Anda di halaman 1dari 1

- Faktor genetik

Ghina Atika Putri Joris


- Faktor selama prenatal NIM : P1337420919004
Klasifikasi ASD berdasarkan - Infeksi tertentu
letak:
a. Ostium Secundum
Defek terletak pada bagian Perkembangan atrium abnormal
tengah septum Insiden :
a. Ostium primum Terdapat defek pada septum atrium - ASD merupakan 10% penyakit kelainan
Defek terletak pada bagian atas dari semua kelainan jantung kongenital
katup atrioventikular - ASD lebih banyak terjadi pada wanita
a. Defek Sinus Venosus ATRIAL SEPTAL DEFECT (56%), dan 30-40% terjadi pada dewasa.
Defek terletak dekat vena kava (Bialkowlski, Jacet & Karwot)
Penyakit jantung bawaan dimana terdapat
superior dan vena pulmonalis
lubang (defek) pada septum interatrial

Manifestasi klinis
Terdapat defek antar atrium
Pemeriksaan Diagnostik : - Sebagian besar asimptomatik
- Ekg - Sesak nafas/ dyspnea
- Foto thorax Tekanan atrium kiri> atrium kanan - Sering mengalami infeski paru
- Ekokardiografi - BB sedikit menurun
- Kateterisasi jantung dan angiocardiografi - Terkadang dapat terjadi kardiomegali
Volume atrium dan Volume ventrikel
- Trans Esophageal Echocardiography (TEE) ventrikel kanan meningkat kiri menurun

Peningkatan aliran darah Cardiac output menurun Komplikasi :


Penatalaksanaan : pulmonal - Kardiomegali
- Non Bedah - Aritmia
Pengobatan pencegahan dengan antibiotik, beta - Hipertensi Pulmonal
blocker untuk menjaga detak jantung teratur, obat Pulmonal hypertension Penurunan suplai darah
- Dyspnea
hipertensi, obat angina pectoris, antikoagulan, obat - Nyeri dada
untuk meningkatkan kekuatan kontraksi, dan diuretik Peningkatan aliran kapiler Kadar O2 sistemik - Gagal jantung
untuk mengurangi julah cairan dalam sirkulasi dan paru menurun - Sinkop
paru. - hemoptisis
- Bedah Peningkatan tekanan Penurunan perfusi
a . Bedah jantung terbuka hidrostatik jaringan
b. Amplater Septal Occlude (ASO), sebuah alat cakram
ganda yang dapat mengembang sendiri.
Ekstravasasi cairan O2 & nutrisi sel menurun Penurunan Curah
jantung
Cairan keluar ke alveolus Metabolisme sel
menurun

Edema paru
Kelemahan fisik

Gangguan Pertukaran Gas


dyspnea
NOC Intoleransi Aktivitas
• Status respirasi : Pertukaran gas adekuat
• Status respirasi : ventilasi efektif Gangguan Pertukaran
• Keseimbangan elektrolit dan asam basa Gas
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam :
- Menunjukkan pertukaran gas efektif
pH : 7,35-7,45
PaCO2 : 35-45% Intoleransi Aktivitas
Penurunan Curah Jantung
PaO2 : 85-100% NOC
NOC
BE : +2 s/d -2 meq/L • Toleransi daya tahan adekuat
• Pompa jantung efektif
SaO2 : 96-97% • Penghematan energi efektif
• Status sirkulasi adekuat
- Tidak ada dyspnea dan sianosis, mampu bernafas • Perawatan diri optimal
• Status tanda vital dalam rentang yang diharapkan
mudah Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam :
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam :
- Menunjukkan ventilasi adekuat, ekspansi dinding dada - Klien mampu mengidentifikasi aktivitas dan situasi
- Gambaran ECG normal
simetris, suara nafas bersih, tidak ada penggunaan otot yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi
- Tidak ada edema paru, perifer, acites, distensi vena
nafas tambahan pada intoleransi aktivitas
jugularis
- TTV dalam batas normal - Klie mampu berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
- Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
- Menunjukkan orientasi ognitif baik dan status mental disertai peningkatan TTV dan perubahan ECG
- Tidak sianosis
adekuat - Klien mengungkapkan secara verbal, pemahaman
- Nilai AGD normal
- Menunjukkan keseimbangan elektrolit dan asam basa tentnag kebutuhan oksigen, pengobatan, dan atau
- Urine output normal
- TTV dalam batas normal : alat yang dapat meningkatkan toleransi aktivitas
NIC - Klien mampu berpartisipasi dalam perawatan diri
Nadi : 70-85x/menit
- Monitor vital sign tanpa bantuan atau dengan bantuan minimal tanpa
TD : 125/85 mmHg
- Kaji adanya sianosis, dan efektivitas pemberian oksigen kelelahan
RR : 16-20 x/menit
- Kaji bunyi paru, frekuensi, kedalaman, usaha nafas, dan
produksi sputum NIC
NIC
- Monitor status haemodinamik : saturasi, nadi perifer, - Tentukan penyebab kelelahan: nyeri, aktivitas
- Monitor vital sign
CRT, suhu, ekstremitas, edema, distensi JVP - Monitor respon kardiorespirasi terhadap aktivitas:
- Kaji sianosis, CRT
- Pertahankan kepatenan IV line, dan balance cairan takikardi, disritmia, dyspnea, diaforesis, pucat
- Monitor denyut jantung, irama dan nadi
- Monitor status mental, elektrolit, dan abnormalitas - Monitor asupan nutrisi untuk memastikan
- Monitor efektifitas pemberian O2
serum keadekuatan sumber energi
- Anjurkan klien menghindari valsava manuver:
- Monitor tanda-tanda gagal nafas: monitor hasil AGD - Letakkan benda-benda yang sering digunakan pada
mengejan, bersin, menahan bowel, menahan
abnormal, kelelahan tempat yang mudah dijangkau oleh pasien
BAB/BAK
- Kolaborasi terapi O2 sesuai indikasi - Monitor respon terhadap pemberian oksigen: nadi,
- Berikan informasi meliputi pembatasan aktivitas,
- Kolaborasi pencegahan dan penanganan asidosis dan irama jantung, RR, terhadap aktivitas
perubahan diet pada klien dan keluarga
alkalosis: Respiratorik & Metabolik - Berikan istirahat yang adekuat
- Kolaborasi medis pemberian terapi sesuai indikasi

Daftar Pustaka
Bialkowski, Jacet, & Blandyna Karwot. (2004). Closure of atrial septal dfects in children. Texas heart Institute Journal, 31(3), 220-223.
Brunner & Suddarth. 2015. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta : ECG.
Morton, Patricia Gonce. Et al. (2011). Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistik. Ed. 8. Jakarta: EGC
Nanda. 2018. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2018-2020, Edisi 11. Jakarta: ECG.
Wahab, A. Samik. (2003). Penyakit jantung anak (Edisi 3). Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai