Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PELAKSANAAN DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF TENAGA

KEPENDIDIKAN

I. BAGIAN AWAL
A. NAMA DIKLAT :
Peningkatan Kompetensi Penulisan Karya Tulis Ilmiah Angkatan II Guru
Madrasah Tsanawiyah
B. WAKTU PELAKSANAAN
Diklat dilaksanakan mulai hari Senin s.d. Ahad, 7 s.d. 13 Agustus 2017
C. TEMPAT PELAKSANAAN
Diklat dilaksanakan di Kampus I Balai Diklat Keagamaan Semarang
Jalan Temugiring Banyumanik Semarang. Telepon (0274) 7460290
D. TUJUAN BAGI PENYELENGGARA DIKLAT
Penyelenggara melaksanakan diklat peningkatan kompetensi penulisan karya tulis
ilmiah angkatan II guru madrasah tsanawiyahdengan tujuan :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan guru madrasah tsanawiyah se-DIY dan
Jateng tentang penulisan dan penyusunan karya tulis ilmiah (KTI) sebagai
bentuk pengembangan diri guru di bawah naungan Kementerian Agama
Republik Indonesia.
2. Meningkatkan kualitas guru-guru madrasah tsanawiyah melalui peningkatan
kompetensi dalam menyusun dan menuis karya tulis ilmiah.
3. Membekali guru-guru dengan beberapa materi dan teknik-teknik yang
diperlukan guna menyusun karya tulis ilmiah dengan baik dan benar.
4. Membimbing dan melatih guru-guru dalam membuat karya tulis ilmiah
sebagai salah satu syarat pengajuan angka kredit.
E. JUMLAH JAM PELAJARAN :
Diklat dilaksanakan selama tujuh hari dengan durasi waktu selama 70JP dengan
rinciaan per hari 10 JP.
II. BAGIAN ISI
A. TUJUAN MENGIKUTI DIKLAT
Diklat diikuti dengan alasan sebagai salah satu bekal untuk menambah
pengetahuan tentang konsep-konsep, jenis-jenis, metode, dan praktik-praktik
penulisan karya tulis ilmiah.
Selain itu, dengan adanya syarat yang mengharuskan seorang PNS
melakukan publikasi ilmiah jika ingin mengajukan penilaian angka kredit
sebagai cara meraih kenaikan pangkat maka perlu adanya sebuah wadah
sebagai media mendalami ilmu yang khusus membahas tentang pembuatan
publikasi ilmiah dalam berbagai bentuk. Oleh karena itu, sesuai dengan alasan
tersebut maka perlu untuk mengikuti kegiatan diklat ini.
Diklat tentang peningkatan kompetensi penulisan karya tulis ilmiah
angkatan II guru madrasah tsanawiyah yang diselenggarakan oleh balai diklat
keagamaan Semarang ini sama sekali pernah diikuti sehingga pada
kesempatan ini merupakan pengalaman pertama bagi saya.

B. DESKRIPSI MATERI
Materi yang dipelajari pada diklat ini meliputi :
a. Peningkatan Kualitas Diklat Teknis Pendidikan dan Keagamaan
b. Peningkatan Kualitas Pembangunan Bidang Agama
Pemateri : Prof. Dr. Abdurrohman Mas’ud, Ph.D (Kepala Balai Litbang
dan Diklat Kemenag RI.)

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas mendidik, mengajar,


membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal.

Peran guru adalah :

- Motivator : mampu memberi semangat siswa agar sungguh-sungguh


meraih prestasi.
- Inspirator : Memberi inspirasi siswa yang mengalami
kesulitan/masalah belajar.

Habitual behavior : sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan.


Tugas paling berat adalah menilai dan mengevaluasi karena perlu
unsur subyektifitas sehingga perlu pertimbangan.

Guru yang motivator tidak hanya selesai dengan mengajar saja,


sangat penting adalah sebagai perubahan.

Guru harus punya 3 kompetensi :

1. Mastering : menguasai materi


2. Loving : mencintai siswa seperti anak kandung
3. Intusiastik : Semangat

Pembelajaran yang penting dan perlu bagi guru adalah kemandirian


(independent Learning), ini adalah kunci dalam belajar.

Setelah pelaksanaan diklat harus menempatkan problem solving


dalam hidup.

Mendidik anak adalah tugas bersama antara guru, orang tua, dan
kepala madrasah sehingga dalam pelaksanaannya harus mempunyai arah
atau target yang jelas sehingga dapat menghasilkan siswa yang berkarakter
positif. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru hendaknya lebih
mengutamakan pembelajarn yang membentuk siswa belajar mandiri
menuju kesuksesan.

Agar madrasah menjadi bermutu ada beberapa syarat yakni :

1. Berorientasi pada peningkatan kualitas


2. Berorientasi pada pelaku utama pendidikan (kebijakan diarahkan pada
kepentingan anak didik dan guru)

c. Building Learning Commitment (BLC)


