Anda di halaman 1dari 24

Makalah Kimia Industri

“Alkohol”

Disusun oleh : Kelompok 9


Aqillah Putera Romadhan (190403063)
Hormat Parsaran Siringoringo (190403038)
Rizky Adinda (190403071)

Jurusan Teknik Industri


Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga makalah ini yang membahas tentang “Alkohol“ dapat terselesaiakan

dengan tepat waktu . Penyusunan makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas

dari mata kuliah Kimia Industri.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan . Oleh

karena itu, penulis mengharapkan tegur sapa, kritik dan saran yang bersifat membangun dari

dosen dan seluruh pembaca makalah ini agar dapat dijadikan pedoman dalam penyusunan

makalah selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi

penulis khususnya dalam rangka menunjang pengetahuan mengenai alkohol.

Medan, 27 September 2019

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Alkohol adalah deriva dan hidroksi yang mempunyai ikatan langsung maupun rantai

cabang dari alifatik hirokarbon. Bentuk rantai alkohol yang sering di temukan adalah yang

mengandung tiga gugus hidroksil dengan satu gugus hidroksi dalam satu rantai karbon. Jenis

alkohol yang kedua inilah yang bersifat toksik yaitu etanol ( etil alkohol ), metanol ( metil

alkohol ), dan isopropanol ( isopropil alkohol ).

Penggunaan alkohol sebagai minuman saat ini sangat meningkat di

masyarakat. Pengunaan alkohol terutama secara kronis dapat menimbulkan

kerusakan jaringan hati melalui beberapa mekanisme seperti melalui induksi

enzim dan radikal bebas. Efek terhadap hati akibat penggunaan alkohol yang akan menimbulkan

berbagai dampak terhadap tubuh oleh karena akan

mengalami proses detoksifikasi didalam organ tubuh. Hati (liver/hepar)

merupakan organ tubuh yang penting untuk mendetoksifikasi zat kimia yang tidak

berguna/merugikan tubuh, termasuk alkohol/etanol. Hati merupakan organ yang

2 mempunyai kemampuan tinggi untuk mengikat zat-zat kimia atau melebihi organorgan lain.

Hati memiliki satu kemampuan untuk memetabolisme dan mengekresi beberapa zat-zat kimia.

Meskipun mekanisme yang tepat mengenai pembuangan toksikan-toksikan dari darah oleh liver

masih perlu penelitian lebih lanjut, namun diduga pengangkutan aktif dan pengikatan ke

komponen-komponen jaringan merupakan mekanisme-mekanisme yang mungkin digunakan

oleh liver untuk membuang bahan-bahan toksis dari darah.


B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dari alkohol?

2. Apa klasifikasi alkohol?

3. Bagaimana sifat fisik dan kimia alkohol?

4. Bagaimana pembuatan alkohol?

5. Bagaimana tata nama alkohol?

6. Bagaimana reaksi-reaksi alkohol?

7. Apa saja contoh-contoh dan kegunaan alkohol?

8. Apa saja isomer dari alkohol?

9. Apa bahaya alkohol bagi manusia?

C. TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah alkohol adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pengertian alkohol

2. Untuk mengetahui klasifikasi alkohol

3. Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia alkohol

4. Untuk mengetahui sintesis alkohol

5. Untuk mengetahui tata nama alkohol

6. Untuk mengetahui reaksi-reaksi alkohol

7. Untuk mengetahui contoh-contoh dan kegunaan alkohol

8. Untuk mengetahui isomer dari alkohol.

9. Untuk mengetahui bahaya dari alkohol bagi manusia


BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALKOHOL

Alkohol adalah senyawa yang mempunyai gugus fungsi hidroksil yang terikat pada atom

karbon jenuh. Alkohol mempunyai rumus umum ROH, dimana R merupakan alkil dan OH

merupakan gugus hidroksil. Alkohol bisa berasal dari alkana, alkena, maupun alkuna dengan

adanya pergantian gugus alkil (substitusi) dengan gugus hidroksi pada atom karbon jenuh

(propanol CH3-CH2-CH2-OH, 2-propenol CH2=CH-CH2-OH, dan 2-propunol CH≡C-CH2-

OH). Alkohol dapat di anggap sebagai turunan dari air (H – O –H), dimana satu atom

hidrogennya di ganti dengan gugus alkil( Riswiyanto,2009)

Alkohol alifatik merupakan cairan yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh ikatan hidrogen.

