Anda di halaman 1dari 13

APORAN AKHIR PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA
COMMON EMITTER
Tanggal pengumpulan : 8 November 2016
Tanggal praktikum

: 3 november 2016

Waktu praktikum

:11.00 13.00 WIB

Nama

: Annisa kharisma

NIM

: 11150163000018

Kelompok / kloter

: 04 (empat) /02(dua)

Nama anggota

1.
2.
3.
4.

Tia Rachma F 11150163000004


Sulastri
11150163000005
Nurul Fitriani 11150163000008
Siti Yulianti 11150163000029

Kelas

: Pendidikan fisika 3A

LABORATORIUM FISIKA DASAR


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
COMMON EMITTER

A. Tujuan Praktikum
1. Dapat memahami sifat rangkaian penguat transistor emitter bersama.
2. Lebih memahami karakteristik dasar transistor.
3. Dapat mengetahui aplikasi dari percobaan yang telah dilakukan.
B. Dasar Teori
Tarnsistor tanpa bias, pembawaan mayoritas sebelum bergerak
melewati junction. Elektron bebas berdifusi melewati juntion yang mana
menghasilkan dua lapisan pengosongan. Untuk setiap lapisan pengosongan
ini, potensial barrier transistor silikon kira-kira 0,7 pada 25

C (untuk

tarnsistor germanium 0,3 V). Seperti halnya dengan dioda, kita


menekankan transistor silikon karena kepentingannya lebih besar . dalam
semua pembicaraan, juka tidak dinyatakan maka transistor yang
dimaksudkan adalah silikon.
Oleh karena tiga daerah mempunyai level doping yang berbeda,
lapisan pengosongan tidak mempunyai lebar yang sama. Makin banyak
suatu daerah di-dop, makin besar konsentrasi ion dekat junction. Ini berarti
lapisan pengosongan hanya sedikit menembus ke dalam daerah emitter
(yang di-dop sangat banyak) tetapi sangat dalam ke dalam basis yang didop sedikit. Lapisan pengosongan lain juga menembus baik sekali ke
dalam basis dan menembus daerah kolektor dengan jumlah yang lebih
sedikit. (Paul Albert Malvino, 1981 prinsp-prinsip Elektronika hlm 103104)
Pada transistor terdapat tiga daerah kerja, yaitu:
a. Daerah mati (Cut Off), Daerah mati merupakan daerah kerja saat
transistor mendapat bias arus basis (Ib) > 0, maka arus kolektor dengan
basis terbuka menjadi arus bocor dari basis ke emitor (ICEO). Hal yang
sama dapat terjadi pada transistor hubungan kolektor-basis. Jika arus
emitor sangat kecil (IE = 0), emitor dalam keadaan terbuka dan arus
mengalir dari kolektor ke basis (ICBO).
b. Daerah aktif, Transitor dapat bekerja pada daerah aktif jika transistor
mendapat arus basis (Ib) > 0. Tetapi jika lebih kecil dari arus basis
maksimalnya, keluaran arus kolektor akan berubah-ubah sesuai dengan
perubahan pemberian arus basisnya.

c. Daerah jenuh, Transistor dapat bekerja pada daerah jenuh jika transistor
mendapat arus basis (Ib) lebih besar dari arus basis maksimalnya. Hal
ini menimbulkan keluaran arus kolektor tidak dapat bertambah lagi.
Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa jenis kapasitor yang sering
dipakai dalam rangkaian elektronika. Beberapa karakteristik tersebut
adalah: (a) nilai kapasitansi yang tersedia di pasara, (b) toleransi nilai
kapasitor, (c) tegangan maksimum yang diijinkan, (d) temperatur keja
maksimum yang diijinkan , dan (e) resistansi isolasiantara terminal.

(Surjono,

Dwi.

Elektronika:

Teori

dan

penerapan

https://books.google.co.id/books )

common emiter (CE): pada rangkaian


ini sinyal masuk diberikan antara basis dan emiter sedangkanm out putnya
adalah antara kolektor dan emiter . gambar diatas(a) menunjukkan
rangkaian ssuatu rangkaian common emitter pada transistor pnp. Di sini
basis dan kolektor lebih negatif dari emitter, dan kolektor lebih negatif dari
basis. Sedangkan pada gambar yang (b) adalah untuk transistor npn, disini
basis dan kolektor lebih positif dari emiter dan kolektor lebih posistif dari
basis rangkaian common emiter merupakan rangkaian yang sangat banyak

dipakai karena sangat

fleksibel dan memberikan penguat yang tinggi.

(surya, Yohanes. Fisika modern https://books.google.co.id/booksb )


C. Alat dan Bahan
No

Gambar

Alat dan bahan

.
1.

Papan flug in

2.

Catu daya tegangan utama

3.

Penghambat : 100, 1k,


1.5k, 4.7k

4.

Potensiometer 1k

5.

Kapasitor 10 F /35 v
jumlah 3 buah

6.

Transistor BC 547

7.

Generator sinyal

8.

Osiloskop

9.

Kabrl penghubung

D. LangkahPercobaan
No
.
1.

Gambar

Langkah percobaan
Siapkan semua alat dan
bahan yang akan digunakan.

2.

Buatlah rangkaian seperti


gambar percobaan pada
papan plud-in.

3.

Hidupkan catu daya tegangan


utama.

4.

Atur potensio agar tegangan


2,5 volt.

5.

Hidupkan generator sinyal.

6.

Atur agar besar sinyal pada


Ch. 1 dan frekuensi
gelombang sinus sesuai

7.

dangan gambar.
Buat sketsa gambar yang

8.

tampak pada layar asiloskop.


Isi dan lengkapi tabel data
pengamatan.

E. Data Percobaan
N
o.

DiV
verti

Dengan Kapasitor
Volt/
DiV
Time/
Div

Horizo

Div

Verti

iV

horizo

ntal

(ms)

kal

(mV)

ntal

s )

1,0
1,0

1,0
1,0

1,8
2,2

20
0,2

1,0
0,8

0,5
0,5

kal
1.
2.

0,6
1,0

1,0
1,0

Dengan CE
V (out)
AV
1,0 Volt
1,67 Volt

Tanpa CE
V (out)
AV
3
0,12 Volt
4,4 10
Volt

F. Pengolahan Data

DiV

Tanpa Kapasitor
Volt/D
DiV
Time/
DiV (

Dengan CE
ch.1
periode
T k .horizontal time / DIV 1, 0 1, 0Volt 1s
frekuensi
1 1
f 1Hz
T 1
tegangan
Vpp k .vertikal V / DIV 0, 6 1, 0 0, 6Volt
Vpp 0, 6
V max

0,3Volt
2
2
V max 0,3 0,3
Vefektif

0, 423Volt
2
2 1, 41
ch.2
periode
T k .horizontal time / DIV 1, 0 1, 0 1s
frekuensi
1 1
f 1Hz
T 1
tegangan
Vpp k .vertikal Volt / DIV 1, 0 1, 0 1, 0Volt
Vpp 1, 0
V max

0,5Volt
2
2
V max 0,5 0,5
Vefektif

0,35Volt
2
2 1, 41
Vout 1, 0
Va

1, 67Volt
Vin 0, 6

tanpa CE
ch.1
periode
T k .horizontal time / DIV 1, 0(0,5 106 ) 0,5 106 s
frekuensi
1
1
f
2 106 2.000.000Hz
6
T 0,5 10
tegangan
Vpp k .vertikal V / DIV 1,8(2, 0 10 3 ) 3, 6 103Volt
Vpp 0, 6
V max

1,8 10 3Volt
2
2
V max 1,8 103 1,8 103
Vefektif

1, 27 10 3Volt
1, 41
2
2
ch.2
periode
T k .horizontal time / DIV 0,8(0,5 106 ) 4 107 s
frekuensi
1
1
f
2.500.000 Hz
T 4 10 7
tegangan
Vpp k .vertikal V / DIV 2, 2(0, 2 10 3 ) 4, 4 104 Volt
Vpp 4, 4 104

2, 2 104 Volt
2
2
V max 2, 2 104 2, 2 104
Vefektif

1,56 104 Volt


1, 41
2
2
penguat tegangan
V max

AV

Vout 4, 4 104

0,12Volt
Vin 3, 6 103

G. Pembahasan
Pada praktikum ini membahas bagaimana cara kerja rangkaian penguat
common emiter yang menggunakan transistor sebagai penguat. Transistor
merupakan komponen dasar untuk sistem penguat, transistor di gunakan
untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus berada dalam kondisi aktif.
Kondisi aktif dihasilkan dengan memberikan bias pada transistor.

Bias dapat dilakukan dengan memberikan arus yang konstan pada


basis atau pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam praktikum ini akan
digunakan sumber arus konstan untuk memaksa arus kolektor agar
transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada kondisi aktif transistor
diberikan sinyal (input) yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran
(output) yang lebih besar.
Ada 3 macam konfigurasi dari rangkaian penguat transistor
yaitu

: Common-Emitter

(CE), Common-Base

(CB),

dan Common-

Collector (CC).
Setelah merangkai alat berdasarkan panduan asisten laboratorium
selanjutnya

rangkaian

dihubungkan

ke

signal

generator

dan

osciloscop. Signal generator berfungsi sebagai pemproses sinyal masukan


yang kemudian akan diubah menjadi tegangan keluaran yang berbentuk
grafik gelombang yang berbeda . Grafik tegangan masukan yang kita
berikaan berupa gelombang sinusoida.
pengkaibrasian dilakukan serta pengaturan pada osciloscop dan signal
generator didapat grafik tegangan keluaran berupa grafik gelombang
sinusoida yang memiliki beda fase 180 derajat yang menghasikan
gambar gelombang

yang

terbalik

dari

gelombang

sinusoida.

Ini

menunjukkan bahwa rangkaian common emiter ini berfungsi sebagai


penguat. Penguat emiter mempunyai titik kerja yang stabil. Pada tegangan
emiter ini tidak terdapat tegangan emitter AC.
Pada

percobaan

dilakukan

dengan

dua

cara

yaitu:

dengan

menggunakan CE (1) dan tanpa CE (2). Yang mana pada percobaan saya
mendapatkan bahwa tegangan pada percobaan percobaan pertama lebih
besar dibandingkan dengan percobaan kedua, Va pada percobaan pertama
yaitu 1,67 Volt sedangkan Va peda percobaan kedua adalah 0,12 Volt.
Sedangkan

pada

frekuensinya

percobaan

kedua

lebih

besar

dibandingkan dengan percobaan pertama yaitu pada percobaan pertama


yaitu yang mengguna CE frekuensi yang didapatkan adalah 1Hz sedangkan
pada percobaan kedua yaitu percobaan yang dilakukan tanpa CE 2.000.000
Hz dan 2.500.000Hz .

H. Tugas Pasca Praktikum


1. Bagaimana cara kalibrasi sebuah Osiloskop?
Jawaban:
Kalibrasi harus sesuai dengan 2 VPP (tegangan puncak ke puncak)
dan 1kHerz, jika belum mencapai nilai tersebut maka kita melakukan
kalibrasi pada channel 1 dan 2 secara bergantian.

Langkah-langkah kalibrasi:
Masukkan probe / kabel penghubung ke Input (channel /

channel2).
Hidupkan power Osiloskop.
Atur intensitas cahaya dan fokus agar gambar pada osiloskop

jelas.
Atur Volt/DiV dan Time/DiV.
Salah satu ujung probe kita hubungkan pada tempat calibrasi

(CAL).
Setelah gambar gelombang maka hitunglah VPP.
2. Diketahui
1 Volt / DiV
0,5 time/ Div

diketahui:
volt/DIV = 1Volt
DIV vertikal = 4 kotak
time/DIV = 0.5 ms atau 5 10 3 s
DIV horizontal = 1 kotak
ditanya:
Veff ?
T?
F?
jawab:
Vpp DIVvertikal Volt / DIV 4 1 4Volt
Vpp 4
V max
2Volt
2
2
Vpp
2
Veff

1, 414Volt
2
2
T DIvhorizontal time / div 1 5.103 0, 005s
1
1
f
200 Hz
T 0, 005
I. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulka
bahwasanya:
1. sifat rangkaian penguat transistor emitter bersama, Signal output
berbeda phasa 180 derajat atau berbalik phasa sebesar 180 derajat
terhadap sinyal input.
2. Aplikasi dari percobaan ini yaitu sering dipakai sebagai penguat
audio (frekuensi rendah) terutama pada sinyal audia
3. Transistor berfungsi sebagai penguat arus, pemutus dan penyambung,
serta diperlukan untuk menguatkan arus yang dimasukan agar arus
yang masuk tepat pada rangkaian dan bekerja secara optimal.
J. Komentar dan Saran
1. Sistem praktikum dengan cara satu kloter satu materi dengan yang
merangkai alat hanya beberapa orang kedepan kurang efektif.
2. Disarankan pada praktikan ketika praktikan akan lebih baik memakai
kaus kaki untuk menghindari sengatan listrik (kesetrum).
K. Daftar Pustaka
Malvino, paul albert. 1981. Prinsip-prinsip Elektronika .Jakarta : Erlangga
Surjono, Dwi. Elektronika: Teori dan penerapan

https://books.google.co.id/books?
id=1bJXAgAAQBAJ&pg=PA161&dq=elektronika+common+emit
ter&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwj5uJ3e3ZHQAhUlSo8KHVzoA
YMQ6AEIITAB#v=onepage&q=elektronika%20common
%20emitter&f=false

diakses pada 20:56 WIB tanggal 05

November 2016
surya, Yohanes. Fisika modern
https://books.google.co.id/books?
id=pqe2AwAAQBAJ&pg=PA226&lpg=PA226&dq=teori+fisika+
mengenai+common+emitter&source=bl&ots=_04uv8o2p&sig=BM_i2laFpnzfJHYLnbjCRHKQ0Y&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwix5K7MmZP
QAhULMI8KHWSkDi0Q6AEIRzAG#v=onepage&q=teori
%20fisika%20mengenai%20common%20emitter&f=false diakses
pada 11:01 WIB tanggal 06 November 2016

Anda mungkin juga menyukai