OLEH :
1
LAPORAN KASUS KEPERAWATAN GERONTIK
PADA PENERIMA MANFAAT TN.S DENGAN REUMATIK
DI WISMA ANGGREK RUMAH PERLINDUNGAN SOSIAL TRESNA
WERDHA GARUT
Abstrak
Proses menua pada manusia merupakan fenomena yang tidak dapat dihindarkan.
Semakin baik pelayanan kesehatan sebuah bangsa makin tinggi pula harapan
hidup masyarakatnya dan makin tinggi pula jumlah penduduknya yang berusia
lanjut. Demikian pula di Indonesia. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi
kondisi kesehatan lansia dengan rematik misalnya jenis makanan yang
mengandung gula tinggi akibat dikondisikannya keadaan lingkungan oleh
keluarga dan masyarakat, faktor stres dari lingkungan, kebiasaan hidup yang
kurang sehat, jarang berolah raga, kebiasaan merokok serta faktor keturunan dapat
meningkatkan risiko terjadi peningkatan glukosa darah. Pada Penerima Manfaat
Ny.M memiliki riwayat diabetes melitus, diagnose keperawatan yang diangkat
yaitu Diare, nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh dan resiko jatuh. Tindakan yang
dilakukan yaitu manajemen diare, manajemen nutrisi dan manajemen lingkungan :
keamanan.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Arthritis rheumatoid adalah penyakit autoimun yang disebabkan karena
adanya peradangan atau inflamasi yang dapat menyebabkan kerusakan sendi
dan nyeri. Nyeri dapat muncul apabila adanya suatu rangsangan yang
mengenai reseptor nyeri. Penyebab arthritis rheumatoid belum diketahui
secara pasti, biasanya hanya kombinasi dari genetic, lingkungan, hormonal,
dan faktor system reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor
infeksi seperti bakteri, mikroplasma dan virus (Yuliati, et.a., 2013).
Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah mewujudkan
hasil positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan
lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, terutama di
bidang medis atau ilmu kedokteran sehingga dapat meningkatkan kualitas
kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia,
akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan bertambah
cenderung lebih cepat (Zakir, 2014).
Jumlah penduduk yang bertambah dan usia harapan hidup lansia akan
menimbulkan berbagai masalah antara lain masalah kesehatan, psikologis, dan
sosial ekonomi. Permasalahan pada lansia sebagian besar adalah masalah
kesehatan akibat proses penuaan, ditambah permasalahan lain seperti masalah
keuangan, kesepian, merasa tidak berguna, dan tidak produktif. Banyaknya
permasalahan yang dihadapi lansia, maka masalah kesehatanlah yang jadi 2
peran pertama dalam kehidupan lansia seperti munculnya penyakit-penyakit
yang sering terjadi pada lansia (BKKBN, 2012). Penduduk lansia pada
umumnya banyak mengalami penurunan akibat proses alamiah yaitu proses
menua (Aging) dengan adanya penurunan kondisi fisik, psikologis, maupun
sosial yang saling berinteraksi. Permasalahan yang berkembang memiliki
keterkaitan dengan perubahan kondisi fisik yang menyertai lansia. Perubahan
kondisi fisik pada lansia diantaranya adalah menurunnya kemampuan
muskuloskeletal kearah yang lebih buruk (Nugroho, 2010). Penduduk lansia
3
(usia 60 tahun keatas) di dunia tumbuh dengan sangat cepat bahkan tercepat di
bidang kelompok usia lainnya. Penduduk lansia mengalami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2015, jumlah penduduk lansia sebesar 18,96 juta jiwa
dan meningkat menjadi 20,547,541 pada tahun 2016 (Bureau, 2016).
Penderita arthritis rheumatoid pada lansia diseluruh dunia telah
mencapai angka 355 juta jiwa, artinya 1 dari 6 lansia didunia ini menderita
reumatik. Diperkirakan angka ini terus meningkat hingga tahun 2025 dengan
indikasi lebih dari 25% akan mengalami kelumpuhan. Organisasi kesehatan
dunia (WHO) melaporkan bahwa 20% penduduk dunia terserang penyakit
arthritis rheumatoid,dimana 5-10% adalah merekayang berusia 5-20 tahun dan
20% mereka yang berusia 55 tahun (WHO, 2012). Di Indonesia reumatik
mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini menunjukkan bahwa tingginya
angka kejadian reumatik. Peningkatan jumlah populasi lansia yang mengalami
penyakit reumatik juga terjadi di Jawa Timur, berdasarkan data statistik
Indonesia (2016).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis membuat laporan asuhan
keperawatan pada penerima manfaat Tn.S dengan rematik di Wisma Anggrek
rumah perlindungan sosial Tresna Werdha. Intervensi yang dilakukan
berdasarkan pengelompokan masalah dan dilakukan evaluasi terhadap
implementasi yang telah dilakukan.
