Anda di halaman 1dari 2

Judul:

Transformasi dan Filosofi Pendidikan Indonesia: Pendidikan “Memerdekakan “ Warisan KHD


Abstrak
Pendidikan di Indonesia telah mengalami berbagai transformasi sepanjang sejarahnya, dengan
landasan filosofi yang mendalam. Salah satu tokoh yang memberikan kontribusi besar dalam
pembentukan pandangan pendidikan di Indonesia adalah Ki Hadjar Dewantara. Melalui tulisan ini,
penulis mencoba menggali transformasi dan filosofi pendidikan Indonesia, dengan fokus pada
pemikiran Ki Hadjar Dewantara, yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Artikel ini mengulas
pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai Pendidikan Memerdekan, sebuah konsep yang
menekankan kebebasan, keberagaman, dan penghargaan terhadap budaya lokal dalam upaya
mencapai kemandirian dan keunggulan bangsa.
A. Pendahuluan
Pendidikan di Indonesia memiliki perjalanan panjang, melibatkan perubahan-perubahan
signifikan seiring berjalannya waktu. Transformasi pendidikan tidak hanya mencakup aspek
kebijakan dan struktural, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai dan filosofi yang mengilhami
pendidikan di Indonesia.
a. Latar Belakang Ki Hadjar Dewantara
Ki Hadjar Dewantara, atau sebenarnya bernama Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, lahir
pada 2 Mei 1889, di Yogyakarta. Beliau dikenal sebagai pendidik, politisi, dan budayawan
yang memainkan peran penting dalam membentuk pendidikan di Indonesia. Latar
belakangnya yang multikultural dan pendidikannya di Eropa memberikan wawasan yang
mendalam tentang sistem pendidikan.
b. Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dapat dirangkum dalam konsep "Trikaya Parama"
yang mengandung tiga unsur, yakni Hana Bung Karno (kebudayaan Indonesia), Iwak
Tumapel (pendidikan Jawa), dan Nyai Ontosoroh (pendidikan Barat). Ki Hadjar Dewantara
menyuarakan pentingnya pendidikan yang menghormati budaya lokal, namun juga terbuka
terhadap perkembangan global.
B. Transformasi Pendidikan Indonesia
Gagasan Ki Hadjar Dewantara memberikan kontribusi besar terhadap transformasi pendidikan
di Indonesia. Pendidikan nasional mulai mengakui pentingnya keberagaman budaya dan
memperkuat identitas nasional. Pengenalan pendidikan karakter, penguatan kurikulum lokal,
dan peningkatan kualitas guru menjadi fokus dalam mengimplementasikan visi Ki Hadjar
Dewantara.
a) Pendidikan Karakter dan Kebudayaan
Menurut Ki Hadjar Dewantara, pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menciptakan
individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.
Karakter dan kebudayaan merupakan fondasi penting dalam proses pendidikan, yang
seharusnya membentuk manusia yang berintegritas dan mencintai tanah airnya.
b) Pendidikan Inklusif dan Demokratis
Ki Hadjar Dewantara juga memperjuangkan pendidikan yang inklusif dan demokratis.
Pendidikan harus dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa memandang
latar belakang sosial atau ekonomi. Pendidikan demokratis menciptakan lingkungan di
mana ide dan pandangan dapat diterima dengan terbuka, menciptakan masyarakat
yang berpikiran kritis dan kreatif.
C. Merdeka Belajar
Filosofi kurikulum Merdeka Belajar mencerminkan semangat inovatif dalam pendidikan
Indonesia, yang mendasarkan pada nilai-nilai dan visi Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak
Pendidikan Nasional. Kurikulum ini mencoba menggabungkan prinsip-prinsip tradisional
dengan kebutuhan zaman modern, sejalan dengan pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
pendidikan yang mengakui keberagaman dan kekayaan budaya Indonesia.
1) Pendidikan sebagai Proses Pembebasan