Pemateri : Dra. Hj. Ngamilah, M.Si
STANDAR KOMPETENSI
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran peserta diklat diharapkan mampu
memahami dan melaksanakan kegiatan membangun komitmen belajar
selama diklat berlangsung .
KOMPETENSI DASAR
Setelah mengikuti kegiatan BLC ini peserta diklat diharapkan dapat
 Memiliki hubungan sosial antar peserta secara lebih cepat dan lebih
kondusif.
 Mendapatkan dukungan sosial untuk mencapai tujuan program belajar yang
dibebankan secara bersama.
 Mengurangi personal block dan terbangunnya sifat keterbukaan diri di
lingkungan sosial baru.
 Tumbuhnya sifat kepemimpinan diri dan rasa tangung jawab untuk
menyelesaikan program belajar dengan baik.
 Merumuskan minimal 7 komitmen belajar.
BLC = Membangun Komitmen Belajar
: Upaya untuk menciptakan suasana belajar/kelas yg kondusif &
menyenangkan berdasarkan norma/nilai yg disepakati & diinginkan bersama
Peran BLC dalam Diklat:
 Mencairkan suasana
 Mengenal kekuatan dan kelemahan pribadi
 Mengenal kekuatan dan kelemahan orang lain
 Berkomunikasi secara efektif
 Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan
 Menetapkan norma dalam belajar
 Membina kelompok yang efektif
 Mensukseskan seluruh kegiatan pembelajaran
TAHAPAN KEGIATAN BLC: ICE BREAKING ,KOMUNIKASI,
MERUMUSKAN KOMITMEN BELAJAR, NORMA KELOMPOK
,KOMITMEN
1. Ice Breaking :
untuk menjadi akrab dimulai dari saling kenal, ntuk saling kenal dimulai
dari tahu nama, ntuk saling tahu nama dimulai dari saling
memperkenalkan .
 Manfaat mengenal diri sendiri: mengenal potensi diri, dapat
mengembangkan diri ke arah positif, meminimalkan hal yg negatif,
modal utk beinteraksi dgn lingkungan, agar dapat diterima oleh
lingkungan.
 Manfaat mengenal orang lain: gali sifat positif, merubah kualitas
pribadi, mengembangkan diri, Timbul rasa sayang
2. Komunikasi dengan Permainan
Permainan adalah satu metode yang sesuai untuk belajar keterampilan
sosial , karena dengan permainan di ciptakan suasana yang santai dan
menyenangkan
Dalam suasana seperti itu orang dapat belajar lebih baik dan sungguh
sungguh.
3. Merumuskan Komitmen Belajar
Untuk dapat mermuskan komitmen kitadapat melakukan tahapan
berikut:
a. Sifat baik diri
b. sifat buruk diri
c. nilai penting dikelompok
d. nilai buruk dikelompok
e. perilaku yang diharapkan dari orang lain
4. Norma Kelompok
Suatu Unit yang merupakan sekelompok/sekumpulan dua orang atau
lebih yang satu sama lain berinteraksi dalam mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan secara bersama-sama dalam suatu wadah tertentu.
 Resiko ditanggung bersama
 Sumber lebih banyak dan terjadi proses pembelajaran dari kelompok
lain
 Kelemahan individu teratasi oleh kelompok
 Kemampuan memecahkan masalah dan mengambil keputusan lebih
cepat
5. Komitmen
Bekerja sama membentuk pengurus kelas dan menyusun harapan serta
larangan yang disepakati bersama.
d. Konsep Dasar Karya Tulis Ilmiah bagi Guru
Pemateri : Drs. Teguh Suyitno, M.Pd.
Materi :
1) Tujuan Pembelajaran
Memahami konsep dasar KTI bagi guru
2) Indikator Pencapaian
- Memahami pengertian dan prinsip KTI
- Memahami topik KTI terkait dengan dunia pendidikan
- Memahami unsur-unsur pembuatan KTI
3) Tabel Jenjang Jabatan Fungsional Guru sesuai (Permenneg PAN & RB
No.16/2009, pasal 17)

4) Pengembangaan Keprofesian Berkelanjutan terdiri atas :


(1) Pengembangan diri yang berupa keikutsertaan padad
iklatfungsional dan kegiatan kolektif guru.
(2) Publikasi ilmiah yang terbagi atas presentasi pada forum ilmiah,
publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif, dan
publikasi buku pelajaran dan buku pedoman guru.
Presentasi pada forum ilmiah dapat berupa pemrasaran pada
seminar atau lokakarya dan pemrasaran pada koloqium atau diskusi
ilmiah.
Publikasi ilmiah hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang
pendidikan formal yang berupa karya tulis ilmiah yang berupa
laporan hasil penelitian, tinjauan ilmiah, tulisan ilmiah populer,
dsb.
Publikasi buku pelajaran dan buku pedoman guru dapat berupa
buku teks pelajaran dan pengayaan, modul atau diktat, buku dalam
bidang pendidikan, karya terjemahan, dan buku pedoman guru.