B. Web of Caution
(terlampir)
4
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK
PADA PENERIMA MANFAAT TN. S
A. KarakteristikDemografi
5
4. Riwayat kematian dalam keluarga 1 tahun terakhir
Nama -
Umur -
Penyebab kematian -
6. Aktivitas Rekreasi
Hoby -
Bepergian/ wisata -
Keanggotaan Organisasi -
Lain-lain -
6
Penerima manfaat mengalami nyeri
pada lengan hingga pergelangan tangan
kanan. Nyeri seperti diremas-remas.
Nyeri terasa terutama ketika saat
melakukan aktivitas seperti mengangkat
beban berat dan saat cuaca dingin.
Skala nyeri 4 (0-10). Penerima manfaat
mempunyai riwayat penyakit ISPA,
influenza dan katarak pada tahu 2012.
PM mengatakan pernah terjatuh dalam
posisi tubuh menindih tangan kanan
hingga patah tulang.
2. Nutrisi
Frekuensi makan 3x 1 hari
Nafsu makan Baik
Jenis makanan Lauk, sayur dan pauk
Kebiasaan sebelum makan Berdoa
Makanan yg tidak disukai -
Alergi makanan -
Pantangan makanan Jeroan, kacang-kacangan
Keluhan yg berhubungan dg makanan -
3. Eliminasi
a) Buang Air Besar(BAB)
Frekuensi & waktu 1x/Hari
Konsistensi Lunak
Keluhan BAB -
Pengalaman memakai pencahar -
7
4. Personal Higiene
a) mandi
Frekuensi 2 x sehari
Waktu Pukul 05.00 WIB dan 15.00 WIB
Pemakaian sabun Pemakaian sabun setiap mandi
b) Oral Higiene
Frekuensi & waktu sikat gigi 3x1 saat pagi, siang, da malam
Menggunakan pasta gigi Menggunakan pasta gigi
c) Cuci rambut
Frekuensi 1 minggu 4x
Penggunaan shampo (ya/tdk) Ya
d) Kuku &tangan
Frekuensi gunting kuku 1 minggu 1x
Mencuci tangan dg sabun Jika tangan terlihat kotor
5. Istirahat &Tidur
Lama tidur malam berapa jam 8 jam
Terbanguntidur malam berapa jam -
Tidur siang berapa jam 1- 2 jam
Keluhan tidur Tidak ada
8
7. Kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan (jenis / frekuensi/
jumlah/lama pemakaian)
Merokok (ya/tdk) Ya
Berapa banyak 5 batang/hari
Minuman keras (ya/ tdk) Tidak
Ketergantungan Obat (ya/ Tidak
tdk)
C. Status Kesehatan
1. Status kesehatan saatini
Keluhan utama Penerima manfaat mengatakan nyeri pada lengan
hingga pergelangan tangan kanan. Skala nyeri 4 (0-
10).
Gejala yg dirasakan Nyeri seperti diremas-remas.
9
Riwayat dirawat di Rumah Sakit Tidak diketahui
Riwayat pemakaian obat -
10
8). Kulit Kulit terlihat keriput, turgor kulit menurun
9). Ekstremitas atas Tidak ada edema
10). Ekstremitas Bawah Tidak ada edema
Benar Salah
No Item pertanyaan Jawaban
(1) (0)
1 Jam berapa sekarang 1
2 Tahun berapa sekarang 1
3 Tahun berapa Bp/Ibu lahir 0
4 Berapa umur Bp/ibu 0
5 Dimana alamat Bp/Ibu 1
6 Berapa Jml anggota keluarga 1
yg tinggal bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama anggota keluarga 1
yg tinggal bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia merdeka tahun 1
berapa
9 Siapa nama presiden RI 1
sekarang
10 Coba hitung terbalik dari angka 1
20 ke 1
JUMLAH YG BENAR 8
Analisis Hasil :
Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Utuh
Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Indeks Keterangan
kemandirian
A Kemandirian dlm hal makan, kontinen (bab/bak), berpindah,
kekamar kecil, mandi, dan berpakain
B Kemandirian dlm semua hal, kecuali 1 fungsi tsb
C Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi & 1 fungsi tambahan
D Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi, berpakaian,& 1 fungsi
tambahan
E Kemandirian dlm semua hal,kecuali mandi, berpakaian, kekamar kecil,
& 1 fungsi tambahan
F Kemandirian dlm semua hal, kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kcil,
11
berpindah, & 1 fungsi tambahanketergantungan pd ke6 fungsi tsb.
