Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Tabel Hasil Pengamatan


Densitas air = 1,07608 gr/cm3
Berat pikno kosong = 15,5 gr
Diameter impeller = 7,5 cm
Waktu alir larutan = 0,88 s
Viskositas air = 0,0089 gr/cm.s
Konsentrasi pewarna = 7% dan 12%

IV.1.1 Tabel Hasil Pengamatan konsentrasi Pewarna 7% tanpa sekat


kecepatan (rpm) tinggi pengaduk (cm) viskositas larutan (gr/cm.s) densitas larutan (gr/cm^3) waktu pencampuran (s) keterangan
25 0,017340948 1,32738 32 ada vortex
100 0,014763578 1,22721 30 ada vortex
125 3 0,012183206 1,1272 28,5 ada vortex
150 0,011860225 1,12671 27 ada vortex
175 0,010885294 1,12445 24,4 ada vortex
25 0,010241353 1,12337 33 ada vortex
100 0,008937181 1,02248 31,5 ada vortex
125 10 0,008353965 1,02167 29,7 ada vortex
150 0,007480598 1,02042 28 ada vortex
175 0,005849065 1,02022 25 ada vortex

IV.1.2 Tabel Hasil Pengamatan Konsetrasi Pewarna 7 % dengan sekat


kecepatan (rpm) tinggi pengaduk (cm) viskositas larutan densitas larutan (gr/cm^3) waktu pencampuran (s) keterangan
25 0,012291252 1,0217 30,5 tanpa vortex
100 0,011871596 1,0105 29 tanpa vortex
125 3 0,011108955 1,01024 28,5 tanpa vortex
150 0,010318122 1,00719 26,5 tanpa vortex
175 0,009643891 1,00598 24,4 tanpa vortex
25 0,009179265 1,00687 30,7 tanpa vortex
100 0,008243963 0,99676 30 tanpa vortex
125 10 0,007302824 0,99617 29,7 tanpa vortex
150 0,006277284 0,99686 27 tanpa vortex
175 0,004508662 0,99941 25 tanpa vortex
IV.1.3 Tabel Hasil Pengamatan konsentrasi Pewarna 12% tanpa sekat
kecepatan (rpm) tinggi pengaduk (cm) viskositas larutan (gr/cm.s) densitas larutan (gr/cm^3) waktu pencampuran (s) keterangan
25 0,01320042 1,02744 33,7 ada vortex
100 0,013033088 1,02719 32,5 ada vortex
125 5 0,011666952 1,02591 29 ada vortex
150 0,011566358 1,02554 28 ada vortex
175 0,010118984 1,02538 27,5 ada vortex
25 0,00933288 1,02372 31,5 ada vortex
100 0,008944173 1,02328 30 ada vortex
125 8 0,007979002 1,02284 29,7 ada vortex
150 0,009418688 1,02259 27 ada vortex
175 0,007496287 1,02256 25 ada vortex

IV.1.4 Tabel Hasil Pengamatan Konsetrasi Pewarna 12% dengan sekat


kecepatan (rpm) tinggi pengaduk (cm) viskositas larutan densitas larutan (gr/cm^3) waktu pencampuran (s) keterangan
25 0,012501172 1,00766 30,5 tanpa vortex
100 0,011830947 1,00704 29 tanpa vortex
125 5 0,011258029 1,00659 28,5 tanpa vortex
150 0,010119447 1,00626 26,5 tanpa vortex
175 0,00964437 1,00603 24,4 tanpa vortex
25 0,009170331 1,00589 30,7 tanpa vortex
100 0,008292926 1,00268 30 tanpa vortex
125 8 0,007343217 1,00168 29,7 tanpa vortex
150 0,006297497 1,00007 27 tanpa vortex
175 0,004510963 0,99992 25 tanpa vortex