5) Persyaratan agar dapat menulis dengan mudah perlu adanya kemauan


dan kemampuan memotivasi diri sendiri. Dengan dua bekal tersebut
akan memudahkan seseorang untuk mengembangkan kemampuannya.
6) Hal-hal yang menjadi kendala bagi seseorang untuk dapat menulis
adalah sebagai berikut.
a. Faktor psikologis, misalnya tidak bisa, malu, takut, dan tidak
percaya diri.
b. Kurang adanya kemampuan. Seperti kurang menguasai
pengetahuan bahkan untuk bidang keilmuannya sendiri.
c. Tidak tahu apa yang harus atau dapat ditulis untuk penulisan karya
ilmiah.
d. Kurang menguasai bahasa untuk membahasakan gagasan pada
penulisan karya tulis.
e. Kurang memahami model dan teknik penulisan karya ilmiah.
7) Pengertian karya tulis ilmiah adalah tulisan tentang penelitian atau
kajian yang dihasilkan melalui proses yang memenuhi kaidah-kaidah
ilmu pengetahuan.
8) Syarat karya tulis ilmiah adalah asli, perlu, ilmiah, dan konsisten.
Asli berarti bahwa karya tulis ilmiah yang dibuat adalah asli buatan
sendiri, hasil pemikiran sendiri dan bukan jiplakan.
Perlu berarti bahwa karya tulis ilmiah bersifat penting (useful) yang
harus dirasakan manfaatnya secara langsung pada kualitas.
Ilmiah berarti bahwa kajian atau penelitian yang ditulis atau dibuat atas
dasar kaidah keilmuan.
Konsisten berarti bahwa karya ilmiah memiliki konsistensi pemikiran
yang utuh, baik secara keseluruhan maupun hubungan antarbab atau
antarbagian dalam karya tulis yang disajikan.
9) Ciri-ciri karya ilmiah adalah logis, sistematis, tuntas bernalar, dan lain
sebagainya.
e. Jenis-jenis Karya Tulis Ilmiah
Oleh : Dra. Budi Lestari, M.Pd
Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi ke media dengan menggunakan aksara. Ketika orang menulis adalah
mencari inspirasi untuk tulisannya. Menulis bagi guru adalah peran guru dalam
meningkatkan kemampuannya. Selain juga untuk dapat mencapai nilai
kenaikan pangkat guru tersebut. Bu Budi dalam memulai pelatihan ini betapa
pentingnya kegiatan menulis untuk guru. Dan bagaimana kiat-kiat kita untuk
memulai menulis :

Adapun poin-poin penting yang disampaikan dapat kami rangkum sebagai


berikut :
1. Bagaimana memilih memulai menulis ?
2. Bagaimana pentingnya menjadi penulis ?
3. Melawan kebiasaan dalam menulis yang berat ?
4. Buku dan KTI yang bisa digunakan untuk menulis sesuai jenjang
kepangkatan.
5. Bagaimana kiat-kiat memilih materi apa yang bisa kita tulis sesuai
dengan jenjang kepangkatan
6. Menyampaikan jenis-jenis karya tulis ilmiah.

Dalam pelatihan ini Bu Budi Lestari selain memberikan pengajaran


mengenai materi menulis. Juga bu lebih banyak menggunakan metode diskusi
dan tanya jawab sehingga para peserta pelatihan sangat antusias dalam
memperhatikan dan bertanya yang ingin diketahuinya, bahkan bu Budi
menberikan motivasi dengan menerangkan kisah tentang nabi Ibrahim.
Dalam kisah itu dapat dipetik kesimpulan bahwa setiap aspek kegiatan
yang kita lakukan memiliki berbagai tahapan. Begitupun dalam memulai
kegiatan menulis.
Selain memberikan berbagai informasi mengenai menulis. Bu Budi
juga menerangkan beberapa kajian yang mendukung. Namun buat guru dalam
menulis berpedoman pada buku 4. Bu Budi juga memberikan penjelasan
buku 4 yang baru dan beberapa penjelasan buku 4 yang lama

Beberapa poin yang bisa penulis catat dari materi yang disampaikan yaitu :
1. Mengapa guru harus menulis karya ilmiah
2. Karya tulis ilmiah menggunakan metode dan pringsip-pringsip keilmuan,
merangkai kata menjadi kalimat yang bermakna
3. Penjelasan dasar pengertian menulis dan karya tulis
4. Penjelasan tentang PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan)
5. Unsur-sub unsur PPGP
6. Pendidikan dan latihan (Diklat) fungsional dan bukti fisik yang harus ada
7. Jenis-jenis kegiatan kolektif guru beserta angka kreditnya
8. Bagaimana presentasi dalam forum ilmiah
9. Laporan hasil penelitian dan jenisnya serta bukti fisik yang dinilai serta
penjelasan tentang angka kredit
10. Artikel gagasan ilmiah / best practise dalam bidang pendidikan
11. Makalah berupa tinjauan ilmiah atau pengalaman terbaik di bidang
pendidikan
12. Ciri-ciri karya tulis ilmiah
13. Jenis-jenis artikel ilmiah
14. Sistematika penulisan ilmiah

