yang
sebelumnya dikenal dengan istilah infeksi nosokomial. Pengertian dari Health
Care Associated Infection (HAIs) tidak terbatas infeksi pada pasien saja, tetapi
juga infeksi pada petugas kesehatan yang didapat pada saat melakukan
tindakan perawatan kepada pasien.
Rumah sakit seharusnya dapat memberi perlindungan kepada setiap individu
yang berada/beraktifitas di Rumah Sakit terhadap risiko tertularnya infeksi.
Sesuai amanat Undang Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 2
dan Undang-undang No. 44 tahun 2009 pasal 36. Upaya tersebut dilaksanakan
melalui pelaksanaan program PPI Rumah Sakit sesuai Permenkes no 27
tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi tahun 2017. Apalagi
pelaksanaan program tersebut menjadi salah satu penilaian akreditasi Rumah
Sakit.
Kerugian akibat HAIs pada pasien dan petugas dapat menghambat proses
penyembuhan dan pemulihan pasien, bahkan dapat menimbulkan peningkatan
morbiditas, mortalitas, dan memperpanjang lama hari rawat sehingga biaya
perawatan meningkat dan akhirnya mutu pelayanan rumah sakit menurun.
1
Kejadian HAIs di RSD dr. Soeandi Jember tahun 2021 sebagai berikut IDO
(Infeksi Daerah Operasi) 0,8%, ISK (Infeksi Saluran Kemih) 8,2‰, IADP (Infeksi
Aliran Darah Primer) 0% VAP (Ventilator Assosiated Pneumonia) 5,93%.
Mengingat besarnya masalah yang ditimbulkan HAIs maka rumah sakit
berkewajiban untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi sebagai
upaya memutus mata rantai penularan infeksi. Untuk dapat melaksanakann
hal tersebut maka Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSD dr.
Soebandi Jember menyusun Program PPI tahun 2022.
III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Terlaksananya penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di RSD dr.
Soebandi Jember dalam upaya untuk mencegah dan meminimalkan
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung, dan masyarakat
sekitar rumah sakit.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya kewaspadaan Isolasi
b. Terlaksananya surveilans Infeksi
c. Terlaksanananya Infection Control Risk Assessment (ICRA) HAIs,
Penunjang, dan Konstruksi
d. Terlaksanananya Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit infeksi
e. Terlaksanananya Bundle Prevention HAIs
f. Terlaksanananya pengawasan untuk peningkatan penggunaan
antimikroba dan penyiapan obat yang aman
g. Terlaksanananya pendidikan dan pelatihan
2
b. Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
1) Kewaspadaan transmisi melalui kontak
2) Kewaspadaan transmisi melalui droplet
3) Kewaspadaan transmisi melalui airborne
2. Surveilans Infeksi
Suatu proses yang dinamis, sistematis, terus-menerus, dalam
pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi dari data kesehatan
yang penting pada suatu populasi spesifik yang didiseminasikan secara
berkala kepada pihak-pihak yang memerlukan untuk digunakan dalam
perencanaan, penerapan dan evaluasi suatu tindakan yang berhubungan
dengan kesehatan.
Metode surveilans yang digunakan adalah surveilans target, yaitu
surveilans yang terfokus pada ruangan, kelompok pasien, atau tindakan
dengan risiko infeksi spesifik. Target surveilans pada pasien dengan
pemasangan vena sentral (IADP), pasien dengan pemasangan ventilator
(VAP), pasien dengan pemasangan kateter urine menetap (ISK), pasien
dengan tindakan operasi (IDO).
3. Infection Control Risk Assessment (ICRA) HAIs, Penunjang, dan Konstruksi.
ICRA adalah proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi,
pendokumentasian dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas
dan program:
a. Fokus pada pengurangan risiko dari infeksi;
b. Tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi,
pemeliharaan fasilitas;
c. Pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan lingkungan perawatan,
yang memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak
potensial.
4. Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit infeksi
Kejadian Luar Biasa (KLB) yaitu munculnya penyakit di luar kebiasaan
(base line condition) yang terjadi dalam waktu relatif singkat serta
memerlukan upaya penanggulangan secepat mungkin, karena
dikhawatirkan akan meluas, baik dari segi jumlah kasus maupun wilayah
yang terkena persebaran penyakit tersebut. Kejadian luar biasa juga
disebut sebagai peningkatan kejadian kasus penyakit yang lebih banyak
daripada eksternal normal di suatu area atau kelompok tertentu, selama
suatu periode tertentu.
Penanggulangan KLB dilaksanakan untuk menangani penderita, mencegah
perluasan KLB, mencegah timbulnya penderita atau kematian baru pada
suatu KLB yang sedang terjadi.
3
5. Bundle Prevention HAIs
Pemakaian peralatan perawatan pasien dan tindakan operasi terkait
pelayanan kesehatan merupakan hal yang tidak dapat dihindarkan.
Pemakaian dan tindakan ini akan membuka jalan masuk mikroorganisme
patogen yang dapat menimbulkan infeksi. Untuk itu diperlukan tindakan
pencegahan melalui penerapan langkah-langkah yang harus dilakukan
untuk mencegah terjadinya HAIs yang dinamakan dengan Bundle
Prevention HAIs, yaitu sekumpulan cara yang terstruktur untuk
meningkatkan perawatan kepada pasien, meliputi bundle prevention IDO,
IADP, ISK dan VAP sesuai dengan Permenkes nomor 27 tahun 2017.
6. Pengawasan untuk peningkatan penggunaan antimikroba dan penyiapan
obat yang aman.
Pemberian terapi antimikroba merupakan salah satu tata laksana penyakit
infeksi yang bertujuan membunuh atau menghambat pertumbuhan
mikroba di dalam tubuh. Mikroba yang melemah atau mati akibat
antimikroba, akan dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh secara
alamiah. Jika mikroba penyebab infeksi telah resisten terhadap antimikroba
yang digunakan, maka mikroba tersebut tetap bertahan hidup dan
berkembang biak sehingga proses infeksi terus berlanjut.
Pencegahan munculnya mikroba resisten diharapkan dapat dicapai melalui
penggunaan antibiotik secara bijak („prudent use of antibiotics’) dan
pencegahan menyebarnya mikroba resisten melalui pelaksanaan kegiatan
PPI yang optimal.
7. Pendidikan dan pelatihan
Untuk dapat melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi dibutuhkan
pendidikan dan pelatihan baik terhadap seluruh SDM rumah sakit maupun
pengunjung dan keluarga pasien. Bentuk pendidikan dan/atau pelatihan
pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:
a. Pembekalan PPI kepada pegawai baru dan mahasiswa peserta didik
b. Pelatihan PPI secara berkala
c. Mengikuti pelatihan, seminar/workshop PPI eksternal
d. Komunikasi, informasi, dan edukasi kepada pasien, keluarga pasien
dan pegunjung
4
V. RINCIAN KEGIATAN, CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN DAN SASARAN KEGIATAN
1. Kebersihan tangan
5
pemrosesan di unit pemakai.
2 Monitoring kepatuhan Observasi langsung oleh IPCN Kepatuhan 100% IPCN Setiap hari
dekontaminasi peralatan kepada petugas yang melakukan
pemrosesan alat.