G Kemandirian dlm semua hal,
Lain-lain Tergantung pd sedikitnya 2fungsi, tetapi tdk dpt diklasifikasikan sbg C,
D, E, & F
F. Pengkajian Keseimbangan
Interpretasi
Skor :
≤10 detik : resiko jatuh rendah
11 – 19 detik : resiko rendah jatuh
20 -29 detik : resiko sedang hingga risiko jatuh tinggi
≥30 detik : ketergantungan total, risiko jatuh tinggi
12
kamarnya dan penghuni wisma lain.
Saat ini klien merasa sedih karena tidak jadi
menikah dengan PM lain. Calon istrinya
tiba-tiba membatalkan rencana pernikahan
mereka. PM mengatakan ada PM lain yang
menyebarkan kabar kurang baik tentang
kehamilan calon istri klien. PM mengatakan
kepikiran tentang masalah tersebut
sehingga kadang merasa pusing dan tidak
semangat untuk mengikuti kegiatan panti.
PM sudah berubah pikiran untuk tidak mau
menikahi PM lain tersebut, meskipun calon
istri mengajak menikah lagi.
I. Riwayat terapi -
J. Pemeriksaan penunjang
1. Diagnose medis -
2.Laboratorium -
3.Rontgen -
13
K. ANALISA DATA
DO :
- Pengkajian PQRST :
P : Nyeri terasa
terutama ketika saat
melakukan aktivitas
seperti mengangkat
beban berat dan saat
cuaca dingin
Q : Nyeri seperti
diremas-remas
R : pada lengan
hingga pergelangan
tangan kanan
S : Skala nyeri 4 (0-
10)
T : hilang timbul
- TTV :
TD : 140/80 mmHg
HR : 80x/i
RR : 20x/i
S : 36,5oC
2. 02/04/2020 DS : Stres keputusasaan
10.10 WIB
- PM mengatakan saat
ini klien merasa
sedih karena tidak
jadi menikah dengan
PM lain.
- PM mengatakan jika
kepikiran akan hal
tersebut sehingga
terkadang merasa
pusing dan tidak
semangat untuk
mengikuti kegiatan
14
panti
DO :
- PM tampak sedih
ketika menceritakan
mengenai batalnya
pernikahan klien
dengan PM lain
3. 02/04/2020 DS : Gangguan Resiko jatuh
10.15 WIB visual
- Penerima manfaat (katarak)
mengatakan mata
riwayat katarak
pada tahun 2012
- Penerima manfaat
mengatakan selalu
menggunakan
kacamata selama
beraktivitas
- PM mengatakan
pernah terjatuh
dalam posisi tubuh
menindih tangan
kanan hingga patah
tulang
DO :
- Penerima manfaat
tampak mendekat,
dan menyipitkan
matanya dengan
sedikit menunduk
saat melihat wajah
orang lain
- Usia PM 85 tahun
15
L. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal/ Diagnosis
No NOC NIC ttd
jam Keperawatan
02/04/20 1. Nyeri b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
20 Agen injury keperawatan selama 3x24 jam - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif : lokasi,
10.15 nyeri berkurang dengan KH : karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
WIB - Mampu mengontrol nyeri presipitasi
(tahu penyebab nyeri, mampu - Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
menggunakan tehnik - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologi untuk pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri, mencari - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
bantuan) - Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
- Melaporkan bahwa nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berkurang dengan - Tingkatkan istirahat
menggunakan manajemen - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non
nyeri farmakologi dan inter personal)
- Mampu mengenali nyeri - Ajarkan tentang teknik non farmakologi
(skala, intensitas, frekuensi - Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
dan tanda nyeri)
- Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
- Tanda vital dalam rentang
normal
02/04/20 2. Keputusasaan Setelah dilakukan asuhan Peningkatan koping
20 b.d stres keperawatan selama 3x24jam - Berikan penilaian mengenai pemahaman pasien terhadap
10.15 jangka diharapkan keputusasaan dapat proses penyakit
WIB panjang diatasi dengan kriteria hasil : - Berikan penilaian dan diskusi respon alternatif terhadap
- Tidak menunjukkan tanda situasi
depresi - Berikan suasana penerimaan
- Menunjukkan nafsu makan - Dukung sumber-sumber spiritual, jika diingikan
normal - Dukung identifikasi nilai hidup yang spesifik
16
- Secara konsisten menunjukkan - Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
efek sesuai situasi - Instruksikan pasien untuk menggunakan tehnik relaksasi
sesuai kebutuhan
Intervensi krisis
- Sediakan atmosfir dukungan
- Berikan keamanan
- Tentukan apakah pasien menunjukkan risiko keamanan
pada diri atau orang lain
- Rencanakan bersama pasien seperti apa ketrampilan
koping yang dapat dugunakan untuk mengatasi krisis
17
- mengunakan handrail, jika Pencegahan jatuh
perlu - identifikasi defisit kognitif dan fisik pasien yang
- menerapkan precaution saat berpotensi meningkatkan resiko jatuh
melakukan pengobatan yang - identifikasi karakteristik lingkungan yang berpotensi
meningkatkan resiko jatuh meningkatkan resiko jatuh
- monitor cara berjalan, keseimbangan, tingkat kelelahan
dengan ambulasi
- bantu pasien yang belum kuat melakukan ambulasi
- sediakan peralatan bantu (ex. walker) untuk memperkuat
gait
- ajarkan pasien cara jatuh yang dapat meminimalkan
injuri
- sediakan penerangan yang adekuat
- berikan edukasi kepada anggota keluarga tentang faktor
resiko yang meningkatkan potensi jatuh dan bagaimana
cara mengurangi resiko tersebut
18
M. TINDAKAN KEPERAWATAN
19
S : Klien mengatakan tadi pagi makan habis setengah
porsi
O : -Klien mengerti makanan yang tinggi protein untuk
12.00 WIB 3 1. Mengukur keluaran diare / BAB dimakan seperti telur, daging, ikan laut
2. Memonitor tanda diare S:-
sanprima forte 2x 480mg, O : -Ruangan hening
lopamid 2x2mg -Lantai kering, tongkat 3 kaki tersedia dekat klien
-Klien tidur siang
05/12/2019 1 S : Klien mengatatakan sudah tidak BAB cair sejak
09.00 WIB semalam
O : TD :130/80 mmHg
3. Monitor jumlah nutrisi yang N : 80 x/mnt
masuk RR : 20 x/mnt
Glimepirid 3 x 2mg Klien sudah tidak lemas
2 4. Menganjurkan pada klien untuk Turgor kulit baik <2 detik
10.00 WIB makan yang mengandung protein
2,3 tinggi S : Klien mengatakan makan pagi habis satu porsi
12.00 WIB O : -Klien makan bubur 1 mangkok habis
5. Meminimalisir bahaya dari S : -
lingkungan bagi klien O : -Ruangan hening
-Klien makan siang habis 1 porsi
-Lantai kering, tongkat 3 kaki tersedia dekat klien
-Klien tidur siang
1. Memonitor keluaran diare / BAB
20
3. Memonitor kondisi lingkungan
4. Memberikan lingkungan yang
nyaman untuk istirahat
5. Memonitor kemempuan klien
memenuhi nutrisi yang
dibutuhkan
21
N.CATATAN PERKEMBANGAN
22
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Pada kasus penerima manfaat Tn.S ditemukan beberapa masalah
keperawatan seperti nyeri, keputusasaan akibat stres dan resiko jatuh. Penerima
manfaat memiliki riwayat ISPA, katarak dan Influenza. Selain itu klien juga
pernah jatuh dengan menindih tangan kanan klien yang mengakibatkan patah
tulang. Tekanan darah klien 140/80 mmHg dan mengeluh nyeri pada lengan
kanan hingga pergelangan tangan. Klien juga mengeluh sedih karena tidak jadi
menikah akibat calon istri membatalkan pernikahan secara tiba-tiba. Klien
mengatakan nyeri dirasa seperti diremas-remas dengan skala nyeri 4 (0-10).
