Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

EKOLOGI
DAMPAK INDUSTRI SAWIT TERHADAP LINGKUNGAN DI
KABUPATEN BERAU
DOSEN PENGAMPU : AZHAR BASYIR, S.TP., M.Eng

Disusun Oleh :
Muhammad Syendi Ariansyah (202012011)

D3 TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

POLITEKNIK KELAPA SAWIT CITRA WIDYA EDUKASI

BEKASI
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Dampak Industri Sawit Terhadap Lingkungan Di Kabupaten Berau” ini tepat
pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dosen pada mata kuliah Ekologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang industri bagi para pembaca dan juga bagi penyusun.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Azhar Basir Rantawi, selaku
dosen mata kuliah Ekologi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, 11 Januari 2021

Penyusun

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.........................................................................................................1
Daftar Isi...................................................................................................................2
BAB I Pendahuluan..................................................................................................3
A. Latar Belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Tujuan...........................................................................................................3
BAB II Pembahasan.................................................................................................4
A. Dampak Positif.............................................................................................4
B. Dampak Negatif............................................................................................5
BAB III Penutup......................................................................................................7
C. Kesimpulan...................................................................................................7
D. Saran.............................................................................................................7
Daftar Pustaka..........................................................................................................8

2
BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kabupaten Berau adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan


Timur, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Tanjung Redeb.
Kabupaten ini memiliki luas wilayah 34.127,47 km² dan berpenduduk sebesar
kurang lebih 179.079 jiwa (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).
Kabupaten Berau memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang sangat
melimpah. Bukan hanya hasil hutan dan perkebunan, tetapi juga batu bara
yang dikenal hingga seantero dunia
Kementerian Perindustrian mengajukan Kawasan Industri Berau yang
berdiri di lahan seluas 3.400 hektare di Kalimantan Timur (Kaltim), menjadi
zona hijau pengembangan sawit (palm oil green economic zone/POGEZ).
Tentunya, berita tersebut sangat menggembirakan. Akan tetapi,
pengajuan berau menjadi POGEZ perlu dianalisa dampaknya bagi
lingkungan. Apakah flora dan fauna berau bisa tetap terjaga. Dalam makalah
ini saya akan membahas dampak positif dan negatif hadirnya Industri Sawit di
Berau.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Apa dampak positif dan negatif Industri Sawit di Kabupaten Berau??

C. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif Industri Sawit di
Kabupaten Berau?

3
BAB II Pembahasan

A. Dampak Positif

1. Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Baik dibidang Perkebunan,


Maupun Non Perkebunan
Berdirinya suatu Industri kelapa sawit pada suatu daerah maka akan
juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi didaerah tersebut. Hal ditandai
dengan terbukanya lapangan pekerjaan dibidang perkebunan dan non
perkebunan. Misalnya disekitar saya ada dua perusahaan yaitu PT.
Tanjung Buyu Perkasa Plantation dan PT. DWIWIRA LESTARI JAYA
ESTATE. Dengan hadirnya dua perusahaan ini akan meningkatkan
penyerapan tenaga kerja yang bekerja pada sektor industri dan pekerja
langsung dan petani swadaya pada subsektor perkebunan. Dan dipabrik
kelapa sawit di perusahaan tersebut didirikan pemukiman sebagai tempat
tinggal karyawan yang akan membuka lapangan pekerjaan seperti toko,
warung makan, dll yang melayani kebutuhan masyarakat.

2. Perkembangan Daerah Akan Semakin Maju Seiring Pertumbuhan


Perekonomian
Industri kelapa sawit Indonesia berperan besar sebagai penggerak
roda perekonomian nasional sebagai komoditas penyumbang nilai ekspor
terbesar, lebih besar dari total ekspor Migas. Industri kelapa sawit
Indonesia berperan besar sebagai penggerak roda perekonomian nasional
sebagai komoditas penyumbang nilai ekspor terbesar, lebih besar dari
total ekspor Migas. Industri sawit memberikan dampak positif yang
signifikan terhadap kesejahteraan petani dan kemajuan wilayah.
Misalnya didaerah saya dengan hadirnya Industri khususnya sawit,
meningkatkan pendapatan daerah kabupaten berau. Tetapi khusus untuk
sawit saya pernah dengar disuatu seminar dari perwakilan pemkab berau

4
bahwa berau gagal di Industri kelapa sawit yang jika dibandingkan kutai
timur hasilnya berbeda.
Kelapa sawit diberau digunakan untuk menggantikan batu bara.
ketergantungan pada batu bara ini telah membuat kondisi fiskal Berau
rapuh, dengan harga batu bara yang lebih murah, ekonomi terguncang
hingga terjadi defisit anggaran di tahun 2015 dan 2016. Tingkat
pertumbuhan sektor batu bara telah berkurang dalam beberapa tahun
terakhir dan ketidakpastian harga menyulitkan Berau untuk hanya
mengandalkan penambangan guna mendorong pembangunan dan
stabilitas fiskal. Pemerintah mengakui ketidakberlanjutan pada fokus
ekstraksi sumber daya untuk jangka panjang dan mulai mengalihkan
perhatiannya dari pertambangan ke budi daya, dengan penekanan pada
kelapa sawit.

