Anda di halaman 1dari 21

ANNISA KHARISMA

11150163000018

Kata abstrak dan kata konkret

Kata abstrak mempunyai referensi berupa


konsep, sedangkan kata konkret mempunyai
referensi objek yang dapat diamati.

Pemakaian dalam penulisan bergantung pada jenis dan


tujuan penulisan.
Karangan berupa deskripsi fakta menggunakan katakata konkret.
Seperti : hama tanaman penggerek
penyakit radang paru paru

Karangan berupa klasifikasi atau generalisasi sebuah


konsep menggunakan kata abstrak.
Seperti : pendidikan usia dini

contoh
1) APBN RI mengalami kenaikan lima belas persen.
(kata konkret)
2) Kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu
tampak.
3) Kebaikan (kata abstrak) seseorang kepada orang
lain bersifat abstrak.
4) Angka kelulusan SMA tingkat sumatera barat
mengalami kenaikan hingga sembilan persen. (kata
konkret)

Kata umum dan kata


khusus
Makin luas ruang lingkup suatu kata, makin umum
sifatnya. Sebaliknya, makna kata semakin sempit
ruang lingkupnya makin khusus sifatnya.

Makin umum suatu kata makin besar kemungkinan


terjadi salah paham atau perbedaan tafsiran.
Sebaliknya, makin khusus, makin sempit ruang
lingkupnya, makin sedikit kemungkinan terjadi salah
paham.

Contoh
Kata umum

Warna

Kata khusus
Biru
Pink
Merah
Kuning
Hitam
Hijau
Putih

Peristilahan

Istilah adalah Kata atau gabungan kata yang


dengan cermat mengungkapkan suatu
makna,konsep,proses,keadaan atau sifat yang
khas dalam bidang tertentu

Istilah

Istilah khusus

Istilah umum

Istilah khusus :
kata yang pemakaiannya dan Maknanya
terbatas pada suatu bidang tertentu
contoh
Seperti: Cakar ayam (bangunan)
Radiator

Istilah umum:
Kata yang menjadi unsur bahasa umum
contoh
Seperti:Ambil alih
Daya guna
Kecerdasan

Sumber Istilah
Istilah Indonesia
Kata atau istilah bahasa Indonesia dapat dijadikan
sumber istilah jika memenuhi salah satu atau lebih
syarat-syarat bahwa istilah yang dipilih kata atau
frasa:
1.Paling tepat untuk memasukkan konsep yang
dimaksudkan
2.Paling singkat antara pilihan yang tersedia
3.Berkonotasi baik
4.Sedap didengar
5.Bentuknya seturut dengan kaidah bahasa indonesia

Istilah Nusantara
Istilah nusantara dapat diambil, jika dalam bahasa
Indonesia tidak ditemukan istilah yang tepat yang dapat
mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau
sifat yang dimaksudkan.
Misalnya: garuda pancasila
Bineka tunggal ika
Wayang
Sawer

Istilah Asing

Penyerapan istilah asing dilakukan jika dalam istilah Indonesia


dan istilah nusantara tidak lagi dapat di temukan
Istilah asing dapat diserap jika:
1. Meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa
Indonesia secara timbal balik.
2. Mempermudah pemahaman teks asing pembaca
Indonesia.
3. lebih singkat dibandingkan dengan terjemahan dalam
bahasa Indonesia.
4. Mempermudah kesepakatan antarpakar jika istilah
indonesia terlampau banyak sinonimnya.
5. Lebih tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

Perekeciptaan
Para ahli dalam berbagai keilmuan pencetus ide,
konsep, sistem, dan lain-lain yang tidak pernah ada
sebelumnya dapat diketegorikan sebagai perekecipta.
Untuk hasil pemikiran tersebut dapat menciptakan
istilah baru sesuai dengan lingkungan dan corak
keilmuannya.

Misalnya:
pondasi cakar alam, sastra bahu (dalam bidang
bangunan)
Agrowisata (wisata pertanian)

Tata bahasa peristilahan


Pembentukan istilah perlu memperhatikan morfem peristilahn yaitu
kata atau imbuhan yang digunakan dalam pembentukan istilah:
1. Istilah bentuk dasar dipilih di antara kelas kata utama.
2. Istilahan bentuk berafiks disusun dari bentuk dasar
dengan penambahan prefiks, infiks, sufiks, atau konfiks
seturut kaidah pembentukan bahasa Indonesia
Contoh:
me-baca menjadi membaca, pembaca, pembacaan
Ber-tani menjadi bertani, petani, pertanian
3. Istilah bentuk berulang:
Bentuk ulang utuh, misalnya: paru-paru, ubur-ubur
Bentuk ulang suku awal, misalnya: jaringan menjadi
jejaring.
Bentuk ulang berafiks, misalnya: daun menjadi
dedaunan, tangga menjadi tetangga.
Bentuk ulang salin suara, misalnya sayur menjadi
sayur-mayur.

4. Istilah bentuk majemuk atau kompositum:


Yang di bentuk dengan penggabungan dua bentuk atau
lebih yang menghasilkan satuan leksikal baru
a. Penggabungan bentuk bebas dan bentuk bebas,
misalnya: garis lintang
b. Penggabungan bentuk bebas dan bentuk terikat,
misalnya: sistem penghijauan.
c. Penggabungan bentuk berafiks dan bentuk berafiks,
misalnya: pembangunan berkelanjutan.
d. Penggabungan bentuk terikat dan bentuk bebas,
misalnya: catur-catur menjadi caturwarga
e. Penggabungan bentuk terikat, misalnya: dwi + tunggal
menjadi dwitunggal

5. Istilah bantuk analogi, pembentukan istilah ini


bertolak dari pola bentuk istilah yang sudah ada,
seperti pegulat, juru mudi, berdasarkan pola ini
terbentuklah berbagai istilah lainnya.
misalnya:
pegulat pegolf
juru mudi juru teknik
pramuniaga pramuwisma.

66.

Istilah bentuk singkatan, yang menggunakan tiga cara


Pembentukan berdasarkan satu huruf atau lebih yang
dilisankan sesuai dengan istilah lengkapnya.
misalnya: kg (kilogram)
Pembentukan berdasarkan bentuk tulisannya yang
terdiri satu huruf atau lebih yang dilisankan huruf
demi huruf.
misalnya: DPR
Istilah yang sebagian unsurnya ditinggalkan,
misalnya: demo berasal dari demonstrasi

7. Istilah bentuk akronim


Pemendekan bentuk majemuk yang berupa
gabungan huruf awal suku kata.
Misalnya:
Asi dari kata air susu ibu

TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai