Anda di halaman 1dari 6

MODUL 1

PEMBUATAN LARUTAN DAN


Contoh :
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN I
Hitung berapa % NaCl dalam suatu larutan yang
Larutan adalah suatu sistem homogen dengan
dibuat dengan cara melarutkan 20 gram NaCl
komposisi yang bervariasi.
dalam 55 gram air
homogen adalah bahwa sistem ini tidak
Jawab :
mengandung batasan fisik dan di seluruh bagian
sistem mempunyai sifat intensif yang sama. % NaCl = 20/(20+55) 𝑥 100% = 26,67%
Sifat Intensif adalah sifat yang tidak tergantung Persen Volume (% Volume)
pada jumlah materi seperti konsentrasi dan suhu.
Konsentrasi Persen Volume Larutan adalah
Larutan biner adalah larutan yang mengandung jumlah bagian volume zat terlarut yang terdapat
dua komponen. dalam 100 bagian volume larutan
Komponen dalam jumlah yang sedikit disebut
zat terlarut.

Komponen dalam jumlah yang terbanyak


disebut pelarut. Fraksi Mol (x)

Fraksi Mol (x) suatu komponen dari larutan


adalah jumlah mol komponen itu dibagi jumlah
mol semua komponen dalam larutan

Jumlah Fraksi Mol semua komponen = 1


Kemolaran (M)
Konsentrasi Molar adalah jumlah mol zat
terlarut dalam satu liter larutan
Konsentrasi suatu larutan adalah jumlah zat
terlarut dalam sejumlah tertentu larutan.

Konsentrasi dapat dinyatakan sebagai berikut :

Persen Berat (% Berat)

Konsentrasi Persen Berat Larutan adalah jumlah


bagian berat zat terlarut yang terdapat dalam
100 bagian larutan
Bagian per Sejuta (ppm) Timbang terlebih dahulu bahan yang akan
digunakan, larutkan dengan Aquadest
Konsentrasi Larutan yang sangat encer biasanya
secukupnya sampai bahan larut semua kemudian
dinyatakan dengan “part per million” atau ppm
encerkan kembali dengan sisa Aquadest sampai
(bagian per sejuta)
volume yang dibutuhkan (sesuai tugas)
2. Larutan
Bahan diambil sesuai dengan volume (sesuai
tugas) kemudian diencerkan sampai dengan
Bila pelarutnya air dan jumlah zat terlarut sangat volume yang dibutuhkan (sesuai tugas)
sedikit sehingga kerapatan larutan dapat
dianggap 1,00 g/ml IDENTIFIKASI KATION
Titrasi GOLONGAN I
Untuk tujuan Analisis Kualitatif. Sistematik
Titrasi merupakan metode analisa kimia secara
kuantitatif yang biasa digunakan dalam
Kation–Kation diklasifikasikan dalam 5
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari (lima) Golongan berdasarkan Sifat–Sifat
reaktan. Kation itu terhadap beberapa Reagensia.
Dengan memakai apa
Reaksi titrimetri dapat dituliskan sebagai
berikut; yang disebut Reagensia Golongan, secara
sistematik dapat kita tetapkan ada dan
aA + tT → Hasil (Pereaksi T, disebut Titran,)
tidaknya golongan–golongan kation dan
Larutan standart : larutan yang sudah diketahui dapat juga untuk memisahkan golongan–
konsentrasinya melalui proses standarisasi dan golongan untuk
biasanya diletakkan dudalam buret
pemeriksaan selanjutnya. Klasifikasi ini
Standarisasi : Proses penetapan sifat berdasarkan didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi
parameter-parameter tertentu untukmencapai dengan reagensia–reagensia ini dengan
derajat kualitas yang sama
membentuk endapan atau tidak. Ke-lima
Penambahan indikator dimaksudkan untuk
mengetahui apabila titik ekivalen sudah tercapai
golongan tersebut adalah :
dan biasanya ditandai dengan adanya perubahan Golongan I
warna(titik akhir dari titrasi)
Kation golongan ini membentuk Endapan
Titik akhir dari titrasi adalah titik pada saat pH
dengan Asam Klorida encer. Ion–ion
reaktan hampir mencapai 7 (Dalam titrasi asam-
golongan ini adalah: Pb2+, Hg- dan Ag2+.
basa kuat,)
Disebut dengan golongan Asam Klorida
indikator pH Phenolphtalein (PP) berubah warna
menjadi merah muda Golongan II

Indicator Methyl Orange (MO) berubah warna Kation golongan ini membentuk Endapan
menjadi jingga dengan Hydrogen Sulfide dalam suasana
Asam Mineral encer. Ion–ion golongan ini
1. Padatan
adalah :
Hg2+, Cu2-, Bi2+, Cd2- dan Pb2+ terjadi pengendapan lagi. Kemudian saring
(Golongan IIA) Endapan untuk pemisahan Golongan I dan
Filtrate untuk
As3+, Sb3+ dan Sn3- (Golongan IIB)
pemisahan Golongan II s/d V.
Golongan III
Kation golongan ini membentuk Endapan
dengan Ammonia dengan adanya NH4Cl.
Ion–ion golongan ini adalah :
Fe3+, Al3+, Cr3- dan sedikit Mn2+
(Golongan IIIA).
Kation golongan ini membentuk Endapan
dengan Hydrogen Sulfide. Ion–ion golongan
ini adalah :
Ni2+, Co2+, Zn2+ dan Mn2+ (Golongan
IIIB). MODUL 2
Golongan IV
IDENTIFIKASI KATION GOLONGAN II A DAN II B
Kation golongan ini membentuk Endapan
dengan Ammonium Karbonat, dengan IDENTIFIKASI KATION
adanya Ammonium Klorida dalam suasana
netral atau sedikit asam. Ion–ion golongan
GOLONGAN IIA
ini adalah DASAR TEORI
Ba2+, Sr2+ dan Ca2+. Kation-kation golongan kedua menurut
Golongan V tradisi dibagi 2 Sub Golongan yaitu :

