SYOK KARDIOGENIK
Untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Sistem Kegawatdaruratan Sistem I
Alfian 14.20.2413
Dita Amalia 14.20.2424
Fajar Kurniawan 14.20.2427
Henny Novia 14.20.2477
Muhammad Zulkifli 14.20.2445
Misda Rahmasari 14.20.2451
Paramitha 16.20.2701
Syarif Husaini 14.20.2467
Yuliatun Nisa 14.20.2476
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kelompok dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
“Kegawatdaruratan Sistem 1” yang berjudul “Syok Kardiogenik“
tugas ini merupakan salah satu tugas mata kuliah kegawatdaruratan sistem 1 di program
studi Pendidikan Ners Stikes Cahaya Bangsa Banjarmasin.Selanjutnya kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen program studi Pendidikan Ners mata kuliah
Kegawatdaruratan Sistem I dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta
arahan selama penyusunan tugas ini.
Penyusun
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
A. PENGERTIAN..................................................................................................................................... 1
B. KLASIFIKASI ..................................................................................................................................... 5
C. ETIOLOGI ........................................................................................................................................... 5
E. PATOFISIOLOGI .............................................................................................................................. 11
F. PATHWAY ........................................................................................................................................ 12
a. B1 (Breathing) ................................................................................................................................. 13
b. B2 (Blood) ...................................................................................................................................... 13
c. B3 (brain) ........................................................................................................................................ 13
d. B4 (bladder) .................................................................................................................................... 14
e. B5 (bowel)....................................................................................................................................... 14
f. B6 (bone) ......................................................................................................................................... 14
b. Radiografi ....................................................................................................................................... 16
ii
c. Gambaran foto/rontgen dada (chest x-ray) lainnya yang mungkin tampak pada penderita syok
kardiogenik: ........................................................................................................................................ 17
d. Ekokardiografi ................................................................................................................................ 18
e. Kateterisasijantung. ......................................................................................................................... 19
f. Laboratorium ................................................................................................................................... 19
J. KOMPLIKASI .................................................................................................................................... 21
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN........................................................................................................ 23
iii
LAPORAN PENDAHULUAN
SYOK KARDIOGENIK
A. PENGERTIAN
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem kardiovaskuler (jantung
dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah
yang memadai. Syok biasanya b.d. tekanan darah rendah dan kematian sel ataupun
jaringan. Syok terjadi akibat berbagai keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran
darah, termasuk kelainan jantung (misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume
darah yang rendah (akibat perdarahan hebat atau dehidrasi), atau perubahan pada
pembuluh darah (misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
Syok bukanlah merupakan suatu diagnosis.syok merupakan syndrome klinis yang
kompleks yang mencakup sekelompok keadaan dengan manisfestasi hemodinamika yang
bervariasi;tetapi petunjuk yang umum adalah tidak memadainya manifestasi jaringan
ketika kemampuan jantung untuk memompa darah mengalami kerusakan.
Curah jantung merupakan fungsi baik untuk volume sekuncup maupun frekuensi
jantung.jika volume sekuncup dan frekuensi jantung menurun atau menjadi tidak
teratur,tekanan darah akan turun dan perfusi jaringan akan terganggu.bersama dengan
jaringan dan orang lain mengalami penurunan suplay darah,otot jantung sendiri
menerima darah yang tidak mencukupi dan mengalami kerusakan ferfusi jaringan.
Keadaan hipoperfusi ini memburuk penghantaran oksigen dan zat-zat gizi,dan
pembuangan sisa-sisa metabolic pada tingkat jaringan.hipoksia jaringan akan menggerser
metabolism dari jalur oksidatif ke jalur anaerobic,yang mengakibatkan pembengkakan
asam laktat.kekacauan metabolisme yang progresif menyababkan syok menjadi berlarut-
larut,yang pada puncaknya akan menyebabkan kemunduran sel dan kerusakan
multisystem.
1
Syok kardiogenik adalah kondisi di mana jantung mengalami gangguan yang
parah mendadak sehingga tidak mampu mencukupi pasokan darah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Kondisi ini umumnya merupakan komplikasi dari serangan jantung dan
membutuhkan pertolongan darurat.
Pada 2015, AHA (American Hearth Association) mengumumkan perubahan
prosedur CPF- (Cardio Pulmonary Resuscitation) yarry sebelumnya menggunakan A-B-
C (Airway- Breathing - Circulation)sekarang menjadi C-A-B (Circulation - Ai:rw ay -
Breathing).
Basic life support (BLS) dilakukan pada pasien-pasien dengan keadaan sebagai
berikut:
Henti nafas (respiratory arrest)
Henti napas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara
pernapasan dari korban / pasien. Henti napas merupakan kasus yang harus
dilakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar. Pada awal henti napas oksigen
masih dapat masuk ke datam darah untuk beberapa menit dan jantung masih
dapat mensirkulasikan darah ke otak dari organ vital lainnya. Jika pada
keadaan ini diberikan bantuan napas akan sangat bermanfaat agar korban
dapat tetap hidup dan mencegah henti jantung.
