Anda di halaman 1dari 10

NASKAH SOAL

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2022/2023


PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PRIMAGRHA

Mata Kuliah : Pend matematika SD kelas Sifat Ujian :


rendah

Nama Dosen : Binti khusnul ch,M.Pd Hari/ Tanggal : Selasa/sabtu

Program Studi : PGSD Waktu : 10.00/10.00

Kelas/ Semester : IV Ruangan : Online

Petunjuk Mengerjakan:
1. Bacalah do’a sebelum mengerjakan soal
2. Tulislah identitas diri di lembar jawaban
3. Bacalah Soal dengan Teliti
4. Jawaban jelas dan terbaca sesuai dengan pertanyaannya
5. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah 90 menit.
Soal:
1. Mengapa sebagai calon guru sekolah dasar, perlu memahami karakteristik tahap perke
mbangan siswa?
2. Jelaskan karakterstik umum siswa sekolah dasar pada kelas rendah!
3. Dalam tematik, matematika sangat perlu dimasukan kedalam tema. Hal itu agar sesuai
dengan standar proses NCTM dalam pembelajaran matematika yaitu matematika
harus dihubungkan dengan dunia nyata dan mata pelajaran lain, mengapa?

4. Jelaskan pengertian Pengertian indikator, Kriteria indikator, Indikator ABCD.


Merancang indikator
5. Apa yang di maksud dengan Media pembelajaran kreatif,dan Media pembelajaran
berbasis IT
6. Jelaskan Model pembelajaran Kooperatif, Model pembelajaran kreatif dan berikan
contohnya
Selamat Mengerjakan

Diverifikasi oleh: Dibuat oleh:

LP3M Ketua Program Studi PGSD Dosen Pengampu,

( () (…………………………..)
COVER

LEMBAR JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2022/2023


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PRIMAGRHA

NAMA MAHASISWA : Amelia Damayanti KODE/MATA : Pend Matematika SD


KULIAH Kelas Rendah
NIM : 210935 HARI/TANGGAL : Selasa, 11 April 2023

PROGRAM STUDI : Pendidikan Guru WAKTU : 10.00/10.00


Dan Sekolah Dasar
DOSEN PENGAMPU : Binti Khusnul RUANGAN : Online
ch,M. Pd

1. Mengapa sangat penting bagi guru untuk memahami karakteristik tahap perkembangan
siswa? Menurtut saya karena, baik sebagai calon guru maupun seorang guru harus
memahami karakteristik tahap perkembangan siswa, yang pertama yaitu, memudahkan
guru dalam melakukan tugasnya dikelas, Guru memiliki tugas memberikan pembelajaran
di kelas. Tugas ini akan mudah jika guru bisa melakukan pembelajaran sesuai karakteristik
siswanya masing-masing. Dan adapun yang kedua yaitu, Menjadi pertimbangan dalam
menentuan strategi pembelajaran, karna itu Karakteristik siswa bisa menjadi pertimbangan
bagi guru dalam menentukan strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran yang paling baik
adalah yang paling sesuai dengan karakteristik siswa. Jika guru bisa memahami
karakteristik siswanya, maka guru bisa menentukan strategi pembelajaran yang paling
tepat. Selanjutnya yaitu yang ketiga, mengatasi hambatan selama proses pembelajaran,
karna itu pada kenyataannya, proses pembelajaran tidak selalu berjalan lancar. Terkadang,
ada saja hambatan yang dihadapi, khususnya yang berkaitan dengan karakteristik siswa.
Jika guru bisa memahami karakteristik siswanya, maka guru bisa mengatasi hambatan ini.
Selanjutnya yaitu yang keempat, Sebagai acuan pembuatan rencana pembelajaran, Apalagi
di era merdeka belajar ini. Dimana RPP merdeka belajar disusun dengan
mempertimbangkan setiap karakteristik siswa. Selanjutnya yang kelima yaitu, Bahan
melakukan evaluasi belajar, Evaluasi belajar yang tepat adalah evaluasi belajar yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Jadi, karakteristik siswa menjadi acuan guru dalam membuat
evaluasi belajar. Selanjutnya yang keenam yaitu, Membantu siswa memahami pelajaran
dengan baik, Jika guru sudah memahami karakteristik siswanya, maka guru bisa mengajar
dengan baik. Sesuai dengan karakteristik masing-masing siswanya. Hal ini tentu akan
membuat siswa bisa memahami pelajaran dengan baik. Selanjutnya yang ketujuh atau yang
terakhir yaitu, Membantu mengembangkan minat dan bakat siswa, Dengan memahami
karakteristik siswanya, guru bisa membantu mengembangkan minat dan bakatnya. Hal ini
sesuai dengan tujuan merdeka belajar. Guru membantu mengembangkan minat dan bakat
siswa sesuai dengan karakteristiknya masing-masing. Jadi dapat saya simpulkan bahwa
sangat penting bagi guru untuk memahami karakteristik siswanya masing-masing.
Pemahaman guru akan karakteristik siswa ini sangat dibutuhkan agar proses pembelajaran
bisa berjalan dengan baik dan lancar. Tujuan pembelajaran pun akan mudah dicapai.
Adapun Cara Bagaimana Memahami Karakteristik Peserta Didik yaitu:
1. Mengenali temperamen siswa
Kenali temperamen siswa, maka guru bisa mengetahui karakteristik siswa.
2. Observasi siswa saat proses pembelajaran
pastikan untuk mengobservasi siswa saat proses pembelajaran. Amati siswa setiap
pembelajaran. Amati bagaimana sikap dan respon yang ditunjukkan siswa saat proses
pembelajaran. Dengan mengamati, maka guru bisa mengetahui karakteristik siswanya.
3. Komunikasi Efektif
Perbanyak melakukan komunikasi untuk bisa lebih dekat dan mengenali siswa.
Komunikasi efektif akan memudahkan guru memahami karakteristik siswa-siswanya.
4. Menjadi sahabat siswa
Guru yang baik tak hanya bisa mengajar saja. Tetapi juga mampu menjadi sahabat
siswanya. Jika guru bisa menjadi sahabat siswanya, maka guru bisa mengenali
karakteristik masing-masing siswanya.
5. Mengenali lingkungan sosial siswa
Agar bisa memahami karakteristik siswa, guru perlu mengenali lingkungan sosial siswa.
Lingkungan sosial siswa ini berarti kehidupan siswa di luar sekolah.
Lingkungan sosial ini meliputi kondisi keluarga, mulai dari status ekonomi hingga status
sosialnya. Guru juga perlu mengenali lingkungan sosial dimana siswa tinggal.
Lingkungan sosial menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi karakteristik siswa.
Dengan mengenali lingkungan sosial siswa, maka guru bisa memahami karakteristik

siswanya. Misalnya, siswa yang hidup dalam keluarga yang harmonis dan demokratis,
akan memiliki karakteristik percaya diri dan komunikatif. Begitupun Sebaliknya, jika
siswa tumbuh dalam lingkungan keluarga broken home, biasanya siswa akan menjadi
lebih pendiam dan kurang percaya diri.
6. Berdiskusi dengan orang tua
7. Mengajak siswa mengikuti program pengenalan diri
2. Masa kelas rendah:
masa usia siswa pada jenjang ini adalah 6 - 10 tahun memiliki karakteristik:
1. Kondisi jasmani dan rohani sangat berhubungan.
2. Sikap mematuhi aturan-aturan tradisional menguat.
3. Kecendrungan memuji diri sendiri.
4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain.
5. Kecenderungan mengabaikan soal yang dianggap sulit karena merasa tidak penting.
6. Menginginkan nilai yang baik tanpa mengingatkan apakah prestasinya pantas diberi nilai
baik atau tidak.
3. Karena, Pendekatan Tematik dalam Pembelajaran Matematika merupakan model
pembelajaran yang mengaitkan beberapa mata pelajaran melalui suatu tema tertentu. Tema
yang dipilih adalah sesuatu yang berhubungan dengan kehidupan sehari-
hari siswa. Pengkaitan konsep Matematika
dengan lingkungan atau konsep mata pelajaran lain dapat
menumbuhkan kebermaknaan konsep Matematika tersebut. Dengan kebermaknaan, konsep
Matematika akan dapat menumbuhkan pengertian
yang mendalam tentang konsep tersebut, sehingga siswa akan lebih memahami konsep
Matematika yang dipelajarinya. Selain kebermaknaan konsep, melalui Pendekatan
Tematik dalam Pembelajaran Matematika
siswa dapat menjadi aktif dan dapat memperkuat pengetahuan, karena siswa berinteraksi
langsung dengan objek yang dipelajarinya melalui tema tertentu.
Bentuk pembelajaran yang memungkinkan untuk menyatukan mata pelajaran-
mata pelajaran tersebut disebut Pembelajaran Tematik yang penyatuannya terfokus pada su
a
tu tema. Kriteria pemilihan tema didasarkan atas minat siswa, minat guru, dan kejadian
penting pada bulanatau tahun yang bersangkutan.