Dengan bertambah panjangnya rantai, pengaruh gugus hidroksil yang polar terhadap sifat

molekul menurun. Sifat molekul yang seperti air berkurang, sebaliknya sifatnya lebih seperti

hidrokarbon. Akibatnya alkohol dengan bobot molekul rendah cenderung larut dalam air,

sedangkan alkohol berbobot molekul tinggi tidak demikian. Alkohol mendidih pada temperatur

yang cukup tinggi.

B. KLASIFIKASI ALKOHOL

Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak gugus OH pada rantai

karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan

alkohol tersier. Alkohol primer(1°) yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer

yang terikat langsung pada satu atom karbon yang lain contohnya etanol. Alkohol sekunder(2°)

yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang terikat pada dua atom C
yang lain contohnya 2-propanol . Alkohol tersier(3°) adalah alkohol yang gugus –OH nya

terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada tiga atom C yang lain

contohnya 2-metil-2-propanol (Fessenden,1997).

C. SIFAT ALKOHOL

Sifat alkohol terbagi atas dua yaitu sifat fisika dan sifat kimia.

1. Sifat Fisika

Alkohol mengandung gugus polar yaitu gugus hidroksi (-OH) yang bersifat hidrofilik

dan juga mengandung gugus nonpolar yaitu gugus alkil (-R) yang bersifat lipofilik. ketika

alkohol mempunyai jumlah rantai karbon yang kecil, maka alkohol akan bersifat polar dan

akhirnya dapat larut dalam air. Semakin panjang rantai alkil, kelarutan alkohol dalam air akan

semakin kecil. Dengan gugus -OH, alkohol mampu membentuk ikatan hidrogen pada dirinya

sendiri, alkohol lain, molekul netral, maupun anion. Pembentukan ikatan ini menyebabkan titik

didih abnormal jika dibandingkan dengan mole.

Alkohol monovalen dengan atom C 1-10 pada suhu kamar berupa

cairan dengan bau dan rasa yang spesifik sedangkan dengan atom C >

10 berupa zat padat yang tidak berwarna dan tidak berbau. Alkohol monovalen mempunyai titik

didih yang bertambah besar dengan bertambahnya atom C. Alkohol bercabang, titik didihnya

lebih rendah dari pada rantai lurus dengan jumlah atom C yang sama. Alkohol polivalen, makin

banyak gugus OH maka TD dan TL makin tinggi. Makin banyak atom C, maka makin tinggi

indeks biasnya.
a. Suhu

- Pada suhu kamar, alkohol bersuku rendah akan berwujud cair, sedangkan yang bersuku

tinggi berwujud padat.

b. Titik didih dan titik leleh

- Alkohol dengan suhu makin tinggi akan mempunyai titik didih dan titik leleh

yang makin tinggi.

c. Kelarutan

- Alkohol larut dalam air, tetapi kelarutannya berkurang jika suku makin tinggi.

- Khusus untuk metanol, etanol, dan propanol larut dalam air pada semua perbandingan.

d. Daya hantar listrik

- Alkohol merupakan senyawa nonelektrolit.

2. Sifat Kimia

Gugus fungsi -OH dapat melepaskan proton pada larutan dan dengan demikian alkohol

bersifat asam. Karena gugus -OH dapat digantikan, reaksi dalam alkohol dapat diklasifikasikan

menjadi reaksi yang melibatkan hidrogen asam dan yang melibatkan gugus hidroksi.

a. Ikatan hidrogen

- Antarmolekul alkohol terdapat ikatan hidrogen.

b. Kepolaran

- Alkohol bersifat polar karena memiliki gugus OH.

- Kepolaran alkohol akan makin kecil jika suhunya makin tinggi.


c. Kereaktifan

- Alkohol kering dapat bereaksi dengan logam K dan Na.

- Alkohol primer dan sekunder dapat dioksidasi dengan mengunakan

oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.

D. PEMBUATAN ALKOHOL

1. Reaksi subtitusi nukleofilik

Reaksi antara suatu alkil halida dan ion hidroksida adalah suatu reaksi substitusi nukleofilik.
Bila alkil halida primer dipanasi dengan natrium hidroksida dalam air, terjadi reaksi dengan
jalan SN2. Alkohol primer dapat diperoleh dengan rendemen baik oleh teknik ini. Karena alkil
halida sekunder dan tersier mungkin juga menghasilkan produk-produk eliminasi, maka halida
ini umumnya tidak berguna untuk mensintesis alkohol.

CH3CH2CH2Br + OH kalor CH3CH2CH2 OH + Br


-

1-bromopropana 1-propanol

Suatu alkil halida primer suatu alkohol primer

2. Reaksi Grignard

Reaksi Grignard memberikan suatu cara yang sangat baik untuk membuat alkohol yang
berkerangka karbon rumit. Suatu reaksi Grignard:
1. Dengan formaldehida menghasilkan suatu alkohol primer;
2. Dengan aldehida lain menghasilkan suatu alkohol sekunder; dan
3. Dengan keton menghasilkan suatu alkohol tersier.

Beberapa reaksi Grignard lain juga menghasilkan alkohol. Reaksi suatu reagensia Grgnard
dengan etilena oksida menghasilkan alkohol primer. Reaksi antara reagensia Grignard dan suatu
ester menghasilkan suatu alkohol tersier. (jika digunakan ester format, produknya ialah alkohol
sekunder.)

Beberapa reaksi Grignard tambahan yang menghasilkan alkohol.

Alkohol primer dari etilena oksida


O
O (1) C6H5MgBr
CH2 CH2 CH2CH2OH
+
CH2 CH2 (2) H2O, H

Alkohol sekunder dari ester format:

OH
O
O (1) 2 CH3CH2MgBr
Dari RMgX
HCOCH3 HC CH2CH3
HCOCH3 (2) H2O, H+

CH2CH3

3-pentanol

Akohol tersier dari ester lain:

O OH
Dari RMgX
O
CH3COCH2CH3 (1) 2 CH3CH2MgBr
CH3C CH2CH3
CH3COCH2CH3 (2) H2O,H+

CH2CH3

(2) Reduksi senyawa Karbon


Alkohol dapat dibuat dari senyawa karbonil dengan reaksi reduksi, di mana atom-atom
hidrogen ditambahkan kepada gugus karbonilnya. Misalnya, reduksi suatu keton dengan
hidrogensasi katalitik atau dengan suatu hidrida logam menghasilkan suatu alkohol sekunder.

O OH
O
CH3CCH3 (1) NaBH4
CH3CHCH3
CH3CCH3
Aseton (2) H2O,H+
Aseton 2-propanol

H2 katalis Ni
O OH
Kalor, tekanan

sikloheksanon sikloheksanol

(3) Hidrasi alkena

Bila suatu alkena diolah dengan air dan suatu asam kuat, yang berperan sebagai katalis.
Unsur-unsur air (H+ dan OH-) mengadisi ( ditambahkan kedalam ) ikatan rangkap dalam suatu
rekasi hidrasi. Produknya adalah alkohol. Banyak alkohol, seperti etanol laboratorium, dibuat
secara komersial oleh hidrasi alkena. Batasan dan keanekaragaman reaksi reaksi hidrasi.

CH2 CH2 + H2O H+ CH3CH2OH

etilena etanol

+ H2O H+ OH

Sikloheksena sikloheksanol

(4) TATA NAMA ALKOHOL


Ada dua cara pemberian nama pada alkohol yaitu:
1. Penamaan secara trival
yaitu yang di mulai penyebutan nama gugus alkil yang terikat pada gugus –OH
kemudian diikuti kata alkohol.
Contoh: CH3- CH2- OH etil alkohol

CH3-CH2-CH2-OH propil alkohol

2) Penamaan sistem IUPAC

yaitu mengganti akhiran a pada alkana dengan ol (alkana menjadi alkanol).

Contoh: CH3-CH2-OH etanol

CH3-CH2-CH2-OH propanol

Urutan penamaan senyawa alkohol menurut IUPAC :

- Menurut rantai induk yaitu rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus –OH

selain itu atom karbon lain sebagai cabang.

- Memberi nomor pada rantai induk yang dimulai dari salah satu ujung rantai,sehingga

posisis gugus –OH mendapatkan nomor terkecil.

- Urutan penamaan :

Nomor atom C yang mengikat cabang

Nama cabang : CH3 metil

C2H5 etil

- Nama rantai induk ( alkanol)

Penulisan nama cabang sesuai urutan abjad:etil mendahului metil,apabila gugus –OH

ekivalen dari kedua rantai induk,maka penomoran dimulai dari

salah satu ujung sehingga cabang-cabang mendapat nomor terkecil.


