Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pengujian mekanik.


Dalam penelitian ini, digunakan serat salak sebagai campuran komposit resin
polyester. Tujuan yang ingin diperoleh adalah untuk mengetahui nilai kekuatan
atau sifat mekanik komposit berpenguat serat salak. Penelitian ini dilakukan
sesuai dengan diagram alir seperti pada gambar 3.1.

START

Study Literatur

Persiapan Bahan dan Alat

Penentuan Komposisi Komposit


dengan perbandingan fiber dan In Work
resin: 60:40, 50:50, 40:60, 30:70 Inspection

Pengujian Impak Pengujian Tarik

Analisa Data
Pengujian Mekanik

Kesimpulan

FINISH

Gambar 3.1 Diagram alir Proses Penelitian

26
27

3.2 Tempat Penelitian


Penelitian dilakukan di laboratorium teknik mesin Jurusan Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Malang.

3.3 Persiapan Bahan dan Alat


Dalam pembuatan komposit maka harus dilakukan persiapan bahan dan
alat yang akan digunakan. Berikut ini yang perlu di persiapkan :
1. Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :
a. Serat Salak
Serat salak yang di gunakan adalah serat pelepah pohon salak. Langkah
untuk mendapatkan serat tersebut dengan memotong pelepah salak 5-10
cm. Kemudian dibelah dan direndam dalam air. Setelah direndam, pelepah
disikat untuk mendapatkan seratnya.
b. Resin Polyester
Sebagai matriks, pada penelitian ini menggunakan resin polyester.
c. Katalis
Katalis yang digunakan memiliki senyawa MEKPO Methyl Ethyl Keton
Peroksid.
2. Alat
Beberapa perlatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Timbangan digital
b. Gelas ukur
c. Gelas dan sendok pengaduk
d. Alat Pendukung yang digunakan diantaranya pisau, sikat gigi, ember,
spidol, penggaris, kuas, dan lain-lain.
e. Cetakan spesimen

3.4 Penentuan Komposisi Spesimen


Komposisi dari resin dan serat secara langsung mempengaruhi sifat-sifat
komposit. Rasio glass to resin adalah perbandingan prosentase serat terhadap
28

resin. Rasio ini dapat ditinjau dari volume atau berat komposit. Sifat-sifat
komposit sangat ditentukan oleh proporsi kedua komponen.
Resin Content (RC) adalah prosentase kandungan resin dalam komposit.
Sedangkan Fiber Content (FC) adalah presentase kandungan fiber dalam
komposit. Sekarang, nilai fraksi volume yang umum digunakan oleh pabrikan
adalah 40% RC dan 60% FC.
Komposisi unsur – unsur penyusun komposit polimer penguat (serat)
ditentukan dengan menggunakan fraksi volume. Salah satu faktor penting
dalam menentukan karakteristik material komposit adalah kandungan atau
persentase antara matriks dan serat. Sehingga sebelum pembuatan komposit
dilakukan desain komposisi antara polimer dan penguat (serat).

3.4.1 Perhitungan Komposisi Komposit Uji Impak


Perhitungan komposit ini berdasarkan perhitungan volume total cetakan.
Ukuran cetakan yang dipergunakan adalah 12.7 x 1.27 x 1.27 cm3. Dengan
fraksi volume serat sebagai berikut:
1) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak.
2) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak.
3) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak.
4) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak.
Berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan, menghitung volume
cetakan dengan asumsi yang dipakai volume cetakan = volume komposit,
sehingga perhitungannya adalah :
 Volume cetakan (Vc)
Vc = p x l x t
=12.7 x 1.27 x 1.27 = 20.48 cm3

Untuk menentukan volume dan massa resin dan serat, digunakan rumus:

1) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak.


 Volume fiber (Vf)

Vf =
29

( )

=6.15 cm3
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
=6.15 x 0.078 = 0.48 gr

 Volume matrik (Vmatrik)


( )

( )

= 14.34 cm3

 Massa matrik (M matrik)

= 14.34 x 1.9 = 27.24 gr


2) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak

 Volume fiber (Vf)

Vf =
( )

= 8.19 cm3

 Massa fiber (Mf)


Mf = Vf x ρf
=8.19 x 0.078 = 0.63 gr
 Volume matrik (Vmatrik)
( )

( )

= 12.29 cm3
30

 Massa matrik (M matrik)

= 12.29 x 1.9 = 23.35 gr


3) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak.
 Volume fiber (Vf)

( )

= 10.24 cm3
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
=10.24 x 0.078 = 0.79 gr
 Volume matrik (Vmatrik)
( )

( )
= 10.24 cm3

 Massa matrik (M matrik)

= 10.24 x 1.9 = 19.46 gr


4) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak.
 Volume fiber (Vf)

Vf =
( )

= 12.29 cm3
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
=12.29 x 0.078 = 0.95 gr
 Volume matrik (Vmatrik)
31

( )

( )

= 8.19 cm3

 Massa matrik (M matrik)