Jenis-jenis KTI

1. Presentasasi forum ilmiah


2. Laporan hasil penelitian
a. Buku ISBN – BNSP
b. Majalah/jurnal
c. Makalah diseminarkan_____PTK Wajib
3. Gagasan atau tinjauan ilmiah
4. Best practice
5. Tulisan ilmiah populer
6. Artikel gagasan ilmiah/best practice
7. Publikasi buku teks pelajaran
8. Modul/diktat
9. Buku bidang pendidikan
10. Karya terjemahan
11. Buku pedoman guru
f. Metode Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Pemateri : Dr. Hj. Siti Rokhanah, M.Ag
Materi :
1) Tujuan Pembelajaran
Memahami metode penulisan karya tulis ilmiah
Mengimplementasikan metode penulisan karya tulis ilmiah
2) Kriteria judul yang baik
- Judul harus menarik, provokatif, menantang dan membuat
pembaca penasaran
- Judul hendaknya spesifik agar kajiannya fokus dan mendalam
- Judul hendaknya menghindari kata-kata tinjauan, analisis, survey
karena overlap dengan judul bab
- Judul menghindari kata “yang” dan “pada”
- Kata depan kurang dari lima huruf ditulis dengan huruf kecil
kecuali di awal judul
3) Sistematika penulisan karya ilmiah
- Judul bab ditulis mengunakan jenis huruf Times New Roman
berukuran 14 atau arial berukuran 13 dan dicetak tebal
- Subbab mengunakan Times New Roman 12 dan dicetak tebal atau
Arial 11
- Di luar bab dan subbab semuanya ditulis menggunakan Times New
Roman 12 atau Arial 11
- Menggunakan kertas berukuran A4 (21.5 cm x 29.7 cm) dengan
margin Top = 4, Left = 4, Right = 3 dan Down = 3
- Pada HALAMAN AWAL menggunakan halaman dengan huruf
romawi kecil (i, ii, iii dan seterusnya)
- Mulai HALAMAN ISI sampai BAGIAN AKHIR menggunakan
halaman menggunakan angka (1, 2, 3 dan sterusnya)
- Spasi yang digunakan adalah spasi 2, tetapi khusus pada halaman
abstraksi menggunakan 1 spasi untuk menuliskan abstraksinya
4) Cara pengetikan
a. Bilangan dan satuan :
- Pengetikan bilangan dan satuan harus ditulis dengan angka
kecuali di awal kalimat.
- Pengetikan bilangan desimal ditandai dengan titik (.) bukan
koma (,) misalnya 16,5 kg beras.
- Pengetikan jumlah satuan dinyatakan dengan singkatan resmi
yang berlaku tanpa menambah titik di belakangnya misalnya :
km, m, cm dan sebagainya.
b. Spasi baris atau jarak antara 2 baris dibuat dengan spasi ganda atau
2 spasi kecuali kutipan langsung yang melebihi 2 baris. Judul dan
tabel yang melebihi 2 baris, pengetikannya dengan spasi tungal
atau 1 spasi.
c. Penulisan alinea baru diukur dari sisis kiri batas garis kertas dengan
masuk sampai 5 digit atau ketikan sehingga huruf pertama setiap
alinea baru adalah pada ketikan ke-6.
d. Judul, subjudul dan anak judul
- Penulisan judul harus ditulis dengan huruf besar (kapital) semua
dan akhir kalimat judul tidak perlu diberi titik (.).
- Penulisan subjudul menggunakan huruf yang sama dengan
judul hanya dengan ukuran lebih kecil dan akhir kalimat
subjudul juga seperti judul tidak perlu diberi titik (.).
Penempatan subjudul di bawah judul tanpa diberi garis.
- Penulisan anak judul dimulai dari garis batas tepi sisi kiri dan
menggunakan huruf kecil kecuali huruf pertama pada anak
judul.
e. Perincian ke bawah
- Bila terdapat naskah kalimat maka digunakan nomor urut
memakai angka atau huruf misal 1, 2, 3 dan seterusnya atau a,
b, c, dan seterusnya.
- Bila masih ada urutan berikutnya bisa memakai 1.2, 1.2, 1.3 dan
seterusnya atau a.a, a.b, a.c dan seterusnya
- Tidak digunakan tanda penghubung garis datar (-) untuk naskah
kalimat bersusun.
f. Teknik pengutipan
- Kutipan langsung yang kurang atau sama dengan 4 baris dengan
cara ditulis langsung dengan teks, spasi 2, memakai tanda petik
2 di awal dan di akhir kutipan, awal kutipan memakai huruf
kapital dan diikuti nama akhir pengarang (marga), tahun terbit
buku dan halaman buku.
- Kutipan langsung yang lebih 4 baris dengan cara dipisahkan
dari teks 2,5 spasi, menggunakan spasi 1, bisa memakai tanda
petik dua (“), dimulai 7-10 ketukan dari sebelah kiri teks, awal
kutipan mengunakan huruf kapital dan diikuti nama akhir
pengarang (marga), tahun terbit buku dan halaman buku.
- Kutipan tidak langsung langsung dijadikan satu dengan teks,
spasi 2, tidak memakai tanda petik dua (“), menggunakan
ungkapan mengatakan bahwa, menyatakan bahwa,
mengemukakan bahwa, berpendapat bahwa dan mencantumkan
nama akhir pengarang (marga), tahun terbit dan halaman.

5) Penulisan daftar kepustakaan


a. Jarak penulisan dalam dalam satu sumber dibuat 1 spasi dan antara
satu sumber dengan lainnya dibuat 2 spasi
b. Huruf pertama rapat sembir kiri dan baris selanjutnya mundur 5
ketukan dari sembir kiri.
c. Nama penulis disusun menurut abjad awal nama dan tidak perlu
diberi nomor.
d. Informasi disajikan sesuai urutan abjad awal nama pengarang,
judul kepustakaan, keterangan penerbitan, tempat terbit dan waktu
terbit dan antar informasi dipisahkan tanda titik.
e. Urutan daftar pustaka buku, artikel, dasar hukum dan internet.
6) Abstrak disajikan dengan jarak satu spasi dan ditulis dalam 2 bahasa
yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan jumlah kata 200 –
500.
7) Nama tabel diberikan nomor angka arab dan ditulis memakai huruf
kapital pada awal kata kecuali preposisi dan konjungsi yang bukan di
awal.
g. Peningkatan Kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah

Pemateri : H. MUSTA’IN AHMAD, S.H. M.H. (Kepala Kantor


Kementerian Agama Kabupaten Karanganyar).
Visi Bidang Pendidikan Madrasah : “Terwujudnya penyelenggaraan
madrasah, dan RA/BA/TA yang menghasilkan peserta didik berakhlakul
karimah, berkarakter, cerdas, rukun, kompetitif dan mandiri.”
Tujuan Bidang Pendidikan Madrasah