Nyeri bertambah terutama saat melakukan aktivitas seperti mengangkat beban
berat dan saat cuaca dingin. Klien mengatakan ketika teringat mengenai
masalah gagalnya nikah klien, klien merasa pusing tidak semangat untuk
mengikuti kegiatan panti. Klien mengatakan tidak mengalami gangguan tidur,
gelisah, murung, maupun was-was. Klien mengalihkan perhatian dengan
koping individu yang cukup dengan melakukan ibadah, maupun mengikuti
kegiatan keagamaan selama di panti.
B. Analisa Intervensi
Mengidentifikasi implementasi yang dilakukan perawat kepada penerima
manfaat terkait diagnosa yang sudah diangkat yaitu diare berhubungan dengan
pemaparan pada kontaminan, ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
dan risiko jatuh berhubungan dengan gangguan visual (katarak sebelah kanan).
Implementasi yang dilakukan yaitu diantaranya memonitor tanda-tanda vital
dan tanda tanda diare yang ditemukan, memberikan oralit dan air minum
hangat karena penerima manfaat jika makan sedikit muntah - makan sedikit
muntah, memotivasi klien untuk makan walaupun sedikit dan menciptakan
23
lingkungan aman dan nyaman untuk istirahat maupin aktivitas penerima
manfaat. Klien dibawa ke poliklinik pada saat mengalami diare dengan kursi
roda dan diberikan obat diare untuk mengatasi diarenya. Obat yang diberikan
yaitu sanprima forte 2x 480mg, lopamid 2x2mg. Untuk diabetes melitus yang
diderita klien biasanya klien minum rutin obat dari poliklinik Glimepirid
3x2mg sebelum makan.
Sebelum diberikan obat dari poliklinik klien dibuatkan oralit dan minum
air hangat. Menurut Endang (2011) bahwa dosis oralit untuk 3 jam pertama
yaitu usia <1 tahun diberikan 1,5 gelas, 1-4 tahun diberikan 3 gelas, 5-12 tahun
diberikan 6 gelas dan dewasa 12 gelas. Untuk setiap habis buang air besar dosis
oralit yaitu. Usia < 1 tahun diberikan 0,5 gelas, 1-4 tahun diberikan 1 gelas, 5-
12 tahun 1,5 gelas dan dewasa 2 gelas. Banyaknya penggunaan oralit pada
kasus diare, disebabkan karena ketentuan pemberian oralit adalah untuk semua
usia sedangkan zink ketentuannya adalah 0-5 tahun. Selain itu oralit
merupakan pertolongan pertama untuk mengatasi dehidrasi karena diare.
Tingginya angka kematian pasien diare lebih sering disebabkan karena tidak
teratasinya masalah kekurangan cairan dalam tubuh atau dehidrasi, sehingga
oralit dianggap sebagai pilihan utama untuk mengobati cairan elektrolit tubuh
(Sasmitawati, Endang, 2011).
Penanganan penyakit diare yang paling diutamakan adalah pemberian
terapi cairan yang adekuat karena hal ini sangat penting untuk mencegah
terjadinya dampak lebih lanjut dari diare yang akan mengakibatkan dehidrasi
atau kekurangan cairan, penurunan elektrolit, gagal ginjal akut dan malnutrisi.
Salah satu tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah diare adalah
memberikan cairan oralit sebagai langkah pencegahan dehidrasi. Sayoeti
(2008) dalam Indrayani (2017) bahwa oralit tidak hanya mengembalikan
keseimbangan konsentrasi natrium dan kalium saja tetapi mempercepat
penyembuhan diare dan tepat diberikan pada pada penderita diare akut
dehidrasi ringan-sedang. Penelitian Spandofer, et al (2016) menyatakan bahwa
pemberian rehidrasi melalui oral membutuhkan pengobatan yang lebih singkat
24
daripada dengan rehidrasi melalui intrvena yaitu 72 jam lebih pendek daripada
intravena.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada lansia berbagai macam
aspek dan pengkajian perlu di perhatikan, seperti pengkajian status fisik,
kemandirian status fungsional, fungsi kognitif, keseimbangan, dan yang tak
kalah penting status psikologis. Lansia perlu diberi perhatian lebih dalam hal
psikis. Lansia perlu dikenalkan bagaimana cara mekanisme koping yang baik,
agar dapat menjalani hari-hari tua yang menyenangkan.