IV.2 Hasil Perhitungan


IV.2.1 Tabel Hasil Perhitungan Tanpa sekat pada Konsetrasi 7%
tinggi pengaduk (cm) Nre Npo P diameter impeller (cm) kecepatan (rps)
1794,04656 1,0628453 2421,79795 7,5 0,416666667
7792,88975 0,8470659 114205,932 7,5 1,666666667
3 10842,2814 0,7776664 188094,854 7,5 2,083333333
13359,2396 0,7682441 320950,243 7,5 2,5
16947,6437 0,7045899 466491 7,5 2,916666667
2570,85023 1,1257432 2170,87455 7,5 0,416666667
10725,6977 0,823192 92471,6345 7,5 1,666666667
10 14331,7513 0,7956971 174437,977 7,5 2,083333333
19182,4978 0,7579665 286784,25 7,5 2,5
28616,5132 0,7293426 438119,02 7,5 2,916666667
IV.2.2 Tabel Hasil Perhitungan dengan sekat pada Konsetrasi 7%
tinggi pengaduk (cm) Nre Npo P diamter impeller (cm) kecepatan (rps)
1948,22244 0,9 1578,47786 7,5 0,416666667
7979,9191 0,9 99915,1611 7,5 1,666666667
3 10656,9432 0,9 195096,588 7,5 2,083333333
13726,9251 0,9 336109,09 7,5 2,5
17113,7971 0,9 533087,584 7,5 2,916666667
2570,85023 0,9 1555,56622 7,5 0,416666667
11335,1124 0,9 98556,5918 7,5 1,666666667
10 15985,4149 0,9 192379,403 7,5 2,083333333
22331,8632 0,9 332661,868 7,5 2,5
36366,8188 0,9 529606,019 7,5 2,916666667

IV.2.3 Tabel Hasil Perhitungan tanpa sekat pada Konsetrasi 12%


tinggi pengaduk (cm) Nre Npo P diameter impeller (cm) Kecepatan (rps)
1824,23169 0,0819177 144,479734 7,5 0,416666667
7388,81398 0,1248845 14093,2725 7,5 1,666666667
5 10304,6476 0,1375783 30285,9853 7,5 2,083333333
12468,6236 0,154258 58657,9314 7,5 2,5
16624,8315 0,1649181 99568,044 7,5 2,916666667
2570,85023 0,0710738 124,900234 7,5 0,416666667
10725,6977 0,1154365 12977,4748 7,5 1,666666667
8 15022,4381 0,1305233 28646,9522 7,5 2,083333333
15267,7024 0,1504113 57030,6389 7,5 2,5
22379,5808 0,1595158 96041,5418 7,5 2,916666667

IV.2.4 Tabel Hasil Perhitungan dengan sekat pada Konsetrasi 12%


tinggi pengaduk (cm) Nre Npo P diamter impeller (cm) Kecepatan (rps)
1889,18539 0,9 1556,78673 7,5 0,416666667
7979,9191 0,9 99573,0469 7,5 1,666666667
5 10477,835 0,9 194391,704 7,5 2,083333333
13983,5031 0,9 335798,74 7,5 2,5
17113,7971 0,9 533114,08 7,5 2,916666667
2570,85023 0,9 1554,05216 7,5 0,416666667
11335,1124 0,9 99141,9434 7,5 1,666666667
8 15985,4149 0,9 193443,489 7,5 2,083333333
22331,8632 0,9 333733,076 7,5 2,5
36366,8188 0,9 529876,277 7,5 2,916666667

