Anda di halaman 1dari 12

“PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL”

TOPIK 5 : AKSI NYATA

Dosen Pengampu : Pinkan Amita Tri P.,S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 2
1. Eka Aditya N.K. (2302114683)
2. Eka Putri P. (2302114684)
3. Elina Wardhanika (2302114687)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023
INTRUKSI DARI LMS :

Refleksi:

Setelah Anda memahami bagaimana lingkungan, kondisi emosi, kepribadian, dan banyak hal
lain mempengaruhi school well-being:

1. Bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi Anda supaya bisa


berpengaruh positif pada lingkungan pembelajaran Anda?
2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta didik
yang beragam?

Setelah melakukan refleksi, tuliskan rancangan/rencana aksi nyata terkait konsep


School well-being, program apa yang akan Anda lakukan di sekolah untuk membuat
sekolah Anda lebih sejahtera? Gunakan panduan dari pembelajaran observasi dan
pencatatan pada topik sebelumnya untuk pengamatan awal di sekolah Anda!

Buatlah Projek berkaitan dengan school well-being pada mata pelajaran tertentu atau
secara umum di sekolah. Contoh dengan program 3S (Senyum, Salam dan Sapa) bagi
semua peserta didik dan guru, program anti perundungan di sekolah :
Jawaban :
1. Bagaimana Anda sebagai guru mengelola emosi Anda supaya bisa
berpengaruh positif pada lingkungan pembelajaran Anda?
Jawab :
Kecerdasan emosional guru dapat dinilai saat mereka menghadapi
berbagai macam sifat dan karakter peserta didik. Karena tidak semua siswa
akan berperilaku yang sama yaitu baik di semua mata pelajaran. Pasti
akan ada peserta didik yang istimewa dalam berperilaku. Di luar
penampilannya yang setiap hari harus well groomed. Guru juga harus
bertindak, bersikap dan bertutur kata yang mecerminkan sosok yang
senantiasa di gugu (dipercaya) dan ditiru (menjadi contoh). Maka guru
hendaknya menjadi role- model bagi peserta didiknya.
Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran khususnya seorang guru terlebih
dahulu harus bisa mengendalikan emosi dalam dirinya sendiri. Jika suasana hati atau
emosi guru terlihat positif maka suasana belajar pun juga terlihat menyenangkan
karena dalam pembelajaran dibutuhkan juga pembawaan emosi guru yang positif
agar menciptakan lingkungan belajar yang positif bagi siswa. Salah satu bukti
bahwa guru mampu menciptakan lingkungan belajar yang nyaman dan aman bagi
siswa yakni banyak interaksi yang muncul dari siswa baik itu pertanyaan, canda
tawa, maupun tanggapan dan respon oleh siswa Pemahaman mengenali emosi
dapat membentu baik guru untuk mampu merespon terhadap kondisinya sendiri.
Dengan latihan mengenali emosi dalam merespon, guru dapat meningkatkan
kemampuan merespon secara lebih baik. Hal ini bukan hanya berdampak pada
wellbeing diri guru, tetapi dapat membantu guru menjadi role-model bagi anak
dan murid-murid di sekolah. Teknik mengelola emosi sering disebut dengan
kesadaran penuh (mindfiullness). Guru juga dapat menemukan solusi untuk
mengatasi masalah kelas dan berkontribusi pada keberhasilan pembelajaran. Berikut
ada beberapa cara mengatasi masalah kelas dan berkontribusi pada keberhasilan
pembelajaran, antara lain :
a) Tidak membawa masalah pribadi dalam pemeblajaran. Hal tersebut
bertujuan untuk menghindari emosi negatif dalam diri siswa.
b) Berusaha untuk tetap tenag dan ramah dalam segala sistuasi ketika didepan siswa.
c) Memahami apa yang sedang terjadi untuk menentukan tindakan atau solsui
yang tepatuntuk mengelola emosi diri.
Penting untuk menerapkan latihan berkesadaran penuh (mindfulness) sambil
mengembangkan kompetensi kesadaran diri (self awareness). Untuk mencapai
pemahaman kesadaran diri (mindfulness) dan mampu mengenali emosinya biasanya
menggunakan Teknik STOP. Teknik STOP ini dapat digunakan untuk mengembalikan
pada kondisi saat ini dengankesadaran penuh. STOP merupakan akronim dari :
1) Stop/ Berhenti. Hentikan apapun yang sedang Anda lakukan.
2) Take a deep Breath/ Tarik nafas dalam. Sadari napas masuk, sadari napas keluar.
Rasakan udara segar yang masuk melalui hidung. Rasakan udara hangat yang keluar
dari lubang hidung. Lakukan 2-3 kali. Napas masuk, napas keluar.
3) Observe/ Amati. Amati apa yang Anda rasakan pada tubuh Anda? Amati perut yang
mengembang sebelum membuang napas. Amati perut yang mengempes saat Anda
membuang napas. Amati pilihan-pilihan yang dapat Andalakukan.
4) Proceed/ Lanjutkan. Latihan selesai. Silahkan lanjutkan kembali aktivitas Anda
denganperasaan yang lebih tenang, pikiran yang lebih jernih, dan sikap yang lebih
positif. Melalui teknik tersebut emosi guru akan dapat dikelola dengan baik
sehingga dapat berpengaruh positif pada lingkungan belajar.