B. Saran
Diharapkan petugas kesehatan untuk melakukan observasi sehingga
kondisi klien semakin meningkat
25
DAFTAR PUSTAKA
Dharma, B. A. (2017). Upaya Peningkatan Pengetahuan Dan Penanganan Pada
Anak.
Indriyani, P., & Kurniawan, Y. D. (2017). Pengaruh Oralit 200 Terhadap Lama
Perawatan Bayi Dengan Diare Akut Dehidrasi Ringan-Sedang, (September),
297–306.
Rahmawati, E., Rahayu, E., & Pratama, K. N. (2017). Pengaruh Manajemen Diare
Ditatanan Rumah Tangga Dalam Meningkatkan Pengetahuan Dan
Keterampilan Penanganan Diare Anak, 12(2), 127–133.
26
Lampiran Format Pengkajian Khusus
A. Masalah KesehatanKronis
No Keluhan Keshatan/Gejala yg dirasakan Selalu Sering Jarang Tdk pernah
pd 3 bulan terakhir (3) (2) (1) (0)
A Fungsi Penglihatan
1 Penglihatan kabur √
2 Mata berair √
3 Nyeri pd mata √
b Fungsi pendengaran
4 Pendengaran berkurang √
5 Telinga berdengung √
c Fungsi paru (pernafasan)
6 Batuk lama disertai keringat malam √
Hari
7 Sesak nafas √
8 Berdahak (sputum) √
d Fungsi Jantung
9 Jantung berdebar-debar √
10 Capat lelah √
11 Nyeri dada √
e Fungsi pencernaan
12 Mual/ muntah √
13 Nyeri ulu hati √
14 Makan &minum banyak /berlebih √
15 Perubahan BAB (diare, sembelit) √
g Fungsi pergerakan
16 Nyeri kaki saat berjalan √
17 Nyeri pinggang / tulang belak√ang √
18 Nyeri persendian/ bengkak √
h Fungsi persarafan
19 Lumpuh/ kelemahan pd kaki/tangan √
20 Kehilanagn rasa √
21 Gemetar/ tremor √
22 Nyeri/ pegal pd tengkuk √
i Fungsi saluran kemih
23 BAK banyak √
24 Sering BAK malam hari √
25 Ngompol √
JUMLAH 9
27
(Ringan)
Analisis Hasil :
Skor < 25 : masalah kesehatan kronis Ringan (tdk ada masalah kesehatankronis)
Skor 26-50 : masalah kesehatan kronisSedang
Skor > 51 : masalah kesehatan kronisBerat
Benar Salah
No Item pertanyaan Jawaban
(1) (0)
1 Jam berapa sekarang √
28
2 Tahun berapa sekarang √
3 Tahun berapa Bp/Ibu lahir √
4 Berapa umur Bp/ibu √
5 Dimana alamat Bp/Ibu √
6 Berapa Jml anggota keluarga √
yg tinggal bersama Bp/Ibu
7 Siapa nama anggota keluarga √
yg tinggal bersama Bp/Ibu.
8 Indonesia merdeka tahun √
berapa
9 Siapa nama presiden RI √
sekarang
10 Coba hitung terbalik dari angka √
20 ke 1
JUMLAH YG BENAR 10
(Utuh)
Analisis Hasil :
Skor 0-3 : Fungsi Intelektual Kerusakan Berat
Skor 4-5 : Fungsi Intelektual Kerusakan Sedang
Skor 6-8 : Fungsi Intelektual Kerusakan Ringan
Skor 9-10 : Fungsi Intelektual Utuh
29
Sebutkan 3 nama benda (tiap
objek 1”, betul nilai 1)
Mangkok nilai : 1 1 1
Piring nilai :1 1 1
Sendok nilai :1 1 1
4 Perhatian & kakulasi
Hitung kurangi 7
100-7 1 1
93-7 1 0
86-7 1 0
79-7 1 0
72-7 1 0
Atau mengeja terbalik
“WAHYU”
U 1 1
Y 1 1
H 1 1
A 1 1
W 1 1
5 Pengenalan kembali (Recalling)
Tanyakan nama benda yg sudah
ditanyakan pd no.3
mangkok 1 1
piring 1 1
sendok 1 1
6 Bahasa
Pemeriksa: menunjuk pensil &
kertas bergambar, lansia diminta
menyebut 2 benda yg ditunjuk
pemeriksa (benar nilai 1) contih:
Pensil nilai : 1 1 1
Buku nilai : 1 1 1
30
lipatlah kertas menjadi 2 1 1
Total skor 30 30
Interprestasi : (Normal)
Skor 0 – 10 : demensia berat
Skor 11 – 17 : demensiasedang
Skor 18 – 23 : demensia ringan
Skor 24 – 30 :normal
31
3. Status Fungsional (Modifikasi Indeks KemandirianKatz)
Modifikasi Indeks kemandirian Katz
Pengkajian status fungsional berdasarkan kemandirian lansia dalam menjalankan
aktifitas sehari-hari. Kemandirian berarti tanpa pengawasan, pengarahan/bantuan
orang lain. Pengkajian ini berdasarkan pada kondisi aktual lansia dan bukan pada
kemampuan (artinya jika Penerima manfaat menolak untuk melakukan suatu fungsi
dianggap tidak melakukan fungsi meskipun sebenarnya mampu).
Mandiri Tergantung
No Aktifitas
(nilai 1) (nilai 0)
1 Mandi dikamar mandi (gosok gigi, membersihkan, dan 1
mengeringkan badan)
2 Menyiapkan pakaian, membuka & mengenakan 1
Pakaian
3 Memakan makanan yg sudah disiapkan 1
4 Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri 1
(menyisir rambut, mencuci rambut, mencukur kumis)
5 BAB di WC (membersihkan & mengeringkan daerah 1
bokong)
6 Dapat mengontrol pengeluaran feses 1
7 BAK di kamar mandi (membersihkan & mengeringkan 1
daerah kemaluan)
8 Dapat mengontrol pengeluaran air kemih 1
9 Berjalan dilingkungan tempat tinggal tanpa alat bantu 1
(tongkat)
10 Menjalankan ibadah sesuai Agama 1
11 Melakukan pekerjaan rumah (merapihkan tempat 1
tidur,memasak, mencuci dll)
12 Belanja untuk kebutuhan sendiri/ keluarga 1
13 Mengelola keuangan (menyimpan, menggunakan 1
sendiri)
14 Menggunakan transpotasi umum untuk pergi 1
15 Menyiapkan obat & minum obat sesuai aturan (dosis, 1
waktu)
16 Merencanakan & mengambil keputusan utk 1
kepentingan penggunaan uang, aktifitas social yg
dilakukan & kebutuhan pelayanan kesehatan
17 Melakukan aktifitas di waktu luang (kegiatan 1
keagamaan, social, rekreasi, olah raga, &menyalurkan
32
hoby)
Jumlah nilai mandiri 17
(Mandiri)
Analisa hasil :
Skor 13 – 17 : mandiri
Skor 0 – 12 : ketergantungan
Pengkajian ini menggunakan indeks kemandirian untuk aktivitas kehidupan sehari-hari yang
berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri/ tergantung dari Penerima manfaat dalam hal
(makan,kontinenBAB/BAK,berpindah,kekamarkecil,kamar mandi,berpakaian).
33
pakaian, mengancing/ mengikat baju
Bergantung: tdk dpt memakai baji sendiri/ hanya sebagian
3 Ke kamar kecil Mandiri: masuk & keluar dari kamar kecil, kemudian
membersihkan genitalia sendiri.
Bergantung: menerima bantuanutk masuk kekamar kecil &
menggunakan pispot
4 Berpindah Mandiri: berpindah ke & dari tempat tidur utk duduk, bangkit dari
kursi sendiri
Bergantung: bantuan dlm naik/turun dari tempat tidur atau kursi,
tidak melakukan satu atau lebih berpindah
5 Kontinen Mandiri: BAB/BAK seluruhnya dikontrol sendiri
Bergantung: inkontinensia parsial/ total, penggunaan kateter,
pospot, enema, & pampers
6 Makan Mandiri: mengambil makanan dari piring & menyuapinya sendiri
Berganting: bantuan dlm hal mengambil makanan dari piring &
menyuapinya, tdk makan sama sekali, dan makanan parenteral
(NGT).