IV.3 Grafik dan Pembahasan


Gfrafik IV.1 Hubungan Antara Kecepatan pengadukan (N) dengan Bilangan
Reynold (NRe) Tanpa Sekat pada konsentrasi 7%
Berdasark grafik diatas, diperoleh hubungan antara kecepatan pengadukan
(N) dengan bilangan Reynold (Nre) tanpa menggunakan sekat pada konsentrasi
pewarna 7%. Pada tinggi pengaduk 3 cm, kecepatan pengadukan (N) sebesar 25
rpm, 100 rpm, 125 rpm, 150 rpm dan 175 rpm diperoleh nilai bilangan Reynold
secara berturut turut yaitu 1794.047; 7792.89; 10842.28; 13359.24; 16947.64.
Sedangkan pada tinggi pengaduk 10 cm, kecepatan pengadukan (N) sebesar 25
rpm, 100 rpm, 125 rpm, 150 rpm dan 175 rpm diperoleh nilai bilangan Reynold
secara berturut turut yaitu 2570.85; 10725.7; 14331.75; 19182.5; 28616.51. Data
yang didapat sudah sesuai dengan teori, dimana kecepatan pengadukan (N)
berbanding lurus dengan bilangan Reynold. Semakin besar nilai kecepatan
pengadukan (N) maka semakin besar nilai bilangan Reynold. Dan semakin kecil
nilai kecepatan pengadukan (N) maka semakin kecil nilai bilangan Reynold.
Gfrafik IV.2 Hubungan Antara Kecepatan pengadukan (N) dengan Bilangan
Reynold (NRe) dengan Sekat pada konsentrasi 7%
Berdasark grafik diatas, diperoleh hubungan antara kecepatan pengadukan
(N) dengan bilangan Reynold (Nre) menggunakan sekat pada konsentrasi pewarna
7%. Pada tinggi pengaduk 3 cm, kecepatan pengadukan (N) sebesar 25 rpm, 100
rpm, 125 rpm, 150 rpm dan 175 rpm diperoleh nilai bilangan Reynold secara
berturut turut yaitu 1948.222; 7979.919; 10656.94; 13726.93; 17113.8. Sedangkan
pada tinggi pengaduk 10 cm, kecepatan pengadukan (N) sebesar 25 rpm, 100 rpm,
125 rpm, 150 rpm dan 175 rpm diperoleh nilai bilangan Reynold secara berturut
turut yaitu 2570.85; 11335.11; 15985.41; 22331.86; 36366.82. Data yang didapat
sudah sesuai dengan teori, dimana kecepatan pengadukan (N) berbanding lurus
dengan bilangan Reynold. Semakin besar nilai kecepatan pengadukan (N) maka
semakin besar nilai bilangan Reynold. Dan semakin kecil nilai kecepatan
pengadukan (N) maka semakin kecil nilai bilangan Reynold.

Grafik IV.3 Hubungan Antara Bilangan Reynold (NRe) dengan daya (P) dengan
tanpa sekat pada konsentrasi 7%
Berdasark grafik diatas, diperoleh hubungan antara bilangan Reynold dengan
Daya (P) Tanpa menggunakan sekat pada konsentrasi pewarna 7%. Pada tinggi
pengaduk 3 cm diperoleh bilangan Reynold secara berturut turut yaitu 1794.047;
7792.89; 10842.28; 13359.24; 16947.64 dengan diperoleh nilai daya (P) secara
berturut-turut sebesar 2421,79795; 114205,932; 188094,854; 320950,243;
466491. Pada tinggi pengaduk 10 cm diperoleh bilangan Reynold secara berturut-
turut sebesar 2570.85; 11335.11; 15985.41; 22331.86; 36366.82 dengan diperoleh
nilai daya (P) secara berturut-turut sebesar 2170,87455; 92471,6345; 174437,977;
286784,25; 438119,02. Data yang didapat sudah sesuai dengan teori, dimana
bilangan Reynold (Nre) berbanding lurus dengan daya (P). semakin besar nilai
bilangan Reynold, maka semakin besar pula nilai daya yang diberikan. Semakin
kecil nilai bilangan Reynold, maka semakin kecil pula nilai daya yang diberikan.