Rumus kimia Nama IUPAC Nama umum

Alkohol monohidrik

CH3OH Metanol Alkohol kayu

C2H5OH Etanol Alkohol gandum

C3H7OH Isopropil alkohol Alkohol gosok

C5H11OH Pentanol Amil alkohol

C16H33OH 1-Heksadekanol Cetil alkohol

Alkohol polihidrik

C2H4(OH)2 1,2-etadienol Etilen glikol

C3H5(OH)3 1,2,3-propatrienol Gliserol

C4H6(OH)4 1,2,3,4-butatetraenol Eritritol

C5H7(OH)5 1,2,3,4,5-pentapentanol Xylitol

Mannitol,
C6H8(OH)6 1,2,3,4,5,6-heksaheksanol
Sorbitol

C7H9(OH)7 1,2,3,4,5,6,7-heptaheptanol Volemitol

Alkohol alifatik tidak tersaturasi

C3H5OH Prop-2-ene-1-ol Alil alkohol

C10H17OH 3,7-Dimethylocta-2,6-dien-1-ol Geraniol


Propargil
C3H3OH Prop-2-in-1-ol
alkohol

Alkohol alisiklik

C6H6(OH)6 Cyclohexane-1,2,3,4,5,6-geksol Inositol

2 - (2-propyl)-5-methyl-
C10H19OH Mentol
cyclohexane-1-ol

(5) REAKSI ALKOHOL

Reaksi-reaksi yang terjadi dalam alkohol antara lain reaksi substitusi, reaksi eliminasi,

reaksi oksidasi dan esterifikasi. Dalam suatu alkohol, semakin panjang rantai hidrokarbon maka

semakin rendah kelarutannya. Bahkan jika cukup panjang sifat hidrofob ini mengalahkan sifat

hidrofil dari gugus hidroksil. Banyaknya gugus hidroksil dapat memperbesar kelarutan dalam air

(Hart, 1990).Suatu alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid atau asam karboksilat.

Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton saja. Sedangkan pada alkohol tersier menolak

oksidasi dengan larutan basa, dalam larutan asam, alkohol mengalami dehidrsi menghasilkan

alkena yang kemudian dioksidasi (Fessenden, 1997).

1. Reaksi Subtitusi Gugus –H Oleh Halogen Membentuk Haloalkana (R-X)

a. Reaksi alkohol dengan ion Cl– pada PCl5 atau SOCl2

Reaksi ini melibatkan pelepasan gas HCl dan digunakan sebagai reaksi identifikasi

alkohol.

R – OH(l) + PCl5(l) → R – Cl(l) + POCl3(l) + HCl(g)


R – OH(l) + SOCl2(l) → R – Cl(l) + SO2(g) + HCl(g)

Selain alkohol dapat bereaksi dengan ion Cl– pada PCl5, bisa juga dengan PCl3. Perhatikan

contoh berikut.

3CH3CH2OH + PCl3 → 2C2H5Cl + P(OH)3

Etanol etil klorida

b. Reaksi alkohol dengan ion I– dan Br– berlangsung dengan bantuan H2SO4 pekat.

C2H5OH(aq) + HI(l) pekat → C2H5I(l) + H2(l) (dengan bantuan H2SO4 pekat dan

pemanasan)

2. Reaksi Eliminasi

Alkohol jika dipanaskan dengan asam kuat, maka akan terjadi alkena dan air.

Contoh:

CH3―CH2―CH2―OH  CH2―CH= CH2 + H2O

n―propanol 1―propena

Menurut aturan Saytzeff, pada reaksi dehidrasi alkohol primer, atom H dan gugus OH

yang terlepas berasal dari atom-atom C yang berdekatan. Sedangkan pada reaksi

dehidrasi alkohol sekunder, atom H yang terlepas

berasal dari atom C yang terikat pada rantai C terpanjang.

3. Reaksi Oksidasi

Reaksi oksidasi alkohol menghasilkan hasil reaksi yang berbeda-beda, tergantung

pada jenis alkoholnya. Reaksi oksidasi alkohol oleh zat oksidator sedang, seperti larutan
K2Cr2O7 dalam lingkungan asam dapat digunakan untuk mengidentifikasi alkohol

primer, alkohol sekunder, dan alkohol tersier. Alkohol primer teroksidasi membentuk

aldehid dan dapat teroksidasi lebih lanjut membentuk asam kar-boksilat. alkohol

sekunder menghasilkan keton, dan.pada alkohol tersier dihasilkan campuran asam

karboksilat dan keton yang masing-masing mengandung atom C lebih sedikit daripada

alkohol asalnya.

Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat mengalami reaksi

oksidasi. Hasil yang diperoleh dari reaksi oksidasi berbeda-beda tergantung pada jenis

alkoholnya. Akohol primer jika teroksidasi menghasilkan aldehida apabila jumlah oksidator

masih berlebih akan terjadi oksidasi berlanjut memebntuk asam karboksilat, alkohol

sekunder menghasilkan keton sedangkan alkohol tersier menghasilkan campuran asam

karboksilat dan keton. Reaksi antara alkohol primer, sekunder dan tersier dengan NA2Cr2O7

+ H2SO4 dapat dilihat pada contoh.


4. Reaksi Esterifikasi

Esterifikasi adalah reaksi antara alkoohol dengan asam karboksilat. Semua alkohol

dapat bereaksi dengan asam karboksilat membentuk senyawa ester (alkil alkanoat),

sedangkan eter tidak dapat bereaksi dengan asam karboksilat. Reaksi ini pertama kali

dideskripsikan oleh Hermann Emil Louis Fischer dan Arthur Speier pada tahun 1895,

sehingga disebut sebagai esterifikasi Fischer. Dalam reaksi ini, gugus –OH dalam asam

karboksilat diganti dengan gugus –OR dari alkohol. Oleh karena itu, gugus –OR dalam ester

berasal dari alkohol,s edangkan RCO- berasal dari asam karboksilat.

Contoh: CH3CH2OH + CH3COOH CH3COOH2CH3 + H2O

Metil alkohol asam etanoat etil etanoat

(6) KEGUNAAN ALKOHOL ATAU MANFAAT


1. Monoalkohol

Metanol

- sebagai pengawet mayat atau spesimen biologi.

- bahan baku untuk mensintesis senyawa lain seperti metil butirat,

- dapat menghasilkan bahan bakar yang memiliki nilai oktan yang tinggi,

- bersifat toksik (beracun)dalam jumlah sidikit (15ml) dapat menyebabkan kebutaan

dan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian


etanol

- digunakan sebagai zat anti septik,pembersih luka, serta pensteril alat-alat kedokteran

dan industri.

- digunakan untuk pelarut dalam industri parfurm,obat obatan, zat warna, dan kosmetik.

- dapat menghasilkan bahan bakar yang disebut gosohol, digunakan sebagai bahan

bakar alternatif yang ramah lingkungan.

Spirtus

- digunakan sebagai bahan bakar lampu petromak dan bunsen. Dan lampu spirtus ini

biasanya digunakan untuk proses sterilisasi di labolatorium mikrobiologi.

2. Polialkohol

Gliserol

- sebagai bahan cairan pembersih telinga dan pelarut obat obatan, ex sirup obat batuk.

- sebagai bahan kosmetik (pelembab kulit)

- sebagai bahan baku serat plastik

- sebagai bahan untuk membuat peledak,yaitu nitrogliserin

Glikol

- digunakan sebagai pelarut dan bahan baku untuk membuat serat sintesis seperti

dacron.

(7) ISOMER ALKOHOL

Alkohol mempunyai tiga keisomeran sebagai berikut:


1. Keisomeran posisi

Keisomeran posisi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan letak gugus –OH

dalam molekul alkohol.Keisomeran posisi dalam alcohol mulai terdapat pada propanol yang

mempunyai dua isomer yaitu 1-propanol dan 2-propanol.

CH3-CH3-CH2-OH CH3-CH(OH)- CH3

1-propanol 2-propanol

Cara menentukan jumlah isomer posisi alkohol:

a. Membuat kemungkinan kerangka atom C

b. Menentukan kemungkinan letak gugus –OH pada posisi yang berbeda setiap bentuk

kerangka atom C.

2. Keisomeran optik

Keisomeran optik berkaitan dengan sifat optik,kemampuan suatu senyawa untk

memutar suatu bidang cahaya terpolarisasi.Keisomeran optik terjadi karena adanya atom C

asimetrik.yaitu atom C yang terikat pada 4 gugus yang berbeda.Banyaknya isomer optik

dapat dicari dengan rumus 2n dengan n = jumlah atom C asimetrik.

2-butanol mempunyai satu atom C asimetrik,sehingga isomer optik 2-butanol adalah

CH3 CH3
│ │
H―CH―OH HO―C―H
│ │
C2H5 C2H5
3. Keisomeran fungsi

Keisomeran fungsi yaitu keisomeran yang terjadi karena perbedaan gugus fungsi

diantara dua senyawa yang mempunyai rumus molekul yang sama.

