A. Kompetensi Inti
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran discovery dan coorperatif learning, diharapkan peserta didik dapat menghitung
orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan, menghitung tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan, menentukkan persamaan suatu laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan dan menentukan
persamaan laju reaksi berdasarkan analisis data data hasil percobaan dengan rasa ingin tahu, disiplin dan
bertanggung jawab (Critical thinking, Collaboration, Character, Communication)
D. Materi Pembelajaran
Pertemuan Kedelapan
1. Orde reaksi
2. Tetapan laju reaksi
3. Persamaan laju reaksi
E. Pemetaan Materi Pembelajaran dalam Dimensi Pengetahuan
Dan
gr 1000
M x
Mr V (ml)
6. Persamaan Dua zat atau lebih Zat yang bereaksi Penentuan jumlah dan
laju reaksi bereaksi dapat dituliskan kadar setiap zat dalam
membentuk produk. dengan : persamaan reaksi yang
setara.
A+BC+D
7. Orde reaksi Orde reaksi Jenis Orde reaksi : Penentuan orde reaksi
menyatakan berdasarkan percobaan.
Orde nol
pengaruh
Orde Dua
konsentrasi reaktan
terhadap laju reaksi.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Student Center
Model Pembelajaran : Discovery Learning dan Kooperatif Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, presentasi, tanya jawab, dan ceramah
H. Langkah Pembelajaran
Pertemuan Kedepalan
3.7.1 Menghitung orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan (Critical thinking)
3.7.2 Menghitung tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan (Critical thinking)
3.7.3 Menentukkan persamaan suatu laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan (Critical thinking
Waktu
Kegiatan Sintaks Langkah-langkah kegiatan
(menit)
Pendahuluan Orientasi Memberikan salam kepada peserta didik 10
Memeriksa kehadiran peserta didik
Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik
dalam mengawali kegiatan pembelajaran
dengan menanyakan kabar, membersihkan
kelas dari sampah dan menunggu peserta didik
menyiapkan buku dan alat tulis, memeriksa
kerapihan dan kelengkapan seragam, serta
mendoakan teman yang tidak dapat mengikuti
pelajaran. (Character)
Motivasi Pemberian Acuan 10
Memberitahukan tentang kompetensi dasar,
indikator pencapaian kompetensi (IPK), dan
KKM pada pertemuan yang berlangsung
Menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang berlangsung
Pembagian kelompok belajar
Menjelaskan mekanisme pelaksanaan belajar
sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran
Memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari pelajaran yang akan dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari, seperti
kecepatan obat bereaksi dalam tubuh dan
pentingnya peranan katalis dalam bidang
industry (Critical thinking, Communication)
Apersepsi Mengajukan pertanyaan terkait materi 15
sebelumnya (meriview materi) dan
memberikan pertanyaan yang ada kaitannya
dengan pelajaran yang akan dilakukan :
Apakah yang dimaksud dengan Teori
Tumbukkan?
Apa saja faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi laju reaksi? Dapatkah kamu
menjelaskannya secara singkat?
Dapatkah kamu menyebutkan peranan katalis
dalam bidang industri?
(Guru memberikan beberapa foto terkair faktor
yang mempengaruhi laju reaksi)
(Critical thinking)
Peserta didik diminta memberikan garis besar
materi yang akan dipelajari hari itu :
Persamaan laju reaksi, orde reaksi, tetapan
laju reaksi dan grafik laju reaksi orde 0, 1 dan
2 (Critical thinking, Communication)
Peserta didik membentuk kelompok diskusi
(Collaboration)
Kegiatan Inti Stimulation Peserta didik memperhatikan dan menyimak gambar- 15
gambar yang diberikan pada slide PPT faktor yang
(Pemberian
mempengaruhi laju reaksi. (Critical thinking)
rangsangan)
Guru kemudian menampilkan sebuah pertanyaan :
Apa yang dimaksud dengan persamaan laju
reaksi?
Apa hubungannya dengan materi yang
dipelajari sebelumnya?
(Collaboration, Critical thinking)
Guru kemudian membagi siswa menjadi 9 kelompok
berdasarkan denah tempat duduk untuk
mempermudah pengerjaan kelompok.