4. Pengertian Indikator

Indikator adalah perilaku yang dapat diukur dan diobservasi untuk menunjukkan
ketercapaian kompetensi dasar (KD) tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran
(Mulyasa, 2007: 139). Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan
Pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan
dapat di observasi.

Dalam mengembangkan pembelajaran dan penilaian, terdapat 2 rumusan indikator, yaitu:

1. Indikator pencapaian kompetensi yang dikenal sebagai indikator;


2. Indikator penilaian yang digunakan dalam Menyusun kisi-kisi dan menulis soal yang
dkikenal sebagai indikator soal.

Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan menggunakan kata kerja operasional.
Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup 2 hal, yaitu tingkat kompetensi dan
materi yang menjadi media pencapaian kompetensi.

Kriteria Indikator

1. Indikator dirumuskan dari KD.


2. Menggunakan kata kerja operasional (KKO) yang dapat diukur.
3. Dirumuskan dalam kalimat yang simple dan mudah dipahami.
4. Tidak menggunakan kata bermakna ganda.
5. Hanya mengandung satu tindakan.
6.
Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik,
sekolah, masyarakat dan lingkungan/ daerah.

Indikator ABCD

Istilah ABCD merupakan suatu singkatan yang sering di ucapkan oleh seorang guru dalam
membuat perangkat pembelajaran RPP untuk memudahkan dalam penyebutannya.

1. Audience

Kata Audience dapat di artikan sebagai pendengar atau peserta. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan audience dalam kegiatan pembelajaran di sekolah yaitu Peserta didik. Audience
merupakan subjek sekaligus objek dalam pembelajaran. Maka, dalam tujuan pembelajaran
harus menempatkan peserta didik sebagai subjek sekaligus objek dalam kegiatan
pembelajaran.

Salah satu contoh penggunaan item Audience pada tujuan pembelajaran adalah sebagai
berikut : Di berikan beberapa contoh gambar segitiga, peserta didik dapat menjelaskan jenis-
jenis segitiga. Kata "Peserta didik" merupakan Audience

2. Behaviour

Kata Behavior dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang diharapkan dapat dilakukan
oleh peserta didik setelah selesai mengikuti proses pembelajaran atau dengan kata lain suatu
aktivitas yang di harapkan terjadi dari suatu proses Dalam konteks pembelajaran, Behavior
nampak pada aktivitas peserta didik dalam pembelajaran.

Oleh sebab itu, pembelajaran tanpa adanya tingkah laku atau aktivitas dari peserta didik maka
tidak mungkin dapat dilakukan Dalam perumusan tujuan pembelajaran gambaran behavior
dalam aktivitas peserta didik ditulis menggunakan kata kerja operasional seperti: menyimak,
menyebutkan, membedakan, menjelaskan, dan masih banyak lagi.

3. Condition
Kata Condition dapat di artikan sebagai kondisi atau suatu keadaan. Dalam kegiatan
pembelajaran, Condition yang dimaksud adalah keadaan speserta didik sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas pembelajaran, serta persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam perumusan tujuan pembelajaran, condition ditulis dalam
bentuk kata kerja. Kata kerja yang dimaksud adalah aktivitas yang harus dilakukan oleh
peserta didik agar tercapai suatu perubahan perilaku yang sesuai dengan yang diharapkan.
Salah satu contoh penggunaan item Condition pada tujuan pembelajaran khususnya pada
pelajaran matematika adalah sebagai berikut : Diberikan beberapa pernyataan, peserta didik
mampu menentukan nilai kebenaran dari pernyataan tersebut secara tepat. Kata “ Diberikan
beberapa pernyataan” merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan kondisi atau keadaan.

4. Degree

Kata Degree dapat diartikan sebagai suatu pencapaian atau dengan kata lain dapat di artikan
sebagai suatu target yang harus di capai oleh peserta didik yang di tunjukkan dalam perilaku

hasil belajar. Tingkat keberhasilan ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu
perilaku yang dianggap dapat diterima. Di bawah batas itu, siswa dianggap belum mencapai
tujuan pembelajaran khusus yang telah ditetapkan. Degree juga merupakan tingkat
penampilan yang dapat dilakukan oleh peserta didik setelah melalui suatu rangkaian proses
pembelajaran.