B. Dampak Negatif

1. Adanya Kecemburuan Sosial Antara Pendatang dan Warga


Setempat
Menurut Syamsul Maaruf, salah satu anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) Berau penyerapan tenaga kerja juga menjadi
keluhan yang tak habisnya dari masyarakatnya. Banyaknya perusahaan di
Berau namun perbandingan penyerapan tenaga kerja lokalnya yang
dianggap masih kurang, menjadi pokok masalahnya.
“Masalah tenaga kerja ini juga menjadi persoalan yang sering
muncul. Selama ini, hanya dua sektor unggulan di Berau yaitu
pertambangan dan sawit saja yang kebanyakan menyerap tenaga kerja

5
luar Berau. Sehingga membuat kecemburuan sosial di masyarakat,
lantaran tenaga kerja lokal tak terserap," bebernya.
2. Kekhawatiran Adanya Pengambilan Lahan Warga Atau Proses
Ganti Rugi yang Tidak Sesuai
Kasus ini pernah terjadi di daerah saya. Misalnya sengketa lahan
antara warga Kampung Biatan Ilir dengan perusahaan perkebunan kelapa
sawit PT Dwiwira Lestari Jaya (DLJ). Warga Kampung Biatan Ilir
berencana kembali melakukan aksi demonstrasi dengan menurunkan 400
orang, demi menuntut kejelasan status lahan seluas 296,12 hektare (ha)
yang berada di luar Hak Guna Lahan (HGU) PT DLJ yang dinilai menjadi
hak mutlak masyarakat. Hal ini disampaikan Abu, tokoh masyarakat
Kampung Biatan Ilir.
3. Kekhawatiran Akan Terjadinya Kerusakan Lingkungan
Tentunya ada kekhawatiran pembukaan lahan kelapa sawit yang
merusak lingkungan. Hal tersebut pernah disampaikan perwakilan warga
hulu sungai segah, berau, kalimantan timur. Selain ancaman kerusakan
lingkungan, luas konsesi bisa saja bertambah karena di hulu Segah
terdapat total 34.000 hektar kawasan budidaya nonkehutanan.
Kekhawatiran ini juga pernah disampaikan oleh Deputi VI
Pemantauan Program dan Institusi Penegak Hukum Unit Kerja Presiden
bidang Pengawasan dan pengendalian Pembangunan (UK4P), Achmad
Santosa, yang hadir sebagai pembicara dalam Ekshibisi Forum Banuanta
Berau (FBB) dan Temu Tembug menuju Berau Hijau tahun 2013, di
Tanjung Redeb, Berau.
"Ancaman sudah terlihat tapi belum terlambat. Komitmen Berau
hijau harus terinvestasikan dalam rencana lembaran jangka menengah dan
itu harus tercermin dalam rencana tata ruang dan wilayah," ungkapnya.

6
BAB III Penutup

C. Kesimpulan

Dampak positif dari industri sawit, yaitu :


1. Ketersediaan lapangan pekerjaan baik dibidang perkebunan, maupun non
perkebunan.
2. Perkembangan daerah akan semakin maju seiring pertumbuhan
perekonomian.
Dampak negatif dari Industri Sawit, yaitu :
1. Adanya kecemburuan sosial antara pendatang dan warga setempat;
2. Kekhawatiran Adanya pengambilan lahan warga atau proses ganti rugi
yang tidak sesuai;
3. Kekhawatiran akan terjadinya kerusakan lingkungan.

D. Saran

Makalah ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.


Baik dalam penulisan seperti penggunaan kalimat efektif, dll. Dan isi yang
mungkin kurang terperinci karena kurangnya data. Oleh karena itu, saran dan
kritik sangat diperlukan agar penulis dapat berkembang.

7
Daftar Pustaka

https://www.climatepolicyinitiative.org/id/publication/dari-menambang-ke-
menanam-transisi-ekonomi-berkelanjutan-untuk-berau-kalimantan-timur/
https://berau.prokal.co/read/news/52377-geram-dengan-harapan-palsu.html
https://dprd.beraukab.go.id/Artikel/artikel_detail/pengurusan-ktp-dan-tenaga-
kerja-lokal-masih-jadi-masalah
https://regional.kompas.com/read/2011/05/31/04415074/Pembukaan.Lahan.Menc
emaskan.Warga
https://www.antaranews.com/berita/354702/eksploitasi-sumber-daya-alam-
ancam-rusak-lingkungan-berau

Anda mungkin juga menyukai