= 8.19 x 1.9 = 15.57 gr

Hasil dari penghitungan diatas kemudian dijadikan data tabel seperti berikut:
Tabel 3.1 Komposisi Resin dan Fiber pada Spesimen Uji Impak
Volume Volume Massa Volume Massa
Fiber Resin Density katalis
cetakan fiber fiber matrik matrik
(%) (%) fiber (ml)
(cm3) (cm3) (gr) (cm3) (gr)
30 70 20.48 6,15 0,48 14,34 27,24 0,078 0,27
40 60 20.48 8,19 0,63 12,29 23,35 0,078 0,23
50 50 20.48 10,24 0,79 10,24 19,46 0,078 0,19
60 40 20.48 12,29 0,95 8,19 15,57 0,078 0,16
32

3.4.2 Perhitungan Komposisi Komposit Uji Tarik


Perhitungan komposit ini berdasarkan perhitungan volume total cetakan.
Ukuran cetakan yang dipergunakan adalah 0.7 x 16.5 x 1.9 cm3. Dengan
fraksi volume serat sebagai berikut:
5) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak.
6) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak.
7) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak.
8) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak.
Berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan, menghitung volume
cetakan dengan asumsi yang dipakai volume cetakan = volume komposit,
sehingga perhitungannya adalah :
 Volume cetakan (Vc)
Vc = 18.36 cm3
Untuk menentukan volume dan massa resin dan serat, digunakan rumus:

5) 70% Resin, dan 30% Serat Pelepah Salak.


 Volume fiber (Vf)

Vf =
( )

= 5.51 cm3
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
=5.51 x 0.078 = 0.43 gr

 Volume matrik (Vmatrik)


( )

( )

= 12.85 cm3

 Massa matrik (M matrik)


33

= 12.85 x 1.9= 24.41 gr

6) 60% Resin, dan 40% Serat Pelepah Salak

 Volume resin (Vf)

Vf =
( )

= 7.34 cm3
 Massa resin (Mf)
Mf = Vf x ρf
= 7.34 x 0.078 = 0.57 gr
 Volume matrik (Vmatrik)
( )

( )

= 11.01 cm3

 Massa matrik (M matrik)

= 11.01 x 1.9 = 20.93 gr


7) 50% Resin, dan 50% Serat Pelepah Salak.
 Volume fiber (Vf)

( )

= 9.18 cm3
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
=9.18 x 0.078 = 0.71 gr
 Volume matrik (Vmatrik)
34

( )

( )

= 9.18 cm3

 Massa matrik (M matrik)

= 9.18 x 1.9 = 17.44 gr


8) 40% Resin, dan 60% Serat Pelepah Salak.
 Volume fiber (Vf)

Vf =
( )

= 11.01 cm3
 Massa fiber (Mf)
Mf = Vf x ρf
=11.01 x 0.078 = 0.85 gr
 Volume matrik (Vmatrik)
( )

( )

= 7.34 cm3

 Massa matrik (M matrik)

= 7.34 x 1.9 = 13.95 gr


35

Hasil dari penghitungan diatas kemudian dijadikan data tabel seperti berikut:
Tabel 3.2 Komposisi Resin dan Fiber pada Spesimen Uji Tarik
Volume Volume Massa Volume Massa
Fiber Resin Density katalis
cetakan fiber fiber matrik matrik
(%) (%) fiber (ml)
(cm3) (cm3) (gr) (cm3) (gr)
30 70 18.36 5,51 0,43 12,85 24,41 0,078 0,24
40 60 18.36 7,34 0,57 11,01 20,93 0,078 0,21
50 50 18.36 9,18 0,71 9,18 17,44 0,078 0,17
60 40 18.36 11,01 0,85 7,34 13,95 0,078 0,14

3.5 Pembuatan Spesimen Komposit


Pada pengujian impak dan pengujian tarik, dibutuhkan spesimen sesuai
dengan ketentuan standar uji ASTM. Spesimen uji tarik dibuat berdasarkan
ASTM D-638-02a. Sedangkan spesimen uji impak dibuat menurut ASTM D6110-
04. Pembuatan spesimen dilakukan dengan metode hand lay-up.
Langkah-langkah pembuatan spesimen adalah sebagai berikut:
1. Menimbang berat resin sesuai dengan presentase resin content.
2. Menyiapkan cetakan spesimen sesuai jenis pengujian, lalu meratakan resin
ke dalam cetakan dengan kuas.