1. Terciptanya madrasah yang mampu menghasilkan lulusan yang


Islami, unggul dalam ilmu pengetahuan, bersikap mandiri, berkarakter
dan berwawasan kebangsaan; dengan proses penyelenggaraan yang
bertumpu pada prinsip good governance
2. Terwujudnya pengelolaan madrasah dan RA yang memenuhi SPM
dan SNP yang akuntabel
3. Terpenuhinya pendidik dan tenaga kependidikan madrasah dan
RA/BA yang profesional, unggul, dan berkarakter cerdas
4. Terwujudnya kurikulum dan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan
menyenangkan bermuatan kearifan lokal, budaya dan karakter bangsa,
nasionalisme, pendidikan kewirausahaan/ ekonomi kreatif di
madrasah dan RA/BA sesuai standar nasional
5. Terpenuhinya sarana dan prasarana madrasah, dan RA/BA sesuai
standar nasional dan memiliki keunggulan
6. Terwujudnya evaluasi pendidikan madrasah, dan RA/BA yang valid,
akuntabel, transparan, dan berkesinambungan

Kementerian Agama RI Hasil pelaksanaan akreditasi di tahun 2016 dapat


diketahui prosentase perolehan nilainya, Perhatikan grafik berikut :
Berdasarkan grafik tersebut bisa dilihat bahwa kualitas madrasah patut
diperhitungkanoleh calon wali murid sesuai jenjang pendidikan. Dan ini
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah siswa madrasah sesuai
grafik berikut :

Dari tabel tersebut bisa disimpulkan bahwa madrasah dalam 4 tahun (dari
tahun 2013/2014 sampai 2016/2017 mengalami peningkatan jumlah siswa.
Potensi dan Masalah untuk meningkatkan mutu madrasah :ADRASAH

a. POTENSI YANG DAPAT MENDUKUNG UPAYA PENINGKATAN


AKSES DAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH:
1. Besarnya peran masyarakat dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan madrasah;
2. Kualitas pembelajaran di madrasah secara umum dapat mengimbangi
kualitas pembelajaran di sekolah umum;
3. Adanya kebijakan nasional yang memposisikan pendidikan madrasah
setara dengan pendidikan pada sekolah umum;

b. MASALAH YANG DAPAT MENJADI KENDALA BAGI UPAYA


PENINGKATAN AKSES DAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH
1. Penyelenggaraan pendidikan RA dan madrasah yang mayoritas dikelola
oleh masyarakat dapat menimbulkan masalah terkait upaya koordinasi
dan standarisasi pelayanan pendidikan;
2. Rasio jumlah siswa-pendidik yang masih terlalu rendah menimbulkan
persoalan dalam hal efisiensi pembiayaan pendidikan;
3. Masih terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan
madrasah yang dapat memenuhi SPM dan/atau SNP;
4. Masih terbatasnya ketersediaan tenaga pendidik yang berkualitas baik
dari segi jumlah maupun ketersebarannya;
ARAH KEBIJAKAN PENDIDIKAN ISLAM PENINGKATAN AKSES DAN
MUTU PENDIDIKAN DASAR – MENENGAH (WAJIB BELAJAR 12
TAHUN)
1. Perluasan akses masyarakat terhadap layanan pendidikan;
2. Peningkatan penyediaan sarana prasarana pendidikan;
3. Peningkatan mutu peserta didik;
4. Peningkatan jaminan kualitas kelembagaan;
5. Peningkatan kurikulum dan pelaksanaannya;
6. Meningkatkan kualitas guru dan tenaga kependidikan
Upaya kementerian agama untuk meningkatkan mutu madrasah diantaranya :

1. Strategi dalam meningkatkan akses pendidikan madrasah:


a) UIPemberian Biaya Operasional Pendidikan untuk tingkat RA;
b) Pemberian dana BOS untuk MI, MTs dan MA/MAK;
c) Pemberian bantuan dan sosialisasi program Kartu Indonesia Pintar
(KIP) kepada siswa MI, MTs dan MA/MAK;
d) Pembangunan ruang kelas baru RA;
e) Pembangunan ruang kelas MI, MTs, dan MA/MAK;
f) Pembangunan MTs di daerah 3T (Tertinggal, Terluar dan Terpencil);
g) Pembangunan MI-MTs satu atap;
h) Pembangunan MA dan MAK
2. Strategi dalam meningkatkan kualitas sarana prasarana pendidikan
madrasah :

a) Pemberian bantuan sarana dan prasarana pembelajaran kepada RA;


b) Rehabilitasi ruang kelas RA;
c) Rehabilitasi sedang dan berat MI, MTs, MA dan MAK;
d) Pembangunan perpustakaan MI, MTs, MA dan MAK;
e) Meningkatkan standar UKS MI, MTs, MA dan MAK;
f) Kelengkapan sarana dan prasarana MI, MTs, MA dan MAK antara
lain sarana olah-raga dan seni, sarana laboratorium sains,
perpustakaan, dan mebelair;
g) Pembangunan asrama MTs, MA dan MAK;
h) Pembangunan dan pengadaan peralatan laboratorium MTs, MA dan
MAK;
i) Pembangunan dan pengembangan MA/MAK berasrama;
j) Pembangunan dan pengadaan peralatan laboratorium bahasa
MA/MAK;
k) Pembangunan dan pengadaan laboratorium komputer MA/MAK;
l) Pengembangan MA unggulan (Insan Cendekia);