Grafik IV.4 Hubungan Antara Bilangan Reynold (NRe) dengan daya (P) dengan
sekat pada konsentrasi 7%
Berdasark grafik diatas, diperoleh hubungan antara bilangan Reynold
dengan Daya (P) menggunakan sekat pada konsentrasi pewarna 7%. Pada tinggi
pengaduk 3 cm diperoleh bilangan Reynold secara berturut-turut sebesar
1948.222; 7979.919; 10656.94; 13726.93; 17113.8 dengan diperoleh nilai daya
(P) secara berturut-turut sebesar 1578,47786; 99915,1611; 195096,588;
336109,09; 533087,584. Pada tinggi pengaduk 10 cm diperoleh bilangan Reynold
secara berturut-turut sebesar 2570.85; 11335.11; 15985.41; 22331.86; 36366.82
dengan diperoleh nilai daya (P) secara berturut-turut sebesar 1555,56622;
98556,5918; 192379,403; 332661,868; 529606,019. Data yang didapat sudah
sesuai dengan teori, dimana bilangan Reynold (Nre) berbanding lurus dengan
daya (P). semakin besar nilai bilangan Reynold, maka semakin besar pula nilai
daya yang diberikan. Semakin kecil nilai bilangan Reynold, maka semakin kecil
pula nilai daya yang diberikan.
Grafik IV.5 Hubungan Antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan Power
(NPo) Tanpa sekat pada konsentrasi 7%
Berdasark grafik diatas, diperoleh hubungan antara bilangan Reynold
(Nre) dengan Bilangan Power (NPo) Tanpa sekat pada konsentrasi pewarna 7%.
Pada tinggi pengaduk 3 cm diperoleh bilangan Reynold secara berturut-turut
sebesar 1794.047; 7792.89; 10842.28; 13359.24; 16947.64 dengan diperoleh nilai
bilangan Power (Npo) secara berturut-turut sebesar 1,0628453; 0,8470659;
0,7776664; 0,7682441; 0,7045899. Pada tinggi pengaduk 10 cm diperoleh
bilangan Reynold secara berturut-turut sebesar 2570.85; 10725.7; 14331.75;
19182.5; 28616.51 dengan diperoleh nilai bilangan Power (Npo) secara berturut-
turut sebesar 1,1257432; 0,823192; 0,7956971; 0,7579665; 0,7293426. Data yang
didapat sudah sesuai dengan teori, dimana bilangan Reynold (Nre) berbanding
terbalik dengan nilai bilangan Power (Npo). Semakin kecil nilai bilangan
Reynold, maka semakin besar nilai bilangan Power (Npo). Sedangkan semakin
besar nilai bilangan Reynold, maka semakin kecil nilai bilangan Power (Npo).
Grafik IV.6 Hubungan Antara Bilangan Reynold (NRe) dengan Bilangan Power
(NPo) Dengan sekat pada konsentrasi 7%
Berdasark grafik diatas, diperoleh hubungan antara bilangan Reynold
(Nre) dengan Bilangan Power (NPo) dengan sekat pada konsentrasi pewarna 7%.
Pada tinggi pengaduk 3 cm diperoleh bilangan Reynold secara berturut-turut
sebesar 1948.22; 7979.92; 10656.94; 13726.93; 17113.8 dengan diperoleh nilai
bilangan Power (Npo) sebesar 0.9. Pada tinggi pengaduk 10 cm diperoleh
bilangan Reynold secara berturut-turut sebesar 2570.85; 11335.11; 15985.41;
22331.86; 36366.82 dengan diperoleh nilai bilangan Power (Npo) sebesar 0.9.
Data yang didapat sudah sesuai dengan teori, dimana bilangan Reynold (Nre)
berbanding terbalik dengan nilai bilangan Power (Npo). Semakin kecil nilai
bilangan Reynold, maka semakin besar nilai bilangan Power (Npo). Sedangkan
semakin besar nilai bilangan Reynold, maka semakin kecil nilai bilangan Power
(Npo).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Waktu homogenitas yang diperoleh pada tangki yang tidak menggunakan sekat
dengan konsentrasi pewarna 7% dan tinggi pengaduk 3cm dan 10cm secara
berurutan yaitu 32s; 30s; 28.5s; 27s; 24.4s; 33s; 31.5s; 29.7s; 28s; dan 25s.
Sedangkan saat menggunakan sekat diperoleh waktunya sebesar 30,5s; 29s;
28,5s; 26,5s; 24,4s; 30,7s; 30s; 29,7s; 27s; 25. Pada konsentrasi pewarna 12%
dengan tinggi pengaduk 5cm dan 8cm tanpa sekat secara berurutan diperoleh
33.7s; 32.5s; 29s; 28s; 27.5s; 31.5s; 30s; 29.7s; 27s; dan 25s. Sedangkan saat
menggunakan sekat diperoleh sebesar 30,5s; 29s; 28,5s; 26,5s; 24,4s; 30,7s;
30s; 29,7s; 27s; 25s.
2. Rata-rata daya yang dibutuhkan untuk mencapai Kondisi homogenesis pada
saat impeler 3 dan 10 dengan konsentrasi 7% saat tanpa sekat sebesar
208614,7584. Sedangkan saat menggunakan sekat daya rata-rata yang
diperlukan sebesar 232054,6349. 39757,12209. Saat dengan sekat daya rata-
rata yang diperlukan sebesar 232218,3195.
3. Berdasarkan kurva yang diperoleh hubungan antara bilangan Reynold dengan
bilangan power saat tidak menggunakan sekat dengan menggunakan sekat.
Saat menggunakan sekat kurva hubungan bilangan reynold dan bilangan power
menunjukkan konstan. Sedangkan saat tidak menggunakan sekat hubunganya
berbanding terbalik semakin besar bilangan reynoldnya maka bilangan
powernya menurun.
V.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam menunggu waktu pengadukan untuk