Ki Hadjar Dewantara percaya bahwa pendidikan seharusnya menjadi alat pembebasan,
bukan hanya dari ketidakmampuan intelektual, tetapi juga dari belenggu-belenggu sosial
dan budaya. Filosofi Merdeka Belajar mencerminkan ide ini dengan menekankan
pentingnya memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
siswa secara penuh.
2) Pengakuan terhadap Keberagaman Budaya
Merdeka Belajar mencermati keberagaman budaya di Indonesia dan menekankan
pengakuan terhadap nilai-nilai lokal. Hal ini sejalan dengan prinsip Ki Hadjar Dewantara
yang menyuarakan pentingnya memahami dan menghargai keanekaragaman budaya
sebagai bagian integral dari proses pendidikan. Kurikulum ini mempromosikan
pemahaman mendalam tentang warisan budaya Indonesia.
3) Pendidikan yang Relevan dan Berdaya Saing Global
Sesuai dengan visi Ki Hadjar Dewantara yang menggabungkan unsur-unsur lokal dengan
global, filosofi Merdeka Belajar menempatkan pendidikan sebagai alat untuk
meningkatkan daya saing global tanpa kehilangan akar budaya. Kurikulum ini didesain
untuk menciptakan individu yang mampu beradaptasi dengan perubahan global, sambil
tetap mempertahankan identitasnya.
4) Partisipasi Aktif Peserta Didik
Merdeka Belajar mempromosikan partisipasi aktif peserta didik dalam proses
pembelajaran. Prinsip ini sejalan dengan pandangan Ki Hadjar Dewantara tentang
pentingnya melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran agar mereka dapat
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.
5) Pengembangan Karakter dan Moralitas
Ki Hadjar Dewantara menekankan pentingnya pendidikan karakter. Filosofi Merdeka
Belajar mengambil inspirasi dari pemikiran ini dengan memasukkan aspek pengembangan
karakter dan moralitas sebagai bagian integral dari kurikulum. Kurikulum ini diarahkan
untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga memiliki
nilai-nilai moral yang tinggi.
6) Fleksibilitas dan Dukungan Terhadap Bakat
Filosofi Merdeka Belajar mengusung konsep fleksibilitas dalam pembelajaran untuk
mengakomodasi keberagaman bakat dan minat peserta didik. Ki Hadjar Dewantara,
dengan pandangannya yang inklusif terhadap keberagaman, akan menyambut baik
pendekatan ini sebagai upaya untuk memastikan setiap individu dapat berkembang sesuai
dengan potensi uniknya.
D. Kesimpulan
Transformasi dan filosofi pendidikan Indonesia, seperti yang diwarisi dari pemikiran Ki
Hadjar Dewantara, mencerminkan perjalanan panjang menuju pendidikan yang berkualitas
dan relevan. Pendidikan tidak hanya menjadi sarana untuk mencapai kecerdasan intelektual,
tetapi juga pembentukan karakter dan cinta tanah air. Visi Ki Hadjar Dewantara memberikan
landasan kuat bagi pengembangan pendidikan Indonesia menuju masa depan yang lebih baik.
Oleh karenanya, Filosofi Kurikulum Merdeka Belajar merupakan langkah progresif dalam
menggambarkan semangat pendidikan Indonesia yang mencerminkan nilai-nilai dan
pandangan Ki Hadjar Dewantara. Dengan menekankan kebebasan belajar, pengakuan
terhadap keberagaman budaya, dan pembentukan karakter, kurikulum ini berusaha
membangun pondasi pendidikan yang merangkul masa depan Indonesia yang berdaya saing,
berbudaya, dan beretika.
Berdasarkan penjelasan diatas, menurut Ki Hadjar Dewantara Pendidikan bukan hanya
sekadar upaya meningkatkan kecerdasan intelektual, tetapi juga pembentukan karakter,
pemberdayaan individu, dan pengakuan terhadap keanekaragaman budaya. Dengan
mengadopsi prinsip-prinsip ini, pendidikan diharapkan dapat menjadi pendorong utama
menuju kemandirian, keadilan, dan kemajuan bangsa Indonesia. Melalui pendidikan yang
memerdekan, generasi penerus diharapkan dapat membangun masa depan yang lebih baik
untuk tanah airnya.

Anda mungkin juga menyukai