2. Bagaimana menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta


didik yangberagam ?
Jawab :
Berikut cara menciptakan lingkungan positif dengan kemampuan peserta
didik yang beragam antara lain:
a) Memahami sifat yang dimiliki anak.
Pada dasarnya anak memiliki sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Kedua sifat
tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya sikap/berpikir kritis dan
kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan salah satu lahan yang harus kita olah
sehingga subur bagi berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana
pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru mengajukan
pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak untuk melakukan
percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang subur seperti yang dimaksud.
b) Mengenal anak secara perorangan.
Para siswa berasal dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki
kemampuanyang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan,
dan Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam
kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak selalu mengerjakan kegiatan
yang sama,melainkan berbeda sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang
memiliki kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang
lemah (tutor sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya
bila mendapatkesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi optimal.
c) Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar.
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain berpasangan atau
berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam
pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas atau membahas sesuatu, anak
dapat bekerja berpasangan atau dalam kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak
akan menyelesaikan tugas dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk
seperti ini memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan agar bakat
individunya berkembang.
d) Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah.
Pada dasarnya hidup ini adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan
kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan
kreatif untuk melahirkan alternative pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir
tersebut, kritisdan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan imajinasi yang keduanya
ada pada diri anaksejak lahir. Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya,
antara lain dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata “Apa yang terjadi jika…”
lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata “Apa, berapa, kapan”, yang
umumnya tertutup(jawaban betul hanya satu).
e) Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik.
Hasil pekerjaan siswa sebaiknya dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti
itu.Selain itu, hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi siswa untuk
bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi siswa lain. Yang dipajangkan
dapatberupa hasil kerja perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat
berupa gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan sebagainya.
Ruang kelas yang penuh denganpajangan hasil pekerjaan siswa, dan ditata dengan
baik, dapat membantu guru dalam pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan
ketika membahassuatu masalah.
f) Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Lingkungan (fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya untuk
bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar, tetapi juga
sebagai objek kajian (sumber belajar). Penggunaan lingkungan sebagai sumber
belajar sering membuat anak merasa senang dalam belajar. Belajar dengan
menggunakan lingkungan tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan
dapat dibawa ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat men- gembangkan sejumlah keterampilan seperti mengamati
(dengan seluruh indera), mencatat, merumuskan pertanyaan, berhipotesis,
mengklasifikasi, membuat tulisan, dan membuat gambar/diagram.
g) Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan belajar.
Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar. Pemberian
umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara
guru dan siswa. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada
kelemahansiswa. Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun.
Hal ini dimaksudkan agar siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas
belajar selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan siswa dan
memberikankomentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa
lebih bermaknabagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedarangka.
h) Membedakan antara aktif fisikal dan aktif mental.
Banyak guru yang sudah merasa puas bila menyaksikan para siswa kelihatan sibuk
bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja diatur berkelompok siswa
dudukduduk saling berhadapan. Aktif mental lebih diinginkan dari pada aktif fisikal.
Seringbertanya, mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental.
i) Menciptakan suasana pembelajaran yang rileks. Salah satunya dengan
menciptakan pembelajaran yang nyaman, mislanya dengan mengatur tempat duduk
sesuai dengan keinginan peserta didik atau bisa dengan pembelajaran di luar kelas.
j) Meningkatkan kesadaran siswa akan pentingnya kedisiplinan agar siswa
terbiasa untuk tetap tertib. Mislanya dengan pembiasaan sebelum pembelajaran.
Karena hal tersebut baik untuk membentuk karakter siswa.
k) Melakukan observasi mengenai karateristik dan kebutuhan siswa agar guru
mampu merancang pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