2
Mencegah tindakan yang dapat membahayakan korban
Melindungi orang yang tidak sadar
Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
Memberikan bantuan ekstemal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban
yang mengalami hentijantung atau henti napas melalui Resusitasi Jantung
Paru (RJP).
Fokus utama RIP 2015 ini adalah kualitas kompresi dada antara lain
sebagai berikut:
3
4
B. KLASIFIKASI
Syok dapat dibagi dalam 3 tahap yang semakin lama semakin berat.
1. tahap I,syok terkompensasi(non-progresif),ditandai dengan respons
kompensatorik,dapat menstabilkan sirkulasi,mencegah kemunduran lebih
lanjut
2. tahap II,tahap progresif,ditandai dengan manifestasi sistemis dari
hipoperfusi dan kemunduran fungsi organ;dan
3. tahap III,refrakter(irreversible),ditandai dengan kerusakan sel yang hebat
tidak dapat lagi dapat dihindari,yang pada akhirnya menuju kematian.
C. ETIOLOGI
5
D. TANDA DAN GEJALA
b. Hipoperfusi jaringan
6
d. Anggota gerak teraba dingin (cool extremities).
7
g. Nadi teraba lemah dan cepat, berkisar antara 90–110 kali/menit, atau bradikardi
berat (severe bradycardia) karena terdapat high-grade heart block.
8
j. Diaphoresis (= diaforesis, diaphoretic, berkeringat, mandi keringat, hidrosis,
perspiration/perspirasi, sudation, sweating).
9
l. Distensi vena jugularis (jugular vena distention, JVD).
10
n. Tekanan pulmonary artery wedge lebih dari 18 mmHg.
E. PATOFISIOLOGI
Sekitar 15% kejadian syok kardiogenik merupakan komplikasi dari klien infark
miokardium akut, di mana terjadi penuruan curah jantung karena tidak adekuatnya
tekanan pengisian ventrikel kiri(left ventricular filling pressure –LVFP). Ketika sekitar
40% daerah ventikel mengalami infrak maka terjadi peningkatan kemungkinan terjadinya
syok kardiogenik(perry dan potter,1990)
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang
mengakibatkan gangguan berat pada pertusi jaringan dan penghantaran oksigen
kejaringan.
11
F. PATHWAY
12
G. PEMERIKSAAN FISIK
a. B1 (Breathing)
Gangguan pernafasan terjadi sekunder akibat syok.Komplikasi yang
mematikan adalah gangguan pernafasan yang berat. Kongesti paru-paru dan
edama intraalveolar akan mengakibatkan hipoksia dan kemunduran gas-gas darah
arteri. Attelektasis dan infeksi paru-paru dapat pula terjadi.Factor-faktor ini
memicu terjadinya syok paru-paru, yang sekarang sering di sebut sebagai sindrom
distress pernapasan dewasa.Takipnea, dispenia,dan ronkhi basah dapat ditemukan,
demikian juga gejala-gejala yang dijelaskan sebelumnya sebagai menifestasi
gagal jantung kebelakang(backward failure).
b. B2 (Blood)
Selain dari bertambahnya kerja miokardium dan kebutuhannya terhadap
oksigen, beberapa perubahan lain juga terjadi. Karena metabolisme anaerobic
dimulai pada keadaan syok, maka miokardium tidak dapat mempertahankan
cadangan fosfat berenergi tinggi(adenosine trifosfat) dalam kadar normal,dan
kontrakifitas ventrikel akan semakin terganggu.hipoksia dan asidosis menghambat
pembentukan energy dan mendorong terjadinya kerusakan lebih lanjut pada sel-
sel miokardium .kedua factor ini juga menggeser kurva fungsi ventrikel ke bawah
dank e kanan yang akan semakin menekan kontraktilitas.
c. B3 (brain)
Dalam keadaan normal,aliran darah serebral biasanya menunjukan
autoregulasi yang baik,yaitu dengan usaha dilatasi sebagai respons terhadap
berkurangnya aliran darah atau iskemia.namun,pengaturan aliran darah serebral
ternyata tidak mampu mempetahankan aliran dan perfusi yang memadai pada
tekanan darah dibawah 60 mmHg.selama hipotensi yang berat,gejala-gejala
deficit neurologis dapat ditemukan.kelainan ini biasanya tidak berlangsung terus
jika klien pulih dari keadaan syok,kecuali jika disertai dengan gangguan
serebrovaskular.