3. Strategi dalam meningkatkan mutu siswa madrasah :

a) Pengikutsertaaan siswa RA dalam lomba / kompetisi;


b) Pemberian beasiswa bakat dan berprestasi pada siswa MI, MTs, MA
dan MAK;
c) Pengikutsertaan siswa MI, MTs, MA dan MAK dalam
lomba/festival/kompetisi/ olimpiade nasional dan/atau internasional;
d) Pemberian fasilitas pendidikan ke luar negeri bagi siswa MA/MAK
yang berprestasi;
e) Pengikutsertaan siswa MI, MTs, MA pada UAMBN PAI dan Bahasa
Arab;
f) Pengikutsertaan siswa MI, MI, MTs, MA pada UN;

4. Strategi dalam meningkatkan mutu pendidik dan tenaga kependidikan


madrasah :

a) Peningkatan kompetensi Guru/Kepala RA;


b) Peningkatan kompetensi PTK, MI, MTs, MA dan MAK;
c) Peningkatan kualifikasi S1 guru madrasah;
d) Pemberian tunjangan fungsional, tunjangan profesi dan tunjangan
khusus kepada PTK non-PNS;
e) Pengikutsertaan guru Madrasah pada Pendidikan Profesi Guru;
f) Sertifikasi guru madrasah mapel umum;
g) Penilaian kinerja guru;
h) Peningkatan kualifikasi pendidikan S2 bagi PTK (Guru, Calon
Kepala Madrasah, dan Calon Pengawas);
i) Peningkatan kompetensi PTK madrasah penyelenggara pendidikan
inklusi;
j) Pemberian penghargaan dan perlindungan kepada PTK madrasah;
k) Pembinaan kewirausahaan bagi guru MA;
l) Penyiapan guru untuk menjadi Kepala Madrasah.

h. Praktik Penulisan Karya Tulis Ilmiah


Pemateri : Drs. Mahfud, MNLP
Materi :
Sepuluh publikasi ilmiah yang bisa diajukan angka kreditnya adalah :
1) Presentasi pada forum ilmiah
2) Laporan hasil penelitian
3) Tinjauan ilmiah atau best practice
4) Tulisan ilmiah populer
5) Artikel ilmiah
6) Buku pelajaran
7) Modul atau diktat
8) Buku di bidang pendidikan
9) Buku pedoman guru
10) Karya terjemahan
Cara penulisan kesepuluh jenis publikasi ilmiah ini sistematikanya
mengacu pada buku 4 Pedoman Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan bagi Guru Pembelajar.
Pada kesempatan ini para peserta dibebaskan untuk menyusun salah
satu dari sepuluh jenis publikasi tersebut. Untuk golongan IIIb ke IIIc bisa
menyusun buku pedoman guru dan tinjauan . Golongan IIIc ke IIId
membuat PTK atau pedoman guru, IIId ke IVa menyusun proposal PTK.
Setiap tahapan yang ditulis bisa langsung dikonsultasikan kepada
narasumber jika terdapat permasalahan atau kesulitan.
Pada akhirnya, para peserta diklat diminta untuk mengumpulkan hasil
pembuatan publikasi ilmiah kepada panitia.
i. Pengembangan SDM Aparatur Kementerian Agama
Pemateri : H. Dariwiyanto, S.Pd., M.Ed.
Dasar hukum :
UU Nomor 5 Tahun 2014
UU Nomor 20 Tahun 2003
PP Nomor 101 Tahun 2000
PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang manajemen aparatur sipil negara
PMA Nomor 75 Tahun 2015
DIPA No : SP DIPA-025.11.2.426185/20177 revisi ke-1 Tanggal 11 Juli
2017.
Aparatur ada 2 kategori :
a) PNS
Hak PNS :
- gaji, tunjangan, dan fasilitas
- cuti
- jaminan pensiun dan jaminan hari tua
- perlindungan
- pengembangan kompetensi
Kewajiban PNS
- setia dan taat pada Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan
pemerintah yang sah;
- menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
- melaksanakan kebijakan pemerintah;
- menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
- melaksanakan tugas kedinasan;
- menunjukkan integritas dan keteladanan;
- menyimpan rahasia jabatan;
- bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI
b) PPPK (pegawai pemerintah perjanjian kontrak)
Hak PPPK :
- Gaji, tunjangan, dan fasilitas
- Cuti;
- Perlindungan, dan
- Pengembangan kompetensi
Kewajiban PPPK :
- setia dan taat pada Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI, dan
pemerintah yang sah;
- menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
- melaksanakan kebijakan pemerintah;
- menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
- melaksanakan tugas kedinasan;
- menunjukkan integritas dan keteladanan;
- menyimpan rahasia jabatan;
- bersedia ditempatkan di seluruh wilayah NKRI
Transformasi birokrasi dan pengelolaan SDM aparatur
- pembenahan administrasi pegawaian. Dilakukan dengan program
simpeg, PUPNS (yang bisa dicek per semester) (2013)
- Pembenahan manajemen SDM (2018)
- Pengembangan potensi human capital (2025)
Ketiganya pada akhirnya akan mengarah pada terwujudnya birokrasi
bersih, kompeten, dan melayani.
Jumlah Guru pada Kementerian Agama

Jabatan PNS NONPNS

Guru Madrasah 160.000 800.000

Permasalahan SDM (Grand Desain Reformasi Birokrasi (2010-2025))