l) Menciptakan budaya Senyum, Sapa, dan Salam kepada peserta didik.


m) Bersikap terbuka kepada siswa ketika mereka ingin bertanya maupun ingin
mengungkapkan perasaannya, guru harus bisa memberikan solusi terbaik
terhadap masalah tersebut.
Lembar Kerja
Berdasarkan hasil pengamatan dan laporan awal mengenai school well-being di tempat
Anda, buatlah rencana intervensi :
Rencana Bagaimana Waktu Hambatan/ tantangan Siapa yang
aplikasinya pelaksanaan yangakan dihadapi akan terlibat

Peningkatan Melaksanakan Setiap pagi ➢ Keterbatasan Waktu : Seluruh warga


kepercayaan dongeng pada hari Rabu Memastikan bahwa sekolah
diri dan pembiasaan pada materi yang relevan dan
keterampilan literasi setiap kegiatan penting dapat
sosial “Cerita pagi hari pembiasaan disampaikan dalam
Pagiku” Rabu pagi jangka waktu yang
terbatas.
➢ Tingkat partisipasi :
Memotivasi siswa untuk
aktif berpartisipasi
dalam kegiatan
pelatihan dan
mengubah pola perilaku
yang sudah ada.
➢ Sumber dayaterbatas :
Memastikan ketersediaan
fasilitas, bahan pelatihan,
dan fasilitator yang
berkualitas untuk
menjalankan program
dengan baik.
Sosialisasi dan Pemutaran Program ini Peserta didik memiliki Seluruh warga
pemutaran film film di Aula akan diadakan latar belakang yang sekolah
anti sekolah setiap 6 bulan berbeda-beda, strategi
perundungan sekali. penyampaian materi pada
pembiasaan agar anak
terfokus dan konsentrasi,
serta pemilihan film yang
tepat agar pesan yang
terkandung didalamnya
dapattersampaikan.