(Collaboration)
b. Pengetahuan
- Penilaian pengetahuan
Penilaian pengetahuan - Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab dan Percakapan
Nama Pernyataan
Peserta Pengungkapan gagasan Kebenaran konsep Ketepatan Jumlah
Didik yang orisinil penggunaan istilah
YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK YA TIDAK
Shinta
Wahdiyati
....
c. Keterampilan
- Penilaian Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Baik
No Aspek yang Dinilai Baik Baik Baik
(75)
(100) (50) (25)
1 Kesesuaian respon dengan pertanyaan
2 Keserasian pemilihan kata
3 Kesesuaian penggunaan tata bahasa
4 Pelafalan
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Nama Indikator Bentuk Nilai
Nilai Keterangan
No Peserta yang Belum Tindakan Setelah
Ulangan
Didik Dikuasai Remedial Remedial
Mengetahui
Guru Mata Pelajaran Mahasiswa PKM
Laju reaksi dapat dikaitkan dengan petasan meledak, perkaratan besi, kembang api dari hal
tersebut kita dapat membuktikan bahwa ada reaksi berjalan cepat dan ada reaksi yang berjalan
lambat. Kecepatan reaksi yang dikenal dengan laju reaksi disimbolkan dengan r.
Laju reaksi menunjukan perubahan konsentrasi zat pereaksi atau hasil reaksi persatuan
waktu. Selama reaksi berlangsung, konsentrasi pereaksi berkurang sedangkan konsentrasi
bertambah.
𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
𝑙𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖
Keterangan:
Pada reaksi dengan perbandingan koefisien reaksi tidak sama, laju reaksi yang terlibat
dalam suatu persamaan reaksi:
𝑎𝐴 + 𝑏𝐵 → 𝑐𝐶 + 𝑑𝐷
Reaksi akan berkurang, sedangan hasil reaksi akan bertambah, maka dapat dituliskan:
Laju reaksi dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi bukan konsentrasu hasil reaksi. Bentuk
persamaan laju reaksi dituliskan sebagai berikut.
Untuk reaksi :
𝑚𝐴 + 𝑛𝐵 → 𝐴𝑚𝐵𝑛
Persamaan laju :
𝑟 = 𝑘 [𝐴] 𝑥 [𝐵]𝑦
Dengan, r = laju reaksi ; k = tetapan laju reaksi ; x = orde reaksi terhadap pereaksi A ; y = orde
reaksi terhadap pereaksi B ; Orde reaksi total x+y
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde nol jika besarnya laju reaksi
tersebut tidak dipengaruhi oleh konsentrasi pereaksi.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde satu, apabila besarnya laju
reaksi berbanding lurus dengan besarnya konsentrasi pereaksi.
Suatu reaksi kimia dikatakan mempunyai orde dua, apabila besarnya laju reaksi
merupakan pangkat dua dari peningkatan konsentrasi pereaksinya (konsentrasi
pereaksi dinaikan 2x semula, laju reaksi akan meningkat sebesar 4x laju reaksi
semula).
Teori Tumbukan
Tumbukan dapat menghasilkan reaksi, namun tidak semua yang dapat menghasilkan
energi. Tumbukan yang dapat menghasilkan energi disebut tumbukan efektif, sedangkan
tumbukan yang tidak menghasilkan reaksi disebut tumbukan tidak efektif.
Energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu reaksi (tumbukan efektif) adalah energi
minimum atau energi pengaktifasan (Ea). Energi pengaktifan merupakan perintang suatu reaksi
kimia sehingga reaksi kimia tidak terjadi secara tiba-tiba pada setiap saat dan setiap keadaan.
Endoterm Eksoterm
Konsentrasi : Semakin besar konsentrasi pereaksi yang direaksikam, semakin tinggi laju
reaksinya.
Suhu : Semakin tinggi suhu semakin mempercepat reaksi kimia. Pada umumnya, setiap
kenaikan suhu 10OC , laju reaksi naik 2x lebih besar dari semula. Maka dapat dirumuskan:
∆𝑇
𝑟𝑇 = (∆𝑟) 10 . 𝑟0
Keterangan, ∆r = kenaikan laju reaksi ; ∆T = kenaikan suhu T2-T1 ; r0 = laju reaksi awal
; rT = laju reaksi akhir.
Luas permukaan : Semakin luas permukaan bidang sentuh antar pereaksi, laju reaksi
semakin tinggi.