Golongan V adalah kation–kation umum 1. Sub Golongan Tembaga dan


yang tidak bereaksi dengan reagensia
2. Sub Golongan Arsenik
golongan sebelumnya, merupakan golongan
kation yang meliputi : Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan
Mg2+, Na+, K+ dan NH4+. Endapan Sulfida dalam Amonium
Polisulfida.
Golongan ini disebut sebagai Golongan Sisa.
Sulfida dari Sub Golongan Arsenik melarut
PROSEDUR PERCOBAAN dengan membentuk garam. Cara untuk
memisahkan endapan dari kation-kation
Golongan I menjadi kation-kation Golongan
LP (Larutan Persediaan) + HCl encer, jika IIA dan IIB :
terbentuk Endapan tambah HCl encer
sampai tidak 1. Metode Amonium Polisulfida
2. Kalium Hidroksida
Garam yang tinggi kelarutannya dalam air 4. Jenuhi dengan H2S lalu saring, Endapan
mengakibatkan penurunan tekanan uap yang untuk Golongan II sedang filtrat untuk
besar pada larutan yang berair serta pekat. Golongan III s/d V
Dalam beberapa hal, penurunan tekanan uap
5. Endapan Golongan II dicuci dengan
ini sedemikian besar sehingga uap air yang
sedikit Larutan NH4Cl yang telah dijenuhi
ada di udara mempunyai tekanan yang
H2S
cukup tinggi untuk mengembun
sebagaimana pada garam dan melarutkannya 6. Pindahkan endapan ke cawan porselen
Sebagaimana telah di utarakan kation alkali tambahkan 10 ml KOH 2 M dan didihkan
tanah mempunyai rapatan muatan positif sambil terus diaduk (hati-hati) selama 2-3
yang cukup tinggi. Apabila bergantung menit
dengan anion tertentu, kation tersebut akan
7. Cuci residu dengan sedikit air dan
memberikan energi kisi yang tinggi dan
tamping air cucian bersama filtrate
garam-garamnya dapat sedikit larut atau tak
larut dalam air (misalnya Karbonat, 8. Endapan untuk Golongan IIA dan Filtrat
Fluorida, Hidoksida). Dalam kasus lain, untuk Golongan IIB
dimana energi kisi tidak terlalu tinggi
Endapan mengandung HgS, PbS, CuS, CdS,
(misalnya jika bergabung dengan anion yang
dan Bi2S3 + HNO3 encer, didihkan
bermuatan satu), energi hidrasi yang tinggi
perlahan – lahan selama beberapa menit,
kation mungkin membuktikan kelarutan
dinginkan dan saring.
dalam air dan garamnya akan mengkristal
dari larutan dalam dengan Hydrogen Sulfide
dalam suasana Asam Mineral encer. Ion-ion
Sub Golongan Tembaga adalah :
Hg+ , Cu2+ , Bi2+ , Cd2+ dan Pb2+
(Golongan IIA)
PROSEDUR PERCOBAAN
1. Filtrat dari pemisahan Golongan I + 1 ml
H2O2 3%
2. Sesuaikan konsentrasi HCl menjadi 0,3
M. Caranya : Larutan diturunkan
keasamannya dengan ditambahi NH4OH
dan dikontrol dengan Indikator Methyl
Violet sampai warna hijau kekuningan
IDENTIFIKASI
3. Panaskan sampai hampir mendidih GOLONGAN IIB
DASAR TEORI
Kation golongan ini membentuk Endapan 1. Filtrat dari Golongan IIA + HCl 2 N
dengan Hidrogen Sulfida dalam suasana setetes demi setetes, aduk dan cek
Asam Mineral encer. Ion-ion yang dengan kertas saring lakmus untuk
tergolongan dalam Golongan IIB adalah mengecek keasamannya.
As3+ , Sb3+ dan Sn3+. 2. Aliri gas H2S selama 2 menit
sampai terbentuk endapan
Salah satu contohnya adalah Arsenik.
sempurna.
Arsenik adalah zat padat yang berwarna
3. Saring Endapan untuk Golongan IIB
abu-abu seperti baja yang memiliki kilap
dan Filtrat dibuan
logam. Jika dipanaskan, Arsenik
bersublimasi dan timbul bau seperti bawang
putih yang khas, ketika dipanaskan dalam
aliran udara yang bebas, Arsenik terbakar
denyan nyala biru, menghasilkan asap putih.
Pada unsur ini tidak larut dalam Asam
Klorida dan Asam Sulfat encer
menghasilkan Ion Arsenik dalam Asam
pekat Ada 2 deret Senyawa Arsenik yang
umum, yaitu :
1. Arsenik III
Senyawa-Senyawa Arsenik (III) dapat
diturunkan dari Arsenik Trioksida Amfoter
(As2O3), yang menghasilkan garam, baik
dengan asam kuat (misalnya Arsenik (III)
Klorida, AsCl3) maupun dengan basa kuat
(misalnya Natrium Arsenik, Na3As3). Maka
MODUL 3
dalam larut yang sangat stabil. Dalam larut
yang sangat asam, Ion Arsenik (III) As3+,
PEMISAHAN
adalah yang sangat stabil GOLONGAN IIIA
2. Arsenik V
DASAR TEORI
Senyawa-senyawa Arsenik (V) diturunkan
Dalam Filtrat yang telah diperoleh setelah
dari Asam Arsenat, H3AsO4, yang
pemisahan Kation Golongan II adanya
membentuk garam-garam seperti Natrium
Fosfat, Silikat, Brokat, Fluorida dan Anion
Arsenat Na3AsO4. Maka Arsenik (V)
dari Asam-Asam Organik harus di uji. Jika
terdapat dalam larutan-larutan sebagai Ion
salah satu dari Anion-Anion ini ada, Ion-Ion
Arsenat AsO4
ini harus dihilangkan menurut metodenya.
PROSEDUR PERCOBAAN Maka laruran darimana Kation Golongan
IIIA akan dipisahkan harus bebas dari ion-
ion dan Hidrogen Sulfida. Golongan ini
tidak diendapkan oleh Reagensia Golongan
untuk Golongan I dan II tetapi semua
diendapkan
dengan adanya Ammonium Klorida oleh
H2S dari Larutan yang telaj dijadikan Basa
dengan
Larutan Amminia. Ion-ion golongan ini
diendapkan sebagai Sulfide, kecuali Al3+
dan Chromium
yang diendapkan sebagai Hidroksida, karena
Hidroksida yang sempurna dari Sulfide
dalam Larutan
Air, Besi, Aluminium dan Kromium (serta
disertai sedikit Mangan) juga diendapkan
sebagai
Hidroksida oleh Larutan Ammonia dengan
adanya Ammonium Klorida, sedangkan ion-
ion lain dari
golongan ini tetap berada dalam larutan dan
dapat diendapkan sebagai Sulfide oleh H2S.

Reaksi : ➢ Reaksi Fe2+

Fe2+ + 2NaOH → Fe(OH)2 Hijau Kotor +


2Na+ ➢ Reaksi Fe3+

Fe3+ + 3NaOH → Fe(OH)3 Kuning +


3Na+ ➢ Reaksi Al3+

Fe3+ + 3NaOH → Fe(OH)3 Putih +


3Na+

Anda mungkin juga menyukai