Pelaksanaan :
Program kegiatan bertema “Diriku Hebat” memiliki 2 prakarsa. Pada program ini
kami berupaya untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa, keterampilan berbicara,
sosial, literasi, dan mengurangi masalah perundungan atau bullying di lingkungan sekolah.
Hasil program kami berupa 2 prakarsa yaitu Cerita Pagiku dan sosialisasi serta pemutaran
film anti perundungan. Program Cerita Pagiku dilaksanakan setiap pagi hari Rabu sebagai
bentuk pembiasaan pagi sebelum pelajaran, sedangkan program Sosialisasi serta
Pemutaran Film Anti Perundungan dilaksanakan setiap 6 bulan sekali.
Diriku Hebat adalah suatu program yang kami berikan kepada siswa di SD melalui
prakarsa yang kami sediakan. Tujuan Diriku Hebat adalah untuk mengurangi masalah
perundungan atau bullying agar siswa memiliki tumbuh kembang yang baik tanpa ada
diskriminasi dan meningkatkan keterampilan sosial, literasi, kepercayaan diri, dan
berbicara. Selain itu, dengan harapan sekolah menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi
siswa. Program Diriku Hebat perlu adanya sebuah perencanaan, perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua kegiatan yang dilakukan, tanpa adanya sebuah perencanaan
maka segala kegiatan yang dilakukan tidak akan berjalan secara efektif dan efesien. Sasaran
perubahan yang akan dilakukan yaitu seluruh warga sekolah dan keterkaitan dengan
lembaga sekolah guna menciptakan keseimbangan hubungan antara pendidik dan peserta
didik.
Evaluasi :
Kegiatan prakarsa ini diterapkan sebagai salah satu upaya untuk menanamkan
karakter pada peserta didik agar terhindar dari tindakan bullying untuk menjadikan sekolah
yang aman dan nyaman bagi peserta didik, agar siswa merasa terlindungi berada
dilingkungan sekolah. Seluruh pihak sekolah menerima dengan baik dan mendukung
pelaksanaan program sekolah anti perundungan sehingga program berjalan sesuai rencana
di awal. Pada saat pelaksaanaan eksekusi program, dukungan dan bantuan dari sekolah
sangatlah baik dan memudahkan kami melaksanakan program dengan leluasa, sesuai
dengan skema yang telah kami buat. Setiap wali kelas melakukan observasi kepada peserta
didik terhadap pelaksanaan pembiasaan-pembiasan positif, diskusi dengan guru lain
terhadap pelaksanaan pembiasaan-pembiasan positif, diskusi dengan kepala sekolah
terhadap pelaksanaan pembiasaan positif sebagai bentuk program pendidikan penguatan
karakter dan sosial emosional di Sekolah Dasar untuk mendapatkan masukan atau saran
dalam mengembangkan pendidikan karakter dan sosial emosional peserta didik.

NILAI
INDIKATOR PERSENTASE KETERANGAN
ANGKA
PENILAIAN
(1-100)

Asesmen awal/analisis 20% 90 Analisis rencana serta


kebutuhan program, kebutuhan program
tujuan dan manfaat dilakukan pada awal
sebelum terlaksananya
program. Rencana awal
dilakukan bersama teman
sejawat dengan mencari
program yang cocok
menggunakan sumber
literatur serta observasi
kebutuhan sekolah.
Metode yang akan 30% 80 Metode dirancang dengan
diterapkan dan melakukan penyesuaian
visibilitas (apakah program pada sasaran
program bisa sekolah. Hal tersebut
diterapkan) dilakukan agar program
dapat diterapkan sesuai
dengan tujuan yang sudah
dirancang. Program ini
memiliki potensi untuk
diterapkan dengan baik,
terutama jika mendapatkan
dukungan dan komitmen
dari pihak sekolah.
Kegiatan Cerita Pagiku
dan Sosialisasi dan
Pemutaran Film Anti
Perundungan dapat
dijadwal secara teratur
dengan melibatkan siswa
secara aktif dan
menciptakan lingkungan
belajar yang mendukung.
Program ini dapat
memberikan manfaat yang
signifikan dalam
meningkatkan
keterampilan sosial,
kepercayaan diri,
keterampilan berbicara.
Pelaksanaan di 30% 90 Pelaksanaan program
sekolah bisa dilaksanakan di sekolah
daring/luring secara luring dibantu
dengan guru yang
bertanggung jawab pada
sekolah sasaran.

Metode evaluasi 20% 85 Evaluasi dilakukan dengan


keberhasilan guru yang bertanggung
program dan hasil jawab pada pelaksanaan
evaluasi. program serta dengan
teman sejawat. Evaluasi
menggunakan instrumen
observasi dan juga
wawancara yang sudah
dibuat pada awal rencana
program.

Anda mungkin juga menyukai