34
2. Status psikologis (Skala Depresi Geriatrik Yasavage, 1983)
35
3. MFS (Morse Fall Scale) / Skala Jatuh dari Morse
Keterangan:
Nilai
Tingkat resiko Tindakan
MFS
Tidak beresiko 0 – 24 Perawatan dasar
Resiko rendah 25 – 50 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh standar
Resiko tinggi > 51 Pelaksanaan Intervensi pencegahan jatuh resiko
tinggi
36
4. Inventaris depresi Beck
No URAIAN
SKORE
1 KESEDIHAN
Saya sangat sedih tdk bahagia, dimana saya tdk dpt menghadapinya
Saya galau/ sedih sepanjang waktu & tdk dpt keluar darinya
Saya mersa sedih/ galau
Saya tdk merasa sedih 0
2 PESIMISME
Saya merasa masa depan adalah sia-sia & sesuatu tdk dpt membaik
Saya merasa tdk punya apa-apa & memendang ke masa depan
Saya merasa kecil hati tentang masa depan
Saya tidak begitu pesimis 0
3 RASA KEGAGALAN
Saya merasa bener-bener gagal sebagai orang tua (Bapak/ Ibu)
Saya melihat kehidupan ke belakang, semua yg saya lihat kegagalan
Saya merasa telah gagal melebuhi orang lain pd umumnya
Saya tdk merasa gagal 0
4 KETIDAK PUASAN
Saya tidak puas dg segalanya
Saya tdk lagi mendapat kepuasan dari apapun
Saya tdk menyukai cara yg saya gunakan
Saya tdk merasa tidak puas 0
5 RASA BERSALAH
Saya merasa sangat buruk tdk bahagia
Saya merasa sangat bersalah
Saya merasa buruk tdk berharga ( sebagian dari waktu yg baik) 1
Saya tdk merasa benar-benar bersalah
6 TIDAK MENYUKAI DIRI SENDIRI
Saya benci diri saya sendiri
Saya muak dg diri saya sendiri
Saya tdk suka dg diri saya sendiri
Saya tdk merasa kecewa dg diri saya sendiri 0
7 MEMBAHAYAKAN DIRI SENDIRI
Saya akan bunuh diri jika saya punya kesempatan
Saya punya rencana pasti tentang tujuan bunuh diri
Saya merasa lebih baik mati
Saya tdk punya pikiran ttg membahayakan diri sendiri 0
8 MENARIK DIRI DARI SOSIAL
Saya kehilangan semua minat pd orang lain & tdk peduli pd mereka semua
Saya kehilangan semua minat pd orang lain, ttp mempunyai sedikit
perasaan pd mereka
Saya kurang berminat pd orang lain dari pd sebelumnya
Saya tdk kehilangan minat pd orang lain 0
9 KERAGU-RAGUAN
Saya tdk dpt membuat keputusan sama sekali
Saya mempunyai banyak kesulitan dlm membuat keputusan
Saya berusaha mengambil keputusan
37
Saya membuat keputusan yg terbaik 0
10 PERUBAHAN GAMBARAN DIRI
Saya merasa jelek/ tampak menjijikan
Saya merasa ada perubahan yg permanen dlm penampilan
Saya kawatir Nampak tua/ tdk menarik
Saya tdk merasa Nampak lebih buruk dari sebelumnya 0
11 KESULITAN KERJA
Saya tdk melekukan pekerjaan sama sekali
Saya telah mendorong diri saya sendiri dg keras utk melakukan sesuatu
Saya memerlukan tambahan utk memulai melakukan sesuatu 1
Saya dpt bekerja dg sebaik-baiknya
12 KELETIHAN
Saya sangat lelah utk melakukan sesuatu
Saya merasa lelah utk melakukan sesuatu
Saya merasa lelah dari yg biasa 1
Saya tdk merasa lebih lelah dari biasanya
13 ANOREKSIA
Saya tdk lagi punya nafsu makan sama sekali
Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
Nafsu makan saya tdk buruk dari biasanya 0
Keterangan:
0 – 4 : depresi tdk ada/ minimal
5 – 7 : depresi ringan 8 – 15 : depresi ringan >16 : depresi berat
38
5. APGAR Keluarga
39