Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Eka Aditya N.K. (2302114683)
2. Eka Putri P. (2302114684)
3. Elina Wardhanika (2302114687)
Refleksi:
Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal
lain mempengaruhi school well-being:
Buatlah Projek berkaitan dengan school well-being pada mata pelajaran tertentu atau
secara umum di sekolah. Contoh dengan program 3S (Senyum, Salam dan Sapa) bagi
semua peserta didik dan guru, program anti perundungan di sekolah :
Jawaban :
1. Bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi Anda supaya bisa
berpengaruh positif pada lingkungan pembelajaran Anda?
Jawab :
Kecerdasan emosional guru dapat dinilai saat mereka menghadapi
berbagai macam sifat dan karakter peserta didik. Karena tidak semua siswa
akan berperilaku yang sama yaitu baik di semua mata pelajaran. Pasti
akan ada peserta didik yang istimewa dalam berperilaku. Di luar
penampilannya yang setiap hari harus well groomed. Guru juga harus
bertindak, bersikap dan bertutur kata yang mecerminkan sosok yang
senantiasa di gugu (dipercaya) dan ditiru (menjadi contoh). Maka guru
hendaknya menjadi role- model bagi peserta didiknya.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya seorang guru terlebih
dahulu harus bisa mengendalikan emosi dalam dirinya sendiri. Jika suasana hati atau
emosi guru terlihat positif maka suasana belajar pun juga terlihat menyenangkan
karena dalam pembelajaran dibutuhkan juga pembawaan emosi guru yang positif
agar menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi siswa. Salah satu bukti
bahwa guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman bagi
siswa yakni banyak interaksi yang muncul dari siswa baik itu pertanyaan, canda
tawa, maupun tanggapan dan respon oleh siswa Pemahaman mengenali emosi
dapat membentu baik guru untuk mampu merespon terhadap kondisinya sendiri.
Dengan latihan mengenali emosi dalam merespon, guru dapat meningkatkan
kemampuan merespon secara lebih baik. Hal ini bukan hanya berdampak pada
wellbeing diri guru, tetapi dapat membantu guru menjadi role-model bagi anak
dan murid-murid di sekolah. Teknik mengelola emosi sering disebut dengan
kesadaran penuh (mindfiullness). Guru juga dapat menemukan solusi untuk
mengatasi masalah kelas dan berkontribusi pada keberhasilan pembelajaran. Berikut
ada beberapa cara mengatasi masalah kelas dan berkontribusi pada keberhasilan
pembelajaran, antara lain :
a) Tidak membawa masalah pribadi dalam pemeblajaran. Hal tersebut
bertujuan untuk menghindari emosi negatif dalam diri siswa.
b) Berusaha untuk tetap tenag dan ramah dalam segala sistuasi ketika didepan siswa.
c) Memahami apa yang sedang terjadi untuk menentukan tindakan atau solsui
yang tepatuntuk mengelola emosi diri.
Penting untuk menerapkan latihan berkesadaran penuh (mindfulness) sambil
mengembangkan kompetensi kesadaran diri (self awareness). Untuk mencapai
pemahaman kesadaran diri (mindfulness) dan mampu mengenali emosinya biasanya
menggunakan Teknik STOP. Teknik STOP ini dapat digunakan untuk mengembalikan
pada kondisi saat ini dengankesadaran penuh. STOP merupakan akronim dari :
1) Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.
2) Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar.
Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar
dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.
3) Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang
mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda
membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Andalakukan.
4) Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda
denganperasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih
positif. Melalui teknik tersebut emosi guru akan dapat dikelola dengan baik
sehingga dapat berpengaruh positif pada lingkungan belajar.
Pelaksanaan :
Program kegiatan bertema “Diriku Hebat” memiliki 2 prakarsa. Pada program ini
kami berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, keterampilan berbicara,
sosial, literasi, dan mengurangi masalah perundungan atau bullying di lingkungan sekolah.
Hasil program kami berupa 2 prakarsa yaitu Cerita Pagiku dan sosialisasi serta pemutaran
film anti perundungan. Program Cerita Pagiku dilaksanakan setiap pagi hari Rabu sebagai
bentuk pembiasaan pagi sebelum pelajaran, sedangkan program Sosialisasi serta
Pemutaran Film Anti Perundungan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
Diriku Hebat adalah suatu program yang kami berikan kepada siswa di SD melalui
prakarsa yang kami sediakan. Tujuan Diriku Hebat adalah untuk mengurangi masalah
perundungan atau bullying agar siswa memiliki tumbuh kembang yang baik tanpa ada
diskriminasi dan meningkatkan keterampilan sosial, literasi, kepercayaan diri, dan
berbicara. Selain itu, dengan harapan sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi
siswa. Program Diriku Hebat perlu adanya sebuah perencanaan, perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua kegiatan yang dilakukan, tanpa adanya sebuah perencanaan
maka segala kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara efektif dan efesien. Sasaran
perubahan yang akan dilakukan yaitu seluruh warga sekolah dan keterkaitan dengan
lembaga sekolah guna menciptakan keseimbangan hubungan antara pendidik dan peserta
didik.
Evaluasi :
Kegiatan prakarsa ini diterapkan sebagai salah satu upaya untuk menanamkan
karakter pada peserta didik agar terhindar dari tindakan bullying untuk menjadikan sekolah
yang aman dan nyaman bagi peserta didik, agar siswa merasa terlindungi berada
dilingkungan sekolah. Seluruh pihak sekolah menerima dengan baik dan mendukung
pelaksanaan program sekolah anti perundungan sehingga program berjalan sesuai rencana
di awal. Pada saat pelaksaanaan eksekusi program, dukungan dan bantuan dari sekolah
sangatlah baik dan memudahkan kami melaksanakan program dengan leluasa, sesuai
dengan skema yang telah kami buat. Setiap wali kelas melakukan observasi kepada peserta
didik terhadap pelaksanaan pembiasaan-pembiasan positif, diskusi dengan guru lain
terhadap pelaksanaan pembiasaan-pembiasan positif, diskusi dengan kepala sekolah
terhadap pelaksanaan pembiasaan positif sebagai bentuk program pendidikan penguatan
karakter dan sosial emosional di Sekolah Dasar untuk mendapatkan masukan atau saran
dalam mengembangkan pendidikan karakter dan sosial emosional peserta didik.
NILAI
INDIKATOR PERSENTASE KETERANGAN
ANGKA
PENILAIAN
(1-100)