Gambar 3.2 Spesimen Uji Tarik ASTM D-638-02a


36

Tabel 3.3. Dimensi Uji Tarik ASTM D-638-02a


Dimensi Panjang (mm) Toleransi (mm)

W = Width of narrow section 13 ± 0.5

L = Length of narrow section 57 ± 0.5

W0 = Width overall 19 ± 6.4

L0 = Length overall 165 no max

G = Gage length 50 ± 0.25

D = Distance between grips 115 ±5

R = Radius of fillet 76 ±1

Gambar 3.3 Spesimen Uji Impak ASTM D 6110-04


3. Menata serat dalam orientasi 0o-90o dalam cetakan, lalu memasukkan sisa
resin ke dalam cetakan. Usahakan tidak tercipta void.
4. Biarkan hingga benar-benar kering, lalu lepaskan dari cetakan.
5. Setelah spesimen jadi, ratakan permukaan dan sisi-sisi spesimen dengan
menggunakan amplas atau kikir.
Setelah menyelesaikan langkah-langkah tersebut, spesimen siap diuji.
3.6 Uji Impak
Pengujian dilakukan untuk mengukur ketahanan bahan terhadap beban
kejut. Standar uji yang digunakan adalah ASTM D 6110-04. Prosedur pengujian
sesuai standar uji meliputi tahap-tahap berikut ini.
3.5.1 Persiapan Spesimen Uji
a. Menyiapkan spesimen uji sesuai ketentuan ASTM D 6110-04
37

b. Membuat takikan sedalam 0.25 ± 0.05 mm


3.5.2 Persiapan Alat Uji
a. Mengecek kelengkapan dan kondisi mesin. Pengujian ini dilakukan
menggunakan alat uji impak model JB-300 dengan pembebanan 150
Joule dari RRC.
3.5.3 Pengujian Spesimen
a. Mengecek kondisi spesimen dalam grup sampel.
b. Mengukur dan mencatat lebar dari setiap spesimen setelah penakikan.
c. Mengukur dan mencatat kedalaman material yang tersisa di bawah
takikan setiap spesimen.
d. Menempatkan spesimen uji secara horisontal pada support, sehingga
spesimen akan ter-impak pada permukaan yang berlawanan dengan takik.
e. Mengangkat dan menyangga pendulum pada mekanisme pelepas. Nol kan
indikasi energi terserap.
f. Melepaskan pendulum. Membuat ujung pendulum menghantam
specimen. Catat breaking energy yang terindikasi.
g. Hasil dari spesimen yang tidak patah harus dibuang. Spesimen yang tidak
patah seutuhnya menjadi 2 atau lebih potongan tidak dianggap patah.
h. Hitung nilai Impact Resistance masing-masing spesimen, dalam J/m
i. Hitung rata-rata Impact Resistance grup spesimen. Nilai yang didapat dari
spesimen yang tidak rusak tidak dimasukkan dalam rata-rata.
j. Menghitung standar deviasi grup spesimen.

3.7 Uji Tarik


Pengujian dilakukan untuk mengetahui kekuatan tarik saat di beri beban
tarik. Standar uji yang digunakan adalah ASTM D 638-02a. Prosedur pengujian
sesuai standar uji meliputi tahap-tahap berikut ini.
3.5.1 Persiapan Spesimen Uji
a. Menyiapkan spesimen uji sesuai ketentuan ASTM D 638-02a
3.5.2 Persiapan Alat Uji
a. Mengecek kelengkapan dan kondisi mesin. Pengujian menggunakan
Universal Testing Machine produk SHIMADZU model UH-300kNx C1
38

380 V dengan kapasitas 300kN.


3.5.3 Pengujian Spesimen
a. Mengecek kondisi spesimen dalam grup sampel.
b. Mengukur dan mencatat ketebalan dan lebar specimen menggunakan
micrometer yang sesuai dengan toleransi ±0.025 mm sepanjang narrow
section.
c. Menempatkan spesimen uji pada grip alat uji. Berhati-hati untuk
menyelaraskan sumbu panjang spesimen dan grip. Kencangkan grips
secara merata seperlunya untuk menghindari kemungkinan licin spesimen
selama pengujian, tetapi tidak sampai menghancurkan spesimen.
d. Menarik kearah memanjang secara perlahan.
e. Selama penarikan, setiap saat tercatat dengan grafik yang tersedia pada
mesin sampai spesimen patah.
f. Mengamati dan mencatat gaya pada titik luluhnya dan titik ultimate-nya
juga pertambahan panjang dari spesimen setelah patah.

3.8 Metode Analisa Data


Data yang telah diperoleh setelah pengujian, kemudian akan diolah dan
dianalisa untuk mendapatkan hasil penelitian. Langkah-langkah dalam proses
tersebut adalah:
a. Data yang diperoleh dari uji impak digunakan untuk mencari nilai
ketangguhan komposit serat pelepah salak dalam menerima beban kejut
atau beban impak.
b. Data dari proses uji tarik digunakan untuk menghitung nilai kekuatan tarik
dan modulus elastisitas komposit serat pelepah salak.
c. Hasil olahan data pengujian tersebut kemudian diubah menjadi data grafik
yang kemudian dianalisa menggunakan metode deskriptif.
d. Kemudian menganalisa pengaruh kenaikan resin content terhadap
kekuatan tarik dan impak komposit polimer berpenguat serat pelepah
salak.
e. Menyimpulkan hasil penelitian.

Anda mungkin juga menyukai