13
d. B4 (bladder)
Perfusi ginjal yang menurun mengakibatkan anuria dengan output urine
kurang dari 20 ml/jam.dengan semakin berkurangnya curah jantung.biasanya
menurunkan pada output urine.karena adanya respons kompensatorik retensi
natrium dan air,maka kadar natrium dalam urine juga berkurang.sejalan dengan
menurunnya laju filtrasi glomerulus,terjadi peningkatan blood urea nitrogen
(BUN)dan kreatinin.bila hipotensi berat dan berkepanjangan ,dapat terjadi
nekrosis tubular kut yang kemudian disusun gagal ginjal akut.
e. B5 (bowel)
Iskemia saluran pencernaan yang berkepanjangan umumnya
mengakibatkan nekrosis hemoragik dari usus besar.cedera usus besar dapat
mengeksaserbasi syok melalui penimbunan cairan pada usus dan absorpsi bakteria
dan endotoksin ke dalam sirkulasi.penurunan motilitas saluran cerna hamper
selalu ditemukan pada keadaan syok.
Syok yang berkepanjangan akan mengakibatkan gangguan sel-sel
hati.kerusakan sel dapat terlokalisir pada zona-zona nekrosis yang terisolasi,atau
dapat berupa nekrosis hati yang masif pada syok yang berat.gangguan fungsi hati
dapat nyata dan biasanya bermanifestasi sebagai peningkatan enzim-enzim
hati,glutamate oksaloasetat transaminase serum(SGOT),dan glutamate piruvat
transaminase serum(SGPT).hipoksia hati juga merupakan mekanisme etiologi
yang mengalami komplikasi-komplikasi ini.
f. B6 (bone)
Kelemahan dalam kemampuan aktivitas fisik secara umum terjadi akibat
sekunder dari tidak adekuatnya suplai dara ke otot-otot rangka.
14
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
a. Terapi oksigen
Pada tahap awal syok,suplemen osigen diberiksn melalui kanula nasal 3-5
l/menit.pemantauan gas-gas darah arteri dan oksimetri nadi akan menunjukan
apakahklien membutuhkan metode pemberian kseigen yang agresif.oksigenasi
dapat dilakukan dengan pemberian oksigen tambahan dan pemasangan alat bant
pernafasan jika diperlukan.
b. Terapi farmakologi
Tindakan farmakologi konvensional yaitu dengan mengoptimalkan beban
awal,beban akhir dan kontraktifitas,adalah sebesar 100%.tingkat kelangsungan
hidup tergantung dari efektivitas tindakan untuk membatasi meluasnya infark dan
menyelamatkan miokordium yang terserang dengan demikian mengurangi
kemungkinan gangguan ventrikel yang berat.
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Electrocardiography (elektrokardiografi)
Hasil/pembacaan electrocardiogram menurut Fauci AS, et.al. (2008):
Pada pasien karena infark miokard akut dengan gagal ventrikel kiri (LV failure),
gelombang Q (Q waves) dan/atau >2-mm ST elevation pada multiple leads atau
left bundle branch block biasanya tampak. Lebih dari setengah (> 50%) dari
semua infark yang berhubungan dengan syok adalah anterior.Global ischemia
karena severe left main stenosis biasanya disertai dengan depresi ST berat (>3
mm) pada multiple leads.
15
b. Radiografi
Radiografi dada (chest roentgenogram) dapat terlihat normal pada
mulanya atau menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif akut (acute
congestive heart failure), yaitu:
i. Cephalization karena dilatasi pembuluh darah-pembuluh darah pulmoner.
ii. Saat tekanan diastolik akhir ventrikel kiri (left ventricular end-diastolic
pressures) meningkat, akumulasi cairan interstitial ditunjukkan secara
radiografis dengan adanya gambaran fluffy margins to vessels, peribronchial
cuffing, serta garis Curley A dan B. Dengan tekanan hidrostatik yang sangat
tinggi, cairan dilepaskan (exuded) ke alveoli, menyebabkan diffuse fluffy
alveolar infiltrates.
16
c. Gambaran foto/rontgen dada (chest x-ray) lainnya yang mungkin tampak pada
i. Kardiomegali ringan
17
iv. Pulmonary vascular congestion
d. Ekokardiografi
Ini berguna untuk menunjukkan:
i. Fungsi ventrikel kiri yang buruk (poor left ventricular function).
ii. Menilai keutuhan katub (assessing valvular integrity).
iii. Menyingkirkan penyebab lain syok, seperti: cardiac tamponade.
iv. Selain itu penting untuk menilai hipokinesis berat ventrikel difus atau
segemental (bila berasal dari infark miokard), efusi pericardial, katup
mitral dan aorta, rupture septum dan pintasan intrakardiak.
18
e. Kateterisasijantung.