- Masalah utama SDM aparatur negara adalah alokasi dalam hal
kuantitas, kualitas, dan distribusi PNS menurut teritorial (daerah)
tidak seimbang, serta tingkat produktivitas PNS masih rendah.
Manajemen sumber daya manusia aparatur belum dilaksanakan
secara optimal untuk meningkatkan profesionalisme, kinerja
pegawai, dan organisasi.
- Selain itu, sistem penggajian pegawai negeri belum didasarkan
pada bobot pekerjaan atau jabatan yang diperoleh dari evaluasi
jabatan. Gaji pokok yang ditetapkan berdasarkan golongan atau
pangkat tidak sepenuhnya mencerminkan beban tugas dan
tanggung jawab. Tunjangan kinerja belum sepenuhnya dikaitkan
dengan prestasi kerja dan tunjangan pensiun belum menjamin
kesejahteraan.
Ruang lingkup penataan sistem manajemen SDM seharusnya
mencakup ruang lingkup penataan sistem manajemen SDM mencakup
seluruh dimensi dalam manajemen SDM.
Catatan penting dari Kemenpan RB terkait manajemen SDM
Kementerian Agama tahun 2016.
- Perhitungan formasi jabatan yang menunjang kinerja utama
instansi telah dihitung dan diformalkan pada sebagian besar unit
organisasi;
- Assessmen telah dilakukan terhadap sebagian besar pegawai atau
pejabat;
- Monitoring dan evaluasi pengembangan pegawai berbasis
kompetensi belum dilakukan;
- Penilaian kinerja individu masih terbatas pada SKP, tetapi belum
dikaitkan dengan kinerja organisasi; (TUKIN baru sebatas absensi-
belum dihitung dari kinerja sesungguhnya pegawai).
Hasil evaluasi PMPRB oleh tim evaluator
- Belum dilakukan monev capaian kinerja individu dan capaian
kinerja individu belum dijadikan dasar pembayaran tunjangan
kinerja;
- Upaya peningkatan kapasitas SDM di bidang akuntabilitas kinerja
oleh unit kerja belum dilakukan secara optimal.
- Pemberian sanksi dan imbalan (reward) baru dilaksanakan kepada
sebagian kecil unit organisasi.
- Belum diperoleh bukti yang meyakinkan bahwa sistem informasi
kepegawaian digunakan sebagai pendukung pengambilan
kebijakan manajemen SDM.
Dari hasil penilaian RB 2016 maka kebijakan kemenag yang diambil
adalah :
- Perlunya dilakukan pemetaan kompetensi pegawai
- Peningkatan kompetensi pegawai berdasarkan hasil pemetaan
tersebut
- Optimalisasi peran diklat dalam pengembangan kompetensi
pegawai.
- Diklat utama tahun 2017 dan 2018 adalah diklat peningkatan
kompetensi keuangan dan BMN.
- Pengukuran kinerja individu berdasarkan beban kerja yang
sebenarnya agar distribusi pekerjaan merata.
- Tukin yang dibayarkan berdasarkan absensi tapi berdasarkan
kinerja pegawai tersebut.
Kebijakan manajemen SDM kemenag adalah :
- Meningkatkan kapasitas SDM di bidang akuntabilitas kinerja
melalui balai diklat.
- Akuntabilitas kinerja diawali dengan bagaimana diawali dengan
bagaimana membuat perjanjian kinerja.
- Membuat perjanjian kinerja bernuansa output untuk semua level.
j. Rencana Aksi Perorangan
Pemateri : Drs. H. Gunawan, M.Pd.
Pada materi ini peserta diminta untuk menulis tugas pembuatan
rencana aksi perorangan. Rencana aksi perorangan merupakan deskripsi
sebuah tindak lanjut kegiatan yang akan dilaksanakan oleh para peserta
diklat sesampainya kembali ke tempat kerja.
Hal ini dilakukan sebagai upaya pengimbasan kepada teman-teman
guru yang lain karena tidak semua guru dapat mengikuti pendidikan dan
pelatihan ini. Rencana aksi perorangan ini akan direview kembali oleh
balai diklat keagamaan semarang sesuai waktu yang telah dituliskan pada
rencana aksi perorangan.
Adapun format yang digunakan dalam menuliskan rencana aksi
perorangan ini adalah sebagai berikut.

RENCANA AKSI PERORANGAN


DIKLAT TEKNIS SUBSTANTIF TENAGA KEPENDIDIKAN PENINGKATAN
KOMPETENSI PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BAGI GURU MTs
ANGKATAN II