Katalis : Katalis menurunkan energi pengaktifan dengan menambah tahap-tahap reaksi
atau mekanisme reaksi. Energi pengaktifan (Ea) apabila menggunakan katalis ia akan
menjadi lebih rendah dan berlangsung lebih cepat.
Amonia disintesus melalui Haber Bosch. Menggunakan katalis untuk memaksimalkan jumlah
produk amonia. Digunakan pada industri pupuk.
Metode untuk memproduksi asam nitrat dikenal dengan proses Ostwald. Material-material awal
yaitu amonia dan molekul oksigen dipanaskan dengan katalis platinum-rchodium hingga suhu
mencapai 800O
Nama/ Nomor Absen : __________________
Kelompok : __________________
3.7 Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
3.7.1 Menghitung orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan (Critical thinking)
3.7.2 Menghitung tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan (Critical thinking)
3.7.3 Menentukkan persamaan suatu laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan (Critical thinking)
Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat menghitung orde reaksi berdasarkan data hasil percobaan, menghitung tetapan laju reaksi
berdasarkan data hasil percobaan, menentukkan persamaan suatu laju reaksi berdasarkan data hasil
percobaan dan menentukan persamaan laju reaksi berdasarkan analisis data data hasil percobaan dengan
rasa ingin tahu, disiplin dan bertanggung jawab (Critical thinking, Collaboration, Character,
Communication)
TEORI
∆[𝐀] ∆[𝐁]
Jadi, Laju reaksi = − ∆𝐭
atau Laju reaksi = + ∆𝐭
Grafik perubahan konsentrasi reaktan dan
produk terhadap waktu
Hubungan kuantitatif antara perubahan konsentrasi dengan laju reaksi dinyatakan dengan persamaan laju
reaksi atau hukum laju reaksi. Hal tersebut tidak dapat diramalkan dari persamaan reaksi keseluruhan , akan
tetapi dapat ditentukan melalui eksperimen. Laju reaksi ditentukan oleh konsentrasi zat pereaksi. Contoh:
untuk reaksi P + Q R + S, maka laju reaksi ditentukan oleh konsentrasi zat P dan Q. Persamaan laju
reaksinya dituliskan sebagai berikut: V = k[P]x [Q]y . Pada persamaan laju reaksi terdapat tetapan laju reaksi
disimbolkan dengan k. Setiap jenis reaksi mempunyai harga k
tertentu. Jika reaksi berlangsung cepat, maka harga k besar.
Begitu pula sebaliknya. Jika reaksi berlangsung lambat, maka
harga k kecil. Selain harga k, pada persamaan laju reaksi juga
ada orde reaksi.
Orde Reaksi
Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi pereaksi pada laju reaksi. Orde reaksi
hanya dapat ditentukan secara eksperimen. Jika laju suatu reaksi dinyatakan dengan persamaan V = k
[A]x[B]y, maka orde reaksi terhadap A adalah x, orde reaksi terhadap B adalah y, dan orde reaksi
keseluruhan merupakan jumlah semua pangkat yang terdapat pada persamaan laju reaksi. Jadi orde reaksi
total persamaan laju reaksi diatas adalah x+y.
Jenis orde reaksi :
1. Orde nol : laju reaksi tidak bergatung pada konsentrasi.
Maksudnya, perubahan konsentrasi zat tidak mempengaruhi laju
reaksi. Persamaan lajunya ditulis v = k [A]0
2. Orde satu : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi salah
satu reaktan. Jika konsentrasi dilipat duakan maka laju reaksi juga
lipat dua kali. Persamaan reaksinya ditulis v = k [A]1
3. Orde dua : jika laju reaksi berbanding lurus dengan kuadrat
konsentrasi reaktan. Jika konsentrasi reaktan dilipatduakan maka
laju reaksi lipat 22 = 4 kali. Persamaan lajunya ditulis v = k [A]2
Orde dua juga bisa didapatkan dari penjumlahan orde reaksi reaktan Grafik orde reaksi
secara keseluruhan nol, satu dan dua
1
2
3 4
4
4
5
4
4
6
4
4
7
4
4
8
4
4
9
4
4
10
0
44
11
0
44
12
0
44
13
0
44
14
0
44
Pelajari Lebih Dalam