(8) PENGARUH ALKOHOL TERHADAP TUBUH MANUSIA ATAU DAMPAK NEGATIF


NYA

Pengaruh alkohol terhadap tubuh bervariasi, tergantung pada beberapa faktor yaitu:

- Jenis dan jumlah alkohol yang dikonsumsi

- Usia, berat badan, dan jenis kelamin

- Makanan yang ada di dalam lambung

- Pengalaman seseorang minum minuman beralkohoL

- Situasi dimana orang minum minuman beralkohol

1. Pengaruh Jangka Pendek

Walaupun pengaruh terhadap individu berbeda-beda, terdapat hubungan antara

konsentrasi alkohol di dalam darah (Blood Alcohol Concentration- BAC) dan efeknya.

Euphoria ringan dan stimulasi terhadap perilaku lebih aktif seiring dengan meningkatnya

konsentrasi alkohol di dalam darah. Sayangnya orang banyak beranggapan bahwa penampilan

mereka

menjad lebih baik dan mereka mengabaikan efek buruknya.

2. Risiko Intoksikasi ("Mabuk")

Gejala intoksikasi alkohol yang paling umum adalah "mabuk", "teler" sehingga dapat

menyebabkan cedera dan kematian. Penurunan kesadaran seperti alkohol yang berat demikian

juga henti nafas dan kematian. Selain kematian, efek jangka pendek alkohol menyebabkan

hilangnya produktivitas kerja (misalnya "teler", kecelakaan akibat ngebut). Sebagai tambahan
alkohol sering menyebabkan perilaku kriminal. Sebanyak 70% narapidana menggunakan

alkohol sebelum melakukan tindak kekerasan dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah

tangga dipengaruhi oleh alkohol.

3. Pengaruh Jangka Panjang

Mengkonsumsi alkohol berlebihan dalam jangka panjang dapat menyebabkan:

- Tekanan darah tinggi

- Kerusakan jantung

- Stroke

- Kerusakan hati

- Kanker saluran pencernaan

- Gangguan pencernaan lainnya (c/o: tukak lambung)

- Impotensi dan berkurangnya kesuburan

- Meningkatnya risiko terkena kanker payudara

- Kesulitan tidur

- Kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan suasana perasaan

- Sulit dalam mengingat dan berkonsentrasi

Sebagai tambahan terhadap masalah kesehatan, alkohol juga berdampak terhadap

hubungan sesama, finansial, pekerjaan, dan juga menimbulkan masalah hukum.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alkohol merupakan senyawa seperti air yang satu hidrogennya diganti oleh rantai

atau cincin hidrokarbon. Alkohol terbagi menjadi beberapa jenis antara lain alkohol

primer, alkohol sekunder dan tersier. Ada juga beberapa sifat dari alkohol yaitu titik

didih, ikatan hidrogen, pengaruh gaya van der waals,kelarutan alkohol dalam air,

kelarutan alkohol – alkohol kecil dalam air dan kelarutan yang lebih rendah dari melekul
– molekul yang lebih besar. Ada pula kegunaan dari alkohol diantaranya sebagai bahan

bakar, sebagai pelarut, dan sebagai sebuah stok idustri. Namun ada pula pengaruh alkohol

jika masuk kedalam tubuh manusia pengaru jangka pendek dan pengaruh jangka panjang.

B. SARAN

Diharapkan agar mahasiswa tidak menyalahgunakan alkohol untuk kepentingan

yang tidak jelas. Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa lebih

mempertimbangkan untuk mengkonsumsi minuman – minuman yang mengandung

alkohol.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, Kami sangat mengaharapkan kritik dan sran dari dosen dan

mahasiswa untuk perbaikan makalah ini. Dan semoga makalah ini bermanfaat untuk

mengetahui daln menambah wawasan yang lebih luas untuk ke arah yan lebih baik

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, 1997, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1, Erlangga, Jakarta


Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Erlangga, Jakarta.
https://www.academia.edu/31950292/MAKALAH_ALKOHOL_OLEH_REZKI_AWALIA_AIL
I15039_UMI_KALSUM_A1L115047_SITI_MURLIA_A1L115099_NASRA_A1L115065_DIA
N_SELFI_A1L115013_DESTI_PURNAMA_CITA_A1L115031

Anda mungkin juga menyukai