meminimalisir terjadinya kelebihan waktu agar hasil yang didapat tidak
mempengaruhi hasil akhir
2. Sebaiknya praktikan memperhatikan tinggi rendahnya pengaduk dan
kecepatan pengaduk agar dapat menghasilkan data yang diinginkan
LAMPIRAN

1. Perhitungan densitas pada pengadukan larutan dengan konsentrasi 7% tanpa


baffle dengan tinggi impeller 3 cm dan kecepatan 25 rpm
massa pikno isi−massa pikno kosong
ρ=
volume pikno
28,7738 gr −15,5 gr
ρ=
10 ml
ρ = 1,32738 gr/ml

2. Perhitungan viskositas fluida 7% pada ketinggian 3 cm dengan kecepatan 25

t.ρ
rpm tanpa sekat 𝜇 = 𝜇𝑜
¿ . ρo
1,39 s x 1,3024 gram/ml
𝜇 = 0,0089 𝑐𝑚. 𝑝. 𝑠
0,88 s x 1,07608 gram/ml
𝜇 = 0.01734 𝑐𝑚. 𝑝. 𝑠

3. Perhitungan kecepatan putaran terhadap fluida 7% pada ketinggian 3 cm


dengan kecepatan 25 rpm tanpa sekat
N (rpm)
N=
60 s
N = 25 (𝑟𝑝𝑚) / 60 𝑠
N = 0,41667 rps

4. Perhitungan bilangan Reynold pada ketinggian 3 cm dengan kecepatan 25 rpm


tanpa sekat
Da2 Nρ
Nre=
μ
= (7 , 5 cm)2 x ¿ ¿
= 1794.05
5. Perhitungan bilangan Fraude pada ketinggian 3 cm dengan kecepatan 25 rpm
tanpa sekat
N2 D
Nfr=
g
( 0,41667 rps )2 x 7,5 c m
=
0 ,98 cm. s−2
= 1,32866
6. Perhitungan nilai m pada ketinggian 3 cm dengan kecepatan 25 rpm tanpa
sekat
a−log(NRe)
M=
b
2,3−log(1794.0465)
=
18
= -0.8632
7. Perhitungan Npo pada ketinggian 5 cm dengan kecepatan 25 rpm tanpa sekat
Npo = Np. Nfr m
Npo = 0,74 x 1,32866−0,8632
Npo = 0,7221

8. Perhitungan nilai daya (P) pada ketinggian 5 cm dengan kecepatan 25 rpm


tanpa sekat
Npo ρ N 3 Da 5
P=
gc
(0.7221)(1.32738)0,416673 7,55
=
0,98
= 1678.881 W

Anda mungkin juga menyukai