Tanggal, 7-13 Agustus 2017

NAMA : Betty Wahyu Prihatin, SS


UNIT KERJA : MTs Neheri Bekonang

Nama Rencana Aksi Diseminasi hasil diklat penulisan KTI pada forum MGMP
Bahasa Arab KKM Kab. Sukoharjo berupa pembuatan
modul
Tujuan Memahami konsep modul sesuai dengan Buku 4 PKB dan
aturan penilaiannya sesuai buku 5 PKB serta menghasilkan
draft modul
Alasan 1. Sebagian guru belum memahami kondep modul sesuai
buku 4 dan aturan penilaiannya sesuai Buku 5 PKB
2. Guru memerlukan pengembangan ketrampilan
penulisan modul
3. Modul dapat digunakan sebagai salah satu pemenuhan
unsur publikasi ilmiah untuk kenaikan pangkat.
Kegiatan yang akan 1. Melakukan konsultasi dengan Ketua MGMP Bahasa
Dilakukan untuk Menjamin Arab Kabupaten Sukoharjo
Rencana Aksi Terlaksana 2. Mendiskusikan rencana dengan peserta diklat yang
berasal dari satu madrasah
3. Menyiapkan bahan-bahan
4. Mencari tempat
5. Membuat jadwal pelaksanaan
Rencana Aksi Dimulai 14 Agustus 2017
Rencana Aksi Selesai 14 September 2017
Kriteria Suksesnya Rencana Terwujudnya draft modul (1 bab lengkap sesuai
Aksi sistematika modul pada Buku 4 PKB)
Sumberdaya dan Dukungan 1. Pengurus MGMP Bahasa Arab Kabupaten Sukoharjo
yang Diperlukan 2. Guru-guru anggota MGMP Bahasa Arab Kabupaten
Sukoharjo
3. Laptop setiap peserta
4. Jaringan internet
5. LCD Proyektor
6. Scanner, kamera
7. Bahan-bahan referensi kajian teori
8. Bahan-bahan referensi untuk kajian pustaka
Kapan Review terhadap 20-28 Desember 2017
rencana aksi dilakukan
Bukti Rencana Aksi Draft modul 1 Bab lengkap sesuai dengan Buku 4 PKB
dilaksanakan
Sukoharjo, 14 Agustus 2017

Mengesahkan,
Widyaiswara Dibuat oleh,

Drs. H. Gunawan, MPd Betty Wahyu P, SS


NIP. 196808111994031003 NIP. 197508162003122001

k. Post Test
Pada sesi ini peserta mengerjakan soal ujian secara online sejumlah
50 butir soal pilihan ganda.
l. Evaluasi Program
m. Penutupan

C. TINDAK LANJUT
Setelah selesai mengikuti diklat penulisan karya tulis ilmiah, para
peserta melakukan tindak lanjut yang tertung dalam rencana aksi perseorangan
(RAP). Dalam RAP tersebut dituliskan salah satu dari macam-macam
publikasi ilmiah untuk dapat ditindaklanjuti di lingkungan tempat kerja
masing-masing dengan mengimbaskannya kepada rekan-rekan guru yang lain
baik di madrasah tempat tugas maupun melalui forum MGMP.
D. DAMPAK
Pelaksanaan diklat selama 7 hari ini memberikan dampak yang positif
bagi peningkatan pengetahuan dan kemampuan para guru untuk membuat
publikasi ilmiah sesuai dengan kaidah yang terdapat pada buku 4 pedoman
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru pembelajar.
Selain itu, guru bisa langsung dapat memraktikkan tugas pembuatan
karya publikasi ilmiah yang telah dijelaskan oleh widyaiswara sehingga
harapannya di tempat kerja para guru bisa melanjutkan karya tersebut sampai
selesai.
Dengan terbuatnya karya publikasi ilmiah maka akan berdampak pada
peningkatan kualitas guru dan dapat digunakan sebagai salah satu syarat
pengajuan angka kredit guru.
E. PENUTUP
Laporan ini disusun sebagai salah satu bukti fisik telah mengikuti
diklat penulisan KTI yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan
Semarang. Dengan terbentuknya laporan ini maka segala kegiatan yang telah
dilakukan selama diklat sudah dapat dituliskan mulai dari kegiatan awal
hingga akhir. Meskipun begitu, penyusun sangat menyadari bahw laporan ini
masih terdapat banyak keterbatasan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan pembuatan laporan
berikutnya.
III. BAGIAN AKHIR / PENUTUP

Tabel Matrik Ringkasan Pelaksanaan Diklat

Jumlah
Nama
Nama Tempat jam Nama Mata
Penyelenggara Dampak
Diklat Kegiatan Kegiatan Fasilitator Diklat/Kompetensi
Kegiatan
Diklat

Peningkatan Kantor 70 JP 1. H. Darwiyanto, Overview materi Balai Diklat 1. Bertambahnya pengetahuan


Kompetensi Balai M.Ed. Pretest Keagamaan guru tentang karya tulis
Penulisan Diklat 2. Drs. H. Semarang ilmiah.
Karya Tulis Keagamaa Gunawan, Peningkatan kualitas 2. Guru menjadi terfasilitasi
Ilmiah n M.Pd diklat teknis untuk membuat karya tulis
Angkatan II Semarang 3. H. Syari’in, pendidikan dan ilmiah bagi guru.
Guru M.Pd.I. keagamaan. 3. Memudahkan guru dalam
Madrasah BLC pengajuan angka kredit.
Tsanawiyah 4. Guru dapat mentransfer
4. Dra. Hj. Konsep dasar karya pengetahuannya kepada
Ngamilah, tulis ilmiah bagi teman sejawat.
M.S.I. guru
5. Drs. Teguh Jenis-jenis karya
Suyitno, M.Pd. tulis ilmiah
6. Dra. Budi
Lestari, M.Pd. Metode penulisan
7. Dr. Hj. Siti karya tulis ilmiah
Rokhanah, Praktik penulisan
M.Ag. karya tulis ilmiah
8. Drs. Mahfud, Praktik penulisan
MNLP karya tulis ilmiah
Pengembangan
9. Drs. H. SDM aparatur
Gunawan, kementerian agama
M.Pd. Rencana aksi
10. H. perseorangan
Darwiyanto, Post test
M.Ed.
11. Drs. H.
Gunawan,
M.Pd.
12. Drs. H.
Gunawan,
M.Pd.

Anda mungkin juga menyukai