Merancang Indikator

Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai berikut:

1. Setiap KD dikembangkan sekurangkurangnya menjadi tiga indikator;


2. Keseluruhan indikator memenuhituntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja
yang digunakan dalam KD.Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD
dan dapat dikembangkan melebihi kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan
kebutuhan peserta didik;
3. Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi;
4. Rumusan indikator sekurangkurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran;
5.
Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga menggunakan
kata kerja operasional yang sesuai;
6. Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian yang
mencakup ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

5. MEDIA PEMBELAJARAN KREATIF


Media pembelajaran kreatif merupakan media yang dirancang dan dibuat sendiri oleh guru,
dalam rangka mempermudah dan memperlancar proses transformasi ilmu pengetahuan,
termasuk Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Matematika (MTK) kepada siswa.
MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS IT
Media pembelajaran berbasis ICT yaitu media pembelajaran yang terdiri dari perangkat
keras dan lunak serta segala kegiatan yang berhubungan dengan pengolahan data
baik manipulasi, pengambilan, pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi/data dengan menggunakan komputer dan
telekomunikasi.

6. A. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Pembelajaran kooperatif adalah kerangka konseptual rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh peserta didik dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Kelompok-kelompok tersebut bekerja sama untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
CONTOH PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Contoh pembelajaran kooperatif pada mata pelajaran Fisika untuk materi “Energi dan
Macam-Macamnya” adalah sebagai berikut.
Metode yang digunakan adalah metode Jigsaw.
1. Guru membuat lima kelompok kecil yang masing-masing kelompoknya terdiri dari 4-5
peserta didik.
2. Guru memberikan awalan berupa ulasan materi yang akan dibahas, yaitu tentang energi
dan macam-macamnya. Submateri yang akan dibahas ada enam, yaitu energi kinetik,
energi potensial, hukum kekekalan energi, energi mekanik, dan perubahan energi.
3. Masing-masing kelompok diberikan satu submateri untuk didiskusikan dengan
anggotanya.
4.
Setelah selesai diskusi, setiap perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusinya di
kelas. Sementara itu, kelompok lain juga diberi kesempatan untuk bertanya.
5. Guru memberikan penilaian.
B. MODEL PEMBELAJARAN KREATIF
Pembelajaran kreatif adalah pembelajaran yang menekankan kepada bagaimana guru
atau tutor memfasilitasi kegiatan belajar, sehingga suasana belajar menjadi kondusif dan
nyaman, hal ini menuntut pendidik mengemas bahan pembelajaran, sehingga anak-anak
dapat terangsang untuk melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dan menyenangkan,
terutama membaca. Oleh karena itu dalam proses belajar dan pembelajaran, perlu adanya
rekayasa sistem lingkungan yang mendukung, artinya menyiapkan kondisi lingkungan
yang kondusif, termasuk diantaranya menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran
yang baik, tepat dan mencukupi.
CONTOH MODEL PEMBELAJARAN KREATIF
1. Role Playing
Role playing adalah salah satu model pembelajaran yang banyak diminati. Dengan
sebuah permainan anak bisa lebih bersemangat dan lebih tertarik untuk mengikuti proses
pembelajaran tanpa merasa tertekan dengan materi yang akan diberikan.
2. Talking stick
Talking stick bisa dibilang sebagai salah satu metode pembelajaran kreatif yang efisien.
Dengan cara ini, anak akan lebih banyak belajar untuk mempersiapkan diri ketika dirinya
ditunjuk. Dengan metode atau model ini, pembelajaran juga akan dirasa lebih
menyenangkan dan menantang.
3. Tebak kata
Metode atau model pembelajaran dengan tebak kata bisa menjadi salah satu metode yang
menyenangkan. Seperti namanya, model atau metode pembelajaran tebak kata ini akan
membuat anak seperti dalam permainan tebak-tebakan yang pastinya berisi beberapa
pertanyaan dan petunjuk dari materi yang sudah dipelajari sebelumnya.
4. Dragon Ball
Dragon Ball adalah model pembelajaran yang tidak kalah menyenangkan. Anak-anak
akan dengan semangat saling membuat pertanyaan untuk diberikan kepada teman-
temannya ketika belajar bersama.
5. Alat Peraga
Ada juga model pembelajaran melaui alat peraga yang tidak kalah menarik. Kita bisa
menggunakan metode ini untuk mata pelajaran yang biasanya tidak disukai oleh anak,
matematika contohnya. Matematika acapkali menjadi pelajaran yang ditakuti para siswa.

Anda mungkin juga menyukai