Umumnya tidak perlu kecuali pada kasus tertentu untuk mengetahui
anatomi pembuluh darah koroner dan fungsi ventrikel kiri untuk persiapan bedah
pintas koroner atau angioplasty koroner transluminasi perkutan. Untuk
menunjukkan defek mekanik pada septum ventrikel atau regurgitasi mitral akibat
disfungsi atauy rupture otot papilaris.
f. Laboratorium
i. Pemeriksaan darah lengkap dan elektrolit darah tetap diperlukan untuk
evaluasi secara keseluruhan meskipun tidak berguna di dalam membuat
diagnosis awal (initial diagnosis).
ii. Pemeriksaan enzim jantung.
iii. CBC and serum electrolyte panel.
iv. Kadar kreatinin dan blood urea nitrogen (BUN).
v. Gas darah arteri.
19
g. Studi koagulasi.
Penemuan laboratorium (Laboratory findings) menurut Fauci AS, et.al. (2008):
i. Hitung leukosit secara khas meningkat disertai dengan left shift.
ii. Tidak adanya prior renal insufficiency, fungsi ginjal pada mulanya
normal, namun blood urea nitrogen (BUN) dan creatinine meningkat
secara cepat (rise progressively).
iii. Hepatic transaminases jelas meningkat karena hipoperfusi hati (liver
hypoperfusion).
iv. Perfusi jaringan yang buruk (poor tissue perfusion) dapat menyebabkan
anion gap acidosis dan peningkatan (elevation) kadar asam laktat
(lactic acid level).
v. Gas darah arteri (arterial blood gases) biasanya menunjukkan
hypoxemia dan metabolic acidosis, dimana dapat dikompensasi oleh
respiratory alkalosis.
vi. Petanda jantung (cardiac markers), creatine phosphokinase dan MB
fraction-nya, jelas meningkat, begitu juga troponins I dan T.
20
J. KOMPLIKASI
a. Cardiopulmonary arrest
b. Disritmi
21
d. Stroke
e. Tromboemboli
22
ASUHAN KEPERAWATAN
SYOK KARDIOGENIK
A. PRIMARY SURVEY
B. SECONDARY SURVEY
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan pertukaran gas ditandai
dengan sesak nafas, peningkatan frekuensi pernafasan, batuk-batuk.
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan gangguan aliran
darah sekunder akibat gangguan vaskuler ditandai dengan nyeri, cardiac out put
menurun, sianosis, edema (vena).
23
c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan trauma jaringan dan
spasme reflek otot sekunder akibat gangguan viseral jantung ditandai dengan
nyeri dada, dispnea, gelisah, meringis.
d. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai oksigen
dan kebutuhan (penurunan/terbatasnya curah jantung) ditandai dengan
kelelahan, kelemahan, pucat, tidak bergairah.
24
D. NURSING CARE PLANNING
NAMA : NO. RM :
UMUR : RUANG :
TANGGAL : JAM :
25
Kolaborasi ;
Berikan tambahan oksigen
dengan kanula atau masker
sesuai indikasi
Mandiri :
Lihat pucat, sianosis,
belang, kulit
dingin/lembab. Catat
kekuatan nadi perifer.
Dorong latihan kaki
aktif/pasif, hindari latihan
isometric
Kolaborasi ;
Pantau data laboratorium,
contoh: GDA, BUN,
creatinin, dan elektrolit.
Beri obat sesuai indikasi:
Heparin/natrium warfarin
(Coumadin)
Mandiri ;
Pantau/catat karakteristik
nyeri, catat laporan
verbal.
26
Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah diberikan askep selama Mandiri :
perifer b.d. gangguan aliran 3x24 jam diharapkan perfusi Lihat pucat, sianosis,
darah sekunder akibat gangguan belang, kulit
Indikator IR ER
vaskuler dingin/lembab. Catat
kekuatan nadi perifer.
Klien tidak nyeri
Tanda dan Gejala ; Dorong latihan kaki
Cardiac out put
Nyeri aktif/pasif, hindari latihan
normal
2. CO – isometrik
Tidak terdapat
Sianosis
sianosis
Edema (Vena) Kolaborasi ;
Tidak ada edema Pantau data laboratorium,
(vena) contoh: GDA, BUN,
jaringan perifer efektif dengan creatinin, dan elektrolit.
out come : Beri obat sesuai indikasi:
Heparin/natrium warfarin
(Coumadin)
27
perlahan, perilaku distraksi,
visualisasi, bimbingan
imajinasi.
Kolaborasi ;
Berikan obat sesuai
indikasi, contoh :
Analgesik, contoh morfin,
meperidin (Demerol)
28
Kolaborasi :
Implementasikan program
rehabilitasi
jantung/aktifitas.
29
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Perpustakaan :
o Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiovaskuler: Arif Muttakin
o Standar asuhan keperawatan dan prosedur tetap dalam praktik keperawatan
Sumber internet
o www.google.com
30