5. Pengelolaan Limbah
6
mengangkut sampah dari setiap unit sakit Penyehatan Lingkungan
ke TPS
Petugas TPS melakukan Semua limbah rumah Kepala Instalasi Setiap hari
pemusnahan/pembakaran sakit Penyehatan Lingkungan
2 Membuat PTB limbah Ka. IPL membuat usulan kepada Trimester tiga PTB Kepala Instalasi Trimester tiga
laboratorium direktur telah terwujud Penyehatan Lingkungan
3 Monitoring pengelolaan limbah Observasi langsung oleh IPCN Kepatuhan 100% IPCN Setiap hari
6. Penatalaksanaan Linen
7
kepada petugas yang bekerja dan bekerja dan kontak
kontak langsung dengan pasien dan langsung dengan
area berisiko infeksius pasien dan area risiko
infeksi
4 Vaksinasi Covid-19 Melakukan vaksin Boster Covid-19 Semua pegawai Bidang SDM, PPI, K3RS Tentatif
berdasarkan edaran pemerintah
5 Penatalaksanaan Pasca Pajanan Setiap ada petugas yang terpajan Pajanan HIV, Hepatitis PPI dan K3RS Tentatif
bahan infeksius dilakukan telaah B dan C
pajanan, pemberian profilaksis
pasca pajanan, dan monitoring
8. Penempatan Pasien
8
1 Menerapkan praktik menyuntik Menggunakan 1 spuit 1 jarum 1 Semua unit kerja yang Ka. Instalasi Farmasi Setiap hari
yang aman kali tindakan melakukan tindakan Ka. Instalasi terkait
Menerapkan teknik aseptik penyuntikan kepada Kepala Ruangan
Tidak melakukan re-capping pasien
Menghindari obat multidose
2 Monitoring penyuntikan yang Observasi langsung oleh IPCN Kepatuhan 100% IPCN Setiap hari
aman
2 Monitoring praktik lumbal pungsi Observasi langsung oleh IPCN Kepatuhan 100% IPCN Setiap hari
9
1 Penempatan pasien transmisi Menempatkan pasien dikamar Ruang perawatan Ka. Instalasi terkait Setiap hari
droplet tersendiri atau kohorting pasien, IGD dan rawat Kepala Ruangan
jalan
2 Menggunakan APD yang sesuai Petugas wajib menggunakan APD Petugas diruang Ka. Instalasi terkait Setiap hari
indikasi yang sesuai indikasi perawatan pasien, IGD Kepala Ruangan
dan rawat jalan
3 Monitoring kepatuhan Observasi langsung oleh IPCN Kepatuhan 100% IPCN Setiap hari
Membuat laporan dan diseminasi Direktur Komite PPI Setiap tiga bulan
data infeksi. Komite Mutu (PMKP)
Diseminasi ke unit
terkait
1
16. Melaksanakan Infection Control Risk Assessment (ICRA) Kontruksi/Renovasi
17. Melaksanakan Infection Control Risk Assessment (ICRA) HAIs dan Penunjang
1
Melakuakan perbaikan Pembersihan
permukaan dan
lingkungan
Pengelolaan linen
Pengelolaan limbah
Penyediaan
makanan
Pengelolaan kamar
jenazah
1
1 Bundle Prevention IDO Menerapkan bundle prevention IDO, Semua pasien yang Ka. Instalasi terkait Setiap hari
Bundle Prevention IADP IADP, ISK dan VAP sesuai dengan dirawat Kepala Ruangan
Bundle Prevention ISK Permenkes nomor 27 tahun 2017
Bundle Prevention VAP
20. Pengawasan untuk peningkatan penggunaan antimikroba dan penyiapan obat yang aman
2 Melakukan pengawasan terhadap IPCN melakukan monitoring Kepatuhan 100% Komite PPI Setiap hari
penyiapan obat yang aman langsung ke ruang perawatan dan Ka. Instalasi Farmasi
tempat dispensing obat
1
6 Melakukan komunikasi, memberi Komunikasi dan/atau edukasi Semua pasien, IPCN Setiap hari
informasi dan edukasi kepada langsung kepada pasien, keluarga pasien dan Kepala Ruangan
keluarga pasien tentang pengunjung dan keluarga pasien pengunjung
kebersihan tangan, etika batuk pada saat kunjungan ruangan oleh
dan prinsip-prinsip PPI lainnya IPCN/IPCLN/perawat ruangan
No Jenis Kegiatan Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agus Sept Okt Nov Des Ket
1 Menerapkan Five Moments Hand
Hygiene √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Monitoring kepatuhan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kebersihan tangan
3 Menggunakan APD sesuai
dengan indikasinya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Monitoring kepatuhan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penggunaan APD
5 Menerapkan dekontaminasi
peralatan perawatan pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sesuai dengan kategori
Spaulding (Kritikal, Semi
Kritikal, Non Kritikal)
6 Monitoring kepatuhan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dekontaminasi peralatan
7 Melakukan pemeriksaan
laboratorium udara, lantai dan √ √ √ √
air.
8 Menjaga kebersihan lingkungan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rumah sakit
1
9 Monitoring pengendalian
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
lingkungan rumah sakit
10 Identifikasi, pemisahan,
pengangkutan dan pemusnahan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
sampah dengan benar
11 Membuat PTB limbah
laboratorium √
12 Monitoring pengelolaan limbah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
13 Melakukan tatalaksana linen
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan benar di unit pemakai
14 Melakukan tatalaksana linen
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan benar di unit laundry
15 Monitoring tatalaksana linen √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
16 Pemeriksaan kesehatan bagi
Tentatif
petugas/pegawai baru
17 Pemeriksaan kesehatan petugas
√
secara berkala
18 Vaksinasi Hepatitis B
√
19 Vaksinasi Covid-19
√
20 Penatalaksanaan Pasca Pajanan
Tentatif
21 Menempatkan pasien sesuai
dengan pola transmisi penyakit √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien
22 Monitoring penempatan pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
23 Penempatan poster etika batuk
dan bersin di seluruh area √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rumah sakit
24 Edukasi etika batuk kepada
pasien, petugas, dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pengunjung.
25 Menerapkan praktik menyuntik
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
yang aman
1
26 Monitoring penyuntikan yang
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
aman
27 Menerapkan lumbal pungsi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
yang aman
28 Monitoring praktik lumbal
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pungsi
29 Penempatan pasien transmisi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kontak
30 Menggunakan APD yang sesuai
indikasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
31 Monitoring kepatuhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
32 Penempatan pasien transmisi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
droplet
33 Menggunakan APD yang sesuai
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikasi
34 Monitoring kepatuhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
35 Penempatan pasien transmisi
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
airborne
36 Menggunakan APD yang sesuai
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
indikasi
37 Monitoring kepatuhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
38 Mengumpulan data surveilans.
√ √ √ √
39 Melakukan analisa data
infeksi. √ √ √ √
Melakukan interpretasi data
infeksi.
40 Membuat laporan dan
√ √
diseminasi data infeksi.
41 Melaksanakan Infection Control
Risk Assessment (ICRA) Tentatif
Kontruksi/Renovasi
42 Melaksanakan Infection Control
Risk Assessment (ICRA) HAIs √
dan Penunjang
1
43 Investigasi wabah (outbreak)
Tentatif
penyakit infeksi
44 Menerapkan bundle prevention
IDO, IADP, ISK dan VAP sesuai √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dengan Permenkes nomor 27
tahun 2017
45 Melakukan pengawasan
penggunaan antimikroba yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
aman
46 Melakukan pengawasan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
terhadap penyiapan obat yang
aman
47 Pelatihan PPI secara berkala
kepada seluruh pegawai RSD √
dr. Soebandi Jember
48 Mengikuti pelatihan PPI
Tentatif
eksternal
49 Mengikuti Seminar dan
Tentatif
Workshop PPI
50 Pembekalan PPI bagi pegawai Tentatif
baru
51 Pembekalan PPI bagi peserta
Tentatif
didik
52 Memberikan edukasi kepada
keluarga pasien tentang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kebersihan tangan, etika batuk
dan prinsip-prinsip PPI lainnya
1
VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
A. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi Proses dilaksanakan untuk mengetahui apakah kegiatan sudah
berjalan sesuai dengan rencana/jadwal serta untuk mengetahui adanya
hambatan atau kendala selama pelaksanaan kegiatan.
B. Pelaporan
Laporan dari evaluasi pelaksanaan kegiatan dibuat setiap tiga bulan dan
dilaporkan kepada Direktur.
IX. PENUTUP
Dalam upaya mencegah dan mengendalikan terjadinya infeksi rumah sakit di
RSD dr. Soebandi Jember telah disusun Program PPI yang merupakan rencana
kegiatan di tahun 2022. Terlaksananya program ini membutuhkan kerjasama
semua pihak serta dukungan biaya dari Manajemen RSD dr. Soebandi Jember.
Kami berharap Program PPI tahun 2022 dapat terlaksana sesuai dengan
rencana kegiatan.
KETUA KOMITE